Laporan Praktikum Pengecoran Logam
June 28, 2019 | Author: Thomas Adi Oktavianus | Category: N/A
Short Description
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK PENGECORAN LOGAM OLEH : NAMA NIM JURUSAN : THOMAS ADI OKTAVIANUS : 115214063 : TEKNIK...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK PENGECORAN LOGAM
OLEH : NAMA
: THOMAS ADI OKTAVIANUS
NIM
: 115214063
JURUSAN
: TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
I.
Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat melakukan pengecoran logam menggunakan cetakan pasir.
II.
Alat dan Bahan 1. Kompor/tungku peleburan.
7. Gergaji.
2. Kowi.
8. Kikir.
3. Tang tuang.
9. Grafit.
4. Rangka cetak dan perlengkapannya.
10. Logam aluminium.
5. Pola.
11. Pasir cetak.
6. Timbangan.
12. Stopwatch.
III. Dasar Teori Proses pengecoran meliputi : pembuatan cetakan, persiapan dan peleburan logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan proses daur ulang pasir. Produk pengecoran disebut benda cor atau coran. Proses pengecoran secara garis besar dapat dibedakan dalam proses pengecoran dan proses pencetakan. Proses pengecoran tidak menggunakan tekanan sewaktu mengisi rongga cetakan. Sedangkan pada proses pencetakan logam cair ditekan untuk mengisi rongga cetakan. Pada praktikum ini pengecoran dilakukan dengan menggunakan cetakan pasir. Cetakan dibuat dalam rangka cetak yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas disebut kup dan bagian bawah disebut drag. Belahan pola diletakkan diatas papan kayu yang rata dan dimasukkan ke dalam rangka cetak. Lalu rangka cetak diisi dengan pasir danpasir dipadatkan. Sebelumnya pola diolesi dengan grafit supaya pasir tidak lengket pada pola saat diangkat serta membuat cetakan menjadi halus. Untuk mengimbangi penyusutan logam, pada kup dibuat lubang yang memuat cairan logan cadangan. Lubang ini disebut riser atau penambah. System saluran masuk perlu dirancng dengan baik dengan mempertimbangkan factor-faktor sebagai berikut :
1. Aliran logam dapat memasuki rongga cetakan pada dasar atau dekat dasarnya dengan turbolensi seminimal mungkin. Hal ini perlu diperhatikan terutama untuk benda tuang kecil. 2. Pengikisan dinding saluran masuk harus diatur sedemikian sehingga solodifikasi terarah. Solodifikasi hendaknya mulai dari permukaan cetakan kearah logam cair sehingga selalu ada logam cair cadangan untuk menutupi kekurangan akibat penyusutan. 3. Usahakan agar kotoran atau partikel asing tidak dapat masuk kedalam rongga cetakan. Pasir yang digunkan juga ada persyartan antara lain : 1. Permeabilitas yang sesuai. Porositas pasir memungkinkan pelepasan gas dan uap yang terbentuk dalam cetakan. 2. Kekuatan. Pasir harus memiliki gaya kohesi : kadar air dan lempung mempengaruhi sifat-sifat kohesi. 3. Ketahanan terhadap suhu tinggi. Pasir harus tahan terhadap suhu tinggi tanpa melebur. 4. Ukuran dan bentuk butiran. Ukuran butiran pasir harus sesuai dengan sifat permukaan yang dihasilkan. Butiran harus berbentuk tidak teratur sehingga memiliki kekuatan ikatan yang baik.
IV. Metode Praktikum 1. Catat waktu mulai bekerja praktikum pengecoran. 2. Ukur pola yang akan dipakai untuk mencetak dengan cermat dan lengkap (untuk menghitung volumenya). 3. Siapkan pasir cetak. 4. Buatlah cetakan dalam rangka cetakan dengan menggunakan model dan pasir cetak. 5. Timbang berat gas yang akan digunakan untuk peleburan. 6. Siapkan aluminium yang sudah ditimbang dan masukan ke dalam kowi. 7. Letakkan kowi yang sudah berisi aluminium di atas kompor. 8. Nyalakan kompor dan hitung waktu menggunakan stopwatch mulai dari kompor dinyalakan. 9. Tunggu sampai aluminium mencair sambil bersihkan terak aluminium yang mengambang di atas cairan aluminium. 10. Sambil menunggu aluminium mencair sketlah pola dan ukur dimensi pola serta hitung volumenya. 11. Setelah aluminium benar-benar mencair, matikan kompor dan stopwatch dan catat lama waktu peleburan. 12. Siapkan cetakan pasir yang telah dibuat. 13. Tuangkan aluminium cair kedalam cetakan menggunakan tang tuang. 14. Bersamaan dengan selesainya penuangan nyalakan stopwatch hitung lama penyusutan alumunium. 15. Catat lama penyusutan. 16. Timbang kembali tabung gas, catat berapa kg gas yang digunakan untuk proses peleburan. 17. Timbang berat kotor aluminium sebelum bagian tambahannya dipotong. 18. Potong bagian tambahan hasil coran dengan gergaji dan timbang berat bersihnya. 19. Catat semua hasil timbangan. 20. Ukur dimensi hasil coran dan volumenya. 21. Bersihkan tempat praktikum dan bereskan peralatan praktikum. 22. Buat laporan sementara.
V.
Pembahasan Waktu pelaksanaan : Kamis, 2 Mei 2012, pukul 08:00 – 10:00 WITA Tempat pelaksanaan : Lab. Logam kampus III Universitas Sanata Dharma Hasil pengamatan : Benda 1 :
Panjang (mm)
Lebar (mm)
Tinggi (mm)
Volume
Ukuran p1
p2
p3
Pola
38,75
98,15
38,75
10,5
10,15
Coran
37,7
96,55
37,7
11,5
11,10
1
t1
t2
t3
(mm3)
10,15
11,5
11,5
11,5
26434,28
11,5
10,55
10,65
10,65
26882,24
2
3
Berat
Kasar
Bersih
Lama Penuangan
Coran
575 gram
325 gram
120 detik
Rumus Perhitungan : p2 t3
p1 l 2
t2
t1
p3
l 3
l 1
Bagian 1
V1 = p1 x l 1 x t1
Bagian 2
V2 = p2 x l 2 x t2
Bagian 3
V2 = p3 x l 3 x t3
Volume total
Vtot = V1 + V2 +V3
Benda 2 :
Panjang (mm)
Diameter (mm)
Volume (mm3)
Ukuran 1
2
3
d1
d2
d3
Pola
39,80
40
19,90
20
40
30
93658
Coran
38,50
39,65
19,15
20,60
40,55
30,55
96092,72
Kasar
Bersih
Lama Penuangan
250 gram
125 gram
120 detik
Berat Coran
Rumus Perhitungan :
d
II
I
1
h 2
h 1
Bagian 1 Bagian 2
III
V1 = V2 =
d3
h 3
( )
Bagian 3
V3 =
Volume total
Vtot = V1 + V2 + V3
Debit aliran gas :
Lamanya melebur :
1,715 kg/jam
20,58 menit = 0,343 jam
Al yang dilebur :
Sisa Al :
Gas yang digunakan untuk melebur : 27 kg – 26,8 kg = 0,2 kg Al yang dipakai coran :
800 gram
0 gram
800 gram
VI. PENUTUP Demikian laporan praktikum yang saya buat dari hasil praktikum pengecoran logam aluminium, hendaknya laporan ini dapat menjadi bahan penilaian oleh Dosen pengampu mata kuliah Material Teknik II. Saya menyadari masih terdapat begitu banyak kekurangan dalam laporan ini oleh karena itu masukan dari Dosen pengampu sangat saya harapkan demi menyempurnakan laporan-laporan berikutnya.
View more...
Comments