Laporan Praktikum Patologi Dan Kimia Klinik

July 6, 2019 | Author: Pradnya | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

lapran...

Description

 NILAI

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI DAN KIMIA KLINIK PRAKTIKUM I PENETAPAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

Hari, tanggal praktikum

: Jumat 13 April 2018

Ni Putu Devy Pradnya Gunawati NIM 161200112 Kelompok 7 Kelas A1c Farmasi Klinis

JURUSAN FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI DENPASAR 2018

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Untuk menentukan kuantitatif glukosa secara invitro dalam serum.

II. PRINSIP

Glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatis dan adanya glukose oksidase. H2O2 (Hidrogen Peroksida) yang yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4 – amino  phenazone dan katalis peroksidasi membentuk quinoneimine quinoneimine yang berwarna violet. Glukosa + O2 + H2O GOD asam asam – gluko glukosat sat + H2O2 2 H2O2 + 4 – amino phenazo phenazone ne + phenol phenol

POD

quinoneimine + 4 H2O

III. DASAR TEORI

Darah adalah cairan yang terdapat dalam tubuh yang berfungsi mengangkut zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau  bakteri. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45%  bagian dari darah. Bagian 55% yang yang lain berupa berupa cairan kekuningan kekuningan yang yang membentuk medium cairan darah yang disebut disebut plasma darah. Korpskula Korpskula terdiri dari Sel darah merah atau eritrosit (sekitar (s ekitar 99%), Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%), Sel darah putih atau leukosit (0,2%). Plasma darah pada dasar nya adalah larutan air yang mengandung albumin, bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormone, berbagai jenis protein, berbagai jenis garam. (Waterbury L ,1998) Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena mempunyai sifat dapat memutas cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70  –  120  120 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah dapat bertambah setelah kita makan-makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

kembali pada keadaan semula. Pada penderita diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml darah (Podjiadi, 1994).

IV. ALAT DAN BAHAN 1. ALAT

a) Tabung reaksi  b) Raktabung reaksi c) Pipet tetes d) Pipet mikro ( ukuran 10 l dan 1000 l) e) Penangas air f) Alat spektrofotometer g) Sentrifuge h) Beker glass 2. BAHAN

a) Aquadest  b) Serum control c) Sampel darah (Sampel Z) d) Enzim glukosa oksidase e) Sampel standar f) Reagen Reiged

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Siapkan 5 tabung reaksi

Tabung 1 digunakan untuk sampel control, campur reagen sebanyak 1000 μl dan a uade uadest st 10 l lalu lalu beri berikan kan tanda tanda

Tabung 2 untuk sampel standar, campur reagen 1000 μl dan larutan standar 10 μl, lalu berikan tanda

Tabung 3 dan 4, campur reagen 1000 μl dan sampel sebanyak 10 μl, lalu berikan tanda

Inkubasi tabung 1-4 pada suhu 37 0C selama 10 menit

Lalu absorbansi sampel dan standar terhadap control pada panjang gelombang 510 nm(500-550 nm)

Lalu hitung kadar glukosa yang terdapat dalam sampel, standar dan kontrol

 NO 1

Perlakuan Plasma darah 10 µ

Pengamatan Plasma darah berwarna putih agak

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

2

Plasma

3

darah

ditambah Berwarna

merah

muda

(pink

100mcg reagen glukosa

muda)

Diinkubasi selama 10 menit

Berwarna merah muda ( pink)

dengan suhu 37 0C VI. HASI PENGAMATAN

No

Tabung

Absorbansi

Kadar

Rata-rata

(A)

Glukosa

(mg/dl)

Keterangan

(mg/dl)

1

Standar

0.66

-

-

-

2

Sampel

0.64

96.96 mg/dl

95.94

 Normal

1 3

mg/dl

Sampel

0.58

87.83 mg/dl

2 4

95.94

 Normal

mg/dl

Sampel

0.68

3

103.03

95.94

mg/dl mg/dl

mg/dl

 Normal

Tabel Data pengamatan.

Perhitungan

: [Glukosa] = Absorban Absorban sampel x Cont Of Standar Standar (mg/dl) (mg/dl)  Absorban standar

1. Sampel 1 [Glukosa] [Glukosa] = 0.64 x 100 mg/dl mg/dl 0.66 = 96.96 mg/dl

2. Sampel 2 [Glukosa] [Glukosa] = 0.58 x 100 mg/dl mg/dl 0.66

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

3. Sampel 3 [Glukosa] [Glukosa] = 0.68 x 100 mg/dl mg/dl 0.66 = 103.03 mg/dl

4. Rata-rata [Glukosa] = 96.96 mg/dl + 87.83 mg/dl + 103.03 mg/dl 3 = 95.94 mg/dl

VII. PEMBAHASAN

Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Glukosa darah berasal dari glukoneogenesis dan glikogenolisis. Sebagian  besar karbohidrat yang dicerna di dalam makanan akhirnya akan membentuk glukosa. Karbohidrat di dalam makanan yang dicerna secara aktif mengandung residu glukosa, galaktosa, dan fruktosa yang akan dilepas di intestinum yang kemudian diangkut ke hati melalui vena porta hati. Galaktosa dan fruktosa dengan segera dikonfersi menjadi glukosa. Kadar glukosa darah pada orang normal dijaga tubuh agar tetap berada diantara 70-120 mg/dL (4-7 mmol/L) dengan menjaga keseimbangan antara  produksi dan pemakaian glukosa. glukosa. Apabila glukosa darah turun, glukagon dilepas pankreas, glukagon akan mengaktifkan adenilil siklase, enzim ini akan mengkatalisis pembentukan cAMP dari ATP, cAMP akan mengaktifkan cAMP dependent protein kinase, yang selanjutnya akan mengubah fosforilase kinase b a (dengan fosforilasi membutuhkan ATP). Fosforilase kinase a akan mengaktifkan fosforilase (fosforilase fosforilase-P). Selanjutnya fosforilase yang aktif memecah glikogen menghasilkan G 1P. Bersama dgn enzim glukantransferase dan debrancing enzim glikogen akan dipecah semuanya. Bila kadar gula dalam darah melebihi atau kurang dari batas normal maka sistem metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Salah satu contoh penyakit yang

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

 penyakit diabetes melitus yaitu diabetes melitus tipe ti pe 1 (insulin-dependent diabetes mellitus) yaitu kondisi defisiensi produksi insulin oleh pankreas. Kondisi ini hanya  bisa diobati dengan pemberian insulin. Diabetes melitus tipe 2 (non-insulindependent diabetes mellitus) yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk  berespons dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam darah. Diabetes melitus tipe 2 ini lebih banyak ditemukan dan diperkirakan meliputi 90% dari semua kasus diabetes di seluruh dunia (Suryohudoyo 1996).

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk dapat menetapkan kadar glukosa dalam darah. Prinsip yang digunakan dalam praktikum kali ini ialah menggunakan prinsip  spektrofotometri.  spektrofotometri. Prinsip Spektrofotometri memiliki Spektrofotometri memiliki peranan dalam menentukan intensitas warna pada gelombang tertentu. Adapun prinsip kerja dari alat spektrofotometer ini ialah dimana suatu larutan akan menyerap cahaya,  besaran cahya yng dapat diserap atau diabsorban diabsorban akan sebanding dengan konsentrasi analit pada sampel. Sehingga semakin tinggi nilai absorban, maka semakin tinggi  pula konsentrasi dari analit. Perubahan warna yang terjadi pada larutan standard dan sampel setelah di inkubasi selama 10 menit pada suhu 37 0 C disebabkan oleh pengaruh enzim glukosa oksidase yang akan menjadi asam glukonat dan akan terbentuk reaksi hydrogen  peroksida. Adanya aseptor as eptor oksigen hidrogen peroksida yang akan diubah menjadi air dan oksigen oleh enzim peroksidase. Selanjutnya aseptor oksigen akan diubah menjadi senyawa yang berwarna yang itensitasnya dapat dibaca menggunakan spektrofotometer.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Dari pemeriksaan kadar glukosa darah Z dengan menggunakan metode spektofotometri, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah Z pada sampel 1 sebesar 96.96 mg/dl mg/dl. Sampel 2 sebesar 87.83 mg/dl dan sampel 3 sebesar 103.03 mg/dl dengan rata-rata yang diperoleh 95.94 mg/dl. Berdasarkan nilai normal kadar glukos adalam darah yaitu 70-120 mg/dl. Maka dari data tersebut, pada pemeriksaan sampel darah Z pada sampel 1,2, dan 3 tergolong Normal yaitu masih dalam rentas  batas normal 70-120 mg/dl.

VIII. KESIMPULAN

1. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena mempunyai sifat dapat memutas cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di al am, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70 –  70  –  120 mg tiap 100 ml darah. 2. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk dapat menetapkan kadar glukosa dalam darah. Prinsip yang digunakan dalam praktikum kali ini ialah menggunakan prinsip spektrofotometri. prinsip  spektrofotometri. 3. Dari pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan metode spektofotometri, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada sampel 1 sebesar 96.96 mg/dl mg/dl. Sampel 2 sebesar 87.83 mg/dl dan sampel 3 sebesar 103.03 mg/dl dengan rata-rata yang diperoleh 95.94 mg/dl. Berdasarkan nilai normal kadar glukos adalam darah yaitu 70-120 mg/dl. Maka dari data tersebut, pada pemeriksaan sampel darah Z pada sampel 1,2, dan 3 tergolong Normal.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2004). PedomanPraktekLaboratorium (2004).  PedomanPraktekLaboratorium Yang Yang Besar (Good Laboratory Laboratory  Practice).  Practice). Cetakan 3. Jakarta :DirektoratJenderalPelayananMedikDepartemanKesehatan RI. Gandasoebrata. (2007). PenuntunLaboratoriumKlinik  (2007). PenuntunLaboratoriumKlinik . Jakarta: Penerbit Dian Rakyat Hendromartono, Consensus on the Management of Diabetes Mellitus (Perkeni Mellitus  (Perkeni 1998). In Surabaya Diabetes Update. VI. Eds Tjokroprawiro A, Hendromartono, dkk. Surabaya 1999 : 1  –  14  14 Joyce L K. (2006). Buku (2006).  Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik Diagnostik dengan implikasi keperawatan.Jakarta keperawatan.Jakarta : EGC Marks, D.B. (2006). Biokimia (2006).  Biokimia Kedokteran Dasar . ( terjemahan ). Jakarta: EGC. Poedjiadi Anna 1994. Dasar-dasar 1994.  Dasar-dasar Biokimia. Jakarta Biokimia. Jakarta : UI Press. Sacher, Ronald A., Richard A and Mcpherson. 2006. Tinjauan Klinis Hasil  Pemeriksaan Laboratorium, Laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC Sugiyono. (2007). Statistika Penelitian. Penelitian. Ed. 2. Bandung: Alfa beta. Suryohudoyo P & Purnomo SU. 1996.  Dasar Molekuler Diabetes Mellitus (DM),  Naskah Lengkap Surabaya Surabaya Diabetes Update-I : 71-73. Syabatini A. 2010. Analisis 2010.  Analisis Campuran Dua Komponen Komponen Tanpa Pemisahan Pemisahan Dengan Spektrofotometer . Pontianak : UNLAM Press.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF