Laporan Praktikum Paramecium
October 20, 2018 | Author: Prasmita Trishadewi | Category: N/A
Short Description
LAPORAN PRAKTIKUM...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM PARAMECIUM & EUGLENA BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Protozoa merupakan hewan bersel tunggal, berinti sejati (eukariotik) da tidak memiliki dinding sel. Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan zoo yang berarti hewan sehingga dapat diartikan sebagai hewan pertama. Ukurannya antara 3-100 mikron dan merupakan organisme mikroskopis bersifat heterotrof. Tempat hidupnya adalah tempat yang basah yang kaya ka ya zat organic, air tawar atau air laut sebagai zooplankton, zo oplankton, beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista lain protista eukariotik. eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain Contohnya strain mutan mutan algae algae genus genus Chlamydomonas Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
Bentuk tubuh protozoa berbeda-beda pada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cilia) atau bulu cambuk (flagel). Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari makan dan bereproduksi selama kondisi memungkinkan. Jika kondisi tidak memungkinkan kehidupan tropozoit maka protozoa akan membentuk sista. Sista merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat sista protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering atau basah. Pada umumnya berkembang biak dengan membelah diri.
1.2 Tujuan Tujuan pelaksanaan praktikum ini untuk mempelajari dan mengetahui hewan protozoa yang terdapat pada air rendaman jerami.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian protozoa
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih mejemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel,
Bentuk tubuh protozoa berbeda-beda pada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cilia) atau bulu cambuk (flagel). Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari makan dan bereproduksi selama kondisi memungkinkan. Jika kondisi tidak memungkinkan kehidupan tropozoit maka protozoa akan membentuk sista. Sista merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat sista protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering atau basah. Pada umumnya berkembang biak dengan membelah diri.
1.2 Tujuan Tujuan pelaksanaan praktikum ini untuk mempelajari dan mengetahui hewan protozoa yang terdapat pada air rendaman jerami.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian protozoa
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih mejemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel,
namun protoza merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa itu aseluler tetapi keseluruhan organisme dibungkus oleh satu plasma membran (Brotowijoyo, 1986). Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu phylum dari kingdom protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dalam menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari kingdom protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain Membrane plasma, Sitoplasma,Mitikondria. Protozoa berperan sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan untuk komunitas dalam lingkungan akuatik. Sebagai contoh, dalam perairan marin, zooplankton adalah protozoa yang hidup dari fitoplanktop yang fotosintetik. Protozoa berasal dari kata protos berarti pertama dan zoa = zoo berarti hewan, jadi protozoa adalah binatang yang pertama kali ada. Diantara jenisnya ada yang hidup bebas b ebas di alam dan ada pula p ula yang hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia. Jenis yang hidup bebas banyak terdapat di tempat yang becek, genangan air dan kolam, tidak terbatas di air tawar tetapi juga di air asin. Filum protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri atas satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa latin yang berarti “hewan yang pertama” (proto = awal, zoon = hewan ). Hewan filum ini hidup di daerah yang lembab atau berair, misal : di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan di dalam tubuh orgnisme lain. Protozoa ada yang hidup bebas, komensal maupun parasit pada hewan lain. Hewan ini ada yang secara individu (soliter) dan ada pula yang membentuk koloni (Kastawi, dkk.2003). Menurut Radiopoetro (1996) sampai sekarang hewanhewan yang termasuk dalam organisasi tingkat protoplasma ini, tergabung dalam Philum : Protozoa (protos = pertama, awal : zoon = hewan). Sering juga disebut bahwa protozoa ini adalah hewan unicellular, sedang parazoa atau Metazoa adalah multicelluler . hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tubuh satu organisme protozoa dapat disamakan dengan 1 cel parazoa atau metazoa. Ada beberapa protozoa yang menyebabkan penyakit pada binatang, termasuk manusia. Mereka berkembang biak didalam inangnya, kurang lebih sama seperti bakteri.beberapa hanya hidup sebagai parasit obligat an dapat menimbulkan penyakit kronis atau akut pada manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh protozoa pada manusia adalah amebiasis usus, penyakit
tidur afrika, dan malaria. Euglena berbentuk seperti kumparan yang panjangnya bervariasi dari 25-100 mikron. Mempunya sebuah flagellum pada ujung anterior yang dimulai dari kerongkongan. Kedalam kerongkongan itu bermuara pada suatu tempat penampungan (reservoir). Kedalam reservoir itu bermuara beberapa vakuola kontraktil kecil. Dekat reservoir tersebut terdapat srigma merah (dianggap sebagai mata) (eu + Gr. Glene, biji mata). Dalam tubuh hewan biasanya terdapat sejumlah besar kloroplastid. Dalam sitoplasma disimpan karobohidrat sebagai makanan cadangan berupa butir-butir paramilum. Inti tunggal dan di tengah-tengahnya terkumpul kromatin (Brotowijoyo, 1986).
A. Morfologi
Ukuran dan bentuk protozoa sangat beragam. Beberapa bentuk lonjong atau membola, ada juga yang memanjang, ada pula yang polimorfik (mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat – tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya). Beberapa protozoa berdiameter sekecil 1µm; yang lain, seperti amoeba proteus, berukuran 600 µm atau lebih. Sel protozoa yang khas terbungkus oleh membran sitoplasma. Banyak yang dilengkapi dengan lapisan luar sitoplasma, yaitu ektoplasma,
yang dapat dibedakan dari sitoplasma bagian dalam atau
endoplasma. Flagellata Biasanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel atau bersilia.
B. Reproduksi
Protozoa berkembang biak melalui berbagai proses aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual berlangsung dengan pembelahan sel atau pembagian sel. Anak-anak sel dapat berukuran sama atau tak sama. Jika ada dua sel anak, maka proses pembagiannya ialah pembelahan biner. Jika terbentuk banyak anak sel maka berlangsung pembelahan bahurangkap (multiple fision).
Pembelahan dapat terjadi secara membujur sepanjang selnya. Bertunas (berkuncup), yaitu suatu bentuk reproduksi aseksual, juga umum. Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic. Reproduksi seksual terjadi pada berbagai kelompok protozoa. Konjugasi, yang merupakan penyatuan fisik sementara antara dua individu yang dibarengi dengan pertukaran bahan nucleus, hanya dijumpai pada siliata. Beberapa protozoa mempunyai daur reproduksi yang rumit, sebagian dari padanya harus berlangsung dalam inang vertebrata sedangkan sebagian lagi harus terjadi dalam inang-inang lain. C.
Fisiologi
Protozoa atau “first animal” yaitu bentuk sederhana kehidupan hewan, hidupnya bebas di laut, air, tanah bersimbiosis, bergantung pada nutrisi, suhu, pH dan cahaya. Protozoa memiliki karakteristik umum : sel eukariota, tidak memiliki dinding sel, mirip sifat hewan, chemogeterotrophs, makan dengan fagositosis dan pinositosis, nutrisinya berupa hilozoik, saprofitik, saprozoik, holofitik dan parasitic. Reproduksi aseksual dan seksual. Protozoa bersifat parasit dalam keadaan sesuai bentuknya disebut Tropazoit dan jika keadaan ekstrim berbentuk Kista. Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis.
D.
Adaptasi
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri,dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan
populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola. Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel. Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa
yang
mengambil
bentuk
kista
disebut
encystation,
sedangkan
proses
mentransformasikan kembali ke trophozoite disebut excystation. E. Habitat
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.
Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membransel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubahubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat didalam sel antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat Hari
: Senin
Tanggal : 16 April 2012 Tempat : Laboratorium Biologi IAIN Raden Fatah Palembang Waktu
: Pukul 10.00 - 12.00 WIB
3.1 Alat dan bahan Alat
: Pipet Tetes, Mikroskop, Kaca Objek, Cover Objek, Pensil, Penggaris, Kertas Quarto, Penghapus. Bahan
: Air cemaran jerami padi
3.2 Cara kerja 1.
Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan seperti mikroskop , cover
glass, kaca
preparat,pipet tetes, alat tulis dan Air Cemaran Jerami 2. Di ambil satu tetes air cemaran jerami menggunakan pipet tetes dan di letakan di kaca preparat. 3. Kemudian tutup kaca preparat dengan cover glass 4. Setelah itu di letakan di bawah mikroskop dan di amati. 5. Gambar mikroorganisme yang sudah di dapat separi : Paramecium Sp dan Euglena,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Gambar Paramecium Sp
Keterangan
Plasmolena Siliata Proplasma Celah mulut Inti/makronukleus
Gambar Euglena
Keterangan
Inti sel Plasmolema Proplasma flagel
4.2
Pembahasan
1. Paramecium Sp a.
Morfologi Paramecium memiliki tubuh yang seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh cilia atau rambut getar, mempunyai satu makronukleus dan satu atau beberapa mikronukleus, Paramecium bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan melintang, makronukleus membelah secara amitosis sedangkan mikronukleus secara mitosis. Paramecium memiliki tubuh streamline yang dapat digunakan untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh. Paramecium bergerak dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.
b. Anatomi Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus satu, mikronukleus satu atau lebih,dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus sebagai konjugasi . Habitat Paramecium pada air tawar yang berenang. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh . Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat . vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah. Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350 ɰm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan
kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium
bereproduksi secara aseksual
(membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium Sp bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan. Tubuh paramecium memiliki dua vakuola kontraktil dan sejumlah vakuola makanan. Panjang tubuh berkisar antara 80-350 µm. permukaan ventral mengandung celah mulut. paramecium bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan transversal. c.
Habitat Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium Sp mengambil air dari hipotonik lingkungan melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma. Paramecium distribusi diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah.
d. klasifikasi Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut : Kingdom
: Animalia
Philum
: Protozoa
Sub phylum
: Ciliophora
Class
: Ciliate
Subclass
: Holotricha
Ordo
: Hymenostomatida
Family
: Paramecidae
Genus
: Paramaecium
Species
: Paramaecium caudatum
2. Euglena
a.
Morfologi Euglena memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk. Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Euglena juga memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna.
b.
Anatomi Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu panjang dan satu
pendek organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan p embelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru. Sistem sirkulasi euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma. Euglena adalah sel tunggal memanjang runcing diujung posterior, dan tumpul pada ujung anterior. Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap sel Euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga bentuk tubuhnya tetap.
c.
Habitat Euglena berhabitat di habitat air tawar dan melimpah di daerah ini, seperti di kolam
peternakan atau parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran binatang. Euglena dapat hidup
secara autotrop maupun secara heterotrop. Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitop. Euglena adalah hewan bersel satu berwarna hijau, karena berklorofil, merupakan suatu marga dari hewanhewan mastigophora. Hidup dalam kolam dan sering membuat lapisan permukaana air yang berwarna hijau Euglena banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna hijau pada air kolam. Hal in disebabkan hewan tersebut memiliki kloroplas didalam tubuhnya. Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena viridisz.
d. Klasifikasi Hewan-hewan yang termasuk dalam kelas Mastigopora (flagellata) ini mempunyai satu atau lebih flagella (bulu cambuk). Contoh dari Mastigopora (flagellata) hewan ini adalah Euglena viridis, adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut: Philum
: Protozoa
Sub Philum
: Sarcomastigophora
Kelas
: Phitomastigophora
Family
: Euglenoidae
Genus
: Euglena
Species
: Euglena Viridis
BAB V KESIMPULAN
Paramecium Sp merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350ɰm. Paramecium Sp telah memiliki selubung inti (Eukariot). Pada air jerami padi terdapat hewan ber sel satu yaitu Paramecium Sp, euglena. Hewan ber sel satu terdiri dari organel sel: silia, inti sel, plasmolema, flagelata, protoplasma. Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Pada Paramecium Sp terdapat alat gerak’’silia. Sedangkan pada euglena alat gerak berupa flagel.
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
http://huderi.wordpress.com/tag/fisiologi-protozoa http://srisantirahayu.blogspot.com/2010/12/protozoa.html Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta Rusyan, adun.2011. Zoologi invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung. Slamet Adeng dan Madang Kodri. 2008. Zoologi Vertebrata.laboratorium biologi program studi pendidikan biologi FKIP UNSRI. Indralaya Pelczar, Jr Michael J.2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia.Jakarta
Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas.dan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak dengan bentuk Alga (jamak Algae) juga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). serupa benang atau lembaran. Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :
fikosianin klorofil fikosantin fikoeritrin karoten xantofil
: warna biru : warna hijau : warna perang/ coklat : warna merah : warna keemasan : warna kuning
Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makanann ya sendiri). Hampir semua ganggang bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab. Ganggang terbagi menjadi beberapa kelas :
Cyanophyta Chlorophyta Chrysophyta Phaeophyta
(ganggang biru), masih prokaryotik. (ganggang hijau) (ganggang keemasan) (ganggang coklat/ perang)
Rhodophyta
(ganggang merah)
Tumbuhan alga merupakan tumbuhan tahun yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah. Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi sernua selnya selalau jelas mempunyal inti dan plastida dan dalam plastidnya terdapat zat-zat warna derivat kiorofil yaltu kiorofil a, b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadangkadang lebih inenonjol dan menyebabkan ketompok-kelompok ganggang tertentu diberi nama menurut warna tadi. Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita, atau bersel banyak berbentuk lembaran.
1. IV.
Alat dan Bahan
Tabel 1 Alat Prktikum No. Alat 1. Mikroskop
Jumlah 1
2.
Pipet
1
3.
Kaca Objek
3
4.
Kaca Penutup
3
5
Botol Sampel
2
Tabel 2 Bahan Praktikum No. 1.
Bahan Air Parit
Jumlah Secukupnya
2.
Air Kolam
secukupnya
1. V.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam prktikum 2. Setelah alat dan bahan semunya telah siap untuk digunakan maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan kaca objek yang bersih lalu mengambil air sampel dengan menggunakan pipet tetes. 3. Meneteskan sebanyak 1 tetes air sampel ke permukaan kaca objek, lalu menutup kaca objek dengan menggunakan kaca penutup dan diusahakan tidak ada gelembung ketika menutup kaca objek. 4. Melakukan pengamatan mengunakan mikroskop cahaya dan mengambar hasil pengamatan di atas kertas laporan sementara.
1. VI.
Hasil Pengamatan
Tabel 3 Gambar Hasil Pengamatan Dan Gambar Pembanding No Gambar Hasil Pengamatan 1 Euglena SP 2 Closterium SP
Euglena SP Closterium SP
3
Oscillatoria Sp
Oscillatoria Sp
Gambar Pembanding
No 4
Gambar Hasil Pengamatan Coesmarium Sp
Gambar Pembanding Coesmarium Sp
5
Diatone
Diatone
6
Clamydmonas
Clamydmonas
No 7
Gambar Hasil Pengamatan Spiyrogyra
Spiyrogyra
8
Ocilatoria
Ocilatoria
Gambar Pembanding
VII. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada sampel air kolam dan air selokan, kita dapat menemukan beberapa contoh alga antara lain sebagai berikut; 1. Euglena Sp Eulena termasuk dalam tumbuhan ini dikarenakan euglena memiliki kloroplas sehingga Euglena dapat berfotosintesis. Euglena berbentuk lonjong dengan salah satu ujungnya yang meruncing dan terdapat flagel. Flagel pada Euglena selain berfungsi sebagai alat gerak flagel ini juga digunakan menangkap makanan. 1. Closterium Sp Closterium memepunyai bentuk tubuh mirip sepertis sabit dalam bentuk (panjang, melengkung, meruncing di kedua ujungnya); penampang bundar, dinding sel yang halus atau dengan garis bujur, band-band di dinding sel di beberapa spesies; lamina kloroplas bergerigi dan radial diatur, yang membuat penampang berbentuk bintang; pyrenoids sejajar atau tersebar. 1. c.
Ocillatoria Sp
Oscillatoria adalah genus dari berfilamen cyanobacterium yang adalah nama untuk osilasi dalam gerakannya.. Oscillatoria adalah organisme yang mereproduksi dengan fragmentasi Oscillatoria bentuk filamen panjang sel yang dapat masuk ke fragmen disebut hormogonia. Para hormogonia dapat tumbuh menjadi filamen baru yang lebih panjang. Istirahat di filamen biasanya terjadi di mana sel-sel mati (necridia) yang hadir Oscillatoria menggunakan fotosintesis untuk bertahan hidup dan bereproduksi.. Setiap filamen oscillatoria terdiri dari trichome yang terdiri dari baris sel. Ujung trichome berosilasi seperti pendulum.
1. Coesmarium Sp 2. Diatone 3. Clamydmonas Chlamydomonas merupakan tumbuhan uniselular dan bergerak dengan flagelata. Chlamydomonas dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara membentuk zoospora melalui pembelahan inti secara mitosis, sementara reproduksi seksualnya dimulai dengan membelahnya sel dan kemudian menghasilkan gamet jantan atau gamet betina. Kedua jenis gamet tersebut akan dihasilkan dengan bentuk yang dan ukuran yang sama. Kedua gamet tersebut akan membentuk zigot yang dinding selnya tebal atau zigospora. Zigospora tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Setelah terbentuk Zigospora, dinding tebal zigospora akan pecah dan keluar zoospora. Zoospora akan melakukan pembelahan meiosis untuk membentuk sel anak Chlamydomonas
Chlamydomonas merupakan sel haploid berflagela. Selama reproduksi seksual, sel tersebut akan melakukan tiga kali pembelahan mitosis dan membentuk 2-8 sel haploid berflagela.
1. g.
Spiyrogyra
Divisio
:
Chlorophyta
Kelas
:
Chlorophyceae
Ordo
:
Zygnematales
Familia
:
Zygnemataceae
Genus
:
Spirogyra
Spesies
:
Sirogyra sp.
PROTOZOA Protozoa merupakan salah satu kelompok (sub kingdom) dari anggota protista eukariotik . Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama atau mudahnya hewan tingkat rendah yang hanya bersel satu. Habitat protozoa yaitu di tempat yang berair yang kaya zat organic contohnya Amoeba proteus, baik air tawar maupun air asin, ada yang hidup solitaire bebas berenang di air, menempel di suatu tempat, parasite pada tanaman dan hewan maupun manusia sebagai simbiont dan merugikan karena sebagai penyebab penyakit bahkan ada yang menguntungkan dikarenakan ikut membantu menghancurkan atau membusukkan organisme yang telah mati.
A. Karakteristik Umum
Protozoa adalah eukariotik (inti dilindungi membrane inti) sehingga substansi genetik/ kromosom terpisah dengan sitoplasma karena ada pembatas membran inti ( caryotheca).
Selnya tidak memiliki dinding sel, namun jika lingkungan kurang baik dapat membentuk lapisan pelindung yang tebal disebut kista atau cysta setelah lingkungan baik kista pecah.
Bentuk sel umumnya tetap kecuali Rhizopoda.
Bersifat heterotrof artinya makanannya tergantung pada organisme lain (mencari makanan dengan phagositosis atau pinositosis).
Dalam rantai makanan sebagai zooplankton.
Beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak.
Memiliki bentuk tubuh yang berbeda pada tiap fase dalam siklus hidupnya.
Beberapa protozoa memiliki fase vegetative yang bersifat aktif yang disebut tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari makan dan berproduksi
selama
kondisi
lingkungan
memungkinkan.
Jika
kondisi
tidak
memungkinkan kehidupan tropozoit maka protozoa akan membentuk cysta.
Cysta merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat sista protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.
Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, ada juga yang secara konjugasi.
Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) dan bulu cambak (flagel) atau dengan sel itu sendiri.
Pengambilan nutrisi yaitu dengan holozoik (memakan organisme hidup lain), saprozoik (memakan organisme yang telah mati), holofitik atau autotrof (dapat membentuk makanan sendiri melalui fotosintesis), saprofitik (menyerap zat yang terlarut di sekitarnya).
B. Klasifikasi
Berdasarkan strukturnya di bawah mikroskop elektron :
Phylum : Sarcomastigophora, contohnya Tripanosoma sp
Sub-phylum Mastigophora
Sub-phylum Opalinata
Sub-phylum Sarcodina
Phylum : Labyrinthomorpha, contohnya Labyrinthula sp
Phylum : Apicomplexa, contohnya Toxoplasma sp
Phylum : Myxozoa, contohnya Ceratomyxa sp
Phylum : Microspora, contohnya Encephalitozoon sp
Phylum : Ascetospora, contohnya Marteilia sp
Phylum : Ciliophora, contohnya Balantidium sp, Nyctoterus ovalis (hidup sebagai parasite pada organisme lain)
Berdasarkan alat gerak yang dimiliki, maka protozoa dibedakan atas empat kelas yaitu rhizopoda, mastigophora, sporozoa dan ciliata. 1.
Rhizopoda
Rhizopoda atau Sarcodina (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu protozoa yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu) yang merupakan penjuluran dari sitoplasma, misal Amoeba, Foraminifera, Radiolaria, Arcella, Entamoeba coli,dan Entamoeba histolytica. Merupakan hewan mikroskopis yang hidup sebagai massa kecil yang jernih dan bersifat amorf atau dapat berubah – ubah bentuknya. Kelas rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo yakni : a.
Ordo Lobosa, cirinya mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat perbedaan yang jelas antara ektoplasma serta endoplasma.
b. Ordo filose, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan becabang-cabang. c. d.
Ordo foraminifera, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia panjang dah halus. Ordo helioza, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia berbentuk benag yang radien dan antarfilamen tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman.
e.
Ordo radiolarian, cirinya : mmpunyai pseudopodia berupa benang-benang halus yang tersusun radier dan bercabang-cabang membentuk jala (anyaman).
Struktur tubuhnya terdapat bagian nucleus, vacuola makanan, sitoplasma dan lainnya. Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil (Vakuola kontraktil terdapat pada semua rhizopoda
air tawar), sementara hewan parasit tidak ada. Vakuola kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi.
Beberapa spesiesnya memiliki cangkok atau cangkang untuk melindungi selnya. Cangkang tersebut dari silikon (contoh Radiolaria) atau kalsium karbonat (misal Foraminifera). Keduanya hidup di laut. Jika hewan tersebut mati maka cangkangnya tetap utuh dalam waktu yang lama sehingga dapat berubah menjadi fosil. Fosil ini digunakan untuk menentukan umur lapisan bumi atau sebagai petunjuk sejarah bumi. Disamping itu fungsi lainnya adalah digunakan sebagai petunjuk adanya sumber minyak bumi. Perilaku rhizopoda didasarkan pada rangsangan atau respon terhadap berbagai stimulti eksternal maupun internal karena kepekaan protoplasmanya. Hal ini dikarenakan belum dimilikinya system persyarafan. Anggota kelas rhizopoda melakukan perkembangbiakan dengan pembelahan biner dan pencernaan makanan dilakukan secara internal pada vakuola makanan. Sedangkan respirasinya dilakukan secara difusi. Contoh anggota kelas rhizopoda beserta manfaat atau kerugian yang ditimbulkan: Entamoeba histolityca, menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang
o
disebabkan Shigella dysentriae) Entamoeba gingivalis, menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut sehingga
o
mengakibatkan radang gusi (Gingivitis) o
Entamoeba coli, membantu pembentukan vitamin K
o
Foraminifera sp, fosilnya dapat digunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil Foraminifera disebut tanah globigerina.
o
Radiolaria sp, endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok.
o
2.
Entamoeba coli yang hidup di usus sapi dapat membantu pencernaan sapi.
Mastigophora
Semua organisme yang tergolong flagellata memiliki flagellum yang berperan sebagai alat gerak. Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle, sehingga bentuknya relatif tetap dengan ukuran lebih kurang 0,1 mm. Memiliki inti dan pada beberapa species memiliki kloroplas dengan klorofilnya yang berfungsi untuk fotosintesis yaitu yang termasuk pada golongan phytonagellata.
Golongan phytonagellata, misalnya Euglena viridis, Volvax globator (punya kemampuan asimilasi dengan karbon) , Noctiluca millaris.
Golongan Zooflagellata, misalnya Trypanosoma
gambiense, Trypanosoma rhodesiense,
Trypanosoma cruze, Trypanosoma evansi, Trichomonas vaginalis. Bagi anggota kelas mastigophora yang hidup bebas memiliki vakuola kontraktil, sementara yang berupa hewan parasit tidak memiliki. Respirasi maupu ekskresinya dilakukan secara difusi oleh permukaan tubuh. Cara reproduksi mastigophora yaitu :
Vegetatif: pembelahan biner, secara longitudinal. Contohn ya Euglena viridis
Generatif: terjadi pada flagellata berkoloni, misalnya Volvox sp. Proses reproduksi: Sperma x Ovum → Fertilisasi →Zigot → Zigospora → Zoospora → Individu baru Pencernaan dilakukan dengan gerakan flagel sehingga menimbulkan aliran yang mendorong makanan kea rah sel untuk ditelan melalui mulut. Lalu menuju cytopharynx dan dicernakan pada vakuola makanan. Pada flagellata saprophytic nutrition (hidup dengan menghancurkan benda – benda di sekitarnya) pencernaan dilakukan secara absorbsi. Mastighopora yang bersifat parasit adalah genus Trypanosoma dan genus Trichomonas.
1. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense, merupakan parasit dalam plasma darah manusia dan dapat menyebabkan penyakit tidur. Di Afrika penularan dilakukan oleh lalat Tse-tse yaitu Glosina palpalis. 2. Trypanasoma cruzi, penyakit chagas di Amerika 3. Trypanasoma evansi, penyakit sura pada hewan 4. Trypanosoma brucei, penyakit nagana pada sapi dan kerbau 5. Trypanasoma vaginalis, penyebab keputihan pada vagina wanita 6. Trypanasoma foetus, parasit pada vagina sapi
3.
Sporozoa
Sporozoa memiliki tubuh yang sederhana berbentuk bulat panjang dengan sebuah nukleus. Tidak mempunyai alat gerak atau (bergerak dengan sel itu sendiri) maupun vakuola kontraktil. Disebut Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora.
Hampir semua anggota sporozoa adalah parasit, sehingga makanan diambil secara langsung dari hospesnya. Memiliki inti dan pada waktu melakukan pembelahan ganda, inti membelah berulang-ulang, setiap inti membentuk pembungkusnya dan akhirnya dihasilkan individu anak yang cukup banyak. Sporozoa tersebut melakukan respirasi dan ekskresi secara difusi. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Secara vegetative yaitu melalui pembelahan berganda sehingga dihasilkan banyak individu anak. Secara generative yaitu melalui pergiliran keturunan antara fase vegetatif pada tubuh manusia dan fase generatif pada tubuh hospes perantara seperti Plasmodium dengan fase generative pada nyamuk Anopheles betina. Klasifikasi:
Subclassis Telosporidia
•
Ordo Gregarinidia, ex: Monocystis sp
•
Ordo Coccidia, ex: Eimeria sp
•
Ordo Hemosporidia, ex: Plasmodium sp
Subclassis Neosporidia
•
Ordo Myxosporidia, ex: Myxidium
•
Ordo Sarcosporidia, ex: Sarcocystis
Perkembangbiakan atau siklus hidupnya dapat dibagi atas tiga stadium: 1. Schizogoni, terbentuk secara membelah dan terjadi setelah menginfeksi inang 2. Sporogoni , pembentukan spora di luar inang dan merupakan stadium efektif. 3.
Gamogoni / gametogenesis, tahap pembentukan sel-sel gamet terjadi di dalam tubuh inang perantara atau nyamuk.
Genus Plasmodium •
Plasmadium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana dengan gejala demam (masa sporulasi) selang waktu 48 jam.
•
Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria Quartana dengan gejala demam (masa sporulasi) selang waktu 72 jam.
•
Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika dengan gejala demam yang tidak teratur.
•
Plasmadium ovale, disebut malaria ovale tertiana, akan tetapi gejala demamnya lebih ringan daripada malaria tertiana yang disebabkan Plasmodium vivax.
•
Toxoplasma, salah satu penyebab penyakit TORCH yang mengakibatkan kematian janin
Siklus /daur hidup Plasmodium membutuhkan 2 inang mahkluk hidup a.
Tubuh manusia
b. Tubuh nyamuk Anopheles betina
Daur hidup Plasmodium sp : 1. Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit. 2. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 h ari. 3. Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak. 4. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jum lah banyak. 5.
Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam tubuh nyamuk.
6. Di dalam kelenjar ludah nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Lalu terjadi fertilisasi di saluran pencernaan sehingga terbentuklah z igot. 7. Zygot berkembang menjadi ookinet masuk keusus untuk mendapatkan makanan 8.
Ookinet selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk membentuk ookista
9.
Ookista akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.
1. Ookista yang telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah. 1
Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.
4.
Ciliata
Memiliki bentuk relative tetap dan bergerak dengan rambut getar atau disebut cilia. Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu, contoh Paramecium aurelia. Hidup di tempattempat yang berair misal: sawah, rawa, tanah berair dan banyak mengandung bahan organik. Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada. Respirasi dan ekskresi melalui permukaan tubuh. Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan. Sedangkan cara menangkap makanan adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. Anggota ciliata ada yang hidup bebas seperti Paramecium candatum dan adapula yang hidup sebagai parasite seperti Nyctoterus ovalis dan Balantidium coli. Perkembangbiakan ciliate dilakukan dengan cara: 1. Asexual Aseksual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan pembelahan biner dimana sel membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4, 8 dan 16 dst. Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan makronucleus. 2. Sexual (konjugasi) Caranya adalah dua sel saling mendekat, menempel pada bagian mulut sel untuk kawin. Artinya kedua hewan ini sedang mengalami konjugasi. Selanjutnya terbentuk saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan melalui saluran ini terjadi tukar-menukar mikronukleus. Mikronukleus dari sel yang satu pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya. Selanjutnya perhatikan gambar berikut ini: Sedangkan contoh hewan Cilliata yang lainnya adalah a.
Stentor , hidup di sawah-sawah atau air tergenang banyak mengandung bahan organik.
b. Didinium, merupakan pemangsa Paramecium, hidup diperairan yang banyak protozoa. c.
Vorticella, bentuk seperti lonceng, silia terdapar di sekitar mulut sel.
d.
Stylonichia, mirip dengan Paramecium, silia berkelompok disebut sirus, hidup di perairan yang banyak mengandung sampah organik.
DAFTAR PUSTAKA Levine, Norman D. 1995. Protozoologi Veteriner. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sri Dwiastuti dan Puguh Karyanto. 2003. Keanekaragaman dan Klasifikasi Hewan I. Surakarta: UNS Press.
PROTOZOA Protozoa sering dianggap " hewan " bersel tunggal, berinti sejati ( eukariot ), dan tidak memiliki dinding sel. Beberapa protozoa memiliki pelikel, yaitu suatu lapisan protein yang dapat meningkatkan rigiditas membran sel. Selain bertindak sebagai p elindung sel dari tekanan osmotik, pelikel juga berperan dalam menentukan morfologi protozoa. Filum protozoa mencakup lima ribu jenis yang tersebar baik di dalam air tawar, air laut, maupun di tanah. Walaupun kebanyakan protozoa hidup soliter, beberapa ada yang hidup membentuk koloni. Ukuran protozoa bervariasi antara 2µm - 20.000µm ( 2cm )
1. Morfologi Kebanyakan protozoa bersifat polimorfisme, yaitu memiliki bentuk yang berbeda- beda pada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya. Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoid akan aktif mencari makanan dan bereproduksi selama kondisi lingkungan memungkinkan. Bila kondisi tidak memungkinkan dan mengancam kehidupan tropozoid maka protozoa akan membentuk sista. Dalam bentuk sista, protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah yang tersebar pada jarak yang sangat luas. Sista dapat terbentuk dalam kondisi lingkungan yang kekurangan nutrisi, kekeringan temperatur yang tinggi, maupun pH yang rendah. Namun, tidak semua protozoa membentuk sista, contohnya Trichomonas vaginalis yang merupakan organisme patogen pada organ seksual. Beberapa protozoa ada yang bersifat pleomorfik, artinya memiliki bentuk tropozoid yang berbeda- beda. Umumnya, organisme dengan banyak sel inang bersifat pleomorfik, tergantung pada jenis inangnya. Morfologi tropozoid dapat berbeda- beda di dalam jaringan tubuh yang berbeda walaupun dalam inang yang sama. Misalnya, di dalam cairan tubuh, organisme tersebut dapat memiliki flagela, sedangkan di dalam jaringan hati, flagela tersebut dapat hilang.
2. Nutrisi dan Cara Makan
Protozoa bersifat kemoheterotrof dan mendapatkan nutrisinya melalui salah satu dari dua cara, yaitu sebagai berikut :
Osmotrof, yaitu menyerap nutrien terlarut langsung melalui membran sel. Fagotrof, yaitu menelan materi organik atau partikel makanan dengan membentuk vesikel intra sitoplasma yang disebut vakuola makanan. Mekanisme pengolahan makanan seperti ini dikenal sebagaifagositosis, contohnya : Amoeba.
Pada paramecium terdapat struktur yang disebut sitostoma, yang mirip seperti struktur dan fungsi " mulut ". Enzim yang tersimpan dalam lisosom akan dikeluarkan ke dalam vakuola untuk membantu mencerna partikel tersebut sehingga nutrien yang terkandung dalam makanandapat diserap ke dalam sitoplasma, sedangkan sisa- sisa makanan yang tidak tercerna di dalam vakuola akan dikeluarkan dari dalam sel melalui proses ekositosis. Pada proses tersebut, membran vakuola akan melebur dengan membran plasma dan mengeluarkan isi vakuola ke luar sel.
3. Reproduksi Umumnya, protozoa dapat melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Namun, beberapa protozoa tidak memiliki siklus dan sekelompok lainnya memiliki siklus seksual, meskipun tidak berkaitan dengan kelangsungan hidupnya. Reproduksi aseksual dan seksual dapat terjadi di dalam sel inang yang berbeda. Pada dasarnya, reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan ( fission ) yang akan menghasilkan dua atau lebih sel anakan. Beberapa protozoa lain melakukan pembelahan berulang kali ( multiple fission ). Sebelum sel membelah masing- masing akan mendapatkan inti sel yang sama. Sejumlah kecil protozoa memperbanyak diri dengan cara membentuk tunas ( budding ) seperti yang dilakukan oleh sel khamir. Reproduksi seksual terjadi melalui proses pembuahan yang ditandai dengan meleburnya sel reproduktif atau inti sel. Kemudian, sel hasil peleburan akan membelah menghasilkan sel- sel anakan.
4. Klasifikasi Protozoa Protozoa secara tradisional dibagi atas empat kelompok filum berdasarkan kemmpuan gerak serta tipe alat geraknya. Keempat kelompok tersebut adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Sporozoa yang tidak bergerak aktif. Sarcodina yang bergerak dengan kaki semu ( pseudopodia ). Mastigophora yang bergerak dengan flagela. Ciliophora yang bergerak dengan silia.
a. Sporozoa
Semua anggota filum sporozoa tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit intraseluler. Sporozoa memiliki pergiliran antara fase seksual dan aseksual. Beberap a jenis sporozoa melangsungkan siklus aseksual dan seksual pada satu inang yang sama dan beberapa lainnya membutuhkan inang yang berbeda. Secara umum, siklus hidup sporozoa dapat dibagi atas tiga stadium, yaitu :
Skizogoni, yaitu tahap perbanyakan secara aseksual yang terjadi setelah menginfeksi inang, gamogoni, yaitu tahap pembentukan sel- sel gamet, dan sporogoni, yaitu pembentukan spora di luar inang dan merupakan stadium infektif.
Berikut ini beberapa contoh sporozoa. 1. Toxoplasma gondii Jenis ini melakukan fase seksual hanya pada keluarga kucing ( Felidae ) yang merupakan hospes definitif. Fase aseksual berkembang pada tubuh menusia atau mamalia lainnya yang merupakan hospes perantara.Biasanya invasi dari parasit terjadi di usus dan menyebar diseluruh sel atau jaringan tubuh hospes kecuali sel darah merah ( yang tidak berinti ). Infeksi oleh T. gondii pada kehamilan muda menyebabkan keguguran atau lahir dengan kematian. Parasit ini menyerang saraf pusat dan mata yang mengakibatkan kerusakan permanen. 2. Plasmodium Hospes perantaranya manusia, sedangkan hospes definitifnya nyamuk Anopheles betina. Ada empat jenis yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu sebagai berikut :
P. vivax, menyebabkan malaria vivaks yang disebut pula malaria tersiana. Demam penyakit ini biasanya terjadi pada interval 48 jam. P. falciparum, menyebabkan malaria falciparumyang dapat pula disebut sebagai malaria tersiana. Demam penyakit ini tidak teratur dengan p eriodisitas yang tidak jelas P. malariae, menyebabkan malaria malariae atau malaria kuartana karena serangan demam berulang pada tiap hari keempat. P. ovale, menyebabkan malaria ovale dengan gejala mirip malaria vivaks. Malaria ini merupakan jenis ringan dan dapat sembuh sendiri.
b. Sarcodina atau Rhizopoda
Filum ini lebih dikenal umum sebagai Amoeba. Jenis ini dapat ditemukan di perairan tawar maupun di tanah. Ciri kelompok ini bergerak dengan kaki semu atau palsu yang disebut pseudopodia. Reproduksi dilakukan secara aseksual melalui pembelahan biner ( binary fission ), tidak memiliki dinding sel, serta tidak melakukan reproduksi aseksual. Kaki semu pada Amoeba merupakan penjuluran dari sitoplasma yang dapat digunakan sebagai alat gerak atau untuk menelan partikel makanannya. Gerak dari kaki palsu dibantu oleh struktur mikrofilamen dari aktin dan miosin, seperti yang terdapat pad a otot.
View more...
Comments