Laporan Praktikum Morfologi Dan Klasifikasi Tanah
December 17, 2017 | Author: Ade Fitriana | Category: N/A
Short Description
Laporan Praktikum Morfologi dan Klasifikasi Tanah...
Description
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-NYA sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun untuk menyelesaikan mata kuliah Praktikum Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Besar harapan saya agar laporan ini dapat menambah pengetahuan dan referensi bagi pembacanya. Mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan dalam laporan ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata hanya terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan.
Pontianak, 27 Desember 2016
Penyusun
ADRIANUS GAYU ( C1051151025 )
1
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR....................................................................................................1 DAFTAR ISI.................................................................................................................2 DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................3 DAFTAR GAMBAR....................................................................................................4 BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................6 A. LATAR BELAKANG.................................................................................... B. TUJUAN........................................................................................................ BAB 2 METODE PRAKTIKUM................................................................................... A. TEMPAT/LOKASI PRAKTIKUM................................................................ B. ALAT DAN BAHAN..................................................................................... C. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................... A. HASIL............................................................................................................ B. PEMBAHASAN............................................................................................ BAB 4 PENUTUP.......................................................................................................... A. KESIMPULAN.............................................................................................. B. SARAN.......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... LAMPIRAN....................................................................................................................
2
DAFTAR LAMPIRAN
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk memahami hubungan antar jenis tanah,diperlukan pengetahuan yang mampu mengelompokkan tanah secara sistematik sehingga dikenal banyak sekali sistem klasifikasi yang berkembang.Sampai saat ini cukup banyak sistem klasifikasi yang bersifat nasional yang hanya dipakai oleh suatu negara,misalnya sistem klasifikasi Prancis,Kanada,Russia.Sistem klasifikasi internasional yang dipakai oleh banyak negara,misalnya USDA dan FAO.Sistem klasifikasi yang dikembangkan kemungkinan didasarkan atas gatra pedogenesis,agihan secara regional,atau berdasarkan fungsi tanah.Sistem klasifikasi tanah dapat dibedakan atas klasifikasi alami dan klasifikasi teknis. Klasifikasi alami adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimiliki tanpa menghubungkan sama sekali dengan tujuan penggunaannya.Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik,kimia, dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas dan selanjutnya dapat dipergunakan sebagai dasar pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah. Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan pada sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan untuk penggunaan tertentu.Misalnya,untuk menanam tanaman semusim,tanah diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman semusim seperti: keadaan pengatusan,kelerengan,tekstur,pH,dll.Demikian juga,jenis penggunaan yang lain telah disusun sistem klasifikasinya. Dalam praktik,yang dimaksud dengan sistem klasifikasi tanah adalah klasifikasi alami,sedangkan klasifikasi teknis yang dihubungkan dengan masalah penggunaan tertentu disebut klasifikasi kemampuan lahan dan klasifikasi kesesuaian lahan. B. TUJUAN Praktikum Morfologi dan Klasifikasi Tanah bertujuan untuk memberikan pemahaman mendasar kepada mahasiswa dalam proses boring tanah,identifikasi tanah dan proses pengklasifikasian suatu tanah berdasarkan sifat fisik tanah tersebut.
5
BAB 2 METODE PRAKTIKUM A. TEMPAT/LOKASI PRAKTIKUM Praktikum Morfologi dan Klasifikasi Tanah dilaksanakan di 3 tempat yang berbeda yaitu : –
Praktikum ke-1 Dilaksanakan pada hari Kamis,10 November 2016 pukul 11.30 WIB – selesai ; bertempat di Jl. Daya Nasional Di Depan Masjid Muhtadin.
–
Praktikum ke-2 Dilaksanakan pada hari Kamis,17 November 2016 pukul 15.35 WIB – selesai ; bertempat di belakang Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. –
Praktikum ke-3
Dilaksanakan pada hari Kamis,24 November 2016 pukul 15.35 WIB – selesai ; bertempat di belakang Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. B. ALAT DAN BAHAN –
Praktikum ke-1 Alat : Boring tanah mineral ; Buku Munsell ; Cutter ; Meteran ; Gelas aqua bekas (5 buah) ; ATK (termasuk form pengisian morfologi tanah) ; Ranting kayu ; Kamera ; Daun sebagai alas untuk hasil boring tanah ; Rumput untuk pembatas antar lapisan tanah. Bahan : Tanah hasil boring ; Senyawa peroksida ; Air.
–
Praktikum ke-2 Alat : Boring tanah mineral ; Buku Munsell ; Cutter ; Meteran ; Gelas aqua bekas (5 buah) ; ATK (termasuk form pengisian morfologi tanah) ; Ranting kayu ; Kamera ; Daun sebagai alas untuk hasil boring tanah ; Rumput untuk pembatas antar lapisan tanah. Bahan : Tanah hasil boring ; Senyawa peroksida ; Air.
–
Praktikum ke-3 Alat : Boring tanah gambut & perlengkapannya (contoh: spana pembuka tiang boring) ; Buku Munsell ; Cutter ; Meteran ; Gelas aqua bekas (5 buah) ; ATK (termasuk form pengisian morfologi tanah) ; Ranting kayu ; Kamera ; Karung sebagai alas untuk hasil boring tanah ; Rumput untuk pembatas antar lapisan tanah. Bahan : Tanah hasil boring ; Senyawa peroksida ; Air.
6
C. TINJAUAN PUSTAKA Tanah merupakan hasil transformasi zat – zat mineral dan organik pada muka daratan bumi. Komponen tanah (mineral, organik, air dan udara) tersusun antara satu dan yang lain membentuk tubuh tanah. Pada awal perkembangan klasifikasi tanah di Rusia,Eropa,dan Amerika Utara,klasifikasi tanah berdasarkan prinsip zonalitas ditempatkan pada kategori tertinggi (klasifikasi berdasarkan faktor pembentuk tanah). – –
–
Tanah zonal,yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa iklim dan vegetasi (tanah tundra,tanah stepa,tanah hutan,dan tanah tropika). Tanah intrazonal,yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa faktor lokal/setempat,terutama bahan induk dan timbunan (relief)(kalsi-,hali-,tanah hidromorfik). Tanah azonal,yakni tanah yang belum menunjukkan perkembangan profil dan dianggap sebagai awal proses pembentukan tanah (tanah muda,tanah tererosi,tanah koluvial,dan tanah aluvial).
Di Dunia terdapat berbagai jenis sistem klasifikasi tanah.Di Indonesia sendiri,paling sedikit dikenal tiga sistem klasifikasi tanah yang masing–masing dikembangkan oleh USDA (Amerika Serikat), FAO/UNESCO, dan Pusat Penelitian Tanah Bogor. –
–
–
Taksonomi Tanah (USDA) Sistem klasifikasi tanah baru yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dengan nama Soil Taxsonomy (USDA, 1975, 1990) menggunakan enam kategori yaitu Ordo, SubOrdo, Great Group, Sub Group, Family, dan Seri. Sistem ini merupakan sistem yang sangat baik mengenai cara–cara penamaan (tata nama) maupun definisi–definisi mengenai horison–horison penciri ataupun sifat–sifat penciri lain yang digunakan untuk menentukan jenis–jenis tanah. Sistem FAO/UNESCO Sistem ini dibuat dalam rangka pembuatan peta skala 1:5.000.000 oleh FAO/UNESCO. Untuk ini telah dikembangkan suatu sistem klasifikasi dengan dua kategori. Kategori yang pertama kurang lebih setara dengan kategori great group, sedangkan kategori kedua mirip dengan subgroup dalam sistem Taksonomi Tanah USDA. Nama–nama tanah yang diambil dari nama–nama klasik terutama nama–nama tanah Rusia yang sudah terkenal, serta nama–nama tanah yang digunakan di Eropa Barat, Kanada, Amerika Serikat, dan beberapa nama baru yang khusus dikembangkan untuk tujuan ini (misalnya Luvisol dan Acrisol) serta nama-nama tanah yang menyesuaikan dengan daerah setempat. Sistem Pusat Penelitian Tanah Bogor Sistem klasifikasi tanah yang berasal dari Pusat Penelitian Tanah Bogor dan telah banyak dikenal di Indonesia adalah sistem Dudal-Soepraptohardjo (1957). Sistem ini mirip dengan sistem Amerika Serikat terdahulu (Baldwin, Kellog, dan Throp, 1938; Thorp dan Smith, 1949) dengan beberapa modifikasi dan tambahan. Dengan dikenalnya sistem FAO/UNESCO (1974) dan sistem Amerika Serikat yang 7
baru (Soil Taxosonomy, USDA, 1975), sistem tersebut telah mengalami penyempurnaan. Perubahan tersebut terutama menyangkut definisi jenis–jenis tanah (great group) dan macam tanah (subgroup). Dengan perubahan–perubahan definisi tersebut maka disamping nama–nama tanah lama yang tetap dipertahankan dikemukakanlah nama–nama baru yang kebanyakan mirip dengan nama–nama tanah dari FAO/UNESCO, sedang sifat–sifat pembedanya digunakan horison–horison penciri seperti yang dikemukakan oleh USDA dalam Soil Taxosonomy (1975) ataupun oleh FAO/UNESCO dalam Soil Map of the World (1974). Dalam Laporan ini,kami menggunakan cara klasifikasi berdasarkan Klasifikasi USDA (Soil Taxonomy).Laporan ini mencangkup klasifikasi berdasarkan Ordo,Sub Ordo,Great Grup,Sub Grup (family dan seri tidak disertakan). a) Ordo Tanah (1) Entisols (‘ent’= recent,baru).Yaitu,tanah dengan perkecualian,kemungkinan mempunyai epipedon okrik atau horizon albik tanpa menunjukkan perkembangan horizon;terjadi pada bahan aluvium yang muda.Kemungkinan ekuivalensinya adalah tanah aluvial,regosol,dan tanah glei humus rendah. (2) Vertisols (‘ert’ = invert,terbalik).Yaitu,tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut.Dalam keadaan kering dijumpai retakan yang lebar dan dalam,kerapatan lindak antar-retakan cukup tinggi.Tanah mempunyai kemampuan remah sendiri (self churning) dan harus menunjukkan adanya timbulan mikro gilgai,cermin sesar,dan struktur tanah berbentuk baji berukuran sangat kasar.Kurang lebih tanah yang ekuivalen adalah tanah lempung margalitik,grumusol,regurs,tirs,dan tanah kapas hitam. (3) Inceptisols (‘ept’ = inception,awal).Yaitu,Tanah di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi,tetapi tidak menunjukkan adanya iluviasi,eluviasi,dan pelapukan yang ekstrem.Kurang lebih tanah yang ekuivalen adalah tanah brown forest,glei humik,dan glei humik rendah. (4) Aridisols (‘id’ = arida,kering).Yaitu,tanah di wilayah regim kelengasan arida mempunyai epipedon okrik dan satu atau lebih horizon berikut ini: argilik,natrik,kamibik,kalsik,gipsik,salik,atau duripan;tetapi tidak mempunyai oksik atau spodik.Kurang lebih tanah yang ekuivalen adalah tanah cokelat (kemerahan),tanah arida (merah),soloncak,dan sierozems. (5) Molisols (‘oll’ = mollify,lunak).Yaitu,tanah yang mempunyai warna kelam dengan horizon molik di wilayah stepa.Kemungkinan mempunyai horizon argilik,kalsik,dan natrik.Kurang lebih tanah yang ekuivalen dengan tanah cokelat,brunizem,chernozem,chesnut,tanah prairie,rendzina,dan tanah glei-humik. (6) Spodosols (‘od’ = spodos atau abu,podosol).Yaitu,tanah dengan horizon spodik yang mempunyai pelonggokan campuran material amorf bahan organik dan alumunium,dengan atau tanpa besi.Kenampakan profil horizon eluviasi berada di atasnya,yang pada umumnya berwarna kelabu sampai kelabu muda;warna tersebut disebabkan oleh mineral kuarsa yang tidak terselimuti bahan yang lebih halus lainnya.Tanah yang ekuivalen adalah podzolik,podozols,dan podzols air tanah. (7) Alfisols (‘alf’ = pedalfer Al-Fe).Yaiut,tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horizon argilik dengan kejenuhan basa sendang sampai tinggi.Umumnya tanah tidak 8
kering.Tanah yang ekuivalen adalah tanah half-bog,podsolik merah-kuning,dan planosols. (8) Ultisols (‘ult’ = ultimate,final).Yaitu,tanah yang memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa rendah ( 25 cm (di bawah tier permukaan).
BAB 4 PENUTUP
16
A. KESIMPULAN –
Pengklasifikasian tanah dalam praktikum Morfologi dan Klasifikasi Tanah ini merupakan klasifikasi alami,yaitu klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimiliki tanpa menghubungkan sama sekali dengan tujuan penggunaannya.
–
Pengeboran di tanah mineral (Praktikum minggu ke 1) a. Ordo : Entisols b. Sub Ordo : Aquents c. Great Grup : Hydraquents d. Sub Grup : Typic Hydraquents
–
Pengeboran di tanah mineral (praktikum minggu ke 2) a. Ordo : Inceptisol b. Sub Ordo : Aquepts c. Great Grup : Sulfaquepts d. Sub Grup : Hydraquentic Sulfaquepts
–
Pengeboran di tanah organik (praktikum minggu ke 3) a. Ordo : Histosols b. Sub Ordo : Saprist c. Great Grup : Haplosaprists d. Sub Grup : Hemic Haplosaprist B. SARAN
–
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik.Tanah sebagai tubuh alam merupakan tempat beraktifitasnya sebagian makhluk hidup di daratan dan berbagai mikroorganisme maupun makroorganisme.Oleh sebab itu setelah mengetahui pengklasifikasian tanah,maka diharapkan penggunaannya secara bijaksana dan arif guna menjaga kelestarian alam.
DAFTAR PUSTAKA
17
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: PT.Kanisius. Soil Survey Staff,2014. Keys to Soil Taxonomy Twelfth Edition.United States Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service.Washington D.C. US. Website : "Sistem Klasifikasi Tanah".HMIT IPB.21 Juli 2010.27 November 2016.Tersedia dari : http://hmit.lk.ipb.ac.id/2010/07/21/sistem-klasifikasitanah/ "12 Ordo Tanah".Swesty.20 Maret 2014.27 November 2016.Tersedia dari : http://swestycegibol.blogspot.co.id/2014/03/12-ordo-tanah.html
18
View more...
Comments