Laporan Praktikum Marshall

April 12, 2017 | Author: AnisaNurfartejaAmanda | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Praktikum Marshall ...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN PENGUJIAN MARSHALL Laporan Ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Jalan Raya Di Laboratorium Konstruksi Jalan

Mata Kuliah: Konstruksi Jalan Raya

Dosen Pengampu: Faqih Ma’arif, M.Eng.

Disusun oleh: Anisa Nurfarteja Amanda (13505241086)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

3

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan praktikum dan dapat menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan praktikum konstruksi jalan. Adapun tujuan dari Praktikum Konstruksi Jalan yaitu agar mahasiswa memiliki gambaran tentang kegunaan dan manfaat didalam suatu pekerjaan di lapangan. Penyusun menyadari bahwa tersusunnya laporan ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, maka pada kesempatan ini izinkalnlah kami mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang dengan tulus memberikan bantuannya kepada kami yang sangat berharga bagi kami yaitu: 1.

Bapak Faqih Ma’arif, M.Eng, selaku Dosen Pengampu yang selalu membimbing kami.

2. Bapak Sudarman selaku teknisi di ruang praktikum yang selalu membantu dalam penyiapan alat dan bahan pengujian. 3. Saudara Nuruzzaman dan Saudara Maris selaku pendamping selama praktikum berlangsung. 4. Teman-teman satu kelompok yang telah memberikan bantuannya dan masukannya dalam pembuatan laporan ini. 5. Semua pihak yang telah mendukung dan memberi bantuan dalam proses Praktikum Kontruksi Jalan tersebut sehingga dapat berjalan dengan lancar. Pembuatan laporan Praktikum Kontruksi Jalan ini tentunya masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kami mahasiswa khususnya dan semua pihak yang memerlukan. Yogyakarta, 11 Desember 2014 Penulis

4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ DAFTAR ISI.................................................................................................................... DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ DAFTAR TABEL.............................................................................................................. A. JENIS PENGUJIAN..................................................................................................... B. KAJIAN TEORI........................................................................................................... C. ALAT DAN BAHAN................................................................................................... D. LANGKAH KERJA.................................................................................................. E. PENYAJIAN DATA.................................................................................................... F. PEMBAHASAN.......................................................................................................... G. KENDALA PRAKTIKUM........................................................................................ H. KESIMPULAN.......................................................................................................... I. SARAN-SARAN......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... LAMPIRAN....................................................................................................................

5

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Termometer...................................................................................................... Gambar 2. Kompor Listrik................................................................................................ Gambar 3. Ayakan............................................................................................................. Gambar 4 Cetakan Silinder............................................................................................... Gambar 5. Penumbuk........................................................................................................ Gambar 6. Kaleng Agregat................................................................................................ Gambar 7. Ejector.............................................................................................................. Gambar 8. Timbangan....................................................................................................... Gambar 9. Skrap................................................................................................................ Gambar 10. Tang............................................................................................................... Gambar 11. Jangka Sorong................................................................................................ Gambar 12. Piring............................................................................................................. Gambar 13. Mesin Uji Marshall........................................................................................ Gambar 14. Alas Kertas..................................................................................................... Gambar 15. Aspal............................................................................................................ Gambar 16. Agregat.........................................................................................................

6

DAFTAR TABEL Tabel 1. Ketentuan Termometer yang Umum Digunakan................................................. Tabel 2. Hasil Pelaksanaan Persiapan Agregat.................................................................. Tabel 3. Hasil Pengujian Marshall.....................................................................................

7

A. JENIS PENGUJIAN Praktikum konstruksi jalan raya yang terakhir yakni pengujian marshall. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal dan agregat sehingga akan didapatkan suatu campuran aspal yang memenuhi ketentuanketentuan yang telah ditetapkan di dalam kriteria perencanaan. B. KAJIAN TEORI Menurut Sukirman (2003), aspal adalah merupakan senyawa hidrokarbon berwarna coklat gelap atau hitam pekat yang dibentuk dari unsurunsur asphaltenes, resins, dan oils. Aspal pada lapis perkerasan berfungsi sebagai bahan ikat antara agregat untuk membentuk suatu campuran yang kompak, sehingga akan memberikan kekuatan masing-masing agregat (Krebs and Walker, 1971). Selain sebagai bahan ikat, aspal juga berfungsi untuk mengisi rongga antara butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri. Pengujian nilai stabilitas adalah kemampuan maksimum beton aspal padat menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau kemampuan perkerasan jalan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk tetap seperti gelombang, alur, dan bleeding. Pengujian kelelehan (flow) adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01. Berdasarkan SNI 06-2489-1991, Metode pengujian Marshall ini meliputi pengukuran stabilitas dan alir (flow) dari suatu campuran aspal dengan agregat ukuran maksimum 2,54 cm. Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan campuran aspal dengan alat marshall dengan tujuan untuk mendapatkan suatu campuran aspal yang memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam kriteria perencanaan. Yang dimaksud dengan stabilitas adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi alir (flow) yang dinyatakan dalam kilogram sedangkan alir (flow) adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban, dinyatakan dalam mm. Peralatan yang digunakan antara lain:

8

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Tiga buah cetakan benda uji yang berdiameter 10,16 cm dan tinggi 7,62 cm Mesin penumbuk manual atau otomatis Alat pengeluaran benda uji Alat marshall Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu Bak perendam (water bath) Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji Pengukur suhu dari logam (metal thermometer)

C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian marshall adalah sebagai berikut: 1. Alat Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian meliputi: a. Termometer Termometer digunakan sebagai alat pengukur suhu. Termometer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1). Termometer harus dikalibrasi dengan maksimum kesalahan skala tidak melebihi 0,1 ℃

atau dapat juga digunakan pembagian skala

termometer lain yang sama ketelitiannya dan kepekaannya. 2). Termometer yang sesuai dan umum digunakan: Tabel 1. Ketentuan Termometer yang Umum Digunakan No. ASTM 17 C 63 C

Rentang 19 sampai dengan 27 ℃ 8 sampai dengan +32 ℃

(Sumber: RSNI 06-2456-1991) 3). Termometer yang digunakan untuk bak perendam harus dikalibrasi secara periodik dengan cara sesuai ASTM E77.

9

Gambar 1. Termometer (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

b. Kompor Listrik Saat pengujian, kompor listrik digunakan sebagai alat untuk memanaskan aspal.

Gambar 2. Kompor Listrik (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

c. Ayakan Saat pengujian, ayakan digunakan untuk memisahakan butiran agregat sesuai dengan keperluan.

10

Gambar 3. Ayakan (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

d. Silinder Cetakan Cetakan yang memiliki diameter 10,16 cm dan tinggi 7,62 cm lengkap dengan pelat alas dan leher sambung ini digunakan dalam pengujian marshall sebagai cetakan campuran aspal dan agregat.

Gambar 4. Cetakan Silinder (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

e. Penumbuk Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk yang rata dan berbentuk silinder ini memiliki berat 4,536 kg. Alat ini digunakan untuk memadatkan aspal yang berada di dalam cetakan silinder dengan cara penumbukan.

11

Gambar 5. Penumbuk (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

f. Kaleng Agregat Pada pengujian marshall, alat ini digunakan untuk mencampurkan agregat halus agregat kasar, dan aspal.

Gambar 6. Kaleng Agregat (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

g. Ejector Alat ini digunakan untuk mengeluarkan campuran aspak dan agregat yang telah dipadatkan dari dalam cetakan silinder.

12

Gambar 7. Ejector (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

h. Timbangan Saat pengujian, alat ini berfungsi untuk menimbang berat aspal dan agregat yang dibutuhkan.

Gambar 8. Timbangan (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

i. Skrap Alat ini digunakan untuk mengaduk aspal dan agregat saat dipanaskan.

13

Gambar 9. Skrap (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

j. Tang Alat ini digunakan untuk memindahkan piring yang berisi aspal panas dan dituangkan ke dalam kaleng yang berisi agregat.

Gambar 10. Tang (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

k. Jangka Sorong Alat ini digunakan untuk mengukur diameter dan tinggi marshall.

14

Gambar 11. Jangka Sorong (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

l. Piring Saat pengujian marshall, piring digunakan untuk wadah aspal untuk dipanaskan.

Gambar 12. Piring (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

m. Mesin Uji Marshall Alat ini berfungsi untuk menguji kuat tekan marshall.

15

Gambar 13. Mesin Uji Marshall (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

n. Alas Kertas Saat pengujian, alas kertas berfungsi untuk melapisi bagian atas dan bawah aspal saat dimasukkan ke dalam silinder cetakan. Kertas dipotong sesuai dengan ukuran silinder cetakan.

Gambar 14. Alas Kertas (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

2. Bahan Bahan yang digunakan meliputi: a. Aspal Menurut Sukirman (2003), aspal adalah merupakan senyawa hidrokarbon berwarna coklat gelap atau hitam pekat yang dibentuk dari unsur-unsur asphaltenes, resins, dan oils. Aspal pada lapis perkerasan berfungsi sebagai bahan ikat antara agregat untuk membentuk suatu campuran yang kompak, sehingga akan memberikan kekuatan masing-masing agregat (Krebs and Walker, 1971). Selain

16

sebagai bahan ikat, aspal juga berfungsi untuk mengisi rongga antara butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri. Pada temperatur ruang aspal bersifat thermoplastis, sehingga aspal akan mencair jika dipanaskan sampai pada temperatur tertentu dan kembali membeku jika temeratur turun. Bersama agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan. Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan berkisar antara (4-10)% berdasarkan berat campuran, atau (10-15)% berdasarkan volume campuran.

Gambar 15. Aspal (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

b. Agregat Campuran agregat kasar dan agregat halus yang telah disaring untuk pembuatan benda uji marshall.

17

Gambar 16. Agregat (Sumber: Dokumen pribadi, 2014)

D. LANGKAH KERJA Pada setiap pelaksanaan pengujian tentunya harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan sehingga dalam pengujian bisa mendapatkan data-data yang valid. Oleh karena itu, langkah-langkah yang harus dilakukan agar praktikum dapat berjalan dengan aman dan lancar adalah, sebagai berikut: 1. Sebelum memulai pengujian marshall berdoalah terlebih dahulu. 2. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan. 3. Agregat dipanaskan didalam kaleng agregat hingga suhu 140 ° C . 4. Aspal dipanaskan didalam piring hingga suhu 110 ±5 ℃ . 5. Setelah agregat dan aspal dipanaskan dan sudah mencapai suhu yang telah ditentukan, aspal dituangkan ke dalam kaleng agregat dan diaduk hingga merata dan dipanaskan hingga mencapai 150 ° C 6. Cetakan silinder diolesi dengan oli dan kemudian dipanaskan dengan suhu 80 °C . 7. Selembar kertas saring diletakkan didalam cetakan silinder. 8. Campuran agregat dan aspal dituangkan ke dalam silinder dan diratakan permukaannya. 18

9. Silinder diletakkan di alat penumbuk, kemudian aspal ditumbuk sampai 75 kali tumbukan. 10. Silinder diangkat dan dibalik posisinya yakni posisi yang diatas menjadi dibawah dengan dilapisi selembar kertas saring. 11. Langkah ke 9 dilakukan kembali. 12. Cetakkan silinder di letakkan di ejector, kemudian campuran agregat dan aspal dikeluarkan dari cetakan secara perlahan. 13. Campuran agregat dan aspal diletakkan ditempat yang memiliki permukaan yang rata lalu didiamkan selama 24 jam. 14. Setelah didiamkan selama 24 jam, bedan uji diukur tinggi, diameter dan beratnya. 15. Bendauji diletakkan di mesin tekan, dan diatur kedudukan jarum ke angka nol. 16. Mesin tekan dinyalakan, kemudian diamati perputaran jarum lalu dicatat perubahannya. 17. Alat-alat yang telah digunakan dalam praktikum dibersihkan dan dikembalikan ketempat semula. 18. Laporan dibuat lengkap sesuai dengan pedoman yang telah diberikan. E. PENYAJIAN DATA Praktikum pemansan aspal dilaksanakan pada: 1. Waktu Pengujian pemanasan aspal dilaksanakan pada: Hari

: Rabu

Tanggal

: 10 Desember 2014

Jam

: 16:20-18:00 WIB

Cuaca

: Hujan

2. Tempat Pengujian Marshall bertempat di Laboratorium Konstruksi Jalan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.

19

3. Data Hasil Pengujian Setelah dilakukan pengujian diperoleh data sebagai berikut: el 2.

Jenis Agregat Agregat kasar

Agregat Halus

Filler

Lolos ¾ ½ 3/8 #4 #8 #30 #100 #200

Tertahan ½ 3/8 #4 #8 #30 #100 #200 pan Jumlah total

Jumlah (gr) 120 120 192 198 270 132 84 84 1200

Tab

Hasil Pelaksanaan Persiapan Agregat

Tabel 3. Hasil Pengujian Marshall Keterangan Sebelum diuji Rata-rata Sesudah diuji

Diameter (cm) 10,24 10,21 10,23 10,23

Tinggi (cm) 6,94 6,96 6,94 6,95

Uji Tekan

Rata-rata Berdasarkan tabel LOAD

20

Tebal Benda Uji (mm) 68,3 69,9

Angka Koreksi 0,89 0,86

F. PEMBAHASAN Setelah melakukan pengujian campuran aspal dengan alat marshall yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut: 1. Benda uji dengan berat aspal 83,46 gram a. Displacement/Flow = (diameter mula-mula) – (diameter sesudah diuji) 10,23 – (pengujian tidak dilakukan) b. Angka Koreksi Angka koreksi didapat dengan menggunakan tabel angka koreksi stabilitas dengan menghubungkan dengan tinggi / tebal dari benda uji. Tabel 4. Angka Koreksi

(RSNI M-01-2003) Tinggi benda uji = 6,95 cm (69,5 mm) Untuk mencari angka koreksi pada tinggi 69,5 mm digunakan cara Interpolasi. Angka koreksi

= 0,86 – {(0,89 – 0,86) x (69,5- 68,3)} /(69,9 – 68,3) = 0,86 – 0,0225 = 0,8375

2. Beban terkoreksi (stabilitas)

= (Pengujian tidak dilakukan)

3. Marshall Question

= Stabilitas / flow

G. KENDALA PRAKTIKUM Kesulitan dalam pelaksanaan Praktikum Pengujian Marshall adalah sebagai berikut: 1

Alat yang digunakan sudah tidak standar lagi dan sudah lama, sehingga membuat pengukuran menjadi kurang teliti.

2

Alat mengalami kerusakan sehingga pengujian tidak sampai selesai dan membuat kurangnya data perhitungan.

3

Ketersediaan alat yang tidak tercukupi untuk masing-masing kelompok membuat pengujian saling bergantian. 21

4

Tidak tersedianya alat bantu keselamatan seperti sarung tangan dan masker.

5

Pelaksanaan praktikum hingga larut sore mem buat pengujian kurang maksimal.

H. KESIMPULAN

I. SARAN-SARAN Sebaiknya dalam melakukan praktikum disediakan alat yang telah memenuhi standar dan disediakan fasilitas yang menunjang dan memadai sehingga dalam proses pengujian pun terlaksana dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada.

22

DAFTAR PUSTAKA Revisi SNI 06-2456-1991. Uji Penetrasi Aspal: Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. Sukirman, Silvia. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta: Granit.

23

LAMPIRAN

24

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF