Laporan Praktikum Lilin Aromaterapi Kel.3 Kelas 3A 2016

August 23, 2018 | Author: Meylisa Dyah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

tentang praktikum lilin aromaterapi...

Description

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

KETERAMPILAN KIMIA

PEMBUATAN LILIN AROMATERAPI

DISUSUN OLEH :

1.

Fajri Nur Maghfirah

(16312241011) (16312241011)

2.

Aini Putri Ratnasari

(16312241012) (16312241012)

3.

Vina Jazaul Khusna

(16312241013) (16312241013)

4.

Widya Santi Ratna Dewi

(16312241015) (16312241015)

 Nurul Kamalia Habibah

(16312241017) (16312241017)

5.

KELOMPOK

:3

KELAS

: PENDIDIKAN IPA 3A

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017

A. JUDUL PERCOBAAN

Pembuatan Lilin Aromaterapi

B. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengetahui cara membuat lilin aromaterapi 2. Mengetahui

fungsi

masing-masing

bahan

dalam

proses

pembuatan

lilin

aromaterapi

C. LATAR BELAKANG

Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh  bahan bakar padat. Sebelum abad ke-19, bahan bakar yang digunakan biasanya adalah lemak sapi (yang mengandung asam stearat). Sekarang yang digunakan adalah parafin. Pada zaman sekarang ini, lilin jarang sekali digunakan untuk penerangan. Hal ini dikarenakan telah menggunakan penerangan listrik, sehingga penggunaan lilin sebagai penerang tidak efektif kembali. Sekarang ini, lilin lebih banyak digunakan unuk kepentingan lainnya, seperti dalam upacara agama, perayaan ulang tahun,  pewangi ruangan dan lain sebagainya. Lilin aromatherapy bisa dijadikan penghias sekaligus sebagai pewangi ruangan. Lilin ini dapat memberikan ambiance dan atmosfer yang cukup berbeda jika diaplikasikan ke dalam ruangan. Lilin aromatherapy memiliki beragam aroma, seperti  buah-buahan, bunga-bungaan, ataupun rempah-rempah. Lilin ini dapat dibuat sendiri dengan mudah. Kita dapat memvariasikannya dengan bentuk, warna dan aroma yang kita inginkan. Pada praktikum ketrampilan kimia kali ini kita akan membuat lilin aromatherapy sederhana dengan bahan-bahan dan alat yang mudah didapat dan ekonomis, serta dapat memberikan hasil lilin yang dapat menyala dan memberikan efek ketenangan terhadap lingkungan.

D. DASAR TEORI

Sejak 1500 tahun yang lalu, sebelum gas dan listrik menjadi sumberdaya yang umun digunakan, lilinlah yang menjadi sumber penerangan utama. Sampai saat ini lilin tetap menjadi pilihan dan memberikan nuansa baru sebagai alternatif dekorasi ruangan yang akan menciptakan suasana yang berbeda tergantung bentuk, letak, warna dan aksesoris lilin yang dipakai (Murhananto,1999). Sebelum tahun

1854, lilin terbuat dari bahan baku lemak hewan, malam

tawon, dan terkadang diberi campuran asam stearin. Lilin dari lemak hewan menimbulkan asap hitam dan bau tidak sedap, sedangkan lilin dari malam tawon harganya mahal dan sulit didapatkan. Barulah pada abad ke-20, ditemukan bahan baku lilin yang lebih murah, mudah didapat, waktu bakar lebih lama dan lebih mudah diolah, yaitu stearin ( Saraswati, 1985). Parafin adalah bahan baku lilin yang biasa digunakan, parafin adalah nama umum untuk hidrokarbon alkana dengan formula C nH2n+2. Lilin parafin merujuk pada  benda padat dengan n=20. (Murhananto,1999) Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh  bahan bakar padat. Sebelum abad ke-19, bahan bakar yang digunakan biasanya adalah lemak sapi (yang banyak mengandung asam stearat). Dalam kimia, parafin adalah nama umum untuk hidrokarbon alkana dengan formula C nH2n+2. (Saraswati, 1985) Molekul parafin paling simpel adalah metana, CH 4, sebuah gas dalam temperatur ruangan. Anggota sejenis ini yang lebih berat, seperti oktan C 8H18, muncul sebagai cairan pada temperatur ruangan. Bentuk padat parafin, disebut lilin parafin,  berasal dari molekul terberat mulai C20H42  hingga C40H82. Lilin parafin pertama ditemukan oleh Carl Reichenbach tahun 1830. (Ketaren, 1986) Parafin, atau hidrokarbon parafin, juga merupakan nama teknis untuk sebuah alkana pada umumnya, tetapi dalam beberapa hal kata ini merujuk pada satu linear, atau alkana normal - di mana bercabang, atau isoalkana juga disebut isoparafin. Berbeda dari bahan bakar yang dikenal di Britania dan Afrika Selatan sebagai minyak  parafin atau hanya parafin, yang disebut sebagai kerosin di sebagian besar AS, Australia dan Selandia Baru. (Ketaren, 1986)  Namanya berasal dari kata Latin parum (= jarang) + affinis dengan arti seluruhnya "sedikit affinitas", atau "sedikit reaktivitas". Ini diakibatkan oleh alkana yang non kutub dan sedikit gugus fungsional-nya, sangat ti dak reaktif.(Britania, 1991) Lilin aromatherapy adalah salah satu adalah salah satu bentuk diservikasi dari  produk lilin, yaitu aplikasi lain dari cara inhalasi atau penghirupan aromatherapy. Aroma yang muncul saat lilin dibakar akan memberikan rasa tenang, rileks, dan nyaman. (Primadiati, 2002) Pembuatan lilin aromatherapy membutuhkan sterin, paraffin, dan minyak atsiri. Stearin terdapat dalam lemak nabati atau hewani. Stearin juga dapat dibuat

dengan cara mereaksikan asam stearate dengan gliserol pada kondisi tertentu. Stearin memiliki slip melting point pada kisaran 46 o-56oC. Stearin merupakan gliserida yang mempunyai titik cair tinggi karena mengandung asam palmitat dan asam stearate dalam jumlah yang tinggi. Kandungan ini menyebabkan stearin berada pada kondisi  pasta padat pada suhu kamar. (Saraswati, 1985) Paraffin merupakan suatu hidrokarbon yang bentuknya dapat berupa gas tidak  berwarna, cairan putih, atau bentuk padat dengan titik cair rendah. Umumnya paraffin terkandung dalam minyak bumi yang struktur molekulnya terdiri dari normal paraffin yaitu normal oktadekana, normal heksaoktana, iso-parafin, sedikit sikloparafin dari senyawa aromatic. Paraffin terdiri dari tiga jenis, yaitu; soft paraffin wax (30 o-42oC), medium paraffin wax (44 o-46oC), dan hard paraffin wax (50 o-65oC) (Saraswati, 1985). Pada pembuatan lilin, stearin perlu dipanaskan. Tujuan dilakukannya  pemanasan pada stearin adalah untuk mencairkan stearin yang semula berwujud padat  pada titik lelehnya yaitu sekitar 69,60C. fungsi dari stearin adalah untuk memberi  bentuk pada lilin yang dibuat, karena stearin akan menjadi padat setelah mendingin. Sebelum stearin memadat, terlebih dahulu ditambah paraffin dan pewarna. Fungsi  paraffin sebagai bahan bakar untuk lilin agar dapat terbakar. Selain itu tujuan  pencampuran antara paraffin dan stearin adalah agar parfin yang dimasukkan dapat keras karena sifat dasar dari paraffin adalah cenderung lembek dan lentur di bawah titik leburnya, maka digabungkan dengan stearin. Bersama stearin paraffin akan menjadi lilin batangan. (Primadiati, 2002) Asam stearate (Stearic Acid) adalah asam lemak jenuh yang memiliki berbagai kegunaan seperti sebagai komposisi tambahan dalam makanan, kosmetik, dan produk industri. Asam stearate diekstrak dari berbagai jenis lemak hewani, lemak nabati, dan  beberapa jenis minyak lainnya. Senyawa ini juga banyak digunakan untuk mengubah konsistensi atau suhu leleh suatu produk sebagai pelumas, atau untuk mencegah oksidasi. ( Sumardjo,2006) Salah satu penggunaan paling popular asam stearate adalah dalam produksi lilin. Asam ini digunakan untuk mengeraskan dan memperkuat lilin. Asam stearate  juga memiliki pengaruh pada titik leleh lilin sehingga meningkatkan daya tahan atau konsistensi nyala lilin. Kegunaan lain dari asam stearate adalah mencegah oksidasi. Senyawa ini biasanya digunakan untuk melapisi serbuk logam seperti besi dan

aluminium yang digunakan dalam kembang api, sehingga memungkinkannya disimpan dalam waktu lama. (Sumardjo,2006)  Nilam ( Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu lemak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan minyak nilam. Dalam perdagangan internasional minyak nilam dikenal sebagai minyak  patchouli, dari bahasa Tamil  Patchai  (hijau) dan ellai (daun), karena minyaknya disuling dari daun. Aroma minyak nilam dikenal  berat dan kuat dan telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian dan bahan dupa atau setanggi pada tradisi timur. (Kardinan, 2013: 12) Minyak nilam tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya adalah  patchoulol.

Daun dan bunga nilam mengandung minyak ini, tetapi orang

 biasanya mendapatkan minyak nilam dari penyulingan uap terhadap daun keringnya. Minyak nilam yang baik pada umumnya memiliki kadar PA diatas 30%, berwarna kuning jernih, dan memiliki wangi yang khas dan sulit dihilangkan. (Kardinan, 2013: 13) Minyak nilam memiliki aroma yang kuat, minyak ini banyak digunakan dalam industry parfum. Sepertiga dari produk parfum dunia memakai minyak ini. Minyak ini  juga digunakan sebagai pewangi kertas tisu, campuran detergen pencuci pakaian, dan  pewangi ruangan. Fungsi yang lebih tradisional adalah sebagai bahan utama setanggi dan pengusir serangga perusak pakaian. (Kardinan, 2013:15)

E. METODELOGI PERCOBAAN

a. Hari/tanggal

: Senin, 6 November 2017

Waktu

: 7.30-9.10 WIB

Tempat

: Laboratorium PPG, FMIPA, UNY

 b. Alat dan Bahan 1. Alat : a) Beaker glass 50 ml  b) Erlenmeyer c) Batang pengaduk d) Sumbu lilin

e) Lidi f) Penjepit g) Thermometer h) Cetakan lilin i) Kaki tiga  j) Bunsen k) Pembakar spiritus l) Kompor listrik m) Penangas air

2. Bahan a) Parafin 50 gram  b) Asam stearat 5 gram c) Pewarna minyak/krayon d) Minyak nilam 2 ml e) Aromaterapi oil 4 ml

c. Prosedur Kerja

Memanaskan parafin dalam penangas air hingga meleleh

Memanaskan asam stearat pada tempat lain hingga meleleh

Mencampurkan pewarna secukupnya ke dalam lelehan stearat, dan mengaduk hingga homogen

Memasukkan asam stearat ke dalam gelas beaker yang berisi parafin, dan mengaduk hingga homogen

Menambahkan minyak nilam dan minyak aromaterapi pada suhu 40°C, dan mengaduk hingga homogen

Meletakkan sumbu ditengah dan menuangkan pada gelas/ cetakan

Menunggu selama 24 jam sampai lilin memadat F. DATA HASIL PENGAMATAN

1. Organoleptik a.Warna

: Kuning, hijau

 b.Tekstur

: Keras

c.Perabaan : Halus, kesat

2. Rendemen berat sabun Massa sebelum

= 61 gram

Massa sesudah

= 9, 3 gram

Rendemen lilin

= 15,3 %

3. Hasil Praktikan telah membuat lilin berwarna kuning dan kuning lapis hijau, namun ketika dinyalakan tidak beratahan dengan lama

G. ANALISIS DATA

Berat bahan baku

61 gram

Berat total dari kedua

9, 3 gram

lilin yang diperoleh

Rendemen

= =

      ℎ  ℎ 

 x 100%

9,3 61

 x 100%

= 15,3 %

H. PEMBAHASAN

Percobaan yang berjudul “Pembuatan Lilin Aromaterapi” ini dilaksanakan  pada hari Senin tanggal 6 November 2017. Percobaan tersebut bertujuan untuk mengetahui cara membuat lilin aromaterapi dan mengetahui fungsi masing-masing  bahan dalam proses pembuatan lilin aromaterapi. Sebelum memulai percobaan, praktikan perlu untuk mempersiapkan alat dan  bahan. Alat-alat yang digunakan antara lain beaker glass 50 ml, Erlenmeyer, batang  pengaduk, sumbu lilin, lidi, penjepit, thermometer, cetakan lilin, kaki tiga, bunsen,  pembakar spiritus, kompor listrik serta penangas air. Sementara itu, bahan yang diperlukan yaitu paraffin 50 gram, asam stearat 5 gram, pewarna minyak/krayon, minyak nilam 2 ml dan aromaterapi oil 4 ml. Adapun kegunaan dari masing-masing bahan tersebut antara lain; yang  pertama yaitu paraffin digunakan sebagai bahan bakar untuk lilin agar mudah terbakar, lalu asam stearat, penambahan asam stearat berfungsi untuk memberi bentuk pada lilin, karena asam stearat akan memadat setelah dingin, asam stearat juga memiliki  pengaruh pada titik leleh lilin sehingga meningkatkan daya tahan dan konsistensi

nyala lilin, yang ketiga pewarna minyak/ krayon yang berfungsi untuk memberikan warna pada lilin yang dihasilkan, selanjutnya yaitu minyak nilam yang berfungsi sebagai zat pewangi, dan juga dapat menghambat kecepatan penguapan zat pewangi  pada lilin, dan yang terakhir yaitu minyak arpmaterapi/ aromatherapy oil yang  berfungsi untuk memberikan aroma/wangi-wangian pada lilin aromatherapy. Setelah alat dan bahan telah siap, selanjutnya praktikan dapat melakukan  percobaan. Mula – mula praktikan memanaskan parafin dalam penangas air hingga meleleh. Kemudian memanaskan asam stearat pada tempat lain hingga meleleh. Tujuan dilakukannya pemanasan pada asam stearat adalah untuk mencairkan asam stearat yang semula berwujud padat pada titik lelehnya yaitu sekitar 69,6 0C . Langkah selanjutnya yaitu mencampurkan pewarna secukupnya ke dalam lelehan stearat, dan mengaduk hingga homogen. Lalu memasukkan asam stearat ke dalam gelas beaker yang berisi parafin, dan mengaduk hingga homogen. Menurut Vickers et al (1999), pencampuran antara paraffin dan stearin  bertujuan agar paraffin yang dimasukkan dapat keras karena sifat dasar dari paraffin ialah cenderung lembek dan lentur pada temperatur dibawah titik leburnya, maka digabungkan dengan stearin. Selanjutnya praktikan menambahkan minyak nilam dan minyak aromaterapi  pada suhu 40°C, dan mengaduk hingga homogen. Pada praktikum ini, lilin aromaterapi yang dibuat ditambahkan dengan minyak nilam sebagai fiksatif dan juga ditambah minyak aromaterapi. Minyak nilam merupakan zat fiksatif yang mampu mengikat aroma sehingga dapat bertahan lebih lama. Minyak nilam disini akan mengikat aroma dari minyak aromaterapi yang dicampurkan sehingga walaupun lilin lama diletakkan dalam ruang terbuka, aroma minyak aromaterapi tidak cepat hilang. Setelah mencampurkan minyak nilam dan minyak aromaterapi, selanjutnya  praktikan meletakkan sumbu ditengah dengan cara menggantungkan sumbu lilin pada lidi yang diletakkan di atas cetakan lilin. Kemudian praktikan menuangkan cairan lilin  pada gelas/cetakan. Langkah yang terakhir yaitu menunggu selama 24 jam hingga lilin memadat. Hasil yang praktikan peroleh kemudian diuji nyala, seperti yang ditunjukkan  pada gambar di bawah ini :

Gambar 1 : Lilin aromaterapi warna kuning Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2 : Lilin aromaterapi warna kuning lapis hijau Sumber : Dokumentasi Pribadi Berdasarkan uji nyala yang telah praktikan lakukan, dapat praktikan ketahui  bahwa kedua lilin dapat menyala akan tetapi api yang dihasilkan cepat mati karena tenggelam. Menurut literature Guenther (1995), daya bakar dipengaruhi oleh komposisi  bahan yang digunakan pada pembuatan lilin tersebut. Lilin yang memiliki daya bakar terlama cenderung memiliki kandungan stearin yang banyak karena stearin dapat menyebabkan daya tahan lilin lebih lama dan tidak cepat meleleh serta kadar parafin yang tidak sedikit sedangkan lilin akan cepat terbakar apabila daya lelehnya tinggi karena stearin dan parafin yang sedikit sehingga lilin tidak dapat bertahan lama. Hasil data pengujian pada praktikum menunjukkan ketidaksesuaian dengan literatur yang ada dikarenakan lilin yang dihasilkan lunak dan sumbunya terlalu

 pendek. Solusi yang dapat praktikan lakukan yaitu sumbu lilin sebaiknya diganti dengan sumbu yang lebih besar dan stearin atau asam st earatnya ditambah. I.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan, praktikan dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Cara membuat lilin aromaterapi yaitu : a.Memanaskan parafin dalam penangas air hingga meleleh  b.Memanaskan asam stearat pada tempat lain hingga meleleh c.Mencampurkan pewarna secukupnya ke dalam lelehan stearat, dan mengaduk hingga homogeny d.Memasukkan asam stearat ke dalam gelas beaker yang berisi parafin, dan mengaduk hingga homogeny e.Menambahkan minyak nilam dan minyak aromaterapi pada suhu 40°C, dan mengaduk hingga homogeny f. Meletakkan sumbu ditengah dan menuangkan pada gelas/ cetakan g.Menunggu selama 24 jam sampai lilin memadat 2. Fungsi masing-masing bahan dalam proses pembuatan lilin aromaterapi yaitu : a.Parafin Sebagai bahan bakar pembuatan lilin  b.Asam stearat Untuk mengeraskan, memperkuat lilin, meningkatkan daya tahan atau konsistensi nyala lilin dan mencegah oksidasi. c.Pewarna minyak/krayon Untuk memberi warna pada lilin d.Minyak nilam Sebagai zat pewangi, dan juga dapat menghambat kecepatan penguapan zat  pewangi. e.Aromaterapi Untuk memberi aroma/bau pada lilin saat dibakar

J.

JAWABAN PERTANYAAN

1. Apa fungsi penambahan masing-masing bahan? Jawab :



Parafin merupakan bahan utama pembuat lilin aromatherapy. Paraffin sebagai bahan bakar untuk lilin agar mudah terbakar.



Asam stearate ditambahkan berfungsi untuk memberi bentuk pada lilin, karena asam stearat akan memadat setelah dingin. Tujuan pencampuran  paraffin dengan asam stearate adalah agar paraffin yang dimasukkan dapat keras karena sifat dasar dari paraffin adalah cenderung lembek dan lentur  pada temperature di bawah titik leburnya. Bersama asam stearate paraffin akan menjadi lilin batangan. Asam stearate juga memiliki pengaruh pada titik leleh lilin sehingga meningkatkan daya tahan dan konsistensi nyala lilin.



Pewarna minyak/ krayon ditambahkan berfungsi untuk memberikan warna  pada lilin yang dihasilkan.



Minyak nilam ditambahkan berfungsi untuk zat pewangi, dan juga dapat menghambat kecepatan penguapan zat pewangi.



Aromatherapy ditambhkan berfungsi untuk memberikan aroma/ wangiwangian pada lilin aromatherapy.

2. Mengapa dalam melelehkan parafin harus menggunakan panci khusus (atau dalam  percobaan menggunakan penangas air)? Jawab : Karena paraffin akan meleleh pada suhu 50 oC sampai 60oC. Penggunaan penangas air atau panci khusus bertujuan agar suhu yang digunakan untuk melelehkan lilin tidak terlalu tinggi. Sebab lilin akan meleleh pada suhu kisaran 50 oC. jika suhu terlalu tinggi maka akan menyebabkan cairn wax menguap dan bercampur dengan oksigen di udara. 3. Mengapa

pewarna

yang

digunakan

adalah

pewarna

minyak?

Bisakah

menggunakan pewarna yang larut dalam air? Jelaskan! Jawab : Pewarna yang digunakan adalah pewarna yang berbahan dasar minyak, karena sesuai dengan karakter lilin, sehingga dapat bercampur secara homogen. Tidak  bisa menggunakan pewarna yang larut dalam air, karena pewarna tersebut tidak larut dalam lilin atau minyak. Sehingga hanya akan menggumpal dibagian bawah dan tidak dapat tercampur secara homogen dengan lilin.

4. Parafin adalah hidrokarbon, apakah efeknya jika hidrokarbon dibakar? Apakah  produk hasil pembakaran hidrokarbon terlihat ketika lilin dipanaskan? Jelaskan! Jawab : Pembakaran hidrokarbon ada 2 yaitu pembakaran sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan gas karbon dioksida (CO 2) dan air, sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasikan padatan karbon, gas CO, gas CO2, dan air Pada proses pembakaran lilin, terjadi pembakaran sempurna sehingga dihasilkan gas CO2 dan H2O. hasil pembakaran ini tidak terlihat kerena berupa gas.

K. DAFTAR PUSTAKA

Britania. 1991. Parrafin Bahan Pembuat Lilin (terjemahan). Jakarta : Erlangga Guenther, E. 1955.The essential oil . Volume 5. Robert F.K rieger Publishing Co. Inc.Huntington New York. Kardinan, Agus. 2013. Mengenal Lebih Dekat Nilam Tanaman Beraroma Wangi untuk Parfum dan Kosmetika.Bogor : Agromedia Pustaka. Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Lemak dan Pangan. Jakarta : UI Press. Murhananto, Ria Aryasatyani. 1999. Membuat dan Mendekorasi Lilin. Jakarta : Puspa Swara. Primadiati, Rahmi. 2002. Aromatherapi : Perawatan Alami untuk Sehat dan Cantik Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Saraswati. 1985. Berkreasi dengan Lilin. Jakarta : Bhratara Karya Aksara. Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa. Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta : Penebit Buku Kedokteran EGC. Vickers, A dan Zollman. 1999. Pijat Therapies. BMJ. 319 (7219) :1254-1257.

L. LAMPIRAN

Gambar.1. Meletakkan sumbu ditengah cetakan Gambar.2. Memotong sumbu Sumber. Dokumen Pribadi

Sumber. Dokumen Pribadi

Gambar.3. Memanaskan campuran

Gambar.4. Mencampur larutan ketika dipanaskan

Sumber. Dokumen Pribadi

Sumber. Dokumen Pribadi

Gambar.5. Menambahkan minyak nilam Gambar.6. Mencampur larutan ketika dipanaskan Sumber. Dokumen Pribadi

Sumber. Dokumen Pribadi

Gambar.7. Memotong sumbu

Gambar.8. Menyalakan lilin

Sumber. Dokumen Pribadi

Sumber. Dokumen Pribadi

Gambar.9. Lilin menyala

Gambar.10. Lilin hanya menyala sebentar

Sumber. Dokumen Pribadi

Sumber. Dokumen Pribadi

Gambar.11. Lilin mati

Gambar.12. Memotong sumbu

Sumber. Dokumen Pribadi

Sumber. Dokumen Pribadi

Gambar.13.Menyalakan lilin

Gambar.14. Lilin menyala

Sumber. Dokumen Pribadi

Sumber. Dokumen Pribadi

Gambar.15.Lilin menyala sebentar

Gambar.16. Lilin mati

Sumber. Dokumen Pribadi

Sumber. Dokumen Pribadi

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF