Laporan Praktikum Las Smaw

November 3, 2018 | Author: riky sofyan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

las...

Description

OLEH :

FATIN YUNIARTI 031500428 ELEKTROMEKANIK TEKNO FISIKA NUKLIR PRAKTIKUM TEKNIK MANUFAKTUR II SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BATAN YOGYAKARTA 2015/2016

A. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui alat dan kelengkapan pada mesin las busur listrik Shielded metal arc welding (SMAW) dan Oxy Asetiline Welding (OAW) 2. Mahasiswa mengetahui APD yang digunakan. 3. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin las busur listrik (Shielded metal arc welding (SMAW) dan Oxy Asetiline Welding (OAW) 4. Mahasiswa mengetahui penyebab dan kendala yang di alami selama kegiatan praktik pengelasan. B. Dasar Teori Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual Metal Arc Welding (MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam induk/benda kerja(base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin las. Elektroda yang dipakai berupa kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag), Tegangan yang digunakan pada las busur listrik sangat menentukan terjadinya loncatan bunga api, semakin besar tegangan semakin mudah terjadi loncatan bunga api listrik. Hal yang perlu diperhatikan, bahwa tegangan yang tinggi akan membahayakan operator las, karena tubuh manusia hanya mampu menderita tegangan listrik sekitar 42 volt. Selain penggunaan arus dan tegangan yang bisa membahayakan operator, nyala busur listrik juga memancarkan sinar ultra violet dan sinar infra merah yang berinteraksi sangat tinggi. Pancaran atau radiasi dari sinar tersebut sangat membahayakan mata maupun kulit manusia (Bintoro, 1999). Keuntungan pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW) 1. Biaya awal invesmen rendah 2. Secara operasional handal dan sederhana 3. Biaya material pengisi rendah 4. Material pengisi dapat bermacam-macam 5. Pada semua material dapat memakai peralatan yang sama 6. Dapat dikerjakan pada ketebalan berapapun 7. Dapat dikerjakan dengan semua posisi pengelasan Kekurangan dari pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW) 1. Lambat, dalam penggantian elektroda 2. Terdapat slag yang harus dihilangkan 3. Pada low hydrogen electrode perlu penyimpanan khusus 4. Efisiensi endapan rendah. Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual, dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala

(flame)gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan. Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga dipergunakan sebagai: preheating, brazing, cutting danhard facing. Penggunaan untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi (repair & maintenance). Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon, terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat dilas dengan las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal). Disamping gas acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane, untuk logam –logam dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran gas-gas tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara dimana udara sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%), argon (0,9 %), neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas. C. Alat dan Bahan 1. Sarung tangan kulit atau terpal. 2. Penutup dada dari terpal atau kulit. 3. Kaca mata pengaman ( gogle ). 4. Sepatu kulit atau yang tidak tembus spater. 5. Palu ketok las. 6. Sikat baja. 7. Mesin las. 8. Elektroda. 9. Meja las. 10. Bahan atau media yang akan di Las. D. Langkah Kerja 1. Periksa dan persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan. 2. Gunakan alat pelindung 3. Bersihkan permukaan plat logam dengan sikat baja 4. Persiapkan mesin las. Meliputi : 1) Hubungkan mesin las ke sumber arus. 2) Jepitkan penjepit masa mesin las pada meja las/meja kerja, pastikan  jepitan tidak pada bagian yang terdapat cat atau bagian yang dapat menghambat jalanya arus. 3) Atur arus mesin las sesuai tebal benda kerja dan diameter elektroda yang akan digunakan. Untuk menentukan besar arus kita sesuaikan dengan diameter elektroda dan ketebalan logam yang akan kita las. Semakin tebal logam yang akan dilas, semakin besar arus yang dibutuhkan untuk menghasilkan hasil lasan yang maksimal. 4) Pasang elektroda pada pemegang elektroda. 5) Lakukan penyalaan elektroda terlebih dahulu sebelum melakukan pengelasan. 6) Lakukan pemanasan/latihan dengan mengelas logam lain terlebih dahulu sebelum mengelas benda kerja

7) Setelah melakukan pemanasan/latihan, pada salah 1 sisi benda kerja dilas dengan meja kerja agar benda kerja tidak bergerak ketika di las 8) Las permukaan plat logam dari ujung kiri ke ujung kanan secara perlahan agar hasilnya lurus 9) Ulangi langkah 8 sebanyak 2 kali di plat logam yang sama di bawah lasan yang pertama. 10) Setelah selesai dinginkan benda kerja (bisa didinginkan dengan dicelupkan ke dalam air atau bisa juga didinginkan dengan dibiarkan di udara luar), setelah itu bersihkan terak pada hasil lasan dengan cara dipukul dengan palu terak atau alat lain yang efektif 11) Hasil lasan dapat terlihat setelah terak dibersihkan. 12) Matikan mesin las. 13) Bereskan alat-alat pengelasan. E. Pembahasan Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Prinsip las listrik ialah menyambung logam dengan cara mencairkan logam menggunakan sumber panas dari bunga api listrik. Bunga api listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus listrik. Pengapi listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus listrik melalui elektroda yang didekatkan pada bagian yang akan disambung dan sekaligus elektroda yang telah diberi bahan pelapis berfungsi sebaga kawat las atau kawat pengisi. 1. Pada salah 1 sisi benda kerja dilas dengan meja kerja agar benda kerja tidak bergerak ketika di las Hambatan : benda kerja kerap tergeser dan lepas jika terjatuh dari meja kerja, ujung elektroda tidak stabil ketika digunakan mengelas jika elektroda masih panjang. Cara mengatasi : meminta bantuan orang lain untuk memegangi benda kerja supaya tetap pada tempatnya saat dilas dan memakai elektroda yang sudah lebih pendek untuk melakukan pengelasan ini. 2. Las permukaan plat logam dari ujung kiri ke ujung kanan secara perlahan agar hasilnya lurus Hambatan : elektroda tergeser dan lasan menjadi tidak lurus, terlalu cepat menggeser elektroda sehingga hasil lasan terputus-putus atau menggeser elektoda terlalu lambat sehingga hasil lasan terlalu besar dan elektroda habis. Cara mengatasi : sering berlatih mengelas terlebih dahulu, ketika mengelas harus konstan agar lurus dan tidak terputus-putus atau terlalu besar. Pada praktikum las ini kekurangan yang saya alami adalah bentuk alur atau hasil lasan yang saya kerjakan tidak lurus disebabkan kurang konstannya saya dalam penggeseran elektroda.

F. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat saya simpulkan bahwa : 1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka waktu yang tidak singkat. 2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya). Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat dan stabil. 3. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung elektroda tidak stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar. Tetapi jika elektroda sudah setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil. 4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati. G. SARAN Saran yang dapat saya sampaikan setelah praktikum ini adalah : 1. Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang, sebelum praktikum pengelasan sebaiknya melakukan latihan beberapa kali untuk melatih feeling atau insting mengelas sehingga saat praktikum tidak perlu pemanasan terlalu lama. 2. Sabaiknya jadwal untuk praktikum diperbanyak

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF