Laporan praktikum Kurva Sigmoid

February 24, 2019 | Author: Maximus Tigo Busak | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

fiyghdfgs...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN ( KURVA SIGMOID PERTUMBUHAN )

Disusun oleh: MAIMUS TIGO F!"##$!%&

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TAN'UNGPURA $!#%

ABSTRAK 

Setiap Setiap makhlu makhluk k hidup hidup termas termasuk uk tumbuh tumbuhan an mengal mengalami ami pertum pertumbuha buhan n dan  perkembangan.

Dalam Dalam

pros proses es

pert pertum umbu buha han n

terj terjad adii

pena penamb mbah ahan an

ukur ukuran an..

Pros Proses es

 pertumbuhan menunjukkan suatu perubahan dan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva  pertumbuhan. Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk huruf S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid ini berlaku bagi tumbuhan lengkap, bagianbagiannya ataupun selselnya. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum mengenai kurva sigmoid pertubuhan ini yang bertujuan untuk mengukur laju tumbuh tanaman jagung. !erdasarkan per"obaan yang dilakukan diperoleh diperoleh bahwa  pertumbuhan tanaman jagung mengalami # fase yaitu fase

logaritmik, fase konstan dan fase penuaan. $ase logaritmik menunjukkan bahwa laju  pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase konstan konstan tidak tidak terjad terjadii pertum pertumbuha buhan n se"ara se"ara signif signifika ikan. n. $ase $ase penuaan penuaan terjadi terjadi saat saat tumb tumbuh uhan an meng mengal alam amii fase fase pert pertum umbu buha han n yang yang mula mulaii menu menuru run n dan dan lamb lambat at.. Pertum Pertumbuha buhan n tanama tanaman n jagung jagung terseb tersebut ut dipenga dipengaruh ruhii oleh oleh bebera beberapa pa faktor faktor sepert sepertii  jumlah populasi tanaman, hormon, kondisi "ua"a, serta suhu udara dan suhu tanah. Kata kun"i : kun"i : Fase kumulatif, Fase linear, Fase penuaan, Jagung (Zea mays), kurva  sigmoid, destruktif, nondestruktif.

PENDAHULUAN

Proses pertumbuhan merupakan hal yang men"irikan suatu perkembangan bagi makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan terjadi penambahan dan perubahan volume sel se"ara signifikan seiring dengan  berjalannya

waktu

dan

bertambahnya

umur

tanaman.

Proses

pertumbuhan

menunjukkan suatu perubahan dan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva%diagram  pertumbuhan. Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan suatu kurva  berbentuk huruf S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid ini berlaku bagi tumbuhan lengkap, bagianbagiannya ataupun selselnya &Latunra, dkk.'(()*. Salah satu "iri organisme adalah tumbuhdan berkembang. +umbuhan tumbuh dari ke"il menjadi besar dan berkembang dari satu sel igot menjadi embr io kemudian menjadi individu dewasa &-ampbell '(('*. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumah sel se"ara irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula &Syamsuri '((*. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi protein, sedangkan pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel &Kaufman, /)01*. Proses tumbuh dapat dilihat pada selang waktu tertentu, di mana setiap pertumbuhan tanaman akan menunjukkan suatu  perubahan dan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva atau diagra m pertumbuhan. Kurva sederhana sering berguna dalam perujukan berbagai data yang terukur  &Salisbury, /))1*. Kurva sigmoid yaitu kurva pertumbuhan "epat pada fase vegetatif  sampai titik tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun pada fase senesen. Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. +iga fase utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik,

fase linier dan fase penuaan. Pada fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organisme. Semakin besar organisme, semakin "epat ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung se"ara konstan. $ase penuaan di"irikan oleh laju pertumbuhan yang menurun, saat tumbuhan sudah men"apai kematangan dan mulai menua. Pertumbuhan tanaman mulamula lambat, kemudian berangsurangsur lebih "epat sampai ter"apai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. 2pabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid &bentuk S*. !entuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi  penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasivariasi di dalam lingkungan. 3kuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor  keturunan dan lingkungan &Solin, '(()*. Pertumbuhan tanaman mulamula lambat  biasanya tumbuhan mengalami fase adaptasi terhadap lingkungan tumbuhnya. Kurva pertumbuhan berbentuk S &sigmoid* yang ideal yang dihasilkan oleh  banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun bertahunan, Pada fase logaritmik ukuran &4* bertambah se"ara eksponensial sejalan dengan waktu &t*. 5ni berarti laju kurva pertumbuhan &d4%dt* lambat pada awalnya. +etapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan organisme, semakin besar organisme semakin "epat ia tumbuh. $ase pertumbuhan logaritmik   juga menunjukkan sel tunggal. $ase ini adalah fase dimana tumbuhan tumbuh se"ara lambat dan "enderung singkat. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung se"ara konstan, biasanya  pada waktu maksimum selama beberapa waktu lamanya. Laju pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman oleh bagian mendatar kurva laju tumbuh dibagian bawah. $ase senes"en"e

ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah men"apai kematangan dan mulai menua. &Salisbury,/))1*. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat dibalikkan dalam ukuran pada sistem biologi. Se"ara umum pertumbuhan berarti pertambahan ukuran karena organisme multisel tumbuh dari igot, pertumbuhan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan biologis terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertambahan volume sel dan pertambahan jumlah sel. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi protein, sedangkan  pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel &Kaufman, dkk., /)01*. !anyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor  genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari "ahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. 3ntuk proses perke"ambahan banyak di pengaruhi oleh faktor "ahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. 6enurut leteratur   perke"ambahan di pengaruhi oleh hormon au7in, jika melakukan perke"ambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih "epat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon au7in sangat peka terhadap "ahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perke"ambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon au7in yang aktif se"ara merata ketika terkena "ahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas &Soerga, '(()*. Pertumbuhan biologis terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi protein, organelorganel dan bahanbahan penyusun sel yang lain. Sedang pertambahan  jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel. Pertumbuhan akar tanaman merupakan

hasil dari pertumbuhan jumlah sel dan pertambahan volume sel se"ara bersamasama &Soerga, '(()*. Pada setiap tahap dalam kehidupan suatu tumbuhan, sensitivitas terhadap lingkungan dan koordinasi respons sangat jelas terlihat. +umbuhan dapat mengindera gravitasi dan arah "ahaya dan menanggapi stimulusstimulus ini dengan "ara yang kelihatannya sangat wajar bagi kita. Seleksi alam lebih menyukai mekanisme respons tumbuhan yang meningkatkan keberhasilan reproduktif, namun ini mengimplikasikan tidak adanya peren"anaan yang disengaja pada bagian dari tumbuhan tersebut &-ampbell, '(('*. Pertumbuhan biologis terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi protein, organelorganel dan bahanbahan penyusun sel yang lain. Sedang pertambahan  jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel. Pertumbuhan akar tanaman merupakan hasil dari pertumbuhan jumlah sel dan pertambahan volume sel se"ara bersamasama &Soerga, '(()*. Pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter  dibawah ujung &tunas*. Sedangkan pertambahan panjang tiap lokus pada akar tidak  diketahui pertambahan panjang terbesar dikarenakan ke"ambah mati &Salisbury dan 8oss, /))1*. +eorinya, semua "iri pertumbuhan bisa diukur, tapi ada dua ma"am  pengukuran yang laim digunakan untuk mengukur pertambahan volume atau massa. 9ang paling umum, pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena organisme multisel tumbuh dari igot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pada

 banyak kajian, pertumbuhan perlu diukur. Pertambahan volume &ukuran* sering ditentukan denagn "ara mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti panjang &misalnya, tinggi batang* atau luas &misalnya, diameter batang*, atau luas &misalnya, luas daun*. Pengukuran volume, misalnya dengan "ara pemindahan air, bersifat tidak  merusak, sehingga tumbuhan yang sama dapat diukur berulangulang pada waktu yang berbeda &Salisbury dan 8oss, /))1*. Pertumbuhan tanaman mulamula lambat, kemudian berangsurangsur lebih "epat sampai ter"apai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. 2pabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid &bentuk S*. !entuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi  penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasivariasi di dalam lingkungan. 3kuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor  keturunan dan lingkungan &+jitrosomo, /)))*. Kurva sigmoid yaitu pertumbuhan "epat pada fase vegetatif sampai titik  tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun  pada fase senesen &2nonim, '((:*. !eberapa "ara tersedia dalam pendekatan pada sistem seperti sistem tanaman dengan produk biomassa yang meningkat se"ara sigmoid dengan waktu untuk  mendapatkan faktorfaktor dan proses hipotetik. 6enerapkan fenomena yang sudah dikenal "ukup baik kepada suatu sistem yang sedang dipelajari merupakan suatu  pendekatan yang umum dilakukan. Pada suatu waktu, distribusi at dalam setiap tempat dalam ruangan akan menunjukkan hubungan yang berbentuk sigmoid &Sitompul dan ;uritno, /))1* Laju pertumbuhan relative &relative growth rate* menunjukkan peningkatan  berat kering dalam suatu interval waktu dalam hubungannya dengan berat asal.

Dalam situasi praktis, ratarata pertumbuhan laju relative dihitung dari pengukuran yang di ambil pada waktu t/ dan t' &Susilo, /))/* Kurva pertumbuhan berbentuk S &sigmoid* yang ideal. +iga fase utama  biasanya mudah dikenali< fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran &v* bertambah se"ara eksponensial sejalan dengan waktu &t*. 5ni  berarti bahwa laju pertumbuhan &dv%dt* lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung se"ara konstan. $ase penuaan di"irikan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah men"apai kematangan dan mulai menua &Salisbury dan 8oss, /))'*. Pertumbuhan ka"ang merah & Phaseolus vulgaris* jika digambarkan dalam grafik akan membentuk kurva sigmoid &bentuk S*. Kurva ini menggambarkan baik   pertumbuhan tinggi tanaman maupun jumlah daun. Keduanya dalam bentuk sigmoid. =al ini sesuai dengan literatur +jitrosomo &/))/* yang menyatakan bahwa  pertumbuhan tanaman mulamula lambat, kemudian berangsurberangsur menjadi lebih "epat sampai ter"apai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. 2pabila digambarkan dalam grafik dalam waktu tertentu akan terbentuk kurva sigmoid &bentuk S* &Solin, '(()*. Pengukuran daun tanaman mulai dari waktu embrio dengan menggunakan kurva sigmoid juga memiliki hubungan erat dengan perke"ambahan biji tersebut yang otomatis juga dipengaruhi oleh waktu dormansi karena periode dormansi juga merupakan persyaratan bagi perke"ambahan banyak biji. 2da bukti bahwa pen"egah kimia terdapat di dalam biji ketika terbentuk. Pen"egah ini lambat laun dipe"ah pada suhu rendah sampai tidak lagi memadai untuk menghalangi perke"ambahan ketika kondisi lainnya menjadi baik. >aktu dormansi berakhir umumnya didasarkan atas suatu ukuran yang bersifat kuantitatif. 3ntuk tunas dan biji dormansi dinyatakan  berhasil dipe"ahkan jika 1( ? atau lebih dari populasi biji tersebut telah berke"ambah

atau 1(? dari tunas yang diuji telah menunjukkan pertumbuhan. !agi banyak  tumbuhan angiospermae di gurun pasir mempunyai pen"egah yang telah terkikis oleh air di dalam tanah. Dalam proses ini lebih banyak air diperlukan daripada yang harus ada untuk perke"ambahan itu sendiri. &Kimball, /))'*. Pada fase logaritmik ukuran &4* bertambah se"ara eksponensial sejalan dengan waktu &t*. 5ni berarti bahwa laju pertumbuhan &dv%dt* lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan organisme, semakin  besar organisme, semakin "epat pula ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan ukuran  berlangsung se"ara konstan, biasanya pada laju maksimum selama beberapa waktu lamanya. +idak begitu jelas mengapa laju pertumbuhan pada fase ini harus konstan, dna bukan sebanding dengan peningkatan ukuran organisme. +api, pada batang tak   ber"abang, fase linier tersebut disebabkan hanya oleh aktivitas yang konstan dari meristem apikalnya. $ase penuaan di"irikan oleh pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah men"apai kematangan dan mulai menua &Salisbury dan 8oss, /))1*. !erdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah praktikum mengenai kurva sigmoid pertumbuhan yang bertujuan untuk mengukur laju tumbuh tanaman jagung. Selain itu juga untuk mengetahui !agaimana pengaruh faktor eksternal terhadap  pertumbuhan  Zea mays, !agaimana pengaruh perlakuan se"ara dekstruktif dan nondekstruktif terhadap Zea Mays.

METODOLOGI

Praktikum mengenai Kurva Sigmoid Pertumbuhan ini dilaksanakaan di lapangan depan Laboratorium Pendidikan !iologi $K5P 3@+2@ dimulai pada hari Kamis, '( 6aret '(/ hingga berakhir pada tanggal #( 6ei '(/. Pengukuran dilakukan setiap hari antara pukul /1.((/A.(( dari sejak tanaman Bagung ditanam hingga tanaman tersebut menghasilkan bunga.

2dapun alat yang digunakan pada paktikum Kurva Sigmoid Pertumbuhan antara lain< pot, penggaris, oven, pisau, nera"a analitik, termometer, pensil, gunting, "urah hujan, dry and wet, dan evaporimeter. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu  biji jagung & Zea mays),tanah dan pasir dengan takaran perbandingan antara tanah dan  pasir adalah ' < /, kertas milimeter blok, benang, aluminium foil, pupuk, dan air.

Langkah pertama adalah memilih bibit jagung yang baik yang akan ditanam, selanjutnya praktikan merendam biji tersebut.

!iji yang dipilih untuk ditanam

sebaiknya biji yang tidak terapung. Langkah selanjutnya praktikan menyiapkan media tanam dengan men"ampurkan pasir dan tanah bakar dengan perbandingan ' < /. Selanjutnya praktikan memasukkan media tanam tersebut ke dalam /( pot untuk  setiap kelompok dan praktikan memberi label pada masingmasing pot, dimana dua dari sepuluh pot tersebut merupakan pot sulaman. Kemudian praktikan memasukkan  biji jagung yang telah direndam sebelumnya ke dalam media tanam sebanyak 0 biji  per pot, dimana ' bijinya merupakan "adangan. Praktikan mengatur jarak tanam antar   biji dalam pot. Selanjutnya praktikan meletakkan potpot tersebut di lapangan terbuka dan di siram setiap hari. Praktikan men"abut satu tanaman untuk setiap minggunya  pada pengamatan destruktif untuk pengukuran berat basah dan berat keringnya. Selain itu

praktikan

juga mengukur faktor eksternal

yang

mempengaruhi

 pertumbuhan jagung yaitu suhu tanah, suhu udara, "urah hujan, kelembaban, dry dan wet, dan evaporasi setiap hari. Selain itu pengukuran jumlah daun, luas daun, dan tinggi tanaman juga dilakukan setiap hari. Pada pengukuran setiap minggu, dipisahkan pengukuran batang dan akarnya kemudian praktikan memasukkannya ke dalam oven untuk dikeringkan dengan suhu :(C-, selanjutnya menimbang sampel setelah # hari dikeringkan di dalam oven tersebut. Pengukuran dianggap selesai setelah jagung menghasilkan bunga. Data yang ada kemudian dimasukkan dalam tabel pengamatan serta kemudian dibuat kurva sigmoid pertumbuhan dari tanaman  jagung. Rumus yang digunakan dalam pengukuran luas daun :

 Luas Daun

=

Berat Kertas yang dipotong   X Luas Kertas Berat Kertas

HASIL DAN PEMBAHASAN

+abel Pengamatan Pertumbuhan Bagung Destruktif dengan pupuk  abel tinggi tanaman, !umlah daun, berat akar

6inggu ke

+inggi tanaman &"m*

Daun Bumlah

2kar

!agian 2tas

Luas

!!

!K 

!!

&"m'*

&gr*

&gr*

&gr*

!K &gr*

/

1,/)

'

/A

(,/)

(,(

(,'#

(,(A

'

'',A:

#

0,/'

(,#1

(,'/

/,'#

(,0'

#

#1,'/



/'A

(,1:

(,'0

',/:

(,)#



1),A)

1

/0',0/

/,1/

/,('

#,1

',/A

1

01,0#

A

'(','#

',(0

/,#0

0,0:

,'0

A

:),)A

A

##0,/:

',1/

/,/

:,A)

1,/'

0

)0,/#

0

#A1,'

',A0

/,#

/(,0'

1,:#

:

/(/ '/

0

#)# 0'

# :)

/ 0'

/# #

A /'

abel suhu, kelembaban, "urah hu!an, dry and #et dan evaporasi Suhu

Suhu

+anah

3dara

&-*

&-*

#1

#/.1)

#(.)#

A(

1./

#.)/

#(.:A

#A

#/.:

#'./

1)

##.)(

/.)/

').:A

#

#(.0'

').#

0'

#.10

#.:#

'A.')

#'

').00

#(.0/

A0

/(.#

1.(0

':.10

##

#(./

#.10

(

'#.#

).1/

#(.:A

##

#/.''

#(.:A

:

(./

0./#

#(.#

#'

##

#1./

:

(.'#

:.0/

#/.#0

##

#'

#'.)

1'

(s

0.1#

':.'

Dry &-*

>et &-*

Kelembap an &?*

-urah hujan &mm*

Evaporasi &ml*

BAGIAN ATAS $" $! #" BERAT (GR)

#! " ! # $  % "  & *

lu+s %"! %!! "! !! $"! cm $!! #"! #!! "! ! #

$



%

"



&

*

AKAR  " % BERAT (GR)  $ # ! #

$



%

"



&

*

 Tin,,i T+n+-+n #$! #!! *! cm

! %! $! ! #

$



%

"



&

*

+abel Pengamatan Pertumbuhan Bagung &Destruktif @on Pupuk*

6ingg

+inggi

Bumlah

Luas

Suhu

Suhu

Kelembab

-urah

Evaporasi

Dry

>et

+anama

Daun

Daun

+anah

3dara

n &"m*

&lembar*

&"m'*

&o*

&o*

/

.:1

'

/

#/.1)

#(.)#

A(

1./

#.)/

#(.:A

').#

'

//.#)

#

/(

#/.:

#'./

1)

##.)(

/.)/

').:A

':.:A

#

/0./1



A'

#(.0'

').#

0'

#.10

#.:#

'A.')

':.0)



''.1

1

)'

').00

#(.0/

A0

/(.#

1.(0

':.10

':.0/

1

'.:#

A

'A(

#(./

#.10

(

'#.#

).1/

#(.:A

').#

A

#A.(:



/#

#/.'/

#(.:A

:

(./

0./#

#(.#

':.0)

0

1./1

1

'()

#'

#1./

:

(.'#

:.0/

#/.#0

':.0'

:

1(./1

A

'#

#/

#'.)

1'

(s

0.1#

':.'

').)

u ke

an &?*

=ujan

&o*

&mm*

+emperatur  e &o*

 Tin,,i /+n+-+n ! "!  Tin,,i  T+n+-+n (0-)

%! ! $! #! ! ! # $  % "  & * .

 'u-l+h 1+n Lu+s D+un !! $"!

 'u-l+h D+un (le-2+3)

$!!

Lu+s D+un (0-$)

#"! #!! "! ! ! # $  % "  & * .

+abel Pengamatan Pertumbuhan Bagung @on Destruktif Pupuk 

6inggu ke

+inggi

Bumlah

Luas

Suhu

Suhu

+anaman

Daun

Daun

+anah

3dara

'

o

o

Kelembapan &?*

-urah =ujan

Evaporasi

&mm*

Dry

>et

&o-*

&o-*

&"m*

&Lembar*

&"m *

& -*

& -*

/.

#1.1

/(

0(

':.):

#(.)'

1).:1

1./

#.)/

#(.:1

').'

'.

1.1

'#

/A:(

#'.#:

#'.#:

1:.0/

##.)

#.//

').:1

':.:1

#.

A#.#:

#(

''(

#/.0/

').'

0/.0/

#,10

#.A

'#./

':.0:

.

:1.)

#0

1)A(

'0.)

#(.0/

A0.':

/'./A

1.'/

':.1

')

1.

):.

(

#:

##.':

#.A

(.#

'#.

).1

#(.)

').

A.

//A.'

#

:)(

#/./'

#/.0

1(

/

/(

').1

'0

0.

//0./

#

0#(

#/.A#

#1./

0.1

(

:.0

#/

':

:.

//:.1#

'

/'(

#/.1A

#'.)

1/.A

(

0.1

':

')

LUAS DAUN &!!! !!! "!!! %!!! !!! $!!! #!!! !

LUAS DAUN

# $  % "  & *

Tabel Pengamatan Pertumbuhan Jagung Non Detru!t"# Non Pu$u! 

6ingg

+inggi

u ke

&"m*

/

Bumlah

Luas

Suhu

Suhu

Kelemb

-urah

Daun

Daun

+anah

3dara

apan

=ujan

'

o

o

Eva

Dry

>et

&o*

&o*

&lembar*

&"m *

&*

&*

&?*

&mm*

/.):

A

/:

##.1A

#(.)#

A(

1./

#.)/

#(.:A

').#

'

//./'

/:0

1

#'.#)

#'./

1)

##.)(

/.)/

').:A

':.:A

#

/A.0'

'/)

#:

#/.0A

').#

0'

#.10

#.:#

'A.')

':.0)



'(.:/

'1(

0'

##.()

#(.0/

A0

/(.#

1.(0

':.10

':.0/

1

'A.#'

'(

/:(

##./:

#.10

(

'#.#

).1/

#(.:A

').#

A

#1.:)

'11

/#(

#'.A)

#(.:A

:

(./

0./#

#(.#

':.0)

0

'.)1

''/

/'1

#/.A#

#1./

:

(.'#

:.0/

#/.#0

':.0'

:

)./#

'#:

//:

#/.1A

#'.)

1'

(s

0.1#

':.'

').)

 Jumlah dan Luas Daun !! $"!

 'u-l+h D+un (le-2+3)

$!!

Lu+s D+un (0-$)

#"! #!! "! ! ! # $  % "  & * .

Tinggi tanaman ! "!  Tin,,i  T+n+-+n (0-)

%! ! $! #! ! !#$%"&*.

!erdasarkan kurva yang membentuk kurva sigmoid yang terdiri atas fase logaritmik, fase linier dan fase penuaan di atas dapat diketahui bahwa laju  pertumbuhan paling tinggi terdapat pada tanaman jagung perlakuan non destruktif   pupuk, kemudian pada tanaman jagung perlakuan destruktif pupuk, lalu pada

tanaman jagung perlakuan destruktif non pupuk,dan yang terakhir pada tanaman  jagung perlakuan non destruktif non pupuk. Dari kurva yang terbentuk menunjukan bahwa seiring berjalannya waktu, terjadi pertambahan tinggi dan luas daun. Pertambahan tinggi atau pertumbuhan ini  berkaitan erat dengan pertambahan waktu yang merupakan ukuran kumulatif dari waktu. Kurva menunujukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. $ase logaritmik berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat

terus.

Laju

&Salisbury,/))'*.Selain

berbanding

terjadinya

lurus

dengan

ukuran

pertumbuhan tanaman, jumlah

organisme daun

juga

 bertambah.=al ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa fase penuaan di"irikan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah men"apai kematangan dan mulai menua&+jitrosomo,/)))*. Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa tanaman yang tidak diberikan  pupuk pertumbuhannya lebih "epat daripada yang diberikan pupuk.=al ini menunjukan adanya kesalahan dalam praktikum karena Seharusnya tanaman yang diperlakukan se"ara dekstruktif, pertumbuhannya lebih "epat daripada tanaman nondekstruktif

karena pada tanaman destruktif dilakukan pengurangan jumlah

 populasi pada pot, sehingga persaingan tanaman dalam menerima unsur hara &menerima makanan* berkurang, dan tanaman lebih banyak menerima unsur hara. Sedangkan pada tanaman nondestruktif, tidak dilakukan pengurangan jumlah tanaman &jumlah tanaman

tetap %tidak berkurang*, sehingga persaingan tanaman

dalam menerima unsur hara meningkat. =al ini menyebabkan tanaman yang dilakuakan se"ara nondekstruktif pertumbuhan menjadi lambat. Seharusnya tanaman yang diberi pupuk laju pertumbuhannya lebih "epat dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi pupuk hal ini dikarenakan tanaman  pada perlakuan tersebut sangat sering diberi pupuk yang mengandung nitrogen, meskipun tidak ada tumbuhan jagung yang di"abut pada perlakuan ini. Seperti kita ketahui, nitrogen merupakan salah satu unsur yang dapat memper"epat pertumbuhan

tanaman, dan penggunaan pupuk yang mengandung nitrogen sangat penting untuk  meningkatkan produktivitas pertanian. Pada

tanaman

jagung

perlakuan

destruktif

pupuk

seharusnya

laju

 pertumbuhannya paling tinggi. =al ini dikarenakan tanaman pada perlakuan tersebut terdapat tanaman jagung yang di"abut sehingga mengurangi adanya perebutan hara. Se"ara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies, maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. !entuk interaksi tersebut dapat berma"am ma"am, salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan  pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama misalnya unsur hara. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya se"ara merugikan &Ewusie, /))(*.6eskipun pada perlakuan ini dilakukan pen"abutan dan  pemberian pupuk,

tidak membuat tanaman perlakuan ini mempunyai laju

 pertumbuhan yang paling tinggi. =al ini dikarenakan pada perlakuan ini tanaman diberi pupuk tidak sesignifikan pada perlakuan non destruktif pupuk. Sebenarnya,  jika pada perlakuan ini diberi pupuk sesignifikan dengan tanaman perlakuan non destruktif pupuk

akan

menghasilkan

laju

pertumbuhan

yang

lebih

tinggi

dibandingkan tanaman perlakuan non destruktif pupuk. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan hasil interaksi antara dua faktor, yaiu faktor luar dan faktor dalam. $aktor dalam adalah faktor yang  berasal dari dalam tubuh tumbuhan sendiri yang berpengaruh terhadap pertumbuhan yang dapa dibedakan menjadi faktor intrasel dan intersel. 9ang termasuk faktor  intrasel adalah sifat menurun atau faktor hereditas, sedangkan yang termasuk faktor  intersel adalah hormone. $aktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan  perkembangan adalah air tanah dan mineral, kelembaban udara, suhu tanah, "ahaya, dan evaporasi, serta "urah hujan &Setiono, '(//*.

KES56P3L2@ Laju pertumbuhan paling tinggi terdapat pada tanaman jagung perlakuan non destruktif pupuk, kemudian pada tanaman jagung perlakuan destruktif pupuk, lalu  pada tanaman jagung perlakuan destruktif non pupuk,dan yang terakhir pada tanaman  jagung perlakuan non destruktif non pupuk. +erjadi beberapa kesalahan dalam  praktikum ini yang disebabkan kurang telitinya dalam mengamati dam melakukan  perlakuan serta pengukuran. Seharusnya pertumbuhan dengan laju paling tinggi pada  perlakuan destruktif pupuk. ;rafik laju pertumbuhan berbentuk huruf S, inilah yang dinamakan kurva sigmoid. Pengamatan sebaiknya dilakukan se"ara intensif dan sesuai prosedur yang ada, agar didapat hasil sesuai teori yang dipelajari. Pemberian pupu k harus sesuai takaran dan  perlakuan yang lainnya harus disamakan.

D2$+28 P3S+2K2 2nonim, '((:.  $urva %igmoid .&online*.http
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF