Laporan Praktikum kromatografi kimia analitik instrumen
July 18, 2018 | Author: Mas Alang Kumitir | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Praktikum kromatografi kimia analitik instrumen...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK INSTRUMENT LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dosen Pembimbing : Munaspriyanto Ramli
Disusun Oleh: Masruri
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009
PENETAPAN KADAR KAFEIN DALAM MINUMAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ( HPLC )
TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa Mahasiswa mengetah mengetahui ui prinsip prinsip dasar dasar analisa analisa sampel sampel dengan dengan alat HPLC HPLC 2. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menentu menentukan kan kadar kadar kafein kafein dalam dalam suatu suatu sampel sampel
TEORI SINGKAT Kromatografi merupakan salah satu
tekhnik pemisahan yang dapat
memisahkan setiap komponen dalam suatu campuran. Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan migrasi setiap komponen yang disebabkan karena perbedan sifat interaksi dari setiap komponen pada fase diam dan fase gerak. Berdasarkan fase geraknya
metode
kromatografi
terbagi
menjadi
kromatografi
cair
dan
kromatografi gas. Salah satu contoh dari pengembangan kromatografi cair adalah HPLC ( High Perfomance Liquid Chromatograpy ) atau kromatgrafi cair kinerja tinggi. HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan dengan memakai memakai fase diam yang yang terikat terikat secara secara kimia pada penyang penyangga ga halus yang yang distribusi ukuranya sempit ( kolom ) dan fase gerak yang dipaksa mengalir dengan laju alir yang terkendali dengan memakai tekanan tinggi sehingga menghasilkan pemisahan dengan resolusi tinggi dan waktu yang relative singkat. Resolusi adalah pengukuran secara fisik suatu pemisahan. Resolusi dapat dirtngkatkan dengan mengooptimasi parameter-parameter HPLC yaitu retensi, selektivitas, dan efisiensi. Secara praktis parameter-parameter tersebut dapat dioptimalkan dengan mengubah : 1. kompos komposisi isi dari dari fase fase gera gerak k 2. laju alir 3. sifat sifat kimi kimiaa dari dari fase fase gera gerak k 4. jeni jeniss kolo kolom m
Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dan sekaligus kualitatif. Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan kromatogram sampel dengan kromatogram
baku pembanding berdasarkan waktu retensinya.
Sedangkan untuk analisa kuatitatif dapat digunakan dengan persamaan :
Cx = Ax / Ap X Cp
Keterangan : A = Peak area = Luas puncak C = Konsentrasi X = sampel P = pembanding Atau jika ingin mendapatkan data yang lebih valid dapat pula ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi larutan standar.
ALAT DAN BAHAN Alat 1. HPLC Series 200 dengan dengan detector detector 275 275 nm Perkin Perkin Elmer 2. Kolo Kolom m : Sup Supel elco cosi sill LC LC : 18, 18, ( 25 25 cm cm X 4,6mm, 5 μm ) 3. Pipe Pipett vol volum um 10 mL 4. Tabu Tabung ng eks ekstr trak aksi si 5. Kerta ertass sar sarin ing g 6. Corong 7. Bake Bakerr glas glasss 50 mL 8. Gela Gelass uku ukurr 50 50 mL mL Bahan 1. Minuman Minuman Berkaf Berkafein ein ( dalam percobaan percobaan ini sampel sampel yang digunakan digunakan adalah adalah Teh Poci Tubruk ) 2. Dich Dichlo loro rome metan tanee 50 50 mL mL 3. Asam Asam Aset Asetat at 70 70 % ( sebag sebagai ai fase fase gerak gerak ) 4. Methano Methanoll 30% 30% ( sebag sebagai ai fase fase gera gerak k) 5. Laruta Larutan n kafein kafein baku baku / stan standar dar 200 200 ppm ppm
PROSEDUR KERJA A.
Tahap Pr Preparasi 1. Ambil sampel sampel sebnay sebnayak ak 50 mL kemudian kemudian diekstra diekstraksi ksi dengan dengan larutan larutan dichlorometane sebanyak 50 mL dengan menggunakan tabung ekstraksi. 2. Diamkan Diamkan kira-kira kira-kira selama selama 15 menit menit ( proses proses aerasi aerasi ), ), sambil mengam mengamati ati reaksi yang terjadi, maka dengan sendirinya akan tampak pemisahan antara air dengan dikchlorometane dikchlorometane yang mengikat kafein. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan berat jenis antara dichlorometane ( 1.3g/cm³ ) dengan air (1g/cm³ ) 3. Ambil beberapa beberapa mL mL sampel sampel ( ambil sampel sampel yang yang berada berada dibawah dibawah sekat sekat pemisah) yang telah diekstraksi, kemudian saring dengan menggunakan kertas saring. 4. Ambil sebanyak sebanyak 1 mL sampel sampel yang yang telah telah disarin disaring g kemudian kemudian masuk masukan an ke ke dalam gelas vial.
B.
Tahap ahap Inject jectio ion n ke ke HP HPLC 1. Masukan Masukan sampel sampel yang yang akan diuji ke ke dalam auto sampler sampler.. Tentukan Tentukan komposisi fase gerak yakni Asam Asam Asetat 70 % dan Methanol 30% serta laju alir 1,5 mL / menit. 2. Laku Lakuka kan n pemog pemogra rama man n alat alat 3. Sampel Sampel diinjeksik diinjeksikan an melalui melalui injection injection port secara secara otomati otomatiss 4. Menent Menentuka ukan n kadar kadar kafei kafein n dalam dalam sampe sampell
DATA PENGAMATAN
Data pengamatan dapat dilihat dalam lampiran
PEMBAHASAN ANALISIS KUANTITATIF
Metoda Persentase Tinggi / Lebar Puncak Metoda ini disebut juga Metoda Normalisasi Internal. Untuk analisis
kuantitatif diasumsikan bahwa lebar atau tinggi Puncak (Peak) sebanding (proportional) dengan kadar / konsentrasi zat yang menghasil puncak. Dalam metoda yang paling sederhana diukur lebar atau tinggi Puncak, yang kemudian dinormalisasi (ini berarti bahwa setiap lebar atau tinggi Puncak diekspresikan sebagai suatu persentase dari total). Hasil normalisasi dari lebar atau tinggi puncak memberikan komposisi dari campuran yang dianalisis, seperti contoh pada Tabel Tabel beriku berikut: t: No 1
Peak area Kafein Standar
Kafein dalam Sampel ( Teh Poci )
2601417,40
2216635,31
Berdasarkan data table diatas, maka kadar kafein dalam sampel ( teh poci ) dapat dianalisis dengan mengunakan persamaan :
Cx = Ax / Ap X Cp =
2216635,31
X
200 ppm
2601417,40 = 170,42 ppm Maka dalam 1 mL sampel yang diuji terdapat 0,17042 mg kafein.
Ada dua masalah dengan pendekatan ini, yaitu: Kita harus yakin bahwa kita telah menghitung semua komponen, yang tiap-tiap komponen muncul sebagai suatu puncak yang terpisah pada kromatogram. Komponen-komponen dapat berkoelusi, atau ditahan di dalam kolom, atau ,terelusi tanpa terdeteksi. terdeteksi. Kita harus mengasumsi mengasumsi bahwa kita memperoleh memperoleh respons detektor detektor yang sama untuk untuk setiap komponen komponen Untuk mengatasi mengatasi kesulitan kesulitan ini, maka maka kalibrasi detektor diperlukan.
ANALISA KOMPOSISI ASAM LEMAK DALAM MINYAK CURAH DENGAN GCMS
TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu memahami memahami prinsip-pr prinsip-prinsip insip dasar dasar analisa analisa sampel sampel dengan GCMS. 2. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menjelask menjelaskan an kembali kembali dan melapork melaporkan an hasil percob percobaan aan secara ringkas, sistematis, dan akurat. 3. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menentukan menentukan kompo komposisi sisi asam asam lemak dalam dalam minyak minyak curah curah dengan tekhnik analisa GCMS
TEORI SINGKAT Kromatografi gas adalah metode analisis, dimana sampel terpisahkan secara fisik menjadi bentuk molekul-molekul yang lebih kecil ( hasil pemisahan dapat dilihat dengan berupa kromatogram ). Sedangkan Spektroskopi masa adalah metode analisis, dimana sampel yang dianalisis akan diubah menjadi ion-ion gasnya, dan masa dari ion-ion tersebut dapat dikur berdasarkan hasil deteksi berupa Spectrum Massa. Pada GC hanya terjadi pemisahan untuk mendapatkan komponen yang diinginkan, sedangkan bila dilengkapi dengn MS ( berfungsi sebagi detector ) akan dapat mengidentifikasi mengidentifikasi komponen tersebut, tersebut, karena bisa membaca Spektrum bobot molekul pada suatu komponen, karena dilengkpi dengan Library ( reference ) yang ada pada software. Secara instrument, MS adalah detector GC Sampel-sampel yang dapat dianalisis dengan menggunakan GCMS, harus memenuhi beberapa syarat diantaranya :
Dapat diiuapkan pada suhu – suhu – 400 400 C
Secara termal stabil ( tidak terdekomposisi pada suhu – suhu – 400 400 C
Sampel-sampel dapat dianalisis setelah mlalui mlalui tahapan preparasi yang yang khusus.
Proses Pemisahan GC
Pemisahan komponen senyawa dalam GC terjadi di dalam koklom ( kapiler ) dengan melibatkan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam adalah zat yang ada di dalam kolom, sedangkan fase gerak adalah gas pembawa ( Heli um ataupun hydrogen dengan kemurnian tinggi, yaitu 99,.995 %. Proses pemisahan dapat terjadi karena terdapat perbedaan kecepatan alir dari tiap molekul di dalam kolom. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan afinitas antar molekul dengan fase diam diam yang ada di dalam kolm.
Instrumentasi GCMS
Bagian-bagian dari instrument instrument Kromatografi Gas adalah adalah sebagia berikut :
Pengatur aliran gas ( Gas Flow Controller )
Tempat injeksi sampel ( Injector )
Kolom ( tempat terjadinya pemisahan )
Lalu dihubungkan pada interface ( fungsi interface adalah sebagai penghubung antara GC dan MS )
Sedangkan bagian-bagian bagian-bagian dari Spektrofotometer Massa adalah sebagai berikut berikut :
Tempat masuk sampel ( malalui interface )
Sumber Ion ( Ion Source )
Pompa Vakum ( Vacum Pump )
Penganalisis Massa ( Mass Analyzer )
Detektor ( Electron Multiplier Detector )
Setelah data terdeteksi, lalu data dikirimkan ke system pengolah data ( Pada Personal Computer ) untuk diolah dan dianalisis. Pengaturan temperature kolom pemisahan sangat penting karena pemisahan komponen sangat dipengaruhi oleh kenaikan temperature dan laju alir gas pembawa. Kromatigrafi Gas Spektroskopi Massa dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan cara membandingkan ( standar ) berdasrkan waktu retensi.
ALAT DAN BAHAN Alat 1. GCMS GCMS QP 201 2010 0 [ Kol Kolom om 12 12 Tx – Tx – MS, MS, temperature kolom 80 C, temperature injeksi 250 C, Carier gas He, Injection 201 ( split ) ] 2. Gela elas ukur 3. Bek Beker glas lass 4. Tabung Tabung reaksi reaksi bese beserta rta rak-ny rak-nyaa 5. Pemanas 6. Pipet ipet mikr mikro o 7. Pipet ipet bias iasa 8. Vorteks 9. Cent Centri rifu fug ge Bahan 1. Methanol 2. NaOH NaOH 0,5 0,5 N dalam dalam meth methan anol ol 3. Samp Sampel el ( Miny Minyak ak Cur Curah ah ) 4. N-Heksan 5. BF3 dalam methanol
PROSEDUR KERJA
A. Petunj Petunjuk uk Pemak Pemakaia aian n GCMS GCMS
Buka karan gas He
Tekan tombol power GCMS
Nyalakan computer dan proses pemvakuman, perhatikan hinga auto vakum selesai
Pada munu Real Time Analisis kik Metode file. Bila ingin memanggil metode lama klik open lalu pilih metode yang diinginkan. Bila ingin membuat metode baru klik new lalu isi sampel login dan tentukan temperature program, kolom oven, suhu injeksi, split rasio, lalu OK dan tunggu hingga kondisi kondisi temperature temperature tercapai dan siap analisis berwarna hijau )
( redy,
B. Preparasi Preparasi Sampel Sampel ( Proses Proses Esterif Esterifikasi ikasi )
Sebanyak 2 mL sampel ( minyak curah ) masukan ke dalam tabung reaksi kemudian direaksikan ( tambahkan ) 4,5 mL NaOH 0,5 N ( dalam methanol )
Vorteks ( mixer ) dan dipanaskan selama 5 menit pada suhu 70 C sampai terbentuk 2 lapisan.
Kemudian didinginkan, setelah dingin tambahkan ( reaksikan ) 3 mL BF 3 dalam methanol kiemudian di vorteks kembali.
Kemudian dipnaskan kembali selama 5 menit
Kemudian didinginkan, selanjutnya tambahkan ( reaksikan ) dengan 3 mL Heksan
Vorteks, lalu panaskan kembali selama 5 menit.
Kemudaian disentrifuge ( 7000 rpm ) selama 5 mneit
Kemudian ambil sampel yang berada pada lapisan atas untuk diuji..
C. Analisa Analisa Komposisi Komposisi Asam Asam lemak lemak dengan dengan GCMS
Sebanyak 1 mL sampel minyak curah yang tel ah diesterifikasi diihjeksikan ke dalam kolom GC dengan menggunakn metode Auto Sampler.
Pemisahan dilakukan dalam kolom RTx – RTx – MS MS Restech,
Hasil analisa berupa Spektrum Massa dibandingkan dengan library WILLEEY 147 dan NIST 47 yang terdapat dalam GCMS untuk mengetahuui komposisi asam lemak yang terdapat pada sampel
DATA PENGAMATAN
Data pengamatan dapat dilihat dalam lampiran.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil chromatogram, diperoleh puncak-puncak dengan tinggi tertentu, dengan adanya puncak-puncak tersebut dapat dijadikan indikasi adanya zat penyusun ( asam lemak ) yang merupkan komposisi dari sampel. Dari sampel yang kami uji yaitu minyak curah, secara kualitatif dalam sampel terdapat berbgai macam asam lemak yang terkandung didalamya, yaitu meliputi : 1.
Methyl tridecanoat
2.
Methyl mrystate ( C14H28O2 )
3.
Methyl ( 9E )-9-dodecenoat ( C13H24O2 )
4.
Methyl palmitat ( C17H34O2 )
5.
Methyl margarate ( C18H36O2 )
6.
Methyl linoleat ( C19H34O2 )
7.
Methyl oleat ( C19H36O2 )
8.
Methyl stearat ( C19H38O2 )
9.
Methyl arachate ( C21H42O2 )
Dalam percobaan ini kami mengidentifikasi asam lemak yang menyusun sampel ( minyak curah ) hanya hanya baru pada tahap identifikasi identifikasi secara kualitatif saja. Namun untuk mendapatkan data kadar dari masing-masing asam lemak secara kuantitatif kita harus menggunakan standar. Cara perhitunganya hampir sama dengan penghitungan pada hitungan kuantitatif HPLC.
PENENTUAN KADAR LOGAM BESI DAN MANGAN DALAM SAMPEL AIR
Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan preparasi sampel air untuk penentuan kadar
logam Mahasiswa dapat menentukan kadar logam besi ( Fe ) dan mangan ( Mn )
pada sampel air Mahasiswa mengetahui dan mengaplikasikan penggunaan instrument AAS
untuk analisa logam
PENDAHULUAN
Mineral yang sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah Fe. Apabila Fe tersebut dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai gangguan lingkungan. Kadar Fe dalam air tanah di wilayah Jakarta semakin meningkat. Beberapa sumur memiliki kadar Fe melebihi baku baku mutu. Intake Fe dalam dosis dosis besar pada manusia bersifat toksik karena karena besi fero bis bereaksi dengan peroksida peroksida dan menghasiolkan radikal bebas. Mangan ( Mn ) adalah logam berwarna abu-abu keputihan, memiliki sifat yang mirip dengan besi ( Fe ), merupakan logam keras, keras, mudah retak, dan mudah teroksidasi. Logam Mn merupakan salah satu logam dengan jumlah sangat besar di dalam tanah, dalam bentuk oksida maupun hidroksida. Logam Mn bereaksi dengan air dan larut dalam larutan asam. Kadar Mn meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas manusia manusia
dan industri, industri, yaitu berasal dari dari pembakaran pembakaran
bahan baker. Mangan yang bersumber dari aktivitas manusia dapat masuk ke lingkungan air, tanah, udara, dan makanan. Kadar mangan dalam dosis tinggi bersifat toksik. Berdasarkan ADI ( accebtable daily intake ) orang deawasa menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MenKes/ Per/IX/1990 tentang syaratsyarat
Air
Bersih,
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas Air
Minum, maka kadar maksimum yang diperbolehkan untuk Fe adalah 0,3 mg/L sedangkan kadar Mn 0,1 mg/L. Perc Percob obaa aan n men menga gana nali lisi siss Fe dan dan Mn ini, ini, meru merupa paka kan n per perco coba baan an yang yang menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS). Spektrofometri serapan atom merupakan salah satu metode analisis kuantitatif untuk penentuan kadar logam. logam. Pada percob percobaan aan ini, ini, larutan larutan standar standar Fe dan larutan larutan standar standar Mn dengan dengan konsentrasi yang berbeda-beda yang dihasilkan dari pengenceran larutan induk, akan dianilisis absorbansinya untuk menghasilkan konsentrasi larutan sampel yang belum diketahui. diketahui. Kadar Kadar Fe dan Mn dalam dalam sampel sampel yang yang dihasi dihasilkan lkan dari dari perhitungan yaitu untuk sampel dari Air Minum Kemasan “ PRIMA”
PERALATAN
1. AAS ( Atomic Atomic Absor Absorption ption Spectroph Spectrophotom otometer eter ) 2. Gela Gelass uku ukurr 100 100 mL 3. Beke Bekerr glas glasss 100 100 mL mL 4. Pipet ipet mikr mikro o BAHAN
1. Laruta Larutan n induk induk Fe 1000 1000 ppm ppm 2. Laruta Larutan n induk induk Mn 1000 1000 ppm ppm 3. HNO3 4. Aquades 5. Sampel Air ( Air Minum Kemasan Kemasan “PRIMA” ) 6. Sampel Sampel Standar Standar 1,0 ppm; ppm; 3,0 3,0 ppm; ppm; dan dan 6.0 ppm PROSEDUR KERJA
Tahap Preparasi 1. Pengencera Pengenceran n Larutan Larutan Induk Induk Fe dan dan Mn 1000 ppm Larutan induk Fe dan Mn 1000 ppm diencerkan menjadi 100 ppm dan 10 ppm dalam 100 ml larutan. 2. Ambil 100 100 mL sampel sampel dan tambahka tambahkan n HNO3 1 mL ( 1 % dari volum volum sampel). 3. Apabila Apabila sampel sampel agak keruh, keruh, lakukan lakukan penyarin penyaringan gan dengan dengan filter paper paper atau centrifuge
4. Buat larutan larutan standa standarr Fe dan dan Mn dari dari larutan larutan induk induk Fe dan Mn dengan dengan konsentrasi konsentr asi 1,0 1,0 ppm, 3,0 ppm, dan dan 6,0 ppm. 5. Lakukan Lakukan uji penguku pengukuran ran sampel, sampel, dan catat catat konsentr konsentrasi asi yang yang tertera tertera dalam AAS 6. Apabila Apabila tidak ada ada pengenceran pengenceran atau atau pemekata pemekatan n pada sampel, sampel, maka maka konsentrasi sampel pada AAS merupalam konsentrasi logam sampel tersebut. 7. Lengkapi Lengkapi table table berikut berikut dan buat buat kurva kurva kalibrasi kalibrasi untuk untuk logam logam Fe berdasarkan data pada table tersebut. Catat konsentrasi logam Fe sampel yang tertera dalam AAS. Tahap Pengukuran Absorbans Dengan AAS 1. Larutan Larutan standar standar Fe dan larutan larutan standar standar Mn serta serta sampel sampel yang yang mengandung Fe dan Mn, diukur absorbansinya.
DATA PENGAMATAN
Data pengamatan dapat dilihat dalam lampiran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk Menentukan kadar ( perhitungan Kuantitatif ) Fe dan Mn saya menggunakan data sampel dari kelompok lain yaitu, air sumur, air sumur rumah, air kemasan “ PRIMA”.
HASIL Tabel 1. Pengukuran absorbansi larutan standar Fe
C ( mg/L ) atau ppm
Absorbansi
1 ,0
0,0223
3 ,0
0,0665
6 ,0
0,1295
Ket : Correlation Coef ( gradien gradien ) : 0,999208 dan Slope : 0.02172
Tabel 2. Pengukuran absorbansi larutan standar Mn
C ( mg/L ) atau ppm
Absorbansi
1 ,0
0,0443
3 ,0
0,1342
6 ,0
0,2551
Ket : Correlation Coef ( gradien ) : 0,999208 dan Slope : 0,04301
Tabel 3. Konsentrasi Larutan Standar Sampel
Fe
Mn
Air sumur
0.003
0.003
Air sumur rumah
0.008
0.044
Air kemasan “ PRIMA”
0.005
0.001
Perhitungan
Absorbans yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi larutan standar yaitu semakin besar konsentrasi yang digunakan, maka absorbansnya juga semakin besar. Setelah didapatkan absorbans dari larutan standar, maka dibuat grafik hubungan antara konsentrasi dengan absorbans yang kemudian dihasilkan regresi linear. Nilai regresi linear (R) dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel. Regresi linear yang mendekati 1, maka absorbans yang dihasilkan sudah cukup baik (mendekati kebenaran). Dari data larutan stand standar ar Fe dan Mn, maka maka dapat dapat dibuat dibuat kurva kurva kalib kalibras rasii konsentr konsentrasi asi vers versus us absorbansi. Dari hasil pengukuran didapat kurva kalibrasi standar linier, kurva kalibrasi ini nantinya digunakan untuk menentukan konsentrasi sampel yang terukur sebenarnya dengan menggunakan persamaan regresi linier yaitu Y = bx + a, maka dipero diperoleh leh b (Slope) (Slope) = 0.02172 0.02172 dan a (intersep (intersep)) = 0,00000 0,00000 Persam Persamaan aan linier pada Fe adalah adalah y = 0.0 0.0217 2172 2 x + 0,00 0,00000 000 dimana Y adalah absorbansi dan X adalah konsentrasi konsentrasi dengan nilai regresi R = 0,999208. Sedangkan Sedangkan pada larutan standar standar Mn diperoleh diperoleh b (slope) (slope) = 0,04301 0,04301 dan a (inters (intersep) ep) = 0,000 0,000000 000 sehing sehingga ga didapat didapat persamaan persamaan linier untuk untuk Mn adalah y = 0,04301 0,04301 x + 0,00000 0,00000 dengan nilai regresi regresi R = 0,999208. 0,999208. Kedua grafik grafik tersebut tersebut mendek mendekati ati linear linear dengan dengan nilai nilai R
mendekati 1, yang berarti hasil per grafik tersebut sudah memenuhi hukum Lambert-Beer. Berdasarkan persamaan persamaan dan
data diatas maka kadar Fe dan Mn dalam
sampeldapat di hitung sbb. Kadar Fe dalam Air minum kemasan “PRIMA”
y = 0.02172x 0.02172x + 0,00000 0,00000 0.00 0.005 5 = 0.02 0.0217 172 2x x = 0.2302 ppm Jadi kadar Fe dalam Air minuman kemasan “PRIMA” adalah 0.2302 mg/L. Kada Kadarr Mn dalam Air minum kemasan “PRIMA”
y = 0,0430 0,04301 1 x + 0,0000 0,000000 00 0.001 0.001
= 0,0430 0,04301 1x x = 0.02325 ppm
Jadi kadar Mn dalam Air minuman kemasan “PRIMA” adalah 0.02325 mg/L.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang dilakukan bahwa hubungan antara absorbansi absorbansi dengan larutan konsentrasi larutan larutan standar Fe maka didapatkan didapatkan persamaan persamaan y = y = 0.02172 0.02172 x + 0,00000, sedangk sedangkan an hubungan hubungan antara antara absorbansi absorbansi dengan dengan larutan larutan standar standar Mn maka maka didapatkan didapatkan persam persamaan aan y = 0,04301 0,04301 x + 0,00000 0,00000 dan berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kadar Fe dan Mn dari sampel masing-masing sebesar 0.2302 mg/L dan 0.2302 mg/L.
PENENTUAN NITRIT ( N-NO2 ) DALAM AIR
Tujuan Mahasiswa mampu dapat melakukan analisa nitrit dalam sampel air 1. PENDA ENDAHU HUL LUAN UAN Nitrit dalam suasana asam pada pH 2,0 – 2,5 akan bereaksi dengan sulfanisme dan N-1 napthyl ethylene diamnine dihydrocloride membentuk senyawa azo yang berwarna merah keunguan. Warna yang terbentuk diukur absorbansinya secara secara spektrofotometri pada pada panjang maksimum 543 nm. nm. Metoda ini dipakai untuk penetapan kadar nitrit nitrit dalam sampel air dan air buangan industri dan rumah tanngga. Prosedur dengan spektofotometri ini digunakan untuk pengujian kadar nitrit dalam air antara 0,001 – 0,100 – 0,100 mg/L. jika menggunakan kuvet 1 cm dalam penentuan penentuan kadar nitrit, maka akan akan diperoleh kadar nitrit 0,18/L. Untuk meningkatkan ketelitian pembacaan dapat digunakan kuvet yang lebih panjang lintasanya ( 5 cm – cm – 10 10 cm ). Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa. Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200 – (200 – 350 350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 – 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron. Molekulmolekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang lebih pendek.
2. PERA PERALA LATA TAN N DAN DAN BAHA BAHAN N Alat
UV-Vis Spektrofotometer
Kuvet silica
Pipiet mikro 1000 μL
Gelas ukur 100 mL
Batang pengaduk
Tissue
Bahan
Sampel Air
Sulfanilamida
NEDH Aquades
3. PROS PROSED EDUR UR KERJ KERJA A Tahap Preparasi
Pipet 50 sampel uji, masukan ke dalam gelas piala 200 mL
Tambahkan 1 mL larutan sulfanilamida, kocok dan biarklan 2 menit sampai 8 menit.
Tambahkan 1 mL NEDH, kocok biarkan selama 10 menit dan segera lakukan pengukuran ( pengukuran tidak boleh lebih dari 2 jam )
Tahap Pengukuran Absorbans Dengan UV-Vis
Tahapan selanjutnya yaitu pengukuran menggunakan spektrofotometer daerah UV.
Pengukuran pertama dilakukan terhadap blanko atau aquadest.
Selanjutnya dilakukan pengukuran standar, untuk menentukan panjang gelombang maksimum
Setelah itu dilakukan pengukuran deret standar untuk mengetahui kurva baku. Kurva baku yang terbentuk adalah seperti yang disajikan dalam grafik berikut: ( Grafik dapat dilihat dalam lampiran ).
4. PEMB EMBAHAS AHASAN AN Praktikum Praktikum ini ini bertujuan bertujuan untuk menentukan menentukan kadar nitrit nitrit ( N-NO2 N-NO2 ) dalam dalam larutan sampel air minum minum dengan metode spektrofotometri spektrofotometri menggunakan menggunakan UV-vis. Prinsipnya adalah pengukuran pengukuran nitrit pada panjang panjang gelombang gelombang maksimum yang ditent ditentuk ukan an yaitu yaitu 543 nm, nm, setel setelah ah laruta larutan n sampel sampel yang yang meng mengand andung ung nitrit nitrit dilakukan pengenceran dengan sulfanilamida. Dengan demikian pengukuran larutan sampel ( air minum ) dengan spektrofotometri UV menunjukkan menunjukkan adanya nitritt dengan absorbansinya adalah 0,0191 mg/L. Keberadan nitrit dalam sampel sebagai parameter indicator pencemaran air.
KESIMPULAN Kadar NITRIT dalam sampel Air minum adalah sebesar 0,0191 mg/L.
View more...
Comments