Laporan Praktikum Kromatografi Kertas
March 5, 2018 | Author: Dinni Aulia | Category: N/A
Short Description
Laporan Praktikum ini saya tujukan untuk memenuhi persyaratan tugas Ujian Akhir Semester...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM KROMATOGRAFI PEMISAHAN ZAT WARNA DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS
Dosen Pengampu : Fitria Susilowati S.Pd,M.Sc
Disusun oleh: Dinni Aulia Safitri NIM : 36.2015.712256
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR PUTRI MANTINGAN NGAWI INDONESIA 2017/1439
I.
Tujuan
1. Memahami prinsip dasar kromatografi kertas 2. Melakukan pemisahan campuran menjadi komponennya dengan kromatografi kertas
II.
Dasar Teori
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponenkomponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Dalam kromatografi kertas, fase diam ialah kertas serap yang sangat seragam. Fase geraknya ialah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. (Susila Kristianingrum, 2005) Dalam kromatografi komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase, yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer masa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran setiap pada pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik, kertas digantungkan dari ujung, sehingga tercelup didalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. (Anonim, 2010) Prinsip kromatografi kertas ialah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam dan kepolaran komponen, berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak. (Yazid, 2005) Pengaruh luas penampang kertas elektroforesis adalah berbanding terbalik. Semakin kecil luas penampang, lintasan yang ditempuh semakin jauh. Hal ini disebabkan oleh kecilnya gesekan dan daya adsorptivitas kertas elektroforesis. Jika
kekuatan ion semakin tinggi, lintasan ion yang ditempuh semakin jauh dan lebih cepat. Hal ini akibat dari daya tarik antara ion dengan elektroda yang semakin kuat. Kenaikan suhu akan meningkatkan mobilitas ion, namun jika suhu terlalu tinggi akan terjadi penguapan elektrolit sepanjang kertas yang mengakibatkan kertas menjadi kering dan bahan terbakar. Kekentalan yang tinggi dapat menyebabkan terbatasnya kemampuan gerak senyawa ion dan senyawa ion dan senyawa sukar membentuk ion. (Sulaiman, 2007)
III.
IV.
ALAT DAN BAHAN A.
Alat
1.
Gelas Beaker/ Chamber
2.
Pipet Tetes
3.
Gelas Ukur 10 ml
4.
Alat Tulis : Pensil, Penggaris, Jangka, Gunting
5.
Cawan Petri
6.
Tisu
B.
Bahan
1.
Kertas Whatman dan Kertas Saring
2.
Spidol warna (hitam, merah, biru, hijau
3.
Eluen (Akuades dan Etanol)
Prosedur Kerja A.
Kromatografi Menaik ( Ascending ) Menyiapkan 2 buah Gelas Beaker berukuran 250 ml Menuangkan akuades & etanol ke dalam masingmasing beaker dengan volume yang sama dan ditutup
Menyiapkan 2 buah kertas saring berukuran 5 7 cm
Menandai dengan pensil 1 cm tepi bawah dan atas
Menotolkan tinta hitam, biru, merah dan hijau pada tepi bawah
Menandai dengan pensil 1cm tepi bawah dan atas
Menotolkan tinta hitam, merah biru dan hijau pada tepi bawah
Memasukkan kertas saring ke beaker yang berisi akuades dan etanol
Mengangkat kertas saring dari beaker setelah elusi selesai
Setelah kertas saring mengering tandai bercak dengan pensil
B.
Kromatografi Menurun ( Descending )
Menyiapkan 2 buah Cawan Porselen
Menuangkan akuades dan etanol ke cawan dengan volume yang sama
Menyiapkan 2 buah kertas saring berukuran 5 7 cm
Menandai dengan pensil 1 cm tepi bawah dan atas pada kertas
Menotolkan tinta hitam, merah, biru, hijau pada tepi bawah kertas
Memasukkan kertas saring ke cawan yang berisi akuades dan etanol
Mengangkat kertas saring dari cawan setelah elusi selesai
Setelah kertas mengering tandai bercak dengan pensil
C.
Kromatografi Mendatar ( Radial )
Menyiapkan 2 buah Cawan Petri dan 2 buah kertas saring berdiameter 12 cm
Membuat lingkaran 1 cm dari pusat dan 1 cm dari luar
Melubangi kertas dan memasukkan lilitan tisu ke dalam pusat
Memasukkan akuades ke cawan pertama dan etanol ke cawan kedua
Menotolkan tinta hitam, merah, biru, hijau pada batas kertas
Memasukkan lilitan tisu ke cawan yang berisikan eluen
Mengeluarkan lilitan dari cawan setelah elusi selesai
V. DATA PENGAMATAN
Tabel Data Pengamatan untuk masing – masing percobaaan
1. Ascending ( Menaik )
Fase No Gerak 1 Aquades : a. Jumlah Spot/ Noda
Sampel Hitam
Merah
Biru
Hijau
4
3
3
2
b. Warna spot/ Noda
Ungu, Abu-abu, Coklat, Biru
Magenta, Pink, Kuning
c. Jarak Spot/ Noda
Biru : 0,4
Magenta : 2,6
Ungu : 3,9 Abu-abu : 0,6 Coklat : 1,2
2
Ungu Kelabu, Ungu Terang Biru Ungu Kelabu : 1,2 Ungu Terang : 3,9
Pink : 0,7 Kuning : 0,8
Biru : 0,9
d. Jarak Tempuh Eluen
6 cm
6 cm
6 cm
Etanol : a. Jumlah Spot/ Noda
3
2
2
Hijau, Biru
Hijau : 1,5 Biru : 0,2
3
Kuning
b. Warna Spot/ Noda
Abu-abu, Biru muda, Ungu
c. Jarak Spot/ Noda
Abu-abu : 1,9
d. Jarak Tempuh/ Eluen
Merah, Pink
Biru Muda, Ungu
Hijau, Biru Muda, Biru langit
Biru : 1,5 Ungu : 1,6
Pink : 1,8
Biru Muda : 4 cm Ungu : 1 cm
5 cm
5 cm
5 cm
Merah : 1,3
Hijau : 1,4 Biru Muda : 2,2 Biru Langit : 1,6
5 cm
2. Descending ( Menurun )
No
Hitam
Aquade 1 s: a. Jumlah Spot/ Noda
b. Warna spot/ Noda c. Jarak Spot/ Noda
5
Merah Fase Gerak Biru
4
3
Hijau
2
Ungu Pudar, Ungu Terang , Ungu, Coklat, Biru
Magenta, Pink, Kuning, Pink Pudar
Ungu Pudar, Ungu, Biru
Hijau, Biru
Ungu Pudar : 2,8 Ungu
Magenta : 7,7 Pink : 2,3
Ungu Pudar : 4,3 Ungu : 3
Hijau : 0,8 Biru :
Kuning
Terang : 2,7 Ungu : 2,3 Coklat : 0,9 Biru : 0,3
0,2 Kuning : 0,7 Pink Pudar : 1,6
Biru : 1
d. Jarak Tempuh Eluen
9 cm
2 Etanol : a. Jumlah Spot/ Noda
6
4
4
Coklat, Abu-abu, Ungu, Ungu keabuan, Coklat, Biru
Kuning, Pink Muda, Magenta, Pink Kekuninga n
Biru Keputiha n, Biru pudar, Hijau Kebiruan, Biru
b. Warna Spot/ Noda c. Jarak Spot/ Noda
Coklat : 1,3 AbuAbu : 3,3 Ungu : 1,3 Ungu Keabuan : 0,8 Coklat : 0,5 Biru : 0,2
d. Jarak Tempuh
7,8 cm
9 cm
9 cm
3
Hijau muda, Biru Muda, Biru
Biru Kuning : keputiha 1,4 n : 1,5 Biru Pink Pudar : Muda : 3,8 4,5 Hijau Magenta : kebiruan 0,8 : 1,7 Pink Kekuninga n : 0,8 Biru : 0,3
Hijau muda : 1,2 Biru Muda : 6,1
7,8 cm
7,8 cm
7,8 cm
Biru : 0,3
/ Eluen
3. Menurun No
1
Fase Gerak Aquad es : a. Jumlah Spot/ Noda
Sampel Hitam
Merah
Biru
Hijau
3
2
3
2
Ungu, Biru Tua, Biru Muda
Kuning, Biru Muda
b. Warna spot/ Noda
Ungu, Pink, Kuning
Pink, Kuning
c. Jarak Spot/ Noda
Ungu : 2,8
Pink : 0,7
Pink : 0,3
Kuning : 0,4
Kuning : 0,2 d. Jarak Tempu h Eluen
2
Etanol : a.
Ungu : 3,4 Biru Tua : 0,1 Biru Muda : 0,1
Kuning : 0,3 Biru Muda : 0,1
3,8 cm
3, 8 cm
3,8 cm
3,8 cm
4
3
3
2
Kuning
Jumlah Spot/ Noda
b. Warna Spot/ Noda c. Jarak Spot/ Noda
Abuabu, Biru kehitam an Biru, Ungu
Orang e, Pink, Magen ta
Biru, Biru Tua, Ungu
Hijau, Biru Muda
Abu-abu : 0,8 Biru Kehitam an : 0,6
Orang e : 0,4
Biru : 2
Hijau : 0,4
Pink : 2 Magen ta : 0,9
Ungu : 0,5 Biru Tua : 0,4
3,4 cm
3,4 cm
Ungu : 0,4 Biru :1,4 d. Jarak Tempu h/ Eluen
3,4 cm
Biru Muda : 2
3,4 cm
Ascending 1. Aquades ( Hitam ) Ungu =
3,9 :2 6
Abu- abu =
0,6 2
¿
1,95 6
= 0,3
= 0,325
¿
4,1 6
= 0,683
1,2 2
Coklat =
0,4 2
Biru =
5,1 = 0,6 = 6
= 0,2 =
5,3 6
= 0,85
= 0,88
Aquades ( Merah ) 2,6 : 2 6
Magenta = 0,7 2
Pink =
2,95 6
= 0,35 = 0,8 2
Kuning =
= 0,216
= 0,4 =
3,35 6
= 0,49
= 0,55
Aquades ( Biru ) Ungu Kelabu =
Ungu Tua = 0,9 2
Biru =
3,9 2
1,2 :2 6
= 0,1
= 1,95 =
= 0,45 =
3,55 6
3,15 6
= 0,525
= 0,59
Aquades ( Hijau ) Biru
¿
0,2 :2 6
Hijau = Etanol ( Hitam )
1,5 2
= 0,016
= 0,75 =
0,95 6
= 0,158
Abu-abu =
1,92 :2 5
= 0,19
1,5 2
= 0,75 =
Biru Muda = 1,6 2
Ungu =
= 0,8 =
3,45 5
2,65 5
= 0,69
Etanol ( Merah ) 1,3 :2 5
Merah =
Pink =
3,8 2
= 0,13
= 1,9 =
3,2 5
= 0,64
Etanol ( Biru ) Biru =
Ungu =
4,5 2 1 2
: 2 = 0,4
: 0,5 =
4,5 5
= 0,9
Etanol ( Hijau ) Hijau =
1,4 5
Biru Muda = Biru Laut =
: 2 = 0,14 2,2 2 1,6 2
: 1,1 =
2,5 5
= 0,5
= 0,8 =
1,3 5
= 0,26
Descending ( Menurun )
= 0,53
Aquades ( Hitam ) Ungu Pudar =
2,8 :2 9
Ungu Terang =
2,7 2
2,3 2
Ungu =
Coklat =
Biru =
0,9 2
0,3 2
= 0,155 4,15 9
= 1,35 =
= 0,46
= 1,15 =
2,85 9
= 0,316
= 0,45 =
2,75 9
= 0,305
= 0,15 =
1,05 9
= 0,46
Aquades ( Merah )
1,6 :2 9
Pink Pudar =
1,7 2
Magenta = Pink = Kuning =
2,3 2 0,7 2
= 0,088
3,8 2
2,85 9
= 1,15 = = 0,35 =
Biru = ungu pudar = Ungu =
2,45 9
= 0,15 =
= 1,9 =
= 0,316
2,65 9
4,3 9 6,2 9
= 0,27
:2 =
=0,294 2,15 9
= 0,688
= 0,23
Biru =
1 2
4,3 9
= 0,5 =
= 0,478
Etanol ( Hitam ) 1,3 7,8
Coklat =
: 2 = 0,083
3,3 2
Abu-abu = 1,3 2
Ungu =
0,5 2
0,2 2
Biru =
3,95 7,8
= 0,65 =
Ungu Keabuan =
Coklat =
2,95 7,8
= 1,65 =
0,8 2
= 0,506 1,7 7,8
= 0,4 =
= 0,25 =
= 0,1 =
= 0,378
1,05 7,8
= 0,134
0,6 7,8
= 0,076
3,1 7,8
= 0,397
Etanol ( Merah )
1,4 7,8
Kuning =
Pink Muda = Magenta = Pink =
0,8 2
: 2 = 0,089 3,8 2
1,7 2
= 1,9 = = 0,85 =
= 0,4 =
2,11 7,8
4,65 7,8
= 0,217
= 0, 596
= 0,9115
Biru 1,5 7,8
Biru Keputihan = 4,5 2
Biru Pudar =
0,3 2
3,75 7,8
= 2,,25 = 1,7 2
Hijau Kebiruan =
Biru =
: 2 = 0,096
1,85 7,8
= 0,85 =
= 0,15 =
1,85 7,8
= 0,48
= 0,685
= 0,237
Hijau
1,2 7,8
Hijau muda =
6,1 2
Biru Muda =
Biru =
0,3 2
:2 =0,0769 = 3,05 =
= 0,15 =
6,25 7,8
4,25 7,8
= 0,545
= 0,801
Akuades ( Mendatar ) Hitam Ungu =
2,8 3,8
: 2 =0,37
Merah muda =
Kuning =
0,2 2
0,3 2
= 0,15 =
= 0,1 =
3,05 3,8
2,95 3,8
= 0,78
= 0,802
Merah 3 5
Merah muda = 0,4 2
Kuning =
: 2 = 0,39
= 0,2 =
3,2 3,8
= 0,84
Biru
3,4 2
Ungu =
:2= 0,1 2
Biru Tua =
= 0,447
= 0,05 =
0,1 2
Biru muda =
1,7 3,8
3,45 3,8
= 0,907
3,5 = 0,05 = 3,8 = 0,92
Hijau
Kuning = Biru =
0,1 2
0,3 3,8
: 2 = 0,039
= 0,05 =
Etanol ( Hitam )
0,35 3,8 = 0,092
0,8 3,4
Abu-abu =
: 0,117 0,6 2
Biru Kehitaman =
Biru =
1,4 2
1,3 = 0,7 = 3,4
0,4 2
Ungu =
= 0,2 =
1,1 3,4
= 0,3 =
= 0,32
= 0,38
1,6 3,4
= 0,47
Merah 0,4 3,4
Orange =
: 2 = 0,058
Merah muda =
Magenta =
0,9 2
2 2
1,4 3,4
= 1=
= 0,45 =
= 0,41
2,45 3,4
= 0,72
Biru Biru =
2 3,4
Biru Tua =
Ungu = Hijau
0,5 2
: 2 = 0,29 0,4 2
2,2 = 0,2 = 3,4 = 0,64
= 0,25 =
0,65 3,4
= 0,19
Hijau =
0,4 3,4
Biru Muda =
: 2 = 0,058 2 2
=1=
1,4 3,4
= 0,411
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan tiga metode kromatografi kertas, yaitu : Ascending, Descending , Radial. Pada metode kromatografi kertas Ascending, Kertas saring yang digunakan berjumlah 2 buah, untuk menentukan kecepatan dari kedua kertas yang telah mengalami proses elusi oleh akuades dan juga etanol pada gelas beaker. Kertas saring yang digunakan masingmasing berukuran5 7 cm. Yang pertama dilakukan ialah memotong kertas dengan ukuran yang sesuai dengan memberikan jarak 1 cm pada tiap kertas pada ujung bawah dan ujung atas, tujuan dari pemberian jarak bawah disini agar totolan warna dan pelarut memiliki jarak sehingga totolan tidak langsung berinteraksi dengan pelarut sedangkan jarak atas digunakan sebagai batas dari penyerapan eluen. Pada saat menggambar jarak harus dengan menggunakan pensil, karena pensil bersifat tidak berinteraksi dengan pelarut tidak seperti pena maupun spidol. Jika menggunakan pena ataupun spidol, akan mempengaruhi kertas sehingga proses elusi akan gagal. Kemudian spidol berwarna merah, hitam, hijau dan biru ditotolkan pada garis bawah. Proses pemberian spidol pada kertas saring pun harus berjarak secukupnya. Karena jika diberikan pada jarak yang berdekatan akan mempengaruhi proses elusi dan kemungkinan akan gagal. Spidol hijau, merah, biru, dan hitam pun jika terkena akuades ataupun etanol akan tabrakan satu sama lain. Tujuannya agar komponen warna antara spidol tidak tumpang tindih.
Totolan pun tidak boleh terlalu banyak tetapi hanya sekali totolan tiap warna spidol. Hal ini bertujuan agar komponen warna yang mau dideteksi tidak meluap. Kertas yang telah ditotolkan dengan spidol kemudian di masukkan ke dalam pelarut berisi akuades dan etanol untuk volume pelarut pun, yang digunakan harus memiliki volume yang sama kurang dari batas bawah kertas. Kertas diletakkan pada posisi tegak lurus. Penyerapan eluen di hentikan sebelum batas atas jika setelah beberapa jarak tidak ditemukan lagi komponen warna yang tersebut. Setelah itu kita dapat memulai perhitungan Rf. Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan : Rf = Jarak dari garis awal ke pusat zona Jarak dari garis awal ke garis depan pelarut Sedang untuk metode descending perbedaannya dalam percobaan ini alat yang digunakan ialah cawan petri. Dan juga pada saat dimasukkan kertas saring ke masing-masing cawan yang berisi akuades dan etanol, posisi totolan berada di atas. Jika pada metode ascending, posisi totolan berada dibawah. Setelah diletakkan posisi tinta berada di atas, cawan pun ditutup sehingga tidak ada udara masuk. Kondisi kertas saat itu seperti terjuntai dengan jarak batas bawah berada dalam cawan petri , sedang batas bawah akhir jatuh ke bawah. Dan pada pada kromatografi menurun, (descending) dalam pelaksanaannya memanfaatkan gaya gravitasi sehingga arah fase geraknya menurun. Pada kromatografi menurun, pada fase geraknya dibiarkan merambat perlahan-lahan menurun-turun pada kertas. Dan pada metode ascending ataupun kromatogfi menaik, dimana arah fase geraknya menaik, dengan memanfaatkan gaya kapiler. Pada saat meletakkan kertas saring pada gelas beaker maupun cawan porselen dengan campuran dari larutan akuades dan juga etanol, perlu diketahui jika larutan aquades lebih cepat digunakan pada kertas saring yang telah tertotolkan pada kertas saeing yag telah tertotolkan spidol merah, hitam, hijau dan biru. Akuades menghasilkan dipol permanen yang sangat kuat karena memiliki polaritas yang sangat kuat
sehingga apabila dicelupkan tinta spidol ke dalamnya, warna akan menghasilkan variasi warna noda. Hal ini dikarenakan tinta spidol bersifat polar juga. Tinta hitam tersusun atas berbagai warna. Prinsip dari kromatografi sendiri, yaitu berdasarkan perbedaan koefisien dari zat-zat terhadapa dua fase tetapi sebagai pendukung disini ialah kertas saring yang sifatnya kapiler. Pelarut yang sering digunakan ialah pelarut yang cepat menyerap sehingga akan naik lebih cepat. Metode kromatografi kertas ini digunakan karena pelarutan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang teliti dan mahal. Dimana hasil-hasil yang lain dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-materi yang sederhana. Jadi dengan metode kromatografi kertas, kita sudah dapat melakukan percobaan dengan hasil yang baik. Prinsipnya pun adsorbs dan kepolaran, dimana adsorbs didasarkan pada panjang komponen dalam campuan yang diadsorbsi pada permukaan fase diam dan kepolaran, dimana adsorbs didasarkan pada panjang komponen yang berpengaruh, karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase gerak. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada percobaan pemisahan zat warna dengan kromatografi kertas didapatkan pada kertas yang ditotolkan dengan warna hitam, merah, hijau dan biru. Komponen penyusun warnanya pun sudah sesuai dengan yang tersedia pada literatur. Dimana berdasarkan literature komponen penyusun warna hitam ialah warna biru, ungu, serta coklat. Pada warna merah komponen warnanya ialah warna biru dan kuning. Sedangkan hasil yang diperoleh untuk komponen penyusun warna cokelat dan merah muda belum sesuai dari yang ada pada literatur. Dimana pada literature, komponen penyusun warna cokelat ialah orange dan hitam, sedangkan yang diperoleh pada percobaan hanya warna orange. Dan penyusun warna merah muda ialah warna merah dan putih. Harga standar Rf sendiri yang paling kecil ialah 0 dan yang paling besar ialah 1. Jika nilai Rf diperoleh terbilang 0,99 maka masih termasuk nilai yang paling besar dan jika nilai yang diperoleh 0,00 maka termasuk nilai yang paling kecil. Pada setiap warna berbeda kecepatannya, dikarenakan setiap warna
tinta memiliki zat/partikel yang memiliki cepat rambat yang berbeda dan juga karena kandungan bahan kimia yang terdapat dalam masing-masing warna berbeda (semisal ukuran molekul atau kemampuan melarut dalam cairan). Inilah yang menyebabkan kecepatan rambat pada kertas kromatografi menjadi berbeda-beda Pada beberapa kendala pada saat kegiatan berlangsung ialah, kegagalan dalam proses pemisahan zat warna pada metode descending atau kromatografi menurun. Terjadi beberapa kendala dikarenakan ketika spidol warna hitam, merah, hijau dan biru ditotolkan dengan jarak yang berdekatan yang menyebabkan tertabraknya atau tertumpuknya masingmasing warna yang telah terjadi suatu proses kegagalan. Perlu diingat kembali untuk berhati-hati kembali dalam langkah proses menotolkan spidol beraneka warna, terutama dalam jaraknya. Selanjutnya ketika meletakkan kertas saring pada larutan yang berisi etanol pada cawan petri, ketika mencelupkan kertas saring yang digunakan sedikit kusut sehingga pada saat mencelupkan, kertas saring tidak dapat disandarkan, melainkan jatuh mengenai larutan di dalam cawan petri yang sudah disiapkan. Yang lebih cepat antara larutan etanol dan aquades ialah larutan etanol, karena dalam etanol semakin banyak cabang, semakin rendah titik didihnya. Alkohol pun dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air, serta dalam etanol juga cepat mengurai. Harga setiap Rf pun berbeda dikarenakan harga Rf dengan kromatografi kertas berbeda dilihat dari bahannya. Dan juga perlu diingat kembali pada kertas saring jika ingin dijatuhkan pada larutan pada cawan perlu dengan ketelitian karena kertas saring bersifat menyerap volume yang signifikan dari cairan, sehingga perlu dengan sangat. Seharusnya kita dapat meluruskan terlebih dahulu kertas saring tersebut, jangan sampai terlihat kusut, dan jika ingin meletakkannya kedalam larutan, sebagai pembantu agar tidak terjadi kegagalan, dapat digunakan penjepit sebagai pembantu untuk meletakkan kertas saring yang dilarutkan oleh etanol. Korelasi antara Rf dengan kelarutan, faktor retardasi (Rf) merupakan parameter kromatografi kertas dan kromatografi
lapis tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu komponen pada kromatografi dan pada kondisi tetap merupakan peranan karakteristik dan produksi bel. Rf didefinisikan sebagai perbandingan jarak yang ditempuh komponen terhadap jarak yang ditempuh pelarut (fase bergerak). Hubungan ini berlaku jika Koefisien distribusi atau partisi dan penampang lintang tidak tetap sepanjang zat terlarut.
VII. Kesimpulan 1 Prinsip dasar dari kromatografi, yaitu berdasarkan koefisien dari zat-zat terhadap dua fase, tetapi pendukung disini ialah kertas saring yang sifatnya kapiler. Pelarut yang digunakan, pelarut yang cepat menyerap sehingga akan naik lebih cepat. 2 Dari percobaan, peruraian tinta spidol terbentuk warnawarna komponen, yaitu : a Warna merah terurai menjadi warna pink, orange dan kuning b Warna kuning terurai menjadi warna kuning c Warna biru terurai menjadi ungu dan biru d Tiap-tiap komponen pada suatu zat didefinisikan dengan menghitung Rf nya. Rf = Jarak Noda
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2010.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I.F.MIPA Yogyakarta
Roy, J. Gritter,dkk. 1991.Dasar Kromatografi, Bandung. ITB Susila Kristianingrum,2005. Peranan Kimia Analisis untuk Industri Farmasi. UNY.Yogyakarta Sulaiman, Hardi G Adang’ Aanis Kundar Noor. (2007). Pemisahan & Karakterisasi Senyawa Kompleks.90 & Stronsium.90 Degan Elektroforesis Kertas, JFN,Vol.1.No.2 November 2007, Yogyakarta Yazid, Estien 2005.Kimia Fisik untuk Paramedis, Yogyakarta :Andi
View more...
Comments