Laporan Praktikum Kosmet Masker Peel Off Pepaya 4D

May 19, 2019 | Author: habibah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

masker peel off...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETOLOGI “SEDIAAN MASKER

PEEL OFF EKSTRAK DAUN C ar i ca P apaya L .”

Disusun oleh: Kelompok 4 D Farmasi 2015 Habibah Sabrina H.

(11151020000091) (11151020000091)

Dwi Puspita A.

(11151020000100) (11151020000100)

Hafidzatul Azkia C.

(11151020000101) (11151020000101)

Linda Mazroatul U.

(11151020000104) (11151020000104)

Zuhtisya Isfahani

(11151020000108) (11151020000108)

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perawatan kesehatan dan kecantikan dengan memanfaatkan bahan alamiah selain lebih murah juga lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan. Berbagai hasil penelitian dibidang kosmetik mengungkapkan bahwa  perawatan kecantikan kuno dengan bahan alamiah bisa dibuktikan secara ilmiah (Surtiningsih, 2005). Kosmetika pada prinsipnya adalah obat namun tujuan pemakaiannya sedikit mengalami perubahan bila dibandingkan dengan tujuan pemakaian obat-obatan pada umumnya. Kosmetika dirancang untuk tujuan estetika yaitu mempercantik, memperbaiki, dan mengubah penampilan seseorang (Depkes RI., 2003). Tanaman pepaya (Carica (Carica papaya L) L ) secara empiris telah terbukti dapat digunakan dalam pengobatan masalah jerawat di wajah. Metode yang digunakan yaitu dengan mengoleskan larutan/ cairan hasil tumbukan daun pepaya pada bagian kulit yang berjerawat. Dalam ekstrak daun pepaya mengandung senyawa alkaloidkarpain yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu penelitian Ardina (2007) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ekstrak daun pepaya memiliki aktivitas daya hambat terhadap bakteri  P. acnes  penyebab jerawat. Ada penelitian lain dari Dimas (2004), disebutkan bahwa senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak daun pepaya memiliki aktivitas antiinflamasi. Efek antiinflamasi dan antibakteri pada ekstrak daun pepaya ini mendukung dalam penggunaannya sebagai antijerawat. Untuk kemudahan dalam penggunaan manfaat dari ekstrak daun pepaya sebagai antijerawat

maka

di

formulasikan

dalam

bentuk

sediaan

farmasi.

Sediaan

diformulasikan dalam bentuk masker  peel off . Digunakan masker  peel off   karena mudah dan praktis dalam penggunaannya. 1.2 Tujuan

1.

Mengetahui formulasi sediaan masker peel masker peel off 

2.

Mengetahui cara pembuatan masker peel masker peel off 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masker

Menurut KBBI, masker adalah sediaan yang berwujud cairan (atau bahan lunak) yang dioleskan untuk membersihkan dan mengencangkan kulit, terutama kulit wajah. Saat ini banyak sekali jenis masker yang beredar, ada yang berbentuk  bubuk, krim dan gel, bahkan ada juga yang terbuat dari kertas dan plastik. Masker  buatan sendiri dari bahan-bahan alam seperti buah, sayurdan telur juga dapat menjadi pilihan. Masker dioleskan dengan bantuan kuas khusus untuk masker pada seluruh wa jah, leher dan pundak dan dada bagian atas,kecuali bagian mata dan  bibir, karena bagian tersebut sangat sensitif. Sambil menunggu masker mengering, oleskan eye-cream di sekitar mata dan lip-conditioner di bibir. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kekeringan kulit di sekitar mata dan  bibir. Jenis-jenis masker menurut Harry (2000) yaitu sebagai berikut. 1. Masker Serbuk

Masker serbuk merupakan bentuk masker yang paling awal dan populer. Banyak produsen kosmetika baik tradisional maupun modern yang memproduksi  jenis masker serbuk. Biasanya masker serbuk terbuat dari bahan-bahan yang dihaluskan dan diambil kadar airnya. Dipilih masker serbuk yang sesuai dengan  jenis kulit. Cara membuatnya adalah campurkan 1 sendok makan masker serbuk dengan air mawar secukupnya, kemudian aduk sampai rata dan oleskan pada wajah, leher, pundak dan dada bagian atas dengan menggunakan kuas khusus untuk masker yang halus. Arah pengolesan sebaiknya dari bawah ke atas dan  biarkan sampai mengering yaitu sekitar 15 menit. Pada saat mengangkat masker yang telah mengering di bagian wajah, masker jangan langsung diangkat dengan handuk, basahi dahulu bagian yang tertutup masker hingga masker kembali basah,  baru diangkat dengan menggunakan waslap atau handuk yang lembab hangat sampai bersih. 2. Masker Krim

Penggunaan masker krim sangat praktis dan mudah. Saat ini telah tersedia masker krim untuk aneka jenis kulit, yang dikemas dalam kemasan tube.

Salah satu keuntungan lain dari masker krim adalah dapat dipadukan dari beberapa  jenis bahan masker. Oleh karena itu masker ini merupakan pilihan tepat bagi mereka yang memiliki kulit kombinasi. Untuk daerah kering, gunakan masker untuk kulit kering, sedangkan untuk daerah berminyak, gunakan masker untuk kulit berminyak. Kenakan masker krim pada wajah dan leher, tunggu hingga kering (15 hingga 20 menit) dan angkat dengan menggunakan handuk yang lembab hangat. 3. Masker Gel

Masker gel juga termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas. Masker gel  biasa dikenal dengan sebutan masker  peel-off . Manfaat masker gel antara lain dapat mengangkat kotoran dan sel kulit mati sehingga kulit menjadi bersih dan terasa segar. Masker gel juga dapat mengembalikan kesegaran dan kelembutan kulit, bahkan dengan pemakaian yang teratur, masker gel dapat mengurangi kerutan halus yang ada pada kulit wajah. Cara kerja masker  peel-off ini berbeda dengan masker jenis lain. Ketika dilepaskan, biasanya kotoran serta kulit ari yang telah mati akan ikut terangkat. Fungsi masker  peel-off sama dengan  scrub cream/krim pengelupas. Karena itu jika memilih menggunakan masker  peel-off sebaiknya

tidak

bersamaan

pemakaiannya

dengan

pengelupasan

/ peeling / scrubbing . Beri selang waktu minimal 7 hari untuk melakukan keduanya. Jika tidak, kulit akan mengalami pengelupasan dua kali dengan tenggang waktu relatif singkat yang tidak cukup untuk melakukan regenerasi. Akibatnya kulit  justru akan tampak kusam dan tidak berseri. 4. Masker Kertas atau Kain

Masker jenis kertas atau kain biasanya mengandung bahan-bahan alami yang dapat meluruhkan sel-sel kulit mati, membantu menyamarkan bercak atau noda hitam, mengecilkan pori-pori, serta memperhalus kerutan di wajah. Selain itu masker ini dapat merangsang pertumbuhan sel kulit baru dan membuat kulit lebih  berseri. Masker kertas biasanya berbentuk lembaran menyerupai wajah dengan  beberapa lubang di bagian mata, hidung dan mulut. Sedangkan masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan. B. Masker Peel Off 

Kosmetika wajah yang umumnya digunakan tersedia dalam berbagai  bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker wajah peel off . Masker peel off merupakan salah satu jenis sediaan masker yang praktis dan mudah saat  penggunaannya. Masker  peel off terbuat dari bahan karet, seperti polivinil alkohol atau damar vinil asetat. Masker peel off biasanya digunakan dalam bentuk gel atau  pasta, yang dioleskan ke kulit muka. Setelah alkohol yang terkadung dalam masker menguap, terbentuklah lapisan film yang tipis dan transparan pada kulit muka. Setelah berkontak selama 15 hingga 30 menit, lapisan tersebut diangkat dari  permukaan kulit dengan cara. C. Fungsi Masker Peel Off 

Masker  peel off memliki beberapa manfaat diantaranya mampu merileksasi otot-otot wajah, membersihkan, menyegarkan, melembabkan, dan melembutkan kulit wajah (Vieira, 2009). Maker berbentuk gel mempunyai  beberapa keuntungan diantaranya penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan. Selain itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik. D. Mekanisme Masker Peel Of dalam Membersihkan Kotoran

Masker membentuk tembus terang (transparan) pada kulit. Bahan dasar adalah bersifat jeli dari gum, tragakan, lateks dan biasanya dikemas dalam tube. Penggunaanya langsung diratakan pada kulit wajah. Adapun cara mengangkatnya dengan cara mengelupas, diangkat pelan-pelan secara utuh mulai dagu ke atas sampai ke pipi dan berakhir di dahi. Jenis masker yang ada di pasaran biasanya tergantung merk, ada yang untuk semua jenis kulit, ada yang dibedakan sesuai  jenis kulit. Masker gel termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas (masker  peeloff ). Masker peel-off menggunakan polimer pelarut air. Kulit bias meregang karena strukturnya yang kuat. Masker  peel-off mengangkat kotoran dari permukaan kulit dan pori-pori ketika masker tersebut dikelupas. Masker  peel off dibuat dengan unsur elastic seperti polivinil alcohol atau unsur elastic seperti latex itu atau unsure karet alami lain yang dikombinasikan. Seperti masker kering pada kulit, masker ini dikeraskan dan dibentuk tipis, Lentur, biasanya lembar transparan pada kulit. Dalam hal ini, masker bukan dihilangkan oleh bilasan air tapi dengan dikupas pada

wajah. Dengan kedua masker yaitu yang di bilas atau dikelupas, sangat penting waktu untuk memenuhi sisa masker pada wajah dengan instruksi manufaktur. Masker biasanya dihilangkan 15 hingga 30 menit setelah penggunaan. Masker dapat dibuat dari campuran komposisi seperti clay (digunakan untuk masker rinse off ) dengan komponen elastis (digunakan untuk masker  peel  off ). Hidrokoloid (seperti carboxymethyl cellulose) dapat ditambahkan untuk semua tipe masker. Komposisi terakhir yang dipakai untuk masker yaitu apakah dapat dibilas/rinse off atau dikelupas/ peel off . Masker tidak menyerap lemak dari kulit, seperti serbuk atau masker berbasis clay. Efek utama untuk masker ini yaitu untuk mencegah evaporasi air dari permukaannya kulit. Sebagai hasil, jumlah dari kelembaban pada kulit banyak, sepanjang masker berada pada wajah. Untuk menggunakan masker  peel off , harus mengenali jenis kulit terlebih dahulu. Ada beberapa pedoman untuk mengetahui jenis kulit yaitu : 1. Jenis kulit berminyak Ciri kulit ini, disekitar dahi, hidung, dagu (istilahnya daerah T) serta pipi di  bagian bawah tulang pipi terus menerus mengeluarkan minyak. Dan pada umumnya kulit berminyak mudah ditumbuhi jerawat. Jika kulit wajah berminyak,  pilih jeruk nipis atau nanas untuk masker. Bahan lain yang juga bisa digunakan adalah madu, putih telur, dan kuning telur. 2. Jenis kulit kering Kulit wajah kering, cirinya berwarna kusam atau tidak mengkilap. Kadangkadang kulit rasanya menegang (tertarik), disamping itu bersisik dan terasa gatal. Keadaan pori-pori kulit sering tampak layu dan kasar serta keriput. Sehingga orang yang kulit mukanya kering seakan-akan tampak lebih tua dari umur sebenarnya. Jika kulit wajah kering, bisa menggunakan pisang, avokad, bengkuang, serta buah buahan lain yang mengandung tepung sebagai masker. 3. Jenis kulit sensitif Kulit wajah yang amat putih, seringkali memiliki tingkat sensitivitas lebih tinggi, sehingga cenderung memerah. Pilih masker wajah yang memiliki kandungan aloe vera, chamomile, mentimun, maple, dan teh hijau yang bisa mengurangi kemerahan dan peradangan sementara. Formula sulfur, licorice, dan  xanthine  bisa membantu menghilangkan penampakan garis-garis kapiler darah di

wajah. Mulai dengan mengaplikasikan seminggu sekali. Jika menunjukkan  perubahan dan tak ada alergi, bisa ditingkatkan dengan penggunaan seminggu dua kali. Masker semacam ini cukup aman digunakan di seluruh bagian wajah. Untuk menghapus maskernya, cukup gunakan jari, jangan gunakan kain atau handuk, supaya tidak membuat kulit teriritasi. 4. Jenis kulit normal Di antara ketiga jenis kulit tadi, yang paling ideal adalah jenis kulit normal. Kulit jenis ini tidak berminyak dan juga tidak kering. Memiliki tekstur yang halus dan bila disentuh terasa lembut. Keadaan kulitnya seoalah transparan sehingga memancarkan sinar yang lembut. Maka dapat digunakan masker yang berasal dari  buah-buahan yang menyegarkan (Novita, 2009) E. Basis Masker Peel Off

Terdapat 5 sistem basis pembentuk masker, yaitu seba gai berikut. 1. Sistem Basis Lilin

Sistem ini terdiri dari lilin parafin, campuran lilin dengan petroleum jeli dan  bahan yang bersifat polar seperti setil dan stearil alkohol. Pada suhu kamar masker  berbentuk padatan, sebelum akan digunakan masker harus dilebur dahulu dan dioleskan dalam keadaan panas. Ketika lilin mengering kulit wajah akan terasa kencang. Setelah masker dilepaskan kulit akan menjadi lembab, kencang, dan  bersih. 2. Sistem Basis Karet

Sistem basis karet menggunakan bahan dasar karet lateks. Setelah masker mengering akan membentuk lapisan elastis yang tidak dapat ditembus air pada  permukaan kulit wajah. Lapisan yang menutupi wajah akan meningkatkan suhu dan sirkulasi darah pada kulit sehingga ketika masker dilepaskan akan terasa sejuk  pada kulit wajah. 3. Sistem Basis Vinil

Sistem basis vinil terdiri dari PVA atau damar vinil asetat sebagai pembentuk film. Pembentukan film ini juga akan menyebabkan peningkatan suhu dan sirkulasi darah pada kulit. 4. Sistem Basis Hidrokoloid

Sistem basis hidrolokoid mengandung bahan dasar gom organik, seperti gom tragakan, gelatin, kasein, karagenan, natrium karboksi metal selulosa, gom arab dan karbomer. Sistem basis hidrokoloid berupa gel padat dengan viskositas tinggi yang sebelum digunakan harus dilebur dahulu. Setelah digunakan masker sistem  basis ini akan kehilangan air dan membentuk film yang fleksibel pada permukaan kulit muka. 5. Sistem Basis Tanah

Masker sistem basis tanah berbentuk seperti lumpur, terdiri dari bentonit dan kaolin sebagai bahan utama pembentuk masker ini. Masker sistem ini dapat memberikan efek astringen pada kulit wajah karena dapat memperkecil pori-pori, membuat kulit wajah bersih karena dapat menarik minyak dan kotoran pada kulit wajah. F. Komponen Bahan Masker Peel Off  1. Zat Aktif

Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Kelas : Dicotylidonae Ordo : Caricalis Famili : Caricaceae Spesies : Carica papaya L (Backer, 1968) Pepaya berasal dari Amerika Tengah. Tanaman buah menahun ini tumbuh pada tanah lembab yang subur dan tidak tergenang air, dapat ditemukan di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl. Sesungguhnya tanaman pepaya merupakan semak yang berbentuk pohon, bergetah, tumbuh tegak, tinggi 2,5-10 m, batangnya bulat berongga, tangkai di bagian atas kadang dapat bercabang. Pada kulit batang terdapat tanda bekas tangkai daun yang telah lepas (Dalimartha dan Hembing, 1994). Daun berkumpul di ujung batang dan ujung percabangan, tangkainya bulat silindris, berongga, panjang 25-100 cm. Helaian daun bulat telur dengan diameter 25-75 cm, berbagi menjari, ujung runcing, pangkal berbentuk  jantung, warna permukaan atas hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda, tulang daun menonjol di permukaan bawah. Cuping-cuping daun berlekuk sampai

 berbagi tidak beraturan, tulang cuping daun menyirip. Bunga jantan berkumpul dalam tandan, mahkota berbentuk terompet, warnanya putih kekuningan. Kandungan kimia dari tanaman pepaya (Carica papaya L) adalah enzim papain, alkaloid karpaina, pseudo-karpaina, glikosid, karposid dan saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Alkaloid karpaina mempunyai efek seperti digitalis. Mempunyai aktivitas antimikroba. 2. Basis Gel

Polivinil alkohol adalah polimer sintetis yang larut dalam air dengan rumus (C2H4O)n. Nilai n untuk bahan yang tersedia secara komersial terletak di antara 500 dan 5000, setara dengan rentang berat molekul sekitar 20.000  –   200.000. Polivinil alkohol berupa bubuk granular berwarna putih hingga krem, dan tidak  berbau (Rowe et al., 2009). Polivinil alkohol larut dalam air, sedikit larut dalam etanol (95%), dan tidak larut dalam pelarut organik. Polivinil alkohol umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun. Bahan ini bersifat noniritan pada kulit dan mata pada konsentrasi sampai dengan 10%, serta digunakan dalam kosmetik  pada konsentrasi hingga 7% (Rowe et al., 2009). Polivinil alkohol diproduksi dengan cara polimerasi vinil asetat menjadi polivinil asetat, dan diikuti dengan hidrolisis polivinil asetat membentuk polivinil alkohol (Nagar, et al., 2011). Polivinil alcohol dikenal sebagai agen pembentuk lapisan film, pendispersi, lubrikan, pelindung kulit, digunakan pada formulasi gel dan lotion, shampo, tabir surya, masker, serta beberapa aplikasi kosmetik dan perawatan kulit lainnya.  Namun, salah satu kelemahan dari polivinil alkohol adalah lapisan film yang dihasilkan cenderung lebih kaku dan memiliki fleksibilitas yang tergolong rendah (Barnard, 2011). 3. Pengawet

Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lain atau dengan zat antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, metilparaben merupakan pengawet yang  paling sering digunakan (Rowe et al., 2009). Aktivitas antimikroba meningkat dengan meningkatnya panjang rantai

alkil. Aktivitas zat dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi paraben yang memiliki efek sinergis terjadi. Kombinasi yang sering digunakan adalah dengan metil-, etil-, propil-, dan butil paraben. Aktivitas metil paraben juga dapat ditingkatkan dengan penambahan eksipien lain seperti propilen glikol (2 hingga 5%), feniletil alkohol, dan asam edetat (Rowe, et al., 2009). Selain itu, propil  paraben juga dapat digunakan sebagai pengawet. Efikasi pengawet menurun dengan meningkatnya pH karena pembentukan anion fenolat. Paraben lebih aktif terhadap ragi dan jamur daripada terhadap bakteri. Mereka juga lebih aktif terhadap Gram-positif dibandingkan terhadap bakteri Gram-negatif (Rowe et al., 2009). 4. Humektan

Humektan adalah suatu zat higroskopis yang digunakan untuk menjaga kelembaban. Humektan seringkali berupa suatu molekul dengan beberapa gugus hidrofilik, paling sering gugus hidroksil; namun, gugus amina dan gugus karboksil, kadang dalam bentuk esternya, dapat juga digunakan (afinitasnya membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air adalah sifat penting). Humektan digunakan dalam banyak produk termasuk pangan, kosmetik, obat dan pestisida. Humektan menarik dan menahan uap air di udara sekitarnya melalui proses  penyerapan (absorption), menarik uap air ke dalam dan/atau ke permukaan organisme/objek. Dalam obat-obatan farmasi dan kosmetika, humektan dapat digunakan dalam bentuk dosis topikal untuk meningkatkan kelarutan senyawa kimia bahan aktifnya, menaikkan kemampuan bahan aktif untuk menembus kulit, dan/atau waktu aktivitasnya. Sifat hidrasinya dapat pula diperlukan untuk melawan  bahan aktif yang bersifat dehidrasi (misal: sabun, kortikoid, beberapa alkohol, dll.). Inilah sebabnya humektan merupakan bahan yang umum digunakan dalam  beragam kosmetika dan produk perawatan tubuh dengan klaim melembabkan (contohnya: kondisioner rambut, losion tubuh, pembersih wajah atau badan,  pelembab bibir, krim mata). 5. Pengatur pH

Pengatur pH sediaan dibutukan untuk mengatur pH sediaan, terutama agar sesuai dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,6  –   6,5. Trietanolamina/TEA dapat digunakan sebagai pengatur pH sediaan. Trietanolamina dapat berubah menjadi

coklat saat terkenaudara dan cahaya. Trietanolamina harus disimpan dalam wadah kedap udara dilindungi dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering. Incompatibilitas trietanolamina akan bereaksi dengan asam mineral untuk membentuk kristal garam dan ester. Dengan asam lemak yang lebih tinggi, Trietanolamina bentuk garam yang larut dalam air dan memiliki karakteristik sabun. 6. Surfaktan

Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat  bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Surfaktan yang biasa digunakan dalam formulasi masker peel off adalah tween 80. Tween 80 adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitan, dengan nama kimia polioksietilen 20 sorbitan monooleat. Pada suhu 25ºC, tween 80 berwujud cair, berwarna kekuningan dan berminyak, memiliki aroma yang khas, dan berasa pahit. Larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam minyak mineral. Kegunaan tween 80 antara lain sebagai: zat pembasah, emulgator, dan  peningkat kelarutan (Rowe, 2009). Selain fungsi, fungsi tersebut, Tween 80 juga  berfungsi sebagai peningkat penetrasi (Akhtar, et. al., 2011). G. Standar Mutu Sediaan Masker

Menurut SNI 16-6070-1999, bentuk sediaan masker yang digunakan untuk memberikan rasa kencang pada kulit dan efek membersihkan. Kadar air yang dipersyaratkan secara umum tidak lebih dari 10% . Menurut Keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.00.06.4.02894 menetapkan standar uji mikroba pada sediaan masker wajah dengan angka lempeng total maksimum 105.

H. Kulit A. Anatomi Kulit

Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar.fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti  pembentukanlapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan selsel yang sudah mati), respirasi, pengatur suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar (montagen, renault , debreuil ). Luas kulit pada manusia rata-rata ± 2 meter persegi, dengan bobot 10 kg jika dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak.kulit terbagai atas dua lapisan utama, yaitu epidermis (kulit ari) sebagai lapisan yang paling luar dan dermis  (korium, kulit jangat). Di bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak kulit. a) Epidermis

Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetik dipakai pada epidermis itu. Meskipun terdapat beberapa jenis kosmetik yang digunakan sampai ke dermis, tetapi tetap penampila n epidermis yang menjadi tujuan utama. Dengan adanya kemajuan teknologi, dermis menjadi tujuan dalam kosmetik medik. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter, misalnya pada terlapak kaki dan telapak tanggan, dan lapisan yang tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel-sel epidermis ini disebut keratinosit. 1) Lapisan tanduk ( stratum corneum) terdiri tas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak meiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengadung air. 2) Lapisan jernih ( stratum Iucidum) terletak tepat di bawah  stratum corneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas  pada telapak tangan dan telapak kaki. 3) Lapisan berbutir-butir ( stratum  granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut. Stoughout menkerut.

4) Lapisan malphigi ( stratum spinosum atau malphigi layer) memiliki sel yang  berbentuk kubus dan seperti berduri, intinya besar dan oval, dan setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdirit atas serabut protein. 5) Lapisan basal ( stratum germinativum atau membran basalis) adalah lapisan terbawa epidermis. Di dalam  stratum germinativum  juga terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinoset melalui dendritdendritnya. b) Dermis

Berbeda dengan epidermis yang tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kalogen dan elastis, yang berada didalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida, serabut kalogen dapat mencapai 72 persen dari keseluruhan  bobot kulit manusia bebas lemak. Di dalam dermis terdapat adneksa-adnesksa seperti folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, otot  penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak kulit (subkutis/hipodermis). I. Klasifikasi Kulit

Pada umumnya keadaan kulit dibagi menjadi 3 jenis yaitu kulit kering, kulit normal, dan kulit berminyak. Kulit kering adalah kulit yang kadar airnya kurang, kulit normal adalah kulit dengan kadar air yang tinggi dan kadar minyak yang rendah sampai normal, sedangkan kulit berminyak adalah kulit dengan kadar minyak dan air yang tinggi. a. Ciri-ciri yang terlihat pada kulit kering: kulit kusam, bersisik, mulai tampak kerutan-kerutan, dan pori-pori tidak terlihat.  b. Ciri-ciri yang terlihat pada kulit normal: kulit tampak segar dan cerah; cukup tegang dan tekstur halus; pori-pori terlihat, tetapi tidak terlalu besar; kadang terlihat  berminyak di bagian dahi, dagu, serta hidung. c. Ciri-ciri yang terlihat pada kulit berminyak: tekstur kulit kasar dan berminyak; pori pori besar; mudah kotor dan berjerawat.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1

Alat dan Bahan

Alat :

•  Cawan •  Spatel • Batang pengaduk •  Sudip • Gelas ukur • Gelas beaker • Penangas air •  Termometer • Lumpang & Alu • Kaca objek Bahan :

• Ekstrak daun pepaya 2% • PVA 9% • Propilenglikol 10% • Tween 80 1% • Nipagin 0,1% • Nipasol 0,08% • Etanol 96% 15% • TEA q.s • Aquadest ad

3.2

Prosedur Kerja

1. PVA dihaluskan kemudiam ditimbang sesuai kebutuhan. 2. PVA dibasahi dan didispersikan dalam aquadest dingin (1:2) selanjutnya dilarutkan dengan aquadest hangat dan dipanaskan di atas waterbath dengan suhu 90oC sambil diaduk hingga terbentuk massa basis gel PVA yang homogen. Didinginkan massa  basis gel 40oC (M1). 3. Dicampurkan tween 80 dan jus ke dalam air (M2).

4. Dilarutkan nipagin dam nipasol ke dalam propilenglikol (M3) 5. Dicampurkan M2 dan M3 ke dalam M1, selanjutnya digerus hingga homogen dalam lumpang dan alu. 6. Dimasukkam etanol 95% ke dalam M1 digerus kuat hingga homogen. 7. Sediaan gel masker peel off dievaluasi dengan beberapa evaluasi gel masker peel off.

EVALUASI

1. Pemeriksaan Organoleptik 2. Pemeriksaan Homogenitas Gel dioleskan di atas kaca objek, kemudian dikatupkan dengan kaca objek lain, lalu diamati homogenitas gel tersebut. 3. Pemeriksaan pH 4. Pengujian Waktu Kering Gel 1 gram gel masker peel off dioleskan pada kulit lengan dengan panjang 7 cm dan lebar 7cm. Kemudian dihitung kecepatan mengering gel hingga membentuk lapisan film dari masker gel peel off dengan menggunakan stop watch.

3.3

Penimbangan Bahan

Ekstrak daun pepaya :

= 2% x 30 g = 2/100 x 30 g = 0,6 g PVA :

= 9% x 30 g = 9/100 x 30 g = 2,7 g Propilenglikol :

= 10% x 30 g = 10/100 x 30 g = 3 g Tween 80 :

= 1% x 30 g = 1/100 x 30 g = 0,3 g Nipagin :

= 0,1% x 30 g = 0,1/100 x 30 g = 0,03 g Nipasol :

= 0,08% x 30 g = 0,08/100 x 30 g = 0,024 g Etanol 96% :

= 15% x 30 g = 15/100 x 30 g = 4,5 g TEA :

qs ( ad pH 5-7 ) Aquadest :

ad 100 = 30 - ( 0,6 + 2,7 + 3+ 0,3 + 0,03 + 0,024 + 4,5 ) = 30 - 11,154 = 18,846 g

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil

No

Evaluasi

Hasil

Organoleptik Warna

Hijau muda

Bau

Daun pepaya segar

Bentuk

Gel kental

2

Homogenitas

Homogen

3

Pemeriksaan pH

6

4

Pengujian waktu kering

15 menit

1

4.2

Pembahasan

Pada praktikum kosmetologi yang dilakukan pada Kamis, 15 Maret 2018 di laboratorium penelitian 2 telah dibuat sediaan masker peel off. Masker adalah salah satu pembersih kulit wajah yang efektif sebagai deep cleansing, yaitu membersihkan kotoran yang menempel pada lapisan kulit yang lebih dalam, mengurangi iritasi kulit, memperbaiki pori-pori kulit, mengangkat sel-sel kulit yang telah mati, membersihkan sisa-sisa kelebihan lemak pada permukaan kulit, memberikan kenyamanan pada kulit, menghaluskan lapisan luar kulit, dan memberi nutrisi sehingga kulit terlihat cerah (Vieira, 2009). Masker peel off merupakan masker gel, termasuk salah satu masker yang  praktis karena setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat dari permukaan wajah tanpa perlu dibilas. Cara kerja masker peel off adalah masker dilepaskan dari  permukaan wajah sehingga kotoran dan sisa metabolisme yang terlarut akan ikut menguap sehingga terjadi penurunan suhu pada kulit dan disaat bersamaan zat-zat gizi yang dikandung di dalam masker dapat masuk ke dalam lapisan kulit saat masker digunakan. Fungsi masker peel off sama dengan scrub cream sehingga dalam  penggunaan masker peel off dan scrub cream tidak dilakukan secara bersamaan, yaitu dengan adanya selang waktu minimal 7 hari untuk melakukan keduanya. Hal ini dapat menyebabkan pengelupasan dua kali dengan tenggang waktu relatif singkat yang tidak

cukup untuk melakukan regenerasi sel kulit sehingga kulit akan tampak kusam dan tidak berseri (Harry, 2000). Pada praktikum kali ini dibuat masker peel off menggunakan sistem basis vinil, yaitu PVA sebagai pembentuk film dengan konsentrasi 9% propilen glikol sebagai humektan untuk mencegah kekeringan pada sediaan utamanya didalam wadah dan  juga dapat digunakan sebagai pelarut nipagin dan nipasol dimana efikasi pada kedua  pengawet tersebut dapat meningkat dengan adanya propilen glikol pada konsentrasi 25%, pada praktikum digunakan propilen glikol sebesar 10%, tween 80 dengan konsentrasi 1% sebagai surfaktan anionik, nipagin dan nipasol sebagai pengawet (antimikroba) dengan konsentrasi masing-masing 0,1% dan 0,08%, kombinasi ini juga diperlukan agar aktivitas antimikroba dari kedua komponen menjadi lebih optimal selain akibat adanya surfaktan, etanol 96% untuk mempercepat waktu pengeringan atau penguapan pada saat sediaan digunakan selain juga dapat digunakan sebagai  pelarut, TEA sebagai pengadjust pH, membentuk gel, dan juga dapat dijadikan sebagai surfaktan kedua, serta aquades sebagai pelarut (Rowe et al., 2009). Ekstrak yang digunakan adalah daun pepaya, dimana tanaman ini secara empiris dipercaya memiliki khasiat yang dapat menghaluskan kulit dan mengobati  jerawat dengan kandungan alkaloid dan enzim papain yang dimilikinya. Selain itu juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan kandungan alkaloidnya yang membuat daun pepaya terasa sedikit pahit (Akhtar, 2011). Pada sediaan masker peel off dengan konsentrasi PVA 9%, Propilen glikol  juga dapat meningkatkan viskositas sediaan karena mampu mengikat air sehingga terjadinya peningkatan ukuran unit molekul yang menyebabkan adanya tahanan untuk mengalir dan menyebar (Martin et al., 1993). Pada praktikum kali ini hal yang pertama dikerjakan adalah menghaluskan PVA yang telah ditimbang sesuai perhitungan. PVA yang digunakan dengan konsentrasi 9% tekstur yang dihasilkan kental dan tidak mudah tumpah. Hal ini dikarenakan PVA merupakan basis pembentuk film, semakin tinggi konsentrasi dari PVA, maka sediaan yang dihasilkan akan memiliki viskositas yang lebih tinggi. PVA didispersikan dalam aquadest hangat 1:2 dilanjutkan dengan dipanaskan diatas  penangas air hingga mencapai titik leleh PVA yaitu 90 derajat celsius sampai membentuk massa gel lalu didinginkan sampai suhu 40 derajat celsius (M1).

Dicampurkan tween 80 dan ekstrak daun pepaya ke dalam sedikit air (M2). Dilarutkan nipagin dan nipasol ke dalam propilen glikol (M3). Setelah formula M1, M2, dan M3 terbentuk, ketiganya dicampurkan ke dalam satu lumpang dan digerus hingga homogen. Terakhir ditambahkan etanol 96% diaduk hingga homogen. Setelah

sediaan

sudah

jadi,

dilakukan

evaluasi

berupa

pemeriksaan

organoleptik, pemeriksaan homogenitas, pemeriksaan pH, dan pengujian waktu kering sediaan masker peel off. Evaluasi yang pertama adalah pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau, dan bentuk sediaan. Sediaan kelompok kami memiliki warna hijau muda, berbentuk gel dengan wangi daun pepaya segar, namun terdapat gelembung yang terperangkap dalam sediaan dikarenakan pengadukan yang terlalu kencang. Evaluasi kedua adalah  pemeriksaan homogenitas yang dilakukan dengan mengoles sediaan diatas kaca objek, sediaan kelompok kami homogen dengan tidak adanya butiran gel pada sediaan. Evaluasi yang ketiga adalah pemeriksaan pH dengan menggunakan pH indikator universal yang menunjukkan nilai 6. pH sediaan yang dihasilkan harus sesuai dengan range pH kulit, yaitu 4,5  –   6,5 karena hal ini dapat berpengaruh pada efek yang akan dirasakan saat masker peel off diaplikasikan di wajah. Jika pH terlalu asam maka dapat menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan jika pH terlalu basa maka dapat mengakibatkan kulit menjadi kering (Djajadisastra, 2004), pH yang dihasilkan sudah memasuki rentang sehingga tidak perlu dilakukan penambahan TEA yang berfungsi sebagai pengatur pH. Evaluasi yang terakhir adalah pengujian waktu kering untuk seluruh sediaan dilakukan dengan cara mengaplikasikan masker peel off diatas  permukaan kulit pada panjang dan lebar kurang lebih 5 cm dengan estimasi waktu 20 menit. Faktor yang mempengaruhi waktu kering pada sediaan masker peel off adalah etanol 96%, yang dimana berfungsi sebagai pelarut yang mudah menguap. Didapatkan waktu selama 15 menit, ini menunjukkan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat masker peel off kelompok kami untuk mengering.

BAB V PENUTUP 5.1

Kesimpulan

1.

Masker adalah salah satu pembersih kulit wajah yang efektif sebagai deep cleansing, yaitu membersihkan kotoran yang menempel pada lapisan kulit yang lebih dalam, mengurangi iritasi kulit, memperbaiki  pori-pori kulit, mengangkat sel-sel kulit yang telah mati, membersihkan sisa-sisa

kelebihan

lemak

pada

permukaan

kulit,

memberikan

kenyamanan pada kulit, menghaluskan lapisan luar kulit, dan memberi nutrisi sehingga kulit terlihat cerah (Vieira, 2009). 2.

Ekstrak yang digunakan adalah daun pepaya, dimana tanaman ini secara empiris dipercaya memiliki khasiat yang dapat menghaluskan kulit dan mengobati jerawat dengan kandungan alkaloid dan enzim papain yang dimilikinya. Selain itu juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan kandungan alkaloidnya yang membuat daun pepaya terasa sedikit pahit (Akhtar, 2011).

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdullah, Afzan, Rashid, Jantan, dan Ismail. 2011. Acute Toxicity Study of Carica pepaya Leaf Extract inSprague Dawley Rats. Journal od Medicinal Plants Research. Vol 5(xx):1867-1872).

Harry, Ralph G. 1973. Harry’s Cosmeticology. Edisi Keenam. New York.  Chemical Publishing Co., Inc. Hal: 103 –  109.

Morris, K, 1993, Depilatories Mask Scrubs and Bleaching Preparation, Paucher’s Perfumes Cosmetics and Soaps Hieda Butler. London: Chapman and Hall.

LAMPIRAN

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF