Laporan Praktikum Koloid Part 1

February 13, 2019 | Author: Ima | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Kimia Dasar II...

Description

 Laporan Praktikum Praktikum Kimia Dasar II K oloi loi d

I. II.

Judul Percobaan

: Koloid

Hari/ Tanggal percobaan dimulai

: Selasa, 27 Februari 2018 Pukul 13:00 WIB

III.

: Selasa, 27 Februari 2018

Hari/ Tanggal percobaan percobaan selesai

Pukul 15:30 WIB IV.

:

Tujuan Percobaan

1. Mengetahui cara pembuatan koloid 2. Mengetahui sifat-sifat koloid V.

Tinjauan Pustaka

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi atau yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi atau pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, mauun tebal dari suatu  partikel. Keadaan koloid merupakan keadaan antara suatu larutan la rutan dan suatu suspensi. Bila suatu bahan dalam agregat yang lebih besar (Keenan, 1984). Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut larutan, molekul, atom, ataupun ion disebarkan dalam suatu zat kedua. Dengan cara yang agak mirip, materi koloid dapat dihamburkan atau disebarkan dala m suatu medium sinambung, sehingga dihasilkan suatu disperse (sebaran) koloid atau sistem koloid. Selai, mayones, tinta cina, susu, dan kabut merupakan contoh yang dikenal. Dalam sistem-sistem semacam itu, partikel koloid dirujuk sebagai zat terdispersi (tersebar) dan materi materi kontinu dalam mana partikel itu tersebar disebut zat pendispersi atau medium pendipersi (Arsyad, 2001). Ciri penting dari partikel koloid adalah tingginya nisbah antara luas  permukaan dengan voumenya. Telah diketahui bahwa atom, ion, atau molekul pada permukaan zat agak berbeda dengan di bagian dalamnya. Hal ini disebebkan karena spesies dipermukaan mempunyai gaya-gaya yang  berbeda dengan spesies di bagian dalam. Untuk bahan biasa perbandingan antara atom, ion, atau molekul pada permukaan sangat kecil dibandingkan di  bagian dalam, sehingga gejala istimewa yang terdapat di permukaan tidak

1

 Laporan Praktikum Praktikum Kimia Dasar II K oloi loi d

menonjol. Dalam bahan koloid gejalapermukaan sering sangat menonjol (Petrucci, 1987). Larutan sejati, sistem koloid, dan susoensi kasar mempunyai  perbedaan dalam beberapa hal. Pada fase, sedangkan sistem koloid dan suspensi kasar mempunyai dua fase. Dalam distribusi partikel larutan sejati  bersifat homogen, sedangkan sistem koloid dan suspensi kasar bersifat heterogen. Kemudian dalam penyaringan, larutan sejati tidak dapat disarng, kecuali dengan penyaring ultra, sedangkan suspensi kasar dapat disaring. Dan terakhir, dalam kestabilan larutan sejadi dengan sistem koloid mempunyai kestabilan yang stabil (tidak memisah), sedangkan suspensi kasar memiliki kestabilan yang tidak stabil (memisah). Suatu koloid selalu mengandung dua fasa yang berbeda, mungkin  berupa gas, cair, atau padat. Pengertian dasa disini tidak sama dengan wujud, wujud, karena ada wujud sama tetapi fasanya berbeda, contohnya campuran air dan minyak bila dikocok akan terlihat butiran minyak dalam air. Butiran itu mempunyai fasa berbeda dengan air walauoun keduanya cair. Oleh karena itu, suatu koloid selalu mempunyai fasa pendispersi mirip dengan pelarut dan zat terlarut pada suatu larutan. Partikel koloid yang telah mengadsorpsi ion akan bermuatan listrik sesuai dengan muatan ion yang diserapnya. Muatan  partikel ini dapat positif atau negatif. Contohnya koloid Fe 2O3  bermuatan  positif setelah mengadsorpsi Fe3+  pada koloid Fe 2O3 xH2O. Koloid bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan terpengaruh oleh gaya gravitasi, sehingga partikelnya turun perlahan ke dasar bejana yang disebut koagulasi atau penggumpalan. Waktu penggumpalan bervariasi antara sentrifugal ultra (Syukri, 1999). Sifat-sifat yang dimiliki sistem koloid adalah sebagai s ebagai berikut : 1. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada layar tersebut tampak  buram.

2

 Laporan Praktikum Praktikum Kimia Dasar II K oloi loi d

2. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak tidak beraturan, gerak acak atau gerak zig-zag partikel koloid. Gerak Brown terjadi karena bernturan tidak teratur partikel koloid dan medium pendispersi. Benturan tersebut mengakibatkan partikel koloid bergetar dengan arah yang tidak beraturan dan jarak yang pendek. 3. Adsorpsi Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada  permukaannya. Jika pertikel koloid menyerap ion bermuatan, kemudian ion-ion tersebut menempel pada permukaannya, partikel koloid tersebut menjadi bermuatan. Penyerapan yang hanya terjadi dipermukaan saja disebut adsorpsi atau penyerapan, sedangkan yang terjadi diseluruh  bagian disebut absorpsi. 4. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih  besar. Koagulasi dapat terjadi karena karena pengaruh pemanasan, pendinginan, pendinginan,  penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena elektroforesis. 5. Elektroforesis Peristiwa bergeraknya partikel-partikel koloid ke salah satu elektrode menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik. Partikel-partikel koloid dapat bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan parikel koloid. 6. Koloid Pelindung Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan  pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid koloid yang stabil. 7. Dialisis Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid dari i on-ion yang teradsorpsi sehingga ion-ion tersebut dapat dihilangkan dan zat

3

 Laporan Praktikum Praktikum Kimia Dasar II K oloi loi d

teradsorpsi terbatas dari ion-ion yang tidak diinginkan (Sutresna, 2007. 299-307). Sistem koloid dapat dibuat degan menggabungkan ukuran partikel partikel larutan sejati menjadi berukuran partikel koloid atau dinamakan kondensasi. Selain itu juga dapat dibuat dengan cara menghaluskan ukuran  partikel suspense suspense kasar menjadi berukuran partikel koloid, koloid, cara ini dinamakan dispersi. 1. Cara Kondensasi Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa molekul atom atau ion diubah menjadi  partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika. Cara ini juga dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap dan dengan  pergantian pelarut. 2. Cara Dispersi Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (Cara Busur Bredig). a) Cara Mekanik Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumping atau  penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi. Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk  belerang bersama-sama dengan suatu s uatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.  b) Cara Peptisasi Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptasi (pemecah). Zat pemeptasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.

4

 Laporan Praktikum Praktikum Kimia Dasar II K oloi loi d

Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain. c) Cara Busur Bredig Cara Busur Bredig Bredig digunakan untuk untuk membuat sol-sol logam. logam. Baik zat terdispersi maupun pendispersi dapat berbentuk gas, cairan, ataupun padatan (kecuali keduannya berbentuk gas, karena molekul gas tidaklah sebesar koloid), berikut jenis-jenis koloid: 1. Sol (Fase Terdispersi Padat) a) Sol Padat adalah sol dalam medium pendispersi padat. Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam.  b) Sol Cair adalah sol dalam medium pendispersi cair. Contoh: cat, tinta, tepung dalam air. c) Sol Gas adalah sol dalam medium pendispersi gas. Contoh: debu di udara, asap pembakaran. 2. Emulsi (Fase Terdispersi Cair) a) Emulsi Padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat. Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi.  b) Emulsi Cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair. Contoh: susu, mayones, krim tangan. c) Emulsi Gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas. Contoh: hairspray, obat nyamuk. 3. Buih (Fase Terdispersi Gas) a) Buih Padat adalah buih dalam medium pendispersi padat. Contoh: Batu apung, marsmallow, karet busa, styrofoam.  b) Buih Cair adalah buih dalam medium pendispersi cair. Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun. Menurut Thomas Grahan kecepatan difusi suatu zat z at dipengaruhi oleh massa parikelnya. Semakin besar massa partikel makin kecil kecepatan difusinya. Ada hubungan antara massa dan ukuran partikel. Bila massa  partikel besar berarti ukurannya besar, demikian sebaliknya.

5

 Laporan Praktikum Praktikum Kimia Dasar II K oloi loi d

Salah satu pebedaan nyata antara koloid dan kristaloid adalah ukuran  partikelnya. Berdasarkan ukuran partikel ini, campuran zat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Kristaloid (Larutan Sejati) Diameter partikelnya lebih kecil dari 1 nm (10 -9m). 2. Koloid Diameter partikelnya antara 1 nm  –  100  100 nm. 3. Suspensi Diameter partikelnya lebih besar dari 100 nm. Ukuran partikel larutan sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati oleh mikroskop, dan dapat melalui kerta saring maupun membran. Partikel koloid ukurannya terletak antara larutan dan suspensi, sehingga masih cukup kecil untuk menembus kertas saring biasa, tetapi cukup besar untuk melewati membran atau filter ultra. Berbeda dengan larutan, partikel koloid dapat terlihat denganmikroskop ultra. Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi:

 No.

Jenis Perbeaan

1.

Diameter Partikel

2.

Fasa

3.

Penyaringan:

Larutan

Koloid

Suspensi

nm 100 nm

>100 nm

Satu Fasa

Dua Fasa

Dua Fasa

(Kristaloid) < 1 nm

1

-

Biasa

Lewat

Lewat

Tertahan

-

Membran

Lewat

Tertahan

Tertahan

-

Ultra

Lewat

Tertahan

Tertahan

4.

Gerak Brown

Tak Nampak

Nampak

Nampak

5.

Efek Tyndall

Tak Nampak

Nampak

Nampak

6.

Pengendapan; Tidak

Mengendap

Mengendap

Tidak

Mengendap

Mengendap

-

Gaya Gravitasi

-

Sentifuge

6

 Laporan Praktikum Praktikum Kimia Dasar II K oloi loi d

Larutan

Contoh

Tinta

Garam

Lumpur

(Yazid, Eisten, 2005) VI.

Alat dan Bahan 



VII.

Alat 1. Tabung Reaksi

2 buah

2. Rak Tabung Reaksi

1 buah

3. Pipet Tetes

5 buah

4. Gelas Ukur 100 ml

1 buah

5. Mortar + Alu

1 buah

6. Sendok

2 buah

7. Spatula

1 buah

8. Corong

1 buah

9. Pembakar Bunsen/ Spirtus

1 buah

10. Kertas Saring

3 buah

11. Penjepit Kayu

1 buah

12. Kertas Label

Secukupnya

Bahan 1. Aquades

50 ml

2. FeCl3 Jenuh

Secukupnya

3. Amilum (Tepung kanji)

2 sendok

4. Larutan Iod

2 tetes

5. Larutan Benzena

1 ml

6.  Na-Oleat (Minyak Kelapa)

15 tetes

7. Gula Pasir

1 sendok porselin

8.  Norit

1 sendok

Cara Keja

:

1. Pembuatan Koloid Fe(OH) 3 10 ml Aquades

   Dimasukkan kedalam gelas kimia    Dipanaskan sampai mendidih

7

 Laporan Praktikum Praktikum Kimia Dasar II K oloi loi d

   Ditambahkan setetes demi setetes larutan FeCl3 jenuh    Diaduk sampai berubah warna (merah kecoklatan). Dengan menghitung jumlah tetesan Koloid Fe(OH)3 Reaksi : H2O(l) + FeCl3(aq) → Fe(OH)3(aq) + HCl(aq) 2. Dispersi 10 ml Aquades

10 ml Aquades

   Dimasukkan kedalam gelas kimia    Ditambahkan 1 sendok amilum atau tepung kanji    Diaduk    Disaring

Dimasukkan kedalam gelas kimia −Ditambahkan 1 sendok amilum atau tepung kanji yang digerus −Diaduk −Disaring −

Dibandingkan Filtrat A

Filtrat B

Dibandingkan

Ditambahkan larutan Iod



Filtrat B 3. Emulsi 1 ml Benzena

   Dimasukkan kedalam tabung reaksi    Ditambahkan 2 ml aquades    Dikocok    Diletakkan pada rak tabung reaksi hingga kedua larutan terpisah Benzena, Air

   Ditambahkan 15 tetes Na-Oleat (minyak kelapa)    Dikocok    Ditunggu 10-15 menit Emulsi Benzena

8

 Laporan Praktikum Praktikum Kimia Dasar II K oloi loi d

4. Adsorpsi 1 sendok poselen gula pasir

   Dilarutkan dalam 10 ml aquades dalam tabung reaksi    Ditambahkan 1 sendok norit yang sudah digerus    Diaduh    Diletakkan tabung reaksi yang berisi air mendidih ke dalam gelas kimia    Dikocok menggunakan penjepit selama 10 menit    Disaring dengan menggunakan kertas saring    Diperhatikan warna sebelum dan sesudah dimasukkan ke dalam  bejana Larutan tidak berwarna

9

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF