LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA.docx

January 24, 2019 | Author: Alex Putra | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA.docx...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PENGUJIAN SIFAT LARUTAN DENGAN BEBERAPA INDIKATOR 

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, dikenal berbagai zat yang digolongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa, asam belimbing serta “asam lambung”. Salah sa tu sifat asam adalah rasanya yang masam. Demikian juga, terdapat berbagai zat yangdigolongkan sebagai  basa, misalnya kapur sirih, kuastik soda, air sabun dan air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak dan rasanya pahit. Itulah sebabnya abu (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring. Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dapat dibedakan ke dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa atau bersifat netral (tidak asam dan tidak basa). Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang akan menghasilkan warna berbeda dlm larutan asam dan basa. Oleh sebab itu, dilakukan  penelitian untuk mengetahui sifat-sifat asam dan basa, dan cara menunjukkan asam dan  basa. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengaruh sifat beberapa larutan yang yang diuji menggunakan menggunakan indikator alami dan indikator buatan? 2. Apa warna yang ditimbulkan pada tiap larutan yang diuji menggunakan indikator alami dan indikator buatan? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk menguji sifat beberapa larutan menggunakan indikator alami dan indikator  buatan. 2. Untuk mengetahui warna warna yang ditimbulkan pada tiap larutan yang diuji menggunakan indikator alami dan indikator buatan. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Dapat mengetahui sifat-sifat larutan. 2. Dapat mengetahui warna warna pada tiap larutan yang telah diuji menggunakan menggunakan indikator alami dan indikator buatan.

BAB II DASAR TEORI A.

PH  pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7, larutan basa mempunyai pH lebih  besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH= 7. 7. B.

ASAM DAN BASA Menurut Arrhenius,  Asam adalah suatu bahan yang apabila dilarutkan di dalam air, menghasilkan ion H + (ion hidrogen). Basa adalah suatu bahan yang apabila dilarutkan di dalam air, menghasilkan ion OH - (ion hidroksida). Beberapa sifat asam yang dapat diamati di sekeliling kita, antara lain :

1. Berasa masam 2. Terasa sangat pedih bila terkena kulit (korosif) 3. Bereaksi dengan logam-logam, menghasilkan gas hidrogen 4. Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus biru menjadi merah Beberapa sifat basa yang dapat diamati di sekeliling kita, antara lain : 1. 2. 3. 4.

Berasa pahit Terasa licin di kulit Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus merah menjadi biru Bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air

C.

INDIKATOR PH Indikator adalah zat-zat warna yang mengalami perubahan warna karena keberadaan asam atau basa. Para kimiawan memiliki banyak indikator yang akan berubah pada  perubahan kecil pH. Dua indikator yang paling banyak digunakan adalah kertas lakmus dan fenolftalein. 1.

Kertas Lakmus Sifat asam atau basa suatu larutan dapat juga diidentifikasi menggunakan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus yaitu: a. Kertas lakmus lakmus warna biru. Di dalam larutan asam, warna kertas berubah berubah menjadi merah, sedangkan di dalam larutan netral atau basa, warna kertas tidak berubah (tetap biru).  b. Kertas lakmus warna merah. Di dalam larutan basa, warna kertas berubah menjadi biru, sedangkan di dalam larutan netral atau asam, warna kertas tidak berubah (tetap merah). 2.

Fenolftalein (Pp) Fenolftalein merupakan indikator lain yang biasa digunakan. Hingga beberapa tahun yang lalu, fenolftalein digunakan sebagai zat aktif pada obat pencahar. Fenolftalein jernih je rnih dan tidak berwarna di dalam larutan asam dan akan berwarna merah di dalam larutan basa. Dan  pada larutan netral akan berwarna jernih atau tidak berwarna. Indikator ini biasanya digunakan dalam proses titrasi, yaitu proses penentuan konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui berdasarkan reaksi dengan basa atau asam yang telah diketahui konsentrasinya. 3.

Ekstrak Kulit Manggis Kulit buah manggis yang berwarna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan  jika berada dalam lingkungan asam. Dalam lingkungan basa, ekstrak kulit buah manggis manggis akan  berubah menjadi warna biru kehitaman. 4.

Ekstrak Kelopak Bunga Ekstrak kembang sepatu yang berwarna merah jika ditambahkan ke larutan asam akan tetap merah. Jika ditambahkan ke larutan basa akan berubah warna menjadi kuning kehijauan. 5.

Metil merah Metil Merah (Methyl Red ) adalah senyawa organik yang memiliki rumus kimia C15H15N3O2, senyawa ini banyak dipakai untuk indikator titrasi asam basa. Indikator ini  berwarna merah pada larutan lar utan asam, berwarna kuning pada larutan larut an basa, dan berwarna kuning  pada larutan netral. D.

ALKOHOL

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, menyebut  etanol,   yang juga disebut grain disebut grain alcohol ; dan kadang untuk  minuman  minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Dalam kimia, Dalam kimia,   alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk  senyawa untuk  senyawa organik apa pun yang memiliki gugus memiliki  gugus hidroksil (-OH ) yang terikat pada atom karbon, atom karbon, yang  yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen atom hidrogen dan/atau atom karbon atom karbon lain. E.

NATRIUM HIDROKSIDA (NAOH)  Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida dari  oksida  basa Natrium  basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam  bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur produksi  bubur kayu dan kertas, dan kertas, tekstil,  tekstil, air  air minum, sabun minum, sabun dan deterjen. dan deterjen. Natrium  Natrium hidroksida adalah basa yang  paling umum digunakan digunakan dalam laboratorium kimia.

BAB III METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat · Pelat tetes · Pipet tetes

1. 2. 3. 4. 5. 6.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

2. Bahan Air suling/akuades Air sumur Air kapur Air sabun Air jeruk Larutan alkohol

7. Larutan gila 8. Larutan garam 9. Larutan cuka 10. Larutan amonia 11. Larutan NaOH 12. Larutan HCL

13. Lakmus merah 14. Lakmus biru 15. fenoltlatein 16. Metil merah 17. Ekstrak kulit manggis 18. Ekstrak bunga

B. LANGKAH KERJA Menyiapkan pelat tetes. Meneteskan larutan yang akan diuji diuji ke dalam 6 cekungan pelat tetes sebanyak 3/4 dari volume cekungan. Cekungan 1 + 1 cm kertas lakmus merah, mengamati warna kertas lakmus. Cekungan 2 + 1 cm kertas lakmus biru, mengamati warna kertas lakmus. Cekungan 3 + 2 tetes indikator fenoltlatein, mengamati perubahan warna yang yang terjadi. Cekungan 4 + 2 tetes indikator metil metil merah, mengamati perubahan perubahan warna yang terjadi. Cekungan 5 + 2 tetes ekstrak kulit kulit manggis, manggis, mengamati perubahan warna yang terjadi. Cekungan 6 + 2 tetes ekstrak bunga, bunga, mengamati perubahan warna yang terjadi. Melakukan hal yang sama terhadap semua larutan uji. Mencatat hasil pengamatan dan memasukan terhadap tabel hasil pengamatan. C.

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Waktu pelaksanaan : Senin, 9 januari 2012

Tempat

: Laboratorium Kimia SMA N 1 Jetis

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN A.

DATA

Pengamatan warna Ekstra k kelop ak  bunga Pink Abusamar abu Pink Abusamar abu Coklat Abuabu Pink Abusamar abu Merah orang e Pink Abusamar abu Pink Abusamar abu Ekstra k kulit mangg is

 N o

Laruta n

1

Akuad es Air sumur Air kapur Air sabun Air  jeruk Laruta n gula Laruta n garam Laruta n cuka

Merah Biru

Bening

Merah Biru

Merah

Merah Biru

Bening

Biru

Bening Bening

Merah Merah Bening

Mera h

Pink

Laruta n amoni a Laruta n alkoho l Laruta n HCl Laruta n  NaOH

Biru

Merah

Kuni ng

Hijau lumut

Abuabu  pink Ungu  pudar

Merah  pudar

Kuni ng

Hijau  pudar

Biru  pudar

Mera h Kuni ng

Pink

Pink

Coklat tua

Hijau tua

2 3 4 5 6 7

8

9

1 0

1 1 1 2

B.

Sifat larutan

Lakm us merah

Lakm us  biru

Biru Biru

Fenolftal ein

Merah Merah Kuning Merah Biru

Bening

Merah Biru

Bening

Biru

Merah Biru  pudar

Merah Merah Bening Biru

Biru

Merah

Metil mera h Kuni ng Kuni ng Kuni ng Kuni ng Mera h Kuni ng Kuni ng

Asa m

Bas  Netr  a al

ü ü ü

ü ü

ü

PEMBAHASAN Data di atas didapatkan setelah larutan diuji dengan menggunakan indikator pH alami dan buatan : 1. Lakmus merah dan biru

· · ·

· · · ·

· · · · ·

· · ·

Dengan menggunakan indikator lakmus merah dan biru : Larutan asam akan berwarna merah. Larutan basa akan berwarna biru. Larutan netral akan berwarna merah jika diuji dengan lakmus merah dan berwarna biru  jika diuji dengan lakmus biru (lakmus tidak berubah berubah warna atau mengikuti warna lakmus. 2. Fenolftalein (Pp) Larutan asam dan netral tidak berwarna atau jernih. Larutan basa akan berwarna merah. 3. Metil merah (Mm) Larutan asam akan berwarna merah. Larutan basa dan netral akan berwarna kuning. 4. Indikator alami Dengan ekstrak kulit manggis : Larutan asam akan berwarna kemerahan. Larutan basa akan berwarna kehitaman. Larutan netral akan berwarna pink samar. Dengan ekstrak kelopak bunga : Larutan asam akan berwarna pink. Larutan basa akan berwarna kehijauan. Dengan menggunakan indikator pH alami dan buatan di atas dapat diketahui sifat suatu larutan. Dengan pengujian menggunakan indikator tersebut dapat diketahui bahwa : Air jeruk, larutan cuka dan HCl adalah larutan asam. Air sabun, larutan amonia dan larutan NaOH adalah larutan basa. Aquades, air sumur, air kapur, larutan gula, larutan garam, dan larutan alkohol adalah larutan yang netral. Sifat larutan as am adalah berasa masam, terasa t erasa sangat pedih p edih bila terkena kulit (korosif), bereaksi dengan logam-logam, menghasilkan gas hidrogen, dan bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus biru menjadi merah, sedangkan sifat dari larutan basaadalah berasa beras a pahit, terasa licin di kulit, bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus merah menjadi biru dan bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air. Larutan asam memiliki ph di bawah 7, larutan basa memiliki pH di atas 7 dan larutan netral memiliki pH = 7.

BAB V PENUTUP A.

KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Air jeruk, larutan cuka dan HCl adalah larutan asam. 2. Air sabun, larutan amonia dan larutan NaOH adalah larutan basa. 3. Indikator pH dapat digunakkan untuk mengetahui sifat suatu larutan. 4. Ada dua macam indikator pH, yaitu indikator alami, misalnya ekstrak kulit manggis dan ekstrak kelopak bunga, dan dan indikator buatan, misalnya lakmus merah, lakmus biru, fenolftalein, dan metil merah.

5. Larutan asam dan basa akan memberikan reaksi terhadap indikator, yaitu terjadi perubahan warna tertentu, bergantung pada indikator yang digunakan. digunakan. Sedangkan larutan netral cenderung mengikuti warna indikator atau tidak mengalami perubahan warna. 6. Salah satu sifat larutan larutan asam yaitu yaitu berasa asam dan bereaksi dengan dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus biru menjadi merah. 7. Salah satu sifat larutan basa yaitu berasa pahit dan bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus merah menjadi biru. 8. Larutan asam memiliki pH < 7, larutan basa memiliki memiliki pH > 7 dan larutan netral memiliki pH= 7. B.

SARAN Jika kita akan melakukan percobaan percobaan pengujian larutan menggunakan menggunakan indikator alami dan  buatan untuk mengetahui pH asam dan basa suatu larutan harus teliti dan cermat dalam melakukan percobaan dan pengamatan . Jangan tergesa-gesa dalam melakukan percobaan agar dapat menghasilkan data yang akurat. Lalukan sesuai aturan yang telah ditentukan. Dalam mengambil larutan yang yang dituangkan di dalam tetes jangan terlalu banyak maupun sedikit. Dalam pengamatan warna harus cermat dan sesuai percobaan, jangan memalsukan data percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Indikator 2009.  Indikator pH . Diambil tanggal 11 Januari 2012 http://jejaringkimia.blogspot.com/indikator-asam-basa.html Anonim. Alkohol  Anonim. Alkohol . Diambil tanggal 11 Januari 2012 http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol Anonim. Metil Anonim. Metil Merah. Merah. Diambil tanggal 11 Januari 2012 http://belajarkimia.com/kamuskimia/metil-merah-methyl-red Anonim. Natrium Anonim. Natrium hidroksida. hidroksida. Diambil tanggal 11 Januari 2012 http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida Andi. Fenolftalein. Andi. Fenolftalein. Diambil tanggal 11 Januari 2012 http://andykimia03.wordpress.com/tag/fenolftalein/ Purba, Michael. 2004. KIMIA 2004. KIMIA untuk SMA KELAS XI XI 2B. 2B . Jakarta : Erlangga. Purba, Michael. 2007. KIMIA 2007. KIMIA UNTUK SMA KELAS KELAS XI. Jakarta: Erlangga.

Laporan Kimia Asam Basa DAFTAR ISI

BIODATA KELOMPOK..........................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR............................................................................................................... DAFTAR ISI ............................................... ..................................................................... ............................................ ............................................. .................................. ...........

I.

iii iv

PENDAHULUAN............................................................................................................... 1 1.1 Belakang........................................................................................................

Latar 1

1.2 Tujuan Praktikum..................................... Praktikum........................................................... ............................................ ...................................... ................

II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................

1

2

2.1. Pengertian Asam dan Basa............................................ Basa.................................................................. ................................ ..........

2

2.2. Konsep Asam-Basa............................ Asam-Basa.................................................. .............................................. ............................................ ....................

3

III. PROSEDUR PRAKTIKUM................................... PRAKTIKUM......................................................... ............................................ ................................... ............. 3.1 Alat dan Bahan.......................................... Bahan................................................................ .............................................. ........................................ ................ 3.1.1 Alat.......................................... Alat................................................................ ............................................ ............................................ ........................... ..... 3.1.2 Bahan...........................................................................................................

4

4 4

4

3.2 Kerja.........................................................................................................

Langkah 4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................ PEMBAHASAN.................................................. ............................................ ..................................... ............... 4.1 Hasil ............................................ .................................................................. ............................................ ............................................ ..................................... ............... 4.2 Pembahasan.............................................................................................................

6 6

6

V. KESIMPULAN.................................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA................................. PUSTAKA....................................................... ............................................ ............................................ .......................... ....

9

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mengetahui sifat asam dan basa, kami melakukan suatu percobaan ilmiah. Karena dengan melakukan percobaan kita dapat mengetahui suatu larutan, apakah mengandung sifat asam atau basa. Zat asam dan basa tersebut dapat dibedakan dengan alat indra manusia, namun tidak semua zat tersebut aman bagi manusia. Oleh karena it u diperlukan indicator  pengujian. Senyawa asam mempunyai rasa yang masam, sedangkan rasa basa mempunyai rasa  pahit. Akan tetapi kalian tidak ti dak boleh mencicipi rasa suatu zat z at kimia untuk untuk mengetahui sifat asam atau basanya. Hal ini disebabkan senyawa kimia tersebut mungkin beracun. Untuk itu, kalian membutuhkan alat bantu. Berikut ini adalah beberapa alat bantu yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi sifat asam basa suatu zat.

1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk : 1.

Mengetahui apa saja sifat-sifat asam atau basa suatu larutan.

2.

Dapat membedakan manakah larutan yang mengandung sifat asam dengan basa.

3.

Dapat mengetahui berapa pH suatu larutan yang mengandung sifat-sifat asam atau basa.

4.

Menentukan manakah indicator yang lebih akurat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Asam dan Basa a.

Asam

Purba , M (169, 172, 195) menyebutkan: “Pada istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin “Acetum’’ Yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Adapun basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Contohnya pada jeruk yang mengandung asam sitrat. Pada lambung manusia juga mengandung klorida yang berguna untuk membunuh kuman yang masuk dalam tubuh . ada juga beberapa produk rumah tangga yang mengandung senyawa basa . contohnya sabun sabun mandi, detergen, dan pembersih peralatan rumah tangga. tangga. Pada bahan-bahan pembersih tersebut mengandung senyawa basa seperti natrium hidroksida , dan kalium hidroksida.” Menurut Arrhenius,

 Asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. H+. Dengan kata lain, pembawa pembawa sifat asam + aalah ion H  Menurut Bronsted dan Lowry,

 Asam adalah spesi yang member member proton pada suatu reaksi pemindahan pemindahan proton.

b.

Basa

Dalam Purba,M(172, 195): “Menurut Arrhenius,

 Basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jadi Jadi  pembawa sifat basa adalah adalah ion OH . Menurut Bronsted dan Lowry,

 Basa adalah spesi yang menerima menerima proton pada proton  pada suatu reaksi pemindahan pemindahan proton” 2.2. Konsep Asam-Basa

Konsep Asam-Basa menurut Bronsted dan Lowry 1.

Konsep Asam-Basa dari Bronsted dan Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.

2.

Asam dan basa dari Bronsted dan Lowry tidak hanya berupa molekul tetapi dapat juga  berupa kation dan anion. Konsep asam-basa dari Brosted Lowry dapat menjelaskan, misalnya, sifat asam dari NH4Cl.(Purba,M.hal196) Purba,M (170) menyebutkan: “Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting .Dalam kehidupan  sehari-hari kita mengenal berbagai zat yang kita golongan sebagai asam, misalnya asam cuka , asam sitrun, asam jawa, asam belimbing, serta “asam lambung” .

Salah satu sifat asam basa adalah ,rasanya masam. Kita juga mengenal berberbagai zat yang kita kenal. basa, misalnya: kapur sirih, kaustik soda,air sabun,dan air abu.Salah satu sifat basa adalah dapat melarut kan lemak.(muhtaridi & justiana,S, hal.)

III. PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat

1.

Gelas Ukur

2.

Sendok Pengaduk

3.

Tabel Pencatat

3.1.2. Bahan

1.

Air Jeruk

2.

Air Susu

3.

Air Murni

4.

Air Sabun

5.

Air Teh

6.

Air Kopi

7.

Indikator universal

8.

Kertas Lakmus (Lakmus Biru dan Merah)

3.2 Langkah Kerja

1.

Siapkan alat dan bahan di meja pengamatan sesuai dengan alat dan bahan yang diperlukan

2.

Siapkan tabel hasil pengamatan seperti berikut

No

Lakmus

Lakmus

Merah

Biru

Indikator Universal

Larutan

1

Air Susu

2

Air Jeruk

Warna

pH

3. 4.

3

Air Sabun

4

Air Murni

5

Air Kopi

6

Air Teh

Masukan kertas lakmus satu persatu pada jenis-jenis air yang telah di sediakan Setiap jenis air di masukan dengan kertas lakmus biru dan merah secara bergantian agar mempermudah pengamatan penentuan asam dan basa

5.

Tunggu beberapa saat hingga kertas lakmus berubah warna atau tidak

6.

Setelah kertas lakmus berubah warna, catat perubahannya dan tulis di table pengamatan

7.

Selanjutya pilihlah salah satu jenis air yang sudah pasti sifat asam dan basanya

8. 9.

Lalu masukan indikator universal kedalam air tersebut hingga indicator universal berubah warna Kemudian cocokkan perubahan warna yang terjadi di indicator universal pada

10. Setelah itu lihat dan tulislah berapa phnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari pengamatan yang kami lakukan, kami perleh hasil.sbb No

Indikator Universal

Lakmus

Lakmus

Merah

Biru

Warna

pH

Larutan

1

Air Susu

Merah

Merah

-

-

2

Air Jeruk

Merah

Merah

-

-

3

Air Sabun

Biru

Biru

Orange, Merah, Biru, Kuning

11

4

Air Murni

Merah

Biru

-

-

5

Air Kopi

Merah

Merah

-

-

6

Air Teh

Merah

Merah

-

-

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan, jika kertas lakmus berwarna merah saat ujung dari kertas tersebut kita letakan ke dalam larutan la rutan air kopi, larutan air jeruk, larutan air susu, air kopi, air teh warnanya tetap merah. Sedangkan kertas lakmus berwarna biru,jika ujung dari kertas tersebut kita letakan di larutan air kopi,larutan air jeruk,larutan air susu warnanya akan  berubah menjadi merah. Hal ini membuktikan bahawa, bahawa, larutan air kopi, larutan air jeruk, larutan air susu, larutan air teh bersifat asam. Data ini sangat sesuai dengan data yang telah ada sebelumnya, bahwa laruran-larutan tersebut sebagai larutan asam kuat.

Pada bahan lainnya lainnya kami pun melakukan percobaan, pada larutan air murni, ,hasil nya setelah ujung dari kertas lakmus berwarna biru yang sudah dimasukan ke dalam larutan air murni warna dari kertas tersebut tetap berwarna biru. Kemudian kami melakukan praktikum kembali pada larutan air murni dengan menggunakan menggunakan kertas lakmus berwarna merah. Hasil nya kertas tersebut tetap pada warna kertas semula yaitu berwarna merah. Ini membuktikan  bahwasanya air murni bersifat netral.

V. KESIMPULAN

Dari praktikum tersebut kita bisa membedakan asam,basa,netral dengan menggunakan kertas lakmus, dengan cara memasukan kertas lakmus ke dalam larutan dan melihat warna yang dihasilkan oleh ujung kertas tersebut,dengan ketentuan: - Kertas lakmus merah dan birumenjadi warna merah berarti larutan bersifat asam - Kertas lakmus biru dan merah menjadi warna biru berarti larutan bersifat basa - Jika warna tersebut tetap pada awal nya,maka larutan tersebut bersifat netral. - Larutan yang bersifat asam yaitu air susu, air jeruk, air kopi, dan air teh. Sedangkan larutan yang bersifat basa yaitu air sabun dan larutan yang bersifat netral yaitu air murni. - Mengetahui pH suatu larutan dengan menggunakan Indikator Universal, seperti pada larutan air sabun jika Indikator Universal di celupkan terhadap larutan tersebut maka warnanya akan  berubah menjadi Orange, Merah, Biru, Kuning. Hal ini menunjukkan bahwa pH dari larutan tersebut adalah 11 dan bersifat basa. Jadi dengan praktikum ini kita sudah harus bisa menentukan sebuah larutan bersifat asam atau basa dengan kertas lakmus. Kemudian dengan menggunakan indikator universal kita dapat menghitung pH larutan.

laporan kimia larutan elektrolit dan non elektrolit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Pustaka 1.1.1

Larutan

Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar. ( sumber : http://landasanteori.blogspot.com/2011/09/pengertian-larutan-larutan-ad http://landasanteori.blogspot.com/2011/09/pengertian-larutan-larutan-adalah.html) alah.html) 1.1.2

Membedakan Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit Larutan elektrolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu kemampuan menghantarkan listrik. a) Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik. Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), Arrhenius (1859-1927), seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif.  Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan bemuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam. Contoh larutan elektrolit kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, dan lainlain. Contoh larutan elektrolit lemah : CH 3COOH, Al(OH)3 dan Na2CO3.  b) Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik .  Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam dalam air tidak terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak  bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Contoh larutan non elektrolit: Larutan Gula (C 12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH2)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain.

(sumber :http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/kimia-xi/)

1.1.3

Elektrolit dan Non Elektrolit

Pada tahun 1984, Svante August Arrhenius berhasil menjelaskan bahwa elektrolit dalam pelarut air dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan non elektrolit dalam pelarut air tidak terurai menjadi ion-ionnya. 

Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ion dalam pelarut air + (s) Na  (aq) + Cl  (aq)

Contoh:

NaCl

Senyawa ion baik dalam pelarut air maupun dalam bentuk lelehannya dapat menghantarkan arus listrik. 

Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan listrik dalam pelarut air karena molekul molekulnya akan terurai menjadi ion-ionnya. Contoh:

CH3COOH (aq)

+

H

(aq) +

-

CH3COO (aq)

Akan tetapi senyawa kovalen polar yang lain, seperti gula (C12H22O11) tidak dapat menghantarkan listrik dalam pelarut air. Hal ini disebabkan molekul-molekul C12H22O11 tidak dapat terurai menjadi ion-ion dalam pelarut air. Jadi senyawa kovalen polar dapat berupa elektrolit maupun non-elektrolit. Bersifat elektrolit jika dapat bereaksi dengan pelarut air (terhidrolisis). Zatzat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam. ( sumber :memahami kimia SMA kelas X, hal 97) 1.2 Hipotesis

Larutan air gula,air garam, air kapur, termasuk dalam elektrolit kuat, perasan jeruk nipis, cuka, obat magh, termasuk dalam elektrolit lemah, sedangkan miniman berenergi, minuman isotonic, air laut, saof drink dan alcohol merupan larutan non elektrolit.

1.3 Rancangan Percobaan

Skema peralatan

BAB II METODELOGI PRAKTIKUM 2.1 Judul praktikum : Uji larutan elektrolit dan non elektrolit 2.2 Tujuan

Untuk menguji kebenaran larutan elektrolit dan larutan no n elektrolit. 2.3 Alat dan Bahan

Alat

:

1. Baterai bekas ( karbonya) 2. Baterai baru 3. Kabel 4. Tang 5. Penjepit listrik 6. Obeng (-) 7. Gunting 8. Solder 9. Ember / baskom 10. Timah 11. Karton bekas/ kalender/ kardus bekas 12. Lakban listrik

13. Isolasi 14. Bola lampu senter 15. Serbet 16. Tisu 17. Wadah Bahan : 1. Air gula 2. Air garam 3. Air laut 4. Air kapur 5. Perasan jeruk nipis 6. Cuka 7. Obat magh 8. Minuman berenergi 9. Minuman isotonic 10. Soft drink 11. Alcohol 2.4 Prosedur kerja ( pakai kata kerja pasif, diawali di)

1. Di awali dengan menggabungkan baterai yang positif kenegatif begitu seterusnya lalu di isolasi setiap sambungan dua baterai. 2. Di bungkus dengan karton, baterai yang sudah diisolasi tadi lalu di lakban diluarnya. 3. Disiapakan kabel lalu kupas bagian ujung kabel dengan gunting ( hanya sedikit). Lau kedua ujung kabel yang telah dikupas di tempelkan bola lampu senter dengan menggunakan timah yang disolder. 4. Di ujung kutub baterai ditempelkan sisa kabel sehingga bola lampu menyala. 5. Dibersihkan terlebih dahulu semua peralatan yang akan digunakan dan dikeringkan 6. Dimasukkan larutan secukupnya ke dalam gelas kimia yang bersih dan kering 7. Diuji daya hantar listriknya dengan menggunakan rangkaian alat penguji elektrolit dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam larutan 8. Diamati perubahan yang terjadi dan apakah lampu menyala (catat dalam tabel pengamatan) 9. Dibersihkan dahulu elektroda dengan air dan dibersihkan

10. Dengan cara yang sama, ujilah daya hantar larutan lain yang tersedia

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Dari hasil praktikum uji sifat larutan elektrolit dan non elektrolit yang dilaksankan pada: Hari

: Rabu

Tanggal

: 22 januari 2013

Di

: SMA 3 Tarakan Jalan P. Aji Iskandar Juata Kerikil

Diperoleh hasil sebagai berikut : Nyala lampu No

Bahan Uji Terang

Redup

Gelembung gas

Tidak menyala

Banyak

Sedikit

Larutan elektrolit Tidak ada

Kuat

Lemah

Non elektrolit

1

Perasan jeruk nipis

 √ 

 √ 

 √ 

2

Minuman soft drik

 √ 

 √ 

 √ 

3

Minuman berenergi

 √ 

 √ 

 √ 

4

Air laut

 √ 

 √ 

 √ 

5

Cuka

 √ 

 √ 

 √ 

6

Minuman ion

 √ 

7

Air gula

 √ 

8

Air kapur

 √ 

9

Alcohol

 √ 

10

Obat magh

 √ 

11

Air garam

 √ 

 √ 

 √   √ 

 √ 

 √   √ 

 √   √   √ 

 √   √   √ 

Table 3.1 Tabel hasil pengamatan uji elektrolit berbagai bahan

3.2 Pembahasan

Dari percobaan diatas maka kita ki ta dapat mengambil pambahasan bahwa, larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listri k Setelah melakukan percobaan, saya mengelompokan larutan-larutan yang telah diuji tersebut ke dalam beberapa golongan . 1. Larutan elektrolit, yaitu larutan, obat magh, air kapur, perasan jeruk nipis, minuman soft drink, minuman ion, dan air garam. 2. Larutan Non Elektrolit yaitu, alkohol, minuman berenergi, berenergi, air laut, cuka, dan air gula.

Dari hasil uji coba dan tabel di atas, diperoleh data sebagai berikut : 1)

Perasan jeruk nipis termasuk elektrolit lemah, memiliki gelembung sedikit pada waktu diuji, dan hasil tidak nyala lampu.

2)

Minuman soft drink termasuk elektrolit lemah, lemah, pada hasil uji coba gelembung gasnya sedikit sedikit dan lampu tidak menyala.

3)

Minuman berenergi termasuk elektrolit lemah, ada gelembung tetapi lampu tidak menyala.

4)

Air laut termasuk non elektolit karena, tidak ada gelembung saat diuji dan lampu tidak menyala

5)

cuka, bukan termasuk larutan elektrolit (non elektrolit). Sebab menurut hasil percobaan Aquades tidak menghasilakn gelembung, dan lampu tidak menyala.

6)

Minuman ion, tidak menyala dan menghasilkan gelembung yang banyak, larutan elektrolit (elektrolit lemah)

7)

Air gula, menurut hasil percobaan gelembung tidak ada dan lampu tidak menyala termasuk dalam kategori non elektrolit.

8)

Air kapur menghasilkan gelembung banyak, tetapi lampu tidak menyala termasuk larutan elektrolit lemah.

9)

Alcohol, tidak menghasilkan gelembung, lampu tidak menyala termasuk larutan non elektrolit.

10) Obat magh, menghasilakn gelembung tetapi lampu tidak menyala termasuk larutan elektrolit lemah. 11) Air garam, terdapat banyak gelembung, lampu menyala redup termasuk larutan elektolit lemah. Berikut ini merupakan alasan larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik . 1. Bila larutan elektrolit dialiri alrus listrik, ion-ion dalam larutan akan bergerak menuju electrode dengan muatan yang berlawanan, melalui cara ini arus listrik akan mengalir dan ion bertindak sebagai penghantar, sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

2. Gula pasir, minuman berenergi, air laut, dan alcohol juga di l arutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion. Dalam larutan itu, zat-zat zat -zat tersebut tetap berwujud molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik, maka larutan-larutan tersebut tidak menghantarkan a rus listrik atau non elektrolit Berdasarkan penjelasan ini, maka penyebab larutan dapat menghantarkan l istrik adalah karena adanya ion-ion positif dan ion negative yang berasal dari senyawa elektrolit yang terurai dalam larutan. Pelarutan dalam air dinyatakan dengan persamaan : +

-

1. NaCl

= Na  + Cl

2. HCl

= H  + Cl

3. NaOH

= Na  + OH

4. CH3COOH

+

-

+

-

-

= CH3COO + H

+

Adapun zat non elektrolit dalam larutan tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi berupa molekul. 1. C2H5OH(e) C2H5OH (aq) 2. CO (NH2)2 (S) CO (NH2)2 (aq) Berikut ini merupakan proses hidrasi senyawa ion pada NaCl : Penggolongan elektrolit kuat dan elektrolit lemah didasarkan pada jumlah ion-ion yang ada dalam larutan. Dalam elektrolit kuat, sebagian besar atau seluruh molekul terurai menjadi ion, sedangkan dalam elektrolit lemah, hanya sebagian kecil molekul yang mengion, sebagai contoh : 1. Pada Konsentrasi sama, elektrolit kuat mempunyai daya hantar lebih baik daripada elektrolit lemah. 2. Selain itu terdapat penggolongan lain yaitu berdasarkan senyawa-senyawa pembentuk larutan

Dalam pembahasan ini saya menjelaskan mengapa larutan NaCl yang kami uji tidak termasuk dalam elektrolit kuat, terlepas dari penjelasan di atas yang menyebutkan bahwa larutan NaCl termasuk dalam elektrolit kuat. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa hal yang menurut kelompok kami : 1. Baterai yang kami gunakan mungkin lemah 2. Pelarut yang di gunakan dalam larutan tersebut jumlahnya terlalu banyak dibandingkan dengan zat terlarutnya. 3. Kemungkinan zat larut yang kami pakai seperti air laut tidak termasuk elektrolit karena airnya sudah tercampur dengan zat larut yang lain.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan kita dapat mengambil keputusan yaitu sebagai berikut : 1. Larutan berdasarkan daya hantar listrik terbagi atas, larutan elektroolit dan non elektrolit. 2. Ciri – ciri larutan elektrolit adalah adanya gelembung gas dan lampu menyala. 3. Ciri – ciri larutan non elektrolit lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas. 4. Berdasarkan kekuatan daya hantar listrik, laritan dapat dibagi atas, elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit.

5.2 Saran

1. Dalam melaksanakan praktikum kita harus berhati - hati dalam melaksankan pengamatan agar hasilnya nanti tidak salah atau adanya kekeriluan dalam pembacaan hasil praktikum. 2. Pengamatan ini sangat penting dengan tujuan agar kita dapat mengetahui larutan yang dapat menghantarkan listrik dan tidak dapat menghantar listrik. 3. Periksa alat uji elektrolit secara teliti, karena alat uji yang tidak benar akan mempengaruhi hasi percobaan. 4. Larutan yang diuji jika seperti air jeruk, air kapur, dan air garam usahakan dengan mencampurkn air secukupnya, jangan terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. 5. Lebih baik percobaan dilakukakan lebih dari 1 kali, tujuannya untuk lebih meyakinkan atau memastikan terhadap hasinya. 6. Bersihkan alat uji elektrolit supaya larutan yang telah diujikan tidak lagi menempel pada elektroda. 7. Usahakan menuangkan larutannya secukupnya saja agar larutan yang akan diuji tidak tumpah.

DAFTAR PUSTAKA Permana, irvan, MEMAHAMI KIMA SMA KELAS X, Bse, Jakarta, 2009.

http://tsidha.blogspot.com/2012/07/laporan-praktikum-larutan-elektrolit.html http://landasanteori.blogspot.com/2011/09/pengertian-larutan-larutan-adalah.html

http://igsshared.blogspot.com/2009/06/larutan-elektorlit-dan-non-elektrolit.html http://ariffadholi.blogspot.com/2012/10/larutan-elektrolit-dan-larutan-non.html http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/kimia-xi/

LARUTAN ELKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

 A.

:

 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT 

 B.

:

Mengelompokkan beberapa macam larutan kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit.

 Penyelidikan menunjukkan bahwa latutan NaCl dapat menghantarkan menghantarkan arus listrik (mirip kawat tembaga), sedangkan larutan gula tidak demikian. Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut dengan larutan elektrolit dan yang tidak menghantarkan listrik disebut larutan non elektrolit. Karena air murni tidak dapat menghantarkan arus listrik maka sifat hantaran yang ditimbulkan oleh zzat terlarut bukan poelarut. Senyawa elktrolit membentuk ion dalam larutan, sedangkan larutan non elektrolit membentuk molekul netral.  Pembentukan ion dipengaruhi oleh jenis pelarut, contohnya HCl membentuk ion dalam air,  tetapi tidak pada benzena.

 Alat untuk menguji larutan elektrolit atau tidak disebut elektrolit tester. Masukkan dua batang logam (misalnya tembaga) kedalam larutan, keduanya tidak bersentuhan dan masing masing dihubungkan dengan kutub arus listrik searah. Bola lampu akan hidup dan  jarum akan bergerak untuk larutan elektrolit sedangkan akan mati mati dan jarum tidak bergerak untuk larutan non elektrolit.

 Perlu diingat, larutan yang sangat encer atau atau sangat pekat tidak dapat menyalakan lampu. Karena yang sangat encer mengandung ion amat sedikit dan jarang sehingga tidak dapat menghantarkan listrik. Larutan yang terlalu pekat mempunyai m empunyai ion yang terlalu rapat dan berdesakan sehingga ion sulit bergerak dalam larutan. Dapat disimpulkan bahwa listrik dibawa oleh ion ion menuju arah yang berlawanan.

Seperti telah dinyatakan bahwa senyawa elektrolit dalam larutan terurai menjadi ion ion. Pelarut memisahkan ion ion positif dan ion negative karena terjadi ikatan antar ion dan

oelarut disebut slvasi. Jika pelarutnya air disebut hidrasi. Dalam larutan NaCl, ion Na dan ion Cl dikelilingi oleh beberapa molekul air, sehingga ion tersebut ditulis sebagai berikut :

dan

 Jumlah molekul air sangat banyak sehingga tidak semuanya berikatan dengan ion, ada yang masih bebas, maka hidrasi dapat ditulis :

Dengan

:

x

:

jumlah molekul air mula mula

a

:

jumlah molekul air yang terikat dengan Na

b

:

jumlah molekul air yang terikat dengan Cl

c

:

jumlah molekul air yang bebas

secara singkat dapat dituliskan dengan

:

Ion dalam air dapat membentuk ion dalam tiga cara 

Zat terlarut adalah senyawa ion



Zat terlarut adalah senyawa kovalen, tetapi dalam air terurai menjadi ion

Zat terlarut adalah senyawa kovalen, tetapi bereaksi dengan air sehingga membentuk ion positif dan ion negative. 

**(Syukri, S . 1999 . KIMIA DASAR 2)

 Berdasarkan daya hantar listrik, listrik, larutan dapat digolongkan kedalam larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit

 Larutan elektrolit kuat adalah larutan larutan yang dapat menghantarkan arus arus listrik dengan kuat, ditandai dengan nyala lampu terang. Hal ini akibat dari zat terlarut terurai sempurna menjadi ion ion.

 Larutan elktrolit lemah adalah larutan yang yang dapat menghantarkan arus listrik tetapi tetapi agak lemah, ditandai dengan nyala lampu redup. Sedangkan larutan non lektrolit adalah larutan yang tidak dapat mengahntarkan listrik.

**(Modul Praktikum kimia Dasar 2)

a.  Alat 

b.  Bahan 











 Larutan elektrolit adalah larutan yang yang dapat menghantarkan listrik, hal ini  terjadi karena larutan elektrolit terionisasi menjadi ion ion. Pada pecobaan ini kami mengmati beberapa larutan yang akrab dengan kehidupan sehari hari.

 Langkah langkah yang kami lakukan dalam dalam mengamti larutan gara adalah : 

Memasukkannya kedalam gelas kimia



Mencelupkan elktrodaa yang terhubung dengan baterai dan bola lampu



Menghubungkan kedua kabel yang ada ke baterai



Mengamati nyala lampu Dan hasilnya, bola lampu menyala dengan terang dan banyak gelembung. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa larutan garam adalah larutan elektrolit kuat, karena terionisasi sempurna.

 Langkah langkah yang kami lakukan untuk menguji air jeruk adalah : 

Memasukkannya kedalam gelas kimia



Mencelupkan elktrodaa yang terhubung dengan baterai dan bola lampu



Menghubungkan kedua kabel yang ada ke baterai



Mengamati nyala lampu Dan hasilnya, bola lampu tidak menyala, tapi ada gelembung yang lebih sedikit daripada larutan garam. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa air jeruk ada larutan elektrolit lemah, karena tidak terionisasi sempurna.

 Langkah langkah yang kami lakukan untuk menguji air jeruk adalah : 

Memasukkannya kedalam gelas kimia



Mencelupkan elktrodaa yang terhubung dengan baterai dan bola lampu



Menghubungkan kedua kabel yang ada ke baterai



Mengamati nyala lampu Dan hasilnya, lampu tidak menyala, gelembungnya lebih sedikit dari air jeruk dan larutan garam. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa air the adalah larutan elektrolit lemah (lebih lemah dari air jeruk) karena hanya terionisasi sebagian.

 Langkah langkah yang kami lakukan dalam dalam mengamti asam cuka adalah : 

Memasukkannya kedalam gelas kimia



Mencelupkan elktrodaa yang terhubung dengan baterai dan bola lampu



Menghubungkan kedua kabel yang ada ke baterai



Mengamati nyala lampu Dan hasilnya, lampu tidak menyala, gelembungnya lebih banyak disbanding air the dan air  jeruk. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa asam cuka aadalah larutan elektrolit lemah (lebih kuat dari semua sampel kecuali larutan garam)

 Langkah langkah yang kami lakukan dalam dalam mengamati air mineral adalah : 

Memasukkannya kedalam gelas kimia



Mencelupkan elktrodaa yang terhubung dengan baterai dan bola lampu



Menghubungkan kedua kabel yang ada ke baterai



Mengamati nyala lampu Dan hasilnya, lampu tidak menyala, ada gelembung tetapi lebih sedikit dari air the,air  jeruk,air cuka dan larutan garam. Dari hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa air mineral adalah larutan elektrolit lemah (lebih lemah dari air cuka, air the, dan air jeruk).

 Langkah langkah yang kami lakukan dalam dalam mengmati air ledeng adalah : 

Memasukkannya kedalam gelas kimia



Mencelupkan elktrodaa yang terhubung dengan baterai dan bola lampu



Menghubungkan kedua kabel yang ada ke baterai

Mengamati nyala lampu



Dan hasilnya, lampu tidak menyala, ada gelembung tapi lebih sedikit dari air the,air  jeruk,aircuka,larutan garam dan air mineral. Dari hasil pengamatan ini, dapat disimpulkan bahwa air ledeng adalah larutan elektrolit lemah (paling lemah diantara semua sampel yang kami uji).

1.  Apa yang dimaksud dengan zat elektrolit dan non elektrolit ?? 2. Sebutkan msing masing 3 buah contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan n on elekterolit ??

1.  –  zat  zat elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik -

Zat non elektrolit adalah zat yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

2.  –  elektrolit  elektrolit kuat, yaitu NaCl, HCl, NaOH -

Elektrolit lemah, yaitu

, air jeruk, air teh

-

Non elektrolit, yaitu larutan gula, air murni, air kopi

Sebutkan masing masing 3 contoh elektrolit yang berikatan secara kovalen dan ion !!



Ion



Kovalen

I.

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : a.  Larutan elektrolit adalah larutam yang dapat dapat menghantarkan listri. b.  Larutan elektrolit kuat terionisasi sempurna, elektrolit lemah terionisasi sebagian, non elektrolit tidak terionisasi. c.  Larutan elektrolit kuat adalah garam, garam, sedangkan larutan lektrolit lemah adal air jeruk, air  the, air ledeng, asam cuka, dan air mineral mineral

a. Kesalahan dalam melihat banyak dan tidaknya gelembung.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF