LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

March 11, 2018 | Author: Nadya Farah Kamilia | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit, “STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENENTUAN KADAR ASAM C...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II “ PERCOBAAN 1 - 8 ”

NAMA ASLAB

:

1. Olivia Stephani (F1C111040) 2. Ernilawati S (F1C111015) 3. Magdalena Normalina S (F1C111053) 4. Lenny Theresia (F1C111041) OLEH

KELOMPOK 7 NAMA : 1. NADYA FARAH KAMILIA (F1D113018) 2. ADE DHARMA SAPUTRA 3. YUDHA GUSTI WIBOWO PRODI : TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI JAMBI 2014

DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT I . TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada berbagai konsentrasi. 2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap daya hantar listrik. II. TEORI Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. (Tony, 1987) Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.Untuk mengetahui suatu larutan berelektrolit atau non-elektrolit, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. (Chang, 2004) Larutan elektrolit dapat menyalakan lampu, sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat menyalakan lampu. Jika alat penguji elektrolit berisi larutan dihubungkan dengan sumber arus listrik / baterai dan ternyata larutan tersebut dapat menyalakan lampu, berarti larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik .Hal itu dapat terjadi karena dalam pelarut air, zat-zat terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negative . Elektrolit kuat banyak menghasilkan ion-ion, elektrolit lemah hanya sedikit menghasilkan ion-ion, sedangkan non-elektrolit tidak menghasilkan ion-ion. (Cahyadi, 2012) Larutan elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik karena adanya pergerakan partikel-partikel bermuatan. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna

(derajat ionisasi ? = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan. (Daddy,2008 ) Contoh: NaCl(s)→Na+(aq)+Cl-(aq) Yang tergolong elektrolit kuat adalah: 

Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.



Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.



Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lainlain (Kundari,2006) Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus

listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi ?

RCOO-Na + 3 NaI + 3 H2O +

CHI3 169.

Metil keton 170.

Iodoform Kuning

Pada percobaan ini

dimana metil keton menghasilkan

endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodine dalam larutan NaOH.

Sampel

yang

digunakan

yaitu

formaldehid,aseton

dan

benzaldehid. Pada benzaldehid dan asetaldehid direaksikan dengan NaOH dan iodine tebentuk gumpalan. Secara teoritis reaksi benzaldehid tersebut menghasilkan endapan kuning. Pada 2-pentanon yang direaksikan dengan iodine dan NaOH tidak menghasilkan endapan kuning tapi larutan atas berwarna kuning muda dan lapisan bawah berwarna bening. Pada aseton direaksikan dengan iodine dan NaOH larutan menjadi bening tidak terjadi reaksi positif.



Uji dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin 171. Uji ini akan memperlihatkan adanya ikatan rangkap O dan C. Uji positif akan ditandai dengan larutan yang berwarna kuning, jingga atau merah dan terdapat endapan. Jika padatan yang terbentuk berukuran kecil maka larutan akan berwarna kuning, sedangkan jika padatan berukuran besar maka larutan akan berwarna mendekati merah. Baik pada aldehid maupun keton, uji ini akan menunjukkan hasil positif. 2,4dinitrofenilhidrazin sering disingkat menjadi 2,4-DNP atau 2,4-DNPH. Larutan 2,4- dinitrofenilhidrazin dalam sebuah campuran metanol dan asam sulfat dikenal sebagai pereaksi Brady. rumus molekul dari hidrazin, yaitu sebagai berikut: 172. H2N – NH2 (hidrazin) 173. Pada pratikum di dapatkan pada aldehid yaitu benzaldehid terjadi reaksi negatif terdapat endapan kuning lapisannya yang atas berwarna kuning dan lapisan bawah bening.Dan pad asetaldehid terjadi reaksi positing dan terdapan endapan kuning larutannya berwarna kuning. Pada Keton yaitu 2-pentanon terjadi reaksi negatif larutannya berwarna kunng dan tidak terjadi endapan. Dan pada aseton tidak terdapan endapan ettapi terdapat lapisan atas kuning dan lapisan bawah bening. 174. 175.

I

Kesimpulan dan Saran 1

1 2 3 4

Kesimpulan 176. Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan : Senyawa aldehid sangat mudah teroksidasi sedangkan senyawa keton tidak Senyawa yang mempunyai gugus keton: Aseton dan 2-propanon Senyawa yang mempunyai gugus aldehid: Benzaldehid dan asetaldehid Fehling digunakan untuk menguji gugus aldehid dan reaksi positif jika

5

terdapat endapan merah bata. Uji iodofom digunakan untuk menguji gugus keton dan reaksi positif jika

6

terdapat endapan putih. Adisi bisulfit digunakan untuk analisis gugus fungsi karbonil (aldehid dan

7

keton), reaksi positif jika terdapat endapan putih. Uji dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin akan terbentuk endapan merah pada reaksi positif.

177. 178.

5.2 Saran

179. 180.

Praktikum sudah berjalan cukup baik, akan tetapi akan

lebih baik lagi jika semua pihak dapat bekerja sama dengan baik. Dan pratikan lebih mehamai jalannya pratikum agar tidak banyak kesalahn yang terjadi dalam pratikum dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori.

181.

DAFTAR PUSTAKA 182.

183. 184.

Annisafushie. (2009). Aldehid dan Keton. [Online]. Tersedia : http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/02/aldehid-dan-keton/

[9 Juli 2013 / 22:00] 185.

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.

186. 187.

Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Louis, Hiltman. 1964. Kimia untuk Teknik dan Sains. Bandung : Primagama

188. 189.

Petrucci. 1987. Kimia Dasar Jilid II. Jakarta : Erlangga

Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB

190.

191. LAMPIRAN 192. PERTANYAAN PRA PRAKTEK 1

Tuliskan struktur umum aldehid dan keton serta tunjukkan gugus fungsinya? 193. Jawab: 194.

2

Jelaskan reaksi oksidasi pada aldehid dan keton. 195. Jawab: Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol. 196.

197.

198. 199.

ESTER

I. Tujuan

1 2

Mensintesis sekurang – kurangnya 3 macam ester Mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan

3

pada pembuatan ester Mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi

4 5 6 7

kesetimbangan pada pembuatan ester. Mengenal bau khas dari beberapa macam ester. Menggunakan ester sebagai bahan pembuatan sabun. Mengetahui prinsip saponifikasi. Membuat berbagai macam sabun untuk bahan pencuci dan untuk

8

kosmetik. Menguji daya kerja sabun dalam air sadah. 200.

201. 202.

II. Landasan Teori Dalam ilmu kimia, ester adalah campuran organik dengan simbol

R’ yang menggantikan suatu atom hidrogen atau lebih. Ester juga dibentuk dengan asam yang tidak tersusun teratur; sebagai contoh, dimetil sulfat yang juga disebut “asam belerang, dimethyl ester”. 203. 204.

(Anonim, 2006)

Ester diturunkan dari asam karboksilat dengan mengganti gugus

OH dengan gugus OR ( R adalah gugus alkil atau aril ). Ester merupakan turunan dari asam karboksilat yang diperoleh dengan cara mereaksikan asam karboksilat dengan alcohol atau phenol. 205.

( Nurul,2012 )

206. 207.

Gambar Rumus umum Ester

208.

Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk

alkohol danasam karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini senyawa karbon mengikat gugus fungsi –COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester

turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama tradisional digunakan, sepertiformate, asetat,dan propionate. 209. 210. 1 211.

( Vivi Arianti,2013 )

Ester terdiri dari 2 sifat yaitu :

Sifat-sifat fisika ester 1.

Ester suku rendah merupakan zat cair yang mudah menguap dengan

bau harum dari beberapa buah buahan dan bunga bungaan 212.

2.

Ester suku tinggi berupa minyak,lemak,atau lilin

213.

3.

Semakin banyak atom C semakin tinggi titik didihnya. 214.

238. 2

Nama

215.

Struktur

216.

Trivial 217. Metil

218.

HCO2CH3

Did 219.

metanoat 220. Metil

221.

CH3CO2CH3

222.

asesat 223. Etil asetat 226. Propil

224. 227.

CH3CO2CH2CH3 CH3CO2CH2CH2CH3

225 228.

asetat 229. Etil butirat 232. Isoamil

230. 233.

CH3(CH2)2CO2CH2CH3 CH3CO2(CH2)2CH(CH3)2

231. 234.

asetat 235. Isobutyl

236.

CH3CH2CO2CH2CH(CH3)2

237.

propionat Tabel 2.1 Titik Didih beberapa senyawa Alkil alkanoat

Sifat kimia ester

239.

1.

Ester pada umumnya bersifat polar.

240.

2.

Ester yang jumlah atom karbonnya sedikit mudah larut dalam air.

241.

3.

Kelarutan ester berkurang dengan bertambahnya atom karbon.

242.

4.

Ester merupakan senyawa karbon yang netral.

243.

5.

Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis

244. 245. 246. hol

Contoh : R–COOR’ + H2O Ester

R –COOH

+

As.Alkanoat

R’ –OH Alko

247.

6.

Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan

dihasilkan dua buah senyawa alkohol 248. Contoh : 249.

R–COOR’ + 2H2

250.

Ester

R –CH2 –OH

+ R’ –OH

Alkohol

Alkohol

251. 252.

7.

Ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa

membentuk garam sabun) dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi/penyabunan. 253.

8.

Hidrolisis Ester dapat terhidolisis dengan pengaruh asam membentuk

alkohol dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis merupakan kebalikan dan pengesteran. Hidrolisis lemak atau minyak menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak. Contoh hidrolisis gliseril tristearat menghasilkan gliserol dan asam stearat. 254. (Chang, 2004) 255. 256.

Tata nama dalam ester yaitu :

1.

Nama Trivial

257.

Untuk ester sederhana, pemberian namanya didasarkan pada nama

trivial asam karboksilatnya. 258. 259. 260. N

261.

Rumus

Struktur

262.

Na

ma Trivial

263.

Nama

Trivial

As. Karboksilat

264.

265.

H-CO-O-CH3

Ester 266. Me

1 268.

269.

CH3-CO-O-

til formiat 270. Me

271.

Asam asetat

2 272.

CH3 273.

CH3-CH2-

til asetat 274. Eti

275.

Asam

3

CO-O-CH2-CH3

l

267.

Asam formiat

propionat

276.

277.

CH3-(CH2)2-

propionat 278. Me

279.

Asam butirat

4 280.

CO-O-CH3 281. CH3-(CH2)3-

tal butirat 282. Eti

283.

Asam valerat

5 284.

CO-O-CH2-CH3 Tabel 2.2 Tata nama pada ester

l valerat

285. 286.

2. 287.

Nama IUPAC Bagian dari gugus ester yang mengandung gugus karbonil berasal dar iasam

karboksilat, sedangkan gugusan yang terikat pada oksigen berasal dari alkohol atau fenol. Ester yang lebih kompleks menggunakan tata nama IUPAC ,yaitu dengan nama alkil alkanoat . Alkil berasal dari gugus alcohol dan alkanoat berasal dari gugus karboksilat. 288.

Rantai induk ester adalah rantai terpanjang yang mengandung

gugusester (-COOR’). Rantai alkil atau gugus lain yang terikat pada rantai induk dinamakan rantai cabang. Penomoran rantai induk dimulai dari salah satu ujung sedemikian sehingga atom C pada gugus ester mendapatkan nomor terkecil, diberi akhiran -OAT, dari nama rantai hidrokarbonnya. 289.

(Keenan,

1990) 290.

Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan

alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2 R dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik. 291.

Laju esterifikaasi asam karboksilat tergantung pada halangan sterik

dalam alkohol dan asam karboksilat. Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya mempunyai pengaruh yang kecil dalam laju pembentukan ester. 292. 293.

(Harja,1986)

Reaktifitas alkohol terhadap esterifikasi : CH3OH > primer >

sekunder > tersier 294. 295. 296.

HCO2H > CH3CO2H > RCH2CO2H > R2CHCO2H > R3CCO2H

297.

Gambar 2.4 reaktifitas asam karboksilat terhadap esterifikasi

298. 299.

H3C-COOH + HO-CH2-CH3

Reaktifitas asam karboksilat terhadap esterifikasi H3C-COO-CH2-CH3 + H2O

300.

Seperti kebanyakan reaksi aldehida dan keton, esterifikasi suatu

asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan detonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud seperti reaksi singkat berikut: 301. 302. 303. 304. 1

III. Alat Bahan dan Skema Kerja

Alat dan Bahan 305. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Alat :

Penangas air Pipettetes Gelasukur 100 mL Gelasukur 50 mL Gelaspiala 200 mL Gelaspiala 100 mL Kacaarloji Tabungreaksi Raktabungreaksi

: 1 buah : 5 buah : 1 buah : 1 buah : 2 buah : 2 buah : 1 buah : 10 buah : 1 buah

306. 307.

Bahan :

308.6 AsamAsetat 309.7 Isoamil alcohol 310. 8 Etanol 311. 9 Asamsulfat 312. 10 Methanol 313. 11 NaOH 314. 315. 316. 317. 318. 319. 320. 321. 322.

1 2 3 4 5 3

HCl Aquades Timbalnitrat CaCl2 Mg(OH)2

(Fessenden, 1982)

323. 324. 2

Skema Kerja a Sintesis dan identifikasi ester 325.

Asam asetat dan isoamil alkohol/etanol 327.

326.

328.

Dimasukan

1

ml

dalam

tabung reaksi 329. 330.

Asam Sulfat 332.

Diperhatikan bau setiap zat 331. Ditambahkan 10 tetes

333.

Diaduk

larutan

dengan

sempurna 334.

Dimasukan

tabung

reaksi

dalam penangas air kurang lebih 10 menit 335.

Diperhatikan

terbentuknya

dua lapisan. Lapisan atas adalah ester 336.

Dipindahkan beberapa tetes

lapisan atas dengan pipet tetes ke kaca arloji 337.

Dicium baunya 338. 339. 340. 341. 342. 343. 344. 345. 346. 347. 348. 349. 350.

Catat hasil percobaan di tabel pengamatan

351. b Esterifikasi dengan alkohol berlebih 352. 353.

3 Tabung Reaksi 354. 355.

Dimasukan 3 ml asamnya Ditambahkan alkohol dengan

volume 2ml, 3ml, 4ml. 356.

Ditambahkan 10 tetes H2SO4

357.

Dipanaskan di atas pengais

air selama 10 menit 358.

Diamati terbentuknya lapisan

359.

Dibandingkan

bau

yang

terbentuk

362.

360. Catat hasil percobaan 361. di tabel pengamatan 363. c Sintesis beberapa ester 364. Percobaan A 365.

Dilakukan

sama

seperti

percobaan A 366.

Diteteskan 10 dengan Asam

benzoat 250 ml dengan metanol 3 ml 367.

Diteteskan 10 dengan Asam

asetat 1ml dengan n-butanol 1 ml 368.

Diteteskan 10 dengan Asam

butirat 1ml dengan n-butanol 1 ml 369. Catat hasil percobaan 370. di tabel pengamatan 371. 372. 373. 374.

375. d Esterifikasi dengan asam berlebih 376. 377.

3 Tabung Reaksi 378.

Dimasukan 4 ml, 6 ml, 8 ml

asamnya 379.

Ditambahkan 3 ml alkohol 380.

Diisi 15 tetes H2SO4

381.

Dikocok

merata

dan

di

panaskan di atas pengais air 382.

Dibandingkan

bau

yang

terbentuk dan zat dalam setiap tabung 383. Catat hasil percobaan 384. di tabel pengamatan 385. 386. e 387.

Saponifikasi ester NaOH 388.

Dimasukan

1

ml

dalam

tabung reksi 389.

Ditambahkan 3 ml dalam

pengais air sampai bau ester hilang dan berkurang lapisan ester 390. HCL 392.

Dilakukan selama 25 menit

391. 393.

Didinginkan tabung reaksi

394.

Ditambah 1 ml HCL 10% dan

diaduk 395. lakmus

Diperiksa keasaman dengan

396.

Ditambah1 ml HCL 100%

15-20 tetes sampai larut bersifat asam 397. Catat hasil percobaan 398. di tabel pengamatan 399. f

Pembuatan sabun

400. 401.

Gelas Piala 500 ml 402.

Dimasukan 5 ml minyak

kelapa 403.

Ditambahkan 15 ml NaOH 3

M dan 20 ml etanol 404.

Diaduk campuran dan atur

suhu 90 0C selama 20 menit, lalu didinginkan Padatan

405. 406. 407.

Setelah

terjadi

padatan,

Diambil sedikit dan dimasukan ke dalam tabung reaksi 408.

Dilarutan dengan air panas

dan dikocok 409. Gelas piala berisi sabun 410. 411.

Ditambahkan 25 ml larutan

panas NaCL 412.

Didinginkan

dan

diangkat

padatan sabun yang diperoleh 4 tabung reaksi 414. dalam larutan

413. Diuji daya kerja sabun

415.

Tabung 1 ditambahkan 1 ml

kalsium klorida 1 M 416.

Tabung 2 ditambahkan 1 ml

magnesium sulfat 1 M 417.

Tabung 3 ditambahkan 1 ml

timbal nitrat 1 418.

Tabung 4 tidak ditambahkan

Catat hasil apapun percobaan di tabel pengamatan

419. 420. 421.

IV. Hasil dan Pembahasan

422.

4.1 Data Percobaan

A Sintesis dan Identifikasi Ester  Tuliskan persamaan reaksi esterifikasi : 423. (CH3)2CH(CH2)2OH + CH3COOH + H2SO4à  

CH3COO(CH3)3CH(CH2)2 + H2O + H2SO4 Apakah reaksi berjalan seperti yang dituliskan ? Iya Bukti – bukti terjadinya reaksi : 424.

Adanya dua lapisan yang terbentuk pada masing-masimg

tabung, di lapisan atas tampak lapisan ester dan dilapisan bawahnya tampak air. 

Ester yang dihasilkan berbau seperti : Buah Anggur 425. B Esterifikasi dengan alkohol berlebih 426.

Tabu ng

433. 438. 443.

1 2 3

427.

Volum

Alkoho

431.

e

l

lapisan ester

428. Asam 434. 3 439. 3

430. (ml) 435. 2 440. 3

444.

3

429.

445.

4

436. 441. 446.

Tebal

2 cm 1 cm 0,5 cm

432.

437. 442.

Bau

Pisang Balon

Tiup 447. Rambut an

448. 449.

Kesimpulan mengenai reaksi kesetimbangan :

450.

Kesimpulan dari reaksi kesetimbangan berdasarkan percobaan

adalah jika volume asam tetap namun larutan alkohol volumenya berbeda – beda tetap akan menghasilkan bau pisang, balontiup, rambutan. Namun yang dapat digunakan sebagai perbedaan pada masing masing tabung adalah tebal lapisan ester, Semakin banyak ester yang digunakan tebal lapisan ester semakin kecil begitu juga sebaliknya, Semakin kecil volume alcohol maka ester yang dihasilkan semakin tebal. 451. 452. 453. 454. C Reaksi beberapa ester 455. 458.

Persamaan

456.

reaksi Asam Asetat

Bereaksi/tak

bereaksi 459. Bereaksi

+ butanol + H2SO4

457. 460.

Ciri fisis dari produk Terdapat 2

lapisan, lapisan bawah berwarna coklat/kuning lapisan atas berwarna bening.Berbaubuahapel

461.

Kesimpulan terhadap jalannya esterifikasi :

462.

Dapat disimpulakn bahwa masing-masing senyawa akan bereaksi

dan mengahasilkan sidfat fisis dan produk yang berbeda, tergantung dengan larutan apa yang akan direaksikan. D Esterifikasi dengan asam berlebih 463.

Tabung

464. Volume 465. Asam

466. Alkohol 467. (ml)

470. 1 471. 3 472. 2 475. 2 476. 3 477. 3 480. 3 481. 3 482. 4 485. Kesimpulan mengenai reaksi kesetimbangan : 486.

468.

Tebal

lapisan ester 473. 2 cm 478. 3cm 483. 3,5 cm

Kesimpilan dari reaksi kesetimbangan berdasarkan percobaan

adalah jika volume asam tetap namun larutan butanol volumenya berbeda – beda tetap akan menghasilkan bau yang sama yaitu menghasilkan bau pisang. Namun yang dapat digunakan sebagai perbedaan pada masing masing tabung adalah tebal lapisan ester, Semakin banyak ester yang

469.

Bau

474. Pisang 479. Pisang 484. -

digunakan tebal lapisan ester semakin kecil begitu juga sebaliknya, Semakin kecil volume butanol maka ester yang dihasilkan semakin tebal. 487.

Pertanyaan

1 Tuliskan persamaan reaksi untuk setiap percobaan. - asamkarboksilat 488. 489.

C6H7O3 +NaOH → C6H5NaO3 + H2O NaOHsisa + HCl → NaCl + H2O + HClsisa

- Esterifikasi : 490.

CH3CH2OH +

CH3COOH



CH3COOCH2CH3

+

H2O

491. Dari pustaka, tulislah langkah – langkah mekanisme reaksi esterifikasi.

2 492.

1.

Langkah

proses

protonisasi.

Karenaprotonasimenambahkanmuatanpositifkegugusankarbonil, reaktivitasgugusaniniterhadapnukleofillemah

(padareaksiini,

alkohol)

bertambah. 493. 2. Langkahkeduadalammekanismeadalahadisidarialkoholnukleofilikkegugus ankarbonil. Hasildarilangkahinimengandunggugussan -OR’. 494. 3. Langkahketiga, hilangnya proton darigugus -OR’. 495. 4. Langkahkeempatprotonasisalahsatugugus

-OH

untukmembentukgugushidroksilterprotanasi, -OH2+. 496. 5. Langkahkelimaadalahhilangnyagugusanhidroksilterprotanasisebagaigugus an yang terbaik yang meninggalkanyaitu H2O. 497. 6. Terbentuk ester 498. 499. E Saponifikasi Ester 1 Gambarlah rumus bangun metil salisilat dan buatlah persamaan reaksinya 2 3

dengan NaOH. Tulislah persamaan reaksi dari produk A dengan HCl. 500. CH6O3 + HCL C7H5O2Cl + H2O Bagaimana hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus. 501. Padahasilpercobaankertaslakmusmerahtetapberwarnamerahdanlak

musbiruberubahmenjadiwarnamerah. F Pembuatan sabun 1 Gambarlah struktur trigliserida yang anda gunakan dalam percobaan ini, lalu tulis reaksi penyabunannya

2

502. Jelaskan mengapa penambahan campuran reaksi ke dalam air dapat

3

digunakan sebagai uji kesempurnaan reaksi penyabunan Ester, khususnya ester lemakdanminyak, dapatbereaksidenganbasakuatsepertiNaOHatau KOH menghasilkansabun. Reaksiinidisebutsaponifikasiataupenyabunan.

4

Hasilsampingreaksiiniadalahgliserol. Berdasarkanjenisasamdanalkoholpenyusun,

ester

dapatdikelompokkandalam 3 golongan, yaitu ester buah-buahan, lilin, sertalemakdanminyak. Berikutadalahketigagolongantersebut: 503. 504.

Penggunaan terhadap daya kerja sabun 505. 507. 509. 511.

Sabun dalam larutan CaCl2 MgSO4 Pb(NO3)2

508. 510. 512.

506. Pengamatan Terlarut, mengasilkan busa Terlarut, menghasilkan busa Tidak Terlarut, menghasilkan

endapan 513. 514.

Tulislah persamaan reaksi antara larutan sabun dengan MgSO4

2 516.

Pembahasan 515. A. 517.

Sintesis dan identifikasi ester Pada percobaan A tentang sintesis dan identifikasi ester, kami akan

mengetahui tentang persamaan reaksi esterifikasi. Apakah reaksi dapat berjalan sempurna dan bukti adanya reaksi serta bau yang dihasilkan. 518.

Setelah terbentuk lapisan, pindahkan dengan hati-hati

beberapa tetes dan dapat diidentifikasi baunya dengan cara mencium bau yang dihasilkan. 519.

persamaan reaksi esterifikasi

520.

(CH3)2CH(CH2)2OH + CH3COOH + H2SO4à

CH3COO(CH3)3CH(CH2)2 + H2O + H2SO4 521.

Bukti-bukti terjadinya reaksi

522.

Suhu panas dan meningkat, larutan jadi panas, warna bening

berubah menjadi kuning.Adanya dua lapisan yang terbentuk pada masingmasimg tabung, di lapisan atas tampak lapisan ester dan dilapisan bawahnya tampak air. Ester yang dihasilkan berbau sepertibauanggur. 523. 524. 525.

B. Esterifikasi Dengan Alkohol Pada percobaan esterifikasi dengan alcohol berlebih kami akan

mengamati tentang perbedaan tebal lapisan ester dari senyawa – senyawa yng digunakan serta bau – bau yang dihasilkan . Kami akan melihat apakah dengan perbedaan volume akan menghasilkan tebal lapisan ester yang berbeda pula. 526.

Dari tabel tersebut terlihatjelas bahwa volume yang berbeda pada

masing – masing tabung menghasilkan tebal lapisan ester yang berbeda pula. Dapat dilihat pada volume alkohol 2 ml menghasilkan tebal lapisan ester yang besar yaitu 2 cmdenganbaupisang. Sedangkan volume alkohol 3 ml menghasilkan tebal lapisan ester yaitu 1 cm denganbaubalontiup sedangkan untuk volume butanol 4 ml menghasilkan tebal lapisan ester 0,5 cmdenganbaurambutan. 527.

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa jika volume asam

tetap namun larutan butanol volumenya berbeda maka tetap akan menghasilkan bau yang berbedadan tebal lapisan ester yang berbedajuga.

528.

Semakin banyak alkohol yang digunakan tebal lapisan ester makin

kecil, begitu juga sebaliknya semakin kecil volume butanol maka tebal lapisan ester yang dihasilkan semakin besar. 529. 530. 531.

C.Reaksi beberapa ester Dalam percobaan sintesis beberapa ester ini akan teliti

mengenai senyawa yang dapat bereaksi atau tidak dalam mencampurkan beberapa senyawa serta ciri fisis atau bau yang dihasilkan. Yang dilakukanmenggunakanasamasetat1 ml dengan n-butanol 1 ml dan ditambah 10 tetes H2SO4 ke dalam tabung reaksi dan digoyangkan, kemudian dipanaskan dipenangas air kurang lebih selama 10 menit dan hasilnya larutan tersebut bereaksi dan menghasilkan warna bening, dan berbau pisang. Menurut sumber hasil data pengamatan yang kedua ini sesuai 532. 533.

denganteori. D. Esterifikasi dngan asam berlebih Percobaan inimembutuhkan alat dan bahan seperti tabug

reaksi, pengaduk dan penangas air dan bahannya adalah alkohol, H 2SO4. Langkah pertama pada percobaan ini, kami menyiapkan 3 buahh tabung reaksi yang masing-masing tabung berisi 2 ml, 4 ml, dan 6 ml asamnya yaitu asam glasial, kemudian ditambahkan 1 ml alkohol kedalam masingmasing tabung reaksi tersebut. Kemudian teteskan H 2SO4 sebanyak 3 tetes kedalam masing-masing tabung reaksi, kocok perlahan-lahan, lalu dipanaskan dipenangas air. 534.

Hasil yang diperoleh adalah campuran tersebut bereaksi

dengan adanya endapan yang diantaranya lapisan atas merupakan lapisan ester dan lapisan bawah adalah lapisan air. Ester yang terbentuk dalam percobaan ini bernama etil asetat dan masing-masing tabung tersebut beraroma bau pisang semuanya namun ada hal yang membedakan antara tabung yang satu dengan tabung yang lain yaitu ketebalan lapisan endapan ester tersebut, ester yang 2 ml alkohol memiliki ketebalan endapan ester,2 ml alkohol 2 cm, 3ml alcohol 3 cm, 4 ml alcohol 3,5 cm.

535.

Data yang kami dapatkan telah sesuai dengan teori yang

mengatakan bahwa semakin banyak volume asam dan alkohol yang ditambahkan, maka semakin tebal pula lapisan ester yang terbentuk. 536. 537.

E. Saponofikasi ester

538.

Pada pecobaan tentang saponifikasi ester kami akan meneliti

tentang rumus bangun dari metil salisilat dan persamaan reaksinya dengan NaOH dan HCl serta hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus. Hal yang kami lakukan adalah memasukan asam salisilat dan 2 tetes NaOH 10% kedalam tabung reaksi. Kemudian meletakan larutan itu kedalam penagas air sampai bau ester menghilang sejalan dengan berkurangnya lapisan ester. Pemanasan dilakukan kurang lebih 20 menit tabung reaksi kemudian didinginkan dibawah aliran dingin. Baru setelah dingin ditambahkan 10 tetes HCl 10% dan dapat diidentifikasi keasamannya dengan menggunakan lakmus. Untuk mengujinya, tambahkan HCl 10% sebanyak beberapa tetes sampai larutan bersifat asam hingga baru dapat di catat hasilnya. Dan didibawah ini adalah data hasil percobaan : 539.



Rumus bangun metil salisilat

540.



Persamaan reaksi dari produk a dengan HCl

CH6O3 + HCL 541.



C7H5O2Cl + H2O Hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus

Padahasilpercobaankertaslakmusmerahtetapberwarnamerahdanlakmusbiruberubah menjadiwarnamerah. 542. 543. Dari data diatas dapat dilihat bahwa rumus bangun dapat diketahui setelah dilakukan percobaan serta dapat dituliskan persamaan reaksi yang terjadi baik dengan NaOH maupun HCl. Dan yang paling lama dalam percobaan ini adalah menemukan hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus . pada percobaan pertama pada saat digunakan 1 ml HCl 10% pengukuran dengan kertas lakmus merahtetapmerahdanlakmusbiruberubahmenjadimerah. Menandakanlarutantersebutadalahasam 544. 545.

546.

F.

Pembuatan sabun

547. Pada percobaan pembuatan sabun inihasil yang kami dapatkan dari percobaan yang telah kami lakukan ialah busa yang dihasilkan kurang baik karena didalam larutan atau padatan sabun masih mengandung asam lemak. hal ini dikuatkan oleh Teori yang menjelaskan bahwa jika padatan dilarutkan dengan menggunakan air panas kemidian dikocok dengan kuat maka akan menghasilkan busa atau buih yang baik berarti didalam padatan sabun tersebut tidak mengandung asam lemak. Sedangkan hasil buih yang kami dapatkan tidaklah begitu baik hinggga kami simpulkan bahwa apa yang kami lakukan untuk percobaan kali ini belum maksimal hingga dapat dikatakan bahwa percobaan yang kami lakukan ini kurang berhasil. Karena percobaan ini gagal dan kami pun harus masuk kuliah maka untuk prosedur selanjutnya tidak kami lanjutkan dan kesalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranyakurang baiknya alat dan juga bahan yag kami gunakan, kurang telitinya kami dalam membuat takaran dan juga dalam menerjemah maupun mengerjakan prosedur kerja, dan faktor lainnya. 548. 549. 550. 551. 552. 553. 554. 555. 556. 557. 558. 559. 560. 561. 562. 563. 564. V. Kesimpulandan Saran 565. 5.1 Kesimpulan 566.

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa

kesimpulan : 567.

1. Hidrolisis suatu ester dalam pelarut basa disebut “saponifikasi”. Hasil

raksi ini adalah garam dan alkohol. 568. 2. Hasil reaksi garam dan alkohol disebut ester.

569. 570.

3. Ester berbau enak, wangi bunga-bungaan dan buah-buahan berasal

dari ester. 4. Larutan etil asetat yang merupakan senyawa ester, dapat dibuat dengan cara mereaksikan senyawa asam karboksilat dengan alkohol dengan katalis asam

sulfat pekat. 571. 572. 5.2 Saran 573.



Dalammelakukanpraktukiminipentingmemperhatikanprosedurkerjauntukketepatan hasilpraktikum agar hasilnyatidaksalah, agar tidak terjadi pengulangan. 574.

Dalammelakukanpraktikumharusdiperhatikansetiapprosedurkerja yang

adasehinggasetiapacaradapatdilakukansecaramaksimal. 575. 576. 577. 578. 579. 580.

581. DAFTAR PUSTAKA 582. 583.

Anonim.2006.Kimia dasar jilid 2.Bandung:Gramedia.

584.

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid II. Jakarta: Erlangga

585.

Fessenden, 1981. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina rupa aksara

586.

Harja.1986.Kimia dasar jilid 2.Bandung:Gramedia.

587.

Keenan, Charles W. 1990. Kimia Dasar Jilid II. Jakarta: Erlangga

588.

Nurul, Adi,dkk. 2012. PembuatanSabun.Http://cemycalholiccybre.wordpress.com. Diakses tanggal 02 juli 2011

589.

Vivi, Arianti. 2013. Ester.Http://cemycalholiccybre.wordpress.com. Diakses tanggal 22 Januari 2013

590. LAMPIRAN 591. PERTANYAAN PRA PRAKTEK 592.

1.

Tulis rumus umum dari senyawa ester

593.

2.

Tulis struktur umum dari

594. 595. 596. 597.

3. 598. 599. 600.

a. b. c.

Alkohol primer Alkohol sekunder Alkohol tersier

Tulislah persamaan reaksi antara a. b. c.

Alkohol primer dengan asam karboksilat Alkohol sekunder dengan asam karboksilat Alkohol tersier dengan asam kaboksilat

601.

4.

Tuliskan reaksi pembuatan aspirin (asetil salisilat)

602.

5.

Apakah perbedaan esterifikasi dengan netralisasi

603.

6.

Apakah bahan dasar pembuatan sabun

604.

7.

Gambarkan satu molekul khas lemak dan tulislah persamaan reaksi

safonifikasi untuk menghasilkan sabun natrium 605. 607.

606. 1.

Jawab : Rumus

608.

O

609.

R – C – OR’

610. 611. 612.

R‘

2. 613. 614.

R – OH

R – CH – OH

R–C

– R ‘‘ 615. 616.

R

OH

617. 618.

(a)

(b)

619. 620. 621.

3.

a. Alkohol Primer dan Asam Karboksilat

(c)

622. 623. 624.

O

O

R – OH + R – C – OH

R – C – OR’ + H2O

625. 626.

b. Alkohol Sekunder dan Asam Karboksilat

627. 628.

R

R – C – R + R – C – OH

629. 630.

633.

O

R

R – C – O – C – R + H2O

OH

R

c. Alkohol Tersier dan Asam Karboksilat

631. 632.

O

R

O

C – C – R + R – C – OH OH

O

R

R – C – O – C – R + H2O R

634. 635.

4.

636.

5.

Esterifikasi adalah reaksi atau metode untuk menghasilkan ester

dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol pada suasana basa. Netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan garam dan air. 637.

6.

Ester dan basa kuat.

638.

7.

Reaksi penyabunan

639. 640. 641.

C₃H₅(OOR)₃ + 3NaOH → C₃H₅(OH)₃ + 3NaOOCR

642.

ANALISIS SPECTROSKOPI UV-VIS “PENENTUAN KONSENTRASI KMnO4“

I

Tujuan Percobaan 643. Penentuan panjang gelombang maksimum, membuat kurva standar kalibrasi, menentukan konsentrasi cuplikan yang tidak diketahui. Landasan Teori

II

644.

Spektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang

berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. Spektrometri visible umumnya disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna pada metoda ini sangat menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. 645.

Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan

energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu. 646.

Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron

dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet. 647. 648.

(Khopkar, 1990)

Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan

pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi.

649. 650.

(Harjadi, 1990)

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau

absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. 651. 652.

(Tahir, 2009)

Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga

sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi. 653.

Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks

adalah spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah sinar tampak (400 – 800 nm). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan absorbansi dari larutan sampel yang diukur. 654.

Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari

Hukum Lambert-Beer, yaitu: 655.

A = - log T = - log It / Io = ε . b . C

656.

Dimana : A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur

657.

T = Transmitansi

658.

I0 = Intensitas sinar masuk

659.

It = Intensitas sinar yang diteruskan

660.

ε = Koefisien ekstingsi

661.

b = Tebal kuvet yang digunakan

662.

C = Konsentrasi dari sampel

663. 664.

(Saputra, 2009)

Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu

pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. 665.

Besi memiliki dua tingkat oksidasi, yaitu Fe2+ (ferro) dan

Fe3+ (ferri). Senyawa-senyawa yang dapat digunakan untuk mereduksi besi(III) menjadi besi(II) diantaranya seng, ion timah(II), sulfit, senyawa NH 2OH.HCl, hidrazin, hidrogen sulfida, natrium tiosulfat, vitamin C, dan hidrokuinon. Pemilihan reduktor ini tergantung suasana asam yang digunakan dan keberadaan senyawa lain dalam cuplikan yang akan dianalisis. Umumnya besi cenderung untuk membentuk senyawa dalam bentuk ferri daripada dalam bentuk ferro, dan membentuk kompleks yang stabil dengan senyawa-senyawa tertentu. 666. 667.

(Othmer, Kirk, 1978)

Penentuan kadar besi dapat dilakukan dengan menggunakan

metode spektrofotometri UV-Vis dengan reaksi pengompleksan terlebih dahulu yang ditandai dengan pembentukan warna spesifik sesuai dengan reagen yang digunakan. Senyawa pengompleks yang dapat digunakan diantaranya molibdenum, selenit, difenilkarbazon, dan fenantrolin. Pada percobaan ini pengompleks yang digunakan adalah 1,10-fenantrolin. Besi(II) bereaksi membentuk kompleks merah jingga. Warna ini tahan lama dan stabil pada range pH 2-9. Metode tersebut sangat sensitif untuk penentuan besi (Vogel, 1985). Pengukuran menggunakan metode fenantrolin dengan pereduksi hidroksilamin hidroklorida dapat diganggu oleh beberapa ion logam, misalnya bismut, tembaga, nikel, dan kobalt. 668.

Senyawa kompleks berwarna merah-orange yang dibentuk antara

besi (II) dan 1,10-phenantrolin (ortophenantrolin) dapat digunakan untuk penentuan kadar besi dalam air yang digunakan sehari hari. Reagen yang bersifat basa lemah dapat bereaksi membentuk ion phenanthrolinium, phen H + dalam medium asam. Pembentukan kompleks besi phenantrolin dapat ditunjukkan dengan reaksi:

669.

Fe2+ + 3 phen H+ ⇌ Fe(phen)32+ + 3H+

670. Tetapan pembentukan kompleks adalah 2.5×10-6 pada 25oC. Besi (II) terkomplekskan dengan kuantitatif pada pH 3-9. pH 3,5 biasa direkomendasikan untuk mencegah terjadinya endapan dari garam garam besi, misalnya fosfat. Kelebihan zat pereduksi, seperti hidroksilamin diperlukan untuk menjamin ion besi berada pada keadaan tingkat oksidasi 2+. 671. 672.

1.

Saat sinar mengenai larutan bening, maka akan terjadi 2 hal: Transmisi

673.

Transmitan larutan merupakan bagian dari sinar yang diteruskan

melalui larutan. 674.

2.

Absorpsi

675.

Cahaya akan diserap jika energi cahaya tersebut sesuai dengan

energi yang dibutuhkan untuk mengalami perubahan dalam molekul. Absorbansi larutan bertambah dengan pengurangan kekuatan sinar. 676. 677.

Syarat-syarat penggunaan hukum Lambert-Beer:

1.

Syarat Konsentrasi

678.

Hukum Beer baik untuk larutan encer. Pada konsentrasi tinggi

(biasanya 0,01M), jarak rata-rata diantara zat-zat pengabsorpsi menjadi kecil sehingga masing-masing zat mempengaruhi distribusi muatan tetangganya. Pengaruh interaksi molekul-molekul tak berarti pada konsentrasi dibawah 0,01M kecuali untuk ion-ion organik tertentu yang molekulnya besar. 679.

2.

Syarat Kimia

680.

Zat pengabsorpsi tidak boleh terdisosiasi, berasosiasi, atau bereaksi

dengan pelarut menghasilkan suatu produk pengabsorpsi spektrum yang berbeda dari zat yang dianalisis. 681.

3.

Syarat Cahaya

682.

Hukum

Beer

hanya

berlaku

untuk

cahaya

yang

betul-

betul monokhromatik (cahaya yang mempunyai satu panjang gelombang) . 683.

4.

Syarat Kejernihan

684. Kekeruhan larutan yang disebabkan oleh partikel-partikel koloid misalnya

menyebabkan

penyimpangan

hukum

Beer.

Sebagian

cahaya

dihamburkan oleh hukum pertikel-partikel koloid akibatnya kekuatan cahaya yang diabsorpsi berkurang dari cahaya yang seharusnya. 685. III

Alat Bahan dan Skema Kerja 1 Alat dan Bahan 686.

1 2 3 4 5 6

Alat :

Spektrofotometer + kuvet Labu ukur Pipet ukur 10 ml Gelas piala 100 mL Gelas piala 50 mL Pipet tetes 687.

1 2

(Harjadi, 1990)

: 2 buah : 1 buah : 3 buah

Bahan :

KMnO4 Akuades

688. 689.

3.2 Skema Kerja

a Pembuatan larutan 690. 691. 692.

Larutan KMnO4 693.

Di buat larutan KMnO4 2.10-5

M, 4.10-5 M, 6.10-5 M, 8.10-5 M, 10.10-5 M 694.

Di siapkan larutan blanko

yang hanya berisi pelarut saja 695. 696. 697. 698. 699. 700. 701.

Catat asisten hasil percobaan di tabel pengamatan

Di lihat larutan cuplikan dari

702. 703. 704. b Pencarian panjang gelombang maksimum 705. 706.

Alat 707.

Di hidupkan dan dibiarkan 15

menit 708.

Di atur panjang gelombang

sesuai yang diinginkan (400 nm – 700 nm) 709.

Di atur knop kiri sampai 0%T

710.

Di masukkan kuvet berisi air

(blanko) ke dalam holder 711.

Di atur %T sampai 100

menggunakan knop sebelah kanan 712. Larutan 713. KMnO4 8.10-5 714. 715.

Dimasukkan kedalam kuvet

sampai tanda batas 716.

Di ukur absorbansinya (A)

717.

Di ulangi lagi pengukuran

mulai dari langkah 2 menggunakan panjang gelombang 400 -700 nm dengan interval 5 nm 718.

Buat kurva antara panjang

gelombang terhadap absorbansi 719.

721. 722.

Catat hasil percobaan720. di tabel pengamatan

723. 724. 725. 726. c Pembuatan kurva kalibrasi dan pengukuran cuplikan yang tidak diketahui 727. 728. 729.

Alat Spektrofotometer 730.

Di atur panjang gelombang

maksimum sesuai pada tahap B 731.

Di ukur pula larutan KMnO4

2.10-5 M, 4.10-5 M, 6.10-5 M, 8.10-5 M, 10.10-5 M dan cuplikan yang tidak diketahui konsentrasinya 732.

Di buat kurva kalibrasi antara

absorbansi

terhadap

konsentrasi

larutan KMnO4. 733.

Di buat persamaan garis

liniernya. 734.

Di tentukan konsentrasi

cuplikan dengan memasukkan nilai absorbansi yang diperoleh ke dalam persamaan yang diperoleh. 735.

736. 737. 738. 739. 740.

Catat hasil percobaan di tabel pengamatan

IV

Data Percobaan dan Pembahasan

741.

4.1 Data Percobaan

742.

A. Pembuatan Larutan 743. 744. Kon N sentrasi KMnO4 746. 747. 2x 1 10-5 749. 750. 4x 2 10-5 752. 753. 6x 3 10-5 755. 756. 8x 4 10-5 758. 759. 10 x 5 10-5

745.

Warna Larutan

748.

Ungu bening 751. Ungu mendekati bening 754.

Ungu

757. Ungu mendekati pekat 760.

Ungu pekat

761. 762. 1

B. Pencarian panjang gelombang maksimum

KMnO4 200 ppm

763. Panjang gelombang (nm) 766. 375 769. 380 772. 385 775. 390 778. 395 781. 400 784. 2

764.

Absorbansi

765.

Transmitan(%)

767. 770. 773. 776. 779. 782.

1,264 0,851 0,615 0,398 0,230 0,081

768. 771. 774. 777. 780. 783.

7,3 14,0 24,3 40,1 58,8 82,9

786.

Absorbansi

787.

Transmitan(%)

789. 792. 795. 798. 801. 804.

1,369 1,040 0,762 0,508 0,320 0,144

790. 793. 796. 799. 802. 805.

4,3 9,1 17,3 31,0 48,0 71,5

KMnO4 400 ppm

785. Panjang gelombang (nm) 788. 375 791. 380 794. 385 797. 390 800. 395 803. 400 806.

807. 3

KMnO4 600 ppm

808. Panjang gelombang (nm) 811. 375 814. 380 817. 385 820. 390 823. 395 826. 400 829. 4

Absorbansi

810.

Transmitan(%)

812. 815. 818. 821. 824. 827.

1,598 1,214 0,89 0,596 0,373 0,174

813. 816. 819. 822. 825. 828.

2,5 6,1 12,9 25,4 42,4 66,8

831.

Absorbansi

832.

Transmitan(%)

834. 837. 840. 843. 846. 849. 852.

1,800 1,378 1,018 0,688 0,440 0,221 0,007

835. 838. 841. 844. 847. 850. 853.

1,6 4,2 9,6 20,6 36,3 60,2 98,5

856.

Absorbansi

857.

Transmitan(%)

859. 862. 865. 868. 871. 874. 877.

2,050 1,584 1,177 0,8 0,52 0,274 0,034

860. 863. 866. 869. 872. 875. 878.

0,9 2,6 6,6 15,8 30,2 53,4 92,3

KMnO4 800 ppm

830. Panjang gelombang (nm) 833. 375 836. 380 839. 385 842. 390 845. 395 848. 400 851. 405 854. 5

809.

KMnO4 1000 ppm

855. Panjang gelombang (nm) 858. 375 861. 380 864. 385 867. 390 870. 395 873. 400 876. 405 879. 2 Perhitungan dan Grafik  Perhitungan 880.

881.

Rumus : M1 x V1 = M2 x V2

882.

883. 

Untuk membuat larutan KMnO4 2 x 10-5 884.

M1 x V1 = M2 x V2

885.  886.

888.

890.

892.

V=

250 x 400 1000

= 100 ml

Untuk membuat larutan KMnO4 6 x 10-5 M1 x V1 = M2 x V2 V=

250 x 600 1000

= 150 ml

Untuk membuat larutan KMnO4 8 x 10-5 M1 x V1 = M2 x V2

891. 

= 50 ppm

M1 x V1 = M2 x V2

889. 

250 x 200 1000

Untuk membuat larutan KMnO4 4 x 10-5

887. 

V=

V=

250 x 800 1000

= 200 ml

Untuk membuat larutan KMnO4 10 x 10-5 M1 x V1 = M2 x V2

893. V =

250 x 1000 1000

= 250 ml

894.

 Grafik 1 Kurva kalibrasi absorbansi terhadap panjang gelombang pada larutan KMnO4 200 ppm 895.

1.4 1.2 1 0.8 Absorbansi

0.6 0.4 0.2 0 370

375

380

385

390

395

400

405

panjang gelombang (nm)

2

Kurva kalibrasi absorbansi terhadap panjang gelombang pada larutan KMnO4 400 ppm

896.

1.6 1.4 1.2 1 Absorbansi 0.8 0.6 0.4 0.2 0 370

375

380

385

390

395

panjang gelombang (nm)

897. 898.

400

405

3

Kurva kalibrasi absorbansi terhadap panjang gelombang pada larutan KMnO4 600 ppm

899. 2 1.5 Absorbansi

1 0.5 0 370

375

380

385

390

395

400

405

panjang gelombang (nm)

4

Kurva kalibrasi absorbansi terhadap panjang gelombang pada larutan KMnO4 800 ppm

900.

2 1.5 Absorbansi

1 0.5 0 370

375

380

385

390

395

400

405

410

panjang gelombang (nm)

5

Kurva kalibrasi absorbansi terhadap panjang gelombang pada larutan KMnO4 1000 ppm

901.

2.5 2 1.5 Absorbansi

1 0.5 0 370

375

380

385

390

395

400

405

410

panjang gelombang (nm)

902.

4.3 Pembahasan 903.

Pada percobaan kali ini yang membahas tentang analisa

spectroskopi UV – VIS menggunakan alat Spektrofotometer UV-VIS . Tetapi, karena pada saat pratikum alat tersebut mengalami kendala maka, di ganti menggunakan spektronik genesis 20 untuk mencari panjang, absorbansi,

dan

transmitan.

Dengan

menggunakan

KMnO4

200

ppm,KMnO4 400 ppm, KMnO4 600 ppm, KMnO4 800 ppm, KMnO4 1000 ppm. 904.

Hal pertama yang dilakukan yaitu dipanaskan selama 15

menit, lalu mengkalibrasi buvet dengan blanko. Blanko yanbg digunakan yaitu aquades. Setelah itu, isi buvet dengan KMnO4 200 ppm. Kemudian, dimasukan kedalam spektronik 20. Lalu, tentukan panjang gelombangnya sampai hasilnya adalah minus. Dicari absorbansinya dengan menekan tombol A/T/C sekali, dan cari transmitannya dengan menekan tombol A/T/C dua kali. Lalu dicatat hasil yang di ketahui pada table percobaan, lalukan percobaan tersebut dengan mengganti panjang gelombangnya sampai 1000 ppm. Hasil yang di dapat sudah tertera pada table percobaan. Percobaan selanjutnya adalah membuat kurva kalibrasi. Untuk membuat kurva kalibrasi digunakan larutan KMnO4 standar dengan konsentrasi yang berbeda-beda yang diperoleh melalui pengenceran. Dari kurva kalibrasi

absorbansi terhadap konsentrasi larutan ini kita dapat menentukan konsentrasi dari suatu sampel, yang telah diukur besar absorbansinya karena kita menggunakan alat spektronik 20 makan membuat grafik panjang gelombang terhadap absorbansi secara manual. 905.

Pada percobaan pembuatan larutan kelompok kamui tidak

melakukannya karena alat spektronik 20 hanya bisa menghitung panjang gelombang maka kami mengambil data dari kelompok sebelumnya yaitu dengan mengencerkan KMnO4 1000 ppm menjadi KMnO4 200 ppm, dan juga larutan KMnO4 400 ppm, KMnO4 600 ppm, dan 800 ppm gingan di dapat 5 larutan KMnO4 yang mempunyai ppm yang berbeda yaitu 200 ppm , 400 ppm , 600 ppm , 800 ppm , dan 1000 ppm. Pengenceran ini kami lakukan dengan cara mencampurkan larutan KMnO4 1000 ppm sebanyak yang tertera pada bab perhitungan untuk masing-masing larutan yang akan dibuat menggunakan aquades harus sampai titik miniskus dari labu ukur. Kemudian disiapkan juga larutan yang hanya berisi aquades saja yang digunakan sebagai blanko. Dari semua larutan ini, dari konsentrasi KMnO4 yang lebih rendah ke konsentrasi KMnO4 yang lebih tinggi mempunyai warna yang sesuai berurutan dimana makin rendah konsentrasi KMnO4 maka warna ungu dari KMnO4 makin memudar, begitu juga saat konsentrasi KMnO4 makin tinggi, maka warna ungu dari KMnO4 juga semakin pekat. Kemudian untuk nilai absorbansi dari masing-masing konsentrasi dari yang terkecil ke yang paling besar berturut-turut adalah 1.642, 1.725, 1.680, 1.687, 1675. Semua bahan yang kami dapat telah memenuhi literatur yang ada seperti warna dan jumlah ppm yang di butuhkan untuk tiap percobaan yang akan dilakukan. 906.

V

Kesimpulan dan Saran 1 Kesimpulan 1 Spektrofotometer di gunakan untuk menentukan panjang 2

gelombang maksimum suatu larutan. Spektrofotometer di gunakan untuk pembuatan kurva standar

3

kalibrasi Cara kerja

dari

spektrofotometer

yaitu,

dengan

sinar

monokromatik menembus larutan yang berada di dalam kuvet, banyaknya cahaya yang diteruskan maupun diserap oleh larutan akan dibaca oleh detector yang akan dimunculkan ke 4

layar. Panjang gelombang maksimum yang didapat pada praktikum

5

ini adalah 600 nm. Larutan blanko digunakan

sebagai

pembanding

dalam

pengukuran menggunakan spektrofotometer. 907. 2 Saran 1 Alat yang ada perlu di lakukan perbaikan rutin supayang 2

alat yang ada tidak rusak. Perlu adanya peningkatan

alat-alat

yang

laboraturium demi menunjang ke efektifan data. 908. 909. 910.

ada

di

911. 912. 913.

DAFTAR PUSTAKA

Harjadi. 1990. Kimia dasar jilid 2. Bandung:Gramedia. Khopkar. 1990. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina rupa aksara

914. 915.

Othemer, Kirk. 1978. Kimia Organik Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Saputra. 2009. Ilmu Kimia untuk Universitas . Jakarta:Erlangga

916. 917.

Tahir. 2009. Kimia dasar jilid 2.Bandung:Gramedia.

918. LAMPIRAN Pertanyaan Prapraktek

919.

1 Bagaimana prinsip kerja alat spektrofotometer UV-VIS ? 920. Jawab : Cara kerja spektrofotometer dimulai

dengan

dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel).Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor 2

yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca. Apa yang dimaksud dengn panjang gelombang maksium dan kurva

standar kalibrasi ? 921. Jawab : Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang yang didapatkan dimana titik absorban suatu larutan yang diteliti paling tinggi. Sedangkan kurva standar kalibrasi adalah kurva yang didapatkan 3

setelah didapat nilai-nilai absorban dari larutan yang diteliti. Jelaskan Hukum Lamber-Beer ! 922.

Jawab : hukum lamber – beer dapat menyatakan hubungan antara

serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan. Di bawah ini adalah persamaan Lamber- Beer : 923. 924.

A = Log T = a b c A = absorban, T = transmitan, a = absortivitas molar (Lcm-1mol-

1), b = panjang sel (cm), dan c = konsentrasi zat (mol/L) 4 Kenapa larutan berwarna dapat diukur absorbansinya ? 925. Jawab : karena larutan yang tidak berwarna tidak memiliki nilai absorbansi/ sebagai pembanding. Larutan yang berwarna akan dapat membaca banyaknya sinar yang diteruskan maupun sinar yang diserap oleh larutan berwarna itu. 926. 927. 928. 929.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF