laporan praktikum karbohidrat
November 6, 2018 | Author: Febdian Logis Rohmanto | Category: N/A
Short Description
laporan praktikum karbohidrat...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM KARBOHIDRAT
Oleh : Kelompok III 1. Arsal 1. Arsal Khaerudin Khaerudin (B.1110045) (B.1110045) 2. Nurul Mushlihah Abidatul Mughni (B.1110281) 3. Nurvika Hadistiani (B.1110218) 4. Singgih Prabowo (B.1110203)
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI FAKULTAS AGROBISNIS DAN TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
A. Pendahuluan Lipid atau lemak merupakan 15% dari tubuh. Senyawa ini terutama terdiri atas hidrokarbon dan mempunyai afinitas yang kecil saja dengan air. Beraneka ragam molekul termasuk dalam kelompok lipid ini. Yang paling sederhana diantaranya adalah asam-asam lemak Sebagian besar asam lemak adalah senyawa dengan rantai lurus yang mengandung atom C dalam jumlah genap. Asam lemak seluruhnya dibentuk oleh hidrokarbon, kecuali gugus asam yang berkutub atau polar pada salah satu ujungnya. Oleh karena salah satu ujung molekulnya bersifat polardan yang lain tidak, maka dikatakan bahwa asam lemak bersifat amfipatik.Asam-asam lemak yang merupakan bahan penyusun lemak dapat dilihat pada tabel berikut: Rumus
Nama Trivial
Nama IUPAC
C11H23COOH
Asam Laurat
Asam Dodekanoat
C17H31COOH
Asam Linoleat
Asam 9,12-oktadekanoat
C17H29COOH
Asam Linolenat
Asam 9,12,15-oktadekanoat
C13H27COOH
Asam Miristat
Asam Tetradekanoat
C17H33COOH
Asam Oleat
Asam 9-oktadekanoat
C15H31COOH
Asam Palmitat
Asam Heksadekanoat
C17H35COOH
Asam Stearat
Asam oktadekanoat
Lemak adalah golongan senyawa hidrofobik yang sangat penting untuk penyimpanan bahan pembakaran, untuk membentuk struktur membran pembawa vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, sebagai hormon dan sebagi pengemban oligisakarida. Sebagian besar sintesis asam-asam lemak berlangsung di sitoplasma sel-sel hati. Lipida mempunyai sifat umum sebagai berikut:
tidak larut dalam air
larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan karbontetraklorida
mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga mengandung nitrogen dan fosfor
bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan.
B. Tujuan Untuk menentukan identifikasi kandungan lemak pada bahan pangan dapat dilakukan dengan menggunakan : 1. Uji kelarutan 2. Uji ketidakjenuhan 3. Uji penyabunan 4. Uji bau 5. Uji ketengikan
C. Pengamatan beberapa sifat fisik minyak dan lemak a. Bahan :
Kacang tanah Kacang kedelai Jagung Lemak hewan Minyak jagung Minyak kacang tanah Margarine Minyak kelapa Kelapa
b. Cara kerja
- Amati warna masing-masing jenis minyak dan lemak secara subjektif. Sebutkan pigmen yang terdapat pada minyak atau lemak tersebut.
-
Kenali aroma masing-masing jenis minyak dan lemak dengan pembauan.
D. Pengamatan beberapa sifat kimia lemak dan minyak a. Bahan dan alat Bahan
: Minyak kelapa Minyak jagung
NaOH beralkohol
Minyak kacang tanah
aquades
Lemak hewan
alcohol panas dan dingin
Margarine
larutan iod hube
Asam oleat
HCl pekat
Asam palmitat
eter 0,1%
Minyak yang sudah tengik Alat
khloroform
hablur CaCO
₃
: Tabung reaksi Gelas ukur Pipet tetes Penangas air Pembakar Bunsen Erlenmeyer 100 ml
b. Cara kerja 1. Uji kelarutan
-
Dimasukkan 2 ml pelarut kedalam tabung reaksi
-
Ditambahkan sedikit bahan percobaan kedalam tabung reaksi yang berisi pelarut, kemudian dikocok kuat-kuat
-
Dilihat hasilnya, apakah kedua bahan terpisah setelah didiamkan sebentar (berarti bahan tidak larut)
-
Bila tidak terlihat, larutan disaring melalui kertas saring pada kaca arloji, kemudian larutan diuapkan diatas penangas. Bila ada residu menunjukan derajat kelarutan bahan.
2. Uji ketidakjenuhan
-
Dilarutkan sedikit asam oleat kedalam chloroform, tambahkan 2 atau 3 tetes larutan ion Hube, kocok. Warnanya segera hilang
-
Diulangi percobaan dengan asam palmitat. Diamati bagaimana dengan warnanya
-
Dimasukkan kira-kira 1 ml bahan percobaan kedalam masing-masing tabung reaksi
-
Ditambahkan chloroform sama banyaknya
-
Dikocok sampai semua bahan larut
-
Lalu dibubuhkan tetes demi tetes larutan iod Hube sambil dikocok, dilihat perubahan yang terjadi (apakah warnanya hilang?)
3. Uji penyabunan (saponifikasi)
-
Dimasukkan 4-5 tetes bahan percobaan kedalam tabung reaksi
-
Ditambahkan air suling kira-kira 3 ml
-
Perhatikan bahwa lemak itu mencair dan mengapung diatas permukaan air
-
Ditambahkan 1 ml larutan NaOH beralkohol
-
Dipanaskan campuran sampai mendidih kira-kira 1-2 menit
-
Dikocok dan perhatikan apakah terjadi busa ?
4. Uji bau
-
Dimasukkan 2-3 tetes bahan dan sedikit lemak hewan kedalam tabung reaksi.
-
Dipanaskan dengan hati-hati diatas api dan diperhatikan bau yang dikeluarkan oleh tiap bahan tersebut.
5. Uji ketengikan
-
Disiapkan Erlenmeyer 100ml
-
Dimasukkan 5 ml bahan percobaan kedala masing-masing tabung reaksi
-
Ditambahkan 5 ml HCl pekat dan campurkan dengan hati-hati di ruang asam
-
Disediakan kertas saring ukuran 1x10 cm yang telah dicelupkan dalam larutan phloroglusinol dalam eter 0,1% dan diantungkan pada sumbat karet atau gabus
-
Dimasukkan hablur CaCO kedalam Erlenmeyer tadi, segera tutup dengan ₃
sumbat yang telah digantungi kertas phloroglusinol, dibiarkan selama 10-20 menit.
-
Dilihat perubahan warna pada kertas tersebut, bila warna merah muda, bahan/contoh sudah mengalami ketengika. Makin pekat warna merahnya, berarti derajat ketengikan makin tinggi.
E. Hasil Pengamatan dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan
Uji Kelarutan No.
1
Bahan
Minyak Tengik
air tidak larut (lemak berada diatas air)
Kelarutan etanol tidak larut (lemak berada dibawah larutan etanol)
kloroform larut dengan timbul sedikit busa
Uji Ketidakjenuhan No 1 2 3 4 5 6 7
Bahan Asam palmitat Asam oleat Minyak Tengik Minyak Jagung Minyak Kelapa Margarin Lemak
Hasil Pengamatan Warna merah tidak pudar Warna merah pudar Warna merah memudar Warna merah hilang Warna merah hilang Warna merah hilang Warna merah
Uji Penyabunan No
Bahan
+ Air
1
Asam Palmitat
terpisah
2 3
Mentega Minyak Jagung
2 lapisan mengapung
Minyak Kelapa
2 lapisan
Lemak
terpisah
Minyak tengik
mengapung
4 5 6
NaOH beralkohol sebelum dipanaskan belum terlihat busa tetapi setelah dipanaskan terlihat busanya terlihat ada buih ada sedikit busa setelah dipanaskan bebuih setelah dipanaskan terdapat busa berbusa
Uji Bau No 1 2 3 4 5
Bahan Lemak Mentega Minyak kelapa Minyak tengik Minyak jagung
Hasil Pengamatan Bau Lemak Bau Mentega Bau Minyak kelapa Bau Minyak tengik Bau jagung
Uji Ketengikkan No Bahan 1 Lemak 2 Minyak Jagung 3 Mentega 4
Hasil Pengamatan Kertas berwarna merah (+) Tidak berwarna merah Kuning Kertas berwarna kuning kemerahan
Minyak Kelapa
Sifat Fisik Minyak Lemak No 1 2 3 4 5
Bahan Minyak jagung Minyak tengik Minyak kelapa Mentega Lemak
Warna kuning kuning kuning jernih kuning putih
Aroma minyak jagung tengik asam tengik kelapa berbau khas mentega tengik
Berikut beberapa gambar hasil pengamatan dari bahan Minyak Tengik :
Uji Kelarutan
Uji Bau Uji Ketidakjenuhan
Uji Penyabunan
Uji ketengikan
2. Pembahasan Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipida bukan suatu polimer, tidak mempunyai satuan yang berulang. Pembagian yang didasarkan atas hasil hidrolisisnya, lipida digolongkan menjadi lipida sederhana, lipida majemuk, dan sterol. A. Lipida Sederhana Minyak dan lemak termasuk dalam golongan lipida sederhana. Minyak dan lemak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain trigliserida, yaitu: lipida kompleks (lesitin, sephalin, fosfatida lainnya, glikolipida), sterol yang berada dalam keadaan bebas atau terikat dengan asam lemak, asam lemak bebas, lilin, pigmen yang larut dalam lemak, dan hidrokarbon. Komponen tersebut mempengaruhi warna dan flavor produk. Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan lemak terdapat di seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan sumsum tulang. Secara kimia yang diartikan dengan lemak adalah trigliserida dari gliserol dan asam lemak. Berdasarkan bentuk strukturnya trigliserida dapat dipandang sebagai hasil kondensasi ester dari satu molekul gliseril dengan tiga molekul asam lemak, sehingga senyawa ini sering juga disebut sebagai triasilgliserol. Jika ketiga asam lemak penyusun lemak itu sama disebut trigliserida paling sederhana. Tetapi jika ketiga asam lemak tersebut tidak sama disebut dengan trigliserida campuran. Pada umumnya trigliserida alam mengandung lebih dari satu jenis asam lemak. Trigliserida jika dihidrolisis akan menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol. Reaksi hidrolisis trigliserida dapat digambarkan sebagai berikut:
Lemak yang sebagian besar tersusun dari gliserida asam lemak jenuh akan berwujud padat pada suhu kamar. Kebanyakan lemak binatang tersusun atas asam lemak jenuh sehingga berupa zat padat. Lemak yang sebagian besar tersusun dari gliserida asam lemak tidak jenuh berupa zat cair pada suhu kamar, contohnya adalah minyak tumbuhan. Lemak jika dikenakan pada jari akan terasa licin, dan pada kertas akan membentuk titik transparan. B. Lipida Majemuk Lipida majemuk jika dihidrolisis akan menghasilkan gliserol , asam lemak dan zat lain. Secara umum lipida komplekss dikelompokkan menjadi dua, yaitu fosfolipida dan glikolipida. Fosfolipida adalah suatu lipida yang jika dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak, gliserol, asam fosfat serta senyawa nitrogen. Contoh senyawa yang termasuk dalam golongan ini adalah lesitin dan sephalin. Glikolipida adalah suatu lipida kompleks yang mengandung karbohidrat. Salah satu contoh senyawa yang termasuk dalam golongan ini adalah serebrosida. Serebrosida terutama terbentuk dalam jaringan otak, senyawa ini merupakan penyusun kurang lebih 7% berat kering otak, dan pada jaringan syaraf. C. Sterol Sterol sering ditemukan bersama-sama dengan lemak. Sterol dapat dipisahkan dari lemak setelah penyabunan. Oleh karena sterol tidak tersabunkan maka senyawa ini terdapat dalam residu. Lebih dari 30 jenis sterol telah dijumpai di alam, terdapat pada jaringan binatang dan tumbuhan, ragi, jamur, tetapi jarang ditemukan dalam bakteri. Persenyawaan sterol yang terdapat dalam minyak terdiri dari kolesterol dan
fitostrerol. Senyawa kolesterol umumnya terdapat dalam lemak hewani, sedangkan fitosterol terdapat dalam minyak nabati.
Kolesterol
merupakan
penyusun
utama
batu
empedu.
Kolesterol
berfungsi
membantu absorbsi asam lemak dari usus kecil, juga merupakan prazat (precursor) bagi pembentukan asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D (Harper, 1979).
Uji Kelarutan Lipid
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahap berbagai macampelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
Uji Ketidakjenuhan Lipid
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocok dan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika
iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.
Uji Ketengikan
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak. Setelah itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi minyak yang diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida. F. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan Dalam praktikum analisa kualitatif identifikasi bahan yang mengandung lemak dan minyak ini, didapatkan hasil yang beragam yakni sesuai dengan sifat lemak yang terkandung dalam masing-masing bahan/sample yang dianalisa. b. Saran Sebaiknya praktikan lebih memahami metode percobaan sehingga terhindar dari kesalahan pengamatan. Praktikan diharuskan lebih teliti dalam melakukan pengamatan. Sehingga didapatkan hasil pengamatan yang diinginkan. G. Daftar Pustaka http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/analisis%20lipid.pdf http://dianhusadayuli.blogspot.com/p/senyawa-lipid.html http://agustonipujianto.files.wordpress.com/2011/04/uji-lemak1.docx
View more...
Comments