Laporan Praktikum Kadar Glukosa
March 14, 2018 | Author: Anonymous bDjTfXDg | Category: N/A
Short Description
glukosa...
Description
Laporan Praktikum Biokimia Umum
Hari/Tanggal Waktu PJP Asisten
: Rabu/15 Mei 2013 : 08.00-11.00 WIB : dr. Husnawati, S.ked. : Nur Fitriani M. Muvita Diah S Sari Yuniartini
PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH Kelompok VIII Muhammad Fatah Yasin Herman Henny Parwita Sari
B04120079 B04120207 B04120216
DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Pendahuluan Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan. Glukosa (C6H12O6 ) adalah heksosa monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida yang mengandung gugus (-CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan. Ada beberapa tipe pemeriksaan glukosa darah. Pemeriksaan gula darah puasa mengukur kadar glukosa darah selepas tidak makan setidaknya 8 jam. Pemeriksaan gula darah postprandial 2 jam mengukur kadar glukosa darah tepat selepas 2 jam makan. Pemeriksaan gula darah secara random dengan mengukur kadar glukosa darah tanpa mengambil kira waktu makan terakhir. Glukosa darah dapat ditentukan dengan berbagai cara baik secara kimiawi maupun secara enzimatik. Prisip penentuannya didasari pada kemampuan glukosa untuk mereduksi ion anorganik seperti Cu2+ atau Fe(CN)63-. Penentuan glukosa secara reaksi reduksi kurang spesifik dibanding cara enzimatik, terutama bila dalam darah terdapat bahan yang dapat mereduksi misalnya kreatinin, asam urat dan gula-gula lain selain glukosa (manosa, galaktosa dan laktosa) yang akan memberikan hasil pemeriksaan yang lebih tinggi daripada kadar glukosa yang sebenarnya. Sebagai pedoman dapat diperkirakan bahwa hasil penentuan glukosa secara reduksi akan memberikan hasil 3,6 -10,8 mg % lebih tinggi daripada cara
enzimatik. Perbedaan ini akan lebih besar lagi bila terdapat peningkatan kreatinin dan asam urat (Suryohudoyo & Purnomo 1996).
Tujuan Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah menentukan kadar gula pereduksi (glukosa) dalam darah dengan metode spektrofotometer, melakukan pemisahan/isolasi suatu makromolekul polisakarida dalam jaringan hewan, dan mengamati perbedaan hidrolisis glikogen oleh enzim dan oleh asam mineral.
Metode Praktikum Alat dan Bahan Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah pipet, tabung reaksi, tabung Erlenmeyer, kertas saring, penangas air, dan spektrofotometer. Bahan yang digunakan adalah akuades, darah, Na-wolframat 10%, H 2SO4 0,67N, standar glukosa, larutan kupritartrat, dan larutan fosfomolibdat.
Prosedur Percobaan Pipet 1 mL darah ke dalam Erlenmeyer kecil, kemudian tambahkan 7 mL akuades, 1 mL Na-wolframat 10%, 1 mL H2SO4 0,67N (tetes demi tetes). Campurkan, biarkan selama 10 menit. Kemudian saring menggunakan kertas saring. Siapkan 3 tabung Folin Wu. Tabung ke-1 sebagai sempel, isi dengan 1 mL filtrat dan 1 mL larutan kupritartrat. Tabung ke-2 sebagai standar, isi dengan standar glukosa dan 1 mL larutan kupritartrat. Tabung ke-3 sebagai blanko, isi dengan 1 mL akuades dan 1 mL larutan kupritartrat. Panaskan ketiga tabung dalam air mendidih selama 8 menit pada suhu 100 0C, kemudian dinginkan. Setelah itu, encerkan dengan menambahkan 7 mL akuades kemudian tambahkan 1 mL fosfomolibdat pada setiap tabung.
Data dan Hasil Pengamatan Tabel 1 Hasil Pengukuran Absorbansi Kadar Glukosa Tabung Blanko Standar Glukosa
Absorbansi 0,001 0,118
[Glukosa] mg/mL 0,118
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
0,101 0,117 0,125
0,507 0,587 0,628
Contoh perhitungan : Diketahui [Glukosa] Faktor Pengenceran Cstandar Sampel 1 A sampel x C standar Csampel Csampel Csampel Csampel- Cblanko Hasil x FP(10)
= 0,001 mg/ml = 10 X =0,594 mg/mL = Csampel x A standar = Asampel x Cstandar A standar = 0.101 x 0,594 0,118 = 0,508 mg/mL =0,508 – 0,001 = 0,507 mg/mL =0,507 mg/mL x 10 = 5,07 mg/mL
Pembahasan Glukosa merupakan hasil akhir dan utama dari pencernaan karbohidrat yang beredar bersama darah. Glukosa pada ruminansia selain sebagai sumber energi juga penting dalam pemeliharaan sel-sel tubuh terutama darah dan otot (Parakkasi 1999). Menurut Harper (1977), kadar glukosa darah pada ruminansia berkisar 70 – 120 mg/dl. Urea merupakan hasil akhir dari metabolisme protein dalam tubuh ternak dan diekskresikan melalui urin. Apabila kecepatan pembentukan amonia (NH3) lebih besar dari pada penggunaannya, maka NH3 akan diserap ke dalam darah dan diubah menjadi urea. Apabila protein ransum bertambah, akan menyebabkan bertambahnya produksi NH 3 dalam rumen. Apabila NH3 yang dimanfaatkan mikrobia untuk membentuk protein tubuh dalam rumen rendah, maka NH3 yang akan diabsorsi oleh darah tinggi, sehingga produksi urea darah di hati bertambah (Tillman et al., 1991). Kisaran kadar urea darah sapi normal menurut Hungate (1966) adalah 26,6 – 56,7 mg/dl. Menurut Vasconcelos et al. (2006), kadar protein kasar yang diberikan mempunyai korelasi yang tinggi terhadap kadar urea dalam darah, yaitu semakin tinggi tingkat protein yang diberikan maka semakin tinggi pula kadar urea dalam darah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar hematokrit, glukosa dan urea darah pada sapi Jawa yang diberi pakan dengan tingkat protein yang berbeda. Darah manusia berwarna merah terang ketika terikat pada oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul – molekul oksigen. Dan ketika oksigen dilepas maka warna eritrosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru – biruan pada pembuluh darah dan kulit. Dengan adanya perubahan warna darah ini bias dimanfaatkan untuk mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial. Pulse oxymetri merupakan suatu metode noninvasive untuk memonitor persentase hemoglobin yang saturasi dengan oksigen. Metode ini menggunakan perbedaan panjang gelombang dari cahaya merah (660 nm) dan cahaya infra merah (910 nm) yang berasal dari sensor transmisi. Kemudian cahaya merah dan cahaya infra merah tersebut melewati pembuluh balik dan pembuluh kapiler pada jari tangan, dan ditangkap oleh sensor deteksi. Data dari sensor deteksi tersebut dikirim ke mikrokontroller kemudian ditampilkan ke LCD. Di mikrokontroller, data tersebut diolah kemudian diproses untuk mendapatkan data konsentrasi oxyhemoglobin (HbO2), deoxyhemoglobin (RHb), dan oksigen saturasi (SpO2). Uji
glukosa
darah
pada
praktikum
ini
menggunakan
metode
spektofotometri. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. Praktikum kali ini digunakan beberapa pelarut dan pereaksi. Larutan tersebut antara lain adalah kupritartrat, fosfomolibdat, standar glukosa, H2SO4, Na-Wolframat, dan akuades. Fungsi penambahan akuades adalah mengencerkan darah sehingga albumin dalam darah akan larut oleh akuades. Albumin adalah
protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah. Penambahan Na-wolframat bertujuan mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. H 2SO4 berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat
reaksi
pengendapan
albumin
oleh
Na-wolframat.
Larutan
kupritartrat ditambahkan untuk membentukan warna biru ketika ditambahkan pereaksi fosfomolibdat, karena larutan ini mengandung asam laktat dan ion Cu+. Hal ini sesuai dengan prinsip uji tauber yang memberikan hasil positif (warna biru) pada larutan yang mengandung monosakarida (glukosa). Penambahan H2SO4 bertujuan menciptakan suasana asam karena reaksi dengan fosfomolibdat terjadi pada suasana asam (Poedjiadi 1992). Pengamatan dengan spektronik-20 menggunakan prinsip hukum Lambert Beer. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak yang sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi antara cuplikan dengan blanko ataupun pembanding. Adapun penggunaan panjang gelombang sebesar 660 nm disebabkan karena panjang gelombang maksimum untuk transmitansi larutan glukosa adalah 660 nm (Syabatini 2010). Kadar glukosa darah normal 50 –100 mg/dL ( 50/18 –100/18 mmol/dL ). Berdasarkan hasil percobaan di dapat absorbansi pada sampel 1 sebesar 0,101 dan kadar glukosanya sebesar 0,507 mg/mL , pada sampel 2 absorbansinya sebesar 0,117 sedangkan kadar glukosanya sebesar 0,587 mg/mL, pada sampel 3 absorbansi sebesar 0,125 sedangkan kadar glukosanya sebesar 0,628 mg/mL. Absorbansi blanko sebesar 0,001 sedangkan absorbansi standar sebesar 0,118 dan kadar glukosa sebesar 0,118 mg/mL.
Simpulan Glukosa merupakan monomer karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Glukosa yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dialirkan oleh darah. Kadar glukosa dalam darah dapat diketahui dengan melakukan percobaan uji glukosa darah dengan metode spektrofotometri. Alat yang digunakan yaitu spektrofotometer. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur absorbsi cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu
atom/molekul. Intensitaas warna larutan merupakan ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrat. Kadar glukosa darah normal 50 –100 mg/dL dan kadar glukosa normal pada ruminansia 70-120 mg/mL.
Daftar Pustaka Harper H.A., Victor. W. Rodwell, Peter dan A. Mayers. 1977. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). 17th Edition. Lange Metical Publication, Los Altos, California. Diterjemahkan oleh: Mualiawarman M. Hungate R.E. 1966. The Rumen and its Microbes. Academic Press, New York. Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. Syabatini Annisa. 2010. Analisis Campuran Dua Komponen Tanpa Pemisahan Dengan Spektrofotometer. Pontianak : UNLAM Press. Suryohudoyo P & Purnomo SU. 1996. Dasar Molekuler Diabetes Mellitus (DM), Naskah Lengkap Surabaya Diabetes Update-I : 71-73. Tilman A.D, H. Hartadi, S. Reksohadiprojo S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-4. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Vasconcelos J.T., L.W. Greene N.A. Cole, M.S. Brown F.T. Mccollum III and L.O. Tedeschi. 2006. Effect of phase of protein on performance, blood urea nitrogen concentration, manure nitrogen: Phosphorus ratio, and carcass characteristic of feedlot cattle. J. Anim. Sci. 84: 3032 – 3038
View more...
Comments