Laporan Praktikum Kadar Air Tanah
May 21, 2019 | Author: Syahrul Allu | Category: N/A
Short Description
kadar air tanah...
Description
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
KADAR AIR TANAH
NAMA
: MUH. ARIF
NIM
: G011181024
KELAS
: ILMU TANAH F
KELOMPOK
: 47
ASISTEN
: WAHYUDI WAHID
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat kering. Air tanah merupakan air yang berada dibawah permukaan tanah dimana pada rongga-rongga yang terdapat di dalam tanah berada pada hakekatnya yang terdiri dari air. Pergerakan air tanah keatas oleh kapilarisasi oleh permukaan air tanah kedalam daerah akar dapat merupakan sumber air yang utama untuk pertumbuhan tanaman-tanaman. Di dalam tanah air berada pada ruang pori tanah, terikat pada padatan tanah (baik organik maupun anorganik), serta menjadi komponen bahan mineral. Air dapat ditahan matriks tanah akibat adhesi langsung molekul air ke permukan tanah (Haridjaja, dkk. 2013). Sebagaian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan yaitu berasal dari dalam tanah. Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Tumbuhan air memerlukan air lebih banyak dibandingkan dengan jenis tumbuhan lainnya. Air merupakan substansi yang paling umum di atas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan. Penyediaan air tawar dalam jangka waktu lama selama terus-menerus sama dengan presipitasi (hujan) tahunan yang rata-ratanya 26 inci (650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Air dibagikan tidak merata oleh curah hujan, berubah bentuk, berpindah dari satu tempat ke lainnya (Hanafiah, 2014). Untuk mencapai pertumbuhan yang baik atau optimum bagi setiap tanaman diperlukan suatu keadaan tanah air yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman bisa dengan mudah menyearap unsur hara yang ada. Tata air dan udara yang baik ini adalah jika pori-pori terisi air minimum 10% dan pori-pori terisi udara minimal 10% atau lebih. Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun pada tanaman. Air tanah hampir seluruhnya berada pada udara atau atmosfer. Tanah
mempunyai
kapilartas
yang
berbeda-beda
untuk
menyerap
dan
mempertahankan kelembapannya tergantung kepda tekstur, struktur, dan kandungan bahan organik di dalam tanah (kesma, 2007).
Bedasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan pratikum pengamatan kadar air tanah untuk mengetahui kandungan air pada tanah. Dan agar bisa memahami lebih dalam mengenai Kandungan air yang terdapat pada tanah. 1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari pratikum kadar air tanah adalah untuk memahami bagaimana kadar air tanah diukur,dihitung dan memahami bahwa tanah yang berbeda memiliki kadar air yang tidak sama, meskipun peranan energi yang memegang air di dalam tanah adalah sama. Kegunaan dari pratikum kadar air tanah adalah agar kita dapat mengetahui perbedaan kadar air pada setiap tanah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kadar Air Tanah
Kadar air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah. Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 °C-110 °C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan istilah nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh (Bakri.2016.) Kandungan air tanah merupakan perubah penting dalam hubungan antara tanah, atmosfer dan tanaman. Dari berbagai penggunaan, kandungan kadar air tanah juga digunakan untuk pendugaan kondisi bahaya kebakaran hutan. Kandungan air tanah bersifat dinamis dimana perilakunya ditentukan oleh faktor cuaca, tanah dan tanaman. Kekeringam merupakan salah satu respons kandungan air tanah terhadap faktor-faktor tersebut pada level tertentu dapat merugikan bagi tanaman dan tanah dan lingkungan tersebut (Castro, 2003 dalam Taufik, 2012). Penentuan kadar air sangat penting dalam banyak masalah industri, misalnya dalam evaluasi material balance atau kehilangan selam pengolahan. Kita harus tahu kandungan air untuk pegolahan optimum, kadar air harus diketahuindalam penentuan nilai gizi pangan. Kepentingan yang lain adalah bahwa kadar air diperlukan untuk penentuan pengolahan terhadap komposisi kimia yang sering dinyatakan pada dasar
dry matt. Penetuan kadar air yang cepat dan akurat
bervariasi tergantung struktur dan komposisinya (Aventi, 2015).
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Air
Ada beberpa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar dan ketersediaan air tanah yang pertama adalah tekstur tanah, kadar air tanah bertekstur liat, lempung, pasir, misalnya pda tegangan 1/3 atm (kapasitas lapang), kadar air masing-masingnya adalah sekitar 55%, 40% dan 15%. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan adsorptive, yang makin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas menyimpan air. Hasilnya berupa peningkatan kadar air dan ketersediaan air tanah faktor yang kedua yaitu kadar bahan organik pada bahan organik tanah mempunyai pori-pori mikro yang jauh lebih banyak ketimbang partikel mineral tanah, yang berarti luas permukaan penjerap (kapasitas simpan) air juga lebih banyak, sehingga makin tinggi kadar bahan organic akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah (Hanafiah, 2014). Selain dari kedua faktor di atas masih terdapat dua faktor lagi yaitu senyawa kimiawi dimana garam-garam dan senyawa pupuk/amelioran (pembenah tanah) bauk alamiah maupun non alamiah mempunyai gaya ostomik yang dapat menarik dan menghidrolisi air, sehingga koefisien layu meningkat. Faktor selanjutnya yaitu kedalaman solum/ lapaisan tanah di kedalaman solum kita bisa menentukan volume simpan air, makin dalam makin besar, sehingga kadar dan ketersediaan air juga makin banyak. Kedalaman solum atau lapisan ini sangat penting bagi tetenaman berakar tunggng dan dalam (Hanafiah, 2014). 2.3 Hubungan Kadar Air Dengan Pertumbuhan Tanaman
Kadar air tanah merupakan salah satu bagian penyususn tanah, air tanah hampir seluruhnya berasal dari udara dan atmosfer terutama di daerah tropis air hujan itu dapat merembes kedalam tanah yang disebut infliltrasi. Sedangkan sisaya akan mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah. Air infiltrasi tadi bila mana jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertikal dan meninggalkan daerahnya perakarannya yang disebut perkoloasi, yang akhirnya sampai pada lapisan yang kedap air yang kemudian berkumpul disitu menjadi air tanah atau sering di sebut ground water ( Hanifiah, 2014).
Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan kandungan air pada tanaman lapang dikurangi dengan presentase keadaan tanah pada titik layu permanen. Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukn terutama oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus, sebaliknya tekstur tanah yang kasar nilainya akan lebih rendah dibandingkan dengan hal yang tadi. Kapasitas kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah setelah setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh angin sehingga tanah menjadi jenuh (Hanafiah, 2014).
BAB III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu
Pengamatan kadar air tanah dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, pada hari Jumat, 21 September 2018 pukul 13.00-15.00 WITA. 3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pelaksanaan praktikum kadar air tanah ini yaitu timbangan digital, oven, cawan petridisk sedangkan, bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktikum warna tanah ini yaitu sampel tanah terganggu dari lapisan I, lapisan II, dan lapisan III. 3.3
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut. 1. Menimbang cawan Petridis, kemudian menambahkan 20 gram tanah kering udara. 2. Mengeringkan tanah dalam cawan tersebut di dalam oven dengan suhu 105 o C selama 1x24 jam. 3. Mengeluarkan cawan Petridis dan tanah dari oven, kemudian mendinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. 4. Menghitung kadar air pada setiap lapisan tanah menggunakan rumus: a. Berat cawan Petridis = a gram b. Berat cawan Petridis + tanah kering udara = b gram c. Berat cawan Petridis + tanah kering oven = c gram d. Berat tanah kering udara = (b - a) e. Berat tanah kering oven = (c - a) f.
Berat air yang hilang = (b - c)
Kadar air tanah =
(− )−(−) (−)
x 100 %
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil
Dari pratikum yang telah dilakukan, di peroleh hasil sebagai berikut: Lapisan ke -
Kedalaman
% Kadar Air
1
0 – 10 cm
23,45%
2
11 – 50 cm
31,57%
3
51 – 120 cm
35,13%
1.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas bahwa kadar air yang di miliki pada setiap lapisan tanah berbeda, pada lapisan pertama kadar air 23,45%, lapisan kedua 31,57% dan lapisan ketiga 35,13%. Ini di pengaruhi oleh pemberian air pada tanah, karena pada saat pengambilan sampel tanah saat itu musim kemarau jadi pemberian air pada tanah terhenti sehingga tanah yang berada di atas tidak mengandung banyak air atau mengandung sedikit kadar air karena air turun ke bawah. Hal ini sesuai pendapat Susanto, (2005) yang menyatakan bahwa semakin ke bawah maka air yang ada dalam tanah semakin tinggi karena akibat dari terhentinya pemberian air sehingga air yang berada di permukaan turun ke bawah. Kita ketahui bahwa kadar air pada lapisan pertama hanya 23,45 % hal ini di sebabkan karena iklim pada saat pengambilan sampel tanah dan pada lapisan pertama banyak mengandung bahan organik. Hal ini tidak sesuai pendapat Hanafiah, (2014) yang menyatakan bahwa kadar air tanah di pengaruhi oleh kadar bahan organik, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar airnya, Jika di perhatikan pada setiap lapisan dapat dilihat bahwa semakin ke bawah maka semakin tinggi kadar air tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah, (2014) yang menyatakan bahwa makin dalam solum tanah maka kadar air tanah juga semakin tinggi.
Tidak semua tanah memiliki kadar air yang sama melainkan setiap tanah pasti memiliki kadar air yang bebrbeda-beda yang di pengaruhi oleh bebrapa faktor tertentu. Ini sesuai dengan pendapat Hanfiah (2014), yang menyatakan bahwa ada beberpa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar dan ketersediaan air tanah di antaranya adalah tekstur tanah, kedalam solum, senyawa kimia yang dimiliki tanah serat bahan organik yang di kandung oleh tanah. Berdasarka dari tabel di atas menunjukkan bahwa tanah tempat pengambilan sampel tidak baik untuk tanaman karena mengandung sedikit air ini di karenakan rendahnya curah huajn dan musim kemarau yang panjang. Ini sesuai dengan pendapat Susanto, (2005) bahwa kekurangan air bagi tanaman menyebabkan proses aktivitas dan fisiologis tanaman terhambat bahkan tidak akan berjalan, tanaman yang kekurangan air akan menyebabkan tanaman layu dan akan mati.
BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan
We can conclude that in this water content practicum we can find out how much water content in the soil layer is apart from that we can understand how the water content is measured and we can find out that different soil has different moisture content. 5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum tidak terjadi lagi keterlambatan dan fasilitas bisa lebih memadai dalam praktikum kemudian alangkah baiknya jika dalam praktikum tidak terlalu banyak kelompok yang masuk ke dalam lab agar kita bisa lebih fokus dalam kegiatan praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Aventi. 2015. Penelitian Pengukuran Kadar Air Buah. Jurnal Seminar Nasional Cendekiawan. ISSN: 2460-8696. Bakri. 2016. E-Jurnal Agrotekbis 4 (5) : 512-520. Status Beberapa Sifat Kimia Tanah Pada Berbagai Penggunaan Lahan di DAS Poboya Kecamatan Palu Selatan. Hanafiah. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Palembang: PT Raja Grafindo Persada. Haridjaja, dkk. 2013. Perbedaan Nilai Kadar Air Kapasitas Lapang Berdasarkan Metode Alhricks, Drainase Bebas, Dan Pressure Plate Pada Berbagai Tekstur Tanah Dan Hubungannya Dengan Pertumbuhan Bunga Matahari (Helianthus annuus L.). Jurnal Tanah Lingkungan. Vol. 5, No. 2, hal.52-59 Kesmas, Ali. 2007. Proses Pembentukan Genesis Tanah. Pt. Gravindo: Jakarta. Susanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep Dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius. Taufik, M, Setiawan, I, B. 2012. Interpretasi Kandungan Air Tanah Untuk Indeks Kekeringan. Jurnal Artikel Ilmiah. Volume xvlll. ISSN: 2087-0469.
View more...
Comments