Laporan Praktikum Inhibitor
April 15, 2018 | Author: Maya Oktavia | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Praktikum Inhibitor...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENCEGAHAN KOROSI
INHIBITOR Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indarti, MT.
Kelompok
:4
Kelas
: 3C
Nama : GITA NUR SAJIDA
(091411078)
HEND HENDRA RA EFR EFRIA IANA NA W. W.
(091 (09141 4110 1079 79))
IKA SUARTIKA
(091411080)
MAYA OKTAVIA
(091411081)
JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Untuk melindungi komponen suatu logam dapat menggunakan inhibitor. Bahan inhibitor menguntungkan untuk menangani logam-logam besi karena dapat menghambat laju korosi. Di industry inhibitor berfungsu untuk mengurangi korosifitas lingkungan. Di boiler sering ditambahkan inhibitor fosfat maupun hidrazine. Hidrazine biasa disebut sebagai oksigen scavenger yang efektif untuk mengambil oksigen dari lingkungan, sehingga elektrolit dalam boiler korosivitasnya berkurang dan menyebabkan laju korosi menjadi turun. Karena pentingnya inhibitor di industri maka modul inhibitor dapat dilakukan di laboratorium korosi yang cara simulasi .
1.2 Tujuan Pecobaan •
Mahasiswa dapat menjelaskan proses korosi logam baja dalam larutan NaCl.
•
Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh inhibitor nitrit, benzoat, dan CaO terhadap laju korosi logam baja dalam larutan NaCl
BAB II LANDASAN TEORI
Inhibitor adalah zat organik maupun anorganik yang ditambahkan kedalam suatu lingkungan untuk mengendalikan proses korosi. Sifat-sifat sebuah elektrolit dapat diubah untuk membatasi agresifitas terhadap permukaan logam. Ion-ion yang paling agresif yang dapat menyerang permukaan logam baja adalah ion-ion sulfat, tiosulfat, tiosianat, dan klorida. Untuk menghambat ion-ion agresif tersebut dapat ditambahkan inhibitor nitrit sehingga dapat mengurangi laju korosi pada permukaan logam. Secara kualitatif inhibitor dibagi dalam tiga kelompok yaitu inhibitor anodic, inhibitor katodik, dan inhibitor absorbsi. Inhibitor anodik adalah zat-zat yang ditambahkan ke dalam elektrolit, sehingga mampu menahan terjadinya reaksi anodic diaksoda. Beberapa inhibitor anodic antara lain kromat, nitrat, dan nitrit yang merupakan inhibitor anodik oksidator. Untuk inhibitor anodik non oksidator yaitu molibdat, silikat, fosfat, dan borax. Adanya inhibitoe anodik menghasilkan selaput pasif tipis pada permukaan anoda sehingga menghambat laju korosi. Sedang inhibitor katodik adalah zat yang dapat menghambat terjadinya reaksi dikatoda, karena apada daerah katodik terbentuk logam hidroksida (MOH) yang sukar larut dan menempel kuat pada permukaan logam sehingga menghambat laju korosi. Beberapa contoh inhibitor katodik adalah garam magnesium, kalsium karbonat, dan poliphospat. Pada umumnya inhibitor anodik lebih efisien daripada inhibitor katodik apabila jumlah yang ditambahkan mencukupi. Rumus korosi dapat dihitung sebagai berikut: r (mpy ) =
r ( mdd )
=
∆W ( g )
x
A(cm 2 ) xtx ρ
1000 2,54
milx
365 day 1 years
∆W ( mg )
A( dm 2 ) xt
Keterangan : ∆W
= Selisih berat (berat awal dikurang akhir (gr))
A
= Luas benda kerja (cm2)
t
= Waktu (hari)
ρ
= densitas logam (g/cm3)
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Peralatan •
Gelas kimia 1000 ml
•
Logam kerja sebanyak 8 buah
•
Batang Pengaduk
•
Hotplate
3.1.2 Bahan •
Kertas ampelas
•
Larutan NaCl 3,56 gpl 1000 ml
•
Asam nitrit 5% sebanyak 5 ml
•
Benzoat 1% sebanyak 5 ml
•
CaO 1% sebanyak 3 ml
•
Larutan ethanol
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Persiapan Benda Kerja •
Menyiapkan 8 buah plat baja ukuran 2x5,7x0,1 cm
•
Mengampelas semua plat baja hingga bersih dari kotoran
•
Membersihkan lemak yang menempel di permukaan benda kerja dengan mencelupkannya pada larutan ethanol selama 3 menit
•
Mencuci dengan air mengalir selama 3 menit
•
Mengeringkan dan menimbang semua plat yang telah disiapkan
•
Mengukur luas permukaan masing-masing logam
3.2.2 Persiapan Larutan •
Membuat larutan NaCl 3,56 gpl 1000 mL
•
Membuat larutan asam nitrit (HNO3) 5%
•
Membuat larutan CaO 1%
•
Membuat larutan benzoat 1%
3.2.3 Proses Korosi •
Merangkai peralatan proses korosi
•
Mencelupkan logam yang telah dipersiapkan ke dalam larutan
•
Mengkorosikan logam selama 7 hari
•
Menimbang logam yang sudah terkorosi dalam keadaan kering dan bebas produk korosi.
3.3 Diagram Alir
Tanpa aerasi
Menyiapkan 4 buah logam Fe Melakukan pengampelasan
Mencelupkan logam ke dalam larutan HCl Mengeringkan logam dan menghitung luasnya
Menimbang berat masing masing logam
Logam I
Larutan NaCl
Logam II Larutan NaCl+CaO
Logam III Larutan NaCl+Borax
Mendiamkan selama 7
hari
Menimbang berat akhir logam
Logam IV Larutan NaCl+Benzoat
Dengan aerasi Menyiapkan 4 buah
Melakukan
Mencelupkan logam ke dalam
Mengeringkan logam dan menghitung
Menimbang berat masing -
Logam
Larutan NaCl
Logam
Larutan NaCl+CaO
Logam
Larutan NaCl+Borax
Menambahkan
Diamkan selama 7 hari
Menimbang berat akhir
Logam
Larutan NaCl+Benzoat
3.4 Data Pengamatan kondisi awal
Logam I dalam larutan NaCl NaCl+CaO
Logam III dalam larutan NaCl+Benzoat
Logam II dalam larutan
Logam IV dalam larutan NaCl+Nitrit
Kondisi setelah 7 hari
Logam V dalam larutan NaCl larutan NaCl+CaO
Logam VII dalam larutan NaCl+Borax NaCl+Nitrit
Logam VI dalam
Logam VII dalam larutan
3.5 Data Percobaan
1
Luas Permukaan (dm2) 0,224
2
0,224
3,22
3,45
NaCl + nitrit tanpa aerasi
3
0,2166
3,28
3,45
NaCl + CaO tanpa aerasi
4
0,224
3,57
3,37
5
0,209
3,35
2,93
NaCl + benzoat tanpa aerasi NaCl dengan aerasi
6
0,224
3,35
3,47
NaCl + nitrit dengan aerasi
7
0,22
3,46
3,29
NaCl + CaO dengan aerasi
8
0,22
3,43
3,39
NaCl + benzoat dengan aerasi
No logam
Berat Logam awal (a g)
Berat akhir logam(b g)
Lingkungan elektrolit
3,71
3,35
NaCl tanpa aerasi
3.6 Pengolahan Data Laju korosi No logam
Luas Permukaan (dm2)
ΔW (mg)
t (hari)
Laju korosi (mdd)
1
0,224
360
7
229,5918
2
0,224
-230
7
-146,684
3
0,2166
-170
7
-112,122
4
0,224
200
7
127,551
5
0,209
420
7
287,0813
6
0,224
-120
7
-76,5306
7
0,22
170
7
110,3896
8
0,22
40
7
25,97403
Contoh perhitungan laju korosi pada NaCl tanpa aerasi
r ( mdd ) =
=
∆W ( mg )
A( dm 2 ) xt
(3710 - 3350) mg 2
0,224 dm x 7 hari
= 229,592 mdd
BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Oleh:Maya Oktavia (091411081)
Pada praktikum inhibitor kali ini, inhibitor yang digunakan pada campuran NaCl yaitu asam nitrit 5%, benzoat 1%, dan CaO 1%. Penambahan inhibitor bertujuan untuk menurunkan nilai laju korosi dengan pembentukan lapisan pasif. Dari data praktikum didapat laju korosi terbesar yaitu pada larutan NaCl dengan aerasi yang tiak ditambahkan dengan inhibitor. Kandungan oksigen pun mempengaruhi laju korosi, semakin bayak kandungan oksigen maka akan semakin besar laju korosi dan semakin cepat terjadi korosi pada logam. Mekanisme korosi yang terjadi di larutan NaCl adalah sebagai berikut : Fe2+ + 2e
Anoda :
Fe
Katoda :
2H20 + 2e
2OH- + H2
Maka ion Fe2+ akan berikatan dengan ion OH - dan membentuk logam hidroksida sesuai reaksi
berikut:
2+ (aq)
Fe + 2OH-(aq)
Fe(OH)2 (aq)
Kemudian membentuk endapan berupa karat, reaksinya adalah : Fe(OH)2 (aq) + H2O = Fe2O3.xH2O Fe2O3.xH20 merupakan karat yang dihasilkan besi yang berwarna merah kecoklatan, dan apabila terlarut dalam air akan menghasilkan warna coklat. Pada baja pun terdapat produk korosi berupa endapan bewarna hitam. Logam yang digunakan pada praktikum yaitu campuran besi dengan karbon sehingga karbon yang terkorosi menjadi endapan bewarna hitam.
Inhibitor CaO berperan sebagai inhibitor katodik berperan membentuk lapisan hidroksida yang sukar larut. Sehingga mengubah CO 2 yang agresif diubah menjadi garam bikarbonat yang tidak agresif. CaO dengan air dapat membentuk Ca(OH)2 sesuai dengan persamaan reaksi berikut: CaO + H2O Ca(OH)2 + H2CO3
Ca(OH)2 Ca(HCO3)2 +2H2O
Inhibitor katodik ini akan langsung membawa logam Fe ke daerah imun. Laju korosi dengan penambahan inhibitor CaO tanpa aerasi -112,122 mdd dengan aerasi 110,3896 mdd. Nitrit merupakan inhibitor anodik oksidator akan membentuk anion dengan ion logam dapat membentuk persenyawaan yang sukar larut dan logam akan berada di daerah pasif. Berdasarkan teori nitrit mempunyai efisensi tertinggi untuk menghambat korosi, dari data praktikum laju korosi yanpa aerasi yaitu -146,684 mdd dan dengan aerasi yaitu -76,5306 mdd. Benzoat merupakan inhibitor anodik. Laju korosi untuk campuran NaCl+benzoat tanpa aerasi yaitu 127,551 mdd dan dengan aerasi yaitu 25,97403 mdd. Inhibitor akan menghambat laju korosi karena membentuk lapisan protektif atau pelindung Inhibitor katodis akan membentuk lapisan hidroksida yang sukar larut. Sedangkan inhibitor anodis akan membentuk anion dengan ion logamdapat membentuk persenyawaan yang sukar larut. Terdapat laju korosi yang bernilai negatif karena adanya proses pelapisan logam sehingga terjadi penambahan berat pada logam hal ini dapat terjadi karena proses pembersihan awal pada benda kerja tidak maksimal. Pada proses aerasi diperoleh laju korosi lebih besar dari pada yang tidak melalui proses aerasi. KESIMPULAN
1. Inhibitor dapat menghambat laju korosi baja dalam larutan NaCl. 2. Laju korosi tercepat pada larutan NaCl dengan aerasi tanpa ditambahkan inhibitor. 3.
Laju korosi terendah pada larutan NaCl tanpa aerasi dengan ditambahkan inhibitor asam nitrit.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.angelfire.com/ak5/process_control/k_dlm_air_tanah.html Indarti, Retno Ir,MT. 2010. Jobsheet Praktikum Inhibitor.Bandung:Politeknik Negeri Bandung.
View more...
Comments