LAPORAN PRAKTIKUM H05
November 24, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN PRAKTIKUM H05...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA
KELOMPOK : 5 1. 2. 3. 4.
Masrul Wisma Wijaya Deks Sazha Salsabil Naufal Maulana Salsabila Mardhiyah
1406533296 1406533283 1406533270 1406533301
Hari/Tanggal Praktikum
: Sabtu, 26 September 2015
Asisten Praktikum
: Maudy Kusumah
Tanggal Disetujui
: 5 Oktober 2015
Nilai
:
Paraf
:
LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI DAN SUNGAI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2015
H-05 PENGUKURAN DEBIT ALIRAN I.
II.
TUJUAN Memperagakan prinsip kerja dari berbagai tipe dasar pengukuran aliran yang berbeda dan dirakit dalam satu seri konfigurasi dengan cara membandingkannya Mengetahui karakteristik-karakteristiknya ALAT-ALAT 1. Meja hidrolika 2. Seperangkat alat pengukur aliran 8
1
2 5
3 6
4 7
Gambar 1. Alat Pengukur Aliran Keterangan gambar: 1. Pipa Orifice 2.
Venturi meter
3.
Pipa pitot
4.
Manometer set
5.
Variable area flow meter
6.
Katup pengatur aliran
7.
Lubang untuk suplai meja hidrolika 8.Katup udara manometer
III.
TEORI
Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700 – 1782). Dalam kertas kerjanya yang berjudul "Hydrodynamica", Bernoulli menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka tekanannya justru menurun. Asas Bernoulli adalah tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah . Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya. Debit adalah besaran yang menyatakan banyaknya fluida yang mengalir selama 1 detik yang melewati suatu penampang luas. Maka, dapat dikatakan pula debit sebagai hasil kali kecepatan dan luas penampang. Debit yang masuk pada suatu penampang luasan sama dengan debit yang keluar pada luasan yang lain meskipun luas penampangnya berbeda. Hal ini disebut persamaan kontinuitas A 1 v 1= A2 v 2 Sebagai akibat dari berbagai keperluan yang berbeda, banyak variasi metoda yang telah banyak dikembangkan untuk mengukur aliran fluida. Venturi meter, lempengan lubang aliran (orifice) dan pipa pitot adalah alat-alat yang sesuai untuk mengukur debit dalam pipa. Venturimeter merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian tengahnya. Fluida dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebi sempit, dengan demikian, maka akan terjadi perubahan kecepatan. Orifice adalah plat berlubang yang disisipkan pada laluan aliran fluida yang diukur, juga merupakan alat primer yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanan antara aliran pada up stream dan down stream dari orifice itu sendiri. Orifice merupakan salah satu alat ukur yang digunakan di lapangan geothermal. Tabung pitot terdiri dari sebuah tabung yang langsung mengarah ke aliran fluida . Seperti tabung ini berisi cairan, tekanan dapat diukur, cairan bergerak yang dibawa
berhenti (stagnan)karena tidak ada jalan keluar untuk memungkinkan aliran untuk melanjutkan. Tekanan ini adalah tekanan stagnasi dari fluida , juga dikenal sebagai tekanan total atau ( terutama dalam penerbangan ) tekanan pitot Dengan menggunakan persamaan energi (Bernoully) dapat diturunkan debit: Untuk venturimeter dan orifice
Q Cd . A2 2.g. h1 h2
A2 1 A1
1 2
2
1 2
Dimana: Q
= debit yang mengalir melalui pipa
Cd
= koefisien debit empiris yang di dapat dari percobaan
A1
= luas penampang pipa bagian hulu
A2
= luas penampang leher pipa venturi meter atau luas penampang lubang (Orifice) untuk lempeng lubang aliran
h1
= tinggi tekana pada lubang masuk (hulu)
h2
= tinggi tekanan pada lubang keluar (hilir)
Untuk pipa pitot
Q Cd . A2 2.g h1 h2
1 2
Dimana: Q
= debit yang mengalir melalui pipa
Cd
= koefisien debit empiris yang di dapat dari percobaan
h1
= total head
h2
= tinggi tekanan
Catatan: Data-data teknis Pada venturimeter - diameter pipa bagian hulu
: 29 mm
- diameter leher pipa
: 17 mm
Pada lempeng lubang aliran - diameter pipa bagian hulu
: 29 mm
- diameter lubang
: 20 mm
Pada pipa pitot - diameter pipa IV.
V.
: 19 mm
CARA KERJA 1. Meletakkan alat percobaan pada saluran tepi meja hidrolika. 2. Menghubungkan pipa aliran masuk dengan suplai dari meja hidrolika dan memasukkan pipa aliran keluar ke dalam tangki pengukur volume. 3. Membuka katup pengatur aliran suplai sepenuhnya, demikian juga katup pengatur aliran pada alat percobaan. 4. Membuka katup udara pada manometer, membiarkan manometer terisi penuh, dan menunggu hingga gelembung udara sudah tidak terlihat lagi pada manometer. 5. Mengatur katup suplai aliran dan pengatur aliran pada alat percobaan, hingga didapatkan pembacaan manometer yang jelas. Jika diperlukan, dapat menambahkan tekanan pada manometer dengan menggunakan pompa tangan. 6. Mencatat pembacaan pada manometer, pembacaan debit pada alat ukur penampang berubah kemudian menghitung debit aliran dengan menghitung jumlah volume yang keluar dari alat percobaan dalam waktu tertentu, menggunakan gelas ukur dan stopwatch. 7. Mengulangi langkah 1 -6 untuk berbagai variasi debit. DATA PERCOBAAN Variable Pembacaan Manometer (h) (m)
Area (Pressure)
Volume
Waktu
(m3)
(s)
3 0.0163
4 0.0156
5 0.0155
6 0.0149
7 0.0144
8 0.015
5
0.000355
5
0.034
0.0336
0.0328
0.0313
0.0299
0.031
7.5
0.00062
5
0.0185
0.0175
0.01525
0.013
0.0092
0.0108
10
0.0008
5
0.0308
0.0185
0.028
0.0234
0.00195
0.0226
12.5
0.00068
3
VI.
0.047
0.0205
0.0433
0.037
0.0323
0.0367
15
0.0008
3
0.034
0.029
0.0275
0.0184
0.013
0.0194
17.5
0.000645
2
0.045
0.0308
0.0368
0.025
0.0187
0.027
20
0.000755
2
PENGOLAHAN DATA 1. KOEFISIEN DEBIT EMPIRIS i. ORIFFICE Pada lempeng lubang aliran diameter pipa bagian hulu diameter lubang
: 29 mm : 20 mm
A1 = 0,000660 m² A2 = 0,000314 m² Pembacaan Manometer h3
h4
∆h
variable
(orifice)
area
|h3-h4|
(pressure)
Debit
Debit Teori
Volume
Waktu
Praktikum
(orifice)
(m3)
(s)
(m3/s)
(m3/s) (x) 0.00004184
0.016 3 0.034
0.0156
0.0007
5
0.000355
5
(y) 0.000071
0.0336
0.0004
7.5
0.00062
5
0.000124
0.00003163
0.018 5
0.0175
0.001
10
0.0008
5
0.00016
0.00005000
0.030 8
0.0185
0.0123
12.5
0.00068
3
0.000227
0.00017537
0.047
0.0205
0.0265
15
0.0008
3
0.000267
0.00025741
0.034
0.029
0.005
17.5
0.000645
2
0.000323
0.00011181
0.045
0.0308
0.0142
20
0.000755
2
0.000378
0.00018843
q Orifi ce 0 0 0
f(x) = 1.03x + 0
0 0 q teori
0 0 0 0 0 0.00000000 0.00005000 0.00010000 0.00015000 0.00020000 0.00025000 0.00030000 q praktikum
Dari grafik regresi linear didapat persamaan didapat nilai Cd Orifice yaitu Cd=1.031
y=1.031 x+ 0.0001 , Sehingga
Kesalahan literatur didapat dengan menggunakan rumus : Cd−Cd literatur ∨× 100 ; dengan Cd literatur=1 KR= | Cdliteratur KR=|
1−1.031 ∨×100 =3.1 1
ii. VENTURIMETER Pada lempeng lubang aliran diameter pipa bagian hulu diameter lubang
: 29 mm : 17 mm
A1 = 0,000660 m² A2 = 0,000227 m² Pembacaan
∆h
manometer
(venturimeter
h5 0.0155
h6 0.0149
) |h5-h6| 0.0006
variable area (pressure) 5
Debit
Debit Teori
Volume
Waktu
Praktikum
(venturimeter)
(m3)
(s)
(m3/s)
(m3/s)
0.000355
5
(y) 0.000071
(x) 0.00002623
0.0328
0.0313
0.0015
7.5
0.00062
5
0.000124
0.00004147
0.0152 5
0.013
0.00225
10
0.0008
5
0.00016
0.00005079
0.028
0.0234
0.0046
12.5
0.00068
3
0.000227
0.00007263
0.0433
0.037
0.0063
15
0.0008
3
0.000267
0.00008499
0.0275
0.0184
0.0091
17.5
0.000645
2
0.000323
0.00010215
0.0368
0.025
0.0118
20
0.000755
2
0.000378
0.00011632
q venturimeter 0 0
f(x) = 3.36x - 0
0 0 0 q teori
0 0 0 0 0 0.00002000
0.00004000
0.00006000
0.00008000
0.00010000
0.00012000
0.00014000
q praktikum
Dari grafik regresi linear didapat persamaan didapat nilai Cd venturimeter yaitu Cd=3.3605
Kesalahan literatur didapat dengan menggunakan rumus : Cd−Cd literatur ∨× 100 ; dengan Cd literatur=1 KR= | Cdliteratur KR=|
1−3.3605 ∨×100 =236.05 1
−5
y=3.3605 x+ 2∙ 10
, Sehingga
iii. PIPA PITOT Pada lempeng lubang aliran diameter pipa
: 19 mm
A2 = 0,000283 m² Pembacaan Manometer
∆h
variable
( Pipa pitot )
area
Volume
Waktu
(m3)
(s)
Debit Praktikum (m3/s)
Debit Teori ( Pipa pitot ) (m3/s)
h7
h8
|h7-h8|
(pressure)
0.0144
0.015
0.0006
5
0.000355
5
0.000071
(x) 0.00003071
0.0299
0.031
0.0011
7.5
0.00062
5
0.000124
0.00004158
0.0092
0.0108
0.0016
10
0.0008
5
0.00016
0.00005014
0.00195
0.0226
0.02065
12.5
0.00068
3
0.000227
0.00018013
0.0323
0.0367
0.0044
15
0.0008
3
0.000267
0.00008315
0.013
0.0194
0.0064
17.5
0.000645
2
0.000323
0.00010028
0.0187
0.027
0.0083
20
0.000755
2
0.000378
0.00011420
(y)
q pipa pitot 0 0 f(x) = 1.59x + 0
0 0 0 q teori
0 0 0 0 0 0.00000000
0.00005000
0.00010000
0.00015000
0.00020000
q praktikum
Dari grafik regresi linear didapat persamaan didapat nilai Cd Orifice yaitu Cd=1.5918
y=1.5918 x+ 0.0001 , Sehingga
Kesalahan literatur didapat dengan menggunakan rumus : Cd−Cd literatur ∨× 100 ; dengan Cd literatur=1 KR= | Cdliteratur KR=|
1−1.5918 ∨×100 =59.18 1
2. KOEFISIEN KEHILANGAN EMPIRIS i. ORIFFICE Pada lempeng lubang aliran Diameter lubang = 20 mm A2 = 0,000314 m²
Pembacaan
∆h
Manometer
(orifice)
h3
|h3-h4|
h4
Debit Teori
A2
Kecepatan
v2/2.g
(orifice)
(orifice)
(orifice)
(x)
(m3/s)
(m2)
(m/s)
5
(x) 0.000042
0.000314
0.133237
0.000905
variable area (pressure)
0.016 3 0.034
0.0156
(y) 0.0007
0.0336
0.0004
7.5
0.000032
0.000314
0.100718
0.000517
0.018 5
0.0175
0.001
10
0.000050
0.000314
0.159249
0.001293
0.030 8
0.0185
0.0123
12.5
0.000175
0.000314
0.558507
0.015899
0.047
0.0205
0.0265
15
0.000257
0.000314
0.819783
0.034253
0.034
0.029
0.005
17.5
0.000112
0.000314
0.356091
0.006463
0.045
0.0308
0.0142
20
0.000188
0.000314
0.600095
0.018354
0.041
0.03
0.011
22.5
0.000166
0.000314
0.528168
0.014218
K Orifi ce 0.03 0.03
f(x) = 0.77x - 0
0.02 0.02 0.01 0.01 0
0
0.01
0.01
0.02
0.02
Dari grafik regresi linear didapat persamaan K Orifice yaitu K=0.7737
0.03
0.03
0.04
0.04
y=0.7737 x , Sehingga didapat nilai
Kesalahan literatur didapat dengan menggunakan rumus : K −K literatur ∨×100 ; dengan K literatur=1 KR= | K literatur KR=|
1−0.7737 ∨×100 =29.2491 1
ii. VENTURIMETER Pada lempeng lubang aliran Diameter lubang = 17 mm A2 = 0,000227 m² Pembacaan
∆h
Manometer
(venturimeter)
|h5-h6|
variable area
Debit Teori ( venturimeter ) 3
A2 ( venturimeter
)
Kecepatan
v2/2.g
( venturimeter )
(x)
(m /s)
(m2)
(m/s)
5
(x) 0.000026
0.000227
0.115548
0.00068
0.0015
7.5
0.000041
0.000227
0.182698
0.001701
0.013
0.00225
10
0.000051
0.000227
0.223758
0.002552
0.028
0.0234
0.0046
12.5
0.000073
0.000227
0.319939
0.005217
0.0433
0.037
0.0063
15
0.000085
0.000227
0.374419
0.007145
0.0275
0.0184
0.0091
17.5
0.000102
0.000227
0.449996
0.010321
0.0368
0.025
0.0118
20
0.000116
0.000227
0.512423
0.013383
0.0318
0.0173
0.0145
22.5
0.000129
0.000227
0.568031
0.016445
h5
h6
0.0155
0.0149
(y) 0.0006
0.0328
0.0313
0.01525
(pressure)
K venturimeter 0.02 0.01
f(x) = 0.88x + 0
0.01 0.01 0.01 0.01 0 0 0
0
0
0
0.01
0.01
0.01
Dari grafik regresi linear didapat persamaan K venturimeter yaitu K=0.8817
0.01
0.01
0.02
0.02
y=0.8817 x , Sehingga didapat nilai
Kesalahan literatur didapat dengan menggunakan rumus : K −K literatur ∨×100 ; dengan K literatur=1 KR= | K literatur KR=|
1−0.8817 ∨×100 =13.4173 1
iii. PIPA PITOT Pada lempeng lubang aliran Diameter lubang = 19 mm A2 = 0,000238 m² Pembacaan
∆h
Manometer
(pipa
variable
pitot)
area
|h7-h8|
(pressure)
h7
h8
(y)
Debit Teori ( pipa pitot ) (m3/s) (x)
A2
Kecepatan
v2/2.g
( pipa
( pipa pitot )
(x)
pitot )
(m/s)
(m2)
0.0144
0.015
0.0006
5
0.000031
0.000283
0.108499
0.0006
0.0299
0.031
0.0011
7.5
0.000042
0.000283
0.146908
0.0011
0.0092
0.0108
0.0016
10
0.000050
0.000283
0.177178
0.0016
0.00195
0.0226
0.02065
12.5
0.000180
0.000283
0.636516
0.02065
0.0323
0.0367
0.0044
15
0.000083
0.000283
0.293816
0.0044
0.013
0.0194
0.0064
17.5
0.000100
0.000283
0.354356
0.0064
0.0187
0.027
0.0083
20
0.000114
0.000283
0.403542
0.0083
0.0098
0.0198
0.01
22.5
0.000125
0.000283
0.442945
0.01
K pipa pitot 0.03 0.02
f(x) = 1x - 0
0.02 0.01 0.01 0
0
0.01
0.01
Dari grafik regresi linear didapat persamaan
0.02
0.02
−18
y=x +3 ∙10
nilai K pipa pitot yaitu K=1 Kesalahan literatur didapat dengan menggunakan rumus : K −K literatur ∨×100 ; dengan K literatur=1 KR= | K literatur
, Sehingga didapat
0.03
KR=|
1−1 ∨×100 =0 1
3. KESALAHAN LITERATUR Cd literatur=1 K literatur=1 Orifice Venturimeter Pipa pitot VII.
Cd Hasil praktikum 1.031 3.3605 1.5918
K KR 3.1% 236.05% 59.18%
Hasil praktikum 0.7737 0.8817 1
KR 29.2491% 13.4173% 0%
ANALISA 1. ANALISA PERCOBAAN Pada percobaan modul H-05 mengenai pengukuran debit aliran ini, sebelumnya praktikan harus sudah mengenal bagian – bagian dari alat pengukur debit aliran tersebut. Pada pipa pertama yang terletak paling atas adalah lempengan lubang aliran (orifice), yang bagian hulunya terhubung dengan pipa manometer ketiga dan bagian hilirnya pada pipa manometer keempat, pipa yang kedua adalah venturimeter yang hulunya terhubung dengan pipa manometer kelima dan hilirnya pada pipa keenam, dan pipa ketiga adalah pipa pitot yang hulunya terhubung dengan manometer ketujuh dan hilirnya pada pipa kedelapan. Pipa manometer pertama dan kedua terhubung dengan variable area flow meter. Alat pengukur debit aliran ini diletakkan di atas meja hidrolika. Kemudian saluran air pada meja hidrolika yang disambung pipa lentur disambungkan dengan lubang suplai pada alat pengukur debit aliran. Sebelum melaksanakan percobaan, praktikan harus mengalirkan air ke dalam pipa manometer agar semua gelembung udara yang berada di dalamnya keluar. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan tekanan udara di dalamnya dan hanya menyisakan tekanan air saja. Setelah semua gelembung udara tidak terlihat, praktikan mengatur Variable area flow meter (pengatur debit air yang masuk) dengan debit masuk petama ialah 5, kemudian meningkat sebesar 2,5 sampai 22.5. Urutannya yaitu 5 , 7,5 , 10 , 12,5 , 15 , 17,5 , 20, dan 22,5. Selanjutnya praktikan mengatur katup pengatur aliran keluar pada alat pengukur aliran sedemikian rupa agar pembacaan di manometer bisa dilaksanakan dengan mudah, tidak terlalu tinggi ataupun tidak terlalu rendah. Ketika air pada manometer telah stabil, pembacaan manometer baru bisa dilaksanakan. Lalu, praktikan membaca ketinggian air pada manometer (dimulai dari pipa ke 3 sampai pipa ke 8)dan mengukur volume air yang keluar selama selang waktu tertentu dengan menggunakan gelas ukur. Praktikan mengkur dengan waktu 5 detik, 3 detik, dan 2 detik. Perbedaan durasi pengukuran debit bervariasi bertujuan agar air tidak melewati kapasitas gelas ukur. Setelah membaca volume air yang keluar, praktikan mengulangi langkah – langkah sebelumnya untuk variable area yang lainnya. 2. ANALISA HASIL
Pada percobaan ini, praktikan ingin mendapatkan nilai koefisien debit empiris (Cd) dan nilai koefisien kehilangan empiris (K). Keduanya didapat dari hasil pembacaan manometer pada pipa orifice, venturimeter, dan pitot. Nilai Cd literatur adalah 1 untuk semua pipa. Cd praktikum yang didapatkan oleh praktikan merupakan hasil perbandingan antara debit aliran praktikum (Q praktikum) dengan hasil perhitungan debit dari persamaan Bernoully (Q teori) yang telah praktikan sampaikan dalam teori di awal. Q praktikum berada di sumbu X dan Q teori berada di sumbu Y. Dengan metode regresi linear, muncul persamaan untuk setiap pipa, yaitu y=1.031 x+ 0.0001 untuk persamaan pipa orifice, y=3.3605 x+ 2∙ 10−5 untuk venturimeter, dan y=1.5918 x+ 0.0001 untuk pipa pitot. Nilai Cd untuk setiap pipa dalam praktikum ini adalah nilai koefisien x pada persamaan y=bx±a, Sehingga nilai Cd praktikum untuk pipa orifice adalah 1.031, untuk venturimeter 3.3605, dan untuk pipa pitot adalah 1.5918. Nilai Cd yang paling mendekati dengan Cd literatur adalah Cd pada pipa orifice dengan kesalahan literatur sebesar 3.1%, selanjutnya adalah pipa pitot dengan kesalahan literatur 59.18%, dan venturimeter dengan kesalahan relatif sebesar 236.05% Nilai koefisien kehilangan empiris (K) pada praktikum kali ini didapatkan praktikan dari perhitungan rumus v2/2g dengan v adalah kecepatan aliran yang praktikan dapatkan dari pembagian Q teori dengan A2 (luas penampang bagian hilir) masingmasing pipa. Untuk nilai K literatur adalah 1. K praktikum didapat dari persamaan grafik antara ∆h praktikum dengan v2/2g atau hasil perhitungan. v2/2g berada di sepanjang sumbu X dan ∆h praktikum berada di sepanjang sumbu Y. Untuk pipa orifice, persamaan yang didapatkan adalah y=1.7737 x , untuk venturimeter adalah y=0.8817 x dan untuk pipa pitot adalah y=x +3 ∙10−18 . Jika persamaan tersebut y=bx±a, maka nilai b adalah nilai K untuk setiap pipa dalam praktikum ini. Maka nilai koefisien kehilangan empiris pada pipa orifice adalah 1.7737, untuk venturimeter adalah 0,8817, dan untuk pipa pitot adalah 1. Jika dibandingkan dengan K literatur, maka kesalahan relatif yang didapatkan untuk pipa orifice adalah sebesar 29.25 %, untuk venturimeter sebesar 13.42%, dan untuk pipa pitot adalah 0% 3. ANALISA KESALAHAN Praktikan pasti melakukan beberapa kesalahan pada saat melakukan percobaan, sehingga nilai Cd dan nilai K yang didapatkan praktikan tidak sama persis seperti nilai literaturnya. Hasil yang mengejutkan adalah nilai Cd pada venturimeter yang kesalahan relatifnya mencapai lebih dari 200%. Hal ini merupakan suatu kesalahan besar pada percobaan yang tidak boleh diulangi di praktikum yang lain. Di lain sisi, praktikan juga secara tidak sengaja mendapatkan hasil percobaan yang kesalahan literaturnya 0% yaitu nilai K pipa pitot yang nilainya sama persis dengan K literatur. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pembacaan manometer yang kurang teliti oleh praktikan disebabkan karena miniskus cekung terkadang tidak berada tepat pada garis ukur, sehingga praktikan menarik pengukuran nilai ketinggian pada garis ukur terdekat dari miniskus cekung. Selain itu ketinggian air di dalam manometer cenderung tidak bisa benar-benar stabil pada titik tertentu, ia akan bergerak naik turun sekitar 3-5 cm, hal ini tentu saja menyulitkan praktikan untuk
membaca nilai manometer. Dari faktor waktu, praktikan menganggap bahwa semua aliran tepat mengalir selama 5, 3, dan 2 detik, walaupun pada praktikum berlangsung pengukuran waktu tidak semuanya tepat durasinya. Dan dari faktor air yang masuk pada gelas ukur, terkadang ada sejumlah air yang keluar dari gelas ukur sehingga volume air yang terukur menjadi kurang tepat. Keterbatasan ukuran dan estimasi praktikan dalam membaca volume air membuat praktikan mendapatkan hasil yang kurang spesifik. Dari volume air dan waktu yang kurang spesifik dan ketepatan tidak 100%, membuat nilai debit praktikum tidak sama dengan nilai debit sesuai perhitungan melalui rumus. Terakhir, pengaturan variable area hanya diukur secara manual dan ketepatan variable area hanya dilihat dengan mata telanjang yang mengakibatkan variable area tidak terlalu tepat. VIII.
IX.
X.
KESIMPULAN 1. Pengukuran aliran pada pipa orifice, venturimeter, dan pipa pitot berbeda, berdasarkan nilai ∆h yang berbeda. 2. Pengukuran koefisien debit aliran yang paling akurat pada praktikum ini adalah dengan menggunakan pipa orifice karena memiliki kesalahan relatif paling kecil dibandingkan pitot dan venturimeter, yaitu sebesar Cd=1,031 (KR=3.1%) 3. Pengukuran nilai koefisien kehilangan empiris yang paling akurat pada praktikum ini adalah dengan menggunakan pipa pitot karena memiliki kesalahan relatif paling kecil dibandingkan orifice dan venturimeter, yaitu sebesar K=1 (KR=0%) 4. Kesalahan dapat terjadi pada praktikum karena ketidaktelitian praktikan dalam membaca hasil yang didapatkan, terutama pada saat membaca manometer yang ketinggiannya tidak benar-benar stabil. DAFTAR PUSTAKA Pedoman Praktikum Mekanika Fluida, Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan Sungai. Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. LAMPIRAN
Gambar 1 : Alat pengukur aliran
Gambar 2 : Pembacaan Manometer
Gambar 3 : Pengukuran debit praktikum
View more...
Comments