laporan praktikum Grafting Dan Budding
March 27, 2017 | Author: Alvin Xevier | Category: N/A
Short Description
tp...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN TANAMAN
ACARA 3 PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA PENYAMBUNGAN (GRAFTING) DAN OKULASI (BUDDING)
MOH ALI WAFA 131510501230 GOLONGAN C / KELOMPOK 2
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Salah satu teknik perbanyakan yang dapat dilakukan dalam waktu singkat dan menghasilkan jumlah yang banyak adalah perbanyakan dengan cara vegetatif. Vegetatif adalah suatu cara pembiakan/perbanyakan tanaman dengan menanam bagian vegetatif dari tanaman yang bersangkutan, baik berupa akar, batang dan daun Pembiakan secara vegetatif mempunyai keuntungan dan kelebihan, antara lain untuk : perkembangbiakan tanaman yang tidak menghasilkan biji tetapi jumlahnya terbatas, tanaman yang bijinya sukar diperoleh, tanaman yang mempunyai kapasitas daya kecambah (viabilitas) rendah, tanaman yang periode pemanenannya lama, tanaman yang bijinya mudah terserang hama dan penyakit, tanaman yang bijinya mengalami kegagalan dalam perkecambahan, biayanya lebih murah dan pengerjaannya lebih mudah, dapat menghasilkan tanaman yang bagus dan indah, tanaman yang dihasilkan akan mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Berdasarkan bagian tanaman yang diambil pembiakan vegetatif dapat dibedakan menjadi 2 kelompok;Pertama, bagian yang dipergunakan: untuk pembiakan vegetatif adalah bagian tanaman yang telah mempunyai semua organ lengkap, seperti daun, cabang, batang pokok dan akar. Dalam kelompok ini dikenal dengan beberapa cara pembiakan vegetatif seperti : stek, merunduk, cangkok, dll. Kedua, bagian yang digunakan untuk pembiakan vegetatif adalah bagian tanaman lain yang digabungkan pada tanaman bersangkutan. Dalam kelompok ini dikenal seperti cara pembiakan vegetatif dengan cara mengenten atau menyambung grafting dan okulasi. Pengembangan fegetatif dengan cara okulasi sebaiknya dilakukan pada tanaman atau pada bibit yang umumnya sudah cukup antara kurang lebih 30 hari atau 3 bulan. Entres berupa cabang-cabang plagiotrop yang sehat, tidak sedang bertunas flush, warna hijau kecoklatan diameter ± satu sentimeter. Letak tempelan atau pertautan dibagian hipokotil. Pada okulasi yang sudah jadi, batang bawah dilingkungan untuk memacu atau mempercepat pertumbuhan tunas baru, pada okulasi yang tidak jadi atau okulasi yang gagal sebaiknya dilakukan pengulangan pada sisi yang berlawanan pada tanaman. Perbanyakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk menyediakan materi tanaman baik untuk kegiatan penelitian maupun
program penanaman secara luas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara vegetatif maupun generatif. Penerapan teknik pembiakan vegetatif akan diperoleh bibit yang memiliki sifat yang sama dengan induknya, sehingga penggunaan materi genetik yang unggul sebagai bahan untuk perbanyakan merupakan kunci untuk menghasilkan anakan yang berkualitas. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara mencangkok, stek, grafting (sambung), budding (okulasi), rundukan, dan kultur jaringan.
1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara-cara penyambungan dan okulasi. 2. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengurangan daun terhadap keberhasilan dan okulasi tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyambungan atau Grafting
Berbagai jenis varietas tumbuhan yang sudah dibudidayakan secara komersial umumnya menggunakan bibit yang berasal dari okulasi Di Indonesia, okulasi merupakan metode perbanyakan tanaman secara komersial. Keuntungan dari okulasi diantaranya adalah tanaman mempunyai perakaran yang kuat dan tahan penyakit ataupun hama, tahan kekeringan ataupun kelebihan air serta memperoleh suatu tanaman sesuai dengan yang diinginkan.(Yursan. dan Noer.. 2011) Pertumbuhan batang bawah tanaman dengan cara grafting sangat berpengaruh pada pertumbuhan batang atas. Keberhasilan penyambungan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain hubungan spesies antara batang atas dan batang bawah, teknik penyambungan, faktor lingkungan, serta serangan hama dan penyakit.(Turhan. dkk., 2011) Sambung samping adalah cara penyambungan batang atas pada bagian samping batang bawah. Caranya sebagai berikut: pada batang bawah jeruk dibuat irisan belah dengan mengupas bagian kulit. Irisan kulit batang bawah dibiarkan atau tidak dipotong. Batang atas dibuat irisan meruncing pada kedua sisinya. Sisi irisan yang menempel pada batang bawah dibuat lebih panjangSedangkan salah satu kelemahannya adalah seringkali terjadi ketidak serasian antara batang antara batang atas dan batang bawah menyatakan bahwa penampakan pertumbuhan suatu varietas tanaman tidak terlepas dari interaksi genotipe dan lingkungan tumbuhnya. (Petropoulos, et all 2012.) Tujuan dari produksi tanaman budidaya adalah memaksimalkan laju pertumbuhan dan hasil panen melalui manipulasi genetik dan lingkungan. Genotipe dapat diubah melalui pemuliaan atau seleksi varietas sedang lingkungan dapat dimodifikasi dengan melalui teknik budidaya, diantaranya dengan pemupukan.(Adinurani. 2011) Menyambung adalah cara perbanyakan tanaman dengan cara menyambung pucuk (batang atas) yang berasal dari suatu tanaman induk pada tanaman lain batang bawah. Batang ataslah yang akan memberikan hasil sesuai dengan sifat induk yang diinginkan. Batang bawah hanyalah sebagai tempat untuk tumbuh dan
mengambil makanan dari dalam tanah. Oleh sebab itu kriteria pemilihan batang atas dan batang bawah berbeda (Sukarminli. dkk. 2010). Dalam Teknik sambung pucuk bisa dilakukan pada semua tanaman buahbuahan yang berbiji dan memiliki kambium. Sistem sambung celah atau pucuk yang menggunakan batang bawah yang tua dan tinggi sambungan 1 m memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan lebih tahan dari serangan cendawan. Tanaman yang mengalami proses penyambungan akan lebih baik jika ditaruh bedengan yang diberi naungan. Naungan yang digunakan dapat berupa daun kelapa yang hanya mampu menerima 25-35%. Tanaman yang sedang mengalami proses
penyambungan,
tanaman
harus
disiram
dengan
memperhatikan
kelembapan media tanamnya. Jika tanaman atas kering atau busuk, maka proses penyambungan
akan
mengalami
kegagalan.Cara
yang
sangat
mudah
mengatasinya adalah tanaman bagian bawah dipotong dan proses penyambungan bisa diulangi kembali (Mangoeidjojo. 2003).
2.2 Okulasi atau Budding Teknik okulasi yang dipakai yaitu okulasi hijau dengan umur batang bawah 5 bulan dan mata entres dengan umur 4 bulan dengan warna hijau tua. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan okulasi sebagai berikut; Persiapan batang atas dan batang bawah, Persiapan bahan dan alat yang digunakan, 3Pembuatan jendela okulasi dengan cara menggores batang bawah dengan irisan vertikal sebanyak 2 buah yang sejajar, tinggi irisan 5-10 cm dari permukaan tanah, panjang irisan 5-7 cm, lebar irisan Lilitan 6 batang, Pembuatan perisau mata okulasi dengan cara memilih mata entres yang baik yang berada dibawah ketiak daun, kemudian lakuan pengirisan mata entres dengan ukuran lebar 1 cm dan panjang 5-7 cm, penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengikut sertakan sedikit bagian kayu, dan Penempelan perisai mata okulasi.(Hartawan. 2013). Penyambungan antara dua tanaman yang serasi akan menghasilkan tanaman yang kuat dan berumur panjang. faktor-faktor yang mempengaruhi
okulasi adalah fisiologi tanaman, kesehatan batang bawah, kondisi kulit batang bawah, iklim pada saat okulasi berlangsung, dan juga faktor teknis seperti keterampilan dan keahlian dalam pelaksanaan okulasi serta peralatan yang dipergunakan. Batang bawah yang biasa digunakan untuk penyambungan dan penempelan pada prinsipnya harus mampu menjalin persatuan yang normal dan mampu mendukung pertumbuhan batang atasnya tanpa menimbulkan gejala negatif yang tidak diinginkan.(Crowder. 2006) Pengaruh waktu okulasi ini juga menunjukkan beda yang sangat nyata untuk pertumbuhan jumlah daun maupun persentase keberhasilan hidup okulasi. bahwa berhasil tidaknya suatu penyambungan tanaman tergantung pada terbentuknya graft union atau penyatuan antara batang bawah dengan mata tunas. bahwa keberhasilan okulasi dipengaruhi oleh materi okulasi dan kondisi lingkungan. Teknik perbanyakan vegetatif yang cocok pada tanaman bunga secara konvensional dapat diperbanyak dengan pemotongan, tunas, grafting dan layering. Stek dan budding akan menjadi cara paling sederhana untuk meningkatkan varietas bunga seperti mawar sesuai yang diinginkan. Bunga biasanya diperbanyak dengan tunas, yang merupakan salah satu dari banyak teknik okulasi (Sugiantno dan Hamim. 2009) Teknik okulasi ialah mengambil batang atas dari pohon induk selama dormansi dan disimpan dalam suhu yang cocok sampai saat penyambungan. Teknik grafting yang prosedur saat turunan kambium vaskular batang bawah diberikan kepada satu sama lain. Bahan penutup pada penyambungannya adalah plastik dengan syarat tidak ketat karena untuk memungkinkan meminimlisir keluarnya kelembaban secara berlebihan di tempat okulasi (Taufiq, 2010) Kegiatan okulasi pada saat awal musim hujan. suhu dan curah hujan sangat berpengaruh terhadap pembentukan sel-sel parenkim penyusun jaringan kalus yang terbentuk akibat adanya perlukaan irisan. Keberhasilan yang tinggi pada okulasi maupun sambung pucuk dapat dicapai apabila kambium entris dan batang bawah dalam keadaan segar.(Ibrahim. et all. 2014) Interaksi antara batang bawah dan batang atas yang beragam, kompleks dan saat ini belum sepenuhnya dipahami. Sementara aspek anatomi, pasokan air,
nutrisi mineral dan transportasi hormon tanaman telah terlibat, baru-baru ini kerja menunjukkan pengalihan lintas-graft protein spesifik dan RNA-melenyapkan gen yang terinduksi . Dengan demikian, molekul Mekanisme saat ini diasumsikan terlibat dalam efek fisiologis dari okulasi dan dalam mediasi interaksi saham / keturunan.(Curuk.et all. 2010)
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan kegiatan praktikum "Perbanyakan Vegetatif dengan Cara Penyambungan (Grafting) dan Okulasi (Budding)" dilaksanakan di Laboratorium Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember pada hari Rabu, tanggal 01 Oktober 2014 jam 12:00-14:00. 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan 1. 2. 3. 4.
Puring daun merah Puring daun kuning Mangga golek Thailand Mangga manalagi
3.2.2 Alat 1. 2. 3. 4. 5.
Plastik sungkup 2 buah Plastik es lilin Pisau / cutter baru Tissue Kertas Label
3.3 Cara Kerja 3.3.1 Stek Batang 1. Menyiapkan bahan tanam yang akan digunakan sebagai batang bawah dan batan atas serta alat yang diperlukan. 2. Memilih batang atas sebesar batang bawah dan membuat perlakuan sebagai berikut : a) Membuang batang atas daunnya. b) Menyisahkan batang atas daunnya sekitar 2 daun atau lebih. c) Memotong batang bawah 3-5 di atas leher bonggol, kemudian membuat sayatan celah berbentuk huruf V ke arah bawah sepanjang 1-1,5 cm. d) Memotong dan membuat sayatan batang atas berbentuk baji (lancip) sepanjang 1-15 cm. e) Menyisipkan batang atas (entres) ke dalam celah batang bawah (stock). f) Membuat sambungan dengan tali rafia atau plastik mulai dari bawah ke atas. g) Mengkerudungi bidang sambungan dengan kantong plastik transparan, dan meletakkan di tempat yangteduh sekitar 3 minggu.
h) Sambungan yang tumbuh akan muncul daun atau tunas baru.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil 4.1.1 Tabel Pengamatan Penyambungan (Grafting) Ulangan/ Perlakuan kelompok Daun hilang
Perubahan
Keberhasilan
Penyambungan Batang Atas
Batang Bawah
1
-
***
***
2
-
***
***
(dikupir)
Daun sisa 3
3
-
***
***
4
*, ***
***
5
-
***
***
6
-
***
***
2 3
4.1.2 Tabel Pengamatan Okulasi (Budding)
Ulangan/
Keberhasilan
Perubahan
kelompok
Penyambungan
Batang Atas
Batang Bawah
1
-
**
**
2
-
**
**
3
-
**
**
4
-
**
**
5
-
**
**
6
-
**
**
1.2 Pembahasan A.Penyambungan atau Grafting Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua bagian, yaitu perbanyakan secara vegetatif dan generatif. Sambung pucuk merupakan perbanyakan tanaman gabungan antara perbanyakan secara generatif (dari persemaian biji) dengan salah satu bagian vegetatif (cabang/ranting) yang berasal dari tanaman lain yang disatukan. Tanaman yang telah disambungkan masingmasing mempunyai keunggulan dari segi kelebatan buah, ukuran besar dan rasa/khasiat serta ketahanan terhadap hama dan penyakit.( Taufiq, M 2010.) Kegiatan sambung pucuk kerap digunakan dengan menggabungkan batang bawah dan batang atas. Batang bawah diharapkan menjadi batang yang tahan terhadap patogen tanah dan kokoh sedangkan batang atas merupakan bagian yang
memilki karakter produksi yang diinginkan.Batang bawah biasanya dipakai dari tanaman yang tumbuh dari biji sehingga perakarannya lebih kuat. Akan tetapi, batang bawah yang berasal dari biji memiliki karakter yang berbeda (segregasi). Grafting atau penyambungan merupakan metode perbanyakan vegetatif buatan.Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafting. Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran batang atas tereduksi menjadi hanya satu mata tunas. Tanaman bagian atas disebut entris atau batang atas (scion), sedangkan tanaman batang bawah disebut understam atau batang bawah (rootstock). Batang atas berupa potongan pucuk tanaman yang terdiri atas beberapa tunas dorman yang akan berkembang menjadi tajuk, sedang batang bawah akan berkembang menjadi sistem perakaran . Perbedaanya dengan grafting adalah okulasi salah satu cara meningkatkan mutu tumbuhan dengan cara menempelkan sepotong kulit pohon yg bermata tunas dari batang atas pada suatu irisan dari kulit pohon lain dari batang bawah sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman yang baru dengan melakukan penempelan atau penggabungan bagian batang bawah dengan batang bagian atas Kebaikan yang diharapkan dari batang bawah biasanya sistem perakarannya yang baik, sedangkan batang bagian atas biasanya diharapkan adalah produknya dari hasil okulasi. Memindahkan sebuah mata tunas ke pangkal bawah tanaman lain yang sejenis (famili) untuk memperoleh tanaman yang mempunyai sifat gabungan antara kedua tanaman itu disebut okulasi. Asal mata tunas yang ditempelkan mempunyai sifat tajuk yang baik dan batang bawah mempunyai perakaran yang kuat maka kedua sifat baik itu tergabung pada satu tanaman. Bahan yang dibutuhkan dalam proses penyambungan ini adalah bagian tanaman yang akan di sambung atau disebut batang atas (entres) bisa tunas pucuk atau tunas samping. Bagian bawah yang menerima sambungan di sebut Batang Bawah(understock). Cara mendapatkan batang bawang dengan penyemaian biji tanaman lokal yg
memilki perakaran yg baik dan tahan terhadap serangan busuk akar. Di bawah ini adalah metode pelaksanaan kegiatan grafting diantaranya sebagai berikut: a) Potong scion secara rapi, dengan mata tunas dua atau tiga mata tunas kemudian sayat miring pangkal scion, sedangkan sebelah lagi cukup dengan mengelupas kulitnya sehingga tinggal kambiumnya saja, (jika menggunakan
teknik Veneer dan
teknik rind)
sayat
kedua
sisiscion berbentuk huruf V, (bila menggunakan teknik grafting top cleft graf) dan usahakan dalam penyayatan jangan sampai berulang-ulang. b) Potong rootstock pada tempat yang tepat sesuai dengan sambungan yang
diinginkan. c) Sambungkan scion (batang atas) pada rootstock (batang bawah) dengan memperhatikan
apakah
kambium scion dan
kambium rootstock telah
saling berlekatan, bila batang bawah tidak sama besar dengan batang atas, maka salah satu sisinya
diusahakan berimpit (satu- garis) supaya
kambium bisa bersatu, walaupun hanya satu sisi. (grafting top cleft). d) Ikat sambungan dengan pita grafting plastik, para film atau tali rafia, sehingga kambiumnya dapat melekat erat. e) Setelah itu sambungan dibungkus kantong plastik transparan (bening) untuk menjaga kestabilan suhu. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan yaitu. a. scion yang dijadikan bahan sambungan tersebut tidak cacat dan masih dalam keadaan segar, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dan berbatang bulat, b)grafting tidak terkena secara langsung terik matahari maupun air hujan, b. bagian sambungan kambium harus menempel seerat mungkin, paling tidak salah satu dari bagiannya, c. pisau dan gunting yang digunakan untuk kegiatan sambungan ini yang tajam dan tidak berkarat agar sambungan tidak terinfeksi oleh penyakit, d. dikerjakan dengan secepat mungkin, dengan kerusakan minimum pada kambium, dan diusahakan penyayatan pada scion jangan sampai berulangulang, e. Usahakan untuk menjaga bagian yang terluka, baik pada scion maupun pada rootstock agar tetap dalam keadaan lembab,
f. bagian sambungan harus dijaga dari kekeringan sampai beberapa minggu setelah
penyambungan.
Keberhasilan
teknik
penyambungan
sangat
dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. B. Okulasi atau Budding Okulasi merupakan penempelan mata tunas dari tanaman batang atas ke tanaman batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Dengan cara ini akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman dalam waktu yang relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang seragam. Tujuan utama membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi.( Hartawan, R. 2013) Sebelum melakukan penyambungn hal pertama yang di lakukan adalah memilih dan menentukan tanaman yang akan di sambung, dengan memenuhi beberapa kriteria berikut tanaman harus sevarietas, tidak terlalu tua dan tidak terlalu mudah, tanaman yang sehat, dalam melakukan mekanisme kerjanya memotong bagian tanaman yang akan di sambung, setelah memotong bagian bawah tanaman tersebut memotong dengan bentuk huruf V usahakan potongannya cukup sekali potong agar tidak terjadi goresan pada potongan tersebut, tanaman bagian atas juga di potong tetapi bentuknya lancip, potongan usahakan bisa masuk pas dengan potongan bagian bawah. Batang atas dan bawah yangt sudah di potong tersebut ditempelkan dengan pas kemudian pada sambungan tersebut di ikat dengan plastik transparan dengan kencang dan rapat, kemudian setelah di ikat pada tanaman bagian atas di buang daun yang tidak perlu, tinggalkan daun hanya dua helai dan pada perlakuan tanaman yang satu memotong semua daun yang tumbuh, sehabis semua daunnya dibuang tanaman tersebut di bungkusi dengan plastik yang transparan , tujuannya adalah untuk mengurangi daya transpirasi dan menaungi dari cahaya matahari secara langsung, plastik pembungkus (sungkup plastik) ini boleh dilepas setelah tanaman hasil sambungan mencapai umur 14 hari atau dua minggu. Dalam penyambungan, terjadi penggabungan antara dua jenis tanaman yaitu batang atas dan batang bawah yang berbeda. Dari batang atas diharapkan akan berkembang pertumbuhan cabang, tunas, dan produksi buah yang tinggi
dengan kualitas yang baik. Di lain pihak batang bawah diharapkan berkembang sistem perakaran yang kokoh, dapat beradaptasi pada kondisi tanah yang kurang subur dan tahan terhadap penyakit. Tanaman hasil penyambungan tersebut diharapkan akan memiliki sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh batang atas dan batang bawah. Namun karena dalam penyambungan terjadi penggabungan dari dua sistem kehidupan maka dibutuhkan adanya pengakjian bagaimana hasil selanjutnya dari tanaman yang disambung tersebut. Mekanisme Terjadinya Pertautan antara Batang Atas dan Batang Bawah. Pada penyambungan tanaman, pemotongan bagian tanaman menyebabkan jaringan parenkim membentuk kalus. Kalus-kalus tersebut sangat berpengaruh pada proses pertautan sambungan. Proses pembentukan kalus ini sangat dipengaruhi oleh kandungan protein, lemak dan karbididrat yang terdapat pada jaringan parenkim karena senyawa-senyawa tersebut merupakan sumber energi dalam membentuk kalus. Batang bawah lebih berperan dalam membentuk kalus (Harmann, 2011). Pembentukan kalus sangat dipengaruhi oleh umur tanaman. Batang bawah yang lebih muda akan menghasilkan persentase sambungan yang tumbuh lebih besardibandingkan dengan tanaman yang lebih tua (Samekto, Supriyanto dan Kristianto, 2009). Dari hasil praktikum menunjukkan bahwa perlakuan grafting Hal ini ditandai dengan berhasilnya 1 tanaman pada grafting dengan dicirikan batang atas dan batang bawah yang menyambung dengan baik. Kondisi tanaman seperti ini bisa dikatakan masih tergolong hidup dan daun-daun menguning akibat dari pemotongan bagian tengah batang dan penutupan dengan plastik, sehingga daun tidak bisa menyerap nutrisi dan air dari akar. Perkembangbiakan secara grafting merupakan perbanyakan yang lebih mudah dilakukan daripada okulasi. Teknik grafting hanya mencirikan pada batang atas sebagai faktor penentu untuk memberikan hasil induk yang diinginkan, sedangkan batang bawah sebagi tempat untuk mengambil hasil unsur hara dan menunjang pertumbuhan. Okulasi memiliki kriteria yang kurang baik karena dari enam ulangan tidak ada satupun yang berhasil menempel dengan baik. Kegagalan dari penyambungan diakibatkan teruatama karena faktor tanaman itu sendiri. Faktor tersebut meliputi bagian dari
tanaman (batang) atau tunas yang hendak disambung tidak memiliki ukuran, umur yang sama, karena jika salah satu tanaman lebih besar ataupun lebih kecil maka yang terjadi adalah tidak akan kompatibel dalam hal penyambungan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan a. Grafting 1. Grafting mempunyai 2 cara melakukannya yaitu sambung pucuk dan okulasi. 2. Bagian atas dan bawah dari batang yang disambung harus kompatibel. 3. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Grafting adalah faktor tanaman dan manusia. 4. Sungkup plastik berfungsi untuk melindungi bagian ujung yang disambung dari goncangan dan menjaga kelembaban. 5. Dari data hasil percobaan yang paling banyak berhasil dalam penyambungan adalah dengan menggunakan metode kupas V 6. Keterampilan pada saat penyambungan harus baik, karena mempengaruhi keberhasilan penyambungan. b. Budding 1. proses perlakuan menyambung adalah dengan cara menggabungkaan dua individu yang beda sifat tetapi masih satu varietas, dengan cara menempelkan tanaman bagian atas dan bawah kemudian membungkusi dengan dengan plastik, 2. untuk mengurangi penguapan di lakukan pemotongan daun dan melakukan kontrol selama dua minggu untuk pastkan apakah tanaman hasil okulasi berhasil apa tidak, setelah berhasil maka tanaman bisa membuka plastiknya agar tanaman beradaptasi dengan lingkungan bebas serta tumbuh dan kembangnya tanaman tersebut. 3. perlakuan yang dilakukan pada tanaman ini yaitu tanaman yang dipotong daun dengan tanaman yang tidak dipotong daun memberikan hasil yang berbeda. 5.2 Saran Perlu adanya kebiasaan dan percobaan yang harus dilakukan oleh praktikan supaya terbiasa melakukan penyambungan, dan pemilihan bahan sambung oleh praktikan harus lebih disesuaikan dengan batang bawah yang
disambung. Selain itu kebersamaan dalam bekerja pada saat praktikum harus ditingkatkan terutama pada saat perawatan.
DAFTAR PUSTAKA Adinurani, P, G. 2011. Kajian Upaya Peningkatan Produktivitas Provenan Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) Non Toksik, Agritek, 12 (1):55-63. Crowder, L, V. 2006.Genetika Tumbuhan, Gajah Mada University Press. Curuk, S. Dasgan, Y. Mansuroglu, S. Kurt, S. 2010. Leaf mineral composition of grafted eggplant grown in soil infested with Verticillium and root-knot nematodes, Pesq. Agrope Bras Brasília, 45 (8): 879-885. Hartawan, R. 2013. Kompatibilitas Batang Bawah Karet Klon Gt 1 Dengan Mata Entres Beberapa Karet Klon Generasi V, Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 13 (1):16-21.
Ibrahim, A. Wahb-Allah, M. Abdel-Razzak, H. Alsadon, A. 2014. Growth, Yield, Quality and Water Use Efficiency of Grafted Tomato Plants Grown in Greenhouse under Different, Irrigation Levels Life Science Journal, 11(2):118-126. Mangoeidjojo, W, 2003.Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Agromedia. Petropoulos, S, A. Khah, E, M. Passam, H, C. Evaluation of rootstocks for watermelon grafting with reference to plant development, yield and fruit quality, of Plant Production, 6 (4): 481-491. Sugiantno dan Hamim, H. 2009. Pengaruh Komposisi Media Pembibitan Dan Dosis Pupuk Npk Pada Pertumbuhan Bibit Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Dengan Penyambungan, Agrotropika 14(2): 43 – 48. Sukarminli, dkk. 2010. Teknik Penyambungan Mangga Arumanis 143 Dengan Batang Bawah Mangga Madu Dan Saigon, Buletin Teknik Pertanian, 15 (18), 15-37. Taufiq, M 2010. Penularan Citrus Vein Phloem Degeneration (Cvpd) Dengan Teknik Penyambungan, Agriplus, 20 ( 03): 140-146. Turhan, A. Ozmen, N. Serbeci, M,S. Seniz, V. 2011. Effects Of Grafting On Different Rootstocks On Tomato Fruit Yield And Quality, Hort. Sci. (Prague), 38 (4):142-149. Yursan. Dan Noer, H. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis Pada Berbagai Perbandingan Pupuk Kandang, Media Litbang Sulteng, 6 (2): 97 – 104.
View more...
Comments