Laporan Praktikum Gerak Bakteri

September 13, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Praktikum Gerak Bakteri...

Description

 

LAPORAN PRAKTIKUM GERAK PADA BAKTERI OPP

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Yang dibina oleh Bapak Agung Witjoro, S.Pd, M.Kes

Disusun oleh: Kelompok 1/ Offering B 2016 1.  Adie Lian Amaliyah

160341606066 160341606066

2.  Dhita Wulansari

160341606017 160341606017

3.  Intan Ayu Idha Wulandari

1603416060 160341606095 95

4.  Maisuna Kundariati

160341606075 160341606075

5.  Mawaddatul Hasanah

160341606058 160341606058

6.  Syifa Nur Azizah

160341606048 160341606048

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DNA ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Februari 2018

 

A.  Tujuan

1.  Untuk menentukan ada atau tidak adanya kemampuan gerak bakteri 2.  Untuk mengamati gerak bakteri. B.  Dasar Teori

Bakteri dapat bergerak dengan berbagai cara. Gerakan bakteri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak dengan flagel (aktif) dan gerak tanpa flagel, yang bergerak aktif disebabkan oleh gerakan rotasi flagel. Kemampuan untuk bergerak tanpa flagel f lagel dimiliki oleh  bakteri-bakteri meluncur, diantaranya miksobakteri, sianobakteri dan k kelompok elompok bakteri lain, maupun Spirochaeta Spirochaeta.. (Schlegel, 1994). Penyusun Flagel

Penyusunan flagel (cemeti) pada sel bakteri merupakan ciri khas bagi eubakteria yang  bergerak. Flagela-falgela tersebut disematkan secara polar atau lateral pada bakteri-bakteri yang berbentuk batang. Diantara bakteri yang berflagel monopolar, hanya sedikit yang dilengkapi dengan flagel tunggal (“monotrich”) sehingga flagelnya tebal sekali, misalnya  pada Vibrio metshnikovii. metshnikovii. Flagel yang nampak dan berfungsi sebagai flagel tunggal pada kebanyakan bakteri yang berflagel monopolar atau bipolar adalah berkas berkas flagel yang terdiri dari 2-50° 2-50° flagel (“politrich”). Bakteri yang berflagel monopolar “politrich” disebut  juga  juga “ophotrich”, misalnya pada  Pseudomonas  Pseudomonas   dan Chromatium Chromatium.. Yang berfalgel bipolar “politrich” dinamakan flagel “amphitrich”, misalnya pada Spirillum. Spirillum.   Flagel pada bakteri  Enterobacteriaceae,,  Bacillaceae  Bacillaceae   dan lain-lain, tersemat di peritrich”, misalnya pada  Enterobacteriaceae sepanjang sel atau pada semua sisi. (Schlegel, 1994). Fungsi Flagel

Pada kebanyakan bakteri yang berflagel polar, flagel dapat bertindak sebagai  pendorong (seperti baling-baling pada perahu) dan mendorong sel melintasi medium. Flagelnya merupakan benang-benang yang terpintal dalam bentuk heliks, yang digerakkan oleh “mesin rotasi” yang terdapat pada tempat penyematan di dalam sitoplasma dna flagel  berputar mengelilingi sebuah poros fiktif seperti garis sekrup. Gerakan ini dapat dilakukan oleh flagel tunggal atau oleh ikat flagel. Flagel dapat membalikkan arah putar secara spontan atau oleh rangsangan dari luar. Pada beberapa bakteri yang berflagel polar, pembalikkan arah putar flagel berakibat membaliknya arah gerakan badan sel. Pada spiril yang berflagel “amphitrich”, kadang-kadang kadang-kadang  berkas flagel terlipat balik diatas badan sel. (Schlegel, 1994).

 

Susunan Halus Flagel

Flagel adalah benang-benang yang terikat secara heliks. Flagel berbagai bakteri dapat dibedakan berdasarkan tebalnya, panjangnya, maupun panjang dan amplitudo garis putar sekrup. Filamen flagel terdiri dari protein khas, yaitu flagelin. Protein ini terdiri subunit dengan massa moleku relatif rendah. Komponen-komponen ini tersusun secara heliks mengelilingi ruang rongga aksial. Flagel terdiri atas tiga bagian, yaitu :filamen flagel, sebuah cantelan flagel dekat permukaan sel dan sebuah benda basal. (Schlegel, 1994). Pergerakan flagella membutuhkan energi dari sel. Organisme yang mempunyai flagella peritrik pada umumnya pergerakannya lurus dan lambat, sedangkan yang mempunyai flagel polar bergerak lebih cepat, berputar-putar dan berpindah-pindah arah. (Fardiaz, 1992) Beberapa organisme prokariot dapat bergerak namun tidak memiliki organ pergerakan atau flagella. Organisme tersebut bergerak dengan cara meluncur atau gliding, dan akan  bergerak jika mengalami kontak dengan suatu permukaan padat, tetapi tidak akan bergerak ber gerak  jika terdapat dalam bentuksuspensi di dalam cairan. (Fardiaz, 1992) Pergerakan bakteri berdasarkan mekanisme gerak bakteri dapat didasari didasar i oleh ada atau tidaknya alat gerak. Dengan begitu dapat pergerakan bakteri dapat digolongkan dalam bakteri yang bersifat motil dan bersifat non motil. Bakteri motil mempunyai alat gerak berupa flagel, karena ukurannya yang kecil maka terkadang flagel tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Flagel bergerak dengan cara memutar. Untuk bakteri yang tidak memiliki alat gerak umumnya  bergerak secara menggelinding menggelinding (meluncur) dan akan bergerak bila ada kontak terhadap benda  padat (Dakuni, 2001). Flagela merupakan struktur str uktur kompleks yang tersusun atas bermacammacam protein termasuk flagelin yang membuat flagela berbentuk seperti tabung cambuk dan  protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk membentuk membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. Flagela berbentuk seperti cambuk. Flagela digunakan  bakteri sebagai alat gerak. Bentuk yang umum umum dijumpai meliputi: 1.  Monopolar monotrikha : bakteri memiliki satu flagel yang berada disalah satu ujung sel. 2.  Monopolar Lofotrikha : bakteri memiliki banyak flagel yang ditemukan pada salah satu kutub sel. 3.  Bipolar amfitrika : memiliki flagel pada kedua kutubnya kutubnya dengan jumlah lebih dari satu. 4. Peritrikha : bakteri mempunyai flagel yang tersebar pada seluruh bagian selnya.

 

 

Gambar 1. Macam-macam flagel (Ferawati, 2012)

Tidak semua bakteri mempunyai daya motilitas, ada bakteri yang tidak mempunyai alat gerak yaitu flagel sehingga berdasarkan letak dan jumlah flagel pada sel bakteri, jenis ini digolongkan dalam bakteri atrik (Dwidjoseputro, 1978). Bila bakteri tidak menunjukkan gerakan yang cepat dan perpindahan tempat saat diamati. Oleh karena itu dapat dipastikan  bahwa gerakan yang terjadi adalah gerak Brown (gerakan yang terjadi pada bakteri akibat adanya energi kinetik). Pada gerak Brown semua organisme bergetar dengan laju yang sama dan menjaga hubungan ruang yang tetap satu sama lain, sedangkan bakteri yang motil terus menerus bergerak kearah tertentu (Wesley & Wheeler, 1988).

C.  Alat dan Bahan

Alat: 1.  Mikroskop 2.  Kaca benda cekung 3.  Jarum inokulasi ujung lurus

4.  Jarum inokulasi ujung berkolong 5.  Kaca penutup 6.  Lampu spiritus 7.  Ent-kas Bahan: 1.  Biakan bakteri yang diperoleh dari kegiatan ke-II 2.  Akuades steril 3.  Kertas penghisap 4.  Alkohol 70%

5.  Medium lempeng 2 buah

 

6.  Medium miring 2 buah 7.  Lap 8.  Korek api 9.  Sabun cuci 10.  Lisol 11.  Tisu D.  Cara Kerja

Diambil sebuah kaca benda cekung yang bersih, lalu dilewatkan di atas api lampu spiritus.

Diambil sebuah kaca penutup yang bersih, lalu dilewatkan di atas api lampu spiritus.

Diteteskan satu ose akuades steril di atsa kaca penutup.

Secara aseptik, diambil sedikit inokulum yang berasal dari koloni bakteri yang akan diperiksa. (Dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi ujung lurus).

Disentuhkan inokulum ini pada tetesan akuades steril pada kaca penutup tersebut, lalu diratakan perlahan-lahan.

 

 

Ditelungkupkan bagian cekung dari kaca benda cekung tersebut tepat di atas kaca penutup yang telah diberi inokulum.

Dibalikkan dengan cepat kaca benda dan kaca penutup itu, diusahakan agar tetesan akuades tersebut menggantung dan terkurung di dalam cekungan kaca benda.

Diamati preparat ini di bawah mikroskop.

Dicatat bentuk sel dan kemampuannya untuk bergerak, lalu dimasukkan data ke dalam tabel hasil pengamatan.

E.  Hasil Pengamatan Tabel 1.1 Hasil pengamatan gerak bakteri

 No.

Jenis Koloni

Bentuk Sel Bakteri

Gerak Bakteri

1.

A

Basil

Gerak semu

2.

B

Kokus

Gerak semu

Sampel koloni bakteri yang digunakan yakni bakteri dari penanaman pada medium agar miring, yang terdiri dari koloni bakteri A dan koloni B. Bentuk sel bakteri dari koloni A  berbentuk basil dan bergerak secara semu. Sedangkan bentuk sel bakteri dari koloni B  berbentuk kokus dan dan bergerak secara semu pula.

 

F.  Analisis Data

Pengamatan gerak bakteri dilakukan dengan metode “tetesan bergantung”. Bakteri yang telah ditanam sebelumnya diamati dengan menggunakan kaca benda cekung, kemudian diamati menggunakan mikroskop. Pengamatan berfokus pada bentuk bakteri dan gerak tidaknya  bakteri tersebut. Berdasarkan pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut. Pada koloni  bakteri A, bakteri berbentuk basil, gerak bakteri kurang terlihat sehingga disebut gerak semu. Pada koloni bakteri B, bakteri berbentuk kokus, gerak bakteri juga terlihat semu.

G.  Pembahasan

Pada praktikum ini, diamati pergerakan pada bakteri. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Kemampuan suatu organisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas (Volk & Wheeler, 1993) untuk mengamati pergerakan bakteri dengan baik dapat dilakukan dengan metode “tetesan bergantung”. Metode ini bertujuan untuk mengamati gerak bakteri yang bebas bergerak (tidak berimpit kaca benda dan kaca penutup). Dalam  praktikum ini, digunakan aquades steril. Dari sediaan preparat “tetesan  “tetesan  bergantung” hanya dapat mengamati bakteri selama aquades dalam keadaan bergantung pada kaca penutup. Melalui preparat tersebut dapat dilihat bakteri yang bergerak. bergerak. Dari hasil pengamatan dalam  praktikum ini, kedua koloni bakteri yang diamati keduanya memiliki kemampuan bergerak. Kemampuan gerak pada kedua bakteri tersebut yaitu gerak Brown atau gerak semua. Gerak Brown (Brownian motion ) yaitu gerak dengan tidak berpindah tempat, melainkan pergerakan yang terjadi pada semua benda kecil di dalam air, disebabkan oleh pergerakan molekul air yang dipindahkan ke benda-benda kecil tersebut. (Fardiaz, 1992). Pada kedua bakteri tersebut  berkemampuan untuk melakukan Gerak Brown, dikarenakan kedua bakteri tersebut tidak mempunyai flagel dan gerakannya disebabkan oleh pergerakan molekul air yang saling  bertumbukan. Kebanyakan sel bakteri melakukan pergerakan dengan menggunakan flagel, akan tetapi ada bakteri yang tidak dapet bergerak karena tidak memiliki flagel. Hal ini senada dengan pernyataan Tarigan 1998 yang menyatakan bahwa gerak bakteri terjadi pada bakteri yang mempunyai flagel, karena flagel ini merupakan alat gerak bagi sel bakteri. Flagel merupakan bulu-bulu cambuk yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri dan da n letaknya berbeda beda tergantung pada spesiesnya.

 

H. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari praktikum gerak bakteri dapat disimpulkan bahwa: 1.  Bakteri memiliki kemampuan gerak. 2.  Bakteri pada koloni A bergerak semu. Bakteri pada koloni B bergerak Semu.

 

Daftar Pustaka

Dwijoseputro. 1978. Dasar-dasar 1978. Dasar-dasar Mikrobiologi. Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan Erlangga. Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta;PT Gramedia Pustaka Utama. Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi 1994. Mikrobiologi Umum. Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta; DIRJEN DIKTI Proyek Pengembangan. Volk, Swisley A & Margargareth F Wheeler.1988. Mikrobiologi Wheeler.1988. Mikrobiologi Dasar . Jakarta: Erlangga. Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi 1993. Mikrobiologi Dsar Jasad V. Jakarta; Erlangga.

 

Lampiran

Gerak bakteri pada koloni A yang berbentuk basil

 

 

Lampiran

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF