Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah

May 3, 2017 | Author: nathania margareth | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH ACARA I PENYIAPAN CONTOH TANAH

Oleh : Nama

: Nathania Margareth Yuspitadiana

NIM

: A1C114020

Rombongan

: 1 (Satu)

PJ Asisten

: Ratna Purwanti

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2015

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah berasal dari bahasa inggris “soil” yang bermakna lapisan yang menempati bagian atas kulit bumi. Tanah terdiri atas benda padat (bahan organik dan anorganik) serta air dan udara. Pengertian lain menyebutkan bahwa tanah adalah campuran dari batuan dan material serta bahan pelapukan. Tanah sangat berperan dalam kehidupan makhluk hidup di bumi karena tanah membantu pertumbuhan tumbuhan dengan menyediakan hara, air dan unsur-unsur yang diperlukan tumbuhan untuk tumbuh sekaligus sebagai penopang akar. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah padasatu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah.Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu. Adapula contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (core) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu. Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut contoh tanah satelit. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut contoh tanah komposit.

B. Tujuan 1. Untuk menetapkan kadar air dan derajat kerut tanah 2. Untuk mengenal contoh tanah dengan indra

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanah adalah material yang tidak padat yang terletak di permukaan bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA, Glossary of Soil Science Term). Tanah sebagai tubuh alam mempunyai berbagai macam fungsi utama, diantaranya pertama sebagai media tumbuhan tanaman yang menyediakan hara dan air. Kedua sebagai gudang unsur-unsur hara makro dan mikro serta mengatur penyediaan bagi tanaman. Ketiga sebagai tempat tunjangan mekanik akar tanaman. (Goeswono Soepardi, 1983) Tanah dari tempat ke tempat tanah berbeda. Misalnya pada lereng yang curam tanah tidak sedalam dan seproduktif seperti tanah yang terdapat di tempat yang datar. Sifat-sifat tanah yang dibentuk di daerah tropis akan berbeda dari tanah yang dibentuk di daerah sub tropis. Selain itu kita juga harus mempelajari tentang morfologi tanah tersebut untuk meningkatkan kualitas tanah guna meningkatkan produktivitasnya. (Goeswono Soepardi, 1983) Seorang ahli tanah menganggap tanah sebagai tubuh alam yang berdimensi dalam dan luas. Ia juga memandang tanah sebagai hasil kerja gaya-gaya pembangunan dan penghancur. Pelapukan bahan organik merupakan kejadian destruktif, sedangkan pembentukan mineral baru sepetii liat, dan perkembangan suatu horizon merupakan kejadian sintetik. (Goeswono Soepardi, 1983) Untuk mencari atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan 3 cara yaitu : pengambilan tanah dengan agregat utuh, pengambilan tanah tidak utuh dan pengambilan tanah utuh. 1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil samle), digunakan untuk penetapan-penetapan berat volume (bulk density), porositas tanah, kurva pH dan permeabilitas.

2. Contoh tanah dengan agregat utuh (undistrubed soil agregat), digunakan untuk penetapan agregat dan COLE (Coeffisient of Linear Extensibility). 3. Contoh tanah terganggu atau tidak utuh (disturbed soil sample), digunakan untuk penetapan-penetapan kadar air, tekstur, konsistensi dan batas-batas angka atterbeg warna dan sebagainya. Contoh tanah dari satu profil yaitu gabungan dari cara pengambilan contoh tanah utuh, tanah agregat utuh dan tanah terganggu/tidak utuh. (Hakim, 2007) Tanah tersusun atas : bahan mineral, bahan organik, udara dan air tanah. Horison adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukkan tanah. Horison-horison yang menyusun profil tanah dari atas ke bawah adalah : 

Horizon O adalah lapisan yang didominasi oleh bahan organik. Sebagian jenuh air dalam periode yang lama, atau suatu ketika pernah jenuh air, tetapi sekarang telah didrainase, sebagian yang lain tidak pernah 6 mengalami jenuh air. Sebagian besar horizon O tersusun dari serasah segar yang belum terdekomposisi atau sebagian telah terdekomposisi yang telah tertimbun di permukaan. Serasah seperti ini dapat berada di



atas permukaan tanah mineral atau tanah organik. (Dr. Ir. Suripin, 2002) Horizon A adalah horizon mineral yang terbentuk pada permukaan tanah atau di bawah suatu horizon O. Horizon ini memperlihatkan kehilangan seluruh atau sebagian besar struktur batuan asli dan menunjukkan salah satu atau kedua sifat berikut yaitu akumulasi bahan organik terhumifikasi yang bercampur sangat intensif dengan fraksi mineral, dan tidak di dominasi oleh sifat-sifat yang merupakan karakteristik horizon E atau B. Sifat-sifat yang merupakan akibat dari pengolahan tanah, pengembalaan



ternak atau jenis-jenis gangguan lain yang serupa. (M. Soepraptohardjo, 1987) Horizon E adalah horizon mineral yang kenampakan utamanya adalah kehilangan liat silikat, besi, alumunium atau beberapa kombinasi senyawa-senyawa tersebut,

meninggalkan suatu konsentrasi partikel-partikel pasir dan debu. Horizon ini memperlihatkan lenyapnya seluruh atau sebagian terbesar dari struktur batuan aslinya. Horizon E dibedakan dari horizon B di bawahnya dalam sequm tanah sama, oleh warna dengan value lebih tinggi atau chrome lebih rendah, atau keduanya, oleh tekstur yang lebih kasar atau oleh suatu kombinasi dari sifat-sifat tersebut. (M. 

Soepraptohardjo, 1987) Horizon B adalah dimana material pada horison A yang tercuci ke bawah berkumpul pada horizon B, atau zona akumulasi. Lapisan ini kadang agak melempung dan berwarna merah/coklat karat akibat kandungan hematit dan limonitnya. Kalsit juga dapat terkumpul di horizon B. Horizon ini sering disebut subsoil. Pada horizon B, material bumi yang masih keras (hardpan), dapat terbentuk pada daerah dengan iklim basah di mana mineral lepung, silika dan oksida besi terakumulasi akibat pencucian dari horizon E. Lapisan hardpan ini sangat sulit untuk digali/dibor. Akar tumbuhan akan tumbuh secara lateral di atasnya dan bukannya menembus lapisan ini, pohon-



pohon berakar dangkal ini biasanya terlepas dari akarnya oleh angin. (Pairunan, 1985) Horizon C adalah dimana material batuan asal yang belum seluruhnya lapuk yang berada di bawah horizon B. Material batuan asal ini menjadi subjek pelapukan mekanis maupun kimiawi dari frost action, akar tumbuhan, asam organik, dan agen lainnya. Horizon C merupakan transisi dari batuan asal (sedimen) di bawahnya dan soil yang berkembang di atasnya. Horison ini merupakan lapisan bahan induk tanah yang telah mengalami pelapukan. Proses pelapukkan yang terjadi pada horison ini baru pada tahap pelapukan fisik dan belum mengalami perubahan secara kimiawi.



Pengaruh mahluk hidup belum mencapai horison ini. (Buckman, 1992) Horizon R adalah batuan dasar tersementasi kuat sampai mengeras. Granit, basaly, kuarsit, batu gamping, dan batu pasir adalah contoh batuan dasar yang diberi simbol dengan huruf R. Lapisan R cukup kompak jika lembab sehingga cukup sulit di gali

dengan sekop walaupun lapisan tersebut dapat pecah berkeping-keping. (Dr. Ir. Suripin, 2002) Fraksinasi adalah penganalisisan sifat-sifat fisika tanah dengan cara memisahkan butir-butir primer tersebut. Untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan pengambilan tanah tidak terusik, terusik, dan agregat tidak terusik. (Cahyono Agus, 2009)

III. METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum penyiapan contoh tanah ini adalah mortir dan penumbuknya, saringan (2 mm, 1 mm, dan 0,5 mm), tambir untuk peranginan, kantong plastik dan spidol untuk menulis label. Bahan yang digunakan dalam praktikum penyiapan contoh tanah ini adalah contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapang dan sudah dikeringanginkan selama kurang lebih satu minggu.

B. Prosedur Kerja 1. Contoh tanah yang sudah dikeringanginkan ditumbuk dalam mortit secara hati-hati, kemudian diayak dengan saringan berturut-turut dari yang berdiameter 2 mm, 1 mm dan 0,5 mm. contoh tanah yang tertampung di atas saringan 1 mm adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm, sedang yang lolos saringan 0,5 mm adalah contoh tanah halus (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF