LAPORAN PRAKTIKUM BTA
July 17, 2018 | Author: Elina Indraswari | Category: N/A
Short Description
laporan praktikum untuk mengetahui bakteri tahan asam...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM PENGECATAN BAKTERI TAHAN ASAM
Elina Indraswari H1A012016 Kelompok A Dosen Pembimbing: dr. Dewi Suryani, M.InfectDis
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2014
BAB I 1.1 Latar Belakang
Pengecatan BTA merupakan salah satu teknik pengecatan diferensial yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi bakteri, terutama untuk genus mycobacterium. Terdapat beberapa metode pengecatan BTA, antara lain Ziehl-Neelsen (ZN), Kinyoun stain, Auramine-Rhodamine stain, dan lain-lain. Metode yang paling banyak digunakan adalah ZN stain.
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar pengecatan BTA
Untuk mendemonstrasikan pengecatan BTA
Untuk melakukan interpretasi hasil pengecatan BTA
BAB II METODE 2.1 Pembuatan Preparat Alat dan Bahan
Ose
Gelas objek
Lampu spiritus
Spesimen yang akan diperiksa
Cara Kerja
a) Menyalakan api spiritus. b) Membersihkan gelas objek yang telah disediakan dan memberikan label sesuai dengan identitas pada pot dahak. c) Memanaskan ose di atas nyala api sampai pijar merah dan dinginkan sebentar.
d) Membuka tutup pot dahak secara hati-hati dan mengambil satu ose dahak yang purulen kemudian menutup tutup pot dahak dengan segera. e) Menghapuskan dahak secara merata pada permukaan objek dengan putaran elips dari tengah ke luar sampai bentuk elips berukuran kurang lebih 2x3 cm. f) Memanaskan ose yang telah digunakan dan mengembalikan ose pada
tempatnya
dengan pegangan ose berada di bawah. g) Memanaskan gelas objek di atas api spiritus sambil diayunkan secukupnya sampai preparat kering atau terlihat warna putih. h) Preparat telah siap untuk dilakukan pengecatan
2.2 Pengecatan BTA Alat dan Bahan
Rak pengecatan
Keran air
Api bunsen
Carbol fuchsin 0,3%
HCl alkohol 3%
Methylene blue 0,3%
Preparat yang telah disiapkan
Tisu
Cara Kerja
a) Menggenangi preparat yang telah disiapkan dengan carbol fuchsin sampai menutupi semua preparat. b) Memanaskan preparat dengan cara melewatkan pada api bunsen secara berulang sampai tampak uap dan tidak sampai gosong. c) Menghentikan pemanasan dan membiarkan preparat selama 5 menit. d) Membilas preparat dengan air mengalir secara perlahan. e) Menuangkan HCl alkohol sampai warna luntur. f) Membilas preparat dengan air mengalir.
g) Menuangkan methylene blue sampai menutupi seluruh preparat dan membiarkan preparat selama 10-20 detik. h) Membuang sisa cat dan membilas dengan air mengalir secara perlahan. i) Mengeringkan preparat dengan mengangin-anginkan atau dengan menggunakan tisu tanpa menggosoknya. j) Preparat telah siap untuk dilihat di bawah mikroskop.
2.3 Interpretasi Hasil
Tidak ditemukan adanya BTA dalam preparat pada 20 lapang pandang.
BAB III HASIL DAN PENGAMATAN
Pada preparat yang telah dibuat sendiri, tidak ditemukan adanya bakteri tahan asam pada 20 lapang pandang. Pada preparat yang telah disediakan, ditemukan lebih dari 10 bakteri tahan asam pada tiap 20 lapang pandang. Pengamatan ini menggunakan mikroskop dengan perbesaran total 1000x. Jika terdapat kesalahan dalam pembuatan ataupun pengecatan preparat, hal tersebut dikarenakan kurangnya fiksasi saat dilakukan pemanasan pada pembuatan preparat. Kurangnya fiksasi tersebut dapat menghasilkan preparat yang tidak layak diamati. Selain itu, lamanya pemanasan setelah diberi carbol fuchsin juga mempengaruhi layaknya preparat untuk diamati. Hal tersebut berkaitan dengan lunturnya atau tidak terlihatnya bakteri karena pembuatan preparat yang tidak sesuai prosedur. Dalam pengambilan spesimen, diperlukan kehati-hatian agar tidak terciprat spesimen yang ada di dalam pot atau tempat dahak. Pengambilan pun dilakukan dengan membuka tutup secara perlahan dan saat membuka pot harus ada di sekitar api spiritus. Spesimen yang diambil adalah sputum yang purulen, yaitu berwarna kuning kehijauan dan kental. Hal tersebut berkaitan dengan kemungkinan besar adanya bakteri yang menginfeksi orang tersebut pada sputum yang purulen. Dalam interpretasi hasil, diberikan skala pada pembacaan preparat BTA. Skala tersebut adalah sebagai berikut:
Negatif
: Tidak ada BTA per 100 lapang pandang
Positif
: 1-9 BTA per 100 lapang pandang (hasil meragukan) (+)
: 10-99 BTA per 100 lapang pandang
(++)
: 1-10 BTA per lapang pandang (minimal 50 lapang pandang)
(+++) : > 10 BTA per lapang pandang (minimal 20 lapang pandang) Dengan adanya skala tersebut, didapatkan hasil pada preparat yang dibuat sendiri adalah negatif dan hasil pada preparat yang telah disediakan adalah positi tiga (+++). Pada saat pembuatan dan pengecatan preparat, diperlukan keamanan dalam bekerja di laboratorium. Hal tersebut tidak lain demi keamanan diri sendiri agar tidak tertular spesimen yang akan digunakan ataupun agar tidak terkena bahaya saat bekerja. Yang perlu dilakukan untuk pengamanan tidak terlalu rumit. Saat bekerja, yang harus digunakan adalah jas lab, alas kaki, sarung tangan, dan masker. Bagi perempuan yang memiliki rambut panjang, rambut perlu diikat atau dikuncir agar tidak terkena api, bahan kimia, ataupun spesimen. Dengan melakukan pengamanan pada diri sendiri, kita dapat terhindar dari bahaya saat bekerja di laboratorium.
View more...
Comments