LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK

April 13, 2019 | Author: Qashdina Sutrisni | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK  BIOMEDIK II

PRAKTIKUM I : TEKANAN OSMOTIK  KELOMPOK X

1.

Dedy Yusmardi

: 11171099

2.

Afzalul Zikri

: 11171100

3.

Sitti Wulandari

: 11171101

4.

Cut Mutia Gusti Nadi

: 11171102

5.

Qashdina Sutrisni

: 11171103

6.

Wahyuni Dwi Anggraini

: 11171104

7.

Delvie Faria Mayangsari

: 11171105

8.

Fachrun Nisa

: 11171106

9.

Maulana Bayhaqi

: 11171107

10. Indra Rezky S

: 11171108

11.  Nurriski Safira

: 11171109

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA 2012

PENDAHULUAN

Osmosis adalah kasus khusus dari transport pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membrane yang bersifat selektif permeable. Dalam system osmosis, dikenal larutan hypertonic(larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hypotonic (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), larutan isotonic (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasiterlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama).Proses osmosis juga banyak terjadi pada sel di alam .

Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletakpada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akanmendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, sepertibintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifatisotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik,maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkanlisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel  banyak kehilangan molekul air,sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan,untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, makadiperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.Oleh karena itu kami melakukan praktek untuk membuktikan peristiwa-peristiwa seputar osmosis. Dan merincikan kejadian-kejadian yang terjadiselama percobaan berlangsung dalam laporan ini

BAB.I TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi  permeabel (proses osmosis).

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut di bawah ini.

Sebuah tabung U bagian tengahnya dibatasi dengan membran semipermiabel (membran yang hanya bisa dilewati oleh molekul-molekul pelarut, dan tidak bisa dilewati oleh zat terlarut). Sebelah kiri diisi oleh larutan garam (gambar bulatan biru untuk molekul terlarut) dan sebelah kanan diisi dengan air (bulat an hijau untuk molekul air).

Molekul-molekul air dari kaki sebelah kanan akan mengalir ke bagian larutan yang ada di sebelah kiri melalui membrane semipermiabel, peristiwa inilah yang disebut sebagai osmosis. Pada keadaan nyata, molekul-molekul air dari larutan juga mengalir menuju bagian

kanan akan tetapi kecepatannya lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan mengalirnya molekul air menuju bagian larutan. Sampai akhirnya pada kesetimbangan maka kedua kaki  pada tabung U akan menunjukkan perbedaan ketinggian tertentu. (lihat gambar).

Perbedaan ketinggian tersebut tentu saja akan menimbulkan adanya perbedaan tekanan. Tekanan inilah yang disebut sebagai tekanan osmosis yang besarnya dapat dirumuskan;

dimana:

- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis. - Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain

disebut larutan Hipertonis. - Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis

Maanfaat Mempelajari Tekanan Osmotik 

Tekanan osmotik berpegaruh terhadap sel didalam tubuh, pengaruh tekanan osmotik   berhubungan dengan “osmoregulasi” yaitu mekanisme homeostatis suatu sel organisme untuk  mencapai kesetimbangan tekanan osmotik dengan lingkungannya. Jika tekanan osmotik  didalam sel dengan luar sel seimbang maka dikatakan sebagai keadaan isotonik pada keadaan ini volume sel tidak mengalami perubahan volume. Jika tekanan osmotik didalam sel lebih  besar maka cairan dalam sel bisa keluar sehingga sel akan mengkerut, sebaliknya disebut hipotonik yaitu liquid diluar sel akan masuk ke sel sehingga sel akan bertambah besar.

BAB. II ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Gelas ukur  2. Timbangan 3. Pisau Silet 4. Stopwacth

Bahan : 1. Wortel 2. Kentang 3. Larutan glukosa 4. Larutan NaCl 5. Aquades

BAB .III PROSEDUR KERJA

A. Percobaan Pada Solanum Tuberosum

1. Siapkan alat dan bahan 2. Kupas kentang menjadi 3 potongan 3. Memotong dengan ukuran yang sama persis 4. Menimbang masing-masing potongan sehingga mendapatkan hasil berat yang sama 5. Mencatat hasil massa potongan kentang 6. Siapkan 3 gelas ukur yang masing-masing diisi dengan larutan. -

Gelas ukur A

: Larutan Glukosa

-

Gelas ukur B

:Larutan Aquades

-

Gelas ukur C

:Larutan NaCl

7. Masukkan potongan kentang pada gelas ukur yang tel ah disiapkan 8. Tunggu sekitar 30 menit lalu di angkat dan ditimbang kembali 9. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan

B. Percobaan Pada Daucus Carota

1. Siapkan alat dan bahan 2. Kupas wortel menjadi 3 potongan 3. Memotong dengan ukuran yang sama persis 4. Menimbang masing-masing potongan sehingga mendapatkan hasil berat yang sama 5. Mencatat hasil massa potongan wortel 6. Siapkan 3 gelas ukur yang masing-masing diisi dengan larutan. -

Gelas ukur A

: Larutan Glukosa

-

Gelas ukur B

:Larutan Aquades

-

Gelas ukur 3

:Larutan NaCl

7. Masukkan potongan wortel pada gelas ukur yang telah disiapkan 8. Tunggu sekitar 30 menit lalu di angkat dan ditimbang kembali 9. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan

BAB.IV HASIL PENGAMATAN

1. Table hasil pengamatan pada kentang/ solanum tuberosum : Larutan

Sebelum

Sesudah

Keadaan Pada Kentang

A

Glukosa

43.5 gr

42 gr

Hipotonik 

B

Aquades

43.5 gr

43.5 gr

Isotonic

C

NaCl

43.5 gr

44.3 gr

Hipertonik 

2. Table hasil pengamatan pada wortel/ daucus carota: Larutan

Sebelum

Sesudah

Keadaan Pada Wortel

A

Glukosa

2 gr

1.8 gr

Hipotonik 

B

Aquades

2 gr

2 gr

Isotonic

C

NaCl

2 gr

2,1 gr

Hipertonik 

BAB IV PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan terhadap percobaan yang dilakukan bahwa: Pada percobaan

:

1. - Keadaan kentang pada larutan glukosa : berat kentang berkurang yang menunjukkan sifat kentang terhadap larutan glukosa adalah hipotonik  -

Keadaan kentang pada larutan aquades : berat kentang sama seperti sebelumnya yang menunjukkan sifat kentang terhada aquades adalah isontonik 

-

Keadaan kentang pada larutan NaCl : berat kentang lebih bertambah yang menunjukkan sifat kentang terhadap larutan NaCl adalah hipertonik 

2. - Keadaan wortel pada larutan glukosa : berat wort el berkurang yang menunjukkan sifat wortel terhadap larutan glukosa adalah hipotonik  -

Keadaan wortel pada larutan aquades : berat wortel sama seperti sebelumnya yang menunjukkan sifat wortel terhada aquades adalah isontonik 

-

Keadaan wortel pada larutan NaCl : berat wortel lebih bertambah yang menunjukkan sifat wortel terhadap larutan NaCl adalah hipertonik 

BAB V KESIMPULAN

Setelah kami melakukan percobaan dan pengamatan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada kentang, wortel dan cairannya. Kami dapat menarik kesimpulan : 1. Air atau cairan akan berpindah melalui membrane semipermeabel, jika terdapat  perbedaan kekentalan diantara cairan yang dipisahkan oleh membrane. Air akan  berpindah dari yang lebih encer(hipotonik) kecairan yang lebih pekat(hipertonik). 2. Pada percobaan yang menggunakan larutan glukosa yang bersifat hipertonik maka cairan yang berada pada kentang atau wortel yang bersifat hipotonik cenderung  berpindah dari dalam kentang atau wortel ke larutan glukosa 3. Pada percobaan yang menggunakan aquades yang bersifat isotonic dimana konsentrasi zat terlarut antara aquades dan kentang atau wortel itu sama sehingga tidak terjadi perpindahan cairan. 4. Pada percobaan yang menggunakan larutan NaCl yang bersifat hipotonik maka larutan NaCl cenderung berpindah ke dalam kentang atau wortel yang bersifat hipertonik 

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. EGC; Jakarta Sherwood, Lauralee.1996. Fisiologi Manusia Dari Sistem Ke Sistem. EGC; Jakarta

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF