Laporan Praktikum Biologi Umum Metabolisme Adela Meiske Putri

May 13, 2018 | Author: TomiTriRachmadi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

k...

Description

Laporan Praktikum Biologi Umum (MKP-101) ACARA VI. METABOLISME

Disusun Oleh Nama

: Adela Meiske Putri

NPM

: E1J014116

Tanggal Praktikum : Kamis, 27 November 2014 Shift

: C1 / Kamis, 12.00  –  14.00  14.00

Dosen Pembimbing

: Dr. Ir., M. Taufik , MS

Co-Ass

: Kas Andika Putri Reni Andista

LABORATORIUM AGRONOMI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Metabolisme berasal Metabolisme  berasal dari dar i bahasa yunani “ metabole” yang berarti perubahan. Metabolisme kadang juga diartikan pertukaran zat antara suatu sel atau suatu organisme secara keeluruhan dengan lingkungannya. Salah satu aktivitas  protoplasma yang penting ialah pembentukan sel baru dengan cara pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan maka protoplasma akan aktif mengumpulkan serta mensintesis karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyawa organik kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesis itu ialah unsur-unsur anorganik yang diserap oleh akar gula yang dibentuk dari karbondioksida dan air dalam proses fotosintesis. Dengan demikian metabolisme pada organisme multiseluler juga mencakup masalah penyerapan air serta senyawa-senyawa organik dari dalam tanah serta pengangkutan nutrien ke tempat sintesa. Sistem penyerapan serta transportasi nutrien sangat penting bagi tumbuhan maupun hewan. Pada tumbuhan maupun hewan yang belum mengikuti struktur organisasi yang rumit, pengangkutan zat hara serta pertukaran zat dan hasil metabolisme cukup dari sel ke sel dengan menembus membran plasma dan  berlangung baik secara aktif maupun pasif . penyerapan atau pengangkutan pasif  berlangsung antara lain secara osmosis. Sementara penyerapan secara aktif  berlangsung dengan menggunakan energi yang dihasikan dari respirasi berupa ATP.

1.2

Tujuan

1. Mengetahui proses difusi dan osmosis pada organisme hidup 2. Mengetahui proses terjadinya plasmolilis dan deplasmolisis pada sel-sel tumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Difusi adalah gerakan pasif molekul dalam larutan yang berkonsentrasi tinggi ke yang berkonsentrasi lebih rendah. Molekul memiliki energi kinetik intrinsik yang disebut gerak termal(kalor). Suatu akibat gerak termal ialah difusi, kecenderungan moleku lsetiap zat untuk menyebar ke seluruh ruangan yang ada (Campbell, 2002 ). Osmosis merupakan suatu proses difusi air melalui selaput permeable secara diferensial dari suatu tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang  berkonsentrasi rendah. Perbedaan kepekatan menyebabkan terjadinya proses ini. Konsentrasi yang dimaksudkan adalah konsentrasi pelarutnya yaitu air. Pertukaran air antara sel dan lingkungannya adalah suatu faktor yang begitu penting sehingga memerlukan penanaman khusus yaitu osmosis. Dengan adanya suatu proses osmosis, suatu osmosis dapat dikatakan permeabel apabila semua jenis impermeabel. Suatu selaput dapat dikatakan permeabel apabila semua jenis molekul dalam cairan yang ada di sekelilingnya dapat merembes melewati selaput atau plasma tersebut. Apabila dalam beberaa jenis molekul dalam cairan yang ada di sekelilingnya yang dapat melewatinya, selaput ini dikatakan selaput semipermeabel. Sedangkan yang dimaksud dengan selaput impermeabel adalah sel;aput yang tidak bisa dilewati oleh  jenis molekul apapun (Charis, 1996). 1996). Plasmosis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel jika adanya  penurunan volume vakuola yang sangat besar. Hal ini dapat dilihat pada sel spirogyra yang diletakkan pada larutan hipertonik terhadap sitosol sel tersebut, maka air yang  berada dalam vakuola merembes keluar sel, akibatnya protoplasma mengkerut dan terjadi plasmolisis (Krisdianto, 2005). Deplasmolisis adalah proses kembalinya ke dalam bentuk semula apabila lingkungan sel tersebut diganti dengan larutan yang hipotonik (lebih encer dari larutan sel. Proses ini disebut dengan plasmolisis keadaan ini dapat kembali ke keadaan semula apabila lingkungan tersebut diganti dengan larutan hipertonik. Proses ini disebut dengan desplasmolisis (Salisbury, 1995).

BAB III METODE KERJA (METODOLOGI)

3.1 Alat dan Bahan

Pipet tetes

Silet

Kristal CuSO4

Mikroskop

Aquadest

Stopwatch

Erlenmeyer

Kentang

Gelas objek

Daun bangka-bangkaan

Sukrosa 15% dan 20%

( Rhoeo  Rhoeo discolor )

Gelas penutup

3.4

Skema kerja / Cara kerja 

Melihat terjadinya difusi (larutan tanpa diaduk)

1. Meneteskan larutan metilen biru pekat ke dalam gelas piala yang berisi aquades dan mengamati penyebaran warna biru dari metilen biru. 2. Memasukkan kristal CuSO4

ke dalam gelas piala berisi aquades dan

mengamati penyebaran warna biru kristal CuSO 4 3. Melihat

dan

mencatat

waktu

sampai

larutan

merata,

kemudian

menggambarkan dan menjelaskan hasil pengamatan 

Melihat terjadinya difusi (larutan diaduk)

1. Meneteskan larutan metilen biru pekat ke dalam gelas piala yang berisi aquades dan mengaduk larutan dengan menggunakan batang pengaduk 2. Mengamati penyebaran warna biru dari metilen biru. 3. Memasukkan kristal CuSO4

ke dalam gelas piala berisi aquades dan

mengamati penyebaran warna biru kristal CuSO 4 4. Melihat

dan

mencatat

waktu

sampai

larutan

merata,

menggambarkan dan menjelaskan hasil pengamatan 

Melihat terjadinya osmosis

1. Mengupas kentang dan melubangi bagian tengahnya 2. Isi gliserin pada lubang kentang tersebut dan memberi tanda

kemudian

3. Meletakkan potongan kentang yang telah diberi gliserin tersebut pada gelas  piala yang telah diberi air dan eosin. Menjaga kentang jangan sampai air melimpah masuk ke permukaan kentang. 4. Biarkan lebih kurang 15menit dan mengamati permukaan gliserin pada lubang kentang. 5. Mencatat dan meggambarkan hasil pengamatan 

Plasmolisis dan deplasmolisis pada daun bangka-bangkaan bangka-bangkaan ( R hoeo hoeo discolor  discolor )

1. Menbuat sayatan dari permukaan bagian daun  Rhoeo discolor (bagian  berwarna ungu merah). 2. Meletakkan sayatan pada kaca objek dan meneteskan aquades pada sayatan serta menutupnya dengan kaca penutup 3. Mengamati sediaan dengan menggunakan mikroskop. Apabila sel-sel daun  Rhoeo discolor sudah nampak jelas, selanjutnya meneteskan larutan sukrosa  pada salah satu s atu tepi gelas penutup dan pada tepi lainnya menempelkan kertas  penghisap (kertas saring) sehingga aquades akan tertarik oleh kertas  penghisap dan medium syatan syatan diganti dengan larutan sukrosa. 4. Mengamati sediaan kedua dengan menggunakan mikroskop selama 5 menit dan mencatat semua perubahan terutama waktu terjadinya deplasmolisis. 5. Lengkapi gambar awal sel: a. Gambar plasmolisis  b. Gambar deplasmolisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan Pengamatan

1. Tabel pengamatan difusi (tanpa diaduk) Waktu

Menit ke-1

Presentase

Keterangan

 penyebaran warna 15%

Metilen biru menyebar sedikit dan lambat di dalam aquades Metilen biru telah menyebar di sekitar

Menit ke-2

35%

 pertengahan aquades dan pergerakan sedikit lebih cepat

Menit ke-3

55%

Setelah

diberi

CuSO 4

 penyebar

dan

 pergerakan warna biru semakin cepat Metilen biru menyebar lebih dari setengah

Menit ke-4

70%

aquades

tetapi

pergerakan

kecepatannya

 berkurang Menit ke-5

80%

Metilen biru menyebar hampir memenuhi aquades

tetapi

pergerakan

kecepatannya

semakin lambat

Tabel pengamatan difusi (dengan diaduk) Waktu

Presentase

Keterangan

 penyebaran warna

Pada detik ke 30, penyebaran dan pergerakan Detik ke-30

60%

metilen biru cepat saat diaduk menggunakan  batang pengaduk Setelah

Menit ke-1

90%

ditambahkan

kristal

CuSO4 dan

diaduk penyebaran warna biru semakin cepat dan menyebar ke seluruh bagian aquades

2. Tabel pengamatan osmosis Perlakuan

Menit ke-5 Bentuk

Potongan kentang yang diberi gliserin

mengkerut warna

kentang dan menjadi

Menit ke-20 mulai berubah agak

kemerahan

Bentuk

kentang

semakin

menyusut dan mengkerut dari

bentuk

semula

dan

warna menjadi kemerahan

. 4.2. Pembahasan

Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena konsentrasi di luar sel lebih tinggi daripada di dalam sel, begitu sebaliknya dengan  proses deplasmolisis. Percobaan tentang proses plasmolisis dan deplasmosisi, kami menggunakan daun  Rhoe discolor   sebagai sebagai objek. Pada saat daun  Rhoe discolor  ditetesi  ditetesi media air dapat dilihat sel daun berwarna ungu kehijau-hijauan dan sel-selnya masih bersatu serta stomatanya masih tertutup, hal ini dikarenakan karena adanya klorofil. Tetapi setelah ditetesi dengan menggunakan sukrosa 0,2 M terjadi perubahan warna dari yang semula berwarna ungu berubah menjadi warna  putih dan sel-selnya merenggang serta stomatanya terbuka.

Peritiwa ini

menandakan bahwa terjadi peristiwa plasmolisis, yang disebabkan karena terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada pada larutan hipotonik. hipotonik. Ketika ditetesi kembali dengan air, keadaan sel kembali seperti yang pertama yaitu  berwana ungu tapi warnanya lebih muda. Hal ini membuktikan bahwa terjadi  peristiwa deplasmoisis, dimana sel kembali seperti keadaan semula jika ji ka lingkungan diganti dengan larutan hipotonik. 

Osmosis adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah melalui membran semipermeable.



Difusi adalah proses pergerakan acak partikel-pertikel gas, cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah



Osmosis harus melewati membran. Jadi jika terjadi perpindahan pelarut tanpa melalui membran selektif semipermeabel bukanlah osmosis tetapi peristiwa tersebut adalah difusi.



Dalam peristiwa osmosis, didapatkan bahwa kentang yang ada di dalam wadah  berisi larutan gliserin akan menjadi lebih lunak dari sebelumnya. Hal ini terjadi

karena cairan air gliserin dianggap sebagai pelarut yang bersifat hipertonik, sehingga kentang menjadi lebih keras dan menggembung. Hal ini karena air adalah larutan yang bersifat hipotonik akibatnya air akan masuk ke dalam sel sehingga sel menjadi menggembung dan menjadi lebih keras dari sebelumnya. 

Plasmolisis adalah lepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel tumbuhan. Plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya  plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai s ampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel  pada larutan bersalinitas bersalinit as tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.



Deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis, yaitu menyatunya kembali membran plasma yang telah lepas dari dinding sel. Deplasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipotonik, sel tumbuhan akan menyerap air dan  juga tekanan turgor meningkat. Banyaknya air yang masuk ke dalam sel akan menyebabkan terjadinya deplasmolisis. Membran plasma akan mengembang sehingga akan melekat kembali pada dinding sel.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 1.

Difusi akan lebih cepat bereaksi apabila interaksi antara zat pelarut dan pelarut dipercepat.

2.

Osmosis merupakan proses difusi yang melewati atau menembus membran semipermeabel.

3.

Plasmolisis terjadi karena cairan dari dalam sel berdifusi keluar dan menyebabkan sitoplasma mengkerut.

4.

Deplamolisis akan terjadi jika suatu sel yang mengalami plasmolisis dimasukkan ke dalam cairan yang hipotonis sehingga sitoplasma mengembang kembali.

5.2 Saran

Praktikan hendaknya mempelajari terlebih dahulu materi praktikum sebelum masuk ke dalam laboratorium sehingga tidak mengalami kesulitan ketika melakukan praktikum. Serta pastikan alat-alat yang digunakan untuk praktikum tidak mengalami masalah atau rusak, sehingga dapat digunakan sesuai dengan  prosedur.

DAFTAR PUSTAKA

Champbel, Neil A. 2002. Bioligi 2002.  Bioligi Jilid II Edisi Kelima. Kelima. Jakarta: Erlangga Charis. 1996. Biologi 1996. Biologi Umum I . Erlangga: Jakarta. Krisdianto. 2005. Penuntun 2005. Penuntun Biologi. Biologi. Erlangga : Jakarta. Salisbury, B. Frank. 1995. Fisiologi 1995.  Fisiologi Tumbuhan jilid 1. 1. ITB: Bandung

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF