Laporan Praktikum Biologi Mulut III
December 17, 2018 | Author: Nirwana Laksmita Murti | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Praktikum Biologi Mulut III...
Description
Laporan Praktikum Biologi Mulut III
PEMERIKSAAN BAHAN ASAL KLINIK KEDOKTERAN GIGI Disusun sebagai salah satu prasyarat mata kuliah Biologi Mulut III
Oleh: Nirwana Laksmita Murti 07 / 257696 / KG / 8246 Kelompok C6
LABORATORIUM BIOLOGI MULUT III FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010
PEMERIKSAAN BAHAN ASAL KLINIK KEDOKTERAN GIGI Nirwana Laksmita Murti 07/257696/KG/8246 ABSTRACT Candida albicans is a dimorphism yeast that typically exist in the mouths of up to 45% of the adult human, population and can be cultured frequently from the stools of normal healthy individuals. Candida albicans is the most frequent etiology agent and is capable of causing any of the clinical types of candidiasis. Corn Meal Agar is used for the cultivation of pathogenic fungi. It is particularly useful in demonstrating chlamydospore production and chromogenesis of certain dermatophytes. The aim of this study is to understanding material clinic’s examination in dentistry. Candida albicans cultured on Saboraud agar with 37oC during 48 hours. Next, Candida albicans’ colony was took on corn meal agar with steril sharp ose and punctured with 45O angle. Corn meal agar cultured on 30oC during 48 hours. The result of this study showed clamydospora, cluster blastoconidia and pseudohypha on corn meal agar. The fact showed that is Candida albicans. Key word: Candida albicans, klamidospora, corn meal agar, saboraud agar. PENDAHULUAN Candida albicans adalah fungi yang dapat ditemukan pada rongga (cavitas) manusia (rektum, oral, vagina, uretra, hidung, telinga) dan kulit. (Boriollo,2005). Organisme ini tidak berbahaya pada sekitar 20-40% individu sehat. Fungi dapat menyebabkan
penyakit
mukosa
oral
,
khususnya
pada
individu
immunocompromised. Terdapat beberapa perbadaan struktural dan metabolik antara fungi dengan mikroba oral lainnya, dan perbedaan ini berpengaruh terhadap pathogenesis yang ditimbulkannya.(Lamont, 2006). Spesies Candida, terutama C. albicans dapat hidup sebagai mikroorganisme komensal(commensal microorganism) pada individu sehat, tetapi mikroorganisme ini mampu menyebabkan infeksi jika ada predisposisi kondisi yang berhubungan dengan host. Kemampuan infektif yeast ini juga tergantung pada produksi beberapa faktor virulensi seperti germ tube, protease dan fosfolipase. Candida dapat tumbuh pada suhu 37 º C. (Ribeiro, 2010) Fungi dapat dikultur dari spesimen klinis pada saboraud agar. Antibiotik seperti kloramfenikol dan gentacimin dapat dimasukkan pada saat pembuatan agar untuk menghambat pertumbuhan bakteri dari sampel. Terdapat beberapa metode untuk mengidentifikasi fungi. Salah satunya adalah pemeriksaan mikroskopik yang dapat memberikan informasi morfologi selular fungi : adanya yeast atau hifa, spora,
conidia, atau kapsul. Candida albicans akan menghasilkan hifa jika diinkubasi dalam fetal calf, bovine, rabbit, atau human serum pada suhu 37 0 C selama 3 jam. (Lamont, 2006) Di laboratorium, jamur dan yeast dipelajari dengan metode kultur yang sama dengan metode kultur pada bakteri. Sebagian besar fungi memerlukan oksigen dalam pertumbuhannya. Ketika diinokulasikan pada media, fungi tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan bakteri, sehingga fungi akan berkompetisi dengan bakteri dalam mendapatkan makanan. Oleh karena itu diperlukan media khusus untuk fungi, salah satunya adalah Saboraoud dextrose agar yang terdiri atas 4% gula (sugar) serta dengan rentang pH 5-6. Media ini dapat menjadi media yang baik bagi pertumbuhan fungi. (Wistreich, 1997). Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan agar praktikan mampu melakukan pemeriksaan bahan asal klinik kedokteran gigi. BAHAN DAN CARA Praktikum dilakukan di Laboratorium Research Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Subjek praktikum adalah Candida albicans, spesimen diambil dan dikultur sesuai dengan prosedur berikut ini yaitu pertama-tama dilakukan penanaman pada Saboraud Agar. Sampel diambil dengan cara swab dari rongga mulut, kemudian dioleskan pada Saboraud Agar. Selanjutnya kultur diinkubasi pada suhu 35-37oC selama 48 jam. Setelah tumbuh koloni, dilakukan pengambilan 1 koloni Candida albicans dengan ose bulat steril, lalu dimasukkan dalam 0,5 ml horse serum di mikrotube, digetarkan secara ringan dan dilanjutkan inkubasi selama 3 jam pada suhu 35-37oC. Satu tetes larutan tersebut kemudian ditaruh pada deck glass ditutup dengan glass cover slip dan dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop pada perbesaran 40. Pada mikroskop terlihat gambaran berbentuk ‘tabung benih’ (germ tube). Kemudian gambaran tersebut diamati dan difoto atau digambar. Gambar Alat dan bahan yang diperlukan dapat dilihat pada lampiran . Penanaman pada corn meal agar dilakukan dengan cara satu koloni Candida albicans pada biakan primer Saboraud agar diambil menggunakan ose tajam steril, lalu ose tersebut ditusukkan pada corn meal agar dengan sudut tusukan 45o sebanyak 4 tusukan. Jarak tusukan pertama dengn tusukan kedua ± 1,5 cm. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
1,5 cm
1,5 cm
Cara penanaman koloni Candida albicans Setiap 2 tusukan ditutup dengan glass cover slip, kemudian kultur diinkubasi pada suhu 30oC selama 48 jam. Kultur selanjutnya diamati pada mikroskop inverted atau cover slip diambil dan diletakkan pada gelas objek kemudian koloni Candida albicans digambar / difoto, terutama pada bagian-bagian yang menunjukkan klamidospora, cluster blastoconidia, pseudohifa. HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN Morfologi koloni C. albicans pada medium padat agar Sabouraud, umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin dan kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah tua. Umur biakan mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, C. albicans tumbuh di dasar tabung. Pada medium tertentu, di antaranya agar tepung jagung (corn-meal agar), agar tajin (rice-cream agar) atau agar dengan 0,1% glukosa terbentuk klamidospora terminal berdinding tebal dalam waktu 24-36 jam. Kandungan kloramfenikol pada medium agar adalah untuk untuk
menghambat
pertumbuhan bakteri dari sampel. Pepton pada medium adalah protein enzimatis yang diperoleh dari hewan maupun sayuran. Pepton terdiri atas campuran asam amino, karbohidrat, garam mineral, dan polipeptida sehingga dapat menjadikan medium yang kompleks pada kultur C. albicans. C. albicans dapat tumbuh pada suhu 37oC dalam kondisi aerob atau anaerob. Pada kondisi anaerob, C. albicans mempunyai waktu generasi yang lebih panjang yaitu 248 menit diandingkan dengan kondisi pertumbuhan aerob yang hanya 98 menit. Walaupun C. albicans tumbuh baik pada media padat tetapi kecepatan pertumbuhan lebih tinggi pada media cair dengan digoyang pada suhu 37oC. Pertumbuhan juga lebih cepat pada kondisi asam dibandingkan dengan pH normal atau alkali (Biswas dan Chaffin. 2005). Pada media Sabaroud dextrose agar atau glucose-yeast extract- peptone water C. albicans berbentuk bulat atau oval yang biasa disebut dengan bentuk khamir dengan ukuran (3,5-6) x (6-10) μm. Koloni
berwarna krem, agak mengkilat dan halus. Pada media corn meal agar dapat membentuk
klamidospora
dan
lebih
mudah
dibedakan
melalui
bentuk
pseudomiselium (bentuk filamen). Pada pseudomiselium terdapat kumpulan blastospora yang bisa terdapat pada bagian terminal atau intercalary (Lodder. 1970). Walaupun C. albicans tumbuh baik pada media padat tetapi kecepatan pertumbuhan lebih tinggi pada media cair dengan digoyang pada suhu 37oC. Pertumbuhan juga lebih cepat pada kondisi asam dibandingkan dengan pH normal atau alkali (Biswas dan Chaffin. 2005). Sedangkan menurut (Wistreich, 1997) C. Albicans tumbuh pada medium dengan rentang pH 5-6. KESIMPULAN Pada pemeriksaan spesimen setelah penanaman di corn meal agar terlihat klamidospora, kluster blastoconidia dan pseudohifa sebagai ciri khas yang hanya dapat ditemui pada Candida albicans.
DAFTAR PUSTAKA Biswas SK and Chaffin WL. 2005. Anaerobic Growth of C. albicans Does Not Support Biofilm Formation Under Similar Conditions Used For Aerobic Biofilm. Curr Microbiol (Epub ahead of print). Boriollo, M.F.G et al. 2005. Multilocus enzyme electrophoresis typing of Candida albicans populations isolated from healthy children according to socioeconomic background. Revista Brasileira de Epidemiologia. Rev. bras.epidemiol. vol.8 no.1 São Paulo. Lamont, R.J et al. 2006. Oral Microbiology and Immunology. ASM Press. USA. Lodder J. 1970. The Yeast ; A Taxonomic Study. Nort-Holland Publishing Company. Ribeiro, A.S et al. 2010. Epidemiology and phospholipase activity of oral Candida spp. among patients with central nervous system diseases before and after dental cleaning procedure. Brazilian Journal of Microbiology. Braz. J.Microbiol. vol.41 no.1 São Paulo. Wistreich, G.A. 1997. Microbiology Laboratory : Fundamentals and Applications. Prentice-Hall Inc. USA.
View more...
Comments