Laporan Praktikum Biokimia Ternak
September 9, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Praktikum Biokimia Ternak...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TERNAK ACARA V GAS TEST
DI SUSUN OLEH: KELOMPOK V ERLINA A. SULUNG SADEWA MONALISA P.A.
05955
FERONI ARIZ TRI WANTURI
05807
DODI SALEH
ASISTEN : ISTI RAHMAWATI
LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2011
ACARA V GAS TEST Tujuan Praktikum
Mengetahui produksi gas fermentasi.
Dasar teori Sistem Pencernaan Ruminansia Pencernaan adalah rangkaian
proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan makanan selama berada di adalam alat pencernaan. Proses pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. Perut ternak ruminansia dibagi menjadi 4 bagian, yaitu retikulum (perutjala), rumen (perut beludru), omasum (perut bulu), dan abomasum (perut sejati).
Dalam studi fisiologi ternak ruminasia, rumen dan retikulum sering dipandang sebagai organ tunggal dengan sebutan retikulorumen. Omasum disebut sebagaiperut buku karena tersusun dari lipatan sebanyak sekitar 100 lembar. Fungsi omasum belum terungkap dengan jelas, tetapi pada organ tersebut terjadi penyerapan air, amonia, asam lemak terbang dan elektrolit. Pada organ ini dilaporkan juga menghasilkan amonia dan mungkin asam lemak terbang(Frances dan Siddon, 1993). Termasuk organ pencernaan bagian belakang lambung adalah sekum, kolon dan rektum. Pada pencernaan bagian belakang tersebut
juga terjadi aktivitas fermentasi. Namun belum banyak informasi yangterungkap tentang peranan fermentasi pada organ tersebut, yang terletak setelahorgan penyerapan utama. Proses pencernaan pada ternak ruminansia dapat terjadi secara mekanis di mulut, fermentatif oleh mikroba rumen dan secarahidrolis oleh enzim-enzim pencernaan Pada sistem pencernaan ternak ruminasia terdapat suatu proses yang disebut memamah biak (ruminasi). Pakan berserat (hijauan) yang dimakanditahan untuk sementara di dalam rumen. Pada saat hewan beristirahat, pakanyang telah berada dalam rumen dikembalikan ke mulut
(proses
regurgitasi),untuk
dikunyah
kembali
(proses
remastikasi), kemudian pakan ditelan kembali (proses redeglutasi). Selanjutnya
pakan
tersebut
dicerna
lagi
oleh
enzim-enzim
mikroba rumen.
Kontraksi
retikulorumen
yang
terkoordinasi
dalam
rangkaianproses tersebut bermanfaat pula untuk pengadukan digesta inokulasi
danpenyerapan
retikulorumen juga
nutrien.
bermanfaat
Selain
itu kontraksi
untukpergerakan
digesta
meninggalkan retikulorumen melalui retikulo-omasal orifice(Tilman et al. 1982). Di dalam rumen terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya.Mikroba rumen dapat dibagi dalam tiga grup utama yaitu bakteri, protozoa danfungi (Czerkawski, 1986). Kehadiran fungi di dalam rumen diakui sangatbermanfaat bagi pencernaan pakan serat, karena dia membentuk koloni pada jaringan selulosa pakan. Rizoid
fungi tumbuh jauh menembus dinding sel tanaman sehingga pakan lebih terbuka untuk dicerna oleh enzim bakteri rumen. Kriteria utama kualitas pakan ternak sangat ditentukan oleh tingkat kecernaannya. Tetapi sejauh ini teknologi untuk mengetahui tingkat kecernaan
satu
jenis
bahan
baku
pakan
metodenya amat rumit dan memerlukan waktu yang relatif lama.
‘Gas Test’ adalah sebuah
metode uji alternatif yang dapat dipilih untuk mengukur kecernaan pada hewan ruminansia dengan hasil relatif lebih cepat serta tidak memerlukan hewan percobaan. Prinsip dasar dari metode gas test merupakan pengembangan dari in vitro. Metode ini mencoba menyempurnakan sistem kerja dari metode in vitro sebelumnya, dengan mengukur volume gas yang dihasilkan sebagai parameter untuk menilai kecernaan, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Kelebihan metode ini selain dapat menghitung
kecernaan
bahan,
juga
dapat
digunakan
untuk
menentukan besarnya energi termetabolis (EM) serta dapat pula untuk menghitung produksi asam lemak atsiri (volatile) atau VFA yang merupakan asam lemak penentu produksi dan kualitas susu dan daging. Kelebihan lain dari metode ini adalah dapat mengetahui aktivitas zat anti-nutrien yang merupakan zat yang dapat menghambat proses pencernaan bahan pakan. Seperti halnya pengujian pakan hijauan dari legume (kacang-kacangan) yang memiliki kadar tannin
yang relatif tinggi. Dalam proses pencernaan, tannin menghambat proses penguraian bahan-bahan yang mengandung protein tinggi. Melalui pemakaian gas test ini, aktivitas tannin dapat diketahui dengan pengujian menggunakan penambahan PEG (polyethylene glycol) sebagai diterminannya. PEG merupakan suatu zat yang sengaja ditambahkan untuk menekan aktivitas tannin. Indikasi tannin dapat menghambat kecernaan dapat dilihat dari penurunan produksi gas jika bahan pakan (seperti legume) tidak ditambahkan PEG (anugaraja, 2010)
MATERI DAN METODE
MATERI Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain termos, pompa hisap, syringe, pipet tetes, penyaring, labu ukur, magnetic stirer . Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, bahan pakan, cairan rumen, gas CO2, disodium hidrogen fosfat, MgSO4, potasium dihidrogen phosphate, sodium hidrogen carbonat, ammonium hydrogen carbonat, calsium chloride, mangan chloride, cobalt chloride, Iron chloride, Resazurin 0,1%, sodium hydrixide, sodium sulphide, vaselin. METODE Preparasi sampel Bahan pakan digiling, dan disaring kira-kira 1mm. Kemudian dimasukan kedalam dasar syringe tanpa mengenai sisi syiringe. Persiapan Larutan 1. Larutan A : disiapkan 5,7 Na2HPO4, 6.2 gr KH2PO4, 0.5 grMgSO4.7H2O
yang
dilarutkan
pada
labu
takar
dan
ditempatkan aquades hingga tanda. 2. Larutan mileral B : Diencerkan dengan aquadest 100ml 13,2 gr CaCl2.2H2O + 10gr MnCl.4H2O + 1 gr CoCl2.6H2O + 0,8 gr FeCl3.6H2O. 3. Larutan buffer : 35 gr NaHCO3 + 4 gr (Nha)HCO3 diencerkan dengan aquadest hingga 1 L.
4. Larutan Resazurin : dilarutkan 100 gr resazurin dalam 100ml aquadest 5. Larutan Peresuksi (untuk 1 resep) : 2 ml NaOH 1N, 285mg Na2S.7H2O,
47,5ml aquadest dan preparasi dalam keadaan
segar. Ternak donor
Diambil cairan rumen pada sapi yang dilengkapi dengan fistula, cairan rumen diambil pada pagi hari, sebelum pemberian pakan Pengambilan cairan rumen
Diambil menggunakan pompa hisap, dimasukan dalam termos, dialiri gas CO2 agar tetap anaerob. Preparasi gas test
Gas CO2 dialiri padaa cairan rumen yang telah di saring agar tetap mempertahankan suasana anaerob, ditambahkan cairan atau larutan pereduksi.
PEMBAHASAN Ternak donor
Pengambilan cairan rumen dilakukan sebelum pemberian pakan pagi hari kira-kira pukul 06.00 karena aktivitas mikrobia dalam rumen masih rendah, sebab aktivitas mikrobia akan tinggi apabila ada pakan yang dapat di diolah olah atau di degr degradasikan. adasikan. Pengambilan cairan rumen
Pengambilan cairan rumen melalui fistula pada ternak menggunakan pompa hisap sebanyak 30 ml untuk 1 syringe, lalu dimasukan dalam termos untuk di bawa ke laboratorium agar cairan rumen memiliki suhu tetap dan kondisi yang anaerob. Di laboratorium, cairan rumen tersebut disaring guna memisahkan partikel pakan dengan cairan yang berisikan mikrobia. Cairan rumen yang telah disaring dialiri dengan gas CO2 agar kondisinya tetap anaerob. Pada praktikum yang dilakukan, cairan rumen yang telah disaring berwarna hijau pucat yang menunjukan cairan tidak dalam situasi anaerob, setelah diberi aliran gas CO2 maka, cairan rumen akan kembali berwarna hijau tua yang membuktikan dalam kondisi anaerob. Preparasi sampel
Sehari sebelum praktikum, disiapkan syringe, dimana pistonnya dilumuri dengan vaselin yang berguna untuk melicinkan dan mentup syringe agar tidak terjadi pertukaran udara dalam dan luar syringe (kondisi anaerob). Pada dasar syringe di isi dengan bahan pakan yang telah ditentukan berat 0,3 gr dan jjenisnya enisnya yaitu: rumput raja, konsentrat jadi, ampas aren, dan limbah gaplek. Bahan pakan yang digunakan oleh kelompok V adalah rumput raja.Setelah bahan pakan 0 diisi, syringe tersebut diinkubasikan pada suhu 39 C. Adapun sebelum di inkubasi, cairan rumen dibuat dengan mencampur komponen larutan larutan yaitu aquadest, laru larutan tan m mineral ineral B, lar larutan utan buffer, larutan mineral A, larutan resazurin, dan larutan pereduksi yang di
berikan secara bertahap. Gabungan larutan-larutan dan cairan media ini disebut larutan media. Larutan media ini lalu di homogenkan dengan magnetic stirer.
Hasil yang didapatkan bahwa produksi gas setelah inkubasi selama 1, 2, 4, 6, 8, 12, 24, 36, dan 48 jam adalah sebagai berikut; 1.1 Tabel Tabel data pr produksi oduksi gas Kode syrige
waktu volume blanko volume standart volume sampel
V0
V1
V2
V4
V6
V8
V12
V24
V36
7.0 6 27 27, 5
8.0 6 27
9.0 6 27
11.0 6 27
13.0 6 27
15.0 6 27
19.0 6 27
7.0 6 27
29
33
36
39
44,5
59
28
29
30 29, 5
19.06 28 68/28, 5
31
33
34
36
48
55
Chart Title 70 y = 0.7629x + 5.9399 R² = 0.9022
60 50
l e p 40 m a s 30 e m u 20 l o V
Series1 Linear (Series1)
10 0
0
20
40
60
80
volume standart
Produksi gas =(Vt sampel-V0 sampel) – (Vt blanko- V0blanko) =
V48
7.0 6 27 59, 5 60, 5
Dari tabel diatas menunjukan bahwa waktu pemasukan larutan media kedalam syringe berisi pakan berupa rumput gajah yang dibandingkan dengan blanko, dan volume standart lebih tinggi. Untuk menumbuhkan jenis bakteri yang anaerob, harus menyingkirkan O2 yang merupakan syarat yang amat perlu.pada teknik anaerob digunakan larutan biak yang sudah masak dan dihilangkan udaranya, bejana tertutup tanpa gelembung udara, atmosfer bebas ga gasO2 sO2 da dalam lam syringe, dan pemakaian bahan-bahan pemakaian pengabsorbsi O2. Penambahan zat-zat pereduksi maka pada larutan biak/media maka oksigen dapat dikurangi atau di ikat hingga tak tak ada lagi. Adapun fungsi penambahan Resazurin adalah sebagai indikator warna untuk kondisi anaerob ( resazurin kalau ada oksigen: berwarna biru ; tidak ada oksigen: tidak berwarna; sesudah reoksidasi: warna merah) (Schlegel & Schmidt, 1994). Hasil yang didapatkan dengan pengukuran pertumbuhan mikrobia pada syringe membuktikan bahwa mikrobia membutuhkan pakan yang dikonsumsi untuk melansungkan hidupnya. Mikrobia rumen menghasilkan gas berupa NH4, CO2, serta amoniak yang mendorong piston ke arah atas
SIMPULAN
1. Pertumbuhan bakteri membutuhkan pakan yang dikonsumsi (simbiosis mutualisme). 2. Gas yang dihasilkan oleh mikrobia dalam rumen adalah NH4, amoniak dan CO2 3. Rumput raja yang digunakan menghasilkan kadar gas g as (degradasi pakan oleh mikrobia) lebih rendah dibawah rumput standart yang digunakan yaitu rumpun kolonjono
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006, 2006, www.damandiri.co.id/ diakses pada 13 oktober 2011. Schlegel, Hans G., Schmidt Karin, 1994, Mikrobiologi Umum edisi ed isi ke enam, Gadjah Mada university Press,Yokgyakarta. Steel, R.G.D. R.G.D. and Torrie, J.H. 1994. Prinsip dan prosedur statistika suatu pendekatan biometrik. Terjemahan Sumantri B.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta
View more...
Comments