Laporan Praktikum Biokimia Blok Gastrointestinal

November 5, 2018 | Author: Lisa Adelia | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Praktikum Biokimia Blok Gastrointestinal...

Description

Laporan Praktikum Biokimia Blok 13 (Sistem Pencernaan)

Dibuat Oleh: Timothy Edward S. (1461050056) Abigail Siagian ( ) Vania Revanita M. ( ) Lisa Adelia (1461050229)

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA PENCERNAAN FUNGSI AMILASE LIUR Memecah pati di dalam mulut menjadi gula sederhana seperti fruktosa, maltosa, glukosa dan dekstrin. FUNGSI GETAH LAMBUNG • HCL berfungsi sebagai disinfektan, merubah pepsinogen menjadi pepsin, dan merangsang bekerjanya usus, hati dan pankreas. • Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi albumosa dan alkohol. • Lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol • Renin berfungsi mengubah protein dari susu menjadi lactase • Gastrin merupakan hormon yang berfungsi untuk menggiatkan kelenjar lambung untuk mengeluarkan getahnya. FUNGSI GETAH PANKREAS • Trypsin berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa • Lipase berfungsi untuk mengubah asam lemak dan gliserin • NaHCO3 berfungsi memberi suasana basa pada lemak  FUNGSI EMPEDU Untuk memfasilitasi pencernaan dan penyebaran lemak yang dikonsumsi, untuk membuang limbah tubuh tertentu terutama pigmen hasil pemecahan sel darah dan kelebihan kolesterol.

PRAKTIKUM I ANALISA GETAH LAMBUNG I. 1.

TEST UNTUK HCl BEBAS, TEST BOAS.

CARA KERJA: 1. Masukkan ke dalam cawan penguap 2 – 3 tetes pereaksi Boas. 2. Uapkan dengan hati – hati di atas api kecil sampai kering. 3. Celupkan sebatang pengaduk gelas dalam bahan yang akan diperiksa lalu goreskan pada cawan yang berisi pereaksi yang telah kering. 4. Hangatkan kembali cawan tersebut dengan hati – hati (jangan sampai terbakar) sampai timbul warna merah menyatakan adanya HCl bebas.

HASIL

PRAKTIKUM II II. 1.

SIFAT – SIFAT EMPEDU Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu. Pada proses pencernaan, kantung empedu berkontraksi dan empedu disalurkan ke usus kecil setelah lebih dulu bercampur dengan getah pankreas. TUJUAN PERCOBAAN: Mempelajari sifat – sifat empedu. CARA KERJA: Catatlah warna, bau, konsistensi, keasaman dan berat jenis empedu. HASIL: Bahan Uji Empedu

Warna

Bau

Konsistensi

Hijau tua

Amis

Cair dan Kental

Keasaman

  Berat Jenis

PEMBAHASAN: Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik  empedu dengan memeriksa warna, bau, konsistensi, derajat keasaman (pH) dan berat jenisnya. Dan diperoleh dari hasil percobaan, bahwa empedu berwarna hijau tua, berbau amis, konsistensi nya cair dan kental, memiliki pH=8 dan empedu memiliki berat jenis sebesar 1,032 gr/ml. Hal ini sudah sesuai dengan teori, termasuk empedu yang bersifat basa.

II. 2.

TEST MUSIN CARA KERJA: 1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 3 ml empedu encer. 2. Tambahkan asam asetat 10% dan akan terbentuk endapan musin. HASIL: Percobaan Test Musin

Teori Hasil Positif (+) Tampak ada endapan warna putih (musin yang mengendap)

Praktikum

Positif (+) Tampak sedikit endapan warna putih.

PEMBAHASAN: Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa anorganik melalui mengendapkan musin yang terdapat dalam empedu, yaitu dengan menambahkan asam asetat (HCl). Setelah musin mengendap, dengan mudah kita dapat mengidentifikasi zatzat anorganik dalam empedu misalnya klorida, sulfat dan fosfat.

II. 3.

ZAT ANORGANIK II. 3. 1.TEST KLORIDA TUJUAN PERCOBAAN: Membuktikan bahwa empedu mengandung klorida. CARA KERJA: 1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml empedu encer. 2. Masukkan ke dalam tabung tetes demi tetes HNO3 encer sampai kertas lakmus menjadi merah. 3. Tambahkan tetes demi tetes AgNO3 sampai timbul endapan putih. HASIL: Percobaan

Teori Hasil Positif (+) Tampak ada endapan putih (AgCl)

Test Klorida

Praktikum

Hasil Positif (+)

PEMBAHASAN: Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa anorganik melalui pengendapan musin yang terdapat pada empedu dan menambahkan perak nitrat, hasilnya ialah terbentuk endapan putih yang menandakan bahwa pengujian ini positif (+). Endapan putih ini merupakan AgCl, adapun reaksinya Cl− + AgNO3

 AgCl (endapan putih) + NO 3



II. 3. 2.TEST SULFAT TUJUAN PERCOBAAN: Membuktikan bahwa empedu mengandung sulfat. CARA KERJA: 1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml empedu encer. 2. Masukkan ke dalam tabung tetes demi tetes HCl sampai kertas lakmus menjadi merah. 3. Tambahkan tetes demi tetes BaCl2 2% sampai timbul endapan putih. HASIL: Percobaan

Test Sulfat

Teori Hasil Negatif (−). Empedu tidak  mengandung ion sulfat, sehingga tidak ada endapan putih.

Praktikum

Hasil Positif (+). Ada endapan warna putih.

PEMBAHASAN: Berdasarkan teori, empedu tidak mengandung ion sulfat. Tetapi hasil percobaan terdapat endapan yang menunjukkan adanya ion sulfat. Ini terjadi kemungkinan pereaksi yang digunakan sudah terkontaminasi ataupun rusak. 1.

Mengapa perlu dilakukan pengasaman sebelum penambahan BaCl2 ? Dilakukan pengasaman agar musin dalam empedu mengendap, hal ini dilakukan agar dapat mengidentifikasi zat – zat anorganik (klorida, sulfat dan fosfat) dalam empedu dengan lebih mudah

2.

Apa rumus kimia endapan putih pada percobaan ini? SO42− + BaCl2  BaSO4 (endapan putih) + 2Cl − 

II. 3. 3.TEST FOSFAT TUJUAN PERCOBAAN: Membuktikan bahwa empedu mengandung fosfat. CARA KERJA: 1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml empedu encer. 2. Masukkan ke dalam tabung tetes demi tetes larutan urea 10% dan 10 ml pereaksi molibdat. 3. Tambahkan 1 ml larutan FeSO4 spesial sampai terlihat warna biru yang menyatakan adanya ortofosfat. HASIL: Percobaan Test Fosfat

Teori Hasil Negatif (−). Empedu tidak  mengandung ion fosfat.

Praktikum

Hasil Positif (+)

PEMBAHASAN: Berdasarkan teori tidak terdapat ion fosfat dalam empedu. Tetapi dari hasil percobaan diperoleh endapan yang menunjukkan adanya ion fosfat. Hal ini terjadi karena kurangnya ketelitian dalam pengamatan.

II. 4.

PIGMEN EMPEDU DASAR PERCOBAAN: Pigmen – pigmen empedu sebagian besar berasal dari hasil penghancuran sel – sel darah merah. Pigmen yang terbanyak adalah bilirubin dan biliverdin. Yang pertama berwarna merah/kuning coklat dan yang kedua berwarna hijau. Oksidasi pigmen ini menghasilkan sejumlah pigmen lain dengan bermacam – macam warna.

II. 4. 1. TEST GMELIN CARA KERJA: 1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml HNO3 pekat. 2. Masukkan 3 ml empedu dengan pipet melalui dinding tabung, sehingga tidak bercampur. HASIL: Pada batas kedua cairan terbentuk warna – warna yaitu cincin merah kecoklatan samar, yang merupakan warna - warna bilirubin. PEMBAHASAN: 1. Bagaimana proses pembentukan pigmen empedu dalam tubuh 2. Bagaimana proses pembentukan asam empedu dalam tubuh

II. 4. 2. TEST SMITH CARA KERJA: 1. Isilah sebuah tabung dengan sedikit empedu yang sangat encer. 2. Masukkan beberapa tetes larutan iodium 0,5% dalam alkohol sehingga membentuk cairan di atas cairan tersebut. 3. Perhatikan cincin berwarna hijau tua atau biru kehijau – hijauan di bawah lapisan iodium. HASIL:

Percobaan

Teori

Praktikum

Test Smith

Terbentuk 2 lapisan, jingga diatas dan hijau di bawah dengan cincin hijau tua ditengah.

Hanya terbentuk  satu lapis cairan berwarna jingga tanpa cincin.

PEMBAHASAN: Fungsi iodium sama dengan asam nitrat pekat, yaitu sebagai pengoksidasi. Tidak adanya warna hijau pada larutan campuran menunjukkan uji negatif, tidak  adanya respon zat warna dari bilirubin terhadap pemberian iodium. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya ketelitian dalam pengamatan, serta adanya kemungkinan pereaksi yang digunakan sudah terkontaminasi ataupun rusak.

II. 5.

TEST ASAM – ASAM EMPEDU, TEST PETTENKOFER CARA KERJA: 1. Isilah sebuah tabung dengan 1 ml larutan empedu encer. 2. Masukkan 5 tetes larutan sukrosa 5% ke dalam tabung reaksi. 3. Tambahkan 3 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. HASIL:

Percobaan

Teori

Terbentuk 2 lapisan, hitam diatas dan bening pada lapisan bawah. Test Pettenkofer Terdapat cincin merah kecoklatan diantara kedua lapisan.

Praktikum Terbentuk sesuai teori: • Atas warna hitam • Tengah cincin merah kecoklatan • Bawah warna bening.

PEMBAHASAN: Sukrosa berfungsi untuk meningkatkan tegangan permukaan. Lapisan atas yang berwarna hitam merupakan lapisan empedu, dan lapisan bawah yang berwarna bening merupakan lapisan yang menunjukkan derajat keasaman pada empedu yang bersifat basa.

II. 6.

TEST KOLESTEROL DASAR PERCOBAAN: Kolesterol akan membentuk warna merah, biru, dan ungu bila direaksikan dengan H 2SO4 pekat (reaksi Salkowski). CARA KERJA: 1. Masukkan ke dalam tabung reaksi A 1 ml larutan kolesterol. 2. Masukkan ke dalam tabung reaksi B 1 ml empedu. 3. Tambahkan ke dalam setiap tabung 1 ml H2SO4 pekat. 4. Perhatikan warna yang terbentuk. HASIL:

Percobaan

Teori

Praktikum

Test Kolesterol (Kontrol)

Terbentuk 3 lapisan: Putih (atas) Jingga (tengah) Bening (bawah) Terbentuk 3 lapisan: Hijau tua (atas) Jingga kehijauan (tengah) Bening (bawah)

- Cocok sesuai teori -

Test Empedu

- Cocok sesuai teori -

PEMBAHASAN: Percobaan ini bertujuan untuk melihat adanya kolesterol di dalam empedu pekat. Pada hasil didapatkan positif (+) dengan munculnya warna yang sama dengan warna yang muncul pada kontrol, yaitu warna orange kehijauan pada larutan empedu + H2SO4 pekat. Hal ini menunjukkan bahwa didalam empedu pekat terdapat kolesterol meskipun jumlahnya hanya sedikit.

II. 7.

DAYA MENGEMULSI DASAR PERCOBAAN: Empedu mengandung asam empedu hasil metabolism kolesterol. Senyawa ini bersifat detergen, karena sekaligus dapat larut dalam air dan lemak. CARA KERJA: 1. Siapkan 2 tabung reaksi. 2. Masing – masing tabung diisi dengan 2 ml air dan 1 tetes minyak kelapa. 3. Pada tabung kedua, tambahkan ke dalam tabung 1 ml empedu. 4. Kocok kedua tabung. 5. Perhatikan tabung yang isinya membentuk emulsi lalu bandingkan. HASIL: Percobaan Tabung 1

Tabung 2

Teori Terbentuk 2 fase, yaitu minyak (atas) dan air (bawah). Terbentuk emulsi warna hijau kekuningan.

Praktikum

- Cocok sesuai teori -

- Cocok sesuai teori -

PEMBAHASAN: Percobaan ini membuktikan fungsi empedu sebagai emulgator, sehingga didapatkan hasil positif (+) dengan terbentuknya emulsi stabil dari minyak yang semula tidak  bercampur dengan air. Empedu memegang peranan penting dalam proses pencernaan lemak. Dimana garam – garam empedu ini mempunyai peran sebagai pengemulsi, penghancur molekul – molekul besar lemak (minyak) menjadi suspensi dari lemak. Garam – garam empedu ini bergabung dengan lemak dan membentuk   micelles yaitu kompleks yang larut dalam air. Hal ini menyebabkan minyak lebih mudah terserap dalam sistem pencernaan (efek hidrofilik)

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA •  Empedu. available at: https://id.wikipedia.org/wiki/Empedu . diakses pada 19 Maret 2016. •

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF