Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi
October 26, 2017 | Author: Arif Rakhmanto | Category: N/A
Short Description
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi (APK & E) Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia...
Description
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI
Disusun Oleh : Kelompok 57 Arif Rakhmanto
(08 522 200)
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi ini dengan lancar. Praktikan telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan laporan praktikum ini dengan sebaik mungkin, tetapi praktikan menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu praktikan mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini. Terimakasih praktikan ucapkan kepada : 1.
M. Ragil Suryoputro, S.T. selaku kalab. Ananlisis Perancangan Kerja dan Ergonomi.
2.
Assisten pembimbing Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi atas segala bimbingan dan dukungan selama proses praktikum.
3.
Rekan – rekan praktikan Laboratorium APK dan E sebagai teman dalam menempuh praktikum.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi secara khusus dan Jurusan Teknik Industri secara umum.
Yogyakarta, 10 Mei 2011
Praktikan
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i Kata Pengantar ...................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................... iii Cover Antropometri Abstrak BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 1 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 3 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 6 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 8 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 18 Daftar Pustaka Lampiran Cover Micromotion Study Abstrak BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 19 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 21 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 25 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 28 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 34 Daftar Pustaka Lampiran Cover Biomekanika BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 35 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 37 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 41 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 44 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 49 Daftar Pustaka Lampiran Cover Lingkungan Kerja Fisik iii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 50 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 52 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 56 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 59 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 70 Daftar Pustaka Lampiran Cover Fisiologi BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 71 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 73 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 76 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 79 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 93 Daftar Pustaka Lampiran Cover Work Sampling BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 94 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 96 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 99 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 102 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 110 Daftar Pustaka Lampiran Kartu asistensi
iv
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI (ANTROPOMETRI)
Disusun Oleh : Kelompok 57 Arif Rakhmanto
(08 522 200)
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011
ABSTRAK PT. Eagle Eyes merupakan perusahaan multinasional asal Jepang yang memproduksi mouse. Perusahaan tersebut memiliki cabang di Indonesia. Namun customer di Indonesia mengeluh karena mouse tidak nyaman untuk digunakan. Hal tersebut disebabkan oleh standar pembuatan mouse yang menggunakan dimensi orang luar negri. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka PT. Eagle Eyes bekerjasama dengan PT. Ergonomic Design Centre untuk melakukan penelitian dalam membuat mouse yang ergonomis bagi orang Indonesia. Dalam penelitian tersebut PT. Ergonomic Design Centre menggunakan ilmu antropometri untuk mendapatkan mouse yang ergonomis. Antropometri merupakan studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Dimensi tubuh manusia di Indonesia berbeda dengan dimensi tubuh orang barat karena faktor suku bangsa/ etnis yang berbeda. Disamping itu dimensi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Untuk melakukan penelitian maka digunakan beberapa data-data dimensi tubuh manusia. Data-data tersebut kemudian diolah menggunakan metode kecukupan data, keseragaman data dan persentil. Setelah dilakukan pengolahan data maka dapat diperoleh bahwa data-data yang diolah telah mencukupi dan berada dalam batas kontrol. Dan Precentil yang digunakan adalah 50 atau rata-rata agar produk mouse dapat merata digunakan oleh semua orang. Kata kunci : Antropometri, ergonomi, manusia, dimensi tubuh
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Antropometri merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia yang meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia. Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. PT. Eagle Eyes merupakan perusahaan multinasional asal Jepang yang memproduksi mouse. Perusahaan tersebut memiliki cabang di Indonesia. Namun customer di Indonesia mengeluh karena mouse tidak nyaman untuk digunakan. Hal tersebut disebabkan oleh standar pembuatan mouse yang menggunakan dimensi orang luar negri. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka PT. Eagle Eyes bekerjasama dengan PT. Ergonomic Design Centre untuk melakukan penelitian dalam membuat mouse yang ergonomis bagi orang Indonesia. Dalam penelitian tersebut PT. Ergonomic Design Centre menggunakan ilmu antropometri untuk mendapatkan mouse yang ergonomis. Dimensi tubuh manusia di Indonesia berbeda dengan dimensi tubuh orang barat karena faktor suku bangsa/ etnis yang berbeda. Disamping itu dimensi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Untuk melakukan penelitian maka digunakan beberapa data-data dimensi tubuh manusia.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah data yang diteliti telah cukup dan seragam sesuai dengan perhitungan kecukupan data, keseragaman data dan presentil? 2. Bagaimanakah analisis terhadap kecukupan data, keseragaman data dan presentil kasus diatas? 3. Apakah mouse yang di buat sudah memenuhi kriteria ergonomi?
2
1.3 Batasan Masalah Untuk mempercepat proses penelitian, mengurangi biaya penelitian dan memdapatkan penelitian yang akurat maka penelitian ini memiliki sekup bahasan dengan batasan sebagai berikut : 1. Perhitungan mengunakan 30 sampel data antropometri, 15 putri dan 15 putra dari bank data Antropometri Laboratorium APK dan E. 2. Dimensi yang digunakan Untuk mendesain sebuah mouse minimal 6 dimensi.
1.4 Objek Pengamatan Obyek pengamatan dalam penelitian ini adalah 15 orang putra dan 15 putri yang kemudian akan diambil data dimensi tubuh mereka. Dimensi yang digunakan untuk mendesain mouse adalah data antropometri tangan, antara lain panjang tangan (Pt), panjang telapak tangan (Ptt), panjang jari telunjuk (Pjl), lebar jari telunjuk (Ljl), tebal jari telunjuk (Tjl), panjang jari tengah (Pjt).
1.5 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mampu mengetahui interaksi antara manusia, mesin, peralatan, bahan, maupun lingkungan kerjanya. 2. Mampu memahami adanya sejumlah data antropometri dan menggunakannya untuk perancangan / pengaturan sistem kerja. 3. Membekali mahasiswa dengan konsep berpikir (prosedural) penganalisaan dan perancangan.
3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antropometri Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan, yaitu: a. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat. b. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu. Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-rubah. c. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lainlain. Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis. Hal lain yang perlu diamati adalah seperti Berat dan pusat massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki, dan lain-lain.
4
Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh manusia. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmen-nya. Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : 1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll). 2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll). 3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll). 4. Perancangan lingkungan kerja fisik. Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu: 1) Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam. 2) Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu: a)
Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet.
b)
Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
c)
Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya:
5
a) Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun. b) Jenis Kelamin Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. c) Suku Bangsa (Etnis) Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis. d) Pekerjaan Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti: a) Cacat tubuh, Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang- orang cacat. b) Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan, Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain. c) Kehamilan (pregnancy), Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.
6
BAB III METODE PENGAMATAN
3.1 Flowchart Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannya (establish requirement)
Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai
Pemilihan sampel yang akan diambil datanya
Penentuan kebutuhan data
Penentuan sumber data & pemilihan persentil yang akan dipakai
Penyiapan alat ukur yang akan dipakai
Pengambilan data
Pengolahan data
Analisis hasil rancangan
Gambar 3.1 Flowchart
7
Tahapan perancangan sistem kerja work space design dengan memperhatikan faktor antropometri secara umum adalah sebagai berikut (Roevuck, 1995): 1. Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannya (establish requirement) 2. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai 3. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya 4. Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil) 5. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan persentil yang akan dipakai 6. Penyiapan alat ukur yang akan dipakai 7. Pengambilan data 8. Pengolahan data - Uji kenormalan data - Uji keseragaman data - Uji kecukupan data - Perhitungan persentil data 9. Visualisasi rancangan dengan memperhatikan - Posisi tubuh secara normal - Kelonggaran (pakaian dan ruang) - Variasi gerak 10. Analisis hasil rancangan
8
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Operator Tabel 4.1 Data Operator No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Herdi Juni Ansyah Ikhsan Hikhmawan Yohan Arya Prasetya Dosi Sumardi Ardi Wahyu Utama Lesly Zakaria Gilang Jesi Ananda Fantomy Eka Agastara Shofa Reza Chusnufam Hendi Dwi Pramadhan Rio Ade Rakhmanto Valdy Galih Saputra Abdul Hafit Satrianto Aditya Murti Aji P Dwi Eka Purnomo Sari Annisa Amelia Hanifa Frylie Frescia Falen Yulia P Adinegara Paramitha F Aldiani Puspasari Beatriz Ferra Ani Farida Ika Rachmawati Luthfina Aryani Indri Astuti Roro Ismi M P Anestya P Kristina Damayanti Yaumil Amalia Maya Margareta
Pt 18 19,5 19,5 17,6 18,2 20,5 19,5 19,1 20 18,4 17,6 18,7 19,4 18,4 19,6 16,6 16,9 17,3 18,5 17 15,7 17,2 18,7 16 17 18,4 17 17 16 19
Ptt 10 10 10,7 9,6 10,5 11,7 11,3 11 11,7 10,2 10,1 11,7 11,3 11 11,3 10 10 10,2 11 7 8,3 10,3 10,6 9 10 9,7 10 9,5 8,5 11
Pjl 5,8 7,3 7,3 6,6 7,1 8 7,3 7,1 9 7,7 7,4 7,4 7,5 6,8 8 6,4 6,3 6,1 7,3 8,5 8,3 7,7 8 7 6,7 7 7 7 6,5 7
Ljl 2 2,2 2,5 2,6 2,8 2,4 1,7 1,18 1,9 2,3 1,8 2,4 1,98 2,1 2 2 2,8 2 2,7 1,4 2,4 3 3 1,8 2 1,7 2,1 1,7 1,4 2,2
Tjl 1,3 1,8 2,4 1,3 2,4 1 1,5 1,55 1,6 1,4 1,7 2,2 1,67 1,7 1,7 1,3 1,5 1,4 2,2 1,4 1,6 2,2 2,1 1 2 1,4 0,9 2 1,2 1,5
Pjt 7,3 8,8 8,4 7,7 8 9,1 8,5 7,6 8,7 8,2 7,9 8,2 8,1 7,8 8,6 7,2 7 7,8 7,8 9,5 9 8 9,2 7,2 8,1 7,8 8 8 6,5 7,8
9
4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Pengolahan Data Manual a. Uji Kecukupan Data
Panjang Tangan (Pt) √
∑
∑ ∑
[
] √
[
]
7,71
Panjang Telapak Tangan (Ptt) √
∑
∑ ∑
[
] √
[
]
16,75
Panjang Jari Telunjuk (Pjl) √
∑
∑ ∑
[ [
15,10
] √
]
10
Lebar Jari Telunjuk (Ljl) √
∑
∑ ∑
[
] √
[
]
73,14
Tebal Jari Telunjuk (Tjl) √
∑
∑ ∑
[
] √
[
]
96,46
Panjang Jari Tengah (Pjt) √
∑
∑ ∑
[ [
10,90
] √
]
11
b. Uji Keseragaman Data
Panjang Tangan (Pt) ∑ [√
[√
]
]
1.63 BKA = ̅ + K = 18.08 + 3 x (1.63) = 22.97 BKB = ̅ – K = 18.08 - 3 x (1.63) = 13.19
Panjang Telapak Tangan (Ptt) ∑ [√
[√
]
]
1.14 BKA = ̅ + K = 16.96 + 3 x (1.14) = 20.38 BKB = ̅ – K = 16.96 - 3 x (1.14) = 13.54
Panjang Jari Telunjuk (Pjl) ∑ [√
[√
]
]
0,51 BKA = ̅ + K = 13.28 + 3 x (0,51) = 14,81 BKB= ̅ – K = 13.28 - 3 x (0,51) = 11,75
12
Lebar Jari Telunjuk (Ljl) ∑ [√
[√
]
]
0,22 BKA= ̅ + K = 9.45 + 3 x (0,22) = 10,11 BKB= ̅ – K = 9.45 - 3 x (0,22) = 8,79
Tebal Jari Telunjuk (Tjl) ∑ [√
[√
]
]
0,17 BKA= ̅ + K = 17.02 + 3 x (0,17) = 17,53 BKA= ̅ – K = 17.02 - 3 x (0,17) = 16,51
Panjang Jari Tengah (Pjt) ∑ [√
[√
]
]
0,46 BKA= ̅ + K = 11.78 + 3 x (0,46) = 13,16 BKB= ̅ – K = 11.78 - 3 x (0,46) = 10,4
13
c. Percentil
Panjang Tangan (Pt) P5 = ̅ -1,645 = 18.08 - 1,645 x (1,63) = 15.40 P50= ̅ = 18.08 P95= ̅ +1,645 = 18.08 + 1,645 x (1,63) = 20.75
Panjang Telapak Tangan (Ptt) P5 = ̅ -1,645 = 10,24 - 1,645 x (1.14) = 8,37 P50= ̅ = 10,24 P95= ̅ +1,645 = 10,24 + 1,645 x (1.14) = 12,11
Panjang Jari Telunjuk (Pjl) P5 = ̅ -1,645 = 7,24 - 1,645 x (0,51) = 6,40 P50= ̅ = 7,24 P95= ̅ +1,645 = 7,24 + 1,645 x (0,51) = 8,08
Lebar Jari Telunjuk (Ljl) P5 = ̅ -1,645 = 2,14 - 1,645 x (0,22) = 1,78 P50= ̅ = 2,14 P95= ̅ +1,645 = 2,14 + 1,645 x (0,22) = 2,49
Tebal Jari Telunjuk (Tjl) P5 = ̅ -1,645 = 1,63 - 1,645x (0,17) = 1,36 P50= ̅ = 1.63 P95= ̅ +1,645 = 1,63 + 1,645 x (0,17) = 1,90
Panjang Jari Tengah (Pjt) P5 = ̅ -1,645 = 8,06 + 1,645 x (0,46) = 7,31 P50= ̅ = 8,06 P95= ̅ +1,645 = 8,06 - 1,645 x (0,46) = 8,81
14
4.2.2 Pengolahan Data SPSS a. Uji Normalitas Data (Terlampir) b. Percentil (Terlampir) Langkah – langkah SPSS : 1. Input data nilai dimensi pada data view. 2. Masuk ke variable view, kemudian kolom name di ganti nama dimensi. 3. Pengolahan data : a) Klik analyze, pilih descriptive statistics, kemudian explore. b) Masukkan semua variabel sebagai dependent variables. c) Checklist both pada toolbox display. d) Pilih statistic: checklist descriptive, percentiles, kemudian continue. e) Pilih plots: checklist none pada boxplots, stem and leaf pada descriptive. f) Checklist normality plots with test, kemudian continue. g) Pilih options: checklist exclude cases listwise, kemudian continue. h) Klik continue. Hasil pengolahan data ditampilkan pada output.
4.2.3 Analisis Data a. Analisis Data Manual 1.
Analisis Kecukupan Data a. Panjang Tangan (Pt) N‟ < N yaitu 7,71 < 30 maka data dinyatakan cukup. b. Panjang Telapak Tangan (Ptt) N‟ < N yaitu 16,75 < 30 maka data dinyatakan cukup c. Panjang Jari Telunjuk (Pjl) N‟ < N yaitu 15,10 < 30 maka data dinyatakan cukup d. Lebar Jari Telunjuk (Ljl) N‟ < N yaitu 7,14 < 30 maka data dinyatakan cukup e. Tebal Jari Telunjuk (Tjl) N‟ < N yaitu 9,46 < 30 maka data dinyatakan cukup f. Panjang Jari Tengah (Pjt) N‟ < N yaitu 10,90 < 30 maka data dinyatakan cukup
15
2. Analisis Keseragaman Data a. Panjang Tangan (Pt) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam b. Panjang Telapak Tangan (Ptt) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam c. Panjang Jari Telunjuk (Pjl) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam d. Lebar Jari Telunjuk (Ljl) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam e. Tebal Jari Telunjuk (Tjl) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam f. Panjang Jari Tengah (Pjt) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam
3. Analisis Percentil Data a. Panjang Tangan (Pt) Menggunakan dimensi ruang dengan P50 yaitu 18.08 cm untuk membuat badan mouse. b. Panjang Telapak Tangan (Ptt) Menggunakan dimensi ruang dengan P50 yaitu 10,24 cm agar punggung mouse nyaman saat dipegang. c. Panjang Jari Telunjuk (Pjl) Tinggi Siku Berdiri menggunakan P50 yaitu 7,24 cm untuk menentukan jarak left click agar pas. d. Lebar Jari Telunjuk (Ljl) Menggunakan P50 yaitu 2,14 cm agar jari telunjuk dan jari tengah tidak berdempetan. e. Tebal Jari Telunjuk (Tjl) Menggunakan P50 yaitu 1,63 cm agar ketinggian mouse dapat diperhitungkan. f. Panjang Jari Tengah (Pjt) Menggunakan dimensi ruang dengan P50 yaitu 8,06 cm untuk memperhitungkan jarak right click sehingga nyaman digunakan.
16
b. Analisis Data SPSS 1.
Analisis Normalitas Data Ho: Data Normal H1: Data tidak Normal Jika α < 0.05, maka Ho ditolak, Jika α > 0.05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal. Maka : a. Panjang Tangan (Pt) Nilai Signifikansi 0,2 sehingga Ho diterima atau data (Pt) berdistribusi normal normal. b. Panjang Telapak Tangan (Ptt) Nilai Signifikansi 0,2 sehingga Ho diterima atau data (Ptt) berdistribusi normal normal. c. Panjang Jari Telunjuk (Pjl) Nilai Signifikansi 0,148 sehingga Ho diterima atau data (Pjl) berdistribusi normal normal. d. Lebar Jari Telunjuk (Ljl) Nilai Signifikansi 0,2 sehingga Ho diterima atau data (Ljl) berdistribusi normal normal. e. Tebal Jari Telunjuk (Tjl) Nilai Signifikansi 0,19 sehingga Ho diterima atau data (Tjl) berdistribusi normal normal. f. Panjang Jari Tengah (Pjt) Nilai Signifikansi 0,002 sehingga Ho diterima atau data (Pjt) berdistribusi normal normal.
17
4.2.4 Analisis Produk
Gambar 4.1 Disain mouse dibuat menggunakan software Auto CAD berdasarkan ukuran dimensi tubuh yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya. Dimensi tubuh yang digunakan antara lain panjang tangan (Pt), panjang telapak tangan (Ptt), panjang jari telunjuk (Pjl) dan panjang jari tengah (Pjt).
18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan perhitungan kecukupan data, keseragaman data, perhitungan persentil dan analisis ketiga perhitungan, maka dapat diketahui bahwa : 1. Data-data yang digunakan telah memenuhi kriteria kecukupan data. Sedangkan menurut analisis perhitungan keseragaman data, maka data-data yang digunakan berada pada batas kontrol. 2. Menurut analisis perhitungan kecukupan data, keseragaman data dan persentil maka dapat diketahui bahwa data telah cukup dan berada pada batas kontrol. 3. Berdasarkan perhitungan persentil tiap dimensi dengan
P 50 maka dapat
diketahui nilai dari tiap dimensi, yakni Panjang tangan (Pt) 18.08 cm, Panjang telapak tangan (Ptt) 10,24 cm, Panjang jari telunjuk (Pjl) 7,24 cm, Lebar jari telunjuk (Ljl) 2,14 cm, Tebal jari telunjuk (Tjl) 1.63 cm, Panjang jari tengah (Pjt) 8,06 cm.
5.2 Saran Produk yang telah didesain diharapkan bisa menjadi produk nyata agar dapat langsung diuji coba oleh pemakai sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari desain mouse tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Antopometri Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Anggawisata, Sutalaksana. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung, 1979. Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Study Gerak dan Waktu. Edisi pertama. Jakarta:Penerbit PT. Guna Widya, 1995. Pulat. Fundamental of Industrial Ergonomics. 1992.
LAMPIRAN
Lampiran Output SPSS. Output Normalitas Data SPSS Output Percentil SPSS
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Pt
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Ptt
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Pjl
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Ljl
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Tjl
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Pjt
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Descriptives Statistic Pt
Mean 95% Confidence Interval for Mean
17.7333 Lower Bound
17.2637
Upper Bound
18.2029
Std. Error .22961
5% Trimmed Mean
17.7407
Median
18.0000
Variance
1.582
Std. Deviation
Ptt
1.25762
Minimum
15.00
Maximum
20.00
Range
5.00
Interquartile Range
2.00
Skewness
-.125
.427
Kurtosis
-.538
.833
9.9667
.18866
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
9.5808
Mean
Upper Bound
10.3525
5% Trimmed Mean
10.0556
Median
10.0000
Variance
1.068
Std. Deviation
Pjl
1.03335
Minimum
7.00
Maximum
11.00
Range
4.00
Interquartile Range
1.25
Skewness
-1.135
.427
Kurtosis
1.212
.833
7.24
.131
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
6.97
Mean
Upper Bound
7.50
5% Trimmed Mean
7.22
Median
7.20
Variance
.511
Std. Deviation
.715
Minimum
6
Maximum
9
Range
3
Interquartile Range
Ljl
1
Skewness
.349
.427
Kurtosis
.295
.833
1.7333
.10649
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
1.5155
Mean
Upper Bound
1.9511
5% Trimmed Mean
1.7037
Median
2.0000
Variance
.340
Std. Deviation
Tjl
Pjt
.58329
Minimum
1.00
Maximum
3.00
Range
2.00
Interquartile Range
1.00
Skewness
.086
.427
Kurtosis
-.357
.833
1.63
.074
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
1.47
Mean
Upper Bound
1.78
5% Trimmed Mean
1.62
Median
1.55
Variance
.166
Std. Deviation
.408
Minimum
1
Maximum
2
Range
2
Interquartile Range
1
Skewness
.324
.427
Kurtosis
-.578
.833
8.06
.124
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
7.81
Mean
Upper Bound
8.31
5% Trimmed Mean
8.06
Median
8.00
Variance
.458
Std. Deviation
.677
Minimum
6
Maximum
10
Range
3
Interquartile Range
1
Skewness
.053
.427
Kurtosis
.155
.833
Percentiles Percentiles 5
10
25
50
75
90
95
Weighted Average(Definition 1) Pt
15.5500
16.0000
17.0000
18.0000
19.0000
19.0000
20.0000
Ptt
7.5500
8.1000
9.7500
10.0000
11.0000
11.0000
11.0000
Pjl
5.96
6.31
6.78
7.20
7.70
8.27
8.72
Ljl
1.0000
1.0000
1.0000
2.0000
2.0000
2.0000
3.0000
Tjl
.96
1.02
1.38
1.55
2.00
2.20
2.40
Pjt
6.78
7.20
7.78
8.00
8.52
9.09
9.33
Pt
17.0000
18.0000
19.0000
Ptt
10.0000
10.0000
11.0000
Pjl
6.80
7.20
7.70
Ljl
1.0000
2.0000
2.0000
Tjl
1.40
1.55
2.00
Pjt
7.80
8.00
8.50
Tukey's Hinges
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
Df
Shapiro-Wilk Sig.
Statistic
df
Sig.
Pt
.153
30
.069
.941
30
.099
Ptt
.280
30
.000
.826
30
.000
Pjl
.110
30
.200*
.983
30
.889
Ljl
.343
30
.000
.745
30
.000
Tjl
.129
30
.200*
.954
30
.219
Pjt
.118
30
.200*
.979
30
.794
a. Lilliefors Significance Correction
Percentiles Percentiles 5
10
25
50
75
90
95
Weighted Average(Definition 1) Pt
15.5500
16.0000
17.0000
18.0000
19.0000
19.0000
20.0000
Ptt
7.5500
8.1000
9.7500
10.0000
11.0000
11.0000
11.0000
Pjl
5.96
6.31
6.78
7.20
7.70
8.27
8.72
Ljl
1.0000
1.0000
1.0000
2.0000
2.0000
2.0000
3.0000
Tjl
.96
1.02
1.38
1.55
2.00
2.20
2.40
Pjt
6.78
7.20
7.78
8.00
8.52
9.09
9.33
Pt
17.0000
18.0000
19.0000
Ptt
10.0000
10.0000
11.0000
Pjl
6.80
7.20
7.70
Ljl
1.0000
2.0000
2.0000
Tjl
1.40
1.55
2.00
Tukey's Hinges
*. This is a lower bound of the true significance.
Pt Pt Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 1,00 4,00 8,00 8,00 7,00 2,00
15 . 16 . 17 . 18 . 19 . 20 .
0 0000 00000000 00000000 0000000 00
Stem width: 1,00 Each leaf: 1 case(s)
Pjt Pjt Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 1,00 Extremes (= 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Objek Pengamatan
Gambar 3.1 Mengangkat galon
Data operator : Jenis Kelamin Operator : Laki-laki Umur : 22 tahun Peralatan : Galon air minum
42
Operator melakukan pengangkatan galon air minum dalam keadaan terisi 19 liter atau seberat 15,2 kg. Operator melakukan aktivitas mengangkat dan memindahkan galon tersebut keatas motor dengan perkiraan tinggi 70 cm dari lantai.
3.2 Flowchart
mulai
observasi
Mengumpulkan dan memproses data
Mengolah data
Data RWL
Data MPL
Menggabungkan hasil penghitungan
Analisa hasil
selesai
Gambar 3.2. Flowchart Analisa Biomekanika
43
Penjelasan Flowchart 1. Pengamatan Awal : Peneliti melakukan pengamatan awal kepada operator tentang aktifitas pengangkatan galon yang berisi air minum di toko Indomaret Umbulmartani. 2. Identifikasi Masalah : Peneliti melakukan identifikasi masalah apakah suatu pekerjaan mengangkat galon yang berisi air minum tersebut dapat menimbulkan cidera punggung atau pada segmen L5/S1 3. Pengumpulan Data : Peneliti melakukan pengumpulan data tentang aktifitas dan pengukuran dimensi pengangkatan tubuh saat operator mengangkat galon. 4. Pengolahan Data : Peneliti mengolah data yang telah diperoleh dan dikumpulkan, kemudian menghitung nilai RWL dan MPL dari data tersebut. 5. Analisis Data : Setelah menghitung nilai RWL dan MPL dari aktivitas pengangkatan kardus, peneliti menganalisis hasil tersebut apakah proses pengangkatan memiliki dampak cidera pada tulang punggung dan segmen L5/S1 6. Pembahasan : Peneliti melakukan pembahasan tentang hasil analisis yang diperoleh dari perhitungan RWL dan MPL 7. Kesimpulan dan Saran : Berdasarkan perhitungan RWL dan MPL kemudian peneliti mengambil kesimpulan dan saran atas perbaikan metode kerja pada proses pengangkatan galon apabila proses dan aktivitas tersebut menimbulkan cidera punggung dan cidera segmen L5/S1
44
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Operator Jenis Kelamin : Laki-laki Umur
: 22 tahun
Tinggi badan
: 170 cm
Berat badan
: 61 kg
Operator melakukan pengangkatan galon air minum dalam keadaan terisi 19 liter atau seberat 15,2 kg. Operator melakukan aktivitas mengangkat dan memindahkan galon tersebut keatas motor dengan perkiraan tinggi 70 cm dari lantai. Tabel 4.1 Pengamatan Kerja Posisi Tangan
Berat Beban
Awal
Akhir
Jarak
Sudut
Sudut
Vertikal
Durasi
Asimetris
Asimetri
(cm)
Kerja
Awal
Akhir
A 10°
L
H
V
H
V
D
15,2 kg
15
10
25
70
60
5 menit
Frekuensi
Kopling
Pengangkatan
Benda
A
F
C
20°
1 lift (*)
F = 0,95
(*) frekuensi pengangkatan hanya 1 kali dalam 5 menit sehingga F = 2 Lift/mnt 4.1.2 Data MPL dan RWL a. Data RWL a.1 Data RWL Awal L = 15,2 kg
LC = 23Kg
V = 10 cm
Handle Fair = 0,95
D = 60
H = 15 cm
A = 10°
45
a.2 Data RWL akhir L = 15,2 kg
LC = 23 kg
V = 70 cm
Handle Fair = 0,95
D = 60 cm
H = 25 cm
A = 20°
b. Data MPL Berat Badan = 61 kg * 9,8 = 597,8 N WH
= 0.6% x 597,8 N = 3,5868 N
WLA
= 1.7% x 597,8 N = 10,1626 N
Wo
= 15,2 kg x 9,8 = 148,96 N
WUA
= 2.8% x 597,8 N = 16,7384 N
WT
= 50% x 597,8 N = 298,9 N
AA = 465 cm2
WTOT = WO + 2WH + WLA + 2WUA + WT = 498,673 N
Tabel 4.2. Keterangan Segmentasi Tubuh N
Segmentasi Tubuh
o
Panjang (m)
Sudut (derajat)
1
Telapak Tangan
SL1 = 0.07
80°
2
Lengan Bawah
SL2 = 0.28
55°
3
Lengan Atas
SL3 = 0.31
120°
4
Punggung
SL4 = 0.37
5°
5
Inklinasi Perut
ƟH = 20°
6
Inklinasi Paha
ƟT = 85°
4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Perhitungan RWL 1. Perhitungan RWL awal
HM = 25/H = 25/15 = 1,67
VM = 1-0.00326 ǀV-69ǀ = 1-0.00326 ǀ10-69ǀ = 1-0.00326 ǀ-59ǀ = 0,80766
46
DM = 0.82 + 4,5/D = 0.82 + 4,5/60 = 0,895
AM = 1-0.0032 .10° = 0,968
FM = 2lift/menit = 2 ,maka FM = 0,91
CM = Fair = 0,95
LC = 23
RWLawal
= LC . HM . VM . DM . AM . FM . CM = 23 x 1,67 x 0,80766 x 0,895 x 0,968 x 0,91 x 0,95 = 23,24
LIawal = L/RWL = 15,2/23,24 = 0,65 LI < 1
2. Perhitungan RWL akhir HM = 25/H = 25/25 = 1 VM = 1-0.00326 ǀV-69ǀ = 1-0.00326 ǀ70-69ǀ = 1-0.00326 ǀ1ǀ = 0,99674 DM = 0.82 + 4,5/D = 0.82 + 4,5/60 = 0,895 AM = 1-0.0032 .20° = 0,936 FM = 2 lift/menit = 2 ,maka FM = 0,91 CM = Fair = 0,95 LC = 23
RWLakhir
= LC . HM . VM . DM . AM . FM . CM = 23 x 1 x 0,99674 x 0,895 x 0,936 x 0,91 x 0,95 = 16,6
LIakhir = L/RWL = 15,2/16,6 = 0,91 LI < 1
47
4.2.2 Perhitungan MPL 1. Telapak Tangan -
Fyw = Wo/2 + WH = 148,96/2 + 3,5868 = 78,06 N
-
Mw = Fyw . SL1 . CosƟ1 = 78,06 x 0.07 x Cos 80° = 0,95 Nm
2. Segmen Lengan Bawah -
Fye = Fyw + WLA = 78,06 + 10,1626 = 88,22 N
-
Me = Mw + (WLA.λ2.SL2.CosƟ2)+(Fyw .SL2.CosƟ2) Me = 0,95 + (10,1626 x 0,43 x 0,28 x Cos 55°)+(78,06 x 0,28 x Cos 55°) Me = 13,20 Nm
3. Segmen Lengan Atas -
Fys = Fye + WUA = 88,22 + 16,7384 = 104,96 N
-
Ms = Me + (WUA.λ3.SL3.CosƟ3) + (Fye.SL3.CosƟ3) Ms = 13,20 + (16,7384 x 0,436 x 0,31 x Cos 120°)+(88,22 x 0,31 x Cos 120°) Ms = -1,605 Nm
4. Segmen Punggung -
Fyt = 2Fys + WT = 2(104,96) +298,9 = 508,82 N
-
Mt = 2Ms + (WT λ4.SL4.CosƟ4) + (2Fys.SL4.CosƟ4) Mt = (2x-1,605) + (298,9 x 0,67 x 0,37 x Cos 5°) + (2x104,96 x 0,37 x Cos5°) Mt = 147,979
a) Tekanan Perut -
PA = 10-4 [43-0.36 (ƟH + ƟT)] x [M(L5/S1)]1.8 = 0,055 75
b) Gaya Perut (FA) -
FA = PA.AA = 0,055 x 465 = 25,575
c) Gaya Otot pada Spinal Erector FM.E = M(L5/S1) – FA.D FM
= 2903,315
48
d) Gaya Tekan/ kompresi pada L5/S1 FC = WTOT . Cos Ɵ4 – FA + FM FC = 498,673 x Cos 5° – 25,575 + 2903,315 FC = 3374,515 N < 6500 N
4.3.Analisis Data 4.3.1 Kriteria Biomekanika untuk RWL berdasarkan LI Berdasarkan hasil perhitungan RWLawal dan RWLakhir maka diperoleh nilai Lifting Indeks (LI) awal sebesar 0,65 dan LI akhir sebesar 0,91. Baik LI awal maupun LI akhir keduanya bernilai kurang dari 1 (LI < 1) sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan mengangkat galon tersebut relatif tidak mengandung resiko cidera pada L5/S1. 4.3.2 Analisa MPL Berdasarkan perhitungan diatas maka diperoleh nilai MPL atau gaya tekan sebesar 3374,515 N. Nilai MPL sebesar 3374,515 N tersebut kurang dari 6500 N sehingga dapat dikatakan bahwa proses pengangkatan galon tersebut tidak membahayakan bagi pekerja karena masih dibawah batasan yang diijinkan yaitu dibawah 6500N. Pekerjaan tersebut aman dan tidak berpotensi menimbulkan cidera pada L5/S1.
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa hasil perhitungan RWL dan MPL, maka peneliti dapat disimpulkan bahwa : 1. Pekerjaan mengangkat galon berisi air minum tersebut layak untuk dilakukan dan tidak menimbulkan cidera. Hal tersebut didasarkan pada analisa hasil perhitungan RWLawal dan RWLakhir. Nilai RWLawal sebesar 23,24 dan RWLakhir sebesar 16,6. 2. Berdasarkan perhitungan RWL maka diperoleh nilai LI awal sebesar 0,65 dan LI akhir sebesar 0,91. Kedua nilai LI tersebut < 1 sehingga pekerjaan tersebut dapat dikategorikan aman. 3. Besarnya gaya tekan/ kompresi pada L5/S1 adalah 3374,515 N. 4. Berdasarkan analisa hasil perhitungan MPL sebesar 3374,515 N maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan mengangkat galon tersebut aman untuk dilakukan karena 3374,515 N < 6500 N. 5. Karena berdasarkan analisa RWL maupun MPL pekerjaan tersebut tidak berpotensi menimbulkan cidera pada L5/S1 maka pekerjaan mengnagkat galon air minum tersebut dikatakan layak untuk dilakukan dan tidak memerlukan perbaikan sistem kerja.
5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang menyatakan bahwa pekerjaan mengnagkat galon air minum kemasan tersebut aman untuk dilakukan maka tidak ada hal – hal yang disarankan peneliti untuk aktivitas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmianto, Eko. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Cet.3. Surabaya: Penerbit Guna Widya, 2003. Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi: Study Gerak dan Waktu. Edisi pertama. Jakatrta: Penerbit PT. Guna Widya, 1995. Modul praktikum Biomekanika, Lab. APK&E, 2011
LAMPIRAN
LEMBAR PEGAMATAN
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI (LINGKUNGAN KERJA FISIK)
Disusun Oleh : Kelompok 57 Arif Rakhmanto
(08 522 200)
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011
ABSTRAK Mr Ferdy adalah seorang supervisor di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada CV HIKIKOMORI. Departemen ini bertugas untuk menganalisis kinerja / produktivitas para karyawannya sehingga dapat bekerja efektif. Berdasarkan pada hasil observasi Mr Ferdy, diperoleh data outpun mainan Aerodinamic Helycopter yang dihasilkan tidak seragam, terkadang sedikit dan terkadang banyak.maka untuk mengendalikan suatu output pada waktu tertentu, dilakukan suatu riset untuk menganalisis variabel-variabel yang dapat menyebabkan jumlah output yang tidak seragam tersebut. Setelah dilakukan riset pada departemen perakitan resistor,didapatkan hasil variabel yang mempengaruhi jumlah output. Berdasarkandari hasil kuisioner,ternyata karyawan merasa tidak nyaman dengan keadaan lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi respon kinerja karyawan.setelah itu tim riset mulai untuk melakukan penelitiantingkat vibrasi, kebisingan, pencahayaan, dan temperatur terhadap produktivitas. Input data yang akan diambil adalah vibrasi, kebisingan, pencahayaan, dan Temperatur. Dengan menggunakan metode fuzzy akan dihitung dan didaptkan rule yang mempengaruhi tingkat produktivitas dengan 5 variabel yang diukur tersebut. Akana dibagi menjadi 2 kelas yaitu rendah dan tinggi, kemudian dihitung seberapa banyak output yaitu resistor yang dihasilkan.Output dibagi menjadi 3 kelas yaitu: rendah, sedang, tinggi. Dengan perhintungan dengan metode fuzzy akan didapat hasil analisa yang mempresentasikan hasil pengamatan kedalam rule-rule baru. Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh nilai sebesar 92,8 dan menggunakan software Matlab diperoleh nilai sebesar 87,6. Kata kunci : Temperatur, pencahayaan, kebisingan, vibrasi
50
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah CV HIKIKOMORI adalah perusahaan Mainan Aerodinamic Helycopter. Mr Fredy adalah supervisor dibidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja perusahaan tersebut. Dia ingin melakukan penelitian di stasiun kerja perakitan resistor. Hal ini bertujuan agar utilitas pekerja dapat bekerja dengan maksimal. Oleh karena itu, manajemen perusahaan membentuk suatu tim riset untuk menganalisis faktor – faktor penyebab yang mempengaruhi produktivitas pekerja, ternyata variable yang berpengaruh antara lain: vibrasi; kebisingan; temperature dan pencahayaan. Dari analisis faktor yang telah diteridentifikasikan tersebut harus diukur seberapa kuat intensitas semua komponen yang diperbolehkan dalam suatu kerja. Oleh karena itu diperlukan metode yang sesuai sehingga didapat situasi optimal. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah fuzzy. Dari hasil pengamatan yang telah diperoleh akan dilakukan perhitungan dengan metode ini yang akan menghasilkan rule-rule yang merepresentasikan hasil pengamatan.
1.2 Rumusan masalah Dari latar belakang diatas dapat didefinisikan rumusan masalah, adapun rumusan masalah dari kasus tersebut adalah : 1. Berapakah jumlah output yang dihasilkan jika dilakukan perhitungan secara manual jika diberikan prilaku vibrasi menjadi 5Hz , kebisingan menjadi 109 dB, pencahayaan menjadi 326 Lux, temperatur menjadi 22 C. 2. Berapakah jumlah output yang dihasilkan jika mengunakan software Matlab? 3. Adakah perbedaan yang signifikan antara perhitungan secara manual dan software? berikan alasanya?
1.3 Batasan Masalah Untuk mengurangi lama penelitian dan memngurangi biaya riset maka kami membatasi maslah yang kami teliti dan lingkupnya, batasan masalahnya adalah:
51
1. Penelitian dilakukan dalam Lab APK dan E UII 2. Data penelitian berasal dari bank data Lab APK dan E UII dan beberapa pengukuran langsung.
1.4 Tujuan Praktikum Dari rumusan masalah dan batasan masalah diatas didapat tujuan, tujuan analisa yang kami lakukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan temperatur terhadap hasil kerja dan Menentukan tingkat temperatur yang optimal. 2. Mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dengan tingkat kenyamanan kerja. 3. Mengetahui dan memahami tentang kondisi lingkungan kerja (kebisingan) dapat mempengaruhi hasil suatu pekerjaan. 4. Mengetahui pengaruh getaran mekanis terhadap produktivitas kerja manusia. 5. Menganalisis dan mampu membuat suatu rancangan kerja dengan lingkungan kerja yang ergonomis.
52
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Lingkungan Kerja Fisik 2.1.1 Temperatur Temperatur pada tubuh manusia selalu tetap. Suhu konstan dengan sedikit fluktuasi sekitar 37 derajat celcius terdapat pada otak, jantung dan bagian dalam perut yang disebut dengan suhu tubuh (core temperature). Suhu inti ini diperlukan agar alat-alat itu dapat berfungsi normal. Sebaliknya, lawan dari core temperature adalah shell temperature, yang terdapat pada otot, tangan, kaki dan seluruh bagian kulit yang menunjukkan variasi tertentu. Menurut untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut (Sutalaksana, 1979): 1. 49 derajat celcius temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental. 2. 30 derajat celcius aktivitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan dan timbul kelelahan fisik. 3. 24 derajat celcius kondisi kerja optimum. 4. 10 derajat celcius kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.
2.1.2 Pencahayaan Pencahayaan adalah faktor yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik akan dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan produktivitas pekerja. Efisiensi kerja seorang operator ditentukan pada ketepatan dan kecermatan saat melihat dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan efektifitas kerja, serta keamanan kerja yang lebih besar. Penerangan akan mempengaruhi seorang pekerja untuk dapat melihat dengan baik. Untuk dapat melihat dengan baik maka dibutuhkan suatu penerangan yang baik pula. Ciri-ciri penerangan yang baik tersebut adalah 1. Sinar / cahaya yang cukup.
53
Sinar cahaya yang cukup akan mempengaruhi dan menentukan kemampuan melihat secara tepat. 2. Sinar / cahaya yang tidak berkilau atau menyilaukan. Discomfort glare yaitu cahaya yang tidak menyenangkan tetapi tidak begitu mengganggu kegiatan visual. Efeknya : Sakit kepala dan dapat meningkatkan kelelahan. Disability glare yaitu cahaya yang sangat mengganggu karena mata langsung menerima silau cahaya yang dipancarkan. Contoh: menatap matahari. 3. Kontras yang tepat. 4. Kualitas Pencahayaan (Brightness) yang tepat. 5. Pemilihan Warna yang tepat.
2.1.3 Kebisingan Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Ada pengaruh kebisingan pada produktivitas khususnya untuk pekerjaan yang rumit dan memerlukan konsentrasi penuh . Ada tiga aspek yang menetukan kualitas bunyi yang menentukan tingkat gangguan terhadap manusia yaitu: a. Lama waktu bunyi tersebut terdengar b. Intensitas biasanya diukur dengan desibel (db) yang menunjukan besarnya arus energi per satuan luas c. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah gelombang suara yang sampai ditelinga seseorang setiap detik (jumlah getaran per detik atau hertz) Tingkat kebisingan atau tingkat tekanan ( Sound Pressure Level = SPL ) Lp = 10 log ( P / Po )2 dB Lp = 20 log ( P / Po ) dB Dimana; P = Tekanan suara yang bersangkutan. Po = Tekanan suara standart. Karena decibel merupakan hasil logaritma, maka tingkat kebisingan tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan secara aljabar melainkan harus melalui antalog
54
Ltot = 10 log [
10 ] dB
Tingkat kebisingan dalam industri ternyata bervariasi terhadap waktu. Ini berarti bahwa kebisingan sesaat tidak dapat dipakai untuk menjelaskan tingkat kebisingan yang terjadi. Untuk itu harus dipakai tingkat kebisingan rata-rata. Bentuk-bentuk Kebisingan 1. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas, misal : kipas angin, dapur pijar. 2. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit, misal : gergaji sirkuler, katup gas, dan lain-lain. 3. Kebisingan terputus-putus (intermittent), misal : lalu lintas, kapal terbang. 4. Kebisingan impulsif, misal : pukulan tukul, tembakan bedil. 5. Kebisingan impulsif berulang, misal : mesin tempa kerusakan. 6. Kebisingan dapat berasal dari sumber eksternal (berasal dari luar bangunan atau lokasi) misal kebisingan lalu lintas, industri lain maupun dari sumber internal, misal mesin gerinda, mesin bor. 2.1.4 Getaran Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan getaran getaran osilasi, misalnya mesin, peralatan atau perkakas kerja yang bergetar dan memajani pekerja melalaui transmisi. Adapun besar getaran yang memajan tubuh ditentukan oleh: a) Sifat getaran, yaitu frekuensi, intensitas/amplitudo, dan durasi dari vibrasi. b) Mekanika input indenpen, yaitu tahanan yang diberikan oleh struktur tubuh terhadap getaran. Getaran dapat didefinisikan dalam beberapa arti, seperti : osilasi mekanik, gerakan partikel di sekitar equilibrium ( salah satu bagian otak ) yang memberikan efek pada kesehatan, kenyamanan, dan performans dari seseorang..Getaran dipengaruhi oleh frekuensi dan intensitas getaran itu sendiri. Frekuensi diukur dengan hertz ( Hz ) dan intensitas getaran dapat diukur dengan berbagai cara misalnya : tinggi amplitudo, akselerasi, kecepatan dan tinggi penempatan getaran.(Pulat, 1996)
55
Ada beberapa istilah umum yang digunakan dalam Vibrasi, antara lain: 1. Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi keseimbangannya. 2. Frekuensi Frekuensi dapat diartikan sebagai banyaknya osilasi dalam setiap detik. 3. Amplitudo Amplitudo adalah simpangan penuh yang terjadi ketika bergetar. 4. Periode Periode didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu osilasi penuh. 5. Resonansi Resonansi adalah keadaan tertentu yang terjadi pada suatu benda ketika padanya datang stimulus berupa gaya periodik yang frekuensinya sama dengan frekuensi alamiah benda yang dapat bergetar itu. 6. Akselerasi Akselerasi sering disebut percepatan atau perlajuan. 7. Kecepatan Kecepatan itu sendiri dapat diartikan sebagai satuan yang dibutuhkan suatu benda untuk berpindah tempat sejauh satu meter dalam satu detik. 8. Intensitas Intensitas dapat diartikan banyaknya osilasi dalam jarak yang sama.
Efek dari getaran dapat berupa : 1. VWF (Vibration White Finger): kekakuan pada jari tangan dimana kepekaan untuk menyentuh rasa sakit dan temperatur akan berkurang. Terjadi pada frekuensi 5-100 Hz. 2. WBV (Whole Body Vibration): Getaran mekanis dapat dirasakan dan terjadi pada seluruh tubuh berada pada range frekuensi yang sangat besar yaitu antara 0.1 – 10000 Hz. Selain itu terdapat bukti secara epidemiologi yang kuat bahwa terdapat kenaikan secara pasti terhadap rasa sakit pada punggung dan bagian perut di antara banyak orang yang mengalami WBV pada frekuensi tersebut dalam waktu yang lama.
56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Pengamatan Dalam melakukan pengamatan kerja, obyek yang diamati adalah mahasiswa dengan data diri sebagai berikut : Nama
: Arif Rakhmanto
Jenis kelamin : laki-laki Usia
: 20 tahun
Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah : 1. Resistor 2. Papan PCB 3. Keranjang resistor Memasang resistor ke lempengan pada suhu ruangan 20c, getaran 2Hz, kebisingan 60dB dan pencahayaan 200 lux.
57
3.2 Flowchart
MULAI
STUDI PUSTAKA
PENGAMBILAN DATA
PENGOLAHAN DATA 1. MENENTUKAN MEMBERSHIP RULE 2.MENCARI NILAI KEANGGOTAAN 3.MENCARI NILAI R 4.DE FUZZY
ANALISA HASIL
SELESAI
Gambar 3.1 Flowchart Diagram
3.3 Keterangan Flowchart a. Mulai Dimulai dengana merumuskan masalah yang ada b. Studi pustaka Studi pustaka dari buku-buku atau literatur lainnya yang memuat masalah yang telah di dapatkan c. Pengambilan data
58
Pengambilan data baik secara langsung atau tidak langsung. Dari pengukuran langsung melalui percobaan dan dari bank data yang telah ada sebelumnya. d. Pengolahan data Mengolah data secara manual dan menggunakan software Matlab. Dalam proses ini antara lain yang dilakukan adalah: Menentukan membership rule, mencari nilai keanggotaan, mencari nilai R, dan De fuzzy. e. Analisa Hasil Menganalisis hasil dari Pengolahan data, membandingkan pehitungan manual dengan perhitungan software. f. Selesai
59
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Operator Nama
: Arif Rakhmanto
Jenis kelamin
: laki-laki
Umur
: 20 th
4.1.2 Data Hasil Pengamatan Pengaturan Lingkungan Kerja dan Resistor
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan No
vibrasi
kebisingan
pencahayaan
temperatur
jumlah resistor 83 83 * 77 * 78 * 57 * 88 * 99 * 99 * 84 * 87 *
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz
Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB TInggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB
Rendah= 200 Lux Rendah= 200 Lux Tinggi= 325 Lux Tinggi= 325 Lux Rendah= 200 Lux Rendah=200 Lux Tinggi= 325 Lux Tinggi= 325 Lux Rendah= 200 Lux Rendah=200 Lux
Rendah= 20 C Rendah= 20 C Rendah= 20 C Rendah= 20 C Rendah= 20C Rendah= 20 C Rendah= 20 C Rendah= 20 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C
11 12 13 14 15
Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz
Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB
Tinggi= 325 Lux Tinggi= 325 Lux Rendah= 200 Lux Rendah= 200 lux Tinggi= 325 Lux
Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C
90 * 92 * 95 * 96 * 100 *
Tinggi= 30 C
*91 *
16 Tinggi= 6 Hz
TInggi= 100 dB Tinggi= 325 Lux
60
4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Menentukan Membership Functions Tiap Variabel 1. Vibrasi Range Vibrasi: Rendah
: 1-4
Tinggi
: 3-8 Tinggi
Rendah 1
1
2
3
4
8
6
Gambar 4.2 Grafik Vibrasi V≤1&V≥4
Rendah
Tinggi V ≤ 3 & V
≥8 ⁄ 1
View more...
Comments