LAPORAN PRAKTIKUM 6

December 27, 2017 | Author: Rahma Laila | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LAPORAN PRAKTIKUM 6...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN – 6 PERBANDINGAN TEGANGAN SALURAN SEPADAN(MATCH)

Nama: Rahma Laila Qodriah NIM : 1041160021 Kelas : 2A - JTD

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG JALAN SOEKARNO HATTA PO BOX 04 Telp.0341 404424-404425 FAX.0341 404420 http://www.poltek-malang.ac.id

Tanggal Percobaan : 07 - 05 -2012 PERCOBAAN – 6 PERBANDINGAN TEGANGAN SALURAN SEPADAN(MATCH) 1. Tujuan : 1. Mengukur tanggapan tegangan terhadap frekuensi, dengan osiloskop dan meter bebas pentanahan. 2. Menentukan pelemahan kabel. 3. Menentukan batas maksimum frekuensi saluran. 2. Diagram Rangkaian:

3. Alat-alat dan komponen yang digunakan: Jumlah 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 10 1 1

Nama Alat

Generator Fungsi Oscilloscope Dual Trace Test probe, 10:1/1:1, switchable Probe adapter Resistor 100 ; 1%; 0,5 W Potensiometer 1 k, 10 putaran Saluran koaksial Kapasitor 10 nF, 1% Jembatan Universal Kabel BNC/4mm banana Plug 1 Tee konector BNC Multimeter

Nomor Alat 61.6 00046 17 048.30 & 048.33

048.22 bnb46 & bnb50

095

4. Landasan Teori Bila saluran diberi beban sebesar impedansi karakteristiknya, tidak terjadi pantulan atau tidak terjadi gelombang berdiri pada saluran (dengan catatan impedansi sumber sama dengan impedansi karakteristik saluran). Namun distribusi tegangan sepanjang saluran tidak tetap, tetapi berkurang sepanjang saluran menurut pelemahan permeter(rugi - rugi). Juga saluran mempunyai batas frekuensi kerja yang mana nilai tegangan keluaran berkurang dengan faktor 1/ = 0,707. Nilai ini berkurang oleh penambahan soket pengukuran. Juga kedua metoda pengukuran digunakan yang mana menunjukan bagaimana metoda yang digunakan dapat menyimpang dari hasil pengukuran yang didapat. Terlebih lagi, pengukuran – pengukurandibuat dalam daerah yang mana skin deep efek perlu dipertimbangakan, dimana nilai impedansi untuk LF (mendekati 70 Ω) mendekati 50Ω untuk HF. Pelemahan kabel didefinisikan sebagai:

5. Langkah Kerja 5.1. Merangkai seperti rangkaian. Membebani saluran dengan impedansi karakteristik 60Ω, seperti hasil yang

didapatkan dalam percobaan 1,2, dan 3. 5.2. Mengatur generator U1 sebesar 2 Vpp dan memberikan ke MP1 dan MP10 pada

frekuensi yang di berikan dalam tabel. Mengatur U1 bila perlu. Posisi osiloskop : Y1: (1V/div, 10:1) ke MP1/10. Y2: (1V 50mV/div’ 10:1) ke MP2 sampai MP9 TB diatur sesuai dengan keperluan Membuat analisa untuk hasil pengukuran. 5.3.Mengulaingi pengukuran dengan meter bebas pentanahan. U1 = 0dB = 0.775 Vrms = 2,18 Vpp = konstan

5.4.Menentukan pelemahan Kabel dari nilai yang terukur (tabel 1) pada frekuensi 10Khz, 100Khz, dan 200Khz pada MP5/6. 5.5. Menentukan batas frekuensi maksimal (daari tabel-2).

6. Hasil Percobaan Untuk 5.2 (Tabel-1) Frekuensi 10 KHz 100 KHz 200 KHz 300 KHz 400 KHz 500 KHz 700 KHz

MP1 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,2

MP2 0,16 0,16 0,17 0,17 0,18 0,18 0,2

MP3 0,15 0,15 0,16 0,17 0,18 0,2 0,1

MP4 0,14 0,14 0,14 0,16 0,23 0,17 0,04

MP5 0,12 0,12 0,12 0,15 0,27 0,08 0,03

Satuan Vpp Vpp Vpp Vpp Vpp Vpp Vpp

MP6 20 20 15 30 60 40 20

MP7 15 20 20 20 40 50 20

MP8 15 15 15 20 30 60 20

MP9 10 10 10 10 10 20 15

Satuan mVpp mVpp mVpp mVpp mVpp mVpp mVpp

Dari hasil tersebut diatas, saluran dapat digunkan untuk pengukuran tanpa pemantulan sampai frekuensi 500 KHz Perlu diingat bahwa impedansi probe mempengaruhi hasil pengukuran. Untuk 5.3 Pengukura dengan meter bebas pentanahan (Ri = 10MΩ) Zi= 60Ω, U1=0 dB= 2.18 Vpp frekuensi 10 KHz 100 KHz 200 KHz 300KHz 400 KHz 500 KHz 600 KHz 700 KHz 800 KHz 900 KHz 1 MHz 1,1 MHz 1,2 MHz 1,3 MHz 1,37 MHz

MP1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

MP2 0 0 0 -0,5 -0,8 -1,2 -2,5 -3 -3 -3 -3 -3,2 -3,2 -3 -3

MP3 -1 -1 -1 -1,5 -1,8 -2 -3 -3,8 -4 -4,3 -4,9 -5 -5 -5.2 -5

MP4 -2 -2 -2,5 -3 -3,2 -3,2 -4 -5 -5 -5 -5,2 -5,8 -6 -6 -6

MP5 -3 -3 -3,5 -4 -4 -4 -4,5 -5 -5,5 -6 -6 -6,5 -7 -7 -7

Satuan dB dB dB dB dB dB dB dB dB dB dB dB dB dB dB

Untuk 5.3 Menentukan pelemahan kabel : U1 = 2Vpp = Konstan Untuk frekuensi, f=10kHz, 100kHz, 200kHz, nilai rata-ratanya adalah: U5 =

= 0,12 Vpp

Dengan U1= 2Vpp, pelemahannya adalah: a = 20 log

= 20 log

a’ = a/l =

= 44,4 dB/100m = 44,4 dB/m

untuk 5.4 Menentukan batas frekuensi: U1= 2Vpp; pada f= 10 KHz, U5 adalah -3 dB, yaitu U5= -3 dB- 3dB = -6 dB

F U1 U5

1 Mhz 0 -6

1,5 MHz 0 -7.5

2,0 MHz 0 -8

2,5 MHz 0 -9,5

3,0 Mhz 0 -11

2,6 MHz 0 -9.7

dB dB

Frekuensi batasnya, F1= 1 MHz

7. Analisa Data Berdasarkan percobaan terlihat bahwa tenggangan sepanjang saluran koaksial mengalami pelemahan . dengan pemasangan beban pada ujung saluran diharapkan bahwa saluran tersebut adalah match sehingga tidak terjadi terjadi pemantulan. Namun untuk tegangan disepanjang saluran terjadi pelemahan semakin tinggi frekuensi maka pelemahan juga semakin besar. Berdasarkan hasil percobaan juga terlihat bahwa BW dari saluran tersebut adalah: Dari -3dB sampai -6dB, yaitu sebesar 1 MHz

8. Kesimpulan -

-

Semakin Besar frekuensi maka tegangan akan semakin kecil. Pelemahan pada kabel terjadi dikarenakan pada saluran dengan frekuensi tinggi akan muncul komponen induktor dan kapasitor pada rangkaian saluran, sehingga karakteristik saluran menjadi seperti LPF. Batas maksimum frekuensi saluran adalah 1 Mhz

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF