Laporan Praktikum 5 Biokimia Uji Kualitatif Lipid
March 14, 2018 | Author: ElFatihRahman | Category: N/A
Short Description
bismillah...
Description
UJI KUALITATIF LIPID Fatihatunnisa Ridha Rahman Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H Nasution No. 150 Bandung I. PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Lipid adalah salah satu kategori molekul biologis yang besar yang tidak mencakup polimer. Senyawa yang disebut lipid dikelompokkan bersama karena meiliki satu cirri penting: lipid tidak memiliki atau sedikit sekali afinitasnya terhadap air. Perilaku hidrofobik lipid didasarkan pada struktur molekulernya. Meskipun lipid bisa memiliki beberapa ikatan polar yang berikatan dengan oksigen, lipid sebagian besar terdiri atas hidrokarbon (Campbell et al ,2002). Senyawa – senyawa yang termasuk dalam lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang di kenal. Bloor membagi liid dalam tipe golongan besar yakni: 1. Lipid Sederhana, yaitu ester atau lemak dengan berbagai alkohol. Contohnya : lemak atau gliserida dan lilin (Waxes) 2. Lipid gabungan, yaitu ester atau asam lemak yang mempunyai gugus tambahan. Contohnya : fosfolipid, dan serebrosida. 3. Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid. Contohnya: asam lemak, gliserol, dan sterol (Poedjiadi, 2004 : 52) Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan sebagai energi cadangan makanan yang disimpan pada jaringan adiposa dalam tubuh dalam bentuk lipoprotein fosfolipid yang berfungsi sebagai pengangkut zat – zat yang melewati membran sel steroid senyawa – senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya kolesterol berperan dalam proses pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi sebagai hormon kelamin : dehidroksikolesterol dan ergastrol berperan sebagai provitamin D (Sutresna, 2009: 81)
Asam lemak merupakan asam organik atas rantai hidrokarbon lurus yang pada satu ujung mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada ujung lain gugus metil (CH3). Asam lemak alami biasanya mempunyai rantai dengan jumlah atom karbon genap yang berkisar antara empat sampai dua puluh dua karbon (Almatsier, 2004: 52) Asam lemak yang disimpan sebagai triasilgliserol berfungsi sebagai bahan bakar dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Gliserofosfolipid dan sfingolipid yang mengandung asam – asam lemak ester ditemukan pada membran dan di dalam lipoprotein darah di antar muka (interface) antara komponen lemak struktur – struktur tersebut dengan air di sekelilingnya. Lemak – lemak membran ini membentuk sawar hidrofobik diantara kompartemen – kompartemen subseluler serta antara konstituen – konstituensel dan lingkungan eksternal (Marks et all, 2000: 95) 1.2 Tujuan Praktikum Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu mendeteksi keberadaan lipid pada bahan pangan, mengetahui zat yang mampu melarutkan lipid pada bahan pangan, mengetahui zat yang mampu melarutkan lipid dan mengetahui ketidak jenuhan lipid.
II. METODOLOGI PENELITIAN II.1Waktu dan Tempat Hari : Senin Tanggal : 31 Oktober 2016 Waktu : 07.30 WIB s/d selesai Tempat : GEDUNG LABORATORIUM TERPADU
Lt. 3 RUANGAN
LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI LANJUTAN
II.2Alat dan Bahan NO 1. 2.
NAMA ALAT Tabung Reaksi Pipet Tetes
NO 1. 2.
NAMA BAHAN Minyak Zaitun Minyak Kelapa
3. 4.
Rak Tabung Kertas Cakram
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Mentega Margarin Reagen Sudan IV (C24H20N40) Alkohol 96% Dietyl Eter Kloroform Larutan Na2CO3 Larutan bromina dalam kloroform
II.3Langkah Kerja Uji Kelarutan Lipid 1. Siapkan tabung 2. Kemudian masukkan masing masing bahan larutan penguji sebanyak 1
mL 3. Tambahkan 2 tetes bahan yang diujikan Uji Ketidakjenuhan Lipid 1. Masukkan 4 tetes bahan uji ke dalam tabung reaksi 2. Tambahkan 4 tetesd kloroform 3. Tambahkan setetes demi setetes iodin hingga warna iodin tidak terlihat 4. Ulangi pada bahan uji yang lain
III.HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1.1 hasil pengamatan pada uji kelarutan N O 1. 2.
Uji A
Uji B
Uji C
Larutan Uji
(Aquades
(Alkohol
(Klorofom
) Tidak
96%) Tidak
)
Minyak
larut Tidak
larut Tidak
larut
larut
Zaitun Margarin
Larut Larut
Uji D (Na2CO3) Tidak larut Tidak larut
Uji E (Dietyl Eter) Larut Larut
3. 4.
Tidak
Tidak
Minyak
larut Tidak
larut Tidak
Kelapa
larut
larut
Mentega
Larut Larut
Tidak larut Tidak larut
Uji pada minyak zaitun dan minyak kelapa Uji A
Uji B
Uji C
Uji D
Uji E
Uji B
Uji C
Uji D
Uji E
Minyak Kelapa Uji A
Larut Larut
Mentega Uji A
Uji B
Uji C
Uji D
Uji E
Uji B
Uji C
Uji D
Uji E
Margarin Uji A
Pada uji kelarutan lipid, lipid bersifat nonpolar pada umumnya minyak tidak larut dalam air. Pada uji A (Aquades) Minyak zaitun dan minyak kelapa tidak menyatu dengan aquades karena minyak zaitun dan minyak kelapa bersifat nonpolar dan aquades bersifat polar sehingga terjadi emulsi yang tidak stabil dan membuat minyak dalam aquades tidak tercampur dan membentuk membentuk 2 lapisan. Begitu pula dengan uji bahan margarin dan mentega yang sama sama bersifat nonpolar dimana ketika disatukan dengan aquades tidak terlarut sama sekali sehingga terjadi emulsi yang tidak stabil antara margarin dan mentega dalam aquades. Kemudian uji B (Alkohol 96%) dimana alkohol ini bersifat semipolar sehingga membuat minyak dan alkohol tidak terlarut ini disebabkan oleh minyak yang terdapat pada alkohol membentuk emulsi yang stabil. Begitu pula dengan margarin dan mentega dimana keduanya bersifat nonpolar. Terlihat dari hasil pengamatan dimana margarin, mentega, minyak kelapa, dan minyak zaitun mengalami emulsi yang stabil. Kemudian pada uji selanjutnya yaitu uji C (klorofom) dimana minyak kelapa, minyak zaitun, margarin, dan mentega menyatu atau larut ini disebabkan karena kloroform bersifat nonpolar dan minyak kelapa, minyak zaitun, margarin, dan mentega bersifat nonpolar. Hal ini dibuktikan bahwa minyak memiliki ekor hidrokarbon panjang yang bersifat nonpolar yang menyebabkan lemak/minyak bersifat nonpolar. Oleh karena itu, lemak atau minyak dapat larut dalam nonpolar seperti kloroform. Sehingga lipid tidak dapat larut dalam air yang bersifat polar, melainkan terdispersi. Kemudian pada uji D (Na2CO3) minyak kelapa dan minyak zaitun tidak larut dalam (Na2CO3) akan tetapi membentuk emulsi yang stabil dikarenakan asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda (Na2CO3) dan membentuk
sabun.
Sabun
dapat
mengemulsikan
minyak
kedalam
air
(http://www.rumuskimia.net diakses pada tanggal 10 November 2016 22.10
WIB). Begitu pula dengan margarin dan mentega tidak terlarut dalam Na 2CO3 ini sesuai dengan pendapat Kimball (1983) yang menyatakan bahwa campuran air dengan lemak akan segera memisah menjadi suatu lapisan minyak yang terapung di atas air sehingga mengalami emulsi tidak stabil. Kemudian pada uji E (Dietyl Eter) minyak kelapa, minyak zaitun, margarin, mentega larut dalam dietyl eter. Karena keduanya bersifat nonpolar dimana bahan uji dapat terlarut dengan sempurna dalam eter. Begitu pula dengan bahan uji margarin dan mentega yang bersifat nonpolar sehingga terlarut dalam dietyl eter yang bersifat nonpolar. Sesuai dengan pendapat Martoharsono (2006) yang menyatakan bahwa lipid adalah senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti hidrokarbon atau dietil eter. Selain bergantung pada kepolaran pelarut, kelarutan lipid juga bergantung pada panjang rantai hidrokarbon yang dikandungnya. Semakin panjang rantai, kelarutannya akan semakin berkurang.
Tabel 1.2 hasil pengamatan pada uji ketidakjenuhan No 1. 2. 3. 4.
Larutan Uji Minyak Kelapa Minyak Zaitun Margarin Mentega
MINYAK KELAPA
Hasil setelah ditetesi iodin Bening (tidak jenuh) Bening/jernih (tidak jenuh) Bening (tidak jenuh) Keruh (jenuh) MINYAK ZAITUN
MARGARIN
Jumlah tetesan 5 tetes 2 tetes 1 tetes 5 tetes MENTEGA
Pada uji sifat ketidakjenuhan minyak menyatakan adanya ikatan tak jenuh dalam suatu lemak. Dimana reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium. Iodium akan memutus ikatan rangkap yang terdapat molekul zat, kemudian iodium tersebut akan menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada sama sekali (jika semuanya teradisi oleh iodium). Dengan adanya reaksi ini, maka warna larutan iodium akan hilang. Pada percobaan kali ini menguji 4 bahan larutan uji yaitu, minyak zaitun, minyak kelapa, margarin dan mentega. Semua bahan tersebut diproduksi dari tumbuh tumbuhan atau yang bisa disebut nabati kecuali mentega yang diproduksi dari bahan bahan hewani. Bahan yang diuji akan direaksikan dengan klorofrom pada semua bahan kecuali mentega termasuk kedalam lemak tidak jenuh. Ini disebabkan oleh reaksi iodin pada bahan uji mengalami pemecahan molekul diamana iaktan rangkap akan terputus dan digantikan oleh iodin dan membuat warna iodin menghilang. Ini juga disebabkan oleh lemak tidak jenuh mempunyai ikatan rangkap yang pendek semakin sedikit ikatan rangkap maka semakin rendah pula tingkat pemecahan molekul yang dilakukan iodin sehingga iodin dengan mudah menghilangkan ikatan rangkap yang terdapat pada ketiga bahan uji. Dilihat dari hasil pengamatan pun ketiga bahan uji ini (minyak kelapa, minyak zaitu, dan margarin) mengalami peruahan warna bening atau jernih dan ini membuktikan bahwa ketiga bahan uji ini termasuk kedalam lemat tidak jenuh. Berbeda dengan mentega. Mentega ini terbuat dari bahan yang berasal dari hewani. Dimana hal ini dibuktikan dengan warna yang sangat keruh. Ini disebabkan oleh reaksi iodin pada bahan uji
mengalami pemecahan molekul – molekul panjang yang sangat sulit untuk dipecahkan karena lemak jenuh memiliki molekul ikatan rangkap yang sangat panjang sehingga iodin yang memecah molekulnya semakin sulit untuk memecahnya dan menimbulkan warna iodin semakin pekat dan semakin banyak tetesan yang diteteskan. IV. LESIMPULAN Dari hasil pengamatan dapat diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Minyak kelapa, minyak zaitun, mentega dan margari bersifat nonpolar sehingga pada uji larutan klorofrom dan dietyl eter keempat bahan uji tersebut terlarut dan pada uji aquades, alkohol 96%, dan Na2CO3 bahan uji tidak terlarut dan mengalami emulsi yang stabil dan tidak stabil. 2. Minyak kelapa, minyak zaitun, dan margarin termasuk kedalam lemak tak jenuh dimana lemak tak jenuh ini memiliki molekul ikatan rangkap yang yang pendek sehingga iodin sangat mudah memecah dan mengantikan tempat molekul ikatan rangkap dan merubah warna iodin menjadi bening. Berbeda dengan mentega, mentega termasuk kedalam lemak tak jenuh yang memiliki molekul ikatan rangkap yang panjang sehingga iodin mengalami kesulitan untuk memecah serta menggatikan tempat ikatan rangkap dan warna iodin semakin pekat. V. DAFTAR PUSTAKA Campbell, N. A. 2000. Biologi Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta. Cartono. 2004. Biologi Umum. Bandung: Prisma Press. Dwidjoseputro, D.1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2005. Dasar – dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Kimball, J. W. 1992. Kimia Edisi kelima. Erlangga, Jakarta. Martoharsono, S. 2006. Biokimia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta Bahri, Syaiful, Moh. Mirzan, dan Moh. Hasan. 2012. Karakterisasi Enzim Amilase dari Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.). Jurnal
Natural Science. Vol.1 No. 1 Hal : 132-143. Lab Kimia Organik, Jur. Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako. Lab. Kimia Fisika, Jur. Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako. Diakses pada: http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ejurnalfmipa/article/view/1026/821 pada tanggal: 21 Oktober 2016. Saropah, Dyah Ayu, Akyunul Jannah, Anik Maunatin. 2012. Kinetika Reaksi Enzimatis Ekstrak Kasar Enzim Selulase Bakteri Selulolitik Hasil Isolasi Dari Bekatul. ALCHEMY. Vol. 2. No. 1. Hal 34-45. Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Diakses pada: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/Kimia/article/view/2297/4154 pada tanggal : 11 Oktober 2016.
View more...
Comments