Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
September 22, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1...
Description
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PENGARUH CARA PEMBERIAN OBAT TERHADAP ABSORPSI OBAT
OLEH KELOMPOK I NAMA
NIM
Afrita Dwi A. Bosoin Crolant
PO. +,-,,,/,012
IaltonP!lo"olin
PO. +,-,,,/,03+
H!ll!na M. Karti#a
PO. +,-,,,/,02,
H!nri#aT$a%rin
PO. +,-,,,/,024
&%arni A'%'a#ar S%sana A. Ki$!
PO. +,-,,,/,023 PO. +,-,,,/,1/0
Maria F. Ito
PO. +,-,,,/,1-,
Rosalia M!#til(is
PO. +,-,,,/,1/,
Fan) S%silawati
PO. +,-,,,/,032
T$!r!sia S. Min(in*
PO. +,-,,,/,1/1
Sa'ina E. M!li
PO. +,-,,,/,1/4
F!'l!a H!n%#
PO. +,-,,,/,02-
LABORATORIUM FARMASI &URUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES KUPANG -/4
BAB I PENDAHULUAN
A. TU&UAN Mengenal, mempraktekkan dan membandingkan cara-cara pemberian obat Subkutan dengan cara pemberian lainnya terhadap kecepatan absorbsinya,
menggunakan data farmakologi sebagai tolak ukur. B. TIN& TIN&AU AUAN AN PUST PUSTA AKA
1
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara untuk tujuan mencapai efek farmakologis (efeksistemik) diantaranya melalui oral, subkutan, intramuskular, intraperitoneal, rektal dan intravena. Masing masing cara pemberian ini memiliki keuntungan k euntungan dan menfaat menf aat tertentu yang dipe dipengaruhi ngaruhi oleh karakteristik anatomi, fisiologi, biokimia pada daerah dimana terjadi kontak obat dengan tubuh, termasuk perbedaan suplai darah dan en!im en!im yang terdapat pada setiap tempat. Suatu obat mungkin efektif jika diberikan melalui salah satu cara pemberian, tetapi kurang atau tidak efektif jika diberikan melalui melalu i cara lain. "erbedaan ini salah satunya disebabkan oleh adanya perbedaan dalam hal kecepatan absorbs dari berbagai cara tersebut, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap terh adap efek atau aktivitas aktiv itas farmakologinya, onset o nset (mulai kerja obat) dan durasi (lama kerja obat) menjadi berbeda antara cara pemberian yang satu dengan yang lainnya. "ada percobaan ini akan mengkaji pengaruh berbagai cara pemberian pember ian terhadap efek farmakologi fa rmakologi suatu obat yaitu ya itu obat golongan barbital dengan efek sedatif hipnotik.
/. R%t! R%t!P! P!' '!r !ria ian n a. R%t!P %t!P!!roral
Obat sering digunakan secara oral. #ebanyakan obat ini ditelan dan jarang yang larut dalam mulut. $ujuan penggunaan obat melalui oral adalah untuk memperoleh efek sistemik yaitu obat masuk kepembuluh darah dan beredar keseluruh tubuh setelah terjadi absorbsi obat pada bermacam macam permukaan sepanjang saluran pencernaan. %kan tetapi, tetap i, ada obat yang ditelan dengan denga n tujuan memperoleh efek lokal karena tidak larut atau tidak di absorbsi pada rute ini misalnya obat obat cacing dan obat antasida untuk menetralkan kelebihan asam lambung. &entuk sediaan oral dapat juga dibuat untuk memberikan pengobatan yang lama, seperti sustained seperti sustained 2
release, repeat action dan dan prolonged prolonged action action yang yang berbeda dalam pelepasan !at aktif dan absorbsinya. 'ika dibandingkan dengan rute lain, rute oral lebih menyenangkan, murah serta aman bila digunakan alaupun responnya lebih lambat dan absorbsinya tidak teratur karena tergantung pada beberapa faktor antara lain /5 'umlah dan jenis makanan yang ada didalam lambung. 5 #emungkinan obat dapat dirusak oleh reaksi asam lambung atau en!im en!im pencernaan misalnya insulin ,5 #eadaan penderita muntah muntah atau koma. 45 #erjaaal yang cepat dikehendaki sehingga tidak memungkinkan pemberian secara oral.
#ecepatan absorbsi obat secara oral tergantung pada sediaan obat terhadap cairan biologis yang disebut bioavibility atau ketersediaan hayati. #etersediaan hayati adalah persentase obat yang diabsorbsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan tersedia untuk menghasilkan efek terapeutiknya* dinyatakan dalam mg +. rutan besarnya ketersediaan ketersedi aan hayati bentukbentuk bentukb entuk sediaan obat oba t adalah larutan suspensi oral emulsi kapsul tablet bersalut. Semakin cepat obat diabsorbsi maka akan semakin cepat juga obat itu dimetabolisme dan diekskresi. &entuk bentuk sediaan obat yang digunakan dalam rute oral yaitu tablet, kapsul, serbuk bagi (pulveres) serta sediaan cair termasuk larutan eliir, sirop dan suspensi atau emulsi oral.
'. R%t! R%t! In Inta ta6! 6!na na
3
"emberian obat dilakukan dengan cara intravena yaitu dengan menyuntikkan obat pada daerah ekor (terdapat vena lateralis yang mudah dilihat dan dapat membuat obat langsung masuk ke pembuluh darah). "emberian dengan cara intravena, umumnya menggunakan larutan yang dapat mengandung cairan non iritan yang dapat bercampur dengan air, volume ml sampai / ml. 'ika volume vo lume dosis tunggal lebih dari 0 ml, injeksi intravena tidak boleh mengandung bakterisida dan jika j ika lebih dari / ml, harus beb bebas as pirogen. 1ara intravena merupakan cara pemberian obat yang reaksinya paling cepat karena obat langsung masuk ke pembuluh darah sehingga cara ini tentu saja lebih cepat memberikan efek karena tidak melalui proses absorbsi dulu untuk masuk ke sistemsistemik.
7. R%t! R%t! S!7ara S!7ara Intra" Intra"!ri !riton ton!a !all "ada rute ini, obat disuntikan ke dalam selaput perut atau melalui
rongga perut. 2amun pada saat penyuntikan, harus dilakukan secara hati hati dimana larutan obat disuntikan ke dalam abdomen baah disebelah garis midsagital agar tidak melukai organ tubuh lain yang ada seperti lambung. #euntungan dari cara pemberian ini adalah penyerapannya cepat ce pat karena obat langsung lang sung masuk ke pembuluh pembulu h darah sehingga memberikan efek yang cepat. 3njeksi dengan cara ini memiliki bahaya infeksi yang besar sehingga jarang digunakan.
(. R%t! R%t! S!7 S!7ar ara a S%'# S%'#%t %tan an 1ara pemberian pada rute ini dengan menyuntikan obat pada
jaringan di baah kulit ku lit ke dalam alveolar. 3njeksi dengan cara ini menggunakan obat yang tidak merangsang dan melarut baik dalam air atau minyak. 4fek dengan cara pemberian ini tidak secepat injeksi intramuskular atau intravena karena terdapat lapisan lemak yang
4
paling banyak. 2amun mudah dilakukan sendiri, misalnya misa lnya insulin pada pasien penyakit penyak it gula. %bsorbsi obat di subkutan tergantung dari dar i aliran darah, permeabilitas kapiler darah, kepadatan jaringan di daerah penyuntikkan, laju pelepasan !at aktif.
BAB II CARA PERCOBAAN
"ercobaan ini terdiri dari 5 bagian yaitu &agian 3 &agian 33 &agian 333
Mahasisa
mempresentasikan
macam-macam
rute
pemberian obat dan mendiskusikannya. mendis kusikannya. "ara ma mahasisa me mengerjakan se s endiri pe percobaan ya yang sama. "ara mahasisa mahasisa mempresentasikan mempresentasikan hasil praktikun dan didiskusikan.
A. R%t! "!'!ria "!'!rian n o'at o'at s!7ara s!7ara oral /. Ba$an a$an (an (an Ala Alatt a. Obat Obat 6umi 6umina nall 2a de deng ngan an do dosi siss 50 mg7k mg7kg g &&, &&, ko kons nsen entr tras asii laru laruta tan n
obat 5,0+. 8olume maksimal yang bisa diberikan 0 m67//g &&. b. 9ean coba $ikus putih, jenis kelamin jantan. c. %lat 'arum oral
5
. Cara Cara P! P!r7 r7o' o'aa aan n a. $ikus dipegang pada tengkuknya, jarum oral yang telah berisi larutan
obat dimasukkan kemulut tikus melalui langit-langit masuk esophagus '. :orong larutan obat tersebut ke dalam esophagus ,. P!n*aat atan a. 1a 1atat tat akt aktu u pember pemberian ian obat, obat, mula mulaii timbul timbulny nyaa efek efek (onse (onset) t) dan dan
hilangnya efek. '. 4fek yang diamati antara lain /5 %ktivitas spontan dari respon terhadap rangsangan7stimulus pada keadaaan normal. 5 "erubahan aktivitas baik spontan maupun distimulasi ,5 saha untuk menegakan diri tidak berhasil ;) :i :iam am,, tidak tidak bergera bergerak, k, usaha untuk untuk me meneg negakk akkan an diri tida tidak k lagi lagi dicoba.
6
B. R%t! "!'!ria "!'!rian n o'at o'at s!7ara s!7ara intra intra 6!na /. Ba$an a$an (an (an Ala Alatt 6uminal 2a dengan dosis 50 mg7kg &&, a. Obat
konsentrasi konsentra si larutan obat 5,0+8o 5,0+8olume maksimal yang bisa diberikan diberikan m67//g &&. coba ttiikus puti utih, jjeenis ke kelam lamin jan janta tan. n. '. 9ean co jarum suntik ) 7. %lat . Cara Cara P! P!r7 r7o' o'aa aan n a. 4kor tikus direndam dalm air hangat atau dioles aseton atau eter (untuk tujuan dilatasi). '. 1a 1ari rila lah h ven vena a la late tera ralis lis dan dan sunti suntikka kkan n larut larutan an obat, obat, bila bila teras terasaa ad adaa tahanan artinya jarum tersebut tidak memasuki vena dan bila piston ditarik tidak ada darah yang keluar. 7. &ila harus dilakukan penyuntikan ulang maka lakukan pengulangan dimulai dari bagian distal ekor ,. P!n*aat atan 6akukan pengamatan seperti pada pemberian secara oral
C. R%t! "!'!ri "!'!rian an o'at s!7ara s!7ara intra intra "!riton! "!riton!al al /. Ba$an a$an (an (an Ala Alatt 6uminal 2a dengan dosis 50 mg7kg &&, konsentrasi a. Obat
larutan obat 5,0+8o 5,0+8olume maksimal yang bisa diberikan 5 m67//g m67//g &&. '. 9ean co coba ttiikus puti utih, jjeenis ke kelam lamin jan janta tan. n. jarum suntik ) 7. %lat d. . Cara Cara "! "!r7 r7o' o'aa aan n a. $ikus dipegang pada tengkuknya sedemikian hingga posisi abdomen lebih tinggi dari kepala.
7
'. 6a 6arut rutan an obat obat disunt disuntikk ikkan an ke dalam dalam abdom abdomen en baa baah h dari dari tikus tikus di
sebelah garis midsagital
,. P!n*aat atan 6akukan pengamatan seperti pemberian secara oral.
D. R%t! "!'! "!'!rian rian o'at o'at s!7ara s!7ara s%' #%tan #%tan Masukkan sampai di baah kulit pada tengkuk hean uji dengan jarum
injeksi. ?
PERHITUNGAN
#elompok 3 (Secara subkutan) :ik a. &obot tikus % @5,;0 g b. &obot tikus & 5A,;B g c. &obo &obott maks maksim imal al tiku tikuss /, /,= = kg d. :osis
50 mg7kg &&
'aab :osis 50 mg7kg && /,= kg C > mg X 7 mg $ikus % 200 g 83,45 g C =,A= mg m6 terdapat 0/ mg luminal jadi, volume obat yang dapat diberikan pada tikus % 2,92 mg 50 mg
m6 C /,/0 m6
8
7 mg
X
$ikus & 200 g
39,46 g
C ,5@ mg
'adi, volume yang dapat diberikan pada tikus & 1,38 mg 50 mg
m6 C /,/= m6 m6
#elompok 33 (Secara oral) &erat badan tikus >5 gram #onversi dosis manusia (>/ kg) ke tikus (=// g) C /,/@ :osis terapi 6uminal tikus C /,/@ 50 mg C /,B5 mg7=// g && tikus 73 g 200 g /,B5 C /,=5 mg7kg && 0,23 73 g
/// C 5,0 mg7kg &&
#onsentrasi larutan 5,0+ 3,5 73 g
/,/@ 50 C /,/5 mg7kg &&
0,03 10
C /,//5 mg7kg &&
9
&obot yang ditimbang >0 mg 6uminal diencerkan dengan aDuades 0 m6 lalu ambil /,/5 m6.
#elompok 333 (Secara 3ntravena) . &er eraat tikus a. $ikus kus 5>, 5>,/= /= g b. $ikus = 5A,@A g =. "erhi "erhitu tunga ngan n bahan bahan yang disu disunti ntika kan n a. Misalka Misalkan n berat berat tikus tikus =// =// g, konve konversi rsi ke manusia manusia >/ >/ kg b. Sediaan = m6 ampul (6uminal) menjadi // mg7= m6 Eumus
Berattikuscoba factorr konve konvers rsii dosi dosiss Berattikuspadatabelkonversi facto
normal 37,02 g
ntuk tikus C
200 g
/,/@ // mg C /,555 mg7kg &&
10
37,02 g
C 1000 g
/,555mg7kg && C /,/= mg7kg && tikus
:i buat pengenceran :iambil /, m6 6uminal lalu dilarutkan dalam =/ m6 aDua pro injection. 0,1 mL mg C /,0 mg C 20 mL F // mg 0,012 mg
'adi untuk tikus C
0,5 mg
=/ m6 C /,;@ /,;@ m6
/,0
m6 39,89 g
ntuk tikus = C
200 g
/,/@ // mg C /,50A mg7kg &&
39,89 g
C 1000 g
/,50A mg7kg mg7kg && C /,/; mg7kg &&
:i buat pengenceran :iambil /, m6 6uminal lalu dilarutkan dalam =/ m6 %"3 0,1 mL
C 20 mL
F // mg C /,0 mg
0,014 mg
'adi untuk tikus C
0,5 mg
=/ m6 C /,0B m6
.
#elompok 38 (Secara intraperitoneal) &obot tikus >5,0= g &obot tikus = B@,/> g
11
/,0 m6
200
35
&obot tikus =// g 100
C > mg
x
7 mg
maka dosis untuk tikus
200 g
X
73,52
C =,0> mg
$iap m6 "henobarbital 0/ mg maka, 2,38 mg
50 mg
m6 C /,/;> m6 .
12
BAB III DATA PENGAMATAN
A. KELOMP KELOMPOK OK INTRA INTRA8ENA /. TIKUS / K!t!ran*an O 2 S 4 $
9a#t% :!nit #!;5 /0.//
/B.5/ /.// ;.//
: E % S 3
//.//
R!s"on Mulai melemah tatapi masih bisa menannggapi respon $idak menangkap respon saat ekor digerakkan Menangkap respon (bergerak) saat meja diketuk Mulai menutup mata
@.;@ =.=@
"erhitungan di d imulai da d ari a a al u un ntuk durasi atau lama obat bekerja Mulai tersadar &ergerak bebas
K!t!ran*an O 2 S 4 $
9a#t% :!nit #!;5 /.// /0.// /@.// @.// ==.// =5.//
R!s"on Mulai menggigit dan menggaruk ekor Mulai tidak bergerak Menerima rangsangan saat ekor digerakan Menggaruk mulut dan ekor Mulai tidur $ertidur pulas
: E % S 3
//.//
Mula-mula tertidur
/.;;
%da rangsangan saat tikus terbangun dan menginjak perut tikus kedua
=.5@
&angun dan bergerak bebas
. TIKUS
13
&. SUBKUTAN /. TIKUS / K!t!ran*an
9a#t% :!nit #!5
R!s"on
O 2 S 4 $
/ / B../ // / =B.// ;/.//
$ ikounstadnism unetnikgg aruk kepala Sp Mulai malas bergerak, lemas $idak ada pergerakan, mata masih terbuka
: E % S 3
0/.//
$ertidur dan tidak bergerak
BA.//
$idak bergerak, membuka mata
>A.//
&angun , aktif bergerak
K!t!ran*an O 2 S 4 $
9a#t% //.// /0.//
R!s"on $ikus disuntik Spontan menggaruk kepala
/.// =/.//
Mulai malas bergerak $idak ada pergerakan, mata masih terbuka
: E % S 3
;/.//
$idak bergerak dan tertidur
B/.//
$idak bergerak tetapi membuka mata
>/.//
&angun dan bergerak aktif
. TIKUS
C. INTR INTRAP APER ERIT ITON ONEA EAL L /. TIKUS / K!t!ran*an
9a#t%
R!s"on
:!nit #!;5
14
O 2 S 4 $
//.// /0.// /A.// /.//
$imbul gatal gatal &ergerak sedikit, mulai tenang Mulai tenang, mengangkat kepala :iberi rangsangan dan tetap tteertidur
: E % S 3
B.//
$enang tetap tertidur
=.// =A=
:iberi rangsangan dan tetap tertidur
=A5 =A@
:iberi rangsangnan, bangun dan bergerak bebas
. TIKUS K!t!ran*an
O 2 S 4
9a#t% #!;5 //.// /5.// /0.// />.//
:!nit
R!s"on
Masih aktif bergerak $imbul gatal gatal Mulai tenang #embali bergerak
$
/@.// =.// 0.//
#embali tenang Mulai mengantuk :iam tenang
: E % S 3
>.//
$ertidur
@ @./ .// / @. @.// //
:i :ibe beri ri ra rang ngsa sang ngan an ta tapi pi te teta tap p tert tertid idur ur
@= @=./ .// / >. >.// //
&ang &angun un ta tapi pi te teta tap p tten enan ang g
@.//
&ergerak bebas
D. PERORAL /. TIKUS / K!t!ran*an O 2 S 4 $
9a#t% /.55
/.5A /.;> /.0
R!s"on Mulai menggeleng dan menggaruk kepala dan ekor Menggaruk seluruh badan, pergerakan berkurang Mulai tenang, badan lemah, dan berusaha menegakkan kepala
Mulai m meengedipkan ma mata, m maata sa sayup,
15
terlihat mengantuk : E
./0
$ertidur
% S 3
.;0
$erbangun
16
BAB I8 PEMBAHASAN
:alam :al am praktiku praktikum m ini, rute pemberi pemberian an obat yang diprakte dipraktekan kan oleh kelompok kami adalah rute pemberian secara subkutan. "emberian obat dilakukan dibaah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 75 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). (abdomen ). $ujuannya $ujuannya adalah %gar obat dapat menyebar menyebar dan diserap secara perlahan-lahan karena terdapat lapisan lemak yang paling banyak sehingga durasi lebih lama. Obat dapat diberikan dengan berbagai cara untuk tujuan mencapai efek farmakologis farmakol ogis (efeksistemis) (efeksistemis) diantaranya melalui oral, subkutan, intramuskular, intramuskular, intraperitoneal, rektal dan itravena. Masing-masing cara pemberian ini memiliki keuntungan dan manfaat tertentu yang dipengaruhi oleh karakteristik anatomi, fisiologi,, biokimia pada daerah dimana terjadi kontak obat dengan tubuh, fisiologi termasuk perbedaan suplay darah, dan en!im-en!im yang terdapat pada setiap tempat. Suatu obat mungkin efektif jika diberikan melalui salah satu cara pemberian, tetapi kurang atau tidak efektif jika diberikan dengan cara lain. "erbedaan ini salah satunya dapat disebabkan oleh adanya perbedaan dalam hal kecepatan absorbsi dari berbagai cara pemberian tersebut, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap efek atau aktivitas farmakologinya, onset (mula kerja obat) dan durasi (lama kerja obat) menjadi berbeda antara cara pemberian yang satu dengan yang lainnya.
17
BAB I8 PENUTUP
A. KESI KESIM MPULA PULAN N /. "ada praktikum ini, masing masing rute pemberian obat mempengaruhi
cara kerja obat dan absorbsinya dalam tubuh. . &erdasarkan data pengamatan yang ada, rute pemberian secara intravena merupakan rute yang menimbulkan efek tercepat. B. SARAN . :alam :alam melakuka melakukan n praktikum praktikum hendakny hendaknyaa praktikan praktikan menyiapk menyiapkan an semua alat dan bahan yang akan digunakan secara steril terlebih dahulu sehingga lebih mempersingkat aktu dan hasilnya bisa lebih baik . =. "ada saat melakukan melakukan praktikum, praktikum, diharapkan diharapkan praktikan praktikan melakukan melakukan dengan dengan serius dan teliti.
18
DAFTAR PUSTAKA %nonim., =/=. Penuntun =/=. Penuntun Praktikum Farmakologi Farmakologi #upang 9oan, $.'., $.'., dan Eahardja,#., Eahar dja,#., =//>. Obat – Obat Penting edisi VI . 4le media komputindo 'akarta Mutschler, 4., AAA. Dinamika AAA. Dinamika Obat edisi V . "enerbit 3$& &andung
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI ANALGETIKA
19
OLEH KELOMPOK I NAMA
NIM
Afrita Dwi A. Bosoin Crolant
PO. +,-,,,/,012
IaltonP!lo"olin
PO. +,-,,,/,03+
H!ll!na M. Karti#a
PO. +,-,,,/,02,
H!nri#aT$a%rin
PO. +,-,,,/,024
&%arni A'%'a#ar
PO. +,-,,,/,023
S%sana A. Ki$!
PO. +,-,,,/,1/0
Maria F. Ito
PO. +,-,,,/,1-,
Rosalia M!#til(is
PO. +,-,,,/,1/,
Fan) S%silawati
PO. +,-,,,/,032
T$!r!sia S. Min(in*
PO. +,-,,,/,1/1
Sa'ina E. M!li F!'l!a H!n%#
PO. +,-,,,/,1/4 PO. +,-,,,/,02-
LABORATORIUM FARMASI &URUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES KUPANG -/4
20
BAB II PENDAHULUAN
A. TU&U TU&UAN AN PERC PERCOB OBAA AAN N Mengenal, mempraktekkan dan membandingkan daya analgetik asetosal dan
parasetamol menggunakan mengguna kan metode Gitkin B. TIN& TIN&AU AUAN AN PUST PUSTA AKA /. P!n*!r n*!rti tia an %nalgetik atau penghalang rasa nyeri adalah !at-!at yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.%nalgetik anti inflamasi di duga bekerja berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin (mediator nyeri). Easa nyeri sendiri dapat di bedakan dalam tiga kategori diantaranya yaitu a. Anal Anal*! *!ti ti# # P!ri P!rif! f!rr %nalgetik %nalget ik "erifer yaitu mengenai mengenai rasa nyeri dan demam. Easa Easa nyeri
merupakan merupak an suatu gejala yang berfungsi melindungi tubuh. :emam juga adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiri. #ini para ah ahli li be berpe rpenda ndapat pat baha baha demam demam adala adalah h suatu suatu reaksi reaksi tangki tangkiss yang yang berguna dari tubuh terhadap terhad ap infeksi. "ada suhu di atas 5 5>H1 >H1 limfosit dan mikrofag menjadi lebih aktif. &ila suhu melampaui ;/-;H1, barulah terjadi situasi krisis yang bisa menjadi fatal, karena tidak terkendalikan lagi oleh tubuh. '. Anal*!ti# Anal*!ti# Antira Antira(an* (an* (an O'at; O'at;O'at O'at R!a %nalgetik antiradang di sebut juga %rthritis, adalah nama gabungan untuk dari seratus penyakit yang semuanya bercirikan rasa nyeri dan bengkak, serta kekakuan otot dengan terganggunya fungsi alat-alat penggerak (sendi dan otot). Iang paling banyak di temukan adalah arthiritis deormansi) deormansi) (Iun.arthon (Iun.arthon C sendi,6at!deormare sendi,6at!deormare C ar artr tros os!! ( arthiritis cacat bentuk), di sebut juga ost!oartros! atau ost!oart$ritis.&ercirikan degenera dege nerasi si tulang tulang raan raan yang menipis menipis sepanja sepanjang ng progres progresss peny penyakit akit,, de deng ngan an pe pemb mben entu tuka kan n tula tulang ng ba baru ru,, hing hingga ga ruan ruang g di anta antara ra send sendii menyempit. 7. Anal Anal*! *!ti ti# # Nar# Nar#ot oti# i#
21
%nalgetik %nalget ik narkotik, kini di sebut juga O"ioi(a (mirip opiat), adalah !at yang bekerja terhadap reseptor opioid khas di SS", hingga persepsi nyeri dan respons emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi). . G! kg #onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
as aseta etatt + ya yang ng diberi diberikan kan untuk untuk menc mencit it dengan dengan bobot bobot /,/5= /,/5=0> 0> kg C /,/5=0> kg /,//=B C /,////@;B@= kg 8olume pembe pemberian rian asam asam asetat asetat +
C 5// mL / kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/5=0> kg dengan konversi /,//=B C 5// mL / kgBB /,////@;B@= kg C /,/=0 m6 m6 N /,/= ml ml '. &obot mencit 33 C /,/=A@@ kg #onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
as aseta etatt + ya yang ng diberi diberikan kan untuk untuk menc mencit it dengan dengan bobot bobot /./=A /./=A@@ @@ kg C /,/=A@@ kg /,//=B C /,////>>B@@ kg 8olume pembe pemberian rian asam asam asetat asetat +
C 5// mL / kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/=A@@ kg dengan konversi /,//=B C 5// mL / kgBB /,////>>B@@ kg C /./=5 m6 N /,/= ml 7. &obot mencit 333 C /,/5/B; kg #onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
as aseta etatt + ya yang ng diberi diberikan kan untuk untuk menc mencit it dengan dengan bobot bobot /./5/ /./5/B; B; kg C /,/5/B; kg /,//=B C /,////>ABB; kg 8olume pembe pemberian rian asam asam asetat asetat +
C 5// mL / kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/5/B; kg dengan konversi /,//=B mL / kgBB C 5// /,////>ABB; kg C /./=5@m6 N /,/= ml
(. &obot mencit 38 C /,/5/5B kg #onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
as aseta etatt + ya yang ng diberi diberikan kan untuk untuk menc mencit it dengan dengan bobot bobot /./5/ /./5/5B 5B kg C /,/5/5B kg /,//=B C /,////>@A5B kg
29
8olume pembe pemberian rian asam asam asetat asetat +
C 5// mL / kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/5/5B kg dengan konversi /,//=B C 5// mL / kgBB /,////>@A5B kg C /./=5 m6 N /,/= ml !. &obot mencit 8 C /,/=AA0 kg #onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
as aseta etatt + ya yang ng diberi diberikan kan untuk untuk menc mencit it dengan dengan bobot bobot /./=A /./=AA0 A0 kg C /,/=AA0 kg /,//=B C /,////>>@> kg 8olume pembe pemberian rian asam asam asetat asetat +
C 5// mL / kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/=AA0 kg dengan konversi /,//=B C 5// mL / kgBB /,////>>@> kg C /./=5 m6 N /,/= ml f.
&obot mencit 83 C /,/5=/0 kg #onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam as aseta etatt + ya yang ng diberi diberikan kan untuk untuk menc mencit it dengan dengan bobot bobot /./5= /./5=/0 /0 kg C /,/5=/0 kg /,//=B C /,////@5555 kg 8olume pembe pemberian rian asam asam asetat asetat +
C 5// mL / kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/5=/0 kg dengan konversi /,//=B C 5// mL / kgBB /,////@5555 kg C /./=; m6 N /,/= ml
. Dosi Dosiss "ara "aras! s!ta tao oll
6arutan stok parasetamol + b7v (0= mg7 kg &&) a. &obot mencit 3 C /,/5=0> kg :osis parasetamol untuk mencit C 0= mg / kgBB 'adi dosis parasetamol untuk mencit dengan bobot /./5=0> kg C 0= mg / kgBB /,/5=0> kg C ,BA5B; mg 8olume yang diambil d iambil
30
1,69364 mg
C
1000 mg
x 100 mL 0,169 mL 0,17 ml =
'. &obot mencit 33 C /,/=A@@ kg
:osis parasetamol untuk mencit C 0=
mg / kgBB
'adi dosis parasetamol untuk mencit dengan bobot /./=A@@ kg C 0= mg / kgBB /,/=A@@ kg C ,005>B mg 8olume yang diambil d iambil 1,55376 mg x 100 mL=0,155 mL N /,0 m6 C 1000 mg 7. &obot mencit 333 C /,/5/B; kg
:osis parasetamol untuk mencit C 0=
mg / kgBB
'adi dosis parasetamol untuk mencit dengan bobot /./5/B; kg /
C 0= mg kgBB /,/5/B; kg C ,0A5=@ mg 8olume yang diambil d iambil 1,59328 mg x 100 mL= 0,159 mL 0,15 ml C 1000 mg
,. a. Dosi Dosis s As!to s!tosa sall 38 C /,/5/5B kg &obot mencit
:osis %setosal untuk mencit C 0=
mg / kgBB
'adi dosis asetosal untuk mencit dengan bobot /./5/5B kg C 0= mg / kgBB /,/5/5B kg C , 0>@>= mg 8olume yang diambil d iambil 1,57872 mg x 100 mL 0,157872 mL 0,15 C 1000 mg =
b. &obot mencit 38 C /,/=AA0 kg /
:osis %setosal untuk mencit C 0=
31
mg kgBB
'adi dosis asetosal untuk mencit dengan bobot /./=AA0 kg C 0= mg / kgBB /,/=AA0 kg C , 00>; mg 8olume yang diambil d iambil 1,5574 mg C 1000 mg x 100 mL =0,15574 mL c. &obot &obot menci mencitt 38 C /,/ /,/5=/ 5=/0 0 kg :osis %setosal untuk mencit C 0=
mg / kgBB
'adi dosis asetosal untuk mencit dengan bobot /./5=/0 kg C 0= mg / kgBB /,/5=/0 kg C ,BBBB mg 8olume yang diambil d iambil 1,6666 mg x 100 mL =0,16666 mL 0,16 ml C 1000 mg d. Mencit Mencit 833 kontrol kontrol negatif negatif ( bobot bobot /,/=B== /,/=B== kg) "enginduksi asam asetat + (5// mg7kg &&) :osis /,/=B== / ,//=B /,////B@>= kg 8olume asam asetat 5//Cml7kg && /,////B@>= kg C/,/=/;0B mlN/,/= ml
BAB III HASIL PERCOBAAN Cara P!n*aatan
. 1atat aktu mulai timbulnya timbulnya efek geliat yang terjadi terjadi pada mencit mencit =. 4fek yan ang g diam diamaati pada men enccit anta ntara lain men enaarik rik kaki kebelakang, penarikan abdomen, dan kejang tetani atau kekakuan otot
BAB III HASIL PERCOBAAN A. Data Data P!n P!n*a *aa ata tan n Waktu (Selang 5 Menit) 0'5
Aet!al ( Mencit) 32&
56&&
&&& 43
Jumlah Geliat Mencit "a#acetam!l (Mencit) 30&
32
69&&
&&& 59
a$ua%e ( Mencit) 61&
71&&
5&6&&
5 ' 10 10 ' 15 15 ' 20 20 ' 25 25 ' 30 30 ' 35 35 ' 40 40 ' 45 45 ' 50 50 ' 55 55 ' 60
35 26 24 19 15 10 8 5 1 175
Total
49 36 33 25 21 17 14 10 8 5 3 277
45 53 32 17 11 9 8 5 3 1 227
33 3 7 5 2 1 84
76 60 60 72 69 15 2 423
41 12 2 2 1 117
78 91 98 107 114 117 118 109 94 81 72 115 0
B. P!r$ P!r$it it%n %n*a *an n
+ daya analgetik C // ("7# //) . %setosal 175 + 277 + 227
Eata rata asetosal
3
=226,3
1150 + 853 + 811
Eata rata dengan aDuadest
Maka,
3
(
daya analgetik analgetik =100 −
(
daya day a analgetik analgetik =100 −
226,3 938
C 100
−
x 100
( 24,12 )
C >0,@@ +
33
p x 100 k
)
)
=938
70 70 80 83 89 88 79 69 69 56 51 45 853
64 67 69 70 79 84 89 70 67 55 41 811
34
=. "ara "arase seta tamo moll 84 + 423 + 117
Eata rata parasetamol
3
=208
1150 + 853 + 811
Eata rata dengan aDuadest
(
daya analgetik analgetik =100 −
Maka,
=938
3
p x 100 k
(
daya analgetik analgetik =100 −
208 938
C 100
x 100
−
)
( 22,17 )
C >>,@5 +
35
)
BAB III PEMBAHASAN
%nalgetik adalah obat atau senyaa yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri."arasetamol termasuk pada golongan analgetik non narkotik atau intrgumental analgesics!Metode analgesics!Metode yang pada pengujian daya analgetik untuk mencit adalah metode Gitkin, tempat induksi berupa peritoneum pada mencit, !at yang digunakan adalah asam asetat dengan respon kontraksi abdominal abdominal.. 4fek dari penggunaan metode ini adalah rasa nyeri yang disebabkan oleh pemberian induktor nyeri yang menyebabkan geliat dapat diamati secara torsi pada satu sisi, menarik kaki ke belakang, penarikan kembali abdomen, kejang tetani dengan membengkokkan kepala dan kaki ke belakang. 4fek analgetik dari obat akan mengurangi atau menghilangkan respon tersebut. &ahan yang digunakan adalah suspensi parasetamol + sebagai analgetik dan kontrol positif, Sebagai kontrol negatif berupa aDuades, dan asam asetat sebagai penginduksi.%lat yang digunakan berupa jarum suntik m6, jarum oral (ujung tumpul). 9ean ujinya adalah mencit dengan umur ;/- B/ hari, dengan berat badan =/ g. 1ara percobaannya yaitu mencit pertama sebagai kontrol negatif diberi aDuades, pada kontrol positif berupa suspensi parasetamol + sebagai analgetik dan asam asetat untuk penginduksinya. penginduksin ya. %sam asetat diberikan setelah 0 menit saat pemberian aDuades dan suspensi parasetamol.%sam asetat sebagai penginduksi untuk memberikan sensasi nyeri. "a "ada da sa saat at pember pemberia ian n suspen suspensi si parase parasetam tamol ol + dan asam asam asetat asetat,, daya daya analgetiknya yaitu >>,@5+ sedangkan untuk pemberian asetosal daya analgetiknya >0,@@+. 3ni dapat dihitung dihitung dari jumlah geliat geliat yang terjadi baik yang dibe diberikan rikan asetosal maupun parasetamol. :an pada saat pemberian aDuades sebagai kontrol negatif, efek yang muncul yaitu mencit juga mulai menarik kaki belakang dan geliat yang muncul muncul berjumlah kali lebih banyak dari pada kontrol positif.
36
37
BAB I8 PENUTUP
A. . KESI KE%nal SIM M PULA PUik LAN N lah obat at %n alget getik adalah ada atau au senya senyaa a yang yang digun digunaka akan n untuk untuk mengu mengura rangi ngi
rasa sakit atau nyeri. =. "ar aras aset etam amol ol te term rmas asuk uk pada pada golo golong ngan an anal analge geti tik k non non nark narkot otik ik atau atau intrgumental analgesics dan sebagai kontrol positif. 5. 4fek yaitu dari obat mulai bekerja, seperti menarik kaki ke belakang. ;. :i :ibe beri ri contr control ol negat negatif if berupa berupa aD aDuad uades es efekny efeknyaa menghas menghasilk ilkan an men mencit cit menarik kaki ke belakang. Jeliat yang muncul muncul berjumlah berjumlah
lebih banyak
dari pada control positif.
B. SARAN . :alam :alam melakuk melakukan an praktiku praktikum m hendakny hendaknyaa praktika praktikan n menyiapk menyiapkan an yang yang
akan digunakan secara steril terlebih dahulu sehingga lebih mempersingkat aktu dan hasilnya bisa lebih baik . =. "ada saat , diharapkan diharapkan praktikan melakukan melakukan denganseri denganserius us dan teliti .
38
DAFTAR PUSTAKA
AA;. Farmasetika Farmasetika.. Jadjah Mada niversity "ress.Iogyakarta. %nief, M., M., AA;. Joodman and Jilman, =//>, Dasar =//>, Dasar Farmakologi %erapi %erapi,, 4disi /, diterjemahkan oleh %malia, "enerbit &uku #edokteran 4J1. 'akarta #at!ung,, &ertram #at!ung
J.
AA@. Farmakologi
&uku#edokteran 4J1. 'akarta
39
Dasar
dan
&linik ."enerbit ."enerbit
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI ANESTETIKA LOKAL
OLEH KELOMPOK I8 :EMPAT5 :EMPAT5 NAMA
NIM
Afrita Dwi A. Bosoin
PO. +,-,,,/,012
Crolant IaltonP!lo"olin
PO. +,-,,,/,03+
H!ll!na M. Karti#a
PO. +,-,,,/,02,
H!nri#aT$a%rin
PO. +,-,,,/,024
&%arni A'%'a#ar
PO. +,-,,,/,023
S%sana A. Ki$!
PO. +,-,,,/,1/0
Maria F. Ito
PO. +,-,,,/,1-,
Rosalia M!#til(is
PO. +,-,,,/,1/,
Fan) S%silawati
PO. +,-,,,/,032
T$!r!sia S. Min(in*
PO. +,-,,,/,1/1
Sa'ina E. M!li
PO. +,-,,,/,1/4
F!'l!a H!n%#
PO. +,-,,,/,02LABORATORIUM FARMASI
&URUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES KUPANG -/4
BAB I
40
PENDAHULUAN
A. TU&UAN TU&UAN PRAKTI PRAKTIKUM KUM
Mengenal teknik anastesi pada hean percobaan, memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan dalam sifat dan potensi anastesi lokal, mengenal berbagai faktor yang yan g mempengaruhi kerja anastesi an astesi lokal.
B. TIN& TIN&AU AUAN AN PUST PUSTA AKA /. K!lin7i a. Kara#t Kara#t!ri !risti sti# # Uta Utaa a K!lin7 K!lin7ii #elinci berkembang biak paling baik didaerah beriklim sedang.
9ea 9e an n ini ini ja jara rang ng be bers rsua uara ra,, ke kecu cual alii da dala lam m ke kead adaa aan n sang sangat at kesakitan."erlakuan yang kasar dapat membuatnya berontak. '. Kan(an* Kan(an* Dan Dan P!ralata P!ralatan n P!rawa P!rawatan tan K!lin7i K!lin7i "ersy "ersyar arata atan n untuk untuk kandan kandang g keli kelinci nci an anta tara ra lain, lain, cu cukup kup kebersi kebe rsihanny hannya, a, terlindu terlindung ng dari angin, angin, hujan hujan dan sinar sinar maahari maahari langsung, hean cukup mendapat sinar dan udara segar. &iasanya satu kandang hanya didisi dengan satu ekor kelinci. #elinci sangat peka terhadap perubahan
suhu
lingkungan.Suhu kandang yang ideal antara 0-=/ /1.%ir minum harus har us dised disediak iakan an te terus rus-m -mene enerus rus karen karenaa dalam dalam sehar seharii kelin kelinci ci membutuhkan air minum @/-// ml7#g &&. Makanan Maka nan kelinci kelinci umumnya umumnya sayuran, sayuran, dan perlu perlu tambaha tambahan n protein B-=/+, lemak 0-/+, pati ;/-0/+, vitamin terutama %,:,4, %sam 2ikotinat, "yridoksin, dan #olin. Makanan tambahan ini dapat dapat diberika diberikan n dalam dalam bentuk bentuk pellet pellet atau dedak. dedak. "erhari "erharinya nya kelinci deasa makan sebanyak >0-// gram makanan.
7. Cara Cara M! M!! !*a *an* n* K!li K!lin7 n7ii #elinci #el inci harus ditanga ditangani ni dengan dengan halus halus namun namun sigap sigap agar
tidak berontak. #elinci deasa dipegang dengan cara pegang kulit bagian tengkuk dengan tangan kanan dan tangan kiri untuk
41
badannya, sedangkan kelinci muda cukup dengan memegang pingggangnya. pingggangn ya. #elinci tidak suka diletakkan dipermukaan yang licin atau diatas meja sehingga cenderung gelisah atau tidak tenang karena meras me rasaa tida tidak k aman. aman. #ain #ain lap atau atau diseli diselimu muti ti denga dengan n han handuk duk meru me rupa paka kan n cara cara un untu tuk k meng mengat atas asii ke keti tida dak k ny nyam aman anan an ke keli linc ncii dipermukaan yang licin. . Anas Anast! t!si si Lo#a Lo#all a. P!n*!rtian %nastesi lokal adalah obat yang dapat menghilangkan sensasi atau
rangsang rang sangan, an, karena karena bekerja bekerja mendepre mendepresi si secara secara langsung langsung terhadap terhadap syaraf-syaraf sensorik perifer. Syarat - syarat %nestesi lokal ) =) 5) ;)
#urang #ura 7 tidak tida k batkan meran merangsan g akan jaring jaringan an manen $i $idak dakng mengaki men gakibatk angsang kerusakan kerus perman per en susunan susunan saraf $oksis $oksisita itass sistem sistemis is yang yang renda rendah h 4f 4fek ekti tiff se seca cara ra pe peny nyun unti tika kan n atau atau pe peng nggu guna naan an loka lokall pa pada da
selaput lendir 0) Gaktu dimulai dimulai,, daya daya kerja kerjany nyaa sesin sesingka gkatt mungk mungkin in L untuk untuk jangka aktu yang cukup cu kup lama B) :apat :apat larut larut dalam air air dan membentu membentuk k larutan larutan yang stabil. stabil.
'. M!#a M!#ani nis s!! K!r< K!r. Obat – ObatPentingedisi VI . 4le media komputindo 'akarta #at!ung,, &ertram #at!ung
J.
AA@. Farmakologi
Dasar
dan
&uku#edokteran 4J1. 'akarta Mutschler, 4., AAA. DinamikaObatedisi AAA. DinamikaObatedisi V ."enerbit3$& ."enerbit3$& &andung
51
&linik ."enerbit ."enerbit
View more...
Comments