Laporan Praktek Apk (Modul 4)-Analisa Beban Kerja Ergonomis.
August 4, 2018 | Author: Rudini Mulya | Category: N/A
Short Description
Untuk membatasi praktikum ini agar lebih terfokus maka kami hanya melakukan praktikum terbatas pada pengukuran beban ker...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA MODUL 4 BEBAN KERJA
DISUSUN OLEH: KELOMPOK V
Rudini Mulya
(41610010035) (41610010035)
Zamaludin
(41610010014)
Stefany Soegianto
(41610010042) (41610010042)
Novian
(41610010034) (41610010034)
Azis Muksin Ardiansyah
(41610010015)
Ihsan Maulana
(41610010010)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kelompok kami bisa menyusun dan menyajikan laporan praktikum Analisis dan Perancangan Kerja (APK) ini dengan baik hingga akhir penyusunanya. Praktikum ini merupakan suatu lagka awal bagi mahasiswa untuk semaking mengenal bagaimana proses dalam analisis dan perancangan kerja yang baik baik dalam suatu suatu pekerjaan yang dihadapi. Dengan penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini sudalah merupakan suatu optimalisasi dengan pertimbangan akan singkatnya waktu dan kemauan keras. Namun, masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan Kritik serta Saran yang membangun guna menjadikan bahan acuan dalam penulisan tugas-tugas yang selanjutnya. Akhir kata semoga penyusunan laporan praktikum Analisis dan Perancangan Kerja ini bisa berguna berguna bagi semua pembaca, yang dengan senang meluangkan waktunya waktunya untuk membaca laporan praktikum ini.
Jakarta, 10 Juni,2013
Kelompok V
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................... Pengantar.......................................................................... ..................................................................... ................................................... .................
I
Daftar Isi........................................................... Isi............................................................................................. ........................................................................... .........................................
II
Bab 1. Pendahuluan.......................................... Pendahuluan.......................................................................... ...................................................................... ........................................... .....
III
1.1
Latar Belakang Perencanaan Perencanaan Pratikum...................................................... Pratikum.............................................................. ........
4
1.2
Batasan Masalah..................................... Masalah......................................................................... ........................................................... .......................
4
1.3
Tujuan Pratikum............................................... Pratikum............................................................................... ................................................. .................
4
1.4
Alat dan Bahan yang digunakan....................................................... digunakan........................................................................ .................
5
1.5
Pelaksanaan Pelaksanaan Pratikum................................................... Pratikum................................................................................... ..................................... .....
5
Bab II. Landasan Teori............................................................. Teori............................................................................................... ................................................... .................
6
2.1
Beban Kerja............................................................... Kerja.................................................................................................. .....................................
6
2.1
Penilaian Beban Kerja.................................................... Kerja................................................................................... ...............................
7
2.1
Kelelahan......................................... Kelelahan........................................................................ ............................................................. ..............................
7
Bab III. Metode Penelitian.............................................. Penelitian........................................................................................ ........................................................ ..............
14
Bab IV. Analisis Data.................................................... Data........................................................................................ ......................................................... .....................
15
4.1
Beban Kerja Fisik............................... Fisik........................................................... ........................................................... ...............................
15
4.2
Perhitungan............................................... Perhitungan..................................................................................... .................................................... ..............
16
4.3
Beban Kerja Mental........................................................ Mental....................................................................... ............... ............
19
4.4
Perhitungan............................................... Perhitungan....................................................................................... .................................................. ..........
20
Bab V. Kesimpulan Dan Saran.................................................. Saran...................................................................................... ............................................ ........
23
5.1
Kesimpulan.......................................... Kesimpulan..................................................................... ......................................................... ..............................
23
5.2
Saran..................................................... Saran............................................................................................ ........................................................ .................
23
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Praktikum
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas kerja sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh barat tubuh, memungkinkan memungkinkan kita untuk unt uk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi. Di pihak lain , dengan pekerjaan berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja diterima oleh seseorang
harus sesuai atau
seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Menurut Suma’mur (1984) ba hwa kemampuan kerja seorang tenaga kerja
berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkatan keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan keadaan gizi, jenis jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dari pekerjaan pekerjaan yang bersangkutan. bersangkutan. Berdasarkan alasan diatas maka untuk melangkapi teori yang sudah didapat dan lebih memahami mengenai konsep-konsep, prinsip- prinsip dan teknik dalam Analisa dan Perancangan Kerja khususnya Beban Kerja maka kami melaksanakan praktikum ini. Diharapkan dengan praktimum ini kami dapat meningkatkan pemahaman dan pengembangan ilmu Analisa dan Perancangan Kerja dan kelak dapat dipraktikan dilingkungan kerja perusahaan. 1.2 Batasan Masalah
Untuk membatasi praktikum ini agar lebih terfokus maka kami hanya melakukan praktikum terbatas pada pengukuran beban kerja melalui kelelahan fisik maupun mental 1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mampu menggunakan dan mengetahui alat pengukur kelelahan 2. Mampu menghitung konsumsi energi, heart rate saat sebelum bekerja dan sesudah bekerja 3. Mampu merancang simulasi kelelahan dengan menggunakan treadmill 4. Mampu mengukur kelelahan menggunakan reaction time 5. Mampu mengolah dan menganalisis hubungan antara kelelahan dan dampaknya
1.4 Alat dan Bahan yang Digunakan
Untuk menunjang pelaksanaan praktikum, maka digunakan beberapa alat dan bahan, adapun alat dan bahan nya adalah adalah sebagai sebagai berikut : 1. Tread mill automatic speed 2. 1 set reaction time 3. Stopwatch 4. Lembar pengambilan data 5. Alat tulis 1.5 Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Analisa dan Perancangan Kerja yang mempelajari tentang Beban Kerja dilaksakan pada : Hari
: Rabu, 15 Mei 2013
Jam
: 14.00 s/d 16.00 WIB
Tempat
: Ruang D-207
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pengertian Beban Kerja Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas kerja sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh barat tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi. Di pihak lain , dengan pekerjaan berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental. Dari sudut pandang pandang ergonomi, setiap setiap beban kerja diterima diterima oleh seseorang seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Menurut Suma’mur (1984) ba hwa kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkatan keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dari pekerjaan yang bersangkutan.
Beban kerja oleh karena faktor eksternal Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja.
Yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu sendiri, organisasi dan lingkungan kerja, ketiga aspek ini sering disebut sebagai stressor. -
Tugas-tugas yang dilakukan baik yang yang bersifat bersifat fisik, fisik, seperti seperti stasiun stasiun kerja, kerja, sikap kerja, beban yang yang diangkat-angkut, diangkat-angkut, peralatan , sarana informasi informasi dll. Sedangkan tugastugastugas yang bersifat mental , seperti tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung jawab terhadap pekerjaan , dll.
-
Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi mempengaruhi beban kerja,
seperti lamanya waktu
kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, model struktur organisasi, sistem pelimpahan tugas dan wewenang , dll. -
Lingkungan kerja yang yang dapat dapat memberikan memberikan beban tambahan kepada pekerja adalah ; * lingkungan kerja fisik, seperti intensitas penerangan, kebisingan, temperatur ruangan, getaran , dll. * lingkungan kerja kimiawi, seperti debu, gas-gas pencemar udara, uap logam, dll. * lingkungan kerja biologis, seperti bakteri, virus, jamur, parasit dll. * lingkungan kerja psikologis, seperti pemilihan dan penempatan tenaga kerja, hubungan antara pekerja dengan pekerja, atasan dan bawahan, dll.
Beban kerja oleh karena faktor internal Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri
sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tubuh tersebut dikenal sebagai strain . Berat ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Penilaian secara objektif , yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis. Sedangkan penilaian subjektif dapat dilakukan secara subjektif berkaitan erat dengan harapan, keinginan, kepuasan dll. Secara lebih ringkas faktor internal meliputi ; faktor somatis ( jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi ) , faktor psikis ( motivasi, persepsi, kepercayaan, kepercayaan, keinginan, kepuasan dll. ). 2.2. Penilaian Beban Kerja Fisik dan Beban Kerja Mental A. Beban Kerja Fisik Menurut Astrand & Rodahl (1977) bahwa penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan melalui asupan oksigen selama bekerja. Meskipun metode dengan menggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang cukup mahal. Sedangkan metode pengukuran tidak langsung adalah
dengan
menghitung
denyut
nadi
selama
kerja.
Kemudian
Konz
(1996)
mengemukakan mengemukakan bahwa denyut denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju laju metabolisme yang baik, kecuali dalam keadaan emosi. Katagori berat, ringan nya beban kerja didasarkan pada metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung. Tabel 1. Katagori Beban Kerja Katagori beban kerja
Konsumsi oksigen (l/min)
Vestilasi paru (l/min)
Suhu rektal (˚C)
Denyut jantung (denyut/min)
Ringan
0,5 – 0,5 – 1,0
11 – 11 – 20
37,5
75 – 75 – 100
Sedang
1,0 – 1,0 – 1,5
20 – 20 – 31
37,5 – 37,5 – 38,0
100 – 100 – 125
Berat
1,5 – 1,5 – 2,0
31 – 31 – 43
38,0 – 38,0 – 38,5
125 – 125 – 150
Sangat berat
2,0 – 2,0 – 2,5
43 – 43 – 56
38,5 – 38,5 – 39,0
150 – 150 – 175
Sangat sekali
2,5 – 2,5 – 4,0
60 – 60 – 100
berat
> 39
> 175
Sumber : Chris tensen (1996 ) Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat digunakan untuk penentuan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan aktivitas pekerjaannya pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang bersangkutan. bersangkutan. Semakin berat beban kerja maka semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tampa kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya. Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembekaran zat dalam menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan maka akan semakin besar pula energi yang dikeluarkan. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya jumlah kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan berat – berat – ringannya beban kerja. Berkaitan hal tersebut , menurut Kepmennaker (1999), menetapkan kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori sebagai berikut :
Beban kerja ringan
: 100 – 100 – 200 kilo kalori / jam
Beban kerja sedang
: > 200 – 200 – 350 kilo kalori / jam
Beban kerja berat
: > 350 – 350 – 500 kilo kalori / jam
Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. . Komsumsi energi diukur dalam satuan Watt, 1 Watt = 1 Joule/detik, untuk konversi satuan energi setiap kebutuhan 1 liter oksigen akan memberikan 4,8 kilo kalori energi yang setara dengan 20 KJ. Dalam satuan SI didapat 1 kilo kalori = 4,2 kilojoule (KJ). Konsumsi energi merupakan faktor utama dan tolak ukur yang dipakai sebagai penentu besar/ringannya besar/ringannya kerja fisik dilaksanakan. Proses Metabolisme merupakan fasa yang penting sebagai penghasil energi yang diperlukan untuk kerja fisik. Besarnya energi yang dihasilkan / dikonsumsi dinyatakan dalam satuan kilo kalori(Kcal). Untuk kegiatan dengan klasifikasi ringan (berjalan, berdiri/duduk, berdiri/duduk, berpakaian) berpakaian) memerlukkan 700Kcal/24 jam .
Standar untuk energi Kerja
tambahan
kalori
kerja
600-
5.2 Kcal/menit adalah energi maksimum
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan fisik sedang secara terus-menerus
usia (tahun)
Persentase Persenta se Kemampuan (%)
20 - 30
100%
40
96%
50
96%
60
90%
65
75%
Tabel 2. Kebutuhan kalori perjam menurut janis aktivitas Kilo Kalori/jam/kg No.
Jenis Aktivitas
Berat Badan
1.
Tidur
0,98
2.
Duduk dalam keadaan istirahat
1,43
3
Membaca dengan intonasi keras
1,50
4
Berdiri dalam keadaan tenang
1,50
5
Menjahit dengan tangan
1,59
6
Berdiri dengan konsentrasi terhadap suatu objek
1,63
7
Berpakaian
1,69
8
Menyanyi
1,74
9
Menjahit dengan mesin
1,93
10
Mengetik
2,00
11
Menyetrika (berat setrika +- 2,5 kg)
2,06
12
Mencuci peralatan dapur
2,06
13
Menyapu lantai dengan kecepatan +- 38 kali permenit.
2,41
14
Menjilid buku
2,43
15
Pelatihan ringan
2,43
16
Jalan ringan dengan kecepatan +-3,9 km/jam
2,86
17
Pekerjaan kayu, logam dan pengecetan dalam industri
3,43
18
Pelatihan sedang
4,14
19
Jalan agak cepat dengan kecepatan +-5,6 km/jam
4,28
20
Jalan turun tangga
5,20
21
Pekerjaan tukang batu
5,71
22
Pelatihan berat
6,43
23
Pekerjaan kayu secara manual
6,86
24
Berenang
7,14
25
Lari dengan kecepatan +-8 km/jam
8,14
26
Pelatihan sangat berat
8,57
27
Jalan sangat cepat dengan kecepatan +-8 km/jam
9,28
28
Jalan naik tangga
15,80
Kebutuhan kalori perjam tersebut merupakan pemenuhan kebutuhan kalori terhadap energi yang dikeluarkan akibat beban kerja utama. Sehingga masih diperlukan tambahan kalori apabila terdapat beban kerja tambahan seperti , suhu lingkungan yang panas dan lain-lain. Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 jam sehari ditentukan oleh tiga hal : 1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal . Metabolisme basal adalah konsumsi energi secara konstan pada saat istirahat dengan perut dalam keadaan kosong, yang mana tergantung pada ukuran berat badan dan jenis kelamin Dimana seorang laki-laki dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal +- 100 kilo Joule(23,87 kilo kalori) per 24 jam kg-BB. Sedangkan seorang wanita dewasa memerlukan kalori kalori untuk metabolisme metabolisme basal +- 98 kilo Joule(23,39 Joule(23,39 kilo kalori) per 24 jam kg-BB. Contoh seorang laki-laki dewasa dengan berat badan 60 kg akan memerlukan kalori kalori untuk metabolisme basal sebesar +- 6000 kilo Joule(1432 kilo kalori) kalori) per 24 jam. 2. Kebutuhan kalori untuk kerja. Kebutuhan kalori untuk kerja sangat ditentukan dengan jenis aktivitas kerja yang dilakukan atau berat ringannya pekerjaan. 3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain diluar jam kerja. Rerata-rata kebutuhan kalori untuk aktivitas lain diluar jam kerja adalah +- 2400 kilo Joule(573 kilo kilo kalori) untuk seorang seorang laki-laki dewasa dewasa dan sebesar +- 2000 - 2400 kilo Joule(477- 425 kilo kalori) per hari untuk wanita dewasa.
Beban kerja fisik tidak hanya ditentukan oleh jumlah kilo kalori yang dikonsumsi, tetapi juga ditentukan oleh jumlah otot yang terlibat dan beban statis yang diterima serta tekanan panas dari lingkungan kerjanya yang dapat meningkatkan denyut nadi. Berdasarkan hal hal tersebut tersebut
maka denyut denyut nadi lebih lebih mudah dan dapat digunakan untuk untuk
menghitung indeks beban kerja. Dan salah satu cara yang sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah dengan merasakan denyutan pada arteri radialis dipergelangan tangan. Denyut nadi untuk mengistimasi indeks beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yang didefinisikan oleh Grandjean (1993) : 1. Denyut nadi istirahat : adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai 2. Denyut nadi kerja : adalah rerata denyut nadi selama bekerja 3. Nadi kerja : adalah selisih antara Denyut nadi istirahat dan Denyut nadi kerja B. Beban Kerja Mental Selain beban kerja fisik , beban kerja yang bersifat mental harus pula dinilai. Namun demikian penilaian penilaian
beban kerja mental tidaklah tidaklah semudah menilai beban kerja fisik.
Pekerjaan yang bersifat mental sulit diukur melalui perubahan fungsi faal tubuh. Secara fisiologis, aktivitas aktivitas mental
terlihat sebagai suatu jenis pekerjaan yang yang ringan sehingga sehingga
kebutuhan kalori kalori untuk aktivitas aktivitas mental tanggung jawab, jawab, aktivitas mental mental
juga lebih lebih rendah. Pada Pada hal secara moral dan
jelas lebih lebih berat dibandingkan dibandingkan dengan dengan aktivitas aktivitas fisik,
karena lebih melibatkan kerja otak ( white-collar) dari pada kerja otot( Blue-collar). Dewasa ini aktivitas aktivitas mental mental
lebih banyak didominasi oleh pekerja-pekerja kantor, supervisor supervisor dan
pimpinan sebagai pengambil keputusan dengan tanggung jawab yang lebih besar. Menurut Grandjean (1993) setiap aktivitas mental akan selalu melibatkan melibatk an unsur persepsi, interpretasi interpretas i dan proses mental dari suatu informasi yang diterima oleh organ sensor untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat informasi yang lampau. Yang menjadi masalah pada manusia adalah kemampuan untuk memanggil kembali atau mengingat informasi yang disimpan. Proses mengingat kembali ini sebagian besar menjadi masalah bagi orang tua. Seperti kita tahu bahwa orang tua kebanyakan mengalami penurunan daya ingat. Dengan demikian penilaian beban kerja mental lebih tepat menggunakan penilaian terhadap tingkat ketelitian, kecepatan maupun konstansi kerja . Sedangkan jenis pekerjaan yang lebih memerlukan kesiapsiagaan tinggi seperti petugas air traffic controllers di Bandara udara adalah sangat berhubungan dengan pekerjaan mental yang memerlukan konsentrasi tinggi. Semakin
lama
orang
berkonsentrasi berkonsentrasi
maka
akan
semakin
berkurang
tingkat
kesiapsiagaannya. kesiapsiagaannya. Maka uji yang lebih leb ih tepat untuk menilai kesiapsiagaan tinggi adalah tes ‘ waktu reaksi’ . Dimana waktu reaksi sering dapat digunakan sebagai cara untuk menilai kemampuan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan mental.
2.3. Pengetian Kelelahan Kelelahan bagi setiap orang lebih bersifat subjektif karena terkait dengan perasaan. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai dengan penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Istilah kelelahan biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada penurunan efisiensi dan terjadinya penurunan vitalitas dan produktivitas kerja akibat faktor pekerjaan. Kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu . Gejala kelelahan kerja adalah adanya perasaan lelah, penurunan kesiagaan, persepsi yang lambat dan lemah disamping penurunan kerja fisik dan mental. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan merupakan tremor pada otot (perasaan (perasaan nyeri pada otot). Sedangkan Sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerjayang disebabkan karena monotoni, intensitas, lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebabsebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi ( Grandjean, 1993). Byrd dan Moore (1986) menyatakan bahwa penurunan produktivitas kerja pada pekerja terutama oleh adanya kelelahan kerja . ILO (1983) mengutarakan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan kelelahan kerja adalah adanya monotoni pekerjaan ; adanya intensitas dan durasi kerja mental dan fisik yang
tidak proporsional; proporsional; faktor faktor lingkungan lingkungan kerja, kerja, cuaca dan dan
kebisingan; faktor mental seperti tanggung jawab, ketegangan dan adanya konflik-konflik; serta adanya penyakit-penyakit, kesakitan dan nutrisi yang tidak memadai. Faktor penyebab terjadinya kelelahan akibat kerja Grandjean (1991 ) menjelaskan bahwa faktor penyebab terjadinya kelelahan di industri sangat bervariasi, dan untuk memelihara/ mempertahankan kesehatan dan efisiensi, efisiensi, proses penyegaran harus dilakukandi dilakukan di luar tekanan (cancel out the stress). Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode istirahat dan waktu-waktu berhenti kerja juga juga dapat dapat memberikan penyegaran. Kelelahan yang disebabkan oleh karena kerja statis berbeda dengan kerja dinamis. Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50% dari kekuatan maksimum otot hanya dapat bekerja selama 1 menit, sedangkan pada pengerahan tenaga < 20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan tenaga otot statis sebesar 15-20% akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan berlangsung sepanjang hari. Astrand & Rodahl (1977) berpendapat bahwa kerja dapat dipertahankan beberapa jam per hari tanpa
gejala kelelahan jika tenaga yang dikerahkan tidak melebihi 8% dari maksimum tenaga otot. Lebih lanjut Suma'mur (1982); Grandjean (1993), juga menyatakan bahwa kerja otot statis
merupakan kerja berat (Strenous), kemudian mereka membandingkan antara kerja otot statis dan dinamis. Pada kondisi yang hampir sama, kerja otot statis mempunyai konsumsi energi lebih tinggi, denyut nadi meningkat dan diperlukan waktu istirahat yang lebih lama. Waters & Bhattacharya (1996), berpendapat agak lain, bahwa kontraksi otot baik statis maupun dinamis dapat menyebabkan kelelahan otot setempat. Kelelahan tersebut terjadi pada waktu ketahanan (Endurance time) otot terlampaui. Waktu ketahanan otot tergantung pada jumlah tenaga yang dikembangkan oleh otot sebagai suatu prosentase tenaga maksimum yang dapat dicapai oleh otot. Kemudian pada saat kebutuhan metabolisme dinamis dan aktivitas melampaui kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot akan terpengaruh sehingga kelelahan seluruh badan terjadi. Sedangkan Annis & McConville (1996) berpendapat bahwa saat kebutuhan metabolisme dinamis dan aktivitas melampaui kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot akan terpengaruh sehingga kelelahan seluruh badan terjadi. Kemudian mereka merekomendasikan bahwa, penggunaan energi tidak melebihi 50% dari tenaga aerobik maksimum untuk kerja 1 jam; 40% untuk kerja 2 jam dan 33% untuk kerja 8 jam terus menerus. Nilai tersebut didesain untuk mencegah kelelahan yang dipercaya dapat dap at meningkatkan resiko cedera cedera otot pada tenaga kerja. Untuk mengurangi tingkat kelelahan maka harus dihindarkan sikap kerja yang bersifat statis dan diupayakan sikap kerja yang lebih dinamis. Hal ini dapat dilakukan dengan merubah sikap kerja yang statis menjadi sikap kerja yang lebih bervariasi atau dinamis, sehingga sirkulasi darah dan oksigen dapat berjalan normal ke seluruh anggota tubuh. Sedangkan untuk menilai tingkat kelelahan seseorang dapat dilakukan pengukuran kelelahan secara tidak langsung baik secara objektif maupun subjektif.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam praktikum Beban Kerja, kami mengukur beban kerja baik fisik maupun mental. Berikut langkah-langkah/prosedur langkah-langkah/prosedur praktikum yang kami lakukan : 1. Untuk mengukur beban kerja fisik, kami mengatur kecepatan treadmill dengan speed 2 2. Kemudian operator mulai berjalan diatas treadmill dengan waktu yang t elah ditentukan 3. Pengukur mencatat HR, konsumsi energi, dan distance lalu mengukur reaction time nya 4. Kami mengulang langkah-langkah diatas dengan kecepatan yang berbeda yaitu dengan speed 3 dan 5 5. Untuk beban kerja mental kami menggunakan alat reaction time. Dengan cara kerja sebagai berikut :
Operator : menekan tombol secara acak selama 5 menit
Responden : menekan tombol sesuai dengan task
Pencatat : mencatat wakt respon di layar display RT
BAB IV ANALISIS DATA BEBAN KERJA FISIK
Nama / NIM NIM
: Rafli / 41610010018
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 20 tahun
Berat Badan
: 76 kg
Speed
2
3
5
Time (sec) 10
Distance
Energy
Pulse
-
0,1
131
30
0,01
0,5
136
60
0,03
1
126
120
0,06
2
132
180
0,09
3
127
360
0,19
5,9
110
60
0,04
1,5
112
120
0,09
2,9
114
180
0,14
4,4
108
360
0,29
8,9
115
420
0,34
10,4
109
480
0,39
11,9
112
20
0,01
0,7
93
40
0,04
1,6
111
60
0,06
2,4
127
120
0,15
4,8
130
180
0,23
7,3
133
360
0,48
14,8
121
Rest (min)
9,47
7,23
-
Nama / NIM NIM
: Paulus F. Pake Pake / 41610010004
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 25 tahun
Berat Badan
: 64 kg
Speed
2
3
5
Time (sec) 10
Distance
Energy
Pulse
-
0,1
89
30
0,01
0,5
109
60
0,03
1
103
120
0,06
2
101
180
0,09
2,9
117
360
0,19
5,9
122
60
0,05
1,3
103
120
0,09
3
118
180
0,14
4,4
103
360
0,29
8,9
103
420
0,34
10,4
108
480
0,39
11,9
107
20
0,02
0,8
93
40
0,05
1,6
105
60
0,08
2,5
100
120
0,16
5
110
180
0,24
7,4
102
360
0,49
14,9
102
Rest (min)
9,1
7,23
-
PERHITUNGAN
Orang Pertama (Rafli) 1. Denyut nadi
Max HR = 220 – age = 220 – 20 = 200 bpm HR = 206 – (0,62 x age) = 206 – (0,62 x 20) = 206 – 12,4 = 193,6
Workload
Heart Rate (bpm)
Light
-90
Moderate
90 - 100
Heavy
110 - 130
Very Heavy
130 - 150
Extremely Heavy
150 - 170
2. Konsumsi Energi SPEED 2
E-cost = -1967 + 8,58HR + 25,1HT + 4,5A – 7,47RHR + 67,8G =-1967 + 8,58 . 127 + 25,1 . 69,7 + 4,5 . 20 -7,47 . 64 + 67,8 . 0 = -1967 + 1089,66 + 1749,47 + 90 – 478,08 = 484,05 watt = 6,92 kkal/min SPEED 3
E-cost = -1967 + 8,58HR 8,58HR + 25,1HT + 4,5A 4,5A – 7,47RHR + 67,8G =-1967 + 8,58 . 112 + 25,1 . 69,7 + 4,5 . 20 -7,47 . 64 + 67,8 . 0
= -1967 + 960,96 + 1749,47 + 90 – 478,08 = 355,35 watt = 5,08 kkal/min SPEED 5
E-cost = -1967 + 8,58HR 8,58HR + 25,1HT + 4,5A 4,5A – 7,47RHR + 67,8G =-1967 + 8,58 . 119 + 25,1 . 69,7 + 4,5 . 20 -7,47 . 64 + 67,8 . 0 = -1967 + 1021,02 + 1749,47 + 90 – 478,08 = 415,41 watt = 5,94 kkal/min Kategori Pekerjaan
Pengeluaran Energi (kkal/menit)
Light
< 2,5
Moderate
2,5 - 5
Heavy
5 - 7,5
Very Heavy
7,5 - 10
Extremely Heavy
> 10
3. Physical Activity Rasio (PAR)
Light – Less than 3x resting energy Orang Kedua (Paulus) 1. Denyut nadi
Max HR = 220 – age = 220 – 22 = 198 bpm HR = 206 – (0,62 x age) = 206 – (0,62 x 22) = 206 – 13,64 = 192,36
Workload
Heart Rate (bpm)
Light
-90
Moderate
90 - 100
Heavy
110 - 130
Very Heavy
130 - 150
Extremely Heavy
150 - 170
2. Konsumsi Energi SPEED 2
E-cost = -1967 + 8,58HR 8,58HR + 25,1HT + 4,5A 4,5A – 7,47RHR + 67,8G =-1967 + 8,58 . 107 + 25,1 . 66,92 + 4,5 . 22 -7,47 . 68 + 67,8 . 0 = -1967 + 918,06 + 1679,69 + 99 – 507,96 = 221,79 watt = 3,17 kkal/min SPEED 3
E-cost = -1967 + 8,58HR 8,58HR + 25,1HT + 4,5A 4,5A – 7,47RHR + 67,8G =-1967 + 8,58 . 107 + 25,1 . 66,92 + 4,5 . 22 -7,47 . 68 + 67,8 . 0 = -1967 + 918,06 + 1679,69 + 99 – 507,96 = 221,79 watt = 3,17 kkal/min SPEED 5
E-cost = -1967 + 8,58HR 8,58HR + 25,1HT + 4,5A 4,5A – 7,47RHR + 67,8G =-1967 + 8,58 . 102 + 25,1 . 66,92 + 4,5 . 22 -7,47 . 68 + 67,8 . 0 = -1967 + 875,16 + 1679,69 + 99 – 507,96 = 178,89 watt = 2,55 kkal/min
Kategori Pekerjaan
Pengeluaran Energi (kkal/menit)
Light
< 2,5
Moderate
2,5 - 5
Heavy
5 - 7,5
Very Heavy
7,5 - 10
Extremely Heavy
> 10
3. Physical Activity Rasio (PAR)
Light – Less than 3x resting energy
BEBAN KERJA MENTAL SEBELUM MELAKUKAN PEKERJAAN Tombol
Waktu (detik x100)
B
C
D
E
F
73
57
74
66
8
57
78
77
38
74
63
49
65
82
11
44
41
46
67
161
104
35
44
71
141
52
37
63
66
11
35
57
84
52
32
53
41
41
33
32
72
11
29
35
49
49
33
32
55
11
50
40
54
48
36
55
56
43
39
48 53 80 8
TOTAL RATARATA
680
297
673
801
850
48,57
49,5
51,77
61,62
50
=
=
=
,
− − − =
(
)
=
,
SESUDAH MELAKUKAN PEKERJAAN TOMBOL
Waktu (detik x100)
B
C
D
E
F
33
26
40
53
45
52
38
36
57
28
25
37
83
46
11
34
30
82
109
48
23
49
39
43
37
32
33
24
38
41
31
38
41
43
49
17
31
36
45
38
61
23
36
59
31
22
46
39
97
34
44
26
36
100
110
25
28
71
52
7
30
42
60
7
35
45
45
40
30
59
38
10
26
41
45
5
42
54
59
28
52
4
35
32
59 42 44 30 33 11 28
TOTAL RATARATA
520
405
855
1068
851
32,5
33,75
45
56,21
65,46
− − − =
=
=
=
(
,
)
=
,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa : 1. Kelelahan Fisik dapat menghambat terselesaikan nya suatu pekerjaan 2. Beban kerja yang berlebihan dapat mempercepat mempercepat terjadinya t erjadinya kelelahan fisik 3. Berdasarkan percobaan sensor cahaya mendapatkan respon lebih cepat dibanding sensor suara 4. Kecepatan respon setelah melakukan pekerjaan lebih cepat dibanding sebelum melakukan pekerjaan, hal hal ini berbanding terbalik dengan teori teori yang ada. ada. Hal tersebut dapat dapat disebabkan disebabkan diantaranya karena pada awal melakukan percobaan, operator belum terbiasa dengan alat yang ada
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, kami ingin memberikan saran kepada pihak yang terkait dengan praktikum Analisa dan Perancangan Perancangan Kerja, yaitu: 1. Penjelasan mengenai modul agar lebih mendalam 2. Penggunaan Penggunaan waktu praktikum agar dapat lebih efisien
View more...
Comments