LAPORAN PLENDIS B6.docx
May 2, 2019 | Author: Archica Queen II | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN PLENDIS B6.docx...
Description
Laporan Plenary Discussion Blok 6 Skenario 1
Tutorial 5 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta Telp. (0274) 387656, Fax (0274) 387646 Website :www.umy.ac.id 2017
Nama Anggota : 1. Annisa Oktafia (20170340058) 2. Vania Cindy Ega Rahmadani (20170340113) 3. Ita Nur Rochmah (20170340017) 4. Resta Aulia Noora Widyastiti (20170340020) 5. Serina Cahya Nabilah (20170340087) 6. Arsita Denta Rizramadhani (20170340103) 7. Novetha Syafira Widodo (20170340101) 8. Desriza Izza Amalia Kamaruddin (20170340047) 9. Hairiyah (20170340114) 10. Nanik Hidayanti (20170340096) 11. Archica Novieda Antari (20170340040) 12. Muhammad Shibgatallah Azzam (20170340081) 13. Hanna Safira (20170340088) 14. Galih Hanur Cahyo (20170340022)
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan diskusi pleno pada blok 6 skenario 1 ini. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Laporan ini disusun guna melengkapi tugas dalam hasil diskusi tutorial dengan menggunakan bahasa Indonesia pada blok 6 skenario 1 program studi Kedokteran Gigi Fakuktas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan yang mendalam karena laporan ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, seta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena Nya kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. 2. 3. 4. 5.
Allah SWT Orang tua penulis yang sealu mendoakan drg. Novarini sebagai tutor pada kelompok tutorial 5 Teman teman kita tercinta Dan semua yang telah membantu kita dalam pengerjaan laporan diskusi pleno ini
Semoga Laporan Diskusi Pleno ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan. Laporan ini disusun sebaik-baiknya, namun masih terdapat kekurangan di dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Yogyakarta, Mei 2018
Penulis (anggota kelompok tutorial 5)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DEFINISI RESIN KOMPOSIT KOMPOSISI RESIN KOMPOSIT JENIS RESIN KOMPOSIT INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PEMAKAIAN RESIN KOMPOSIT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RESIN KOMPOSIT CARA MANIPULASI RESIN KOMPOSIT
A. DEFINISI RESIN KOMPOSIT Resin komposit merupakan tumpatan estetik yang sewarna dengan gigi dan merupakan gabungan atau kombinasi dari dua atau lebih bahan kimia yang berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik daripada bahan itu sendiri. Resin komposit yang merupakan bahan tumpatan yang digunakan karena punya nilai estetik yang tinggi. Biasanya terdiri dari gabungan dari beberapa bahan baik itu organic atau anorganik. Bahan organic dapat berupa polymer dari resin matriks sedangkan bahan anorganik dapat berupa ceramic dari partikel filler. Bahan-bahan tersebut merupakan polimer yang mengeras melalui polimerisasi
B. KOMPOSISI RESIN KOMPOSI 1. Matriks Resin Kebanyakan bahan komposit kedokteran gigi menggunakan monomer yang merupakan diakrilat aromatic atau alipatik. Bis-GMA, urethane dimethacrylate (UDMA), triethylene glycoldimethacrylate (TEGDMA) adalah dimetakrilat yang umum digunakan.
Matriks resin organik yang paling sering digunakan adalah bisphenol Aglycidyl methacrylate (bis-GMA) yang dihasilkan dari reaksi antara bisphenol A dan glycidyl methacrylate. Bis-GMA memiliki dua gugus hidroksil untuk meningkatkan viskositas sehingga dapat berpolimerisasi menjadi bentuk polimer ikatan ganda dan memiliki dua cincin karbon
aromatik untuk menambah berat molekul dan kekakuan (Gambar 1.)
Matriks resin yang sering ditambahkan pada bis-GMA adalah triethylene glycoldimethacrylate (TEGDMA). Struktur kimia TEGDMA memiliki sifat mekanis yang lebih rendah daripada bis-GMA (Gambar 2). Matriks resin lainnya yaitu urethane dimethacrylate (UDMA) yang biasanya digunakan sebagai matriks resin tambahan atau pengganti bisGMA. Struktur kimia UDMA memiliki gugus urethane yang memberikan kekuatan dan kekerasan pada polimer serta penyerapan air yang rendah (Gambar 3).
Selain monomer, terdapat bahan tambahan lain dalam matrik resin termasuk system activator-inisiator, penghambat, penyerap sinar ultra violet, pigmen dan pembuat opak. a. System Activator-inisiator Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan mekanisme polimerisasi tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari aktivasi kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau sinar). b. Penghambat Yang sering digunakan adalah Butylated Hydroxytoluene. Diperlukan untuk meminimalkan atau mencegah polimerisasi spontan dari monomer.
2. Partikel Bahan Pengisi Anorganik ( F iller ) Partikel bahan pengisi umumnya dihasilkan dari penggilingan atau pengolahan quartz atau kaca untuk menghasilkan partikel yang berkisar antara 0,1-100 μm. Partikel bahan pengisi anorganik ( filler ) umumnya membentuk 30-70% volume atau 50-85% berat komposit. Penambahan filler sebagian besar menentukan sifat mekanik dari bahan restorasi. Bahan pengisi anorganik antara lain ada Silika koloidal yang diperoleh dari proses pirolitik atau presipitasi/pengendapan. Untuk memastikan estetik dari restorasi komposit, ketransparanan bahan pengisi harus serupa dengan struktur gigi. Untuk memastikan translusensi yang baik, indeks refraksi bahan pengisi harus serupa dengan resin. Untuk bis-GMA dan TEGDMA, indeks refraksinya sekitar 1,55 sampai 1,46, sementara campuran 2 komponen dengan proporsi yang sama per berat, memberikan indeks refraksi sekitar 1,5. Kebanyakan kaca dan quartz digunakan sebagai bahan pengisi karena memiliki indeks refraksi 1,5 yang cukup untuk mendapat translusensi yang baik. Radiopak bahan pengisi disebabkan oleh sejumlah kaca dan porselen yang mengandung logam berat seperti Barium (Ba), Strontium (Sr) dan zirconium (Zr). Partikel kaca tersebut memiliki indeks refraksi 1,5 untuk menyamai resin. Kaca pengisi yang paling sering dipakai adalah kaca barium.
3. Bahan Coupling A gent ( Silane) Bahan coupling agent diperlukan untuk memberikan ikatan anatara bahan pengisi anorganik dan matrix resin. Coupling agent memperkuat ikatan antara filler dan matriks resin dengan cara bereaksi secara kimia. Hal tersebut membuat matriks resin memindahkan tekanan kepada partikel filler. Kegunaan coupling agent tidak hanya untuk memperbaiki sifat kimia dari resin komposit tetapi juga meminimalisasi hilangnya partikel filler akibat penetrasi cairan antara resin dan filler. Bahan coupling memiliki fungsi utama sebagai fasilitator ikatan antara matriks resin dan partikel bahan pengisi ( filler ). Aplikasi bahan coupling yang tepat dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus sepanjang anatar-muka bahan pengisi dan resin. Meskipun titanat dan zirkonat dapat dipakai sebagai bahan coupling, organosilan (methacryloxypropyl trimethoxysilane) lebih sering digunakan. Pada tahap hidrolisasi, silane mengandung gugus silanol yang dapat berikatan dengan silanol pada permukaan bahan pengisi melalui pembentukan
ikatan siloxane (S-O-Si). Gugus metakrilat dari gabungan organosilen membentuk ikatan kovalen dengan resin bila terpolimerisasi, jadi menyempurnakan proses coupling. 4. Aktivator (Insiator Visible light activation) Comphorquinone merupakan activator/inisiator yang akan memulai proses terjadinya polimerisasi, tanpa adanya activator resin komposit tidak akan mengeras 5. Pigments dan UV absorbers Pigments adalah sebagai zat warna misalnya metal oxides, sedangkan UV absorbers akan mencegah terjadinya diskolorasi dan melindungi dari sinar matahari misalnya benzophenone.
C. JENIS RESIN KOMPOSIT 1. Berdasarkan ukuran filler:
a. Resin komposit makrofil/konvensional Ukuran partikel 8-13µm Keras dan kuat tetapi sulit dipolis karena partikel fillernya berukuran besar b. Resin komposit mikrofil Ukuran 0,04µm Mudah dipolis sampai sangat halus dan berkilau sehingga memiliki kualitas estetik baik c. Resin komposit hybrid Gabungan 2 macam filler Sifat fisik dan mekanis umumnya berkisar diantara komposit konvensional dan mikrofil Memiliki resistensi terhadap fraktur yang tinggi permukaan halus dan memiliki estetik baik sehingga bisa digunakan unt uk restorasi gigi anterior. d. Resin komposit nano Ukuran 0,005-0,01µm
mengandung dua jenis partikel filler yaitu nanomer dan nanocluster 2. Berdasarkan viskositas:
a. Komposit flowable ukuran filler 0,4-0,3 µm dan muatan filler berkisar 42-53% volume, viskositas rendah, dapat diaplikasikan pada kavitas yang kecil, mudah aus dan tingkat kekerasannya kecil, flekisbel b. Komposit packable Muatan filler 66-70% volume, viskositas tinggi, lebih tahan aus daripada komposit fowable, sulit diaplikasikan pada kavitas yang kecil, shrinkage polymerization rendah
D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PEMAKAIAN RESIN KOMPOSIT 1. Indikasi Restorasi kelas I, II, III, IV, sebagai base lining dan core built up, sebagai sealant pada restorasi reson preventif, restorasi estetis seperti: veneers, penutupan diastema, modifikasi kontur gigi, semen untuk restorasi indirect resin, splinting 2. Kontraindikaisi Restorasi posterior dengan beban pengunyahan besar kurang kuat dan mudah aus, pada pasien yang memiliki kebiasaan bruxism akan membuat bahan tambalan resin komposit tidak tahan lama
E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN RESIN KOMPOSIT 1. Kelebihan resin komposit: • Cukup kuat untuk gigi posterior • Sewarna dengan gigi geligi, estetik • Tidak mengandung merkyur
• Sifat fisik dan mekanik cukup • Mempertahankan struktur gigi • Dapat langsung mengikat langsung ke gigi • Preparsi dapat dilakukan dalam satu kali 2. Kekurangan resin komposit :
Cara pengaplikasian sulit
Polymerization shrinkage
Kebocoran di tepi gigi
Karies sekunder
Tidak awet
F. CARA MANIPULASI
View more...
Comments