Laporan Plate Heat Exchanger (PHE)
March 21, 2018 | Author: Ridwan Enan | Category: N/A
Short Description
phe...
Description
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA II SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 MODUL
: Plate Heat Exchanger (PHE)
PEMBIMBING
: Ir. Herawati Budiastuti, M.Eng.Sc.Ph,D
Tanggal Praktikum : 09 Mei 2016 Tanggal Penyerahan : 16 Mei 2016
Oleh : Kelompok : VII Nama
Kelas
: Rijal Ahsan Nurfauzy
(141411055)
Sunarti
(141411058)
Ufia Farhah
(141411060)
: 2B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2016
I.
TUJUAN PRAKTIKUM a. Memahami konsep perpindahan panas yang terjadi di dalam PHE khususnya konduksi dan konveksi; b. Mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan (U); c. Menghitung koefisien pindah panas keseluruhan (U) pada pelat menggunakan persamaan neraca energy dan menggunakan empiris; dan d. Menghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yang diterima fluida dingin.
II.
DASAR TEORI Plate heat exchanger terdiri dari lempeng standar sebagai permukaan berlangsungnya
perpindahan kalor dan rangka penyangga tempat susunan lempeng tersebut. Penurunan tekanan (pressure drop) yang terjadi antar plate heat exchanger relatif kecil. Permukaan plate heat exchanger berlubang untuk memberikan efek turbulensi terhadap aliran. Kelebihan plate heat exchanger adalah mudah untuk melakukan perawatan dan pembersihan serta dapat digunakan untuk berbagai macam fluida (tergantung dari bahan konstruksi yang digunakan) dan mudah untuk dilakukan modifikasi (penambahan luas permukaan perpindahan kalor atau mengubah posisi keluar masuk fluida) Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak( biasanya terbuat dari karet). Pelat – pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.
Gambar 2.1 Penukar panas jenis pelat and frame
Dalam peralatan PHE, panas dipindahkan dengan semua cara, namun yang dominan terjadi dengan dua cara secara simultan, yaitu dengan konduksi dan konveksi. Perpindahan kalor secara konduksi, perpindahan ini biasanya terjadi pada benda padat, panas merambat dari satu bagian kebagian lain secara merambat tanpa ada material yang berpindah. Perpindahan kalor secara konveksi, Perpindahan ini terjadi karena adanya aliran massa yang berpindah. Aliran massa tersebut bisa terjadi secara difusi maupun adanya tenaga dari luar. Tenaga dari luar tersebut bisa berupa pengadukan maupun fluida mengalir. Penukar panas pada PHE terdiri dari susunan lempeng sesuai dengan luas permukaan yang diperlukan.
c
b
Kelebihan Plate Heat Exchanger (PHE) dibanding penukar panas jenis lain adalah kemudahan dalam perawatan dan pembersihan dengan berbagai macam fluida. Selain itu juga mudah melakukan modifikasi terhadap luas permukaan, baik itu menambah maupun mengurangi. Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U) a
Menggunakan Neraca Energi
Q=U . A . △ T lm U=
Q A . △ T lm
Harga Q dapat dihitung dari : Q = (M.Cp.△T)1 .. Kalor yang diberikan fluida panas = (M.Cp.△T)2 .. Kalor yang diterima fluida dingin Efisiensi kalor yang dipertukarkan :
η=
( M .Cp . △ T ) 2 x 100 ( M .Cp . △ T ) 1
Q
= Laju Alir Kalor (Watt)
A
= Luas Permukaan (m2)
U
= Koefisien Pindah panas Keseluruhan (W/m2.K)
△Tlm = Perbedaan Suhu logaritmik (K)
△T1 = Thi – Tco △T2 = Tho – Tci b. Menghitung (U) Menggunakan Persamaan Empiris Untuk satu (1) lempeng U=
1 1 ∆X 1 + + hi K ho
△X = Tebal Lempeng (m); hi,ho = Koefisien pindah panas konveksi insde dan outside (W/m2.K) dan K = Koefisien Konduksi (W/m.K) Harga △X dapat diukur dari alat, harga K bahan SS-204 dapat diperoleh dari buku referensi dan hi dan ho dihitung dari persamaan empiris. Dari buku referensi Christie John Geankoplis : Untuk Nre ≤ 400 ( Laminar ) NNu = 0.664NRe0.5.NPr1/3 Untuk Nre ≥ 800 ( Turbulen ) NNu = 0.0366 NRe0.8.NPr1/3
c
b
Dimana, NRe =
ρ x v x De μ
, NNu =
h x De k
, NPr =
Cp x μ k
Harga v diperoleh dari percobaan, De =
luas penampangaliran keliling terbasahi
=
c xb 2( c+ b)
Kemudian masukkan harga sifat fisik air yang diperoleh dari buku referensi, sehingga hi dan ho bisa dihitung. III. PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan - Seperangkat alat Plate Heat Exchanger (PHE) - Gelas bekker plastik 2000 mL - Gelas kimia 1000 mL - Thermometer - Stopwatch - Air 3.2. Prosedur Kerja 3.2.1. Kalibrasi alat ukur laju alir fluida panas dan dingin
Menyalakan kompor pemanas sehingga suhu air mencapai kurang lebih 45oC
Menghidupkan pompa air panas (P1) dan mengaturlah keran air panas (V1) hingga laju alir fluida panas
Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mengisi gelas ukur 1000 ml di laju alir tertinggi (600 L/jam) pada rotameter
Melakukan hal yang sama untuk kalibrasi laju alir fluida dingin
Membuat grafik hubungan antara Laju alir yang terbaca di rotameter dengan laju alir sebenarnya yang diukur
Mengukur waktu konstan untuk mendapatkan volume pada setiap laju alir (100-500 L/jam) yang terbaca di rotameter
3.2.2. Pengamatan suhu dan laju alir fluida
Setelah suhu fluida panas mencapai ± 45oC, hidupkan pompa fluida panas dan mengatur laju alir di rotameter 200 L/jam. Dan biarkan tetap
Mengulangi langkah sebelumnya untuk laju alir dingin 200 L/jam dan laju alir panas berubah 100 - 500 L/jam
Menghidupkan pompa fluida dingin dan mengatur laju alir yang terbaca di rotameter mulai dari 100-500 L/jam
Mencatat suhu fluida panas masuk (Thi) suhu fluida panas keluar (Tho), suhu fluida dingin masuk (Tci), dan suhu fluida dingin keluar (Tco)
IV.
DATA PENGAMATAN 4.1. Kalibrasi Laju Alir 4.1.1. Fluida Panas Pembacaan Rotameter (L/h) 100 200 300 400 500
Waktu Volume (s) (L) 6 0.15 6 0.39 6 0.53 6 0.67 6 0.92
Laju Alir Volumetrik (L/h) 90 234 318 402 552
Waktu Volume (s) (L) 6 0.2 6 0.4 6 0.51 6 0.75 6 0.9
Laju Alir Volumetrik (L/h) 120 240 306 450 540
4.1.2. Fluida Dingin Pembacaan Rotameter (L/h) 100 200 300 400 500
Kurva Kalibrasi Air Dingin & Air Panas 600 500
f(x) = 1.05x 16.2 1.09x + - 8.4 R² = 0.99
400
Laju Alir Volumetrik (L/h)
Kalibrasi Air Dingin Linear (Kalibrasi Air Dingin)
300
Kalibrasi Air Panas
200
Linear (Kalibrasi Air Panas)
100 0 0
500 1000
Laju Alir (Rotameter)
Gambar 4.1. Kurva hubungan antara laju alir dengan laju alir volumetrik 4.2. Laju Alir Fluida Panas Tetap dan Fluida Dingin Berubah 4.2.1. Pada suhu awal masuk 45 oC
No 1 2 3 4 5
Fluida Panas (Laju Tetap) Laju Alir Rotameter Thi (oC) Tho (oC) (L/jam) 234 45 39 234 46 38 234 47 38 234 48 36 234 48 36
Fluida Dingin (Laju Berubah) Laju Alir Rotameter Tci (oC) Tco (oC) (L/jam) 120 24 36 240 24 35 306 25 35 450 25 33 540 25.5 33
4.2.2. Pada suhu awal masuk 65 oC
No 1 2 3 4 5
Fluida Panas (Laju Tetap) Laju Alir Rotameter Thi o ( C) (L/jam) 234 65 234 65 234 65.5 234 65.5 234 65.5
Tho (oC) 57.5 55 52 50 49
Fluida Dingin (Laju Berubah) Laju Alir Rotameter Tci o ( C) (L/jam) 120 28 240 29 306 29 450 30 540 30
Tco (oC) 40 45 44 42 41
4.3. Laju Alir Fluida Panas Berubah dan Fluida Dingin Tetap 4.3.1. Pada suhu awal masuk 45 oC
No 1 2 3 4 5
Fluida Panas (Berubah) Laju Alir Rotameter Thi (oC) (L/jam) 90 49 234 48.5 318 49 402 50 552 50
Tho (oC) 35 36 38 38 39
Fluida Dingin (Laju Tetap) Laju Alir Rotameter Tci (oC) (L/jam) 240 25 240 25 240 26 240 26 240 26
Tco (oC) 32 34 35 37 38
Tho (oC) 48 48 49 50 53
Fluida Dingin (Laju Tetap) Laju Alir Rotameter Tci (oC) (L/jam) 240 31 240 32 240 31 240 31 240 31
Tco (oC) 41 42 44 45 47
4.3.2. Pada suhu awal masuk 65 oC
No 1 2 3 4 5
V.
Fluida Panas (Berubah) Laju Alir Rotameter Thi (oC) (L/jam) 90 65 234 65 318 65 402 66 552 67
PENGOLAHAN DATA η=
η=
Q2 x 100 Q1
( m .Cp . ΔT )2 x 100 ( m .Cp . ΔT )1
ΔT1 = Thi – Tco ΔT2 = Tho – Tci Cp air = 4,18 kJ/kg.K
5.2. Fluida Panas (Laju Tetap)
5.24.
5.79.
5.4.
5.5.
5.14.
5.15.
5.25.
5.26.5.27. 5.28.
5.29.
5.36.
5.37.5.38. 5.39.
5.40.
5.47.
5.48.5.49. 5.50.
5.51.
5.58.
5.59.5.60. 5.61.
5.62.
5.69.
5.70.5.71. 5.72.
5.73.
5.80.
5.81.5.82. 5.83.
5.84.
5.91.
5.92.5.93. 5.94.
5.95.
5.102.
5.103. 5.104. 5.105.
5.106.
5.113.
5.114. 5.115. 5.116.
5.117.
5.124.
5.125. 5.126. 5.127.
5.128.
5.8. 5.6.
5.7.
5.18.
5.9. 5.19.
5.10. 5.20.
5.21.
5.30. 5.31.
5.66.
5.67. 77
5.77.
5.78. 77
5.88.
5.89. 75
5.99.
5.100. 76
5.110.
5.111. 77
5.121.
5.122. 78
5.132.
5.133. 78
5.120.
5.129. 5.130.
5.56. 76
5.109.
5.118. 5.119.
5.55.
5.98.
5.107. 5.108.
5.45. 76
5.87.
5.96. 5.97.
5.44.
5.76.
5.85. 5.86.
5.34. 75
5.65.
5.74. 5.75.
5.33.
5.54.
5.63. 5.64.
5.23. Wat
5.43.
5.52. 5.53.
5.22.
5.32.
5.41. 5.42.
5.12. Q pan as
5.11.
5.131.
5.134. Menghitung nilai Q dan Efisiensi Nilai Q dan efisiensi pada saat fluida panas tetap dan fluida dingin berubah 5.135.
5.136.
5.138. Fluida Dingin (Laju Berubah) 5.140.
5.141.
5.144.
5.137. 5.142. 5.143.
5.145. 5.155.
5.146.
5.150.
5.151.
5.154.
5.161.
5.162. 5.163. 5.164.
5.165.
5.166. 119.6
5.167.
5.168.
5.172.
5.173. 5.174. 5.175.
5.176.
5.177. 239.3
5.178.
5.179.
5.183.
5.184. 5.185. 5.186.
5.187.
5.189.
5.190.
5.194.
5.195. 5.196. 5.197.
5.198.
5.199. 448.6
5.200.
5.201.
5.205.
5.206. 5.207. 5.208.
5.209.
5.210. 538.4
5.211.
5.212.
5.216.
5.217. 5.218. 5.219.
5.220.
5.221. 119.6
5.222.
5.223.
5.227.
5.228. 5.229. 5.230.
5.231.
5.232. 239.3
5.233.
5.234.
5.215. 5.238.
5.239. 5.240. 5.241.
5.242.
5.244.
5.245.
5.249.
5.250. 5.251. 5.252.
5.253.
5.254. 448.6
5.255.
5.256.
5.260.
5.261. 5.262. 5.263.
5.264.
5.265. 538.4
5.266.
5.267.
5.160.
5.270. 5.271. 5.272. 5.273. 5.274. 5.275. 5.276. 5.277.
5.188. 305.1
5.243. 305.1
5.156.
5.148. Q pan as
5.147.
5.157.
5.158.
5.159. Wat
5.169.
5.170. 39
5.180.
5.181. 78
5.191.
5.192. 10
5.202.
5.203. 14
5.213.
5.214. 17
5.224.
5.225. 39
5.235.
5.236. 80
5.246.
5.247. 10
5.257.
5.258. 14
5.268.
5.269. 17
5.278. 5.279.
5.281. Kalor / Q (kW)
5.282. Efisi
5.280. 5.284. Pa
5.285.
5.290. 52.3 5.288. 7
5.289. 39594.
5.294. 103. 5.292. 7
5.293. 78911.
5.298. 131. 5.287.
5.296. 7
5.297. 100258
5.302. 189. 5.300. 7
5.301. 146396
5.306. 227.
5.307.
5.304. 7
5.305. 175363
5.308.
5.309.
5.310. 52.1
7
39594.
5.314. 104. 5.312. 7
5.313. 80301.
5.318. 131. 5.316. 7
5.317. 102029
5.322. 189. 5.320. 7
5.321. 148480
5.326. 226. 5.324. 7
5.325. 177551
Kurva Efisiensi Fluida Dingin berubah vs Laju alir 250 f(x) = 414.54x 413.13x + 3.51 4.1 R² = 1
200
Efisiensi
Pada suhu 45 derajat
150
Linear (Pada suhu 45 derajat)
100
Pada suhu 65 derajat
50
Linear (Pada suhu 65 derajat)
0 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Laju Alir (m3/jam)
5.327. 5.328. Gambar 5.1. Kurva hubungan antara efisiensi fluida dingin berubah dengan laju alir 5.329. 5.330. 5.331. 5.332. 5.333. 5.334.
Nilai Q dan efisiensi pada saat fluida panas tetap dan fluida dingin berubah 5.336. Fluida Panas (Laju Berubah) 5.335.
5.338.
5.339.
5.342.
5.343.
5.346. Qpan a s
5.344. 5.345.
5.340. 5.341. 5.348. 5.358.
5.359.
5.349. 5.360. 5.361. 5.362.
5.352. 5.363.
5.353.
5.354.
5.364. 89.739
5.365. 5.366. 5.367.
5.355.
5.356.
5.357. Watt 5.368. 299
5.379. 773 5.370.
5.371. 5.372. 5.373.
5.374.
5.375. 233.32
5.376. 5.377.
5.378.
5.390. 104 5.381.
5.382. 5.383. 5.384.
5.385.
5.386. 317.07
5.387. 5.388.
5.389.
5.401. 132 5.392.
5.393. 5.394. 5.395.
5.396.
5.397. 400.83
5.398. 5.399.
5.400.
5.412. 181 5.403.
5.404. 5.405. 5.406.
5.407.
5.413. 5.414.
5.415. 5.416. 5.417.
5.418.
5.408. 550.39
5.419. 89.739
5.409. 5.410.
5.411.
5.420. 5.421. 5.422.
5.423. 302
5.434. 785 5.425.
5.426. 5.427. 5.428.
5.429.
5.430. 233.32
5.431. 5.432.
5.433.
5.445. 106 5.436.
5.437. 5.438. 5.439.
5.440.
5.441. 317.07
5.442. 5.443.
5.444.
5.456. 134 5.447.
5.448. 5.449. 5.450.
5.451.
5.452. 400.83
5.453. 5.454.
5.455.
5.467. 183 5.458.
5.459. 5.460. 5.461.
5.462.
5.463. 550.39
5.464. 5.465.
5.466.
5.468. 5.470. Fluida Dingin (Laju Tetap) 5.469.
5.472.
5.473.
5.476.
5.477.
5.480. Qpan a s
5.478.5.479.
5.474. 5.475.
5.492.
5.482.
5.483.
5.493.
5.494.5.495. 5.496.
5.486. 5.497.
5.487.
5.488.
5.498.
5.499. 5.500. 5.501.
5.489.
5.490.
5.491. Watt 5.502. 778
5.513. 783 5.504.
5.506. 5.507.
5.508. 5.509.
5.505.
5.512.
5.510.
5.511. 5.524. 783
5.515.
5.517. 5.518.
5.519.
5.523.
5.521. 5.520.
5.516.
5.522. 5.535. 789
5.526.
5.528. 5.529.
5.530.
5.534.
5.532. 5.531.
5.527.
5.533. 5.546. 791
5.537.
5.539. 5.540.
5.541.
5.545.
5.543. 5.542.
5.538.
5.544.
5.547.
5.557. 786 5.548.
5.550. 5.551.
5.552.
5.556.
5.554. 5.553.
5.549. 5.559.
5.560.5.561. 5.562.
5.555. 5.563.
5.564.
5.565. 5.566. 5.567.
5.568.
786
5.579. 794 5.570.
5.572. 5.573.
5.574.
5.578.
5.576. 5.575.
5.571.
5.577. 5.590. 797
5.581.
5.583. 5.584.
5.585.
5.589.
5.587. 5.586.
5.582.
5.588. 5.601. 803
5.592.
5.594. 5.595.
5.596.
5.600.
5.598. 5.597.
5.593.
5.599.
5.602. 5.603. 5.604. 5.605. 5.606.
5.607. Kalor / Q (kW) 5.610. 5.611. Pa
5.608. Efisi
5.616. 260. 5.614. 2
5.615. 77800.
5.620. 101. 5.618. 7
5.619. 78356.
5.624. 74.9 5.613.
5.622. 1
5.623. 78356.
5.628. 59.4 5.626. 1
5.627. 78911.
5.632. 43.6 5.630. 1
5.631. 79189.
5.633. 5.634. 3
5.635. 78633.
5.638. 7
5.639. 78633.
5.636. 260.
5.640. 100.
5.644. 74.7 5.642. 1
5.643. 79567.
5.648. 59.2 5.646. 1
5.647. 79745.
5.652. 43.7 5.650. 1
5.651. 80301.
5.653. 5.654.
Kurva Efisiensi Fluida Panas berubah vs Laju alir 300 250 200
Efisiensi
150
Pada suhu 45 derajat f(x) = - 440.79x 439.91x + 248.61 248.05 R² = 0.76
Linear (Pada suhu 45 derajat) Pada suhu 65 derajat
100
Linear (Pada suhu 65 derajat)
50 0 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Laju Alir (m3/jam)
5.655. Gambar 5.2. Kurva hubungan antara efisiensi fluida panas berubah dengan laju alir
5.656.
Menghitung U menggunakan Persamaan Neraca Energi 5.657. Q = U.A.ΔTlm
5.658. ΔTlm =
U=
Q A . ΔT lm
Δ T 1− Δ T 2 ΔT 1 ln ΔT 2
Fluida Panas Tetap dan Fluida Dingin Berubah 5.666.
5.660.
5.661. 5.662.
5.659.
5.663.
5.667.
5.664. ∆Tl 5.665.
5.677.
5.682. 11.7 5.678.
5.679.
5.680.
5.681.
5.683.
5.684. 4125.
5.692.
5.693. 3922.
5.694. 4066.
5.702. 3919.
5.703. 5144.
5.685. 2160.
5.691. 12.4 5.687.
5.688.
5.696.
5.697.
5.689.
5.690.
5.698.
5.699.
5.700. 12.4
5.701.
5.709. 12.8 5.705.
5.706.
5.707.
5.708.
5.710.
5.711. 3837.
5.712. 7276.
5.719.
5.720. 3922.
5.721. 8909.
5.728.
5.729. 1791.
5.737.
5.738. 2149.
5.746.
5.747. 2236.
5.718. 12.6 5.714.
5.715.
5.716.
5.717.
5.722.
5.727. 27.1 5.723.
5.724.
5.725.
5.726.
5.730. 933.5
5.736. 22.8 5.732.
5.733.
5.734.
5.735.
5.739. 2250.
5.745. 22.2 5.741.
5.742.
5.743.
5.744.
5.748. 2940.
5.754. 21.7 5.750.
5.751.
5.759.
5.760.
5.752.
5.753.
5.761.
5.762.
5.755.
5.763. 21.6
5.764.
5.756. 2308.
5.765. 2323.
5.757. 4385.
5.766. 5261.
5.767.
Kurva Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U) terhadap Laju alir 10000 8000 6000
U (KWatt/m2K) 4000 2000
Aliran panas pada suhu 45 derajat f(x) = 15889.28x + 249.06 Linear (Aliran R² = 1 panas pada suhu 45 derajat) f(x) = - 473.93x + 4102.64 Aliran dingin pada R² = 0.55 suhu 45 derajat
0 0.5 0 1
Linear (Aliran dingin pada suhu 45 derajat)
Laju alir (L/s) 5.768.
Gambar 5.3. Kurva Hubungan antara U dengan Laju alir pada suhu 45oC dengan
5.769.
Panas Tetap
Kurva Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U) terhadap Laju alir 6000 5000
Aliran panas pada f(x) = 10272.07x - 247.79 suhu 65 derajat R² = 1 Linear (Aliran panas pada suhu 65 derajat)
4000
U (KWatt/m2K)
3000
Aliran dingin pada f(x) = 1156.84x + 1778.88 suhu 65 derajat R² = 0.78 Linear (Aliran dingin pada suhu 65 derajat)
2000 1000 0
0 0.2 0.4 0.6
Laju alir (L/s) 5.770.
5.771.
Gambar 5.4. Kurva Hubungan antara U dengan Laju alir pada suhu 65oC dengan Panas Tetap
5.772.
Fluida Panas Berubah dan Fluida Dingin Tetap 5.773.
5.774.
5.775.
5.776.
5.777.
5.778.
5.779.
5.780.
5.781.
∆Tl
5.796. 13.1 5.792.
5.793.
5.794.
5.795.
5.797.
5.798. 1453.
5.806.
5.807. 3913.
5.808. 3964.
5.815.
5.816. 5165.
5.817. 3871.
5.824.
5.825. 6805.
5.826. 4048.
5.833.
5.834. 9312.
5.835. 4063.
5.842.
5.843.
5.844.
5.799. 3780.
5.805. 12.6 5.801.
5.802.
5.803.
5.804.
5.814. 12.9 5.791.
5.810.
5.811.
5.812.
5.813.
5.823. 12.4 5.819.
5.820.
5.821.
5.822.
5.832. 12.4 5.828.
5.836.
5.837.
5.829.
5.838.
5.830.
5.831.
5.839.
5.840.
5.841.
20.2 954.2
2483.
5.850. 19.2 5.846.
5.847.
5.848.
5.849.
5.851.
5.852. 2610.
5.853. 2613.
5.860.
5.861. 3504.
5.862. 2620.
5.869.
5.870. 4314.
5.871. 2558.
5.878.
5.879. 5602.
5.880. 2453.
5.859. 19.4 5.855.
5.856.
5.857.
5.858.
5.868. 19.9 5.864.
5.865.
5.866.
5.867.
5.877. 20.9 5.873.
5.881. 5.882. 5.883. 5.884.
5.874.
5.875.
5.876.
Kurva Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U) terhadap Laju alir 10000 8000
U (KWatt/m2K)
f(x) = 17036.74x - 107.98 Aliran panas pada R² = 1 suhu 45 derajat
6000
Linear (Aliran panas pada suhu 45 derajat)
4000
Aliran dingin pada f(x) = 597.85x + 3754.86 suhu 45 derajat R² = 0.75 Linear (Aliran dingin pada suhu 45 derajat)
2000 0
0 0.2 0.4 0.6
Laju alir (L/s)
5.885. 5.886. Gambar 5.5. Kurva Hubungan antara U dengan Laju alir pada suhu 45oC dengan Dingin Tetap 5.887.
Kurva Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U) terhadap Laju alir 6000 5000 4000
U (KWatt/m2K)
f(x) = 10064.63x + 184.84 Aliran panas pada R² = 0.99 suhu 65 derajat Linear (Aliran panas pada suhu 65 derajat)
3000 2000 1000
Aliran dingin pada f(x) = - 99.77x + 2577.52 suhu 65 derajat R² = 0.05 Linear (Aliran dingin pada suhu 65 derajat)
0 0 0.2 0.4 0.6
Laju alir (L/s)
5.888. 5.889. Gambar 5.6. Kurva Hubungan antara U dengan Laju alir pada suhu 65oC dengan Dingin Tetap 5.890. Menghitung U menggunakan Persamaan Empiris
5.891. 5.892. VI. PEMBAHASAN VII. KESIMPULAN 5.893.
DAFTAR PUSTAKA
View more...
Comments