laporan PkmD
January 23, 2018 | Author: Nisa Biudtyy | Category: N/A
Short Description
Download laporan PkmD...
Description
LAPORAN INDIVIDU PKMD ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn.S DENGAN MASALAH UTAMA ISPA PADA An.N DI DESA PADA’AN RT 04 RW 04 KELURAHAN PODOREJO KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Praktik Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
Oleh: KHOIRUNNISAK WARROHMAH 08.6.032
PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG JL. SUBALI RAYA NO.12 KRAPYAK SEMARANG 2010
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pratek Pembangunan masyarakat desa ini telah di setujui oleh pembimbing akademik dan pembimbing lahan PKMD Prodi DIII Kebidanan STIKES WIDYA HUSADA Semarang.
Semarang, Juli 2010
Pembimbing Akademik
( Dewi Sari S.SiT)
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT, karena atasa rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. S Pada An. N Dengan masalah utama ISPA di Dusun Pada’an RT 04 Rw. 04 Kelurahan Podorejo Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang” Laporan ini penulis susun guna memenuhi tugas kelompok PKMD Asuhan Kebidanan Komunitas Akademi Kebidanan Widya Husada Semarang. Dalam penyusunan laporan ini penulis tidak lupa memberikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Adapun ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada : 1. Rinayati S. SiT, selaku Kepala Prodi D III Kebidanan Widya Husada Semarang. 2. Dosen Pembimbing PKMD DIII Kebidanan Asuhan Komunitas Akademi Kebidanan Widya Husada Semarang. 3. Keluarga Tn. Slamet, selaku Keluarga Binaan. 4. Teman – teman yang telah membantu terselesainya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini penulis buat, semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaa pada umumnya.
Pesuruan, 18 Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul Lembar Pengesahan
..................................................................... i
Kata Pengantar
..................................................................... ii
Daftar isi
..................................................................... iii
BAB I Pendahuluan Latar Belakang
..................................................................... 1
Tujuan
..................................................................... 2
Manfaat
..................................................................... 3
BAB II Tinjauan Teori Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
..................................................................... 4
Managemen Kebidanan Komunitas
..................................................................... 5
Metode pengumpulan Data
..................................................................... 8
Teori ISPA
..................................................................... 9
Teori rumah sehat
.................................................................... 11
Teori kesehatan lingkungan
.................................................................... 13
PHBS
.................................................................... 16
Managemen kebidanan kasus ISPA
.................................................................... 17
BAB III Tinjauan Kasus Data Umum dan Analisa Data
.................................................................... 20
Perumusan Masalah
.................................................................... 35
Prioritas Masalah
.................................................................... 35
Rencana Tindakan dan Evaluasi BAB IV Pembahasan
.................................................................... 38 .................................................................... 40
BAB V Penutup Kesimpulan
.................................................................... 42
Saran
.................................................................... 43
Daftar Pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu meliputi infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa, dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Depkes RI tahun 1992 mengemukakan bahwa ISPA adalah Penyakit Saluran Pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ mulai dari lubang sampai gelembung paru beserta organ di sekitarnya, seperti : sinus, ruang tengah telinga dan pleura. Sedangkan menurut Ngastiyah tahun 1997, ISPA adalah penyakit saluran pernafasan yang sering mengenai bayi dan balita yang meliputi batuk dan pilek, disebabkan oleh virus dapat menular serta dapat menyebabkan infeksi pada daerah sinus paranasal,telinga tengah dan naso faring. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik (Depkes RI, 2007). ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibrokistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin (Pusdiknakes, 1990). ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi . Data morbiditas penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 % dari populasi balita. Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratories. Menurut perhitungan atau dari data yang diperoleh dinkes kota semarang, terdapat I 2000 penderita ISPA diseluruh wilayah Semarang. pada hasil pengamatan dari dinas kesehatan yang ada di Semarang penderita ISPA yang ada dingaliyan (kota semarang) tercatat ada 293 orang penderita ISPA pada tahun 2009 pada tahun 2010 belum diketahui hasil seluruh jumlah rekapan penderita ISPA. Menurut perhitungan dari data yang diperoleh Dinkes kota Semarang terdapat ± 2500 penderita ISPA diseluruh wilayah Semarang maka berdasarkan latar belakang dan survey yang dilakukan didusun Pada’an Kelurahan Podorejo kecamatan Ngaliyan kota Semarang ditemukan ispa pada anak tercatat 6 orang. Setelah ditelusuri bahwa Penyakit Ispa dapat disebabkan oleh berbagai factor. Contoh : Virus, Polusi udara, Gizi kurang, Imunisasi tidak lengkap BBLR, tidak mendapat ASI yang memadai ( Depkes RI, 1992 ). Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas maka penulis ingin mencoba untuk mengemukakan upaya pemberantasan ISPA dengan prioritas kepada penatalaksanaan kasus ISPA pada bayi dan anak-anak. Mengingat tujuan pembangunan kesehatan dalam upaya menurunkan angka mortalitas dan morbilitas, sehingga tujuan pembangunan nasional untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas baik, fisik maupun mental akan tercapai.
B. Tujuan Tujuan Umum Mahasiswa dapat melaksanakan dan menetapkannya dalam menejemen kebidanan komunitas yang diperoleh selama kuliah agar dapat mewujudkan kesehatan dan kebersihan. Tujuan Khusus 1.
Penulis mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn. S dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas.
2. Penulis mampu melakukan identifikasi dengan benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan keluarga Tn. S berdasarkan intepretasi yang benar atas data – data yang telah dikumpulkan. 3. Penulis mampu mengidentifikasi diagnosa potensial pada keluarga Tn. S dengan penyuluhan ISPA. 4. Penulis mampu mengidentifikasi kebutuhan segera / pada keluarga Tn. S dengan penyuluhan ISPA. 5. Penulis mampu menyusun rencana intervensi pada keluarga Tn.S 6. Penulis mampu menerapkan rencana asuhan kebidanan pada keluarga Tn.S. 7. Penulis mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan pada keluarga Tn.S. C. Manfaat Dalam penulisan laporan ini diharapkan dapat bemanfaat bagi mahasiswa, keluarga dan institusi. 1. Bagi Mahasiswa a. Mendapat pengalaman dan ketrampilan di bidang manajemen pengelolaan kesehatan masyarakat. b. Terpapar dengan kondisi dan lingkungan yang ada di masyarakat c. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang tepat terhadap permasalahan yang ada di masyarakat. d. Mendapatkan bahan untuk penulisan laporan selama praktik PKMD. 2. Bagi Keluarga a. Keluarga mengetahui tentang pentingnya PHBS untuk mencegah timbulnya macam – macam penyakit terutama ISPA. b. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang prawatan sederhana balita sakit di rumah. 3. Bagi Institusi a. Laporan PKMD dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajaran. b. Memperkenalkan DIII KEBIDANAN WIDYA HUSADA kepada masyarakat. c. Mendapatkan masukan bagi pengembangan bagi DIII KEBIDANAN WIDYA HUSADA.
D. Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo : 2005). Dalam hal ini penulis menggambarkan pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas pada salah satu keluarga di Dusun Pada’an RT 04 RW 04 kelurahan Podorejo kecamatan Ngalian Semarang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Wawancara ( Interview ) Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana pengamat ( Responden ) bercakap cakap atau berhadapan muka dengan orang tersebut ( face to face ) ( Notoatmojdo : 2005 ). Penulis melakukan wawancara pada keluarga pasien untuk mendapatkan data subyektif meliputi identitas pasien dan keluarga, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat menyusui, serta pola kebutuhan sehari – hari. 2. Pengamatan ( observasi ) Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi : melihat, mencatat jumlah, dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti ( Notoatmodjo : 2005 ). Dalam melakukan observasi untuk mendapatkan data obyektif dari pasien, penulis melakukan : pemeriksaan fisik, status present, mengamati keadaan lingkungan, tempat tinggal dan keluarga. 3. Studi Dokumentasi Dokumentasi adalah sekumpulan catatan, penyimpanan dan desiminasi dari catatan informasi dalam sistem integrasi untuk penggunaan yang efisien dan mudah diterima. Dokumentasi merupakan persiapan dan catatan komunikasi mendorong untuk membuktikan suatu informasi atau kejadian (Muslihatun, 2009). Dalam hal ini, penulis mengumpulkan data – data atau catatan yang dimiliki dusun berupa data jumlah kepala keluarga dan PUS.
4. Pemeriksaan Fisik Adalah cara pengumpulan data melalui pemeriksaan dapat berupa pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, USG, CT scan, atau scanning ( Budiarto, 2002 : 15 ). Dalam pengumpulan data obyektif, penulis melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga Tn. S.
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR KEBIDANAN KELUARGA 1. Pengertian Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep Kes RI 1998). Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya (Ki Hajar Dewantara). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy, 2003) Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergantung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam 1 rumah tangga, berorientasi satu sama lain dan dalam perannya masing-masing menciptakan dan mempertahankan serta mempertahankannya kebudayaan (Effendy, 2003)
2. Tipe Keluarga Tipe keluarga menurut Hartan dan Hunt adalah sebagai berikut : a. Nuclear Family (keluarga inti) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. b. Extendet Family (Keluarga Besar) Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara misalnya: nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. c. Serial Family (Keluarga Berantai) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih bdari 2x dan merupakan satu keluarga inti. d. Single Family (Keluarga Duda atau Janda) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Composite Family (Keluarga Berkomposisi) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
f. Cahibitation Family (Keluarga habitas) adalah dua orang yang menjadi satu keluarga.
3. Peran Keluarga Menurut Hartan dan Huntperan keluarga terdiri dari sebagai berikut : a. Peran Ayah. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan mencari nafkah, pendidikan, perlindungan dan member rasa aman sebagai kepala keluarga, sebagai kelompok masyarakat. b. Peran Ibu Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran mengurus rumah tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai satu kelompok dari peran sentral darianggota masyarakat dan pencari nafkah tambahan. c. Peran Anak Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik,fisik, mental, social , dan spiritual.
4. Pemegang kekuasaan dalam rumah tangga a.
Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ayah.
b.
Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga adalah dipihak ibu.
c.
Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
5. Fungsi Keluarga Fungsi keluarga dalam hidup sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu : a. Fungsi pengaturan sexual. Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama maupun maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan seksual. b. Fungsi Reproduksi Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai penerus keturunan. c. Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan Yaitu memberikan perlindunga dan pemeliharaan terhadap sesame.
d. Fungsi Pendidikan Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir e. Fungsi Sosialisasi Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari kebiasaan ide-ide nilai dan tingkah laku dalam masyarakat. Melalui lingkungan keluarga f. Fungsi Toleran dan Efektif Yaitu apabila rasa cinta kasih saying dalam keluarga dapat dirasakan oleh semua anggota maka anggota keluarga akan merasakan kesenangan kegembiraan dan ketentraman sehingga mereka akan kerasan tinggal dirumah maka keluarga merupakan tempat rekreasi bagi anggota keluarga. g. Fungsi Ekonomi. Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi terutama orang tua sedangkan anggota keluarga yang lain atau anak berfungsi sebagai konsumen. h. Fungsi Status Sosial Yaitu suatu dasar yang menunjukan kedudukan atau status bagi anggota nya
B. MANAGEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS Manajemen kebidanan adalah metode yang digunakan bidan dalam rangka menentukan dan mencari langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien dari gangguan kesehatan. Manajemen kebidanan adalah metode pelayanan kebidanan yang sistematis, terarah dan terukur. Langkah – langkah dari manajemen kebidanan diantaranya adalah mengumpulkan data, menentukan diagnose kebidanan, membuat perencanaan tindakan dan asuhan, melaksanakan tindakan kebidanan sesuai kebutuhan, dan evaluasi (Estiwidani, 2008). Lankah-langkah manajemen kebidanan yaitu: 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data Subyektif Data subyektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney yaitu langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesa. Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis.
Dalam kasus ini, diketahui bahwa balita yang menderita ISPA adalah karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. Data-data tersebut didapat melalui wawancara terhadap kedua orang tua. Wawancara yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui mengenai ISPA, dengan mengajukan pertanyaan kepada orang tua sehingga didapatkan data subyektif sebagai berikut : 1) Ibu mengatakan An.N umur 14 bulan sedang batuk pilek sejak 1hari yang lalu. 2) Ibu mengatakan belum memeriksakan anaknya karena kesibukan ibu dan suami. 3) Ibu mengatakan lingkungan rumah berdebu sampai masuk ke dalam rumah. b. Pengumpulan Data Obyektif Data Obyektif adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung dan pemeriksaan. Pengamatan dan pemeriksaan tidak hanya dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, akan tetapi pengamatan dan pemeriksaan dilakukan pada seluruh anggota keluarga dengan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui status kesehatan balita dan keadaan setiap anggota keluarga yaitu dengan melakukan pengukuran berat badan.
2. Analisa Data Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis data adalah bagaimana perkembangan keluarga, keadaan lingkungan rumah, dan sosial budaya setempat. Dari hasil pengkajian pada keluarga dengan didapatkan data subyektif yaitu kejadian ISPA yang dialami oleh An.N akibat kurangnya pengetahuan keluarga tentang kesehatan lingkungan.
3. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam asuhan keluarga adalah rumusan masalah keluarga bukan merupakan rumusan permasalahan individu, sehingga rumusan permasalahan kesehatan keluarga merupakan cermin dari kesehatan keluarga. Untuk merumuskan permasalahan keluarga, hal yang harus diperhatikan adalah bagaimanakah ancaman kesehatan (keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit dalam keluarga), kegagalan dalam memantapkan kesehatan, keadaan kegawatdaruratan, serta 3K (ketidaktahuan, ketidakmauan, ketidakmampuan) keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah dalam keluarga, bahwa ada permasalahan mengenai penyakit ISPA pada An.N akibat kurangnya pengetahuan keluarga tentang kesehatan lingkungan.
4. Prioritas Masalah Setelah menentukan masalah atau diagnosa, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria, sebagai berikut : a.
Kriteria Sifat masalah a) Kurang/tidak sehat: kegagalan dalam memantapkan kesehatan, prioritas utama diberikan pada tidak/kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga b) Ancaman Kesehatan: keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. c) Situasi krisis atau keadaan sejahtera : saat yang menuntut individu/keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk dalam hal sumber daya keluarga, faktorfaktor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi keluarga untuk menangani masalahnya dengan baik.
b.
Kriteria
kemungkinan
masalah
dapat
dirubah
:
faktor-faktor
yang
mempengaruhi masalah yang dapat dirubah jika dilakukan intervensi kesehatan,perlu memperhatikan : a) Pengetahuan, teknologi dan tindakan-tindakan untuk menangani masalah b) Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga, sarana dan prasarana c) Sumber daya perawatan, diantaranya adalah pengetahuan, ketrampilan dan waktu d) Sumber daya masyarakat dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu, polindes c.
Potensial masalah untuk dicegah : siafat dan beratnya masalah yang akan timbul, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah :
a) Kepelikan/kesulitan masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah
yang menunjukkan yang menunjukkan kepada prognosa dan
beratnya masalah b) Lamanya
masalah,
berhubungan
dengan
jangka
waktu
terjadinya
masalah,beratnya masalah yang menimpa keluarga dan potensi masalah untuk dicegah c) Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan,adalah tindakan untuk mencegah dan memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga d) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah d.
Menonjolnya masalah : cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi kesehatan
Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan perlu disusun skala prioritas seperti berikut ini : SKORING DIAGNOSIS KESEHATAN MENURUT BAILON DAN MAGLAYA, 1978
NO 1.
KRITERIA
4.
3
1
Ancaman kesehatan
2
Krisis atau keadaan sejahtera
1
Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Mudah
3.
BOBOT
Sifat Masalah Skala : Tidak/kurang sehat
2.
SKOR
2
Sebagian
1
Tidak dapat
0
2
Potensial masalah untuk dicegah Skala : Tinggi
3
Cukup
2
Rendah
1
1
Menonjolnya masalah Skala : Masalah berat, harus segera ditangani
2
1
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani
1
Masalah tidak dirasakan
0
Skoring : 1) Tentukan skor untuk setiap kriteria 2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot Skor
x Bobot
Angka Tertinggi 3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria 4) Skor tertinggi adalah 5, sama untuk seluruh bobot (Effendy, 2003) 5. Perencanaan Langkah selanjutnya setelah pengkajian adalah menyusun perencanaan perawatan kesehatan keluarga. Rencana Keperawatan Keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi.
6. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan harus mengacu kepada perencanaan yang telah disusun. Dalam melaksanakan tindakan harus melibatkan keluarga dengan memperhatikan tingkat pendidikan keluarga, sumber daya yang ada, nilai norma yang berlaku dalam keluarga, sarana dan prasarana, serta penerimaan keluarga.
7. Evaluasi Langkah akhir dari manajemen asuhan keluarga adalah melakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan penilaian sangat ditentukan oleh tujuan dan tindakan yang telah ditetapkan, apakah tujuan tersebut realistis dan tepat atau tidak, serta faktor lingkungan. (Yulifah, 2009)
C. TEORI MEDIS 1. ISPA a.
Pengertian ISPA ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru (Setiowulan, 2001). ISPA adalah Penyakit Saluran Pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ mulai dari lubang sampai gelembung paru beserta organ di sekitarnya, seperti : sinus, ruang tengah telinga dan pleura (Depkes RI, 1992) ISPA adalah penyakit saluran pernafasan yang sering mengenai bayi dan balita yang meliputi batuk dan pilek, disebabkan oleh virus dapat menular serta dapat menyebabkan infeksi pada daerah sinus paranasal,telinga tengah dan naso faring (Ngastiyah, 1997)
b.
Etiologi ISPA Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik (Depkes RI, 2007). Sehingga penyakit ISPA juga disebabkan oleh : Virus, Polusi udara, Gizi kurang, Imunisasi yang tidak lengkap, BBLR, dan Tidak mendapat ASI yang memadai.
c.
Macam-macam ISPA a) Pneumonia berat
: Ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada dalam.
b) Pneumonia
:
Ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat.
c) Bukan Pneumonia
:
Ditandai secara klinis oleh batuk pilek bias
disertai demam tanpa tarikan dinding dada ke dalam tanpa nafas cepat. Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas dibuat suatu klasifikasi penyakti ISPA. Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan – 5 tahun.
a)
Untuk golongan umur 2 bulan – 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit : Pneumonia berat
: bila disertai nafas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik nafas
Pneumonia
: bila disertai nafas cepat untuk usai < 2 bulan = 60x / menit
Bukan pneumonia (batuk – pilek biasa) : bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat. b) Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi Pneumonia berat
: disertai salah satu tanda tarikan kuat dinding pada bagian bawah / nafas cepat. Normal = 60x / menit / lebih
Bukan pneumonia (batuk – pilek biasa) : bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat pada dinding dada bagian bawah atau nafas cepat (Depkes RI 1992) d.
Tanda dan gejala Batuk bersin, kesulitan nafas, sakit tenggorokan, pilek sakit telinga, sakit kepala, pegal-pegal, demam.
e.
Penularan ISPA dapat ditularkan melalui ari ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernafasan
f.
Komplikasi Penyakit ini sebenarnya merupakan self limited disease yang sembuh 5 – 6 hari jika tidak terjadi infeksi kuman. Penjelasan infeksi sekunder dari nasotaring kea rah bawah dapat menyebabkan radang saluran pernafasan bagian bawah seperti lavingitis bronchitis dan bronuskop neamonia. Selain itu dapat terjadi meningitis puvalenta.
g.
Pencegahan a) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik b) Imunisasi lengkap c) Personal Hygine dan menjaga lingkungan d) Mencegah anak berhubungan langsung dengan ISPA e) Bila penderita bersin / batuk, harus ditutup mulut dan h idung dengan sapu tangan atua dengan lainnya
f) Usahakan anak minum sekurang-kurangnya 8 gelas per hari. h.
Perawatan di rumah a) Mengatasi Demam Balita atau anak-anak jika panas bias diatasi dengan memberikan paracetamol atau dengan dikompres. Bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus dirujuk. b) Mengatasi Batuk Dianjurkan memberi obat batuk yang aman atau ramuan tradisional yaitu dengan jeruk nipis ½ sendok dicampur dengan kecap / madu ½ sendok the diminum 3x sehari. c) Pemberian Makan Usahakan pemberian minum lebih banyak dari biasanya yang akan membantu mengencerkan dahak, serta ASI eksklusif. d) Lain-lain Tidak dianjurkan mengenakan pakain / selimut yang terlalu tebal, rapat pada anak demam. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yang berventilasi cukup dan tidak berasap.
2. Kesehatan Lingkungan a.
Pengertian Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi / keadaan lingkungan yang optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula.
b.
Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan a) Perumahan Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Adapun syarat sehat adalah : 1) Bahan bangunan Lantai tidak berdebu ketika musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan, dinding terdapat ventilasi, tidak lembab, serta atap tidak terbuat dari asbes atau seng. 2) Terdapat ventilasi yang cukup di setiap ruangan 3) Ada cahaya yang masuk ruangan 4) Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya artinya luas lantai rumahnya tersebut harus sesuai dengan jumlah penghuni didalamnya. Fasilitas didalam rumah yaitu :Penyediaan air yang cukup, Pembuangan tinja, Pembuangan sampah, Fasilitas dapur, Ruang kumpul keluarga, dll. Genogram
Keterangan : : laki-laki
: anak yang bermasalah
: perempuan
: dalam satu rumah
b) Penyediaan Air Bersih Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Diantaranya kegunaan air adalah untuk kebutuhan minum. Syarat-syarat air minum : Bening / tidak berwarna, Tidak berasa, Suhu dibawah suhu di luarnya, Bebas dari segala bakteri, Tidak mengandung zatzat yang dapat mengganggu kesehatan. c) Pembuangan Kotoran Manusia Untuk mencegah / mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembungan kotoran manusia h arus dikelola dengan baik. Maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertutup / jamban yang sehat. Syarat jamban sehat perlu memperhatikan hal berikut ini : 1) Sebaiknya jamban harus ditutup adanya bangunan terlindungi dari panas hujan, serangga dan binatang. Terlindung dari pandangan orang tersebut.
2) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai latar yang sehat. 3) Jamban tidak menimbulkan bau. 4) Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air / keretas pembersih. d) Pengelolaan sampah Ditanam : Pemusnahan sampah dengan menggali lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah. Dibakar : Pemusnahan dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran. Dijadikan pupuk e) Pengelolaan Limbah Pembuangan air limbah dapat dikamar mandi, WC, dibuat saluransaluran ditutup dengan bambu / kayu lalu dialirkan ke bak penampungan. f) Ventilasi Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga aliran udara dan didalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kekurangannya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah. Yang berarti kadar CO2 didalam rumah bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak cukup ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan kulit dan penyerapan kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri pathogen (bakteri-bakti penyebab penyakit). Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri. Terutama bakteri pathogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap didalam kelembaban (humidify) yang optimum. Ventilasi dibedakan menjadi 2 macam yaitu : a.
Ventilasi alamiah, dimana aliran udara didalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, dll
b.
Ventilasi Buatan, yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, seperti kipas angina, AC, dll
View more...
Comments