Laporan PKL
September 20, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan PKL...
Description
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udang merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia dengan nilai ekonomis tinggi. Produksi udang dari sektor budidaya mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014. Kenaikan rata-rata produksi udang selama lima tahun terakhir ter akhir sebesar 13,83%. Peningkatan volume produksi udang sejalan dengan peningkatan volume ekspor. Volume ekspor udang pada tahun 2010-2013 sebesar 145 092-162 410 ton (DJPB 2015). Daya saing volume ekspor udang beku Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara pesaing seperti Vietnam, China, India, dan Thailand. Nilai ekspor udang beku pada tahun 2015 berada pada peringkat ke-4 dengan pangsa pasar 8,05%. Rendahnya ekspor udang beku
Indonesia
dibandingkan
negara
pesaing
karena
rendahnya
produktivitas dan mutu udang serta tingginya biaya produksi udang di Indonesia (Ashari et al . 2015). Kota Makassar merupakan salah satu kota sentra eksportir udang dalam olahan beku. Hasil data statistika revolusi ekspor non migas pada tahun 2013-2015 mengalami fluktuatif. Tahun 2013 diperoleh volume 753,46 ton, volume ekspor tahun 2014 sebesar 188 971,76 ton, dan volume ekspor tahun 2015 sebesar 550,71 ton (BPS 2015). Volume total ekspor dengan negara tujuan Jepang untuk produk udang vannamei
1
berdasarkan data harian pada bulan Desember 2017 menujukan nilai sebesar 231,65% (KKP 2017). Pembekuan udang adalah salah satu pengolahan hasil perikanan yang
bertujuan
untuk
mengawetkan
makanan
berdasarkan
atas
penghambatan pertumbuhan mikroorganisme, menahan reaksi-reaksi kimia dan aktivitas enzim-enzim. Produk udang beku merupakan komoditas ekspor, dalam penambahan devisa negara di Indonesia dari hasil perikanan, udang menempati urutan teratas,Udang beku merupakan produk udang segar yang mengalami perlakuan pencucian dengan atau tanpa pemotongan kepala, dan dilakukan pembekuan hingga suhu pusat mencapai -18°C. (Nuryani.B.AG.2006) ( Nuryani.B.AG.2006) PT. Bogatama Marinusa merupakan salah satu unit pengolahan perikanan
khususnya
udang
mentah
maupun
masak
beku
yang
mempunyai pangsa pasar Jepang dan Uni Eropa (Anonim,2014 dalam Agustiawan Herry. 2015). Untuk memenuhi kebutuhan ekspor tersebut tentunya perusahaan perusahaan mempunyai da dan n menerapkan standar produksi y yang ang baik. Salah satu produk mentah produksi produksi PT. Bogata Bogatama ma Marinusa adalah Produk BT Easy Peel Nico Beku Beku.. Oleh karena itu penyusun tertarik mengambil judul “ Pengolahan Udang Black Tiger Produk BT Easy Peel Nico Beku di PT. Bogatama Marinusa M arinusa Kota Makassar” Makassar”
2
B. Maksud dan Tujuan Maksud penyelenggaraan kegiatan PKL adalah : 1. Sebagai wujud relevansi antara teori yang didapatkan selama perkuliahan dengan praktek yang dialami pada dunia kerja atau di lapangan, baik pada instansi pemerintah maupun swasta. 2. Sebagai media untuk mening meningkatkan katkan pemaha pemahaman, man, pengeta pengetahuan, huan, sikap, dan keterampilan mahasiswa agar mampu mengamati, mengkaji, dan menilai aplikasi dari teori pada kenyataan yang terjadi di lapangan. 3. Sebagai media untuk meningkatkan kualitas manajerial mahasiswa dalam mengamati dan menyelesaikan permasalahan, baik dalam bentuk teori maupun kenyataan yang terjadi di lapangan, khususnya pada lokasi PKL mahasiswa. 4. Sebagai media pembelajaran bagi mahasisw mahasiswa a untutk me memasuki masuki pasar kerja. Tujuan penyelenggaraan PKL diarahkan pada berbagai pihak sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa: a. Meningkatkan wawasan keilmuan yang sudah didapatkan selama perkuliahan dan dapat menambah keterampilan baru terkait bidang ilmu yang diminati oleh mahasiswa b. Melatih mahasiswa agar mampu beradaptasi dengan dunia kerja serta
berinteraksi
dengan
pelaksanaan PKL.
3
lingkungan
sosial
di
lokasi
c. Mendapatkan gagasan asli dari lapangan (t (tempat empat PKL) yang dapat ditindaklanjuti dalam bentuk penelitian atau karya ilmiah lainnya. 2. Bagi lokasi pelaksanaan PKL: a. Menjadi bahan masukan, baik yang berupa saran maupun gagasan dari mahasiswa yang mungkin dapat bermanfaat bagi pengembangan kinerja di lokasi PKL. b. Dapat menentukan masukan kriteria kualitas sumberdaya manusia yang dibutuhkan instansi pemerintah dan atau swasta. c. Terjalin hubungan ker kerjasama jasama dengan ma mahasiswa hasiswa dan institusi institusi perguruan tinggi. 3. Bagi perguruan tinggi : a. Meningkatkan kesesuaian kurikulum perguruan tinggi dengan tuntutan dunia kerja. b. Mendapatkan informasi terkait dengan peluang kerja dan kompetensi yang dibutuhkan. c. Menambah jaringan kemitraan dalam rangka mendukung tri dharma perguruan tinggi. C. Sasaran Sasaran penyelenggaraan kegiatan PKL adalah: 1. Meningkatnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa dalam mengkaji, merumuskan, dan memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan permasalahan yang ditemukan di tempat PKL.
4
2. Meningkatnya kesesuaian kurikulum perguruan tinggi dengan tuntutan dunia kerja berdasarkan umpan balik hasil interaksi mahasiswa di lokasi PKL. 3. Meningkatnya komitmen, kepedulian, dan kerjasama perguruan tinggi dengan pemerintah maupun swasta serta pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan keilmuan di bidang perikanan dan kelautan. D. Metodologi 1. Waktu dan Tempat Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan mulai tanggal 16 September sampai dengan tanggal 26 Okto Oktober ber 2019 yang b berlokasi erlokasi di PT. Bogatama Marinusa (BOMAR) Makassar yang terletak di JL. Kima Raya 2 Kav.N-4 B1 Kawasan Indusri Makassar, Sulawesi Selatan. Jadwal kegiatan selama PKL dapat dirincikan sebagai berikut.
5
Tabel 1. Jadwal Kegiatan pelaksanaan PKL
Hari keNo 1 2
3
4
5 6 7
Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
2 0
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Pengenalan Receiving a) Pencucian I&II b) Sortasi &grading c) Penimbang an dan pengodean Deheading Area a) Pencucian I b) Sortir c) Potong kepala d) Penimbangan e) Chilling VAP a) Pembelaha n punggung b) Pembersihan usus usus Pembekuan IQF Packing Penyusunan Laporan PKL
Sumber : : Data Primer 2. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan praktik lapangan dilakukan dengan sebelumnya mengidentifikasi acuan regulasi, kebijakan dan standar yang akan membantu dalam Penerapan Kelayakan dasar. Tahap selanjutnya adalah observasi dan praktik langsung dengan melihat keadaan umum UPI, proses produksi dan praktik penerapan kelayakan dasar (GMP dan SSOP). Tahap Tahap selanj selanjutnya utnya dilak dilakukan ukan O Observasi bservasi
6
proses produksi yang
3140
K e t
setelah itu dilakukan dilakukan Penyusuna Penyusunan n prosedur untuk alur proses pengolahan BT Easy Peel Nico Beku
Flow chart pelaksanaan praktik lapang dapat dilihat pada Gambar 1.
Observasi dan praktik langsung yaitu: 1. Keadaan umum UPI 2. Proses Produksi 3. Praktik Penerapan Kelayakan dasar (sanitasi dan hygiene,
Identifikasi Acuan Regulasi, Kebijakan, Dan Standar
GMP)
Penyusunan diagram alir dan prosedur untuk alur proses pengolahan BT Easy Peel Nico
Observasi Alur produksi produksi
Gambar 1 Flow chart pelaksanaan praktik lapangan. 3. Mitra Kerja Untuk
mendukung
keberhasilan
kegiatan,
maka
PKL
diselenggarakan dengan menjalin kerjasama yang harmonis dengan beberapa mitra, antara lain : 1. Instansi pemerintah pusat dan daerah serta instansi teknis terkait. 2. Pelaku-pelaku industri perikanan dan kelautan, baik industri skala kecil, menengah, maupun besar. 3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). 4. Pemangku kepentingan yang lain.
7
Kerjasama yang harmonis dari beberapa mitra diharapkan dapat menciptakan kelancaran kegiatan dan
mitra dapat memberikan
bimbingan dan pengawasan kepada mahasiswa peserta PKL selama proses pelaksanaan PKL berlangsung. 4.
Metode Pengambilan Data Metode pengumpulan data primer meliputi observasi, yaitu
pengamatan langsung kegiatan penanganan dan proses produksi udang beku serta wawancara dan diskusi dengan Quality Control (QC) dan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan kegiatan proses produksi. Pengambilan data primer dilakukan dengan ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan produksi udang beku BT. Easy Peel Nico beku di PT Bogatama Marinusa, Makassar. Data sekunder merupakan data-data kearsipan dan data-data yang berpengaruh pada perencanaan. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka dan literatur untuk menunjang data primer. Pengambilan data sekunder dilakukan secara online menggunakan internet. Data sekunder yang digunakan bersumber dari standar, regulasi, serta ketetapan yang berkaitan dengan proses produksi, proses proses hygiene hygiene dan sanitasi, serta Penerapan Kelayakan dasar yang ada. B. Acuan Acuan Standar Acuan regulasi yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan praktik lapangan di PT Bogatana Marinusa (BOMAR) yaitu sebagai berikut:
8
a) Keputusan Menteri Kelautan dan Perika Perikanan nan Republik In Indonesia donesia Nomor 52A/KEPMEN-KP/2013 tentang Persyaratan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pr oduksi, Pengolahan dan Distribusi. b) SNI CAC/RCP 1: 20 2011 11 tentang Pr insip Umum Higiene Pang Pangan. an. c) Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
492/MENKES/ PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum; d) SNI 2705-20 2705-2014 14 tentan tentang g Uda Udang ng Beku.
9
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Perusahaan PT. Bogatama Marinusa (BOMAR) merupakan salah satu sektor industri perikanan di Sulawesi Selatan milik swasta yang bergerak dalam bisnis di bidang pengolahan dan pembekuan udang. PT. Bogatama Marinusa terletak di J Jl. l. Kima Raya 2 Kav 4. N-4 B1 Kawasan Industri Makassar.
Perusahaan
ini
didirikan
pada
tahun
2001.
Sejatinya
perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1986 yang bergerak dalam bidang pembenihan udang dari larva udang. Perusahaan yang awalnya terjun dalam bisnis budidaya dan hatchery (pembenihan) udang, khususnya udang windu (black (black tiger shrimp) shrimp) dan udang vannamei ini bertekad untuk mengelola budidaya udang secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Setelah melewati proses aplikasi yang terdiri dari tahap penilaian dan perbaikan. PT Bomar pun bergabung dalam program Seafood Savers Savers – – WWF-Indonesia dengan mendaftarkan
tambak mitra-nya selua seluas s 6 63,45 3,45
hektar yang terletak di Kelurahan Pallameang, Kec. Mattirosompe, Kab. Pinrang. Tambak tersebut H. Tantang, yang mengontrol seorang pemimpin tambak dan 10 pekerja tambak.. PT. Bogatama Marinusa mengolah udang jenis windu dan vannamei dari beragam ukuran (size) yang diperoleh dari pengumpul-petambak di Sulawesi Selatan, Sulawesi
10
Tenggara, dan Sulawesi Tengah. Dalam sehari PT. Bomar memperoleh bahan baku berkisar 300 - 3000 kg perhari Setelah 15 tahun bergerak di bidang tersebut ter sebut perusahaan mencoba untuk
melakukana
invasi
ke
bidang
pengolahan
hasil
perikanan
khususnya udang, dan pada tahun 2001 perusahaan ini resmi bergerak di bidang ekspor udang beku dan mulai menggunakan brand “BOMAR” “BOMAR”
Gambar 2. PT Bogatama Marinusa (Tampak Depan) Sumber : : Bomar Documentation Documentation Secara umum, PT. Bomar sudah menerapkan metode untuk menjaga kualitas udang sejak masa panen di tambak. Udang yang dipanen langsung ditempatkan dalam coolbox/Streofoam yang telah diisi serbuk es, sehingga udang terjaga kesegarannya hingga tiba di pabrik pengolahan di Makassar. Selain itu, produk olahan PT. Bomar dikirim menggunakan
container/tonase
yang
dilengkapi
mesin
pendingin,
sehingga produk olahan menjadi beku dan terjaga kualitasnya selama masa pengangkutan ke tempat tujuan. PT. Bomar dalam satu bulan melakukan pengiriman udang ke luar negeri sebanyak 10 kontainer dalam satu bulan atau dalam satu hari
11
berkisar 300 - 3000 kg perhari. PT. Bomar mempekerjakan sekitar 800 pekerja. Produk terdiri atas pertama : udang dengan kepala lengkap atau Head On Shell (HOSO), dengan variasi yaitu Block Quick Frozen (Sistem Pendinginan Cepat dalam blok), Semi individual Quick Frozen (Sistem Pendinginan cepat semi individual) dan Individual Quick Frozen (Sistem Pendinginan Cepat Individual); kedua : Udang Udang tanpa kepala atau head Less Shell On (HLSO) dalam Block Quick Frozen dan Individual Quick Frozen. Ketiga yaitu udang dikupas denganekor utuh atau Peeled Deveined Tail On (PDTO) dengan sistem Semi individual Quick Frozen, dan Individual Quick Frozen; Frozen; Keempat : : udang yang karapas dikupas utuh (Peeled And Deveined (PND), dengan Block Quick Frozen, Semi Individual Quick Frozen dan Individual Quick Frozen.
B. Visi Misi Visi PT. Bogatama Marinusa (BOMAR) a adalah dalah
menjadi pelopor
dalam mengekspor produk pangan khususnya udang yang memiliki nilai tambah ke seluruh dunia dengan kyalitas terbaik. Untuk mencapai visi tersebut maka pihak perrusahaan menetapkan misi perusahaan, antara lain : 1. Menjadi pelopor dalam mengekspor produk pangan khususnya udang yang memiliki nilai tambah ke seluruh dunia dengan kualitas terbaik.
12
2. Mempromosikan prod produk uk terbaik deng dengan an meningkatkan k kualitas ualitas dan keamanan serta kepuasan dengan memanfaatkan teknologi dan keahlian tingkat tinggi. 3. Meningkatkan day daya a minat konsu konsumen men akan pr produk oduk hasil laut dengan memanfaatkan inovasi dan kreasi sehingga produk hasil laut dapat dijadikan sebagai bagian dari gaya hidup. 4. Mempromosikan dan memujudkan Indonesia sebagai produsen Negara pengekspor terbesar yang menghasilkan makanan dengan kualitas keamanan terbaik..
C. Struktur Organisasi Dalam usaha pencapaian tujuan dari perusahaan maka diperlukan organisasi
yang
kuat
agar
semua
tantangan
dan
permasalahan
diselesaikan secara baik dan terstruktur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Maka PT. Bogatama Marinusa menetapkan struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. perusahaan dapat dilihat pada gambar 3.
13
Struktur umum organisasi
HRD Manager
GENERAL AFFAIR
QA
Marketing
Coo
production
ME SECRETARY
Procurement
CEO
logistik
Finance cfo Accounting
Gambar 3. Struktur organisasasi PT. Bogatama Marinusa Sumber : Data Primer Adapun uraian Struktur umum organisasi perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. CEO (Chief Executive Officer) Berperan sebagai direktur utama PT. Bogatama Marinusa 2. Secretary Secretary memiliki tuugas pokok yang terhaddap
pimpinan
sekaligus
bertanggung jawab
bertanggung
jawab
terhadap
pimpinan untuk mengatur dan mengawasi m engawasi tugas bawahannya. 3. Coo (Chief Operation Officer)
14
Berperan sebagai jenderal manager pada penata laksana lapangan sekaligus sebgai humas. Segala aktivitas seperti suply produk produk yang akan diolah, diolah, m memperhatikan emperhatikan kualitas dari produk tersebut
serta
berperan sebagai promotor dalam memperkenalkan produk olahan pada tamu yang datang. 4. HRD Manager (H (Human uman Resources Development) HRD dipimpin oleh seorang manager yang berfungsi untuk mengatur administrasi seluruh karyawan perusahaan. 5. General Affair Berperan sebagai penerimaan berkas yang ingin menjadi karyawan di dalam perusahaan. 6. Quality Asurance Berfungsi sebagai pengontrol kualitas produk yang diekspor serta menjawab segala complain dari tamu (buyer ( buyer )).. 7. Marketing Berfungsi sebagai promosi produk olahan kepada tamu (buyer ( buyer ) 8. Production Berfungsi sebagai coordinator bahan olahan yang akan diproduksi. Bagian ini juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan. 9. ME (Mechanical Electrical) Mengatur masalah mekanikal dan kelistrikan yang ada dalam perusahaan
15
10. Procurement Menerima orderan pembelian atau kebutuhan perusahaan yang diperlukan 11. Logistik Merupakan bagian tempat penyimpanan barang atau kemasan stok barang (Perlengkapan barang produksi). 12. CFO (Chief Financial Officer) Merupakan jenderal manager pada bagian administtrasi kantor yang membawahi 2 devisi yaitu finance dan accounting. 13. Finance Berfungsi sebagai pengatur keuangan perusahaan 14. Accounting Berperan sebagai pencatatah transaksi perusahaan
D. Fasilitas PT. Bogatama Marinusa merupakan salah satu perusahaan pembekuan udang terbesar di Sulawesi Selatan dan ditunjang oleh fasilitas yang sangat memadai untuk menunjang kinerja karyawannya. Fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT. Bogatama Marinusa, antara lain : 1. Tambak PT Bogatama Marinusa memiliki mitra tambak yang dipimpin H. Tantang yang meng mengontrol ontrol tambak dan 10 pekerja tambak. Peta Lokasi dari Tambak Mitra PT. Bogatama Marinusa dapat dilihat pada lampiran 11.
16
Table 2. Lokasi Tambak-Tambak Supply Chain PT. Bogatama Marinusa (Bomar) Luas Tambak No
Nama
Lokasi Tambak
1
Amir
Pallameang
2
Jamal
Pallameang
3
Kadir
Pallameang
4
Mansur
Pallameang
5
Rizal
Pallameang
6
Zaka
Pallameang
7
Sultan
Pallameang
8
Tamrin
Pallameang
9
Umar
Pallameang
10
2.74 11.08 5.28 4.97 3.76 9.91 11.57 7.02 7.13
H. Maming Pemimpin Petambak
Sumber : ©WWF-Indonesia/idham malik Lokasi : Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattirosompe, Pinrang Jumlah Petambak : 10 Orang Keterangan : : a) H. Maming adalah pemimpin petambak yang tterdiri erdiri atas 9 petambak, yang menjaga 10 petak tambak. b) Tambak yang dikelola Rizal tidak lagi menjadi wewenang H. Tantang, karena sudah lepas sewa. Saat ini luas tambak secara keseluruhan adalah 59,7 59,7 hektar.
17
2. Ice maker PT. Bogatama Marinusa memiliki mesin pembuat kepingan es (ice ( ice flake)) untuk mendukung proses produksi agar suhu produk selama proses flake tetap terjaga 40C. perusahaan mempunyai 2 mesin ice flake yang dalam satu harinnya mampu menghasilkan es sebanyak ±15 ton perhari. 3. CPF (Contact Plate Freezer )) Perusahaan memiliki Contact Plate Freezer (CPF) (CPF) sebanyak 2 unit dengan kapasitas masing-masing 390 pan dan 369 an setiap kali pembekuan. Mesin ini mampu membekukan dengan cepat dengan suhu mencapai≤400C selama 2 – 2 – 2,5 2,5 jam. 4. IQF (Individual Quick Freezer )) Pada devisi kupas dan value added product perusahaan mempunyai 2 unit Individual Quick Freezer (IQF ) yang mampu membekukan produk secara cepat dalam waktu 40 – – 70 menit yang masing-masing mampu membekukan produk sebanyak ±500kg/jam tergantung jenis produknya 5. Metal Detektor Untuk mencegah terjadinya pencemaran produk oleh serpihan logam maka pihak perusahaan mengharuskan setiap produknya dilewatkan pada mesin
metal detector. Perusahaan memiliki total 5 unit mesin metal
di tetapkan oleh perusahaan adalah detector , standar yang ditetapkan a) Conventional
: Fe = 1,5 mm, Sus = 2,5 mm dan
b) Breaded : Fe = 1,2 mm, Sus = 2,0 mm.
18
6. Cold Storage PT. Bogatama Marinusa memiliki 3 unit cold storage dengan kapasitasmasing-masing cold storage, pertama 30 ton, kedua dan ketiga masing-masing berkapasitas 60 ton dengan suhu penyimpanan -20 0C. Metode penyimpanan di cold storage adalah system FIFO (first (first in first out )).. 7. Mesin Grader Mesin grader atau mesin sortasi yang dimiliki oleh perusahaan sebanyak 4 unit, 3 diantaranya diperuntukkan untuk udang jenis vanname yang masing-masing unit mampu menyortir udang sebanyak 200300kg/jam bergantung size dan jenis udang. Dan untuk udang jenis Black memiliki 1 unit yang didesain khusus menyortir udang sesuai berat Tiger memiliki per pcs per pcs udangnya. 8. Timbangan Digital Timbangan
digital
yang
digunakan
proses
produksi
beragam,
diantaranya yaitu jenis timbangan duduk dengan kapasitas 100kg, 20 kg, 10 kg, dan 3 kg. 9. Laboratorium Perusahaan memiliki 1 unit lanoratorium untuk menunjang proses produksi khususnya dalam rangka menghasilkan produk bermutu baik dan aman dikonsumsi. Selain pengujian mikrobiologi, laboratorium PT. Bogatama Marinusa juga memnguji kandungan antibiotic dari raw material yang masuk ke perusahaan.
19
BAB III URAIAN KEGIATAN A. DIAGRAM ALIR PEN PENGOLAHAN GOLAHAN PRODUK BT EASY PEEL NICO Pengolahan udang Windu (Panaeus (Panaeus monodon) monodon) atau dikenal dengan udang black Tiger
menjadi produk BT. Easy Peel Nico
merupakan salah satu produk yang diproduksi oleh PT. Bogatama Marinusa. Berikut Tahapan prosesnya dapat dilihat pada gambar 4. 4.
Receiving Washing I
Sortir I
Weighing I
Deheading
Washing II
Weighing II Chilling
Sortir II
VAP (Belah punggung) Penyusunan dalam pan
20
Weighing +pan Pembekuan IQF Glazing Pengemasan+vacuum pack
Metal Detector & Final check Penyimpanan Beku
Export
Gambar 4. Diagram alir pengolahan Udang BT. Easy Peel Nico Beku B. PROSEDUR PENGOLAHAN PRODUK BT EA EASY SY PEEL N NICO ICO 1. Receiving PT. Bomar mengolah udang jenis windu dan vannamei dari beragam ukuran (size) yang diperoleh dari pengumpul-petambak di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah. Bahan baku udang Black Tiger (Penaeus monodon) monodon) berasal dari berbagai daerah di pulau Sulawesi dan Kalimantan antara lain Pinrang, Barru, Maros, Pangkep, Mamuju,
Palu,
Poso
Bulukumba,
Barru,
Belopa,
Palopo,
hingga
Kalimantan. alam sehari PT. Bomar memperoleh bahan baku berkisar 300 - 3000 kg perhari . Bahan baku yang datang ke PT. Bogatama Marinusa (BOMAR) diangkut menggunakan pick up (menggunakan styrofoam styrofoam)) dan truk
21
menggunakan bak bak fiber yang berinsulasi. Suhu udang rerata yang diterima oleh perusahaan masih
View more...
Comments