LAPORAN PKL UNNES 2017 PT Pismatex Textile Industry

January 15, 2018 | Author: Barep Prakoso | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

LAPORAN PKL UNNES 2017 PT Pismatex Textile Industry...

Description

i

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT PISMATEX TEXTILE INDUSTRY-PEKALONGAN

CARA KERJA DAN PERBAIKAN PERANGKAT RAPIER LOOM COMPUTER DOBBY AND WEFT SELECTOR PADA MESIN TENUN RAPIER

Disusun oleh Nama

: Barep Setyo Prakoso

NIM

: 5301414057

Jurusan/Prodi : Pendidikan Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2017

ii

HALAMAN PENGESAHAN Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh PT Pismatex Textile Industry dan pihak jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang (UNNES). Hari

:

Tanggal

:

Dosen Pembimbing

Pembimbing Lapangan

Dr. I Made Sudana, M.Pd. NIP. 195605081984031004

Khairudin

Mengetahui,

Mengetahui,

Ketua Jurusan,

Pimpinan/Ketua Instansi Mitra

Dr.-Ing. Dhidik Prastiyanto, S.T,. M.T NIP. 197805312005011002

Sujadmiko

iii

ABSTRAK CARA KERJA DAN PERBAIKAN PERANGKAT RAPIER LOOM COMPUTER DOBBY AND WEFT SELECTOR PADA MESIN TENUN RAPIER Barep Setyo Prakoso Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang Tahun 2017 Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan bagi mahasiswa program studi (Prodi). Hal ini dengan masksud agar mahasiswa bisa memperoleh pengalaman di dunia kerja. Dalam kesempatan ini penulis berksempatan untuk melakukan PKL di sebuah perusahan industri tekstil yang merupakan produsen Sarung Gajah Duduk di daerah Kabupaten Pekalongan, yaitu PT Pismatex Textile Industry. Perkembangan yang semakin pesat dalam dunia listrik membuat hal ini menjadi motivasi sendiri bagi penulis untuk mengetahui dan menambah wawasan sesuai bidang penulis yaitu di bidang listrik maupun elektronika. Manfaat yang didapat antara lain tentuanya mendapat pelajaran dan pengalaman di dunia kerja dan juga wawasan pengetahuan di bidang listrik maupun elektronika. Dalam pengumpulan data, penulis melakukan sebagai pendekatan, antar lain mengadakan wawancara dengan pembimbing dan pihak – pihak yang bersangkutan di PT Pismatex Tekstile Industry. Selain itu juga dengan cara pengamatan secara langsung dengan datang ke bagian penenunan yang menggunakan mesin rapier dan mengamati beberapa computer controler yang sudah rusak di bengkel listrik bagian penenunan. Perbaikan Komputer Kontrol meliputi pembersihan board computer, pengecekan driver selenoid, pengeringan pada IC program yang lembab, dan perbaikan pada catu daya.

Kata Kunci : perbaikan, mesin tenun rapier ,komputer kontrol

iv

KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ridho-Nya penulis dapat melaksanaan praktek kerja lapangan di PT Pismatex Textile Industry. Dan atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulis laporan praktek kerja lapangan dengan judul “Cara Kerja dan Perbaikan Perangkat Rapier Loom Computer Dobby And Weft Selector Pada Mesin Tenun Rapier” dengan baik. Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang ditunjukan kepada : 1. Sang Maha pencipta dan pemberi rahmat, ALLAH SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga terselesaikannya laporan PKL ini. 2. Dr. Nur Qudus, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri semarang. 3. Dr.-Ing. Dhidik Prastiyanto, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang. 4. Dr. I Made Sudana, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, kritik dan saran kepada penulis. 5. Bapak Khairudin selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan penjelasan kepada penulis dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT Pismatex Textile Industry. 6. Segenap karyawan PT Pismatex Textile Industry yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan PKL serta pembuatan laporan. 7. Keluarga tercinta yang telah membimbing sampai sekarang. 8. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan banyak masukan, semangat dan motivasi kepada penulis.

v

9. Semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu karena keterbatasan tempat, atas bantuannya selama pelaksanaan praktek kerja lapangan dan penulisan laporan ini. Akhir kata penulis mengucapkan Alkhamdullilah, semoga Allah SWT selalu menyertai langkah penulis, amien. Dan semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan berfikir serta bahan referensi dan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang 9 Juni 2017

Barep Setyo Prakoso

vi

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii ABSTRAK ...................................................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 2 1.2.1 Tujuan .......................................................................... 2 1.2.2 Manfaat ........................................................................ 2 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................... 3 1.3.1 Tempat Pelaksanaan ..................................................... 3 1.3.2 Waktu Pelaksanaan ...................................................... 3 1.4 Pengumpulan Data ......................................................................... 3 BAB II KEGIATAN 2.1 Pekerjaan/Kegiatan ........................................................................ 4 2.1.1 Pekerjaan Umum .......................................................... 4 2.1.2 PeKerjaan Spesifik ....................................................... 7 2.2 Analisis Hasil Pekerjaan ................................................................ 11 2.2.1 Cara Kerja Sistem Kontrol Penghasil Corak ................ 12 2.2.2 Pekerjaan Pembersihan Komputer ............................... 14 2.2.3 Pekerjaan Perbaikan Mikrokontroler AT89Series ....... 15 2.2.4 Pekerjaan Penggantian Transistor ................................ 16 2.2.5 Pekerjaan Perbaikan Power Supply ............................. 19 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .................................................................................... 24 3.2 Sran ................................................................................................ 25 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27

vii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan....................................... 4 Tabel 2.2 Daftar Output Tegangan Power Supply ........................................... 18 Tabel 2.3 Hasli Pengujian Output Tegangan Power Supply ............................ 22

viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Jalannya Benang Pakan Pada Mesin Rapier .................... 9 Gambar 2.2 Tampilan Komputer Kontrol ........................................................ 10 Gambar 2.3 Sensor Proximity Magnetik .......................................................... 11 Gambar 2.4 Selektor Pakan .............................................................................. 13 Gambar 2.5 Blok Diagram Sistem Kontrol Penghasil Corak .......................... 13 Gambar 2.6 Contact Cleaner ............................................................................ 14 Gambar 2.7 Mikrokontroler Atmel AT89S51 .................................................. 15 Gambar 2.8 Bagian Dalam Komputer .............................................................. 16 Gambar 2.9 Transistor TIP 122 dan TIP 127 ................................................... 17 Gambar 2.10 Terminal Input dan Output Power Supply ................................. 18 Gambar 2.11 Rangkaian Power Supply ........................................................... 19 Gambar 2.12 Transistor 2SC3320 .................................................................... 19 Gambar 2.13 Diode Bridge RS 808 ................................................................. 20

ix

DAFTAR LAMPIRAN Dokumentasi Kegiatan PKL ............................................................................ 28 Surat Permohonan PKL ................................................................................... 33 Surat Penerimaan Mahasiswa PKL .................................................................. 34 Surat Penyerahan Mahasiswa PKL .................................................................. 35 Surat Tugas PKL .............................................................................................. 36 Surat Penarikan Mahasiswa PKL ..................................................................... 37 Lembar Penilaian Penampilan Kerja Mahasiswa ............................................. 38 Lembar Penilaian Ujian PKL ........................................................................... 39

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan intra kurikuler sehingga wajib diikuti oleh mahasiswa program studi (prodi) non kependidikan, dan prodi kependidikan jurusan tertentu sesuai tuntutan kurikulum, agar mahasiswa memperoleh pengalaman lapangan yang relevan dengan bidangnya. Perkembangan IPTEK dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang begitu pesat. Di mulai dari teknologi yang sederhana sampai teknologi yang modern. Hal itu juga harus di imbangi oleh peningkatan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermutu dan berkualitas. Mahasiswa sebagai salah satu SDM penerus bangsa harus mampu untuk berusaha memiliki kualitas dan kemampuan dalam menunjang teknologi tersebut. Maka dari itu, sebagai mahasiswa kami berupaya mencari pengetahuan yang lebih banyak yang relevan dibidangnya sebagai langkah untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. Terutama menuntut ilmu yang bersifat aplikatif atau langsung diterapkan. Dalam pemilihan perusahaan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan, penulis memilih perusahaan PT Pismatex Textile Industry. Perusahaan ini merupakan unit produksi salah satu merk sarung ternama di Indonesia, Sarung Gajah Duduk. Alasan penulis memilih perusahaan PT Pismatex Textile Industry karena penulis tertarik bagaimana proses pembuatan salah satu sarung yang berkualitas di indonesia ini, khususnya bagaimana proses agar didapat corak yang beragam dari sarung tersebut. Selain itu penulis juga ingin mendapatkan pengalaman bekerja langsung di lingkungan industri. Dalam dunia industri khusunya industri teksti, hampir semuanya menggunakan alat-alat elektronik . Di PT Pismatex Textile Industry, sebagai salah satu perusahaan penghasil kain sarung di Indonesia sudah pasti

2

menerapkan sistem elektronik dalam produksinya, terutama di bagian tenun. Sebuah perangkat digunakan dalam mengatur dan menghasilkan corak / motif sarung yang bervariasi. Perangkat ini adalah Rapier Loom Computer Dobby And Weft Selector, merupakan satu dari sekian banyak Komputer kontrol yang dipasang pada mesin tenun rapier. Dalam penggunaanya, perangkat ini sering sekali mengalami berbagai kerusakan, dan membuat para pekerja di bagian maintenance setidaknya harus tau sistem kerja dari perangkat ini. 1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1

Tujuan Adapun tujuan penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah : a. Untuk mengetahui dan memahami fungsi dari perangkat Rapier Loom Computer Dobby And Weft Selector pada mesin tenun Rapier Dobby. b. Untuk mengetahui dan mempelajari kondisi perangkat agar dapat di ketahui tindak lanjut apa yang akan dilakukan untuk menjaga perangkat tetap bekerja secara optimal dan produksi tetap berjalan. c. Untuk mengetahui cara memperbaiki perangkat Rapier Loom Computer Dobby And Weft Selector.

1.2.2

Manfaat Setelah melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT Pismatex Textile Industry penulis mendapatkan banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut a. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung bagaimana proses maintenance khususnya pada perbaikan perangkat Rapier Loom Computer Dobby And Weft Selector. b. Mahasiswa dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan yang telah diperoleh selama diperkuliahan dan mengembangkanya saat menjalani Praktek Kerja Lapangan. c. Mahasiswa memperoleh bekal dan pengetahuan tentang dunia industri atau instansi sebelum terjun langsung dan memperoleh informasi yang

3

aktual mengenai dunia industri atau instansi serta mengasah keterampilan dan memperoleh pengetahuan baru tentang dunia kerja. 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1.3.1

Tempat Pelaksanaan Tempat Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT Pismatex Textile Industry Jalan Raya Bligo, Sapugarut, Buaran, Pekalongan, Jawa Tengah 51171.

1.3.2

Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan Kerja Praktik Lapangan dilaksanakan mulai dari 16 Januari 2017 s.d. 24 Februari 2017 dengan 6 hari kerja tiap pekan dari hari Senin sampai Sabtu. Jam kerja dimulai dari pukul 08.00 s.d. 16.00, istirahat pukul 12.00 WIB. Hari Sabtu jam kerja pukul 08.00 s.d. 12.00.

1.4 Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab kepada pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan tentang data perusahaan. b. Observasi, yaitu pencarian data dengan pengamatan secara langsung di lapangan. c. Studi pustaka, yaitu membaca literatur-literatur yang menyajikan data sesuai permasalahan yang dihadapi.

4

BAB II PERBAIKAN PERANGKAT RAPIER LOOM COMPUTER DOBBY AND WEFT SELECTOR PADA MESIN TENUN RAPIER 2.1 Pekerjaan/Kegiatan 2.1.1 Pekerjaan Umum Selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis ditempatkan pada bagian maintenance dan power supply dan melaksanakan kegiatan kerja di bengkel listrik dan elektronik bagian tenun. Pada pelaksanaan PKL kali ini juga bersamaan dengan adanya proyek pemasangan mesin tenun rapier baru. Saat paruh pertama sebelum istirahat yaitu pada pukul 08.00 s.d. 12.00 WIB, biasanya mengikuti kegiatan yang sifatnya berhubungan langsung dengan

kelistrikan pada mesin tenun seperti

mengganti motor listrik yang rusak dengan motor cadangan dan pemasangan lampu TL pada mesin tenun. Penulis juga membantu pemasangan panel kontrol mesin tenun baru. Tentunya hal tersebut merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis, yang mana penulis itu sendiri dapat mengambil manfaat dari hal tersebut. Uraian pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan dapat dijelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan No

Hari Tanggal

Kegiatan

1

2

3

1

Senin 16 Januari 2017

Pengenalan Lingkunan, tata tertib dan pekerjaan

2

Selasa 17 Januari 2017

Pengenalan unit produksi tenun 3 dengan mesin tenun Shuttle

3

Rabu 18 Januari 2017

Pemasangan kabel source ke panel mesin tenun rapier baru

5

1

2

3

4

Kamis 19 Januari 2017

Penempatan kabel source untuk diarahkan ke panel induk

5

Jumat 20 Januari 2017

Pemasangan kabel mesin tenun baru ke panel kontrol mesin

6

Sabtu 21 Januari 2017

Modifikasi penyederhanaan kabel prewender

7

Senin 23 Januari 2017

Pengenalan unit produksi tenun 2 dengan mesin rapier Dobby dan Jackquard

8

Selasa 24 Januari 2017

Mengganti motor mesin shuttle rusak dengan motor cadangan

9

Rabu 25 Januari 2017

Pemasangan panel induk pada mesin rapier baru

10

Kamis 26 Januari 2017

Pemasangan kabel source ke panel mesin tenun rapier baru

11

Jumat 27 Januari 2017

Modifikasi penyederhanaan kabel prewender

12

Sabtu 28 Januari 2017

Pemasangan panel induk pada mesin rapier baru

13

Senin 30 Januari 2017

Penganalan unit produksi tenun 1 dengan mesin tenun Air Jet Loom

14

Selasa 31 Januari 2017

Pengenalan bagian generator cadangan, saat listrik PLN padam

15

Rabu 1 Februari 2017

Merakit lampu TL untuk mesin tenun baru

16

Kamis 2 Februari 2017

Pemasangan kabel mesin tenun baru ke panel kontrol mesin

17

Jumat 3 Februari 2017

Modifikasi penyederhanaan kabel prewender

6

1

2

3

18

Sabtu 4 Februari 2017

Modifikasi penyederhanaan kabel prewender

19

Senin 6 Februari 2017

Merakit lampu TL untuk mesin tenun baru

20

Selasa 7 Februari 2017

Merakit lampu TL untuk mesin tenun baru

21

Rabu 8 Februari 2017

Penembatan kabel source untuk diarahkan ke panel induk

22

Kamis 9 Februari 2017

Pemasangan kabel source ke panel mesin tenun baru

23

Jumat 10 Februari 2017

Pemasangan kabel mesin pada panel kontrol mesin baru

24

Sabtu 11 Februari 2017

Pemasangan panel induk mesin tenun baru

25

Senin 13 Februari 2017

Pemasangan lampu TL pada mesin tenun baru

26

Selasa 14 Februari 2017

Pemasangan lampu TL pada mesin tenun baru

27

Rabu 15 Februari 2017

Libur Nasional Pilkada Serentak

28

Kamis 16 Februari

Melihat perbaikan inverter ABB unit

2017

produksi tenun 1

Jumat 17 Februari 2017

Mengganti motor mesin tenun rusak

29

dengan motor cadangan 30

Sabtu 18 Februari 2017

Menempatkan panel mesin baru untuk di pasang dengan mesin tenun baru

31

Senin 20 Februari 2017

Pemasangan kabel source ke panel kontrol mesin tenun baru

32

Selasa 21 Februari 2017 Pemasangan kabel mesin tenun ke panel kontrol mesin baru

7

1

N2

3

33

Rabu 22 Februari 2017

Pemasangan lampu TL pada mesin tenun baru

34

35

Kamis 23 Februari

Pemasangan kabel source ke panel

2017

kontrol mesin tenun baru

Jumat 24 Februari 2017

Pemasangan kabel mesin tenun ke panel kontrol mesin baru

2.1.2 Pekerjaan Spesifik Selama penulis melaksanakan PKL pada paruh kedua yaitu pukul 13.00 s.d 16.00 WIB, penulis biasanya mengikuti kegiatan di bengkel kerja listrik dan elektronik di bagian tenun. Kegiatan ini berhubungan langsung pada perawatan dan perbaikan pengendali benang pakan dan lusi yang berupa perangkat sistem mikirokontroler. Khususnya perangkat pengendali pada mesin Rapier jenis Dobby. Perangkat ini menggunakan mikrokontroler Atmel AT89 Series sebagai IC prosesor dan AT28C6 sebagai IC program. Perangkat ini digunakan untuk jenis mesin tenun Dobby di tenun 2 dan 3. Tenun 2 menggunakan mesin rapier sedangkan pada tenun 3 menggunakan mesin tenun Shuttle. Sementara untuk mesin tenun Jackquard menggunakan sistem pengendali yang berbeda. 2.1.2.1 Pengertian Perbaikan Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu benda atau alat yang rusak akibat pemakaian alat tersebut pada kondisi semula. Proses perbaikan tidak menuntut penyamaan sesuai kondisi awal, yang diutamakan adalah alat tersebut bisa berfungsi normal kembali. Perbaikan memungkinkan untuk terjadinya pergantian bagian alat/spare part (Zuhri 2014).

8

2.1.2.2 Pengertian Mesin Tenur Rapier Mesin merupakan perkakas untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau motor penggerak, menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam. Sedangkan Tenun adalah hasil kerajinan yang berupa bahan (kain) yang dibuat dari benang seperti kapas dan sutra, dengan cara memasuk-masukkan pakan secara melintang pada lungsin. Sehingga, Mesin Tenun merupakan suatu alat yang digerakkan oleh motor penggerak atau tenaga manusia untuk menghasilkan suatu kerajinan yang berupa kain. Alat tenun terdiri dari alat tenun tradisional atau alat tenun bukan mesin (ATBM) yang dipakai menenun dengan tangan manusia, serta alat tenun mesin (ATM) yang dilengkapi dengan motor penggerak. Pada industri tekstil di masa sekarang kebanyakan menggunakan ATM. Tentu saja karena produk tekstil yang dihasilkan akan lebih banyak dalam waktu yang singkat dan hasil produk juga lebih rapi. PT pismatex tekstile Industry pada bagian kerja tenun menggunakan tiga jenis ATM. Diantaranya adalah mesin tenun shutle, mesin tenun rapier, dan mesin tenun Air Jet Loom (AJL) . Diantara 3 mesin tersebut mesin tenun AJL adalah mesin tercepat dalam menghasilkan kain yang ada di PT Pismatex Textile Industry. Satu dari tiga jenis ATM diatas ada mesin tenun rapier merupakan salah satu diantara beberapa mesin tenun yang tidak menggunakan teropong, sehingga dalam penyedian benang pakannya dapat lebih efisien karena tidak memerlukan proses pemaletan terlebih dahulu. Mesin tenun ini menggunakan elemen yang fleksibel atau elemen yang kaku (solid), yang disebut rapier untuk menyisipkan benang pakan ke dalam mulut lusi. Kepala rapier menarik benang pakan dan membawanya melalui mulut lusi. Setelah mencapai tujuannya, kepala rapier bergerak balik setelah melepaskan benang pakan untuk menarik kembali benang

9

pakan berikutnya, proses ini selesai dalam satu putaran. Rapier membentuk gerakan bolak - balik. Berbagai macam kain dapat ditenun dengan menggunakan mesin tenun rapier ini, mulai dari jenis kain ringan hingga kain-kain berat. Mesinmesin tenun rapier banyak digunakan untuk tekstil rumah tangga dan kainkain industri. Mesin tenun rapier juga dapat menenun benang-benang yang tidak hanya berasal dari cotton dan wol tetapi juga dari benang-benang filamen. Dari sekian banyak jenis mesin tenun yang dipakai, salah satu contoh hal yang paling utama yang dapat membedakan semuanya adalah proses bagaimana mesin tersebut menyisipkan atau meluncurkan benang pakannya. Untuk lebih jelasnya, berikut penampakan skema jalannya benang pakan pada mesin rapier:

Gambar 2.1 Skema Jalannya Benang Pakan Pada Mesin Rapier

10

Keterangan gambar 2.1 : 1. Bobin

7. Gunting pakan

2. Acumulator

8. Rapier pembawa

3. Tension

9. Rapier penerima

4. Weft stop motion

10. Opener

5. Weft Selector

11. Sisir tenun

6. Filling clamp Pada mesin tenun shutle dan rapier, masing masing dibagi menjadi dua jenis lagi berdasarkan hasil produknya yaitu dobby dan jacquard. Pada mesin berjenis jacquard hasil corak yang didapat lebih kompleks daripada mesin dobby. Namun sistem kontrol pada mesin berjenis jacquard juga lebih rumit daripada dobby. Oleh karena itu penulis memilih jenis mesin berjenis dobby karena disamping jarang ada kerusakan pada jenis jacquard juga sistem kontrol pada mesin dobby jauh lebih sederhana. Adapun kenapa penulis memilih mesin rapier karena tempat penenunan dengan mesin rapier jauh lebih bersih daripada shutle dan AJL. 2.1.2.3 Pengertian Komputer Kontrol Mesin Tenun Rapier Dobby Di PT Pismatex Textile Industry, untuk menghasilkan sebuak corak kain tertentu, digunakan sebuah perangkat untuk mengontrol benang pakan maupun lusi. Sehari-hari perangkat tersebut dikenal oleh pekerja di bagian tenun sebagai “komputer”. Perangkat ini sejatinya adalah sebuah sistem mikrokontroler. Mikrokontroler yang digunakan adalah Atmel AT89 Series yang didukung oleh sebuah memori eksternal yang kompatibel dengan AT89 Series, yatitu AT28C648.

11

Gambar 2.2 Tampilan Komputer Kontrol Dalam prakteknya, perangkat ini menerima masukan dari sensor magnetik yang dipasang pada salah satu roda mesin, dan keluaran berupa mengaktifkan selenoid pada selektor.

Gambar 2.3 Sensor Proximity Magnetik 2.2 Analisis Hasil Pekerjaan Setiap hari di PT Pismatex Textlie Industry karyawan di bagian maintenance listrik hampir selalu memperbaiki kerusakan pada mesin tenun. Kerusakan yang biasa terjadi antara lain kerusakan pada motor listrik, kerusakan rangkaian pengendali, masalah pada penerangan, dan kerusakan pada

12

sistem kontrol. Dari semua kerusakan yang ada, gangguan yang terjadi karena kerusakan komputer adalah yang paling sering terjadi. Dimana komputer tersebut adalah pusat dari sistem kontrol yang berguna untuk menghasilkan corak tertentu pada mesin tenun. Hal itu disebabkan tingkat kelembaban di kawasan pabrik dan banyaknya debu yang mengotori PCB komputer. Sistem kontrol penghasil corak sarung di mesin tenun PT. Pismatex Textile Industry merupakan sistem yang sangat rentan akan gangguan. Oleh karena itu para karyawan bagian maintenance setidaknya harus paham bagaimana cara kerja dari komputer tersebut terhadap mesin tenun. Agar pada saat terjadi masalah sesegera mungkin bisa perbaiki berdasarkan jenis kerusakan yang ada. Peralatan standar untuk memperbaiki komputer adalah: obeng plus(+) dan min(-), Air Radiator, Contact Cleaner (CC), Soldier, Timah tenol, Desoldering Pump, Multitester, hair dryer, dan simulator pemilah pakan dan lusi.

2.2.1 Cara Kerja Sistem Kontrol Penghasil Corak Sebelum ada kompter kontrol di PT Pismatex Tekstile Industry, mereka menggunakan kontrol mekanik dengan menggunakan potongan besi berlubang yang disebut kartu. Kartu-kartu tersebut disusun sedemikian rupa untuk mengontrol pemilah pakan agar bisa menghasilkan corak tertentu. Setelah komputer kontrol tersebut diperkenalkan di kawasan PT Pismatex Textile Industry, kontrol mekanik tersebut berangsur-angsur ditinggalkan. Sekarang masih ada mesin yang menggunakan kontrol mekanik, namun hanya sebagian kecil saja. Cara kerja komputer tersebut sebenarnya tidak berbeda jauh dari sistem kartu. Rantai kartu digantikan oleh selenoid yang dapat membuka dan menutup sesuai program yang telah dimasukkan pada komputer tersebut. Pada mesin tenun rapier, komputer bisa mengendalikan pemilihan benang lusi dan lusi agar bisa menghasilkan corak yang lebih beragam.

13

Komputer mendapatkan masukan dari sensor proximity magnetik yang dipasang pada salah satu bagian mesin tenun berdasarkan putaran salah satu roda pada mesin. Roda tersebut dipasang magnet untuk memberikan ubahan tegangan pada sensor proximity magnetik. Perubahan tegangan tersebut yang akan menjadi masukan untuk mikrokontroler. Saat roda berputar, magnet akan terus memberikan masukan pada sensor. Setiap masukan akan jumlahkan dan ditampilkan di layar komputer dan dapat dipantau oleh operator. Masukan tersebut akan bekerja berdasarkan program yang telah ditentukan dalam mikrokontroler yang selanjutnya akan memberikan output ke selenoid untuk bekerja berdasarkan program yang telah dibuat.

Gambar 2.4 Selektor Pakan Didalam komputer, mereka menggunakan mikrokontroler Atmel AT89 Series sebagai IC prosessor AT28C6 sebagai IC program. Program tersebut merupakan program yang dibuat untuk menentukan jenis corak yang ingin dihasilkan.

14

Komputer mempunyai terminal output. Output pertama untuk mengontrol selektor pakan, dan output kedua untuk mengontrol benang lusi. Kombinasi dari pemilahan benang pakan dan lusi inilah yang dikendalikan oleh komputer melalui program yang sudah dibuat. Beberapa mesin hanya menggunakan pemilihan benang pakan untuk menghasilkan corak sarung berbentuk kotak-kotak.

Gambar 2.5 Blok Diagram Sistem Kontrol Penghasil Corak

Dalam prakteknya, komputer seringkali mengalami gangguan, yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Seperti IC prosesor yang lembab karena tidak bekerja lebih dari satu hari, kerusakan pada driver selenoid yang berupa transistor TIP 122 atau TIP 127, dan kerusakan pada rangkaian power suply. 2.2.2 Pekerjaan Pembersihan Komputer Sebelum melakukan perbaikan pada komputer, bersihkan komputer terlebih dahulu dari debu dan cipratan oli pelumas mesin dengan air radiarot dan contact cleaner. Pembersihan ini dilakukan untuk kenyamanan sebelum memperbaiki komputer. Pekerjaan ini meliputi pembersihan debu dan cipratan oli pelumas pada bagianlar dan dalam komputer.

15

Gambar 2.6 Contact Cleaner Langkah-langkah pembersihan: a. Siapkan alat b. Bersihkan case komputer dengan air radiator c. Buka penutup case dengan obeng plus d. Bersihkan debu pada bagian dalam komputer dengan air radiator dan semprot dengan contact cleaner. Pastikan dalam membersihkan bagian dalam komputer ini, harus dilakukan dengan teliti dan seluruh board harus dalam keadaan bersih. Board yang bersih akan memudahkan melakukan perbaikan kedepannya, karena debu yang enempel di board sangat menggaggu proses perbaikan. 2.2.3 Pekerjaan Perbaikan Mikrokontroler AT89Series Perbaikan ini terjadi jika ada gangguan pada komputer yang disebabkan oleh mikrokontroler yang lembab. Ciri gangguan ini adalah ketika lcd menampilkan huruf “L...”.

16

Gambar 2.7 Mikrokontroler Atmel AT89S51 Peralatan yang harus disiapkan: a. Obeng b. Hair dryer c. simulator Cara memperbaiki: a. Lepaskan rangkaian mikrokontroler dari case b. Gunakan hair dryer untuk memanaskan bagian mikrokontroler c. Lakukan kurang lebih 3 menit d. Coba komputer pada simulator Komputer yang tidak digunakan dalam waktu yang cukup lama namun masih terpasang di mesin tenun rentan dengan kerusakan ini. Hal ini menjadi masalah besar ketika pabrik harus menghentikan seluruh produksi meski itu hanya satu hari karena libur nasional dan sebaginya. Akibatnya sering terjadi kerusakan massal ketika pabrik mulai beroprasi kembali setelahnya. 2.2.4 Pekerjaan Penggantian Transistor. Pada komputer kontrol, untuk menggerakan selenoid pada selektor pakan maupun lusi digunakan transistor TIP 122 dan TIP 127 sebagai driver selenoid. TIP 122 merupakan jenis NPN sedangkan TIP 127 PNP. Sebagian komputer menggunakan TIP 122 dan yang lainnya menggunakan TIP 127.

17

Kerusakan pada transistor ditandai dengan corak kain yang dihasilkan berbeda dari yang diinginkan. Karena komputer tidak bisa menggerakan selenoid pada selektor pakan atau lusi.

Posisi transistor TIP122 atau TIP127

Gambar 2.8 Bagian Dalam Komputer

Gambar 2.9 Transistor TIP 122 dan TIP 127

Sebelum memulai perbaikan, komputer harus dicoba terlebuh dahulu dengan simulator. Jika komputer bekerja normal maka kerusakan terjadi pada selenoid selektor pakan atau lusi. Jika pada simulator juga tidak sesuai, maka dipastikan kerusakan terjadi pada komputer. Peralatan yang disiapkan: a. Multimeter b. Solder c. Timah tenol d. Pump Langkah-langkah mengganti transistor:

18

a. Lepaskan rangkaian mikrokontroler dari case b. Cek kerusakan transistor c. Pada TIP 122 (1) Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k (2) Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik (3) Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik. d. Pada TIP 127 (1) Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k (2) Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik (3) Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik. e. Jika terdapat kerusakan pada transistor, segera ganti dengan cadangan f. Panaskan tenol yang menempel pada transistor g. Hilangkan tenol dengan pump h. Lepaskan transistor dengan tang i. Solder kembali transistor yang baru ke papan j. Cobalah komputer menggunakan simulator Dalam perbaikan kali ini, penulis sedikit mengalami kesulitan karena dalam penguasaan materi tentang transistor masih kurang dalam pendalaman materi. Kurangnya penguasaan materi tentang transistor ini berdampak dalam perbaikan yang kurang memuaskan karena terkadang penulis kesulitan membedakan antara NPN dan PNP. Namun segera penulis dapat

19

mengatasinya karena para pekerja di PT Pismatex Textile Industri dapat membimbing penulis dengan baik pada masalah ini. 2.2.5 Pekerjaan Perbaikan Power Supply Pada power suply, gangguan yang sering kali terjadi adalah kerusakan pada transistor dan dioda bridge. Ciri utama kerusakan tersebut adalah putusnya fuse pada rangkaian power suply. Rangkaian power supply ini mempunyai empat output. Output dari power supply adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Daftar Output Tegangan Power Supply

output V1

+5,4 V

V2

+14 V

V3

+24 V

V4

+50 V

Gambar 2.10 Terminal Input dan Output Power Supply

20

Transistor yang digunakan pada rangkaian power suply ini adalah treansistor 2SC3320 yang berjenis NPN. Dioda bridge yang digunakan adalah RS808.

Gambar 2.11 Rangkaian Power Supply

Gambar 2.12 Transistor 2SC3320

21

Gambar 2.13 Diode Bridge RS 808 2.2.5.1 Mengecek kerusakan transistor 2SC3320 Untuk mengetahui kondisi transistor 2SC3320 cara yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika kaki basis dihubungkan dengan probe merah dan kaki emitor dihunungkan dengan probe hitam maka jarum penunjuk harus tidak bergerak. Jika bergerak berarti transistor sudah mati atau rusak. b. Hal yang sama terjadi pada kaki kolektor. c. Jika probe hitam dihubungkan ke emitor dan probe merah ke kolektor maka jarum harus tidak bergerak. Jika bergerak berarti transistor sudah mati atau rusak. d. Jika probe hitam dihubungkan ke basis dan probe merah dihubungkan ke kaki kolektor atau emitor, maka jarum penujnuk harus bergerak. Jika tidak bergerak berarti transistor sudah mati atau rusak. Jika ditemukan transistor dalam kondisi mati atau rusak, maka transistor harus segera diganti dengan cadangan. Kemudian ukur tegangan pada masing-masing output yang tersedia pada rangkaian power suply.

22

2.2.5.2 Mengecek kerusakan dioda bridge RS808 Dioda bridge adalah empat dioda penyearah yang disusun sebagai rangkaian ”jembatan” sedemikian rupa di mana terdapat dua terminal untuk masukan tegangan AC dan dua terminal keluaran, yaitu terminal keluaran + (positif) dan terminal keluaran – (negatif). Dioda bridge telah tersedia dalam bentuk satu packing DIL (dual in line) atau SIL (single in line) yang mempunyai empat elektroda, namun bisa juga disusun dari empat dioda terpisah. Dioda bridge memang khusus dibuat untuk penyearahan gelombang AC dan hasilnya adalah sebagaimana pada penyearahan gelombang penuh. Untuk mengetahui kondisi dioda bridge cara yang digumakan adalah sebagai berikut: a. Atur multimeter pada saklar ohm 1k atau 10k b. Hubungkan probe merah pada kaki positif, dan probe hitam pada kaki negatif. Jika jarum penunjuk bergerak kenakan maka dioda bridge dalam kondisi baik. Jika tidak maka sudah mati atau rusak. c. Jika posisi probe hitam dan merah dibalik, maka jarum penunjuk harus tidak bergerak. Jika bergerak maka dioda brige sudah mati atau rusak. d. Selanjutnya hubungkan probe hitam dan merah pada kaki input AC pada dioda bridge. Jarum penunjuk harus bergerak meski posisi probe berubah. Jika dioda bridge dalam kondisi mati atau rusak, maka harus segera diganti dengan dioda bridge cadangan. Kemudian ukur tegangan pada masing-masing output yang tersedia pada rangkaian power suply. Setelah melakukan pekerjaan diatas (mengganti transistor 2SC3320 dan dioda bridge RS 808), langkah selanjutnya adalah mengukur output tegangan power suply. Toleransi dari output tegangan ialah +0,5V.

23

Penulis telah membantu perbaikan power suply tiga kali dari tiga komputer yang berbeda. Dari tiga komputer diantaranya terjadi kerusakan pada dioda bridge dan transistor sekaligus yaitu komputer 1. Komputer lainnya hanya terjadi kerusakan pada transistor. Tabel 2.3 Hasil Pengujian Output Tegangan Power Supply

Titik Ukur

Pengujian Komputer 1

Komputer 2

Komputer 3

V1 (+5,4)

5,6

5,2

5,5

V2 (+14)

14,3

13,9

13,7

V3 (+24)

24,2

24,1

23,9

V4 (+50)

49,8

50,2

50

Dari hasil pengujian tegangan output ini menunjukan bahwa power suply masih bisa bekerja dengan baik saat dipasangkan kembali dengan komputer. Penyimangan tegangan yang paling besar terjadi pada komputer 1 dan 2. Yaitu pada komputer 1 terjadi penyimpangan sebesar +0,3V dan pada komputer 3 sebesar -0,3V. Karena nilai tersebut masih berada pada batas toleransi maka komputer bisa digunakan pada mesin tenun. Jika nilai tegangan menyimpang terlalu jauh dari yang seharusnya, maka terjadi kerusakan pada komponen lain pada power suply.

24

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian mengenai pembahasan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan: a. Cara kerja komputer adalah berupa masukan dari sensor proximity magnetik berdasarkan puratan roda yang telah dipasang magnet. Masukan akan diproses oleh AT89 series berdasarkan program yang telah dimasukkan pada memori eksternal AT28C6. Kemudian

sistem

akan

memberikan

keluaran

untuk

mengendalikan selenoid yang ada pada selektor pakan dan lusi. Jika ingin menghasilkan corak sarung kotak-kotak tidak perlu menggunakan pemilihan benang lusi pada prakteknya. b. Peralatan standar untuk memperbaiki komputer adalah: obeng plus(+) dan min(-), Air Radiator, Contact Cleaner (CC), Soldier, Timah tenol, Multitester, hair dryer, dan simulator pemilah pakan dan lusi. c. Perbaikan komputer kontrol meliputi Pekerjaan Pembersihan Komputer, Pekerjaan perbaikan mikrokontroler AT89Series, Pekerjaan penggantian transistor TIP 122 dan TIP 127, dan Pekerjaan perbaikan power suply. d. Sebelum proses perbaikan, pembersihan komputer harus dilakukan untuk kenyamanan agar terbebas dari debu dan cipratan oli pelumas mesin. e. Saat mikrokontroler AT89Series dalam keadaan lembab, komponen ini harus dihangatkan dengan menggunakan hair dryer agar bisa bekerja normal kembali.

25

f. TIP 122 merupakan transistor jenis NPN sedangkan TIP 127 berjenis PNP. Oleh karena itu saat pengecekan kerusakan harus bisa membedakan antara NPN dan PNP sebelum memutuskan akan mengganti transistor tersebut. g. Kerusakan pada power suply yang sering terjadi adalah kerusakan pada transistor 2SC3320 dan kerusakan pada dioda bridge RS 808. 3.2 Saran Setelah penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Pismatex Textile Industry maka penulis memberikan beberapa saran diantaranya: 3.2.1 Untuk Universitas Negeri Semarang a. Penambahan

alat-alat

praktek

laboratorium

untuk

mendukung kegiatan praktik. b. Materi perkuliahan tentang dasar-dasar elektronika harus lebih difokuskan lagi agar mahasiswa dapat lebih menguasainya dan menggunakannya dalam PKL maupun sebagai bekal dalam bekerja kelak. c. Menambah koleksi alat-alat listrik mungkin kita temui di dunia kerja. Hal ini bertujuan agar sewaktu kuliah mahasiswa tidak hanya mebayangkan benda, tetapi juga dapat melihat bendanya secara langsung. Sehingga mahasiswa yang melaksanakan PKL memiliki pengetahuan dasar agar tidak terlalu sulit untuk menerima dan mengembangkan ilmu-ilmu baru di dunia kerja, mengingat alokasi waktu PKL yang tergolong singkat. 3.2.2 Untuk PT Pismatex Textile Imdustry a. Perlu adanya penambahan tenaga kerja kelistrikan pada bagian tenun. b. Dalam melaksanakan pekerjaan hendaknya memperhatikan Standard Operating Procedure (SOP).

26

c. Meningkatkan kebersihan dikawasan parbik agar para karyawan bisa bekerja lebih nyaman dan semangat. Demikian kesimpulan dan saran-saran yang dapat penulis sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi Universitas Negeri Semarang dan PT Pismatex Textile Industry

27

DAFTAR PUSTAKA Mahardika, Dwi Cahyo., Susilo, Deddy. dan Utomo, Darmawan. 2016. Sistem Pengendali Mesin Tenun GA615. Teche Jurnal Ilmiah Elektronika. Volume 15, No. 2, www.jurnaltechne.org/archives/2016152/201615205-du.pdf, 5 Mei 2017. Anonim.

2016.

Mesin

Tenun

Rapier.

mesintenunrapier.blogspot.co.id/2016_12_01_archive.html.

(Online). (Diakses

tanggal 20 Maret 2017). Pramono, Tedy. 2011. Praktek Teknologi Penenunan Modern. (Online). http://teddypram.blogspot.co.id/2011/02/praktek-teknologi-pertenunanmodern.html. (Diakses tanggal 20 Maret 2017). Wikipedia.

2017.

Alat

Tenun

Bukan

Mesin.

(Online).

https://id.wikipedia.org/wiki/Alat_tenun_bukan_mesin. (Diakses tanggal 20 Maret 2017). Zuhri, Agus Saefudin. 2014. Pengertian Service (perbaikan). (Online). http://aguszuhri26.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-servis perbaikan.html. (Diakses tanggal 20 Maret 2017).

28

LAMPIRAN

29

30

31

32

33

34

35

36

37

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF