Laporan PKL Kelompok 1.pdf
May 24, 2018 | Author: handoyo_eko20017573 | Category: N/A
Short Description
Download Laporan PKL Kelompok 1.pdf...
Description
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)
DI PT. TOA GALVA INDUSTRIES BIDANG K3 SECARA UMUM, KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN K3, DAN PENERAPAN SMK3
PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM ANGKATAN KE - 1
KELOMPOK 1 1.
Befridita Ayu N
2.
Fahzrin Perwitasari
3.
Fikry Eswara A
4.
Jesslyn
5.
Layalia Qodri
6.
Salma Resti A
7.
Hamdani Rachman
8.
Hendra Rizki N
9.
M.Cholid Qori I
PENYELENGGARA PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO JAKARTA, 13 OKTOBER 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
......................... ....................................... ........................... ........................... ........................... .......................... ................... ...... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................... ....................................... ........................... .......................... .......................... ............... .. 1 A.
................................................................ ............................................ .......................... ....1 Latar Belakang ..........................................
B.
Maksud dan Tujuan .......................................... ................................................................ ......................................... ...................1
C.
Ruang Lingkup .......................................... ................................................................ ............................................ .......................... ....1
D.
................................................................... ............................................. .......................... ....2 Dasar Hukum ............................................
1.
Gambaran Umum Tempat Kerja ......................... ....................................... ........................... ..................... ........ 3
2.
Temuan-Temuan di lapangan: ......................... ...................................... .......................... .......................... .............5
BAB IV PENUTUP
........................... ........................................ .......................... ........................... ........................... ................... ...... 19
A.
Kesimpulan ............................................ .................................................................. ............................................ ............................ ...... 19
B.
................................................................. ............................................ ....................................... .................21 Saran ...........................................
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Laporan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikat AK3 Umum yang diadakan oleh PT. Duta Selaras Solusindo bekerjasama dengan Kementrian Ketenagakerjaan. Dilatar belakangi oleh hal tersebut, maka pada tanggal 14 Oktober 2016, kami melakukan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan di PT. TOA Galva Industries.
B.
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah : 1) Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan. 2) Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan khususnya di bidang K3 Secara Umum, Kelembagaan dan Keahlian K3, dan Penerapan SMK3. 3) Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum. 4) Calon peserta Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran atau rekomendasi.
C.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah: 1) K3
Secara
Umum
(Safety
induction
kepada
pekerja,
mitra/subkontraktor, pengunjung/tamu; Rambu/marka/safety sign; Alat Pelindung diri (APD); Prosedur Kerja (SOP), JSA; K3 secara Umum, safety induction, tata letak, rambu-rambu safety, pemakaian APD, gudang, dll) 2) Kelembagaan dan Keahlian K3 (P2K3, PJK3; Organisasi; Pengesahan
P2K3; Program Kerja; Ahli K3)
1
3) Penerapan SMK3 (Kebijakan dan komitmen K3; Tingkat penerapan
SMK3; Audit SMK3; Penghargaan K3 (zero accident award, sertifikat SMK3) D.
Dasar Hukum
1) Dasar Hukum K3 Secara Umum a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. b. Permenaker 8 tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri 2) Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3 a. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1) & (2) b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 125/Men/1984 tentang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah (DK3W) dan Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3). d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3). e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja. f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan. 3) Dasar Hukum Penerapan SMK3 a. Undang-undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja. b. Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87. c. PP
No.50
Tahun
2012
tentang
Penerapan
SMK3.
BAB II KONDISI PERUSAHAAN 1.
Gambaran Umum Tempat Kerja
Perusahaan ini beralamat di Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 34-35. Cimanggis, Depok-Tapos dan Cikarang, Jawa Barat. Plant yang berlokasi di Depok ini khusus memproduksi megaphone dan speaker . Sedangkan , di Cikarang terdapat plant yang lebih kecil yang hanya memproduksi amplifier dan microphone. Jumlah tenaga kerja yang terdapat di PT. TOA Galva Industries sebanyak 1000 orang, dengan jumlah karyawan 800 jiwa yang bekerja di Depok dan 200 di Cikarang. PT TOA yang ada di Indonesia merupakan pabrik speaker terbesar di TOA Group. Pabrik yang ada di Indonesia merupakan pusat produksi dan pengembangan produk baru untuk kawasan Asia Pasifik. Visi PT TOA Galva Industries adalah menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Sedangkan misi perusahaan PT TOA Galva Industries adalah Quality, Cost, Delivery dan Service. Aktivitas produksi yang dilakukan di pabrik PT TOA Galva Industries adalah: 1. Assembling Amplifier & Megaphone 2. Dipping Solder 3. Speaker unit 4. Plastic injection 5. Painting
3
Ketua
Wakil Ketua
Penasehat kesehatan
Komite Tanggap Darurat Analisa Penyakit Akibat Kerja
Analisa
piket bagian
Satpeka Plus alat kerja
P3k alat kesehatan
tempat kerja
Gambar 2.2. Struktur P2K3 PT TOA Galva Industries
2.
Temuan-Temuan di lapangan:
1. Safety induction kepada pekerja, mitra/subkontraktor, pengunjung/tamu PT. TOA Galva Industries telah melakukan safety induction untuk setiap karyawan dan telah terbina dengan baik, namun safety induction tidak diberikan kepada pengunjung/tamu dengan menyeleruh karena hanya beberapa
poin
saja
yang
disampaikan.
Safety
induction
untuk
pengunjung/tamu pasien disosialisasikan hanya berupa poster K3 dan safety sign. Safety induction diberikan pada saat penerimaan pegawai baru, pada saat briefing sebelum bekerja, dan pada setiap subkon yang akan bekerja di PT. TOA Galva Industries. 2.
Rambu/marka/safety sign Pada dasarnya safety sign telah terpasang di tempat-tempat yang seharusnya sesuai dengan keperuntukannya di PT. TOA Galva Industries. Akan tetapi, belum tersedia rambu pada setiap gedung PT. TOA Galva Industries dan rambu yang sudah tersedia memiliki ukuran yang terlalu kecil.
3.
Alat Pelindung Diri (APD)
2.
Temuan-Temuan di lapangan:
1. Safety induction kepada pekerja, mitra/subkontraktor, pengunjung/tamu PT. TOA Galva Industries telah melakukan safety induction untuk setiap karyawan dan telah terbina dengan baik, namun safety induction tidak diberikan kepada pengunjung/tamu dengan menyeleruh karena hanya beberapa
poin
saja
yang
disampaikan.
Safety
induction
untuk
pengunjung/tamu pasien disosialisasikan hanya berupa poster K3 dan safety sign. Safety induction diberikan pada saat penerimaan pegawai baru, pada saat briefing sebelum bekerja, dan pada setiap subkon yang akan bekerja di PT. TOA Galva Industries. 2.
Rambu/marka/safety sign Pada dasarnya safety sign telah terpasang di tempat-tempat yang seharusnya sesuai dengan keperuntukannya di PT. TOA Galva Industries. Akan tetapi, belum tersedia rambu pada setiap gedung PT. TOA Galva Industries dan rambu yang sudah tersedia memiliki ukuran yang terlalu kecil.
3.
Alat Pelindung Diri (APD) Secara umum, Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) di lingkungan kerja PT. TOA Galva Industries sudah disediakan untuk pekerja. Namun, secara keseluruhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di PT. TOA Galva Industries disesuaikan dengan lingkungan kerja dimana pekerja melakukan aktifitas.
4.
Prosedur kerja (SOP), Job Safety Analisis (JSA) Prosedur kerja yang berbentuk dokumentasi seperti SOP, dan lembar checklist sudah tersedia di area kerja PT. TOA Galva Industries. Lembar checklist diisi setiap hari, SOP terletak di setiap area kerja dan mudah terlihat oleh
pekerja.
Namun,
untuk
JSA
belum
didokumentasikan
hanya
disampaikan secara lisan pada saat briefing sebelum bekerja. 5.
K3 secara umum (safety induction, tata letak, rambu-rambu safety, pemakaian APD, gudang, dll).
6.
Secara keseluruhan K3 secara umum di PT. TOA Galva Industries dapat dikatakan sudah cukup baik namun ada beberapa hal terkait dengan K3 Umum yang belum dilaksanakan. Sebaiknya seluruh elemen baik dari
5
managemen maupun staff karyawan harus berkomitmen dan bekerja sama untuk menciptakan budaya K3 di lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang berbudaya K3 akan menciptakan suasana kerja yang sehat, selamat dan terhindar dari penyakit akibat kerja. 7.
P2K3 Organisasi P2K3 sudah lama terbentuk tetapi di PT TOA Galva Industries yang menjabat sebagai sekertaris P2K3 bukan seorang ahli K3.
8.
PJK3 Perusahaan TOA Galva Industries telah bekerja sama dengan beberapa PJK3 dalam melakukan pemeriksaan dan pengujian dalam bidang kelistrikan , penyalur petir dan peralatan elektronik, serta lingkungan kerja. Kerjasama dalam pembinaan Ahli K3 dengan PJK3 belum tercapai sehingga terjadinya kekosongan jabatan Ahli K3 umum.
9.
Program K3 Program kerja tidak terstruktur dan terencana sesuai dengan Undang Undang dan peraturan yang berlaku.
10. Organisasi Semua hal yang berkaitan dengan K3 berada di bawah Divisi ISO. PT TOA Galva Industries belum memiliki divisi K3 yang langsung dibawah pimpinan perusahaan. 11. Pengesahan P2K3 Pengesahan P2K3 sudah dilakukan oleh gubernur Jawa Barat. Berdasarkan Permenaker no 2 tahun 1987 tentang P2K3, P2K3 ditetapkan oleh Mentri atau pejabat yang ditunjuk atas usul dari pengusaha atau pengurus yang bersangkutan. Pengesahan oleh Gubernur Jawa Barat sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 12. Program Kerja Program kerja untuk meningkatkan kualitas mutu dan lingkungan sudah dilakukan. Hal ini dapat dibuktikan dengan sertifikasi ISO 9001 dan ISO 14001 yang diberikan kepada PT TOA Galva Industries . 13. Ahli K3
6
PT TOA Galva Industri saat ini tidak mempunyai Ahli K3 yang mengawasi pelaksanaan K3 sehingga program kerja yang sudah dibuat sebelumnya , sementara ini diambil alih oleh para anggota P2K3. 14. Kebijakan K3 Perusahaan belum memiliki kebijakan K3 secara khusus. Kebijakan yang ada di perusahaan adalah kebijakan mutu dan kebijakan lingkungan 15. Penerapan SMK3 Dikarenakan belum memiliki kebijakan K3, maka penerapan SMK3 belum terlaksana.
7
Tabel Analisa Temuan di Lapangan
A. Positif No
Obyek
Foto Temuan
Analisa Temuan
Saran
Dasar Hukum
Bahaya K3 Secara Umum
1.
Safety induction
PT. TOA Galva
Pembuatan SOP Safety
Undang-Undang No.1 Tahun
kepada pekerja, mitra/
Industries telah
Induction khususnya
1970 Tentang Keselamatan
subkontraktor,
melakukan safety
pada konten.
kerja (BAB V Pembinaan,
pengunjung/ tamu
induction untuk setiap
Pemerataan
Pasal 9)
karyawan dan telah
penyampaian informasi
terbina dengan baik,
terkait Safety induction
namun safety induction
baik itu terhadap
tidak diberikan kepada
pekerja, mitra/
pengunjung/tamu dengan
subkontraktor,
menyeleruh karena hanya
pengunjung/ tamu.
beberapa poin saja yang
disampaikan.
Melakukan tinjauan ulang dengan cara pengisian kuisioner oleh pekerja, mitra/ subkontraktor, pengunjung/ tamu untuk memperoleh penilaian
8
terkait safety induction apakah sudah baik atau belum. 2.
Rambu/ marka/ safety
Pada dasarnya safety
Pemasangan
Undang-Undang No.1 Tentang
sign
sign/ rambu/ marka telah
rambu/safety sign di
Keselamatan kerja Tahun 1970
terpasang di tempat-
setiap area tempat kerja
(BAB X Kewajiban Pengurus,
tempat yang seharusnya
sesuai dengen
Pasal 14)
sesuai dengan
keperuntukannya.
keperuntukannya di PT.
Sosialisasi arti dan
TOA Galva Industries.
maksud dari
Akan tetapi, belum
rambu/safety sign yang
tersedia rambu pada
dipasang mulai dari
setiap gedung PT. TOA
simbol hingga warna.
Galva Industries.
Evaluasi pemasangan rambu/safety sign apakah sudah terpasang sesuai dengan kegunaannya.
9
terkait safety induction apakah sudah baik atau belum. 2.
Rambu/ marka/ safety
Pada dasarnya safety
Pemasangan
Undang-Undang No.1 Tentang
sign
sign/ rambu/ marka telah
rambu/safety sign di
Keselamatan kerja Tahun 1970
terpasang di tempat-
setiap area tempat kerja
(BAB X Kewajiban Pengurus,
tempat yang seharusnya
sesuai dengen
Pasal 14)
sesuai dengan
keperuntukannya.
keperuntukannya di PT.
Sosialisasi arti dan
TOA Galva Industries.
maksud dari
Akan tetapi, belum
rambu/safety sign yang
tersedia rambu pada
dipasang mulai dari
setiap gedung PT. TOA
simbol hingga warna.
Galva Industries.
Evaluasi pemasangan rambu/safety sign apakah sudah terpasang sesuai dengan kegunaannya.
9
3.
Alat Pelindung Diri
Pada saat peninjauan di
Pengadaan Alat
Undang-Undang No.1 Tentang
(APD)
lapangan, secara
Pelindung Diri dari
Keselamatan kerja Tahun 1970
keseluruhan penggunaan
perusahaan kepada
(BAB X Kewajiban Pengurus,
Alat Pelindung Diri
pekerja khususnya pada
Pasal 14)
(APD) di PT. TOA Galva
perusahaan manufaktur.
Industries disesuaikan
Perusahaan melakukan
Permenaker No.8 Tahun 2010
dengan lingkungan kerja
pengawasan secara rutin
tentang alat pelindug diri pasal
dimana pekerja
dan berkala terkait
6
melakukan aktifitas.
penggunaan APD.
Sosialisasi dan pengarahan Safety Meeting terkait dengan APD.
Melakukan pembinaan K3 untuk tenaga baru terkait pentingnya penggunaan APD.
Melakukan inspeksi berkala terkait pengguanaan APD di lingkungan kerja.
Upaya budaya K3 bagi para pekerja serta
10
3.
Alat Pelindung Diri
Pada saat peninjauan di
Pengadaan Alat
Undang-Undang No.1 Tentang
(APD)
lapangan, secara
Pelindung Diri dari
Keselamatan kerja Tahun 1970
keseluruhan penggunaan
perusahaan kepada
(BAB X Kewajiban Pengurus,
Alat Pelindung Diri
pekerja khususnya pada
Pasal 14)
(APD) di PT. TOA Galva
perusahaan manufaktur.
Industries disesuaikan
Perusahaan melakukan
Permenaker No.8 Tahun 2010
dengan lingkungan kerja
pengawasan secara rutin
tentang alat pelindug diri pasal
dimana pekerja
dan berkala terkait
6
melakukan aktifitas.
penggunaan APD.
Sosialisasi dan pengarahan Safety Meeting terkait dengan APD.
Melakukan pembinaan K3 untuk tenaga baru terkait pentingnya penggunaan APD.
Melakukan inspeksi berkala terkait pengguanaan APD di lingkungan kerja.
Upaya budaya K3 bagi para pekerja serta
10
pengawasan yang tinggi pada area yang memiliki potensi bahaya tinggi.
4.
Pengurus telah
Memberikanreward bagi
menyediakan secara
pekerja yang
Permenaker no 8 tahun 2010
tertulis dan memasang
menggunakan Alat
tentang alat pelindung diri pasal
kewajiban penggunaan
pelindung diri dengan
5
APD di tempat kerja
lengkap.
Prosedur Kerja(SOP),
SOP/ Instruksi Kerja
Melakukan evaluasi
Undang-Undang No.1 Tahun
JSA
terpasang di tempat kerja
terhadap SOP yang lama
1970 (BAB III), S yarat-syarat
sesuai dengan
dan menetapkan dan
Keselamatan Kerja Pasal 4.
keperuntukannya.
membuat SOP baru
Namun, belum terdapat
terutama SOP yang
SOP terkait K3 secara
terkait K3 secara
spesifik.
spesifik.
Setelah pembuatan SOP yang baru, agar melakukan sosialisasi SOP baru terhadap pekerja dan pihak terkait.
11
Melakukan inspeksi
pengawasan yang tinggi pada area yang memiliki potensi bahaya tinggi.
4.
Pengurus telah
Memberikanreward bagi
menyediakan secara
pekerja yang
Permenaker no 8 tahun 2010
tertulis dan memasang
menggunakan Alat
tentang alat pelindung diri pasal
kewajiban penggunaan
pelindung diri dengan
5
APD di tempat kerja
lengkap.
Prosedur Kerja(SOP),
SOP/ Instruksi Kerja
Melakukan evaluasi
Undang-Undang No.1 Tahun
JSA
terpasang di tempat kerja
terhadap SOP yang lama
1970 (BAB III), S yarat-syarat
sesuai dengan
dan menetapkan dan
Keselamatan Kerja Pasal 4.
keperuntukannya.
membuat SOP baru
Namun, belum terdapat
terutama SOP yang
SOP terkait K3 secara
terkait K3 secara
spesifik.
spesifik.
Setelah pembuatan SOP yang baru, agar melakukan sosialisasi SOP baru terhadap pekerja dan pihak terkait.
Melakukan inspeksi
11
pelaksanaan SOP/JSA.
No
Obyek
Foto Temuan
Analisa Temuan Positif
Saran
Perusahaan telah bekerja sama dengan beberapa PJK3 dalam melakukan pemeriksaan dan pengujian dalam bidang kelistrikan , penyalur petir dan peralatan elektronik (Wahana Restu Setia), serta lingkungan kerja (SeisLab). Semua hal yang berkaitan dengan K3 berada di bawah Divisi ISO (International Standard Organization). Pengesahan P2K3 sudah dilakukan oleh gubernur Jawa Barat.
Perusahaan perlu meningkatkan kerja sama dengan PJK3 dengan bidang lainnya selain bidang pemeriksaan dan pengujian
Dasar Hukum
Kelembagaan dan Keahlian K3
1
PJK3
2
Organisasi
3
Pengesahan P2K3
4
Program Kerja
Program kerja untuk meningkatkan kualitas mutu dan lingkungan sudah dilakukan. 12
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 9 Permenaker no 4 tahun 1995 tentang PJK3 (Pasal 3 dan 4)
Kewenangan dan Undang-undang no 1 tahun tanggung jawab perlu 1970 tentang keselamatan kerja ditetapkan secara jelas. pasal 5
-
Perlu mempertahankan dan meningkatkan program kerja yang sudah ada terkait mutu dan lingkungan
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 10 Permenaker no 2 tahun 1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukan Ahli K3. (Pasal 3) Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
pelaksanaan SOP/JSA.
No
Obyek
Foto Temuan
Analisa Temuan Positif
Saran
Dasar Hukum
Perusahaan telah bekerja sama dengan beberapa PJK3 dalam melakukan pemeriksaan dan pengujian dalam bidang kelistrikan , penyalur petir dan peralatan elektronik (Wahana Restu Setia), serta lingkungan kerja (SeisLab). Semua hal yang berkaitan dengan K3 berada di bawah Divisi ISO (International Standard Organization). Pengesahan P2K3 sudah dilakukan oleh gubernur Jawa Barat.
Perusahaan perlu meningkatkan kerja sama dengan PJK3 dengan bidang lainnya selain bidang pemeriksaan dan pengujian
Kelembagaan dan Keahlian K3
1
PJK3
2
Organisasi
3
Pengesahan P2K3
4
Program Kerja
Program kerja untuk meningkatkan kualitas mutu dan lingkungan sudah dilakukan.
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 9 Permenaker no 4 tahun 1995 tentang PJK3 (Pasal 3 dan 4)
Kewenangan dan Undang-undang no 1 tahun tanggung jawab perlu 1970 tentang keselamatan kerja ditetapkan secara jelas. pasal 5
-
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 10
Perlu mempertahankan dan meningkatkan program kerja yang sudah ada terkait mutu dan lingkungan
Permenaker no 2 tahun 1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukan Ahli K3. (Pasal 3) Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
12
6
Ahli K3
Program kerja yang sudah dibuat Ahli K3 sebelumnya , sementara ini diambil alih oleh para anggota P2K3.
-
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Penerapan SMK3
1.
Kebijakan Komitmen K3
dan
Sudah
ada
kebijakan Perlu
membuat UU No. 1 Tahun 1970, Bab X
yang menyangkut dengan kebijakanyang keselamatan kerja
spesifk Tentang Kewajiban Pengurus
terkait K3.
Pasal 14 point a dan b. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3 pasal 7-8.
2
Penerapan SMK3
Sudah
dilaksanakan Melaksanakan
SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 Tentang
usaha dalam penerapan lebih maksimal.
Penerapan SMK3 pasal 10-13.
SMK3. 3.
Penghargaan K3
Penghargaan accident
pada
zero Mempertahankan prestasi tahun yang telah dicapai.
2012, 2013 dan 2014
Per-01/MEN/I/2007 Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
13
6
Ahli K3
Program kerja yang sudah dibuat Ahli K3 sebelumnya , sementara ini diambil alih oleh para anggota P2K3.
-
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Penerapan SMK3
1.
Kebijakan
dan
Sudah
Komitmen K3
ada
kebijakan Perlu
membuat UU No. 1 Tahun 1970, Bab X
yang menyangkut dengan kebijakanyang keselamatan kerja
spesifk Tentang Kewajiban Pengurus
terkait K3.
Pasal 14 point a dan b. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3 pasal 7-8.
2
Penerapan SMK3
Sudah
dilaksanakan Melaksanakan
SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 Tentang
usaha dalam penerapan lebih maksimal.
Penerapan SMK3 pasal 10-13.
SMK3. 3.
Penghargaan K3
Penghargaan accident
pada
zero Mempertahankan prestasi tahun yang telah dicapai.
Per-01/MEN/I/2007 Tentang Pedoman Pemberian
2012, 2013 dan 2014
Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
13
B. Negatif No
Obyek
Foto Temuan
Analisa Temuan Bahaya
Saran
Dasar Hukum
Pembentukan divisi
Undang-Undang No.1 Tahun
K3 Secara Umum 1.
Safety induction kepada
Safety Induction bukan
pekerja, mitra/
disampaikan oleh safety
Safety di PT. TOA
1970
subkontraktor,
karena belum dibentuk
Galva Industries.
kerja (BAB V Pembinaan,
pengunjung/ tamu
divisi safety.
Pendidikan dan
Pasal 9)
Tentang
Keselamatan
pelatihan bagi anggota divisi Safety terkait K3 di PT. TOA Galva Industries. 2.
Rambu/ marka/ safety
Rambu yang sudah tersedia
Melakukan pengadaan
Undang-Undang No.1 Tentang
sign
memiliki ukuran yang
rambu di setiap area
Keselamatan kerja Tahun 1970
terlalu kecil.
yang perlu adanya
(BAB X Kewajiban Pengurus,
rambu/safety sign dan
Pasal 14)
disesuaikan dengan ukuran.
Evaluasi pemasangan rambu/safety sign mulai dari tempat pemasangan dan ukurannya.
14
B. Negatif No
Obyek
Foto Temuan
Analisa Temuan Bahaya
Saran
Dasar Hukum
Pembentukan divisi
Undang-Undang No.1 Tahun
K3 Secara Umum 1.
Safety induction kepada
Safety Induction bukan
pekerja, mitra/
disampaikan oleh safety
Safety di PT. TOA
1970
subkontraktor,
karena belum dibentuk
Galva Industries.
kerja (BAB V Pembinaan,
pengunjung/ tamu
divisi safety.
Pendidikan dan
Pasal 9)
Tentang
Keselamatan
pelatihan bagi anggota divisi Safety terkait K3 di PT. TOA Galva Industries. 2.
Rambu/ marka/ safety
Rambu yang sudah tersedia
Melakukan pengadaan
Undang-Undang No.1 Tentang
sign
memiliki ukuran yang
rambu di setiap area
Keselamatan kerja Tahun 1970
terlalu kecil.
yang perlu adanya
(BAB X Kewajiban Pengurus,
rambu/safety sign dan
Pasal 14)
disesuaikan dengan ukuran.
Evaluasi pemasangan rambu/safety sign mulai dari tempat pemasangan dan ukurannya.
14
3.
Alat Pelindung Diri
Tidak semua pekerja
Perlu dilakukan
Undang-Undang No.1 Tentang
(APD)
menggunakan APD yang
pemerataan
Keselamatan kerja Tahun 1970
lengkap.
penggunaan APD
(BAB X Kewajiban Pengurus,
bukan hanya melihat
Pasal 14)
dari lingkungan kerja dimana pekerja tersebut melakukan aktifitas.
4.
Prosedur Kerja(SOP),
JSA belum terdapat
JSA
pendokumentasian.
Pembuatan JSA untuk
Undang-Undang No.1 Tahun
semua proses kerja di
1970 (BAB III, S yarat-syarat
semua area kerja.
Keselamatan Kerja Pasal 4.
Kelembagaan dan Keahlian K3
1
P2K3
Sekertaris P2K3 sementara ini tidak ada, dan belum adanya pegawai ahli k3 yang baru bisa menjabat sekertaris P2K3
15
Perusahaan sebaiknya merekrut Ahli K3 secepatnya karena organisasi P2K3 diharuskan mempunyai sekertaris yang bersertifikasi Ahli K3.
Permenaker no 2 tahun 1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukan Ahli K3. (Pasal 3 ayat 2)
3.
Alat Pelindung Diri
Tidak semua pekerja
Perlu dilakukan
Undang-Undang No.1 Tentang
(APD)
menggunakan APD yang
pemerataan
Keselamatan kerja Tahun 1970
lengkap.
penggunaan APD
(BAB X Kewajiban Pengurus,
bukan hanya melihat
Pasal 14)
dari lingkungan kerja dimana pekerja tersebut melakukan aktifitas.
4.
Prosedur Kerja(SOP),
JSA belum terdapat
JSA
pendokumentasian.
Pembuatan JSA untuk
Undang-Undang No.1 Tahun
semua proses kerja di
1970 (BAB III, S yarat-syarat
semua area kerja.
Keselamatan Kerja Pasal 4.
Kelembagaan dan Keahlian K3
1
P2K3
Sekertaris P2K3 sementara ini tidak ada, dan belum adanya pegawai ahli k3 yang baru bisa menjabat sekertaris P2K3
Perusahaan sebaiknya merekrut Ahli K3 secepatnya karena organisasi P2K3 diharuskan mempunyai sekertaris yang bersertifikasi Ahli K3.
Permenaker no 2 tahun 1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukan Ahli K3. (Pasal 3 ayat 2)
Organisasi P2K3 sudah lama terbentuk dan disahkan oleh gubernur tetapi sudah tidak bisa dikatakan sah lagi karena tidak ada ahli k3 sebagai sekertaris
Perusahaan sebaiknya merekrut Ahli K3 secepatnya untuk mengisi kekososngan jabatan sekertaris
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Belum adanya kerjasama dengan PJK3 pembinaan dalam meregenerasi Ahli K3 di perusahaan sehingga terjadinya kekosongan jabatan Ahli K3 umum. Program kerja tidak terstruktur dan terencana sesuai dengan Undang Undang dan peraturan yang berlaku. Tidak adanya Ahli K3 yang mengawasi pelaksanaan K3 di perusahaan.
Bekerja sama dengan Permenaker no 4 tahun 1995 PJK3 pembinaan dalam tentang PJK3 pasal 3. membina SDM yang belum bersertifikasi.
15
2
PJK3
3
Program Kerja
4
Ahli K3
Sesegera mungkin merekrut ahli K3 umum untuk membuat program kerja terencana dan terimplementasikan Merekrut orang yang berkompetensi dalam hal K3.
Permenaker no 2 tahun 1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukan Ahli K3. (Pasal 2)
Peraturan Pemerintah no 50 tahun 2012 tentang SMK3 pasal 7 & 8
Permenaker no 2 tahun 1992 tentang tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli K3. PP no 50 tahun (Lampiran 1 bagian C)
2012
Penerapan SMK3
1.
Kebijakan Komitmen K3
dan
Kebijakan yang sudah ada,
Menyusun kebijakan K3
UU No. 1 Tahun 1970, Bab X
tidak dikhususkan ke ranah
secara tertulis dan
Tentang Kewajiban Pengurus
K3, lebih mengutamakan
ditandatangani oleh
Pasal 14 point a dan b.
16
2
PJK3
3
Program Kerja
4
Ahli K3
Organisasi P2K3 sudah lama terbentuk dan disahkan oleh gubernur tetapi sudah tidak bisa dikatakan sah lagi karena tidak ada ahli k3 sebagai sekertaris
Perusahaan sebaiknya merekrut Ahli K3 secepatnya untuk mengisi kekososngan jabatan sekertaris
Belum adanya kerjasama dengan PJK3 pembinaan dalam meregenerasi Ahli K3 di perusahaan sehingga terjadinya kekosongan jabatan Ahli K3 umum. Program kerja tidak terstruktur dan terencana sesuai dengan Undang Undang dan peraturan yang berlaku. Tidak adanya Ahli K3 yang mengawasi pelaksanaan K3 di perusahaan.
Bekerja sama dengan Permenaker no 4 tahun 1995 PJK3 pembinaan dalam tentang PJK3 pasal 3. membina SDM yang belum bersertifikasi.
Sesegera mungkin merekrut ahli K3 umum untuk membuat program kerja terencana dan terimplementasikan Merekrut orang yang berkompetensi dalam hal K3.
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja Permenaker no 2 tahun 1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukan Ahli K3. (Pasal 2)
Peraturan Pemerintah no 50 tahun 2012 tentang SMK3 pasal 7 & 8
Permenaker no 2 tahun 1992 tentang tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli K3. PP no 50 tahun (Lampiran 1 bagian C)
2012
Penerapan SMK3
1.
Kebijakan
dan
Komitmen K3
Kebijakan yang sudah ada,
Menyusun kebijakan K3
UU No. 1 Tahun 1970, Bab X
tidak dikhususkan ke ranah
secara tertulis dan
Tentang Kewajiban Pengurus
K3, lebih mengutamakan
ditandatangani oleh
Pasal 14 point a dan b.
16
peningkatan produktivitas
pimpinan perusahaan. Kebijakan tersebut
PP no 50 tahun 2012 tentang
diinformasikan dan
SMK3 pasal 7&8
disebarluaskan ke setiap unit kerja. (poster, surat edaran, buku saku K3 dll) 2
Perencanan K3
Perencanaan yang ada tidak Membuat dikhususkan tetapi
dalam
hanya
Tingkat
penerapan
SMK3
Kurangnya
mengacu
menjadi kebijakan
pelengkap kebijakan lain 3
K3 yang
perencanan
K3
pada Penerapan SMK3 pasal 9. secara
independen dan spesifik
penerapan Melaksakan SMK3 yang
SMK3.
PP no 50 tahun 2012 Tentang
terintegrasi dengan sistem manajemen
PP
No.
Tentang
50
Tahun
Penerapan
2012 SMK3
perusahaan pasal 10-13.
yang kemudian dilakukan evaluasi secara
dan
perbaikan
berkala
setiap
tahunnya. Juga perlu dilakukan audit terhadap SMK3
yang
telah
dibentuk
baik
secara
internal perusahaan mapun eksternal. 4
Pemantauan
dan
Belum
dilakukannya Bekerja
17
sama
dengan
PP no 50 tahun 2012 tentang
peningkatan produktivitas
pimpinan perusahaan. Kebijakan tersebut
PP no 50 tahun 2012 tentang
diinformasikan dan
SMK3 pasal 7&8
disebarluaskan ke setiap unit kerja. (poster, surat edaran, buku saku K3 dll) 2
Perencanan K3
Perencanaan yang ada tidak Membuat dikhususkan tetapi
dalam
hanya
K3 yang
Tingkat
penerapan
SMK3
Kurangnya
mengacu
menjadi kebijakan
pelengkap kebijakan lain 3
perencanan
K3
pada Penerapan SMK3 pasal 9. secara
independen dan spesifik
penerapan Melaksakan SMK3 yang
SMK3.
PP no 50 tahun 2012 Tentang
terintegrasi dengan sistem manajemen
PP
No.
Tentang
50
Tahun
Penerapan
2012 SMK3
perusahaan pasal 10-13.
yang kemudian dilakukan evaluasi secara
dan
perbaikan
berkala
setiap
tahunnya. Juga perlu dilakukan audit terhadap SMK3
yang
telah
dibentuk
baik
secara
internal perusahaan mapun eksternal. 4
Pemantauan
dan
Belum
dilakukannya Bekerja
sama
dengan
PP no 50 tahun 2012 tentang
17
Evaluasi K3
evaluasi
melalui
audit PJK3
internal maupun eksternal memantau secara berkala.
Audit sejauh
implementasi diperusahaan
18
untuk Penerapan SMK3 pasal 14 mana K3
Evaluasi K3
evaluasi
melalui
audit PJK3
internal maupun eksternal memantau secara berkala.
Audit sejauh
implementasi
untuk Penerapan SMK3 pasal 14 mana K3
diperusahaan
18
BAB IV PENUTUP A.
Kesimpulan
1) K3 Umum : PT. TOA Galva Industries dalam upaya pelaksanaan K3 sudah merujuk kepada peraturan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Namun, perusahaan masih perlu melakukan perbaikan untuk menyempurnakan program K3 yang sudah ada maupun yang belum ada. 2)
KELEMBAGAAN K3 :
P2K3 dan pengesahannya
Berdasarkan Permenaker no 4 tahun 1987 pasal 2, setiap tempat kerja dengan kriteria perusahaan memperkerjakan 100 orang atau lebih wajib membentuk P2K3. PT TOA Galva Industries memperkerjakan kurang lebih 800 orang sehingga wajib membentuk P2K3. Namun, Sekertaris P2K3 sementara ini tidak ada, dan belum adanya pegawai ahli k3
BAB IV PENUTUP A.
Kesimpulan
1) K3 Umum : PT. TOA Galva Industries dalam upaya pelaksanaan K3 sudah merujuk kepada peraturan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Namun, perusahaan masih perlu melakukan perbaikan untuk menyempurnakan program K3 yang sudah ada maupun yang belum ada. 2)
KELEMBAGAAN K3 :
P2K3 dan pengesahannya
Berdasarkan Permenaker no 4 tahun 1987 pasal 2, setiap tempat kerja dengan kriteria perusahaan memperkerjakan 100 orang atau lebih wajib membentuk P2K3. PT TOA Galva Industries memperkerjakan kurang lebih 800 orang sehingga wajib membentuk P2K3. Namun, Sekertaris P2K3 sementara ini tidak ada, dan belum adanya pegawai ahli k3 yang baru bisa menjabat sekertaris P2K3.
Organisasi P2K3 sudah lama terbentuk dan disahkan oleh gubernur tetapi sudah tidak bisa dikatakan sah lagi karena tidak ada ahli k3 sebagai sekertaris.
PJK3 Permenaker no 4 tahun 1995 tentang PJK3 (Pasal 3 dan 4) menyebutkan bahwa PJK3 yang melaksanakan kegiatan jasa K3 salah satunya adalah jasa pengujian dan pemeriksaan teknik dan jasa pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan kesehatan kerja. PT TOA Galva Industries bekerja sama dengan PJK3 untuk membantu pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat K3 sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
PT
TOA
Galva
Industries
menggunakan jasa PJK3 dalam melakukan pemeriksaan dan pengujian di bidang kelistrikan , penyalur petir dan peralatan elektronik, serta lingkungan kerja. Berdasarkan Permenaker no 4 tahun 1995 pasal 3 salah satu PJK3 tersebut yaitu perusahaan yang 19
memberikan jasa pembinaan K3. Belum adanya kerjasama dengan PJK3 pembinaan K3 dalam meregenerasi Ahli K3 di perusahaan sehingga terjadinya kekosongan jabatan Ahli K3 umum.
Organisasi Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan K3 berada di bawah Divisi ISO (International Standard Organization). Divisi ISO menangani semua pelaksanaan K3, mutu dan lingkungan.
Ahli K3 Tanggung jawab dan wewenang untuk mengambil tindakan dan melaporkan kepada semua pihak yang terkait dalam perusahaan di bidang K3 harus ditetapkan dan diinformasikan. Tanggung jawab dan wewenang yang dilakukan oleh Ahli K3 sudah ditetapkan kepada Divisi ISO
Berdasarkan Permenaker no 2 tahun 1992 tentang tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli K3 pasal 2 disebutkan bahwa Menteri Tenaga Kerja atau pejabat berwenang
menunjuk
ahli
K3
pada
yang ditunjuk
tempat
kerja
yang
memperkerjakan tenaga kerja lebih dari 100 orang. PP no 50 tahun 2012 (Lampiran 1 bagian C) juga menyebutkan bahwa dalam penyediaan sumber daya manusia, perusahaan harus membuat prosedur pengadaan secara efektif melalui pengadaan sumber daya manusia sesuai kebutuhan dan memiliki kompetensi kerja serta kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan melalui sertifikat K3 yang diterbitkan oleh instansi berwenang. Namun, PT TOA Galva Industries tidak memiliki Ahli K3 umum yang mengawasi secara langsung pelaksanaan K3 di tempat kerja. 3) Penerapan SMK3 belum terlaksana.
20
B.
Saran
1)
K3 secara umum :
Pembentukan divisi Safety di PT. TOA GALVA INDUSTRIES.
Pendidikan dan pelatihan bagi anggota divisi Safety terkait K3 di PT. TOA GALVA INDUSTRIES.
Evaluasi pemasangan rambu/safety sign mulai dari tempat pemasangan dan ukurannya.
Perlu dilakukan pemerataan penggunaan APD bukan hanya melihat dari lingkungan kerja dimana pekerja tersebut melakukan aktifitas.
Pembuatan JSA untuk semua proses kerja di semua area kerja.
2) Kelembagaan K3
Perusahaan sebaiknya merekrut Ahli K3 secepatnya karena organisasi
P2K3
diharuskan
mempunyai
sekertaris
yang
bersertifikasi Ahli K3
Sesegera mungkin merekrut ahli K3 umum untuk membuat program kerja terencana dan terimplementasikan
Merekrut orang yang berkompetensi dalam hal K3.
Membentuk
koordinasi
dengan
unit
kerja
lain
sebagai
perpanjangan tangan dari pelaksanaan K3 di RS; Menambah SDM yang kompeten di bidang K3 3) Penerapan SMK3
Menyusun kebijakan K3 secara tertulis dan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan. Kebijakan tersebut diinformasikan dan disebarluaskan ke setiap unit kerja. (poster, surat edaran, buku saku K3 dll)
Membentuk SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan yang kemudian dilakukan evaluasi dan perbaikan secara berkala setiap tahunnya. Juga perlu dilakukan audit terhadap SMK3 yang telah dibentuk baik secara internal perusahaan mapun eksternal.
21
View more...
Comments