Laporan Pkl Hon Chuan 2

July 23, 2019 | Author: Nurus Syifaul Muhtar | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

d...

Description

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang begitu pesat beberapa waktu terakhir ini membantu manusia dalam mendukung segala aktivitas dan kegiatan dalam kehidupannya. Dalam rangka menghadapi era keterbukaan dan pasar bebas dunia, diperlukan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas dalam berbagai bidang. Politeknik Negeri Malang merupakan suatu lembaga pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang terampil, profesional, dan siap kerja dalam bidang yang ditekuninya serta mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah sebagai dasar dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di lapangan pekerjaan. Oleh karena itu Politeknik Negeri Malang dituntut agar selalu menyesuaikan sistem pendidikan sesuai dengan perkembangan dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Perkembangan teknologi tersebut banyak bermunculan permasalahan yang terjadi di industri yang sangat berbeda dengan yang diperoleh di bangku kuliah. Dengan situasi tersebut, mahasiswa Teknik Listrik dituntut untuk dapat mengikuti dan menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan sehingga apabila terjun ke dunia kerja sudah memiliki bekal yang cukup. Dalam usaha untuk menyesuaikan dan mengikuti perkembangan industri, kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di  perusahaan dinilai sebagai sarana efektif untuk menyesuaikan diri dengan  perkembangan tersebut. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah yang ada di Jurusan Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang. PKL ini dilaksanakan sebagai latihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan

1

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

yang diperoleh ketika berada di bangku pendidikan formal. Selain itu akan diperoleh gambaran langsung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan  –   permasalahan yang ada di industri. Misalnya permasalahan tentang pengaturan peng aturan sistem di tempat kerja. Pelaksanaan PKL ini bisa meningkatkan kualitas dan profesionalitas tenaga kerja, sebab selama ini mahasiswa setelah menyelesaikan studinya cenderung kurang  bisa beradaptasi dengan lingkunga kerja k erja yang sesungguhn ya. Oleh sebab itu, dengan den gan melaksanakan PKL mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman kerja yang nantinya bisa menjadikan mahasiswa mempunyai skill  mempunyai skill . PT.Hon Chuan Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Industri Jasa produksi minuman yang berada di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Peran Hon Chuan Indonesia sebagai perusahaan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan produksi minuman yang mampu bersaing dengan berbagai  perusahaan industri yang lainnya baik dalam maupun luar negeri, secara  berkelanjutan terus diusahakan seiring dengan pemenuhan kebutuhan listrik serta  pelayanan kepada masyarakat secara profesional. Hal tersebut di atas dilakukan juga untuk memperoleh sertifikasi dalam bidang manajemen perusahaan maupun manajemen lingkungannya.

1.2 Tujuan PKL (Praktek Kerja Lapangan)

1. Mempersiapkan para mahasiswa untuk belajar bekerja secara mandiri,bekerja dalam satu tim dan mengembangkan potensi dan berkualitas sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. 2. Meningkatkan status dan kepribadian para mahasiswa,sehingga mereka mampu  berinteraksi,berkomunikasi dan memiliki rasa tanggung jawab serta disiplin tinggi

2

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

3. Memberi kesempatan dan bergaransi bagi para mahasiswa yang berpotensi untuk menjadi tenaga kerja terampil dan produktif berdasarkan pengakuan Standart Profesi. 4. Membandingkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dengan pelaksanaan magang di perusahaan atau industri. 5. Untuk memperoleh pengetahuan dari tempat magang. 6. Mengaplikasikan kemampuan praktek yang diperoleh di perkuliahan ke dunia  perusahaan atau industri.

1.3 Manfaat PKL (Praktek Kerja Lapangan) 1.3.1 Bagi Mahasiswa

1. Menguji kemampuan pribadi untuk berkreasi sesuai ilmu yang dipelajari serta tata cara hubungan masyarakat dalam industri. 2. Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya pada kegiatan nyata, dengan demikian akan mengerti perbandingan antara  pengetahuan di bangku kuliah dengan kenyataan ken yataan di lapangan. 3. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan diri yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki. 4. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di dunia kerja. 5. Dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dimasa yang akan datang.

1.3.2 Bagi Politeknik khususnya untuk program studi Teknik Listrik

1. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil di  bidangnya.

3

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

2. Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan Politeknik khususnya program studi Teknik Listrik, pada badan usaha perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang dihasilkan oleh Politeknik.

1.3.3 Bagi PT. Hon Chuan Indonesia

1. Memanfatkan sumber daya manusia yang potensial. 2. Sebagai sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan oleh  badan usaha yang terkait. 3. Sebagai sarana untuk mengetahui kualitas pendidikan yang ada di Politeknik

1.4 TATA TERTIB. 1.4.1. Kewajiban Mahasiswa

1.4.1.1. Mematuhi peraturan yang berlaku, di industri / Praktek Kerja Lapangan

bengkel tempat

1.4.1.2. Berada ditempat PKL 15 menit sebelum dimulai. Sopan, jujur, bertanggung jawab, berinisiatif dan kreatif terhadap tugas-tugas yang diberikan. 1.4.1.3. Memakai seragam kerja kerja lengkap dengan atribut atribut setiap keluar masuk industri dan berpakaian kerja lengkap dengan atribut Politeknik setiap melaksanakan PKL. 1.4.1.4. Memberi salam salam pada waktu datang dan mohon diri saat pulang. 1.4.1.5. Memberitahu kepada pimpinan unit / pembimbing industri bila  berhalangan hadir atau bermaksud meninggalkan praktik. 1.4.1.6. Membicarakan dengan segera kepada dosen pembimbing, ketua kelompok atau petugas yang ditunjuk apabila menemui kesulitankesulitan. 1.4.1.7. Melaporkan dengan segera kepada petugas yang berwewenang dalam industri / bengkel apabila terjadi kerusakan atau salah dalam mengambil bahan / alat. 1.4.1.8. Membersihkan dan mengatur kembali peralatan dengan rapi seperti semula apabila akan meninggalkan tempat.

4

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

1.4.1.9. Menerima, mengisi dan menyerahkan buku agenda harian kepada  pembimbing. 1.4.1.10. Menyusun Laporan dengan Sistem Kelompok Berdasarkan hasil Praktek Kerja lapangan.

1.4.2. Larangan Mahasiswa.

1.4.2.1. Menghisap rokok di dalam dan diluar tempat PKL, termasuk mengkonsumsi minuman dan obat obatan yang dilarang Pemerintah. 1.4.2.2. Menerima tamu pada saat melaksanakan PKL. 1.4.2.3. Mempergunakan fasilitas pesawat telephon di tempat PKL tanpa seijin petugas / pembimbing industri. 1.4.2.4. Pindah tempat PKL tanpa rekomendasi Kepala Urusan  berwewenang dalam mengatur penempatan.

yang

1.4.2.5. Berkelahi / bertengkar dengan siapapun dan dilarang berambut gondrong/panjang untuk pria. 1.4.2.6. Khusus untuk perempuan selain di atas juga dilarang : a. Memakai rok  b. Memakai sepatu bertumit tinggi c. Memakai perhiasan d.Memakai tata rias / make up yang kurang sesuai dengan kondisi setempat. 1.4.2.8. Mahasiswa dilarang mengakhiri dalam pelaksanaan PKL sebelum  batas akhir pelaksanaan selesai tanpa sepengetahuan dari politeknik 1.4.2.9. Mahasiswa dilarang mengambil barang yang bukan miliknya untuk dimiliki tanpa seijin pemiliknya 1.4.3. Sanksi-sanksi

Pelanggaran-pelanggaran tata tertib akan dikenakan sanksi sbb : 1.4.3.1. Peringatan secara lisan 1.4.3.2. Peringatan tertulis 1.4.3.3. Pengurangan nilai PKL 1.4.3.4. Dikeluarkan dari institusi tempat PKL dengan nilai Nol. 1.4.3.5. Sanksi akademis yang diatur dalam Buku Pedoman Politeknik

5

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Hon Chuan Enterprise Co. Ltd adalah perusahaan asal Taiwan yang memproduksi packaging untuk produk minuman, di antaranya botol plastik, tutup  botol, dan label. Beberapa konsumen besar dari Hon Chuan antara lain: Coca Cola, Pepsi, Uni-President. Saat ini Hon Chuan Enterprise Co. Ltd menguasai market share sebesar 75% di Taiwan.

2.2 Sejarah PT Hon Chuan Indonesia

Hon Chuan Enterprise, Co., Ltd. berdiri pada tahun 1969 dan saat ini telah memiliki dua belas pabrik di Taiwan, enam belas pabrik di China, dan sebelas pabrik di Asia Tenggara, tiga di antaranya ada di Indonesia. Tiga pabrik PT. Hon Chuan Indonesia berlokasi di Bogor, Karawang dan Cikarang dan sekarang berencana untuk melakukan perluasan investasinya di Surabaya dengan target memulai aktivitas komersial pada triwulan pertama tahun 2015. Untuk proyek di Surabaya tersebut, PT. Hon Chuan Indonesia akan merekrut sekitar seratus orang tenaga kerja lokal yang antara lain fresh graduate dari berbagai perguruan tinggi di sekitar Surabaya di  berbagai disiplin ilmu.

2.3 Lokasi perusahaan

Saat ini proses produksi PT. Hon Chuan Indonesia dilaksanakan di 4 tempat di Indonesia yaitu: 1. Dusun Mangga Besar I RT 09 RW 03 Desa Walahar Kec. Klari, Kab. Karawang, Jawa Barat, Indonesia. 2. 16730 Jl. M.HE Sukma KM.18 Gang Telkom, Ds Pasir Muncang, Kec.Caringin Kab.Bogor.

6

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

3. DELTA SILICON V JALAN KENARI RAYA BLOK G2 No. 1 & 17 Kawasan Industri- Lippo Cikarang. 4.  Ngoro Industrial Park block F2-1 Jl. Raya Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto 61385 Jawa Timur Indonesia.

2.4 Bidang Usaha

PT.Hon Chuan Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang  jasa. PT.Hon Chuan merupakan perusahaan Aseptic Plant atau perusahaan yang memproduksi barang dalam bentuk plastic maupun minuman.Hasil produksi ini juga diekspor ke luar negeri yaitu Taiwan.Sedangkan di Indonesia dipasarkan di berbagai toko maupun supermarket yaitu Alfamart,Indomaret dll.Minuman yang dipasarkan yaitu teh Ichitan,Yuzu,Fiesta Black Tea akan tetapi produk tersebut bukan milik PT.Hon Chuan itu sendiri melainkan produk pabrik lain karena PT.Hon Chuan hanya sebagai pabrik jasa.Selain memproduksi teh Pt Hon Chuan juga melayani pemesanan label minuman yang terkemuka di Indonesia.Misalnya Pocari sweet,Teh Pucuk Harum,Aquase,Kiranti,Ichitan,Yuzu dll

2.5 Visi dan Misi PT Hon Chuan Indonesia

1. Visi Menjadi supplier packaging dan jasa pembuatan minuman dalam kemasan yang terkemuka di Asia Tenggara. 2. Misi Memaksimalkan

kepentingan

pelanggan

dan

pemegang

saham

dengan

memfokuskan kebutuhan pelanggan,produk,dan pasar,menyediakan layanan yang memuaskan dan terus menerus membuat produk yang lebih baik dalam rangka mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

7

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA



Filosofi Perusahaan : 1. Tujuan utama PT Hon Chuan Indonesia adalah dengan giat untuk mengejar kualitas terbaik dari produk yang di hasilkan, meneliti teknik  produksi,

meningkatkan

higienis,

aman

dan

memberitahukan

ke

 pelanggan bahwa keamanan dan higienis makanan adalah tugas PT Hon Chuan Indonesia. 2. Perusahaan menaati prinsip “Integritas, Inovasi, Kualitas, Pelayanan, giat, dan Tanggung jawab” terhadap semua produk yang di hasilkan sesuai dengan permintaan pelanggan, sehingga pelanggan dapat yakin, percaya sepenuhnya terhadap produk yang di hasilkan PT Hon Chuan Indonesia.



Kebijakan Perusahaan : PT Hon Chuan Indonesia berkomitmen untuk : 1. Memproduksi pangan yang berkualitas dan aman bagi konsumen. 2. Memenuhi semua persyaratan yang di terapkan oleh pelanggan, standar nasional, standar internasional maupun pemerintah. 3. Mengkomunikasikan isu terkait keamanan pangan kepada seluruh karyawan PT Hon Chuan Indonesia dan organisasi yang terlibat dalam rantai makanan. 4. Menjalankan sisrtem manajemen keamanan pangan, serta meninjau dan meningkatkan

sistem

manajemen

keamanan

pangan

secara

 berkesinambungan.

8

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

2.6 Tujuan, Sasaran dan Prinsip Dasar PT Hon Chuan Indonesia

1. Tujuan Tujuan PT.Hon Chuan Indonesia adalah dengan giat untuk mengejar kualitas terbaik dari produk yang dihasilkan,meneliti teknik produksi ,meningkatkan higienis,aman dan memberitahukan ke pelanggan bahwa keamanan dan higienis makanan adalah tugas PT.Hon Chuan Indonesia. 2. Sasaran Meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan peluang usaha yang menjamin masa depan perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal. 3. Prinsip dasar Loyalitas, Integrittas dan Dedikasi, yang berarti berpegang teguh pada tujuan  perusahaan, kejujuran dan keutuhan sikap dalam interaksi organisasi dan  pengabdian pada perusahaan. Ketiga hal ini merupakan sikap keseharian setiap anggota organisasi yang mendasari setiap aksi individual danorganisasi. Semangat kelompok tidak boleh mengalahkan prinsip pertama ini. Keunggulan teknologi, yang berarti keyakinan bahwa penguasaan dan  pemanfaatan teknologi sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja untuk inovasi produk dan bahan untuk inovasi bisnis. Kerjasama kelompok, yang berarti keberhasilan merupakan hasil dari kerjasama. Sinergi yang muncul dari kelompok yang dilandasi integritas anggota kelompok maupun memberikan kesuksesan yang sebelumnya tak mungkin diraih. Berbisnis untuk saling menguntungkan, yang berarti menekankan pentingnya memperoleh kepercayaan dari semua pihak yang berbisnis dengan PT Hon Chuan Indonesia. Merupakan hal penting untuk memikirkan dan menjamin manfaat dan menambahkan nilai kepada mitra, pelanggan, pemasok dan tentu untuk PT Hon Chuan Indonesia sendiri.

9

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

2.7 Struktur Organisasi

Director

Senior Mana er

Manager

Sales Manager

QC Manager

Beverage Plant

Packaging Plant

Manager

Manager

Finance Manager

Beverage SPV HRGA SPV

Warehouse SPV

Utilit SPV

Packaging SPV

10

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik 3.1.1 Tinjauan Umum

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber da ya listrik besar sampai ke konsumen. Sumber daya be sar tersebut dapat berupa suatu stasiun pembangkit atau berupa suatu gardu induk yang dilayani oleh  pembangkit tenaga listrik. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik  pada saluran transmisi.

3.1.2 Pembagian Sistem Distribusi

1. Jaringan Subtransmisi (JS) Jaringan subtransmisi berfungsi menyalurkan daya listrik dari sumber daya besar menuju gardu induk yang terletak di daerah tetentu. 2. Gardu Induk (GI) Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi dan menurunkan tegangan menjadi tegangan jaringan distribusi primer (Jaringan Tegangan Menengah). 3. Gardu Hubung Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau mebagi daya listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM) menuju gardu atau transformer distribusi.

11

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

4. Jaringan Distribusi Primer/ Jaringan Tegangan Menengah (JTM) Jaringan distribusi primer berfungsi menyalurkan da ya listrik, menjelajahi daerah asuhan ke gardu/ transformator distribusi. Jaringan distribusi primer dilayani oleh gardu hubung atau langsung d ri gardu induk dan atau dari pusat pembangkit. Pada umumnya terdapat empat bentuk atau tipe dasar dari system  jaringan distribusi primer sebagai berikut: a) Sistem Radial Sistem distribusi dengan pola radial adalah sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat  beberapa penyulang yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial.

Gambar 1. Konfigurasi Jaringan Radial

Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Namun keandalan system ini lebih rendah dibanding

dengan

sitem

lainnya.

Kurangnya

keandalan

disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama

12

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut  padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan  jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.

 b) Sistem Loop Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) merupakan system jaringan distribusi primer yang dimulai dari gardu induk atau sumber daya, melalui daerah beban dan kemudian kembali lagi ke rel gardu induk/ sumber daya yang sama.

Gambar 2. Konfigurasi Jaringan Loop

c) Spindel Sistem Spindel adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).

Gambar 3. Konfigurasi Jaringan Spindel

13

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

Pada pengoperasiannya, sistemsSpindel berfungsi sebagai sistem radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM). d) Cluster System cluster banyak digunakan untuk kota besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan. Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi  pada salah satu penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai kekonsumen.

.

Gambar 4. Konfigrasi Jaringan Cluster

e) System koneksi (Hantaran Penghubung) System jaringan distribusi primer dengan tipe ini terjadi jika ada beberapa gardu induk yang saling berinterkoneksi sehingga setiap beban memiliki beberapa kemungkinan untuk menerima

14

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

daya dari berbagai arah. Tetapi system ini memerlukan biaya investasi yang sangat besar di dalam pembangunannya, namun sangat cocok bila digunakan pada daerah beban dengan kerapatan yang tinggi serta membutuhkan system pelayanan yang terus menerus.

Gambar 5. Rangkaian Sistem Koneksi

5. Gardu Distribusi Gardu distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan primer (tegangan menengah) menjadi tegangan sekunder (tegangan rendah) yang biasanya 127/220 Volt atau 220/380 Volt. 6. Jaringan Distribusi Sekunder Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut sistem tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan peralatan sbb: 

Papan pembagi pada trafo distribusi.



Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).

15

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA



Alat pembatas dan pengukur daya (kWh meter) serta fuse atau  pengaman pada pelanggan.

Gambar 6. Jaringan Distriusi Sekunder

3.2 Sistem Distribusi pada PT.HON CHUAN INDONESIA

Sumber tenaga listrik yang menyupai PT.Hon Chuan Indonesia berasal dari PLN dengan kapasitas masing masing divisi yaitu 20 kV. Suplay tersebut diunakan untuk memenuhi pemintaan beban dari masing-masing gedung pada PT. Hon Chuan Indonesia yaitu Gedung Divisi Utility,Divisi Beverage,dan Divisi Packaging

3.2.1 Sistem Pendistribusian Tenaga Listrik

PT. HON CHUAN INDONESIA menggunakan system ring dalam  pendistribusian tenaga listrik. Hal ini ditunjukan untuk lebih mengefektifkan  pendistribusian

tenaga

listrik.

System

ring

ini

sangat

cocok

dikarenakan

keandalannya dalam penyaluran daya dengan tingkat beban besar, serta harus kontinyu atau berlanjut. Tetapi ada kelemahan yang sangat berbahaya dalam system tersebut, jika pada salah satu system mengalami kerusakan, biasanya yang mengalami trip pada sentral yang mengakibatkan produksi berhenti beberapa saat sampai petugas mengalokalisir daerah gangguan lalu bisa dinyalakan kembali.

16

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

3.2.2 Penghantar

Penghantar pada pendistribusian tegangan menengah 20kV memakai  penghantar jenis NYFGbY. Penghantar atau kabel in dirancang untuk system instalasi bawah tanah. Kontruksi dari kabel ini antara lain menggunakan kawat tembaga yang sesuai standart IEC-228. Dilingkupi isolator PVC YJ-1 sesuai standart SPLN 41-2 dan SII 0207-83 dengan warna merah yang berarti kabel dirancang untuk bawah tanah. Kulit pelindung kabel terbuat dari kawat  baja yang pipih dan dibungkus lapisan lagi yang terbuat dari baja. Dalam  pemasangan kabel tegangan menengah 20 kV kedalam panel diperlukan sepatu kabel, silling end, busbar, dan beberapa perlengkapan lainnya.

Gambar 7. Penghanar NYFGbY

3.2.2.1 Terminasi

Terminasi adalah suatu alat yang dibutuhkan pada ujung kabel tegangan yang lebih besar yang akan dihubungkan dengan  peralatan lain. Terminasi dimaksudkan untuk mencegah stress yang bertumpuk pada satu titik diujung setengah konduktor kabel, hal ini dapat dilakukan dengan:

17

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

1. Menggunakan stress cone yang telah disiapkan oleh pabrik,  baik berbentuk pita isolasi maupun pejal. 2. Bahan yang mampu mencegah stress yang terbuat dari bahan yang mempunyai tahanan yang tidak linear. Selain itu untuk melindungi ujung kabel tersebut dari suatu rembesan air dan uap udara serta pengaruh luar lainnya, teminasi juga membeikan lapisan yang tidak berjejak pad lapisan dan luar ujung kabel, sehingga walaupun terjadi tegangan tembus pada terminasi tidak akan terulang pada  bagian yang sama.

3.2.2.2 Hal-hal yang Diperhatikan dalam MelakukanTerminasi

Pada pemasangan terminasi yang terpenting adalah ketelitian sambungan dan kehati-hatian dalm bekerja, yaitu dimulai dengan pembukaan kabel sampai pada bagian akhir dari terminasi itu sendiri. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh terminasi adalah : 1. Dapat mencegah terjadi konsentrasi stress pada ujung screen kabel. 2. Dapat mencegah terjadinya jejak konduktif (track) pada bahan isolasi teminasi, meskipun dalam kondisi polusi yang kurang  baik. 3. Sealing yang mempunyai keandalan tahan terhadap air, kelembapan dan keadaan llingkungan sekitarnya. 4. Kontak yang baik antara sepatu kabel dengan penghantarnya. Ada bebeapa yang harus diperhatikan dalam pemasangan yaitu: 1. Pada waktu pembukaan lapisan setengah konduktor yang terdapat pada kabel, jangan sampai melukai lapisan isolasi kabel

18

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

2. tersebut. Karena apabila melukai laisan isolasi akan mebuat void/celah udara yang terjebak. 3. Gunakan sepatu kabel yang sesuai dengan kabelnya.

3.2.3 Transformator

Trafo berfungsi untuk memindahkan dan mengubah energy lstrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu magnet rangkap dan berdasarkan prinsip induksi electromagnet. Trafo yang digunakan pada PT. Hon Chuan Indonesia-Ngoro memiliki klasifikasi sebagai berikut :

3.2.3.1 Bagian Utama Transformator

A. Inti Besi Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh aris listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis  berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi  besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Curent”. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

B. Kumparan Trafo Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dngan isolasi  padat seperti karton, pertinax, dan lain-lain. Umunya  pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunde r. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus  bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang meginduksi tegangan, bila pada rangkaian

19

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

sekunder

tertutup

(rangkaian

beban)

maka

akan

mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

C. Minyak Trafo Minyak trafo berfungsi sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi). Syarat minyak trafo : a. Muatuan isolasi tinggi.  b. Penyalur panas yang baik berat jenis yang kecil. c. Viskositas yang rendah agar lebih mudah  bersirkulasi

dan

kemampuan

pendinginan

menjadi lebih baik. d. Tidak

mudah

menguap

yang

dapat

membahayakan. e. Tidak merusak bahan isolasi padat. f.

Sifat kimia yang stabil.

Agar minyak trafo berfungsi dengan baik, maka kualitas minyak harus sesuai denga standart kebutuhan.

Gambar 8. Tabel Pendinginan Trafo dengan Minyak

20

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

D. Bushing Bushing adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk menghubungkan ujung-ujung kawat dari lilitan dalam tangki trafo dengan kawat bagian luar. Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah  bushing yaitu sebuah konduktor yang

diselubungi

oleh

isolator,

yang

sekaligus

 berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo. Selain sebagai penghubung,  bushing berfungsi pula sebagai pengaman untuk menghindari

terjadinya

hubungan

kawat

yang

 bertegangan denga body (tangki) trafo.

E. Tangki dan Konservator Berfungsi sebagai tempat dari lilitan transformator yang Gambar 9. Rangkaian Bushing

terendam minyak trafo berguna untuk mengisolasi tegangan antar kumparan inti, body, dan antara bagian bagian

bertegangan

lainnya.

Untuk

menampung

 pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator. Pada konservator juga terdapat indicator minyak trafo untuk mengetahui ketinggian minya trafo

21

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

dan

besar

tangki

pemuaiannya.

pemeliharaan

Konservator

berfungsi

sebagai

merupakan pengisian

minyak trafo kedalam tangki trafo.

3.2.4 Proteksi

Untuk keamanan dan pencegaan terhadap adanya gangguan-gangguan tenaga listrik maka diperlukan suatu proteksi di dalam pendisribusian tenaga listrik agar dapat dilakukan tindakan-tindakan pengamanan untuk memcegah hal-hal yang tidak diinginkan.

3.2.4.1 Peralatan Proteksi Pada Transformator

A. Relay Buchholz Relay bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan didalam trafo yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh: a. Hubung singkat antar lilitan pada/dalam fasa.  b. Hubung singkat antar fasa. c. Hubung singkat antar fasa ke tanah d. Busur api listrik antar laminasi e. Busur api listrik karena kontak yang kurang  baik Rele ini digunakan pada tranformator yang mempunyai tangki

konservator,

berfungsi

untuk

mengatasi

gangguan yang terjadi dalam transformator, antara lain  berkurangnya minyak trafo, hubung singkat pada  belitan, dan adanya kontak yang urang baik pada tap  pengubah tegangan.

22

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

Gambar 10. Relay Buchholz

B. Rele Jansen Rele

jansen

adlah

rele

untuk

mengamanka

transformator dari gangguan di dalam tap changer yang menimbulkan gas. Dipasang pada pipa yang menuju conservator. Cara kerja sama seperti rele bucholz tetapi hanya mempunyai satu kontak untuk tripping.

Gambar 11. Relay Jansen

C. Rele Temperatur Rele temperature mendeteksi kenaikan temperature  belitan sisi primer/sekunder dan minyak, biasa disebut winding temperature dan oil temperature.

23

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

D. Rele HV/LV Windng Temperature Bekerja apabila suhu kumparan trafo melebihi setting dari pada rele HV/LV winding, besarnya kenaikan suhu adlah sebanding dengan factor pembebanan dan suhu udara luar trafo. Urutan kerja rele suhu kumparan / winding ini dibagi 2 tahap : a. Mengerjakan

alarm

(winding

temperature

alarm)  b. Mengerjakan perintah trip ke PMT (winding temperature trip) Rele HV/LV oil temperature bekerja apabila suhu minyak trafo melebii setting dari pada rele HV/LV oil. Besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan factor pembebanan dan suhu udara luar tafo. Untuk kerja rele suhu minyak/oil ini dibagi 2 tahap : a. Mengerjakan alarm (oil temperature alarm)  b. Mengerjakan

perintah

trip

ke

PMT

(oil

temperature trip)

E. Pengaman Tekanan Lebih Pengaman tekanan lebih berfungsi hampir samaseperti relay buchholz yakni mengamankan tehadap gangguan di dalam trafo. Bedanya relay ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.

24

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

F. Relay Arus Lebih Relay arus lebih berfungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari trafo tersebut dan arus lebih ini dapat tejadi olh karena  beban lebih atau gangguan hubung singkat.

G. Relay Tangki Tanah Relay tangki tanah berfungsi untuk mengamankan trafo  bila

ada

hubung

singkat

antara

bagian

yang

 bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan  pada trafo.

H. Hubung Tanah Relay hubung tanah berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.

I.

Relay Termis Relay termis berfungsi untuk menegah/ mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumpasan, akibat adanya  panas lebih yag ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalm relay ini adlah kenaikan temperature.

J. Arrester Arrester berfungsi untuk menangkap tegangan lebih akibat sambaran petir. Sambaran petir menimbulkan tegangan lebih yang dapat merusak transformer, oleh karena itu dipasang arrester setelah cut out fuse u ntuk

25

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

membuang tegangan lebih akibat sambaran petir ke tanah

Gambar 12. Arrester

K. Relay Differensial Relay differensial berfungsi pengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan .

Gambar 13. Rangkaian Differensial

26

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

3.2.5 Pensaklaran (switching)

Pada system pendistribusian tgangan menengah di PT.Hon Chuan Indonesia menggunakan beberapa jenis saklar.

A. VCB (Vacum Circuit Breaker) Merupakan saklar yang digunakan untuk pegaman pada tegangan menengah (6kV, 20kV) agar tidak terjadi  bunga api. VCB mempunyai kekuatan isolasi yang tinggi sehingga mempunyai keunggulan dibanding menggunakan media lain. Pemutus tenaga vacuum  biasanya banyak digunakan pada system bawah tanah.

B. LBS ( Load Break Switch) LBS

digunakan

untuk

menghubungkan

dan

memisahkan suatu jaringan dengan jaringan lain yang  bertujuan untuk menambah atau mengurangi, beban sistem untuk pemadaman dalam perluasan pekerjaan atau perbaikan jaringan.

C. OCB (Oil Circuit Breaker) OCB adalah salah satu switch yang memilki medium dielektrik berupa minyak atau oil yang digunakan sebagai pendingin dan pemandam bunga api.

D. Earting Switch Pengguaan dari earthing switch ini ditujukan untuk menghilangkan tegangsn sisa yang dimngkinkan masih  berada di dalam system. Earting switch ini berbentuk

27

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

 berupa jepitan batang tembaga yang dihubungkan ke tanah. Cara kerjanya batang tembaga diputar masuk  jepitan yang sangat rapat supaya aliran arus lancar. Pada fasa-fasa tegangan tinggi earting switch diparalel langsung ubung singkat ke tanah. Earting switch ini digunakan pada setiap panel pada sisi tegangan tinggi.

E. MCB (Miniature Circuit Breaker) Merupakan saklar yang memiliki kontruksi lebih kecil disbanding dengan yang disebutkan diatas. Dan juga memiliki kapasitas arus yang terbatas. Karakteristik dari MCB adlah apabila MCB dialiri arus yang melewati setting arus yang ditentukan maka MCB akan langsung trip. Arus nominal yang terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, dan lain-lain. Kebanyakan pelanggan menggunakan daya 450VA (Volt Ampere) akan menggunakan MCB dengan arus nominal 2 ampere. Dengan perhitungan tegangan di Indonesia adalah 220V, jika daya yang terpasang 450VA,

maka

yang

perlu

dilakukan

adalah

membaginya dengan 220V dan hasilnya 2,04 sehingga dapat menggunakan MCB dengan nominal 2 ampere.

Gambar 14. Mini Circuit Breaker

28

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

F. Air Circuit Breaker Air Circuit Breaker memiliki ketahanan thermis yang tinggi sehingga dapat menjamin kontinuitas pelayanan sumber daya listrik.Karena pada saat terjadi gangguan,alat ini akan menunda pemutusan sebelum semua pemutus tenaga disisi bawahnya terputus (tripp).Sehingga jika gangguan tersebut hanya terjadi  pada suatu titik,maka hanya pemutus tenaga pada daerah itu sajalah yang terputus (tripp). ACB adalah pengendali yang secara otomatis dapat memutuskan rangkaian secara seketika apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.Karena karakteristik  perilakunya baik sekali dan kapasitas pemutusannya arus besar dibandingkan dengan saklar pisau dan sekering,ACB ini luas dipergunakan sebagai pemutus daya untuk papan distribusi dan kendali dari peralatan elektrik suatu bangunan,perkakas mesin,mesin industry,dll.

3.2.6 Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan pada sitem distribusi tegangan menengah 20 kV di PT.Hon Chuan Indonesia tidak jauh beda dengan alat ukur dasar, missal voltmeter, amperemeter, mega ohm meter, dan lain-lain. Hanya yang membedakan adalah bahwa semua alat ukur merupakan hasil keluaran current transformer (CT) dan potensial transformer (PT), ini dikarenakan tidak ada alat ukur yang dapat langsung digunakan pada tegangan menengah atau lebih.

29

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

Pada setiap jalur utama tegangan menengah 20kV terdapat 2  buah voltmeter. Sedang untuk jalur masuknya pada jalur utama terdpat 3 buah amperemeter untuk tiap-tiap fasa, satu voltmeter yang kesemuanya berdasarkan penurunan tegangan melalui CT dan PT. Untuk keluaran dari jalur utama terdapat 3 buah amperemeter. Fungsi dari alat ukur listrik 1. Megger Megger berfungsi sebagai pengukur tahanan isolasi dari alat - alat listrik maupun instalasi instalasi. Output dari alat ukur ini umumnya merupakan tegangan tinggi arus searah. Megger ini sering digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain untuk: a. Kabel instalasi pada rumah-rumah atau  bangunan.  b. Kabel tegangan tinggi dan rendah c. Transformator.

2. Ohm meter Ohm meter ialah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik pada rangkaian tertutup atau daya untuk menahan mengalirnya arus listik pada sebuah konduktor.

3. Amperemeter Amperemeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk arus DC

30

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

maupun AC yang terdapat dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasa dipasang berderet dengan

elemen

listrik.

Jika

Anda

akan

mengukur arus yang mengalir pada sebuah  penghantar

dengan

memakai

Amperemeter

maka wajib Anda pasang secara seri dengan cara memotong penghantar agar arus mengalir melalui Amperemeter.

4. Voltmeter Voltmeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik pada sebuah rangkaian listrik tertutup. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau  plastik. Lempengan luar berfungsi sebagai Anode sedangkan yang di tengah sebagai Katode.

Pada

Umumnya

tabung

tersebut

 berukuran 15 cm x 10 cm.

31

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

3.2.7 Pengolahan air minum dalam kemasan 3.2.7.1 Tinjauan Umum

Pengolahan air minum dalam kemasan merupakan bagian dari standard untuk mendapatkan air yang layak di minum. Pengolahan ini  berguna untuk menjernihkan air serta menghilangkan bakteri dan zat-zat yang tidak berguna dalam air. Air minum dalam kemasan tersebut berupa air mineral. Air mineral yang akan menjadi produk-produk sesuai dengan  parameter BPOM dan MUI. Tujuan menyesuaikan parameter adalah agar air mineral dapat menjadi produk yang tidak berbahaya bagi pelanggan.

3.2.8 Proses pengolahan Water Treatment Plant Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah sistem atau sarana yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitas air baku (influent) terkontaminasi untuk mendapatkan perawatan kualitas air yang di inginkan sesuai standar mutu atau siap untuk di konsumsi. Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) merupakan sarana yang penting di seluruh dunia yang akan menghasilkan air bersih dan sehat untuk di konsumsi. Biasanya bangunan atau konstruksi ini terdiri dari 5 proses, yaitu: koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. a. Koagulasi Koagulasi adalah sebuah metode untuk mengubah koloid sehingga mereka mendekat dan melekat satu sama lain membentuk  partikel flok yang lebih besar. ( Mackenzie L. Davis dan David A. Cornwell. 1998. Introduction to Environmental Engineering third edition. Singapore:WCB/McGraw Hill.)

32

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

Koagulasi adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai pengikat  partikel penyebab keruh terhadap air agar terjadi gumpalan atau flok yang mudah diendapkan. ( Anonim. SNI 19-6784-2002. Metode Pengujian Koagulasi, Flokulasi dan Filtrasi Bertekanan) Koagulan adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam air menyempurnakan

proses

koagulasi.

Terdapat

tiga

kunci

sifat

koagulan, yaitu: ( Mackenzie L. Davis dan David A. Cornwell. 1998. Introduction

to

Environmental

Engineering

third

edition.

Singapore:WCB/McGraw Hill.) 1. Kation bervalensi tiga (Trivalent cation) Koloid biasanya ditemukan dialam dalam bentuk negatif, oleh karena itu diperlukan kation untuk menetralkan bentuknya. Kation  bervalensi tiga ini merupakan kation yang paling efektif. 2. Tidak beracun (Nontoxic) Hal ini merupakan syarat yang jelas untuk memproduksi air yang aman. 3. Tidak dapat dilarutkan pada pH netral. Koagulan yang ditambahkan harus mengendap diluar dari larutan sehingga konsentrasi yang tinggi dari ion-ionnya tidak tertinggal dalam air. Pengendapan sangat membantu proses penghilangan koloid. Dua jenis koagulan yang sering digunakan adalah aluminium (Al3+) dan besi (Fe3+). Faktor panting lainnya pada penambahan koagulan adalah pH dan dosis. Untuk aluminium memiliki rentang  pH efektif diantara 5 sampai 8, sedangkan untuk besi lebih luas, yaitu 4 sampai 9. Untuk mendapatkan dosis yang efektif dalam proses koagulasi perlu dilakukan suatu test laboratorium, yaitu jar test. Jar test merupakan

33

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

suatu percobaan dimana digunakan rentang konsentrasi tertentu sehingga didapat konsentrasi koagulan terbaik yang menghasilkan air yang lebih jernih. Jadi koagulasi adalah suatu proses dimana ditambahkan suatu zat yang disebut koagulan kedalam badan air yang akan merubah koloid-koloid dalam air menjadi partikel yang lebih besar. Proses koagulasi ini terjadi dalam bak pencampur disertai dengan proses  pengadukan cepat, agar koagulan dapat bertemu dengan k oloid.

 b. Flokulasi Flokulasi adalah proses pengadukan lambat agar campuran koagulan dan air baku yang telah merata membentuk gumpalan atau flok dan dapat mengendap dengan cepat. Tujuan utama flokulasi adalah membawa partikel ke dalam hubungan sehingga partikel-partikel tersebut saling bertabrakan, kemudian melekat, dan tumbuh mejadi ukuran yang siap turun mengendap. Pengadukan lambat sangat diperlukan untuk membawa flok dan menyimpannya pada bak flokulasi. Sebelum tiba di bak flokulasi, air sudah dikoagulasikan, dan sudah memiliki inti flok (microflocs). Sehingga kini saatnya mendorong inti flok menjadi kumpulan dan membentuk flok yang lebih besar. Waktu penahanan sekitar 20 sampai 60 menit dibutuhkan, oleh karena itu bak flokulasi harus 50 kali lebih besar dari unit kecepatan pengadukan. Pergejolakan yang lembut diperlukan pada unit ini untuk menaikkan pengadukkan dengan seksama. Meskipun  pengadukan seharusnya tidak terlalu keras karena akan menyebabkan rusaknya flok yang sudah terbentuk. Bak flokulasi dikategorikan menjadi tipe aliran mendatar (axial flow type/hydraulic) atau tipe aliran melintang (cross flow type/mechanical).

34

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

c. Sedimentasi Proses sedimentasi menggunakan prinsip berat jenis, dan proses sedimentasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh proses sebelumnya (partikel koloid lebih besar berat jenisnya daripada air). Pada masa kini proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) ada yang dibuat tergabung menjadi sebuah proses yang disebut aselator.

d. Filtrasi Filtrasi adalah proses penyaringan air melalui media pasir atau  bahan sejenis untuk memisahkan partikel flok atau gumpalan yang tidak dapat mengendap, agar diperoleh air yang jernih. Penyaring adalah pengurangan lumpur tercampur dan partikel koloid dari air limbah dengan melewatkan pada media yang porous. Kedalaman penyaringan menentukan derajat kebersihan air yang disaringnya pada pengolahan air untuk minum. Mekanisme yang dilalui pada filtrasi: 1. Air mengalir melalui penyaring glanular 2. Partikel-partikel tertahan di media penyaring 3. Terjadi reaksi-reaksi kimia dan biologis

35

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

Berdasarkan jenisnya filter terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Particle Removal (Penghilang Partikel) Partikel-partikel menempel pada butiaran media penyaring karena sifatnya yang lengket (Sticky) sehingga cairan yang dilewatkan penyaring ini akan menghasilkan air yang lebih jernih. 2. BioFiltrasi Kondisi di dalam suatu penyaring yang mendorong dan menstimulasi mikroorganisma sehingga mampu melenyapkan senyawa terlarut. Seperti membiakkan mikroorganisme yang dapat menghilangkan besi atau mangan. Berdasarkan desainnya, filter dapat memiliki berbagai macam desain antara lain: 

Penyaring terbuka Penyaring terbuka mengalirkan air melalui media penyaring

dengan gravitasi. Laju penyaringannya dibatasi oleh hilang tekanan. Pada penyaring terbuka ini air yang akan dialirkan harus memiliki rentang kekeruhan tertentu. Tidak terlalu besar atau terlalu rendah. Bila kekeruhan tinggi maka proses penyaringan akan sangat  berlangsung lambat, dan bila kekeruhan rendah maka proses yang terjadi akan berubah menjadi pencucian filter. Sehingga biasanya rentang kekeruhan sebelum dialirkan dalam penyaring berkisar di 10 NTU. Penyaringan ini telah diterapkan pada instalasi pengolahan air di Rio de Janiero, Brazil. 

Penyaring tertutup Pada penyaringan tertutup ini tekanan yang digunakan lebih

 besar. Tekanan ini dihasilkan oleh pompa untuk meningkatkan laju  penyaringan sehingga menyebabkan laju alir lebih tinggi dan lapisan penyaring material lebih tinggi, membuat usia pemakaian

36

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

 penyaring lebih panjang. Penyaringan ini telah diterapkan pada instalasi pengolahan air di Jerman. 

Penyaring lamban Penyaring lamban ini terdiri dari lapisan gravel dengan tebal

0,3 meter dan pasir setebal 0,6-1,2 meter dengan diameter pasir sekitar 0,2-0,35 milimeter. Dari penyaringan ini akan dihasilkan kecepatan pengaliran sebanyak 0,034-0,10 liter/m3/detik. Apabila air limbah mulai menggenang sedalam 1,5-3 meter maka air limbah tersebut perlu dikeringkan dan permukaan pasir perlu dilakukan  pengerukan, sedangkan waktu pengerukan ini dilakukan setiap 30150 hari. Dari literatur yang berbeda disebutkan bahwa pada dasar saringan adalah tangki empat persegi panjang yang kedap air atau tempat penyimpanan yang ditata berdampingan dijaga terbuka. Ukurannya adalah kedalaman 2,7 –   3,6 m dan memiliki permukaan air yang konstan dari dasar pasir. Dasar pasir terdiri dari dua lapisan dari batu bata (bricks) ditempatkan di atas salah satu tepinya, dibentuk saluran dan terusan untuk jalan air yang 86 disaring. Lapisan ke dua terdiri dari batu kerikil (gravel) dengan tinggi 15-30 cm, diikuti lapisan pasir kasar (coarse sand) 15 –  30 cm. Di atasnya adalah 90 cm pasir halus (fine sand) dan permukaan air 90 cm dari tangki pengendapan. Pengoperasian dan perawatan instalasi saringan pasir lambat memiliki beberapa ketentuan, antara lain: 1. Kecepatan penyaringan 0,1-0,4 m/jam; luas permukaan bak maksimum 200 m2; jumlah bak saringan minimum 2 buah 2. Kedalaman bak saringan adalah jumlah tinggi bebas, tinggi air diatas media pasir, tebal pasir penyaring dan tebal karikil  penahan.

37

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

3. Media penyaring berupa pasir yang mengandung kadar SiO2 90%. Ukuran efktif butiran 0,2-0,4 mm, keseragaman butiran 23 berat jenid pasir 2,55-2,65 gr/cm3. Kelarutan pasir dalam air selama 24 jam < 3 % beratnya. 4. Pengolahan pendahuluan diperlukan untuk penurunan kekeruhan,  penambahan oksigen terlarut, penurunan algae dan bakteri koli. 

Penyaring cepat Penyaring ini berisikan 0,4-0,7 meter pasir dengan diameter 0,40,8 milimeter dan gravel setebal 0,3-0,6 meter. Adapun kecepatan aliran penyaringan yang dihasilkan sebesar 1,3-2,7 liter/m3/detik.



Penyaring lapisan tunggal



Penyaring lapis ganda Penyaringan lapis ganda ini menggunakan saringan yang  berbeda granulanya misalnya 0,5 meter antrasit dengan diameter 1 milimeter pada bagian atas, 0,3 meter pasir silika dengan diameter 0,5 meter. Satu set penyaringan menghasilkan 2,7-5,4 liter/m3/detik.



Penyaring Up-Stream



Penyaring Down-Stream



Penyaring Basah



Penyaring Kering

Pada setiap proses operasional harus disertai dengan proses  perawatan. Pada penyaringan proses perawatan dinamakan proses  backwashing, yaitu proses dimana filter dalam penyaring dicuci untuk meningkatkan kinerja filter kembali. Pada proses backwashing laju alir backwashing seharusnya cukup tinggi sehingga semua butiran penyaring dalam kondisi

38

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

 bergerak. Laju ini bergantung pada berat jenis bahan dan ukuran  butiran. Pada penyaring lapis ganda laju yang diperlukan jauh lebih tinggi. Selain menggunakan air pencuci dapat juga digunakan udara dengan menggunakan kompresor. Namun, bila jenis filter yang digunakan adalah biofiltrasi maka pada saat pencucian tidak boleh menggunakan air yang mengandung bahan kimia, karena dapat mematikan bakteri yang membantu proses filtrasi.

e. Desinfeksi Setelah melewati proses filtrasi dan air bersih dari pengotor, ada kemungkinan masih terdapat kuman dan bakteri yang hidup, sehingga diperlukan penambahan senyawa kimia dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dapat mematikan kuman, biasanya berupa penambahan chlor, ozonosasi, UV, dll sebelum masuk ke konstruksi terakhir yaitu reservoir.

f.

Reservoir Konstruksi Reservoir dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi

Pengolahan

Air

(IPA)

berfungsi

sebagai

tempat

 penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan.

39

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Perbaikan Lampu penerangan pada ruang Sparepart Beverage

A. Pendahuluan dan Persiapan Memahami dan mengetahui jalur pengaman utama pada lampu  penerangan ruang sparepart beverage B. Gangguan Terjadi gangguan pada sistem penerangan pada bengkel stamping ada  bagian lampu yang mati dan juga ada yang hanya b erkedip tidak bisa menyala di karenakan menggunakan lampu TL yang menggunakan ballast maka akan dilakukan perbaikan dan juga  penggantian menggunakan lampu TL 20 watt C. Langkah –  langkah 1) Membuka pintu panel app penerangan 2) Menyalakan semua lampu 3) Mengecek lampu mana yang mengalami gangguan 4) Memastikan lampu yang mengalami gangguan dan menandai 5) Mematikan mcb utama ( supaya aman saat melakukan perbaikan ) 6) Melakukan perbaikan lampu dikarenakan posisi lampu yang cukup tinggi maka di gunakan tangga hidrolik supaya bisa sampai melakukan perbaikan dan penggantian 7) Melakukan perbaikan dengan membuka tempat ballast dan melepas ballast , ballast dilepas dikarena kan lampu akan diganti dengan lampu TL yang baru 8) Memasang kembali dan menutup tempat ballast dan memasang lampu TL 20 W 9) Melakukan finising dengan membersikan lampu dari debu yang menempel supaya tidak mengakibatkan gangguan jika kotor

40

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

10) Menyalakan kembali mcb utama dan menyalakan semua lampu dan menjadi normal kembali

D. Alat dan Bahan yang dibutuhkan 1) Peralatan mekanik a) Tang kombinasi  b) Tang potong c) Obeng + d) Obeng –  e) Tespen E. Peralatan K3 a) Sepatu safety yang memilikan tahan isolasi tahan terhadap tegangan listrik  b) Sarung tangan F. Peralatan tambahan a) Tangga hidrolik  b) Isolasi c) Lap / kain kotor

G. Bahan yang digunakan a) Lampu TL Panasonic 20 w 4.2 Perbaikan Sensor kecepatan pada Mesin Printing

A. Pendahuluan dan Persiapan Memahami dan mengetahui cara kerja sensor kecepatan pada suatu mesin printing

41

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

B. Gangguan Terjadi gangguan pada sistem kerja pada sensor kecepatan sehingga hasil print pada plastik hasil produksi.Sensor yang seharusnya memberikan laporan berupa visual dari hasil pengeprinan.Sehingga dibutuhkan penggantian dari sensor kecepatan tersebut C. Langkah –  langkah 2. Mesin Printing di-onkan 3. Mengecek kerja sensor kecepatan dengan cek visual 4. Mematikan sementara mesin tersebut 5. Mengukur arus sensor tersebut menggunakan Avometer 6. Melepas sensor kecepatan tersebut 7. Setelah selesai,mesin dihidupkan kembali 8. Setelah itu membuat laporan perbaikan D. Alat dan Bahan yang dibutuhkan 1. Peralatan mekanik a. Tang kombinasi  b. Tang potong c. Obeng + d. Obeng –  e. Tespen f. Avometer E. Peralatan K3 a. Sepatu safety yang memilikan tahan isolasi tahan terhadap tegangan listrik  b. Sarung tangan c. Hairnet

42

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

4.3 Penggantian kabel daya motor di BEVERAGE

A. Pendahuluan dan Persiapan Memahami dan mengetahui cara kerja motor pada system beverage B. Tujuan Terjadi gangguan pada sistem kerja pada motor dengan daya yang  besar sehingga membuat arus start yang besar dan kabel yang ada pada system daya motor tidak dapat di aliri oleh arus listrik yang besar C. Langkah –  langkah 1. Matikan mcb motor yang di ketahui bermasalah 2. Cek kabel daya dengan avometer 3. Lepas kabel daya dengan obeng 4. Ganti kabel yang lama dengan kabel baru yang sudah sesuai dengan kabel yang sudah di persiapkan 5. Kencangkan kabel yang akan di sambungkan ke rangkaian daya motor 6. Cek dengan avometer apakah kabel sudah terpasang dengan baik 7. Hidupkan mcb motor yang bermaslah tadi

D. Alat dan Bahan yang dibutuhkan Peralatan mekanik A . Tang kombinasi  b. Avometer c. Obeng –  d. Obeng + E. Peralatan K3 1. Sepatu safety yang memilikan tahan isolasi tahan terhadap t egangan listrik

43

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

2. Sarung tangan 3. Safety helmet

4.4 Pengecekan motor-motor di beverage

A. Pendahuluan dan Persiapan Memahami dan mengetahui cara kerja motor pada system beverage Gangguan Agar dapat mengetahui kondisi motor yang ada di divisi  beverage agar tidak terjadi gangguan pada system beverage yang dapat mengganggu kinerja pabrik tersebut B. Langkah –  langkah 1. Mengecek suhu pada motor 2. Cek suhu motor menggunakan thermovision 3. Mengecek oli pada motor 4. Mengecek vanbel motor C. Alat dan Bahan yang dibutuhkan Peralatan mekanik ii. Tang kombinasi iii. Avometer iv. Thermovision

D. Peralatan K3 1. Sepatu safety yang memilikan tahan isolasi tahan terhadap tegangan listrik 2. Sarung tangan 3. Hairnet E. Peralatan tambahan d)

Data cheklist

e) Bolpoint

44

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

F. Bahan yang digunakan  b) Motor- motor di divisi beverage

4.5

Penggantian Doctor Blade di mesin Slitting dan Printing

A. Pendahuluan dan Persiapan Memahami dan mengetahui pentingnya kinerja Doctor Blade pada mesin Slitting dan Printing.Doctor Blade berperan sangat vital untuk membatasi tinta di mesin Printing serta memotong pada mesin Slitting. B. Langkah –  langkah 1. Mengecek Kondisi secara visual pada saat pemotongan label 2. Apabila pemotongan label hasilnya tidak memuaskan maka harus segera diganti dengan yang baru 3. Mesin dimatikan terlebih dahulu 4. Memasang Doctor Blade yang baru 5. Mesin dapat dioperasikan C. Alat dan Bahan yang dibutuhkan Peralatan mekanik a. Sarung Tangan  b. Doctor Blade c. Hairnet

4.6 Cara Merawat Kompresor 

Cek oli, pastikan levelnya minimal setengah dan tidak lebih dari 3/4  pada oil glass



Tutup semua kran



Periksa belt , pastikan tidak terlalu kendur namun juga tidak terlalu kencang.

45

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA



Pastikan daya yang tersedia minimal 2 kali lipat dari daya yang tertera  pada motor.



Untuk mesin kompresor, (pastikan oli dan bahan bakar tersedia)



Start/On pada switch (recoil untuk engine dan gunakan pengaturan gas untuk start , setelah stabil, kembalikan pada posisi awal).



Pastikan motor mati/Off  jika  pressure gauge  menunjuk 8 bar dan kembali hidup/On  pada 5 bar (untuk kompresor berkapasitas 12 bar akan mati/Off   jika  pressure gauge  menunjuk 12 bar dan kembali hidup/On pada 9 bar)



Untuk kompresor engine, matikan secara manual dengan engine switch off 



Setelah selesai menggunakan unit ini, buang seluruh angin yang tersisa di dalam tangki melalui drain valve.



Gunakan kompresor sesuai aplikasinya.



Perhatikan debit pengisian tangki, harus lebih besar dari debit  penggunaannya



Usahakan sedapat mungkin agar motor memiliki tenggang waktu yang cukup untuk hidup dan mati, minimal 5-10 menit.



Letakan kompresor di tempat dengan sirkulasi udara yang baik.



Hindarkan kompresor dari hujan/air maupun sinar matahari secara langsung (letakan di tempat terlindung).



Pastikan minimal sekali dalam seminggu untuk menguras tangki dengan angin (sebaiknya tiap hari).

46

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sistem distribusi yang dipakai pada PT. Hon Chuan Indonesia menggunakan system ring atau loop tertutup yang mempunyai keandalan dalam penyaluran daya dengan tingkat beban besar, serta harus kontinyu atau berlanjut.Dan menggunakan 3 Trafo yaitu pada setiap divisi (divisi Beverage,Utility,Packaging) Water Treatment  adalah suatu cara/bentuk pengolahan air dengan cara –  cara tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan. Dalam mengolah air dapat ditinjau dari beberapa parameter di antaranya parameter fisik, kimia, dan biologi. Selain parameter terdapat beberapa proses pengolahan air yaitu pengolahan air secara fisika, kimia, dan biologi. Secara fisika yaitu filtrasi dan sedimentasi. Secara kimia yaitu koagulasi dan flokulasi, pelunakan air serta ion exchange. Secara biologi yaitu trickling filter  dan RBC ( Rotating Biological Contractor ).

5.2 Saran

Dalam kehidupan sehari  –   hari maupun dalam industri tidak terlepas dari adanya limbah cair. Untuk mengatasi limbah tersebut perlu adanya pengolahan air (Water Treatment ). Dalam Water Treatment  proses yang dilakukan untuk mengolah limbah cair tersebut sebaiknya dilakukan sesuai dengan kontaminan yang terkandung di dalam limbah tersebut agar pengolahannya menjadi lebih tepat dan efisien. Sehingga tidak menimbulkan pengaruh yang lain terhadap lingkungan.

47

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. HON CHUAN INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

https://www.proconwater.co.id/blog-5-water-treatment-plant--wtp--atau-instalasi pengolahan-air--ipa-.html. di akses pada tanggal 20 November 2017, Pukul 13.20 WIB http://envist2.blogspot.com/2009/05/koagulasi.html. di akses pada tanggal 2 Jan uari 2018, Pukul 15.00 WIB http://envist2.blogspot.com/2009/05/flokulasi.html. di akses pada tanggal 6 Januari 2018, Pukul 08.00 WIB http://envist2.blogspot.com/2009/05/sedimentasi.html. di akses pada tanggal 17 Januari 2018, Pukul 20.00 WIB http://envist2.blogspot.com/2009/05/filtrasi.html. di akses pada tanggal 17 Januari 2018, Pukul 20.10 WIB https://haruna16.wordpress.com/makalah-sistem-kompresor-3. Di akses pada tanggal 18 Januari 2018,Pukul 17:18

48

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF