Laporan PKL Herianto Siahaan Dan Indra Jatmiko
November 1, 2017 | Author: fakhmiardiansyah | Category: N/A
Short Description
Download Laporan PKL Herianto Siahaan Dan Indra Jatmiko...
Description
Nomor registrasi : No. 68/PKL/TS-S/S/2011
PROYEK PEMBANGUNAN SPILLWAY BAGIAN CHUTEWAY PADA BENDUNGAN JATIGEDE LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL SEMESTER VI
Disusun Oleh : 1. Herianto Siahaan 2. Indra Jatmiko
310812026Y 310812030X
TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2011
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROYEK PEMBANGUNAN SPILLWAY BAGIAN CHUTEWAY PADA BENDUNGAN JATIGEDE DISUSUN OLEH : 1. HERIANTO SIAHAAN 310812026Y 2. INDRA JATMIKO 310812030X
Pembimbing Proyek
Pembimbing Jurusan
( Ir. Bemby Sunaryo )
( Denny Yatmadi, ST, MT )
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil
( Sidiq Wacono, ST, MT )
i
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Buku Laporan Praktik Kerja Lapangan untuk mahasiswa jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta. Buku Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun agar para mahasiswa dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum dan pada saat pelaksanaan kerja praktik, sehingga dapat memperoleh dan menambah wawasan pengetahuan yang lebih luas secara optimum di lapangan dengan alokasi waktu pelaksanaan yang ada. Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada : •
Orang tua tercinta kami yang selalu memberikan dukungan moral maupun materi kepada kami. Semoga ALLAH SWT melindunginya.
•
Bapak Sidiq Wacono, ST. MT, selaku ketua jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta.
•
Pimpinan proyek pembangunan Bendungan Jatigede PT. Shinohydro Corporation, JoCIC (Wijaya Karya, Hutama Karya, Waskita, Pembangunan Perumahan).
•
Bapak Roby
•
Bapak Ir. Bemby Sunaryo selaku pembimbing proyek yang telah memberikan bimbingan teknis kepada kami.
•
Bapak Denny Yatmadi, ST. MT, selaku pembimbing di Jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan bimbingan-bimbingan kepada kami serta telah memberikan pelajaran kepada kami untuk lebih bisa menghargai waktu dan kesempatan.
•
Seluruh Staff dan karyawan Departemen Pekerjaan Umum Jatigede, Shinohydro Corporatian, Jo-CIC, PT. INDRA KARYA (PERSERO), dan PT. WIRATMAN & Associates. Laporan ini kami susun sesuai dengan yang kami amati pada saat melakukan paktik
kerja lapangan dipadukan dengan materi yang kami dapat di bangku perkuliahan. Namun demikian kami juga menyadari bahwa walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin, buku laporan ini masih ada kekurangannya. Karena itu demi kesempurnaan buku laporan ini saran serta kritik yang membangun selalu kami harapkan.
Sumedang,4 Januari 2011 ii
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN / PENGESAHAN .............................................. i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. v DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. ix BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2
Lokasi Proyek .............................................................................. 2
1.3
Tujuan Praktik Kerja Lapangan .................................................. 4 1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus................................................................... 4
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN ............................................ 5
2.1
Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................ 5
2.2
Organisasi Perusahaan ................................................................ 6 2.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan (PP) ............................... 7
2.3
Pelaksanaan Disiplin Kerja ......................................................... 7 2.3.1 Tenaga Kerja ..................................................................... 7 2.3.2 Waktu Kerja ...................................................................... 9
2.4 BAB III 3.1
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ..................................... 9 PENGENALAN PROYEK ........................................................ 14 Prosedur Mendapatkan Proyek .................................................... 14 iii
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
3.1.1 Penunjukan Langsung Sinohydro ...................................... 14 3.1.2 Pra Kualifikasi dan Proses Tender CIC ............................. 14 3.2
Gambaran Umum Proyek ............................................................ 15 3.2.1 Data Genangan Waduk ..................................................... 15 3.2.2 Data Bendungan ................................................................ 16
3.3
Personalia dan Organisasi Proyek ............................................... 19
3.4
Proses Pelaksanaan Proyek .......................................................... 49
BAB IV
KEGIATAN YANG DIAMATI ................................................. 51
4.1
Ruang Lingkup Pembangunan Bendungan Jatigede ................... 51
4.2
Spillway ....................................................................................... 52
4.3
Pekerjaan Yang Diamati .............................................................. 53 4.3.1 Pelaksanaan Pekerjaan Chute Way ................................... 53 4.3.2 Metode Kerja Chute Wall dan Chute Slab ........................ 87 4.3.3 Studi Kasus ........................................................................ 95
4.4
Fasilitas Konstruksi .................................................................... 100 4.4.1 Batching Plan ................................................................... 100 4.4.2 Alat Berat ......................................................................... 104
BAB V
PENUTUP .................................................................................. 109
5.1
Kesimpulan ................................................................................. 110
5.2
Saran ........................................................................................... 112
LAMPIRAN
iv
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1
Lokasi Proyek Waduk Jatigede
Gambar
1.2
Peta Genangan Waduk Jatigede (Sumber : SNVT PWJ)
Gambar
2.1
Struktur Organisasi Pembangunan Perumahan ( PP )
Gambar
2.2
Papan Petunjuk dan Rambu
Gambar
2.3
Rambu Peringatan Pada Area Spillway ( Chute Way )
Gambar
4.1
Tampak Atas Lokasi Spillway
Gambar
4.2
Tampak Samping Spillway
Gambar
4.3
Kondisi Spillway (Chute) Pada Bulan Desember 2010
Gambar
4.4
Flowchart Chute Way
Gambar
4.5
Pekerjaan Pengukuran Awal
Gambar
4.6
Pelaksanaan Pekerjaan Blasting
Gambar
4.7
Genset
Gambar
4.8
Crawrel Drill
Gambar
4.9
Detonator
Gambar
4.10
Deto Machine
Gambar
4.11
Danfo
Gambar
4.12
Power Gel
Gambar
4.13
Pipa PVC
Gambar
4.14
Cabel
Gambar
4.15
Excavator Untuk Pelaksanaan Pekerjaan Mucking
Gambar
4.16
Dump Truck Untuk Pelaksanaan Pekerjaan Mucking
Gambar
4.17
Pelaksanaan Pekerjaan Shotcrete
Gambar
4.18
Bentuk Wiremass dan Peletakannya
v
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar
4.19
Claystone
Gambar
4.20
Celah Untuk Saluran Drainase
Gambar
4.21
Formwork Backfill
Gambar
4.22
Formwork Chutewall Layer 1
Gambar
4.23
Penulangan Chutewall Layer 1
Gambar
4.24
Formwork Chutewall Layer 2
Gambar
4.25
Formwork Chutewall Layer 3 – 5
Gambar
4.26
Potongan Melintang Formwork Chutewall Layer 3 – 5
Gambar
4.27
Panel Formwork Chute Wall
Gambar
4.28
Aplikasi Kabel Baja Untuk Menahan Formwork
Gambar
4.29
Formwork Chute Slab
Gambar
4.30
Penulangan Chute Slab
Gambar
4.31
Pengeboran Untuk Saluran Drainase Pada Chute Slab
Gambar
4.32
Pipa PVC dan Kerikil Untuk Drainase
Gambar
4.33
Pelaksanaan Chipping
Gambar
4.34
Alat Pengukur Suhu Udara dan Suhu Beton Segar
Gambar
4.35
Pelaksanaan Uji Slump Untuk Workability
Gambar
4.36
Concrete Delivery Card
Gambar
4.37
Proses Penuangan Beton Segar Pada Formwork
Gambar
4.38
Proses Perataan dengan Vibrator
Gambar
4.39
Pelaksanaan Pekerjaan Curing
Gambar
4.40
Layout
Gambar
4.41
Flowchart
Gambar
4.42
Sequence Pekerjaan Chute Wall
Gambar
4.43
Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Wall tahap I
Gambar
4.44
Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Wall tahap II
Gambar
4.45
Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Wall tahap III vi
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar
4.46
Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Wall tahap IV
Gambar
4.47
Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Wall tahap V
Gambar
4.48
Sequence Pekerjaan Chute Slab
Gambar
4.49
Potongan Melintang Chute Slab
Gambar
4.50
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Slab
Gambar
4.51
Curing Pada Chute Slab
Gambar
4.52
Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Slab ( Slope 420 )
Gambar
4.53
Pelaksanaan Vibration Pada Chute Slab ( Slope 420)
Gambar
4.54
Concrete Slab Pada Blok “V”
Gambar
4.55
Keretakan Halus Pada Beton
Gambar
4.56
Kondisi Beton Yang Diharapkan
Gambar
4.57
Beton Ngeplin Pada Left Chute Wall Blok M Layer 3
Gambar
4.58
Improvement Beton Ngeplin Langkah 1
Gambar
4.59
Improvement Beton Ngeplin Langkah 2
Gambar
4.60
Improvement Beton Ngeplin Langkah 3
Gambar
4.61
Reaktor Pencampur Komponen Beton
Gambar
4.62
Penyimpanan Material Agregat
Gambar
4.63
Sistem Pendingin Beton
Gambar
4.64
Alat Penguji Air Containt
Gambar
4.65
Pengujian Air Containt
Gambar
4.66
Pengambilan Sampel Untuk Pengujian Compresive Strength
Gambar
4.67
Excavator Merk Caterpilar
Gambar
4.68
Pemberian Pelumas Pada Excavator
Gambar
4.69
Truck Mixer
vii
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar
4.70
Concrete Pump
Gambar
4.71
Dump Truck Merek “Volvo” dan “Terex”
viii
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Pembagian Tenaga Kerja Shinohydro dan CIC ( Jumlah )
Tabel 2.2
Pembagian Tenaga Kerja Shinohydro dan CIC ( Bidang Kerja )
Tabel 4.1
Susunan Penggunaan Power Gel
Tabel 4.2
Daftar Material dan Alat
Tabel 4.3
Daftar Tenaga Kerja
ix
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Bendung Rentang yang berada pada sungai Cimanuk di wilayah Kabupaten Indramayu Jawa Barat yang saat ini masih berfungsi sangat kekurangan air untuk mencukupi areal sawah seluas 90.000 Ha terutama dimusim kemarau. Setiap musim kemarau lahan persawahan tersebut sangat kekurangan air bahkan bisa tanpa ada tanaman sama sekali. Lahan pertanian yang sangat luas ini sangat memerlukan air untuk meningkatkan produksi padi dan palawija, sehingga perlu dicarikan pemecahannya agar dapat menghasilkan tanaman pangan yang optimal. Salah satu usaha yang dianggap paling cocok dalam rangka pemenuhan kebutuhan air tersebut adalah dengan membangun waduk jatigede di sungai Cimanuk di wilayah Kabupaten Sumedang ± 25 km sebelah hulu Bendung Rentang. Disamping untuk memenuhi kebutuhan irigasi juga ada manfaat lainnya antara lain untuk memenuhi kebutuhan air domestik, pengendalian banjir, dan pembangkit tenaga listrik. Pemerintah Indonesia yang dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum telah mencanangkan proyek pembangunan Waduk Jatigede yang telah dirintis sejak tahun 1963 dimana master plannya telah disiapkan dan detail desainnya telah disiapkan pada tahun 1986, namun hingga kini belum dapat direalisasikan karena banyak kendala terutama kendala nonteknis yaitu pembebasan tanah dan pemindahan penduduk. Namun demikian usaha ini tetap diupayakan oleh pemerintah daerah Propinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang bersama dengan Proyek Pembangunan Waduk Jatigede. Rencana Pemerintah untuk membangun Waduk Serbaguna Jatigede dengan membuat bendungan pada sungai Cimanuk di desa Cijeunjing Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang telah dimulai dengan berbagai studi dan penyiapan detail desain oleh konsultan sejak tahun 1963 : 1
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
• Masterplan Study, 1967 yang dilakukan oleh Konsultan Coyne et Beller dari Perancis. • Prefeasibility Study dan Feasibility Study, 1973 oleh NEDECO & SMEC. • Detailed Design, 1975 - 1978 yang dilakukan oleh SMEC. • Review Feasibility Study, 1981 - 1983 yang dilakukan oleh SMEC. • Detailed Design, 1985 - 1986 yang dilakukan oleh SMEC & PT. Indra Karya (Persero). • Consolidation Study, 1991 yang dilakukan oleh SMEC & PT. Indra Karya (Persero). • Studi Optimasi Rencana Pembangunan Waduk Jatigede & Pre FS Waduk Cilalang, 2003 oleh PT. Indra Karya (Persero), PT. Tata Guna Patria, dan PT. Barunadri. Dengan
mempertimbangkan
kondisi
daerah
pengaliran
sungai
yang
mengalami perubahan yang sangat mencolok sejak tahun 1997, sehingga ada perubahan hidrologi dan kondisi beban sedimentasi disepanjang sungai Cimanuk, yang sudah barang tentu akan berpengaruh pada dimensi tubuh bendungan dan bangunan pelengkapnya. Untuk memantapkan desain Flushing Device dan Spillway perlu dilakukan uji model hidrolika.
1.2.
Lokasi Proyek Bendungan Jatigede direncanakan dibangun pada sungai Cimanuk sekitar 25 km dihulu bendung tepatnya di dusun Jatigede, Desa Cijeunjing, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang Propinsi Jawa Barat, sekitar 16 km dari jalan arteri Cirebon Sumedang sekitar 75 km dari Kota Cirebon.
2
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 1.1 Lokasi Proyek Waduk Jatigede (sumber : SNVT PWJ)
Waduk Jatigede
Gambar 1.2 Peta Genangan Waduk Jatigede (sumber : SNVT PWJ)
3
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
1.3.
TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
1.3.1. Tujuan Umum Agar mahasiswa mengetahui dan menghayati proses pelaksanaan kegiatan proyek / industri konstruksi dan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga dapat mempersiapkan
diri
dalam
mengisi
kebutuhan
dunia
industri.
Pada
proyek
Pembangunan Waduk Jatigede ini kami mendapatkan kesempatan untuk kerja praktek sehingga kami dapat mengetahui proses manajemen yang berlangsung selama proyek berjalan.
1.3.2. Tujuan Khusus Agar mahasiswa dapat : •
Mengerti dan menjelaskan proses pelaksanaan proyek / industri konstruksi.
•
Menjelaskan struktur organisasi proyek / industri konstruksi.
•
Menjelaskan pembagian tugas (job description) semua personal yang telibat dalam pelaksanaan proyek / industri konstruksi.
•
Membuat laporan PKL dengan baik dan sesuai dengan tata cara penulisan ilmiah.
4
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN 2.1
Sejarah Singkat Perusahaan a. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Waduk Jatigede Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) merupakan perpanjangan tangan dari Kementrian Pekerjaan Umum untuk menangani suatu proyek. b. PT. Indra Karya (Persero) kerja sama operasi (KSO) dengan PT. Mettana, PT. Wiratman & Associates, PT. Tata Guna Patria, dan PT. Indah Karya & Sichuan Water Resources Hydroelectric Design and Investigation Institute (SWHI). Selama masa konstruksi (15 November 2007- 30 Desember 2013), SNVT (Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu) Pembangunan Waduk Jatigede, didampingi oleh Konsultan Nasional dan Konsultan asing dari Cina (People Republic of China/ PRC). Konsulatan Nasional terdiri dari beberapa Konsultan (BUMN dan Swasta), dipimpin oleh PT. Indra Karya (Persero) kerja sama operasi (KSO) dengan PT. Mettana, PT. Wiratman & Associates, PT. Tata Guna Patria, dan PT. Indah Karya, dengan konsep pendampingan, “Assitant Concept” dimana keputusan yang berkaitan dengan aspek teknik dan finansial proyek pembangunan bendungan Jatigede dipegang oleh Kepala SNVT Pembangunan Waduk Jatigede, Konsultan Nasional hanya memberi saran-saran kepada kepala SNVT tersebut berdasarkan hasil suverfisi di lapangan. Sedangkan Konsultan Asing dari China adalah Sichuan Water Resources Hydroelectric Design and investigation Institute (SWHI) dari Chengdu disebut sebagai DED Consultant dengan tugas sesuai Kontrak : •
Melakukan Detail Engineering Design (DED) untuk upstream & downsteam cofferdam, main dam, spillway,grouting gallery, access gallery , irrigation outlet, side slope, bank slope both upstream & 5
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
downsteram, hydromechanical and reservoir shore stability berdasarkan detail design (DED) yang dibuat konsultan sebelumnya. •
Melakukan pengecekan DED untuk diversion tunnel yang dibuat Konsultan Nasional.
c. Sinohydro JO – CIC (Consortium of Indonesian Contractors) Kontrak Pelaksanaan Konstruksi ditandatangani pada tanggal 30 April 2007 antara Shynohydro Corporation Limited Join Operation with Consortium of Indonesian Contraction (CIC) dan PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen) Pembangunan Waduk Jatigede dengan nomor kontrak KU 08.08/BBWS.0510/01. Anggota CIC terdiri dari 4 perusahaan konstruksi BUMN yaitu PT. Wijaya Karya, PT.Pembangunan Perumahan, PT. Hutama Karya dan PT. Waskita Karya. Berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), pekerjaan fisik dimulai pada tanggal 15 November 2007 dengan masa kontrak 65 bulan. Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Shynohydro mengerjakan pekerjaan untuk Grouting Gallery, Access Gallery, Cofferdam, Mean Dam, dan Hydromechanical, sedangkan Spillway, Diversion Tunnel, Irrigation Outlet dan First Stage of Headrace & Gate Shaft dikerjakan oleh CIC.
2.2
Organisasi Perusahaan Kontraktor yang menangani pembangunan Spillway bagian Chuteway adalah Pembangunan Perumahan (PP).
6
Politeknik Negeri Jakarta
2.2.1
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Struktur Organisasi Perusahaan (PP)
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PP
2.3
Pelaksanaan Disiplin Kerja 2.3.1
Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam proyek pembangunan Bendungan Jatigede ini terbagi atas tenaga kerja kontraktor, konsultan dan tenaga kerja dari Departemen Pekerjaan Umum (PU). Tenaga kerja kontraktor menggunakan tenaga kerja lokal dan tenaga kerja asing yang berasal dari China. Total tenaga 7
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
kerja yang digunakan sebanyak 381 orang dengan pembagian berdasarkan posisi sebagai berikut :
Tebel 2.1. Pembagian Tenaga Kerja Shinohydro dan CIC Position
Technical Administr Foremen Skilled Staff
Country Chinese
Staff
53
Staff
Staff
SemiSkilled Staff
Unskilled
Total
worker
5
70
Indonesia 3
3
4
213
30
253
Total
8
74
213
30
381
56
128
Tebel 2.2. Pembagian Tenaga Kerja Shinohydro dan CIC Description of Work Personel No
1
Description
Survey
Engineering
Staff
Foreman
Skilled
Unskilled
Worker
Worker
Operator
Tech.
Surveyor
Driver
-
-
-
2
1
-
-
1
1
Topographic 2
Team Site
1
2
-
-
-
1
2
-
2
3
Office Work
3
2
-
-
-
-
-
-
-
4
Batching Plan
1
4
2
-
-
2
2
-
6
5
Boring
-
-
1
1
-
2
-
-
-
6
Rock
-
-
1
-
-
2
1
-
4
Excavation 7
Work Shop
-
2
-
4
-
1
1
-
-
8
Chute Wall
-
-
3
6
21
-
-
-
-
9
Chute Slab
-
-
2
4
20
-
-
-
-
Tenaga kerja konsultan terdiri dari tenaga ahli sebanyak 20 orang, asisten sebanyak 5 orang dan inspektor sebanyak 25 orang. Sedangkan tenaga kerja dari Departemen Pekerjaan Umum terdiri dari Project Manajer sebanyak 8
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
1 orang, PPK(Pejabat Pembuat Komitmen) sebanyak 3 orang dan supervisor sebanyak 6 orang.
2.3.2
Waktu Kerja Pada proyek Bendungan Jatigede, waktu kerja kantor adalah mulai pkl 08.00 – 17.00, sementara jam kerja lapangan berbeda-beda menurut jenis pekerjaan konstruksi yang sedang di laksanakan di lapangan. Namun waktu kerja di lapangan bergantung pada situasi di lapangan. Ketika melakukan pengecora, maka harus dilanjutkan hingga selesai. Untuk pemasangan formwork atau bekisting, terbagi dalam 2 tim. 1 tim untuk pagi hingga sore, dan tim lain dari sore hingga malam. Apabila ada pekerja yang jatuh sakit, maka akan diberikan surat rujukan untuk periksa dan berobat di klinik yang telah disediakan CIC dan diberikan waktu untuk istirahat sampai kondisinya benar-benar pulih.
2.4
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada proyek Bendungan Jatigede dibagi berdasarkan ruang lingkup proyek, dimana pada bangunan spillway proyek Bendungan Jatigede dikerjakan oleh kontraktor PT. Pembangunan Perumahan (PP) Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang diterapkan oleh PT. Pembangunan Perumahan (PP) diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Peraturan Umum K3 a. Seluruh karyawan dan pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus memahami dan mematuhi kaedah, dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. b.Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. c. Pengaturan lalu lintas dilokasi kerja : i. Hanya yang mempunyai Surat Ijin Mengemudi dan mengoprasikan alat berat yang diijinkan mengemudikan kendaraan dilokasi proyek.
9
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
ii. Kendaraan hanya boleh diparkir pada tempat-tempat yang disediakan, bukan disembarang tempat pada lokasi proyek. iii. dalam memarkir kendaraanny, pengemudi harus memastikan bahwa kendaraan tidak bergerak saat ditinggalkan. iv. Kendaraan harus dijalankan sesuai dengan batas kecepatan yang diijinkan. d.Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap akan bahaya kebakaran yang mungkin timbul. e. Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap untuk menjaga kerapihan dan kebersihan pada lokasi masing-masing. f. Pada lokasi-lokasi berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan adanya bahaya. g.Jalan kerja yang memadai dan aman harus disediakan sebagai sarana keluar masuk pekerja dan inspeksi. h.Setiap proyek harus mendaftarkan dan mengikuti program Jamsostek. i. Manajemen Proyek atau penanggung jawab K3 harus menetapkan sanksi atau hukuman terhadap pelanggar peraturan K3. j. Harus tersedia data dan nomer telepon instansi-instansi yang terkait seperti rumah sakit terdekat, kepolisian, dinas pemadam kebakaran, Depnaker, Asuransi/Jamsostek yang mudah dibaca semua orang. k.Untuk proyek dengan kondisi khusus yang tidak tercakup dalam peraturan atau IK ini, maka Manajemen Proyek harus menetapkan peraturan K3 sesuai dengan kondisi proyek.
2.
Perlengkapan Pelindung Tubuh a. Semua pekerja, karyawan dan tamu harus mengenakan topi pengaman ( helm ) dan sepatu pengaman saat berada dilokasi kerja. b.Sabuk pengaman dan tali penyelamat harus dikenakan saat bekerja pada ketinggian diatas 2 meter. c. Pakai seragam dan tanda pengenal. d.Pelindung badan ( body protector ) jika hal tersebut diperlukan ( untuk tukang/pekerja las diwajibkan ). e. Menggunakan plangpul/life untuk pekerjaan diatas air. 10
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
f. Sarung tangan harus dipakai sewaktu memegang barang atau benda keras yang dapat mengakibatkan luka-luka pada tangan ( untuk pekerjaan las diwajibkan ). g.Alat pelindung pernapasan harus dipakai sewaktu berada pada lokasi yang penuh debu, atau material lain yang sangat berbahaya. h.Alat pelindung telinga harus dikenakan apabila bekerja pada situasi kerja yang bising. 3. Tinjauan Pelaksanaan K3 a. Penanggung jawab fungsi K3 di proyek, harus melakukan Inspeksi Pelaksanaan K3 secara berkala sesuai dengan form dalam lampiran IK ini. b.Manajemen propyek harus melakukan tinjauan manajemen atau rapat koordinasi mengenai K3 secara mingguan atau disesuaikan denga rapat koordinasi manajemen, termasuk membahas hasil Inspeksi K3 dan langkahlangkah yang harus ditindak lanjuti. Rapat dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, Anggota P2K3 dan lain-lain sesuai dengan pedoman K3. c. Manajemen proyek harus mengevaluasi laporan kecelakaan, dibahas dalam tinjauan manajemen dan membuat langkah-langkah pencegahan agar kecelakaan tidak terulang lagi. d.Sangat dianjurkan dilakukan pelatihan K3. Dapat dilakukan dalam bentuk briefing, kampanye, dan lain-lain. e. Sangat dianjurkan diadakannya Tool Box Meeting berupa arahan dalam waktu singkat setiap hari yang dilakaukan kelompok kerja yang berisi Pelaksanaan K3 sesuai rencana pekerjaan hari itu. f. Dianjurkan dalam pembuatan metode kerja atau IK pelaksanaan pekerjaan memasukkan identifikasi bahaya dan pengendalian sumber bahaya dari pekerjaan tersebut.
4. Rambu-rambu Peringatan a. Rambu-rambu peringatan disini adalah tulisan dan gambar atau simbol yang memuat peraturan-peraturan, peringatan, larangan, maupun himbauan. b.Rambu-rambu harus mudah dibaca pada jarak pandang yang cukup dan dipahami ( komunikatif )oleh semua orang yang terlibat dalam proyek.
11
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
c. Jenis rambu, bahan peledak, type dan ukuran tulisan, bahasa, jenis simbol yang digunakan atau gambar, dan warna, disesuaikan dengan kondisi proyek, pekerjaan dan kebutuhannya, kecuali rambu-rambu yang sudah ada dijalan raya. d.Contoh rambu-rambu : i. Peraturan-peraturan seperti : wajib menggunakan helm dan sepatu pengaman, buanglah sampah pada tempatnya. ii. Rambu-rambu peringatan seperti : awas ada lubang, hati-hati jalan licin. iii. Rambu larangan seperti : dilarang masuk, dilarang parkir. iv. Himbauan seperti : poster-poster K3. v. Identifikasi seperti : pelayanan P 3 k, bak sampah, toilet, petunjuk lokasi.
Gambar 2.2 Papan Petujuk dan Rambu
12
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 2.3 Rambu Peringatan Pada Area Spillway (Chute Way)
13
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
BAB III PENGENALAN PROYEK
3.1 Prosedur Mendapatkan Proyek 3.1.1
Penunjukan Langsung Sinohydro Penunjukan langsung Sinohydro dimulai Bank Exim China menyetujui untuk
menjadi pendonor dana bagi Proyek Bendungan Jatigede, dengan syarat harus melibatkan kontraktor China dalam pembangunan bendungan, maka Menteri Pekerjaan Umum meminta kepada Ministry of Water Resources of the People’s Republic of China yang berkualifikasi untuk ikut serta dalam pembangunan. Ministry of Water Resources of the People’s Republic of China memberikan rekomendasi agar Sinohydro. Co. Ltd yang mengerjakan proyek Pembangunan Waduk Jatigede, karena Sinohydro. Co. Ltd merupakan kontraktor China yang telah berpengalaman dalam mengerjakan proyek bendungan. Surat kesepakatanpun ditandatangani oleh Ministry of Water Resources of the People’s Republic of China dan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia bahwa Sinohydro. Co. Ltd sebagai kontraktor China yang mengerjakan Bendungan Jatigede. Penerimaan Sinohydro. Co. Ltd sebagai kontraktor China yang akan mengerjakan proyek Bendungan Jatigede. Penerimaan Sinohydro. Co. Ltd sebagai kontraktor China yang akan mengerjakan proyek Bendungan Jatigede pun dilaporkan ke Preside Republik Indonesia melalui Menteri Pekerjaan Umum. 3.1.2
Pra Kualifikasi dan Contractror (CIC)
Proses
Tender
Consortium
of
Indonesian
Setelah Sinohydro. Co. Ltd terpilih sebagai kontraktor China yang akan mengerjakan proyek Bendungan Jatigede, maka tahap selanjutnya adalah pemilihan kontraktor Indonesia yang bekerjasama dengan Sinohydro. Co. Ltd. Proses Prakualifikasi pun dilakukan untuk pemilihan. Pengumuman disebarkan melalui media cetak nasional dan website PU, lalu diadakan pendaftaran dan pengambilan dokumen prakualifikasi. Dokumen tersebut dikembalikan dan dievaluasi oleh panitia, lalu diusulkan kepada pimpinan proyek. Pengumuman hasil prakualifikasi diadakan pada tanggal 3 Agustus 2006 dengan menetapkan adanya 4 kontraktor pemenang 14
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
prakualifikasi yaitu, Pembangunan Perumahan (PP), Hutama Karya (HK), Wiajya Karya (WIKA), dan Waskita Karya (Waskita) yang bergabung menjadi Consortium of Indonesian Contractor (CIC) dan akan bekerjasama dengan Sinohydro. Co. Ltd. Setelah pengumuman dan masa sanggahan 1 minggu, Kepala Satuan Kerja NonVerikal Tertentu (SNVT) memberikan laporan kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) mengenai hasil prakualifikasi yang kemudian hasilnya dikirim ke China. Sinohydro. Co. Ltd kemudian bertemu dengan CIC dan melakukan Pre-bid Conference. Proses selanjutnya adalah pemasukan dokumen penawaran dan penawaran harga, maka diadakanlah pembukaan dokumen penawaran. Dari hasilnya, panitia prakualifikasi membuat surat ke Sinohydro. Co. Ltd Joint Operation (JO) CIC untuk melakukan JO agreement. Pada JO agreement, mereka diminta untuk memiliki JO account yaitu account bersama untuk Sinohydro. Co. Ltd dan CIC, namun pihak Bank Exim China tidak setuju. Sehingga aliran dana ke CIC harus melalui Sinohydro. Co. Ltd. Setelah membuat JO agreement, Sinohydro. Co. Ltd dan CIC membuat dokumen penawaran yang selanjutnya dievaluasi, diklarifikasi, dan dinegosiasikan yang membutuhkan waktu 6 bulan. Hasil dari proses tadi, dimasukkan dan ditandatangani oleh PU. Tahap selanjutnya adalah pre award meeting pada tanggal 23 Januari 2007 dan dilanjutkan pembuatan letter of acceptance pada tanggal 24 Januaru 2007 dan berakhir pada penandatanganan kotrak tanggal 30 April 2007 dengan nomor kontrak : No. KU 08 08/BBWS.05-10/01.
3.2 Gambaran Umum Proyek Berikut adalah gambaran proyek Pembangunan Waduk Jatigede : 3.2.1
Data Genangan Waduk
o Daerah tangkapan ( catchment area )
: 1463 km²
o Muka air banjir max ( M.W.L )
: EL. 262,00
o Muka air normal ( F.S.L )
: EL. 260,00
o Muka air minimum (M.O.L )
: EL. 230,00
o Luas genangan pada EL. 262
: 41,22 km²
o Luas genangan pada EL. 260,00
: 39,53 km²
o Luas genangan pada EL. 230,00
: 12,70 km²
o Kapasotas genangan pada EL. 262,00
: 1062,78 x 10⁶ m³ 15
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
o Kapasitas genangan pada EL. 260,00
: 979,50 x 10⁶ m³
o Kapasitas genangan pada EL.230,00
: 183,40 x 10⁶ m³
o Kapasitas tampungan efektif
: 876,9 x 10⁶ m³ ( EL. 221,00 m – EL.260,00 m )
o Volume tampungan mati ( dead storage ) 3.2.2
: 102,64 x 10⁶ m³ ( EL. 221,00 )
Data Bendungan
1. Bendungan o Tipe
: Urugan Batu Inti Tegak
o Panjang puncak
: 1715,00 m
o Puncak bendung
: EL. 265,00 m dan EL.
266,10 m o Lebar puncak
: 12,00 m
o Tinggi max. Diatas dasar sungai
: 110,00 m
o Volume timbunan
: 6,7 x 10⁶ m³
2. Grouting Gallery o Struktur
: Beton Bertulang
o Ukuran : Panjang
: 1771,00 m
o Lebar
: 2,00 m
o Tinggi
: 2,50 m ( bagian atas ½
lingkaran )
3. Acces Gallery o Struktur
: Beton Bertulang
o Ukuran •
Tinggi
: 2,50 m ( bagian atas ½
lingkaran ) •
Lebar
: 2,00 m
•
Panjang
: 189,00 m
16
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
4. Foundation Treatment o Curtain Grouting •
Dalam
: 55 m ( di tengah/river beb ) dan 40 m ( di sandaran kiri – kanan )
•
Jumlah lajur
:2
•
Jarak lubang
:2m
•
Jarak lajur
: 1 m(0,5 m di hulu dan hilir AS
bendungan) o Blanket Grouting •
•
Di luar gallery Jumlah lajur
: 3 di hulu, 2 di hilir
Jarak lubang
:3m
Kedalaman
:5m
Di dalam gallery Jumlah lajur
: 2 di hulu, 2 di hilir
Jarak lubang
:3m
Kedalaman
:3m
5. Bangunan Pelimpah ( Spillway ) o Lokasi
:
Ditengah
bangunan
bagian
tebing kanan o Jenis ( tipe )
: Pelimpah dengan pintu &
saluran peluncur o Panjang mercu
: 50,00 m ( 4x 12,50 m )
o Permukaan mercu
: EL. 247,00
o Pintu radial
: 4 unit(12 m lebar x 14,50 m
tinggi) o Pintu stop log
: 4 lembar / balok
o Debit rencana Qpmf
: 11000,00 m³/ detik
o Debit keluaran rencana Qout
: 4442,00 m³/detik
o Saluran peluncur
Lebar
: 56 m (dihulu) & 35 m ( ihilir)
17
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
Panjang saluran peluncur
: 330,25 m
Panjang lantai ujung hilir
: EL. 175,00
6. Terowongan Pengelak ( Diversion Tunnel ) o Lokasi
: Di bawah Spillway
o Tipe
:
Penampang
lingkaran
berlapis
beton bertulang o Panjang L
: 555,75 m
o Diameter Ø
: 10,00 m
o Upstream conduit : p
: 173,75
o Diameter Ø
: 10,00 m
o Muka dasar lantai inlet
: EL. 164,00
o Debit rencana 100 tahunan
: 3200 m³/detik
o Kapasitas debit keluar Qout
: 1729 m³/detik
o Pintu baja
: 2 set @ 4,5 m lebar & 10 m
tinggi
7. Flushing Device o Tipe berlapis
:
Terowongan
penampang
lingkaran
baja dan beton pengisi
o Tipe saluran pengambilan
: Conduit Beton Bertulang
o Diameter conduit
: 4,50 m
o Kapasitas debit max Qmax
: 197,00 m³/detik
o Per.lantai apron intake o Per.lantai ujung hilir
: EL. 221,00 : EL. 197,963
o Pintu kontrol ( intake gate ) : 1 unit plat baja tipe sluice o Pintu darurat (emergency gate)
: 1 unit plat baja tipe sluice
8. Outlet Irigation o Lokasi
: Di bawah pondasi spillway
o Tipe saluran pengambilan
: Conduit beton bertulang
o Diameter conduit
: 4,50 m
o Kapasitas debit max
: 197, 00 m³/detik 18
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
o Permukaan lantai apron intake
: EL. 221,00
9. Power Waterway o Bangunan Pengambilan ( Intake Structure )
Struktur
: beton bertulangan dilengkapi dengan trash rack
Panjang
: 17,00 m
Permukaan lantai : EL. 221,00
Mulut Intek
: Tipe lingkaran diameter 4,50 m
o Terowongan Pengambilan ( Intake Tunnel )
Tipe
: Terowongan bentuk lingkaran dilapisi dengan beton
bertulng
Panjang
Diameter : 4,50 m
: 150 m
o Sumur Pengendali Pintu ( Gate Control Shaft )
Tipe / struktur
: Sumur Tegak / Beton Bertulang
Pintu darurat
: 1 unit plat baja
Pintu kontrol
: 1 unit plat baja
Alat pengankat
: tipe hidrolis
Lantai gedung kontrol pintu
: EL. 265,00
10. Pemindahan Jalan
3.3
o Panjang
: 9 km
o Lebar perkerasan jalan
: 7,00 m
Personalia dan Organisasi Proyek 1. Team Leader/ Ketua Tim Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1 dan S.2) dengan pengalaman kerja lebih dari 20 tahun dalam bidang manajemen perencanaan dan supervisi konstruksi bendungan, mempunyai kecakapan untuk bertindak sebagai Pimpinan
19
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Team dan lancar berbahasa Inggris, Ketua Team juga berfungsi sebagai tenaga Ahli Bendungan. Tugas dan tanggung jawab Team Leader termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Mewakili Konsultan untuk seluruh kegiatan pelayanan yang berkaitan dengan Proyek. • Menjamin bahwa semua isi dari Acuan Tugas akan dipenuhi dengan baik sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. • Menjamin bahwa semua detail teknis lapangan untuk pekerjaan mayor yang diselenggarakan Team Supervisi Lapangan tidak terlambat. • Koordinasi dan pengawasan terhadap semua kegiatan tenaga ahli di lapangan / proyek dengan melakukan kunjungan / inspeksi secara periodik ke lapangan. • Menjaga hubungan kerja dengan Pengguna Jasa. • Setiap saat berhubungan dengan Pengguna Jasa untuk menerima petunjukpetunjuk dan keputusan-keputusan akhir. • Menyiapkan rencana kerja detail beserta jadual waktu bagi masing-masing tenaga ahli. • Memberi pengarahan / memeriksa pekerjaan yang ditugaskan kepada masingmasing tenaga ahli. • Mengunjungi lokasi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan memantau kemajuan pekerjaan selama pekerjaan berlangsung. • Memberi rekomendasi untuk menerima atau menolak pekerjaan atau bahan yang meragukan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. • Pemantauan dengan cermat kemajuan seluruh pekerjaan dan memberikan peringatan kepada kontraktor bila proyek mengalami keterlambatan lebih dari yang ditoleransikan serta memberikan rekomendasikan secara tertulis bagaimana cara mengejar keterlambatan. • Menyiapkan laporan bulanan kemajuan fisik dan keuangan paket kontrak yang diawasi dan menyampaikan kepada Pengguna Jasa. • Mengkoordinir penyelesaian laporan-laporan seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak.
20
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
• Menyampaikan dan menyiapkan semua
surat menyurat dan dukumen-
dukumen penting. 2. Co Team Leader/ Wakil Ketua Tim Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 20 (duapuluh) tahun dalam Proyek Konstruksi Bendungan, mempunyai kecakapan untujk bertindak sebagai Pimpinan Tim dan lancar berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Tugas dan tanggung jawab Team Leader termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Membantu Team Leader untuk seluruh kegiatan pelayanan yang berkaitan dengan proyek. • Koordinasi dan pengawasan terhadap semua kegiatan tenaga ahli di lapangan/ proyek dengan melakukan kunjungan/ inspeksi secara periodik ke lapangan. • Setiap saat berhubungan dengan Pengguna Jasa untuk menerima petunjukpetunjuk dan keputusan-keputusan akhir. • Menyiapkan rencana kerja detail beserta jadual waktu bagi masing-masing tenaga ahli. • Memberi pengarahan/ memeriksa pekerjaan yang ditugaskan kepada masingmasing tenaga ahli. • Mengunjungi lokasi pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya dan memantau kemajuan pekerjaan selama pekerjaan berlangsung. • Pemantauan dengan cermat kamajuan seluruh pekerjaan dan memberikan peringatan kepada kontraktor bila proyek mengalami keterlambatan lebih dari yang ditoleransikan. • Menyiapkan
laporan
bulanan
kemajuan
fisik
dan
keuangan
dan
menyampaikan kepada Pengguna Jasa. • Mengkoodinir penyelesaian laporan-laporan seperti tercantum dalam dokumen kontrak. • Membantu menyiapkan semua surat-menyurat dan dokumen-dokumen penting. 3. Dam Engineer-1 21
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun, pengalaman dalam merancang dan supervisi pembangunan bendungan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tangggung jawab Dam Engineer -1 termasuk, tetapi tidak terbatas : • Memeriksa kaji ulang terhadap desain bendungan yang sudah ada maupun sesuai kondisi lapangan. • Memeriksa perubahan-perubahan dan pekerjaan tambah kurang yang terjadi di lapangan untuk pelaksaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Pengguna Jasa. • Melakukan peninjauan lapangan terhadap pelaksanaan pekerjaan bendungan khususnya yang ada hubungannya dengan perubahan desain. • Membuat laporan desain serta membantu Team Leader dalam membuat laporan akhir. 4.
Dam Engineer-2 Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun, pengalaman dalam merancang dan supervisi pembangunan bendungan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Dam Engineer -2 termasuk, tetapi tidak terbatas : • Melaksanakan kaji ulang desain bendungan sesuai dengan kondisi lapangan. • Merencanakan perubahan-perubahan atau pekerjaan tambah kurang yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Pengguna Jasa. • Melakukan peninjauan lapangan terhadap pelaksanaan pekerjaan bendungan khususnya yang ada hubungannya dengan perubahan desain. • Membuat laporan desain serta membantu Team Leader dalam membuat laporan akhir.
5.
Contract Specialist 22
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun, seorang ahli dalam permasalahan kontrak international dan nasional, pengalaman dalam Proyek Konstruksi Bendungan, mempunyai kecakapan dalam memahami hukum-hukum kontrak dan lancar berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Tugas dan tanggung jawab Contract Specialist termasuk, tetapi tidak terbatas : • Mengkaji ulang tender dokumen kontraktor. • Memeriksa semua temuan kekurangan dalam dokumen kontraktor. • Memeriksa semua klaim dari kontraktor. • Memberikan rekomendasi terhadap klaim kontraktor diterima atau tidak kepada Team Leader. 6.
Structure Engineer-1 Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun, pengalaman dalam merancang dan suoervisi pembangunan bendungan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Structure Engineer-1 termasuk, tetapi tidak terbatas : • Melaksanakan kaji ulang desain bendungan sesuai dengan kondisi lapangan. • Merencanakan perubahan-perubahan atau pekerjaan tambah kurang yang terjadi dilapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Pengguna Jasa. • Melakukan peninjauan lapangan terhadap pelaksanaan pekerjaan bendungan khususnya yang ada hubungannya dengan perubahan desain. • Membuat laporan desain serta membantu Team Leader dalam membuat laporan akhir.
7.
Structure Engineer-2 Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam merancang dan supervisi pembangunan terowongan atau pekerjaan sejenis. 23
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Tugas dan tanggung jawab Structure Engineer-2 termasuk, tetapi tidak terbatas : • Melaksanakan kaji ulang desain terowongan sesuai dengan kondisi lapangan. • Merencanakan perubahan-perubahan atau pekerjaan tambah kurang yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Pengguna Jasa. • Melakukan peninjauan lapangan terhadap pelaksanaan pekerjaan terowongan khususnya yang ada hubungannya dengan perubahan desain. • Membuat laporan desain serta membantu Team Leader dalam membuat laporan akhir. 8.
Structure Engineer-3 Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam merancang dan supervisi pembangunan spillway atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Structure Engineer-3 termasuk, tetapi tidak terbatas : • Melaksanakan kaji ulang desain spillway sesuai dengan kondisi lapangan. • Merencanakan perubahan-perubahan atau pekerjaan tambah kurang yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Pengguna Jasa. • Melakukan peninjauan lapangan terhadap pelaksanaan pekerjaan spillway khususnya yang ada hubungannya dengan perubahan desain. • Membuat laporan desain serta membantu Team Leader dalam membuat laporan akhir.
9.
Structure Engineer-4 Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam merancang dan supervisi pembangunan spillway atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Structure Engineer-4 termasuk, tetapi tidak terbatas :
24
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Melaksanakan kaji ulang desain spillway sesuai dengan kondisi lapangan. • Merencanakan perubahan-perubahan atau pekerjaan tambah kurang yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke pengguna jasa. • Melakukan peninjauan lapangan terhadap pelaksanaan pekerjaan spillway khususnya yang ada hubungannya dengan perubahan desain. • Membuat laporan desain serta membantu Team Leader dalam membuat laporan akhir. 10. Hydrologist Seorang Sarjana Teknik Pengairan (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam studi, desain pekerjaan bendungan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Hydrologist termasuk, tetapi tidak terbatas : • Melaksanakan kaji ulang analisa hidrologi sesuai dengan kondisi lapangan. • Merencanakan perubahan-perubahan analisa hidrologi. • Membuat laporan desain serta membantu Team Leader dalam membuat laporan akhir. 11. Soil Mechanic Engineer Seorang Sarjana Teknik sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun disain stabilitas lereng, pondasi atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Soil Mechanic Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas : • Menentukan jenis material bangunan yang akan digunakan. • Mengadakan uji/ testing periodik terhadap material yang akan digunakan. • Menentukan komposisi atas material concrete dan grouting yang akan digunakan. • Mengadakan checking secara periodik pada pelaksanaan pengecoran dan grouting. • Mengawasi dan mengontrol uji material di laboratorium. 25
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Mengawasi dan control uji di tempat pencampuran beton. • Mencheck kualitas material yang digunakan. • Mengawasi dan control campuran beton dan pencampuran sampai ke tempat pekerjaan. • Mengontrol kualitas uji timbun dan uji CBR. • Menghitung kualitas control lapangan dengan statistik. • Membuat laporan penunjang untuk Hasil Uji Material serta membantu Team Leader dalam menyusun Laporan Akhir. 12. Road & Bridge Engineer Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam design pembangunan pekerjaan jalan dan jembatan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Road & Bridge Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas : • Melaksanakan kaji ulang desain jalan dan jembatan sesuai dengan kondisi lapangan. • Melaksanakan desain baru untuk jalan dan jembatan pada rencana relokasi jalan dan jembatan. • Melakukan peninjauan lapangan terhadap kondisi lapangan yang ada. • Membuat laporan desain serta membantu Team Leader dalam membuat laporan akhir.
13. Building Engineer Seorang Sarjana Arsitektur (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dengan design perencanaan dan pembangunan pekerjaan gedung atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Building Engineer. Gedung termasuk, tetapi tidak terbatas:
26
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Melaksanakan kaji ulang desain gedung yang ada. • Melaksanakan desain baru gedung sesuai dengan keperluan fasilitas bendungan. • Membuat laporan desain serta membantu Team Leader dalam membuat laporan akhir. 14. Electrical Engineer Seorang Sarjana Teknik Elektro (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam design dan instalasi fasilitas power supply dan electrical control atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Electrical Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas : • Melaksanakan kaji ulang desain listrik yang ada. • Melaksanakan desain baru instalasi listrik sesuai keperluan fasilitas bendungan. • Membuat Laporan desain serta mebantu Team Leader dalam membuat laporan akhir. 15. Hydro Mechanical Engineer Seorang Sarjana Teknik Mesin/Elektro (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam desain, pabrikasi dan instalasi pekerjaan pintu & perlengkapannya (Hydromechanical Works). Tugas dan tanggung jawab Hydro-Mechanical Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas : • Melaksanakan kaji ulang desain pintu, trash rack dan perlengkapan yang ada. • Melaksanakan desain baru instalasi pintu, trash rack sesuai keperluan fasilitas bendungan. • Membuat Laporan desain serta mebantu Team Leader dalam membuat laporan akhir. 16. Cost Control Engineer -1
27
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari atau yang telah berpengalaman sedikitnya 15 tahun dalam pengendalian biaya pembangunan bendungan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan Tanggung jawab Cost Control Engineer-1 termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Pengecekan dan persetujuan perhitungan Mutual Check 0% yang diusulkan oleh kontraktor untuk pekerjaan tanah. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari kontraktor untuk pekerjaan tanah. • Menghitung progres volume pekerjaan kontraktor untuk pekerjaan tanah. • Monitoring progress/ kemajuan pelaksanaan proyek dibandingkan dengan jadual pekerjaan. • Memeriksa berita acara tagihan dan sertifikat pembayaran untuk pekerjaan tanah. • Pengecekan dan persetujuan perhitungan Mutual Check 100% yang diusulkan oleh Kontraktor untuk pekerjaan tanah. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 17. Cost Control Engineer -2 Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam pengendalian biaya pembangunan bendungan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Cost Control Engineer-2 termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Pengecekan dan persetujuan perhitungan Mutual Check 100% yang diusulkan oleh Kontraktor beton, hydromechanical dan listrik. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari kontraktor untuk beton, hydromechanical dan listrik. • Menghitung progress volume pekerjaan kontraktor. • Memonitoring progress/ kemajuan pelaksanaan proyek dibandingkan dengan jadual pekerjaan untuk beton, hydromechanical dan listrik. 28
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Memeriksa berita acara tagihan dan sertifikat pembayaran untuk beton, hydromechanical dan listrik. • Pengecekan dan persetujuan perhitungan Mutual Check 100 % yang diusulkan oleh Kontraktor untuk beton, hydromechanical dan listrik. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 18. Construction Engineer -1 (Dam) Seorang sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam merancang dan supervisi konstruksi bendungan. Tugas dan tanggung jawab Construction Engineer-1 (Dam) termasuk, tetapi idak terbatas pada : • Review dan persetujuan jadual dan rencana kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan bendungan. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi Lapangan. • Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing yang diusulkan oleh kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 19. Construction Engineer -2 (Dam) Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam merancang dan supervisi konstruksi bendungan. Tugas dan tanggung jawab Construction Engineer-2 (Dam) termasuk, tetapi tidak terbatas pada : 29
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Review dan persetujuan jadual rencana kerja dan metode pelaksanaan kontraktor pekerjaan bendungan. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi Lapangan. • Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 20. Construction Engineer -3 (Tunnel) Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam konstruksi tunnel. Tugas dan tanggung jawab Construction Engineer-3 (Tunnel) termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Review dan persetujuan jadual rencana kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan terowong. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi Lapangan.
30
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 21. Construction Engineer -4 (Tunnel) Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) yang telah berpengalaman sedikitnya 15 tahun dalam merancang dan supervisi konstruksi tunnel. Tugas dan tanggung jawab Construction Engineer-4 (Tunnel) termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Review dan persetujuan jadual rencana kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan terowong. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi Lapangan. • Pengecekan dan persetujuan As-bulit Drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ meyiapkan laporan akhir. 22. Construction Engineer -5 (Spillway) Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam merancang dan supervisi konstruksi bangunan fasilitas bendungan. Tugas dan tanggung jawab Construction Engineer-5 (Spillway) termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
31
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Review dan persetujuan jadual rencana kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan spillway. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi Lapangan. • Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 23. Construction Engineer -6 (Spillway) Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam merancang dan supervisi konstruksi bangunan fasilitas bendungan. Tugas dan tanggung jawab Construction Engineer-8 (Spillway) termasuk, tetapi tidak terbartas pada : • Review dan persetujuan jadual rencana kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan Spillway. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari kontraktor.
32
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi Lapangan. • Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 24.
Construction Engineer -7 (Irigation) Seorang Sarjana Teknik Pengairan (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam merancang dan supervisi konstruksi irigasi. Tugas dan tanggung jawab Construction engineer-7 (Irrigation) termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Review dan persetujuan rencana kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan irigasi. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Pengguna Jasa. • Membantu Tem Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir.
25. Construction Engineer -8 (Power Water Way) Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam merancang dan supervisi konstruksi tunnel atau pekerjaan sejenis.
33
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
Tugas dan tanggung jawab Construction Engineer-8 (Power Water Way) termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Review dan persetujuan jadual rencana kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan Power Waterway. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Pengguna Jasa. • Membantu Team Leader dalam membuat / menyiapkan laporan akhir. 26. Environmental Engineer Seorang Sarjana Teknik Lingkungan (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam bidang AMDAL pekerjaan bendungan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Environmental Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Membuat rencana pekerjaan Amdal. • Monitoring dampak
dari pelaksanaan konstruksi bangunan terhadap
lingkungan. • Melakukan pengambilan contoh kualitas udara dan air sekitar lokasi pembangunan. • Membuat laporan Analisis Dampak Lingkungan. 27. Geologist-1 (Bendungan) Seorang Sarjana Teknik Geologi (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam penyelidikan geologi bendungan atau pekerjaan yang sejenis. 34
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Tugas dan tanggung jawab Geologi-1 termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Mengumpulkan dan mengevaluasi semua data geologi dari laporan-laporan dan data yang ada. • Membuat rencana investigasi geologi tambahan tambahan di lapangan bila diperlukan. • Melakukan koordinasi dengan laboratorium mekanika tanah dan beton. • Mendiskusikan hasil pengamatan di lapangan bersama Tim. • Melakukan pengawasan pekerjaan investigasi geologi tambahan. • Menganalisa hasil investigasi geoteknik dan menyiapkan laporannya. • Melakukan pemetaan geologi detail pada rencana pondasi. • Mengawasi seluruh pelaksanaan galian di pondasi bendungan. • Menetukan pondasi yang layak untuk setiap struktur. • Menentukan jenis perbaikan pondasi, mengumpulkan dan mengevaluasi semua data geologi dari laporan-laporan dan data yang ada. 28. Geologist-2 (Tunnel) Seorang Sarjana Teknik Geologi (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam penyelidikan geologi bangunan fasilitas bendungan / tunnel atau pekerjaan yang sejenis. Tugas dan tanggung jawab Geologi-2 (Tunnel) termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Mengumpulkan dan mengevaluasi semua data geologi dari laporan-laporan dan data yang ada. • Membuat rencana kerja pekerjaan geologi di sepanjang tunnel. • Melakukan koordinasi dengan Laboratorium Mekanika Tanah. • Mendiskusikan hasil pengamatan di lapangan bersama Tim. • Melakukan pengawasan pekerjaan geologi tambahan. • Menganalisa hasil investigasi geoteknik dan menyiapkan laporannya.
35
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
29. Quantity Survey Engineer/Quality Assurance-1 Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam Jaminan Mutu Kontrak dan perhitungan volume pekerjaan untuk bendungan atau pekerjaan yang sejenis. Tugas dan tanggung jawab Quantity/ Quality Assurance-1 termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Pengecekan dan persetujuan perhitungan Mutual Check 0% yang diusulkan oleh kontraktor. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. • Memonitoring progres/ kemajuan pelaksanaan proyek dibandingkan dengan jadual pekerjaan. • Memeriksa berita acara tagihan dan sertifikat pembayaran. • Pengecekan dan persetujuan perhitungan Mutual Check 100% yang diusulkan oleh Kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapakan laporan akhir. 30. Quantity Survey Engineer/Quality Assurance-2 Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam Jaminan Mutu Kontrak dan perhitungan volume pekerjaan untuk bendungan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Quantity Survey Engineer / Quality Assurance-2 termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Pengecekan dan persetujuan perhitungan Mutual Check 0% yang diusulkan oleh Kontraktor. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. • Menghitung progress/ kemajuan pelaksanaan proyek dibandingkan dengan jadual pekerjaan. • Memeriksa berita acara tagihan dan sertifikat pembayaran. • Pengecekan dan persetujuan perhitungan Mutual Check 100% yang diusulkan oleh Kontraktor.
36
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 31. Material Engineer-1 (Concrete) Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam rancangbangun konstruksi beton, disain campuran dan uji laboratorium beton atau pekerjaan konstruksi sejenis. Tugas dan tanggung jawab Material Engineer-1 (Concrete) termasuk, tetapi tidak terbatas : • Menentukan jenis material beton yang akan digunakan. • Mengadakan uji/ testing periodik terhadap material beton yang akan digunakan. • Menentukan komposisi atas material concrete yang akan digunakan. • Mengadakan checking secara periodik pada pelaksanaan pengecoran. • Mengawasi dan control uji di tempat pencampuran beton. • Mencheck kualitas material yang akan digunakan. • Mengawasi dan control campuran beton dan pencampuran sampai ke tempat pekerjaan. • Membuat laporan penunjang untuk Hasil Uji Material serta membantu Team Leader dalam menyusun Laporan Akhir. 32. Material Engineer-2 (Soil) Seorang Sarjana Teknik Sipil/ Pengairan (Minimal S.1) yang telah berpengalaman sedikitnya 15 tahun dalam pengujian laboratorium dan insitu test material/ tanah dan material sejenis untuk pembangunan bendungan. Tugas dan tanggung jawab Material Engineer-2 (Soil) termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Menentukan jenis material tanah yang akan digunakan. • Mengadakan uji/ test periodik terhadap material tanah yang akan digunakan. • Menentukan komposisi atas material tanah yang akan digunakan. • Mengadakan checking secara periodik pada pelaksanaan penimbunan. 37
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Mengawasi dan mengontrol uji material di laboratorium. • Mengontrol kualitas uji timbunan dan uji CBR. • Menghitung kualitas kontrol lapangan dengan statistik. • Membuat laporan penunjang untuk Hasil Uji Material serta membantu Team Leader dalam menyusun Laporan Akhir. 33. Hydromechanical Engineer Seorang Sarjana Teknik Mesin/ Elektro (minimal S.1) yang telah berpengalaman sedikitnya 15 tahun dalam design, pabrikasi dan instalasi pekerjaan pintu dan perlengkapannya (Hydromechanical Works), lancar dalam bahasa Inggris. Tugas dan tanggung jawab Hydromechanical Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Review persetujuan jadual rencana kerja dan metode palaksanaan kontraktor untuk pekerjaan hydromechanical. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan , shop drawing, working drawing. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan
konsultasi terlebih dahulu ke Direksi
Lapangan. • Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir.
38
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
34. Road & Bridge Engineer Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam design dan pembangunan pekerjaan jalan dan jembatan atau pekerjaan yang sejenis. Tugas dan tanggung jawab Road & Bridge Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Review dan Persetujuan jadual rencana kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan jalan dan jembatan. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Mempekirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi Lapangan. • Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 35. Building Engineer Seorang Sarjana Arsitektur (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun design perencanaan dan pembangunan pekerjaan gedung atau pekerjaan yang sejenis. Tugas dan tanggung jawab Building Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Review dan persetujuan jadual kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan gedung.
39
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi Lapangan. • Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 36. Utility Engineer Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam design dan pelaksanaan ahli dalam pekerjaan utilitas gedung atau pekerjaan yang sejenis. Tugas dan tanggung jawab Utility Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Review dan persetujuan jadual kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan utility. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi Lapangan. • Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. 40
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 37. Electrical Engineer Seorang Sarjana Teknik Elektro (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam design dan instalasi fasilitas power supply dan electrical control atau pekerjaan sejenis, lancar berkomunikasi dalam bahasa Inggris . Tugas dan tanggung jawab Electrical Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Review dan persetujuan jadual kerja dan metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan listrik pada fasilitas bendungan. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. • Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. • Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. • Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor. • Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi Lapangan. • Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. • Membantu Team Leader dalam membuat/ menyiapkan laporan akhir. 38. Geodetic Engineer-1 Seorang Sarjana Teknik Geodesi (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari atau yang telah berpengalaman sedikitnya 15 tahun dalam pekerjaan pengukuran dan pemetaan bendungan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Geodetic Engineer-1 termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Membantu dan memberikan saran kepada Direksi Lapangan dalam menentukan titik-titik referensi untuk setting out pelaksanaan pekerjaan. 41
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Mengumpulkan dan mengevaluasi semua data peta topografi dari laporan dan data yang ada. • Membuat rencana kerja pekerjaan pengukuran di lapangan. • Melakukan pengawasan pekerjaan pengukuran di lapangan. • Memonitor elevasi berdasarkan titik referensi untuk penempatan BM. • Memeriksa gambar peta batas pembebasan tanah. • Membantu Team Leader dalam menyusun laporan akhir. 39. Geodetic Engineer -2 Seorang Sarjana Teknik Geodesi (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam pekerjaan pengukuran dan pemetaan bendungan atau pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Geodetic Engineer-2 termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Membantu dan memberikan saran kepada Direksi Lapangan dalam menentukan titik-titik referensi untuk setting out pelaksanaan pekerjaan. • Mengumpulkan dan mengevaluasi semua data peta topografi dari laporan dan data yang ada. • Membuat rencana kerja pekerjaan pengukuran di lapangan. • Melakukan pengawasan pekerjaan pengukuran di lapangan. • Memonitor elevasi berdasarkan titik referensi untuk penempatan BM. • Memeriksa gambar peta batas pembebasan tanah. • Membantu Team Leader dalam menyusun laporan akhir. 40. Grouting Expert-1 Seorang Sarjana Teknik Geologi (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam pekerjaan spesi semen untuk pembangunan bendungan, terowongan atau yang sejenis. Tugas dan tanggung jawab Grouting Expert-1 termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
42
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Mengumpulkan dan mengevaluasi semua data geologi dari laporan-laporan dan data yang ada. • Menentukan jenis perbaikan pondasi dan pelaksanaan grouting tirai maupun blanket. • Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan grouting pada pondasi bendungan . • Memberikan rekomendasi terhadap hasil grouting. • Membuat laporan terhadap hasil grouting. 41. Grouting Expert-2 Seorang Sarjana Teknik Geologi (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam pekerjaan spesi semen untuk pembangunan bendungan, terowongan atau yang sejenis. Tugas dan tanggung jawab TA. Grouting Expert-2 termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Mengumpulkan dan mengevaluasi semua data geologi dari laporan-laporan dan data yang ada. • Menentukan jenis perbaikan pondasi dan pelaksanaan grouting tirai maupun blanket. • Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan grouting pada pondasi bendungan . • Memberikan rekomendasi terhadap hasil grouting. • Membuat laporan terhadap hasil grouting. 42. O & M Specialist-1 Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam penyusunan O & M Manual termasuk pola pengoperasian waduk, pemeliharaan bendungan dan bangunan pelengkapnya. Tugas dan tanggung jawab O & M Specialist-1 termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
43
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Mengumpulkan semua data-data hasil pelaksanaan konstruksi bendungan dan bangunan fasilitas maupun standard peralatan dari pabrik. • Mempelajari semua data-data hasil desain. • Membuat Operation dan Prosedure untuk operasional dan perawatan bendungan. • Membuat rencana biaya operasional dan perawatan bendungan. • Membuat laporan O & M bendungan. 43. O & M Specialist-2 Seorang Sarjana Teknik Sipil (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam penyusunan O & M Manual termasuk pola pengoperasian waduk, pemeliharaan bendungan dan bangunan pelengkapnya. Tugas dan tanggung jawab O & M Specialist-2 termasuk, tetapi tidak terbatas : • Mengumpulkan semua data-data hasil pelaksanaan konstruksi bendungan dan bangunan fasilitas maupun standard peralatan dari pabrik. • Mempelajari semua data-data hasil desain. • Membuat Operation dan Prosedure untuk operasional dan perawatan bendungan. • Membuat rencana biaya operasional dan perawatan bendungan. • Membuat laporan O & M bendungan. 44. Instrumentation Engineer Seorang Sarjana Teknik Geologi (S.1) dengan pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dalam pekerjaan instrumentasi bendungan atau pekerjaan yang sejenis. Tugas dan tanggung jawab Instrumentation Engineer termasuk, tetapi tidak terbatas : • Mengumpulkan data-data hasil survey untuk perencanaan instrumentasi bendungan. • Menganalisa dan mengevaluasi data hasil survey berkaitan dengan kebutuhan instrument yang diperlukan. 44
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Mereview desain hasil perencanaan yang ada dan mengusulkan kepada pemberi kerja. • Menyusun rencana rinci instalasi instrumentasi bendungan. 45. Inspector Lulusan SMK Teknik Sipil dengan pengalaman 3 tahun dalam pengawasan konstruksi bangunan pengairan dan bendungan. Tugas dan tanggung jawab Inspector termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Membantu TA. Struktur dalam pekerjaan pengawasan konstruksi terowong. • Mengumpulkan laporan terdahulu, data-data, informasi-informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan terowong, bangunan fasilitas lainnya. • Membuat perhitungan volume pekerjaan dan konstruksi tersebut untuk dipergunakan dalam perhitungan biaya proyek. • Membuat gambar-gambar perencanaan. 46. Senior Surveyor Pendidikan minimal Sarjana Muda Teknik Geodesi dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun dalam pengukuran pekerjaan bendungan atau bangunan besar, pemetaan khususnya terowong. Tugas dan tanggung jawab Senior Surveyor termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Membantu TA. Geodesi dalam pekerjaan pengawasan pengukuran di lapangan. • Membantu TA. Geodesi dalam pembuatan laporan hasil pengukuran. • Mengumpulkan data topografi dalam laporan terdahulu. • Mengkoordinir surveyor dalam pekerjaan pengukuran di lapangan. 47. Surveyor Pendidikan minimal STM Jurusan Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 3 tahun dalam pengukuran.
45
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
48. Cadman Pendidikan minimal STM atau sederajat dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam penggambaran perencanaan bangunan pengairan dan bendungan. 49. Operator Computer Pendidikan minimal SMU atau sederajat dengan pengalaman minimal 3 tahun sebagai operator computer. 50. Asisten Tenaga Ahli Untuk pelaksanaan pengawasan di lapangan akan dibantu tenaga subprofesional/Asisten Tenaga Ahli yang akan bekerjasama dengan Tenaga Ahli dari berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Jatigede ini, terdiri dari : Ass Ahli Bendungan Ass. Ahli Geodesi/Topografi Ass. Ahli Geologi & Mekanika Tanah Ass Ahli Struktur Bangunan ( Terowong, Spillway, Waterway) Ass. Quality Engineer Ass. Quantity Engineer Ass. Mechanical Engineer Ass. Ahli Hukum Kontrak Ass. Supervisor ( Inspector ) Ass. Ahli Lingkungan Dengan tanggung jawab antara lain : -
Membantu dan bertanggung jawab terhadap pengawasan di lapangan
46
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
-
Memeriksa dan mengontrol pekerjaan di lapangan
-
Melakukan pengambilan dan pemeriksaan volume di lapangan.
-
Membuat laporan harian yang mencakup : •
Kemajuan pekerjaan
•
Daftar peralatan yang dipakai
•
Jumlah tenaga kerja
•
Keadaan cuaca.
-
Hal-hal lain yang dianggap perlu.
-
Membuat laporan dan berkoordinasi hasil pekerjaannya kepada masingmasing Tenaga Ahli.
Uraian Tugas Pengguna Jasa Uraian tugas masing-masing jabatan dalam organisasi Pengguna Jasa adalah sebagai berikut : 1. Kepala SNVT Pembangunan Waduk Jatigede 1.
Memimpin pelaksanaan kegiatan bagian proyek
2.
Mengatur, membina, mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan seluruh penyelenggaraan tugas-tugas administrsi dan teknis kegiatan Proyek dalam rangka mencapai sasaran pembangunan yang ditetapkan dalam DIP dan PO.
3.
Bertanggung jawab segi phisik dan keuangan atas pelaksanaan pekerjaan pembangunan di Proyek.
4.
Menyelenggarakan hubungan kerja dan koordinasi kerja antara SNVT dengan Instansi lain yang terkait dengan wilayah kerja bagian proyek.
47
Politeknik Negeri Jakarta
5.
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Memimpin rapat dan meminta laporan kemajuan pekerjaan, kendala-kendala lapangan dan sebagainya kepada Kontraktor secara rutin, misalnya sebulan sekali.
2. Supervisor/Pengawas Lapangan 1.
Menyiapkan progam pelaksanaan pekerjaan
2.
Mengadakan koordinasi dengan Muspika, Pamong Desa dan Masyarakat
3.
Pengawasan terhadap pelaksanaan pengukuran
4.
Mengadakan pengukuran & perhitungan Mutual Check 0% dan 100% bersama rekanan
5.
Mengendalikan pencapaian target kualitas dan kwantitas per 15 (lima belas) harian, serta mengevalusi hasil pelaksanaan per 15 (lima belas) harian, guna mencapai tertib administrasi lapangan dan mekanisme pelaporan.
6.
Mengecek kembali terhadap persetujuan tertulis yang dibuat Pengawas Pekerjaan.
7.
Wajib menginformasikan kepada Kepala SNVT apabila terdapat perbedaan antara gambar dan situasi lapangan.
8.
Memperifikasi as-buit drawing.
9.
Menyiapkan data teknis sebagai bahan pembuatan berita acara pemeriksaan pekerjaan, serta membuat data-data perubahan luas pembebasan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan.
10. Membuat dan menyampaikan laporan tentang masalah-masalah yang menyangkut pihak ketiga yang menyebabkan terganggunya penyelesaian proyek sehingga bisa menyebabkan rasa kurang simpatisnya masyarakat dengan adanya pelaksanaan pekerjaan tersebut. 11. Membuat laporan akhir tentang jalannya pelaksanaan pekerjaan. 3. Deputy Pelaksana 1.
Mempelajari dan mendalami gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat teknis yang dilanjutkan dengan orientasi lapangan.
2.
Bersama-sama dengan Pelaksana dan Konsultan memantapkan rancangan dan rencana kerja yang telah dibuat oleh Site Engineer Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan dan Pemilik Proyek.
48
Politeknik Negeri Jakarta
3.
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Mengecek perencanaan operasional meliputi : Quality Plan, Site Installation, Metode Pelaksanaan, Shop Drawing, Perhitungan Kontruksi yang diperlukan, RAPK, Cash Flow, Safety Plan dan Scheduling yang diajukan Kontraktor.
4.
Membuat laporan-laporan intern dan extern proyek.
5.
Mengadakan komunikasi dengan Kontrkator, Konsultan, dan pengawas dalam bidang teknik operasional dan administrasi.
3.4
Proses Pelaksanaan Proyek Pada proyek Bendungan Jatigede, Sinohydro. Co. Ltd sebagai kontraktor utama yang
bekerjasama dengan CIC, mengawali kegitan dengan mendatangkan alat berat dari Iran (daftat alat berat terlampir). Pada saat itu keadaan lapangan masih belum siap karena pembebasan lahan milik masyarakat belum tuntas. Sehingga Sinohydro. Co. Ltd menunggu hingga lapangan/area proyek dalam keadaan siap kerja. Selama menunggu pihak Sinohydro. Co. Ltd melakukan persiapan berupa, pembuatan mess, sarana olahraga (lapangan basket dan lapangan tennis), akses menuju proyek, perizinan karyawan local, penerimaan karyawan baru dan sarana pendukung berupa air bersih dan listrik. Saat jalan akses menuju proyek selesai, konsultan supervise dapat masuk ke dalam lingkup proyek, namun belum bias bekerja. Pada saat yang bersamaan, kontraktor lokal juga sudah melakukan aktifitasnya. Penggalian pada Spillway, DAM, dan Tunnel juga sedang berlangsung. Karena belum adanya jalan akses menuju daerah penggalian, maka kontraktorkontraktor harus terlebih dahulu membuat jalan akses. Hal inilah yang menimbulkan sedikit masalah. Managemen yang kurang baik menyebabkan masalah baru dalam pembuatan jalan akses tersebut. Antara kontraktor tidak boleh saling melewati jalan akses yang dibuat oleh kontraktor lain. Masalah ini menyebabkan setiap kontraktor harus membuat jalan akses sendiri-sendiri, akibatnya banyak jalan akses yang seharusnya dapat dijadikan satu jalur menjadi banyak jalur. Hal ini menyebabkan banyak jalur yang jarang digunakan. Untuk mengatasi masalah ini, maka diadakan rapat koordinasi antara lokasi kerja selama dua minggu atau sebulan sekali.
49
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Masalah yang datang tidak dari sana saja, melainkan juga dari kontraktor utamanya. Pada saat berlangsungnya pekerjaan, Sinohydro. Co. Ltd dinilai tidak bertanggungjawab atas JO, ini terlihat pada pengamatan di lapangan. Pada bulan Februari 2009 SWHI yang merupakan konsultan dari China memodifikasi desain tentang gambar kontrak sesuai dengan kondisi lapangan. Yang berkaitan dengan inlet dan juga kondisi lereng. Adapun modifikasi yang dilakukan adalah : a. Menambah zona filter pada bagian hulu dari timbunan inti bendungan (lokasi longsoran eretan) b. Memasang cap concrete yang dilengkapi angker sepanjang ass bendungan untuk menahan tekanan grouting. c. Memperlebar lapisan filter dibagian timbunan inti dari 3 meter menjadi 4 meter. d. Memperlebar lantai grouting gallery dari 3 meter menjadi 4 meter pada area alur Sungai Cimanuk. e. Menambah baris kerten grouting dari satu garis menjadi 3 garis. f. Memodifikasi bentuk timbunan zona 3A atau urugan batu ukuran maksimum 40 cm g. Memberi lapisan filter pada permukaan pondasi di bagian hilir timbunan inti setebal 1 meter. h. Channel menuju mulut terowongan yang semula berbentuk radial.
50
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI
4.1
Ruang Lingkup Pembangunan Bendungan Jatigede Kegiatan proyek pembangunan bendungan Jatigede meliputi beberapa bagian
diantaranya yaitu civil work dan hydro-mechanical work. Civil work meliputi 10 aspek utama, antara lain : 1.
Preparatory and General Works
2.
Diversion Tunnel
3.
Grouting Gallery
4.
Access Gallery
5.
Coffer Dam Embankment
6.
Main Dam
7.
Spillway
8.
Irrigation Outlet
9.
Service Road
10. First Stage of Headrace and Gate Shaft Sedangkan hyrdro-mechanical work meliputi 5 aspek utama, antara lain : 1.
Preparatory and General Work
2.
Diversion Gates
3.
Spillway Gates
4.
Irrigation Outlet
5.
Power Gates
Area lokasi proyek melingkupi Borrow Area dan Quarry Area. Borrow Area adalah area lokasi sebagai sumber bahan material tanah dan Quarry Area adalah area lokasi sebagai sumber bahan material batuan.
51
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Pada studi kali ini penulis memfokuskan pada pembangunan spillway khususnya bagian chute. Hal tersebut dikarenakan area kerja kedua bagian yang luas dan keterbatasan waktu yang ada. 4.2
Spillway Spillway atau bangunan pelimpah merupakan bagian dari suatu bendungan yang
bertujuan untuk mengalirkan debit banjir ke sungai agar tidak terjadi over topping yaitu melimpah melewati puncak bendungan. Gambar berikut, menunjukkan potongan memanjang spillway mulai dari approach channel di bagian hulu sampai plunge pool di bagian hilir.
Gambar 4.1 Tampak Atas Lokasi Spillway
Gambar 4.2 Tampak Samping Spillway
52
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Spillway itu sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu crest, chute, dan plunge pool, dimana masing-masing bagian dikerjakan oleh tiga kontraktor yaitu PT. Wijaya Karya, PT. Pembangunan Perumahan, dan Sinohydro Coorporation. Ketiga kontraktor ini memiliki penjadwalan yang berbeda namun tetap saling koordinasi. Pada saat penulis melakukan studi ke lapangan, penulis membatasi ruang lingkup pengamatan hanya pada bagian chute way. Pekerjaan yang sedang berlangsung di chute way adalah pekerjaan penggalian (blasting), slope protection (shotcrete), pemasangan formwork, persiapan pengecoran, pengecoran, dan perawatan setelah pengecoran (curing). Seluruh kontruksi yang berada di chute way ini menggunakan beton tipe B. Spesifikasi beton tipe B : 1. Komposisi perbandingan air dan semen maximal sebesar 0.50 2. Minimum kandungan semen per unit volume beton 320 kg/m3 3. Karakteristik kekuatan sebesar 25.0 MPa 4.3
Pekerjaan Yang Diamati 4.3.1
Pelaksanaan Pekerjaan Chute Way Pada saat pertaman kali penulis melakukan kerja praktik di Proyek
pembangunan Bendungan Jatigede, progress pada pekerjaan bangunan spillway yaitu sebesar 16 %. Kondisi awal pada saat penulis melakukan kerja praktik yaitu seperti dijelaskan pada gambar berikut :
53
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
54
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.3 Kondisi Spillway (Chute) Pada Bulan Desember 2010
Berikut adalah flowchart dari seluruh pekerjaan Chute Way
55
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.4 Flowchart Chute Way
56
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
1) Pengukuran Awal Pengukuran awal ( kondisi MC-0 atau Mutual Check Nol ) yaitu pengukuran
pada
kondisi
sebelum
dilakukan
pekerjaan
dengan
menentukan elevasi permukan tanah dengan alat theodolite. •
Alat yang digunakan : a) Satu set theodolite b) Handy talk c) Rambu Ukur d) Meteran
•
Tenaga kerja : a) 3 - 4 Surveyer b) 1 orang pengawas lapangan
Berikut adalah gambar pekerjaan pengukuran awal :
Gambar 4.5 Pekerjaan Pengukuran Awal
2) Pelaksanaan Galian Untuk penggalian pondasi struktur harus dilakukan dengan tahapan yang mana setiap tahapan harus diajukan dengan ijin agar penggalian dapat sesuai dengan batas galian / excavation line pada gambar kerja, dan selalu diikuti dengan survai pengukuran. Material hasil galian terseleksi yang akan dipakai untuk bahan timbunan ditempatkan di stock-pile sedang yang tidak terpakai ditempatkan di pembuangan / spoil bank. 57
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Pada saat penulis melakukan study di lapangan, penggalian yang sedang dilakukan adalah penggalian batu (Rock Excavation). Kontraktor menggunakan cara blasting sebagai methode pelaksanaan galian batu keras yang kemudian batu keras yang telah dihancurkan tersebut akan dikeruk oleh alat berat excavator untuk disingkirkan. Pelaksanaan galian dengan methode blasting ini juga melalui berbagai perhitungan agar dapat menghasilkan bentuk yang diinginkan yang tidak lain sesuai dengan construction drawing (CD) dan peledakan yang dilakukan adalah peledakan non-elektrik. •
Bahan dan Alat yang digunakan : a) Bahan peledak b) Plastik c) Mesin bor dan Genset d) Pipa PVC
•
Tenaga Kerja : a) 7-10 orang pekerja b) 1 orang pengawas lapangan
Berikut adalah gambar pelaksanaan pekerjaan penggalian dengan menggunakan metode blasting :
Gambar 4.6 Pelaksanaan Pekerjaan Blasting
58
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 4.7 Genset
Trial Blasting Meskipun penyelidikan tanah telah dilaksanakan dan datanya tersedia di gambar kontrak, akan tetapi untuk melaksanakan blasting, trial blasting masih diperlukan untuk memperoleh suatu Rasio Blasting yang ideal, yaitu. koefisien dari kekuatan bahan peledak dan pengeboran. Rasio ini sangat penting untuk acuan dari blasting lebih lanjut ke jenis batuan yang berbeda ditemui, sehingga parameter di bawah dapat ditentukan : Detonator delay interval Drilling depth Drilling pattern Volume dari dinamit di lubang ledak Number, spacing and burden of holes Blasting pattern Interval Delay Detonator Urutan peledakan harus diatur ke dalam beberapa langkahlangkah,untuk
menghindari
melebihi
kekuatan
ledakan.
Untuk
menghindari melebihi ledakan salah satunya bisa dilakukan dengan mengukur jumlah pengaturan dan power gel dari interval lubang atau oleh pengaturan runtime explosion. Urutan runtime explosion adalah sebagai berikut : 59
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
1. Lubang cut untuk membuat permukaan kedua yang bebas. 2. Membuat lubang bebas untuk memisahkan arah dari ledakan secara vertikal dan secara horisontal. 3. Lubang sisi terdiri dari lubang dinding dan lubang batu karang untuk membuat permukaan batu di sisi dinding dan puncak dinding. 4. Membuat lubang lantai untuk menjatuhkan dan menjaring batuan. Urutan dimulai dari delay yang paling kecil, yaitu dari lubang cut sampai dengan lubang lantai. Volume Power Gel Power Gel digunakan untuk lubang berikut ini: Cut hole Relief hole Side hole Floor hole Penggunaan power gel harus dibuat susunan tabel seperti di bawah ini :
Tabel 4.1 Susunan Penggunaan Power Gel No. Round of Explossion 1 2 3 4
Number Q'ty of Power Gel of holes to hole (coil)
Q'ty of Power Gel to each round (coil)
Delay Detonator (msd)
Dia. Power Gel (mm)
Weight (Kg)
Cut hole Relief hole Side hole Floor hole Summary
Hasil dari trial blasting diperlukan untuk memutuskan apakah metode blasting dapat digunakan untuk galian atau tidak. Apabila metode blasting telah disepakati dan disetujui berdasarkan hasil trial blasting, maka galian dengan metode ini dapat dilaksanakan.
60
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Drilling Pengeboran (drilling) dilakukan untuk memasukkan bahan-bahan peledak dengan berdasarkan dari pola pengeboran, yaitu : Garis tengah lubang yang akan didril/dibor Kedalaman dan tinggi dari lubang pengeboran Burden, spacing, sub drilling dan stemming Arah pengeboran
•
Alat yang digunakan : a) Jumbo Drill b) Crawler Drill c) Compresor d) Wheel Loader
Gambar berikut adalah gambar salah satu alat yang digunakan pada pekerjaan pengeboran :
Gambar 4.8 Crawler Drill
Charging Charging adalah mengisi bahan-bahan bahan peledak yang akan dimasukkan di lubang bor. 61
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
•
Alat yang digunakan : a) Detonator b) Stamming c) Deto Machine
•
Bahan yang digunankan : a) Danfo b) Power Gel c) Cortex d) Cabel e) Pipa PVC
Berikut adalah gambar dari beberapa alat dan bahan yang digunakan :
Gambar 4.9 Detonator
Gambar 4.10 Deto Machine
62
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 4.11 Danfo
Gambar 4.12 Power Gel
Gambar 4.13 Pipa PVC
63
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 4.14 Cabel
Connecting, Testing, dan Blasting Pekerjaan ini menghubungkan semua lubang ledak. Material diikat satu sama lain dan dihubungkan dengan kabel utama. Sebelum dihubungkan dengan kabel utama dicheck dahulu dengan Ohmmeter. Kemudian saat blasting akan dilakukan, harus dipertimbangkan kemungkinan arah dan jarak ledakan dari material yang dihasilkan dari ledakan. Mucking Mucking adalah pemindahan material yang tidak digunakan yang diakibatkan oleh ledakan. Pengangkutan material dilakukan oleh Excavator, kemudian diangkut ke dump truck. Semua material dibuang ke tempat pembuangan yang telah disediakan. Gambar berikut adalah gambar pelaksanaan pekerjaan mucking :
Gambar 4.15 Excavator Untuk Pelaksanaan Pekerjaan Mucking
64
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.16 Dumb Truck Untuk Pelaksanaan Pekerjaan Mucking
Tinjauan K3 untuk pekerjaan blasting Dalam pelaksanaan pekerjaan blusting para pekerja dan pengawas sudah disiplin terhadap K3 yang berlaku. Sistem keamanan pada saat blasting akan dilakukan pun sudah cukup baik dengan adanya operator pengawas yang meninjau daerah sekitar, apakah sudah aman atau belum, sirene sebagai tanda pelaksanaan blasting pun dapat terdengar jelas, serta perhitungan mundur dalam pelaksanaan blasting pun sudah dilakukan. 3) Pelaksanaan Slope Protection (Shotcrete) Salah satu jenis batuan yang terdapat pada lokasi proyek adalah claystone. Claystone atau yang biasa disebut juga clayshell memiliki sifat yang unik, yaitu apabila terkena cuaca selama beberapa hari, batu tersebut akan hancur dengan sendirinya hingga menjadi seperti butiran pasir. Karena itu longsoran atau keruntuhan dapat terjadi akibat dua faktor, yaitu : a. Apabila lapisan atas / top soil dalam kondisi jenuh air sehingga lapisan claystone yang terkena air akan menjadi bidang gelincir ssehingga mengakibatkan keruntuhan. b. Posisi claystone terlalu tegak dan terekspose oleh udara dan air.
Akibat dari kedua faktor tersebut maka dilakukan pekerjaan Slope Protection untuk mencegah kelongsoran atau keruntuhan, salah satunya adalah Shotcrete. Shotcrete merupakan salah satu methode untuk melindungi kemiringan tanah dengan memberikan tulangan (wiremass) dengan dilapisi mortar. Shotcrete digunakan untuk menjaga air hujan agar 65
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
tidak masuk ke lapisan top soil. Perbandingan semen, air, dan pasir untuk mortar shotcrete ini adalah 1 : 2 : 3. •
Bahan yang digunakan : a) Semen b) Pasir c) Air d) Baja tulangan (wiremess) e) Angkur f) Weephole
•
Alat yang digunakan : a) Jenset b) Mixer (untuk mengaduk mortar) c) Selang (untuk menyemprotkan mortar) d) Kompresor
•
Tenaga kerja : a) 4-5 orang pekerja b) 1 orang pengawas lapangan
Langkah pekerjaan Shotcrete adalah sebagai berikut : a. Slope galian dibentuk agar permukaannya rata dengan kemiringan sesuai Construction Drawing (CD). Pembentukan slope galian menggunakan excavator. b. Pengeboran untuk pemasangan angkur menggunakan mesin bor (crawler rotary drilling machine). Diameter lubang bor 76 mm. c. Pemasangan angkur dari besi tulangan ulir berdiameter 29 mm sesuai kedalaman yang ada dalam CD. Jarak masing-masing angkur 2 m. d. Pemasukan mortar (campuran air, semen dan pasir) kedalam lubang bor yang telah dipasangi angkur menggunakan mini grout machine. e. Pengeboran untuk pemasangan weephole menggunakan mesin bor (crawler rotary drilling machine). Diameter lubang bor 76 mm. f. Pemasangan weepholes berdiameter 3 inches sesuai kedalaman yang ada dalam CD. Jarak masing-masing weephole 2 m. 66
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
g. Pemasangan wiremesh. Beton tahu diperlukan untuk mengganjal wiremesh agar tidak menyentuh langsung pada permukaan lereng. Pada lokasi angkur, wiremesh diikat pada angkur dengan kawat. h. Penyemprotan shotcrete pada permukaan lereng galian. Gambar berikut menunjukan kegiatan shotcrete pada dinding spillway bagian kanan, yang bertujuan untuk melindungi lereng agar tidak terjadi longsor dengan campuran mortar dan menggunakan wiremass.
Gambar 4.17 Pelaksanaan Shotcrete
Gambar 4.18 Bentuk Wiremass dan Peletakannya
67
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 4.19 Claystone
Tinjauan K3 pada pekerjaan shotcrete Dalam pelaksanaan slope protection, para pekerjanya kurang memperhatikan K3 yg telah diterapkan. Contohnya dalam pelaksanaannya para pekerja tidak sepenuhnya menggunakan APD yang telah ditentukan ( sabuk pengaman ), mereka hanya berpegangan pada tali tambang saja.
4) Pelaksanaan Pemasangan Formwork Setiap
pekerjaan
pengecoran
sebelumnya
harus
dilakukan
pemasangan formwork sebagai wadah beton atau cetakan kontruksi yang akan dibeton. Dalam hal ini baik pengecoran backfill, pengecoran beton struktur chute wall mulai dari layer satu sampai dengan lima, hingga pengecoran chute slab, perlu dilakukan pemasangan formwork. Namun tiap konstruksi memiliki bentuk, bahan, dan methode pemasangan formwork yang berbeda. Formwork dipasang sesuai dengan ukuran dan bentuk yang ada pada Construction Drawing (CD). Fungsi formwork adalah untuk membentuk benton sesuai dengan bentuk yang diinginkan, karena itu formwork yang dipasang harus kaku dan rapat agar dapat menahan tekanan saat dilakukan pengecoran.
68
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
a. Formwork untuk backfill Untuk formwork backfill memiliki bentuk yang sederhana dan di dalamnya tidak ada penulangan apapun dikarenakan fungsi backfill itu sendiri hanya untuk pengganti tanah pondasi. Namun pada kontruksi backfill ini terdapat celah untuk meletakkan pipa saluran drainase. Penggalian untuk saluran drainase ini sedalam 50 cm. •
Bahan yang digunakan : a) Papan b) Multiplek c) Kayu kaso d) Paku e) Pipa PVC untuk drainase (Ø 6 inchi)
•
Alat yang digunakan : a) Palu b) Gergaji c) Tang d) Benang e) Waterpas
•
Tenaga kerja : a) 10-12 orang pekerja b) 1 orang pengawas lapangan
Berikut adalah gambar dari formwork backfill :
Gambar 4.20 Celah Untuk Saluran Drainase
69
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 4.21 Formwork Backfill
b. Formwork untuk Chute wall layer 1 Untuk formwork Chute wall layer 1 memiliki bentuk yang sederhana namun agak sedikit lebih rumit karena di dalamnya terdapat penulangan untuk beton struktur chute wall namun penulangannya tidak begitu banyak, hanya pada dasar beton dan sisi muka beton, dikarenakan konstruksi chute wall itu sendiri berupa gravity wall, yaitu dinding penahan yang kekuatannya mengandalkan berat sendiri konstruksi. Pada formwork ini dipasang juga water stop untuk menahan air yang terkandung dalam beton agar tidak keluar. •
Bahan yang digunakan : a) Papan multiplek b) Kayu kaso c) Kayu balok 70
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
d) Bambu e) Paku f) Scaffolding g) Water stop h) Baja tulangan i) Bendrat j) Beton tahu •
Alat yang digunakan : a) Palu b) Gergaji c) Tang d) Waterpas e) Benang
•
Tenaga kerja : Formwork a) 20-25 orang pekerja b) 1 orang pengawas lapangan Instalasi Drainase a) 10 orang pekerja b) 1 orang pengawas lapangan
Berikut adalah gambar dari formwork Chute Wall layer 1 :
Gambar 4.22 Formwork Chute Wall Layer 1
71
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Berikut adalah gambar penulangan Chute Wall Layer 1:
Gambar 4.23 Penulangan Chute Wall Layer 1
c. Form Work untuk Chute Wall layer 2 Untuk formwork Chute Wall layer 2 memiliki bentuk yang cukup rumit karena sisi bagian belakang dari Chute Wall layer 2 ini berbentuk slope. Pemasangan formwork Chute Wall layer 2 - 5 ini juga memiliki metode khusus yaitu menggunakan kabel baja untuk menahan formwork dari bagian dalam. Untuk penulangan pada layer ini hanya pada sisi muka beton. •
Bahan yang digunakan : a) Multiplek b) Pipa baja c) Angkur d) Kabel baja e) Baut f) Baja tulangan g) Bambu h) Kaso i) Paku j) Waterstop
•
Alat yang digunakan : a) Palu b) Tang
72
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
c) Kunci pas d) Waterpas e) Benang •
Tenaga kerja : a) 20-25 orang pekerja b) 1 orang pengawas lapangan
Berikut adalah gambar dari formwork Chute Wall layer 2 :
Gambar 4.24 Gambar Formwork Chute Wall Layer 2
73
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
d. Formwork untuk Chute Wall layer 3-5 Sama seperti formwork Chute Wall layer 2, bentuk formwork Chute Wall layer 3-5 ini cukup rumit karena sisi bagian belakang dari Chute Wall layer 3-5 ini berbentuk slope. Selain itu pelaksanaannya cukup sulit karena berada diketinggian yang cukup tinggi, yaitu 2,5 meter dari permukaan tanah, bahan yang digunakan pun tidak lagi yang berbahan kayu, melainkan baja (panel form work). Metode yang digunakan mirip dengan formwork Chute Wall layer 2, yaitu menggunakan kabel baja untuk menahan formwork dari bagian dalam. Namun ada juga metode yang hanya digunakan pada formwork Chute Wall layer 3-5 ini, yaitu menjepit formwork pada beton Chute Wall layer 2. • Bahan yang digunakan : a) Plat baja (Panel Formwork) b) Siku c) Angkur d) Kabel baja e) Baut f) Kabel baja g) Baja tulangan h) Pipa baja i) Bendrat j) Bambu k) Water stop • Alat yang digunakan : a) Palu b) Tang c) Kunci pas d) Waterpas e) Benang • Tenaga Kerja : a) 20-25 orang pekerja b) 1 orang pengawas lapangan 74
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Berikut adalah gambar dari formwork Chute Wall layer 3-5 :
Gambar 4.25 Gambar Formwork Chute Wall Layer 3 – 5
75
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.26 Potongan Melintang Formwork Chute Wall Layer 3-5
Gambar 4.27 Panel Formwork Chute Wall
76
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.28 Aplikasi Kabel Baja Untuk Menahan Formwork Dari Dalam
e. Formwork Chute Slab Untuk formwork Chute Slab bentuknya sangat sederhana namun di dalamnya penuh dengan penulangan. Formwork ini terbuat dari kayu. Formwork Chute Slab ini terletak langsung di atas tanah dasar karena pada konstruksi Chute Slab tidak diperlukan backfill. Hanya pada tanah tersebut sebelumnya dilakukan penggalian sedalam 50 cm dengan menggunakan mesin drill diseluruh bagian Chute Slab untuk peletakan pipa drainase diseluruh bagian Chute Slab yang kemudian pipa tersebut ditimbun dengan kerikil dan ditutup dengan plastik. Tebal Chute Slab adalah 80 cm.
77
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
• Bahan yang digunakan : a) Multiplek b) Kaso c) Baja tulangan d) Scaffolding e) Paku f) Bendrat g) Water stop h) Angkur i) Pipa PVC untuk drainase (Ø 6 inchi) j) Kerikil • Alat yang digunakan : a) Palu b) Tang c) Waterpas d) Mesin Drill • Tenaga Kerja : Galian Drainase a) 10 orang pekerja b) 1 orang pengawas Instalasi Drainase a) 6 orang pekerja b) 1 orang pengawas Formwork a) 20 orang pekerja b) 1 orang pengawas Berikut adalah gambar dari formwok Chute Slab beserta penulangan dan saluran drainasenya :
78
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.29 Formwork Chute Slab
Gambar 4.30 Penulangan Pada Chute Slab
79
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.31 Pengeboran Untuk Saluran Drainase Pada Chute Slab
Gambar 4.32 Pipa PVC Untuk Drainase, Kerikil, dan Aplikasi Drainase
80
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Tinjauan K3 pada pekerjaan pembuatan formwork Pada pekerjaan pembuatan formwork, para pekerja dan pengawas sudah cukup disiplin terhadap peraturan K3 yang berlaku. Karena memang peraturan K3 pada pekerjaan ini tidak lah terlalu signifikan. Cukup menggunakan APD yang diwajibkan seperti helm, sepatu safety, sarung tangan, rompi, dan lain-lain.
5) Persiapan Pengecoran Setelah pemasangan formwork selesai maka akan dilaksanakan pengecoran, namun sebelum pengecoran ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Agar terjadi ikatan pada lantai pengecoran maka dilakukan pengasaran. Pengasaran permukaan beton biasa dilakukan dengan cara Cheaping. Cheaping adalah pengupasan lapisan permukaan beton dengan menggunakan mesin bor / drill. Setelah pengasaran selesai, kemudian lantai pengecoran di bersihkan dengan sikat, compressor dan alat – alat lainnya untuk membersihkan sisa tanah / lumpur yang tersisa, karena pada saat pembetonan harus benar – benar bersih dari lumpur. •
Tenaga kerja : a) 8-10
Berikut adalah gambar dari pekerjan Chiping :
81
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 4.33 Pelaksanaan Chiping
Tinjauan K3 pada pekerjaan persiapan pengecoran (Chiping) Pada pekerjaan persiapan pengecoran para pekerja dan pengawas lapangan sudah cukup disiplin terhadap peraturan K3 yang berlaku. Pada pekerjaan persiapan pengecoran ini peraturan K3 yang berlaku sangat sederhana, yaitu harus menggunakan APD yang diwajibkan.
6) Pelaksanaan Pengecoran Setelah persiapan pengecoran selesai, maka pengecoran pun dilaksanakan. Truck Mixer yang membawa beton segar dari Batching Plan akan datang ke lokasi pengecoran. Kemudian dari Truck Mixer tersebut akan diambil sampel beton segar untuk diperiksa suhunya dan juga workability oleh pengawas lapangan dengan menggunakan uji slump di lokasi pengecoran. Untuk pemeriksaan workability hanya dilakukan pada beton segar yang dibawa oleh Truck Mixer pertama, selanjutnya pengujian workability di lokasi pengecoran hanya dilakukan bila diperukan saja. Selain itu suhu udara jg harus diperiksa. Seluruh hasil pemeriksaan itu akan dicatat oleh pengawas lapangan sebagai laporan. Concrete Delivery Card juga diberikan setiap Truck Mixer datang sebagai bukti pada saat pembayaran. Setelah semua pemeriksaan oleh pengawas lapagan telah dilaksanakan,
maka
pengecoran
pun
dilaksanakan.
Pengecoran
dilaksanakan dengan menggunakan concrete pomp. Alasan digunakannya 82
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
concrete pomp adalah karena penumpahan beton segar tidak dapat dijangkau Truck Mixer. Namun concrete pomp hanya dapat digunakan untuk beton dengan agregat 5-20 mm atau 20-40 mm. Apabila beton dengan agregat lebih besar dari 5-20 mm atau 20-40 mm, maka tidak dapat digunakan concrete pomp karena agregat dapat tersendat dalam corong pompa. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut, Truck Mixer akan menuangkan beton segar ke dalam bak penampung yang ada pada concret pomp, kemudian concrete pomp akan memompa beton segar dari bak penampung untuk dituangkan pada formwork. Pada saat penumpahan beton segar, jarak mulut pompa dengan lantai pengecoran maksimal 1,5 m. Hal ini dikarenakan agar beton segar yang ditumpahkan tidak terlalu berceceran sehingga kualitas beton dapat terjaga. Saat pengecoran dilaksanakan pekerja akan mengiringi dengan memasukan vibrator ke dalam beton yang baru saja ditumpahkan oleh concrete pomp agar beton menjadi padat dan tidak ada udara di dalamnya. Pengecoran dilaksanakan secara continue, maksudnya penuangan beton dengan concrete pomp tidak boleh terputus atau ada selisih waktu yang terlalu lama. Maksimal selisih waktu yang dapat ditoleransi adalah 10 menit. Oleh sebab itu truck mixer tidak boleh terlambat datang. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi perbedaan suhu yang signifikan antara beton yang sudah dituang dengan beton yang baru dituang dan beton dapat setting secara merata. •
Bahan yang digunakan : a) Beton tipe B Spesifikasi : Komposisi perbandingan air dan semen maximal sebesar 0.50 Minimum kandungan semen per unit volume beton 320 kg/m3 Karakteristik kekuatan sebesar 25.0 MPa
83
Politeknik Negeri Jakarta
•
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Alat yang digunakan : a) Concrete Pomp b) Truck Mixer c) Vibrator
•
Tenaga Kerja : a) 20-25 orang pekerja b) 1 orang pengawas lapangan
Berikut gambar pelaksanaan pengecoran (pemeriksaan suhu udara, suhu beton segar, workability, dan penumpahan beton dengan concrete pomp beserta perataan menggunakan viberator) :
Gambar 4.34 Alat Pengukur Suhu Udara (kiri) dan Alat Pengukur Suhu Beton Segar (kanan)
Gambar 4.35 Pengukuran Suhu Beton Segar (kiri) dan Pengukuran Suhu Udara
84
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.36 Pelaksanaan Uji Slump Untuk Pemeriksaan Workability
Nilai workability yang diijinkan adalah 10 ± 2
Gambar 4.37 Concrete Delivery Card
85
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.38 Proses Penuangan Beton Segar Pada Formwork Chutewall
Gambar 4.39 Proses Perataan Dengan Alat Viberator
86
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Tinjauan K3 pada pekerjaan pengecoran Pada pekerjaan pengecoran ini para pekerja dan pengawas lapangan sudah cukup disiplin terhadap peraturan K3 yang berlaku seperti memakai APD yang diwajibkan.
7) Perawatan Setelah Pengecoran (Curing) Perawatan beton setelah pengecoran atau yang disebut curing ini dilakukan selama 5 hari setelah beton setting selama 24 jam dengan cara menyemprotkan air yang dicampur dengan minyak kelapa pada beton. •
Bahan yang digunakan : a) Air b) Minyak Kelapa
•
Alat yang digunakan : a) Tabung penyemprot
•
Tenaga kerja : a) Satu orang pekerja
Beriku adalah gambar pelaksanaan pekerjaan curing :
Gambar 4.40 Pelaksanaan Pekerjaan Curing
87
Politeknik Negeri Jakarta
4.3.2
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Metode Kerja Chute Wall dan Chute Slab Berikut adalah tabel daftar alat dan material dan tabel daftar tenaga kerja : Tabel 4.2 Daftar Alat dan Material
Tabel 4.3 Daftar Tenaga Kerja
88
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Berikut adalah gambar layout chute wall dan chute slab :
Gambar 4.41 Layout
Berikut adalah flowchart dari pekerjaan chute wall dan chute slab :
Gambar 4.42 Flowchart
89
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Berikut adalah gambar sequence pekerjaan chute wall dan tahap pelaksanaan pekerjaan pengecoran chute wall :
Gambar 4.43 Sequence Pekerjaan Chute Wall
Gambar 4.44 Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Wall Tahap 1
Gambar 4.45 Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Wall Tahap 2
90
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.46 Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Wall Tahap 3
Gambar 4.47 Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Wall Tahap 4
91
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.48 Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Wall Tahap 5
Langkah pekerjaan Chute Wall adalah sebagai berikut : a) Penggalian dan pengeboran blok yang akan dikerjakan. b) Pembersihan blok dari clay stone dan wheater stone. c) Pengeboran saluran drainase (pipa Ø 6 inchi) dengan kedalaman 50 cm sesuai dengan gambar rencana. d) Pembuatan formwork sesuai dengan gambar rencana. e) Memulai pengecoran dengan beton type B dengan menggunakan concrete pomp.
Berikut adalah gambar sequence pekerjaan chute wall dan tahap pelaksanaan pekerjaan pengecoran chute wall :
Gambar 4.49 Sequence Pekerjaan Chute Slab
92
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.50 Potongan Melintang Chute Slab
Gambar 4.51 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Slab
Gambar 4.52 Curing Pada Chute Slab
93
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.53 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Slab Kondisi Slope 42o
Gambar 4.54 Detail Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Chute Slab Kondisi Slope 42o
94
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.55 Pelaksanaan Viberasi Pada Pekerjaan Pengecoran Chute Slab Kondisi Slope 42o
Gambar 4.56 Concrete Slab Blok-V
95
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Langkah pekerjaan Chute Slab adalah sebagai berikut : a) Dilakukan penggalian dan pengeboran saluran drainase sesuai dengan gambar rencana. b) Blok yang akan dikerjakan dibersihkan. c) Dibuat formwork sesuai dengan gambar rencana (tebal slab 80 cm). d) Pengecoran menggunakan concrete pomp dengan beton type B. 4.3.3
Studi Kasus 1. Keretakan Beton (Crack) Keretakan pada beton atau yang disebut juga dengan crack terjadi akibat adanya perbedaan suhu yang cukup signifikan atau disebut juga coldjoin. Coldjoin terjadi akibat tidak adanya tulangan susut dan juga metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran yang kurang tepat. Bertemunya beton segar dengan suhu yang perbedaan suhunya cukup signifikan akan mengakibatkan keretakan pada saat beton mencapai kondisi setting. Oleh sebab itu proses pengecoran dilakukan secara continue, maksudnya adalah proses pengecoran tidak boleh terputus sampai volume kontruksi yang dicor tercapai agar tidak terjadi perbedaan suhu yang signifikan antara beton segar yang sudah dituang dari Truxk Mixer satu dengan beton segar yang akan dituang dari Truck Mixer lainnya. Karena itu Truck Mixer tidak boleh mengalami hambatan saat menuju lokasi pengecoran agar tidak terjadi keterlambatan penuangan beton segar berikutnya. Selesih waktu yang dapat ditoleransi adalah 10 menit. Namun pada dasarnya pada konstruksi beton dengan volume yang besar seperti pada proyek ini sangat lah sulit untuk tidak terjadi keretakan pada beton. Volume yang besar membuat proses pemerataan beton segar dengan viberator menjadi cukup karena tidak dapat dipastikan apakah sudah benar-benar padat dan merata. Selain itu pengecoran dengan volume yang besar juga memakan waktu yang cukup lama sehingga membuat para pekerja sangat kelelahan yang berakibat proses pengecoran terganggu dan selisih waktu antar penuangan beton segar tidak konstan. Sebagai contoh, apabila volume konstruksi yang akan dicor adalah 300 m3 sedangakan volume beton segar yang diangkut Truck Mixer hanya 96
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
6 m3 per Truck Mixer, maka total Truck Mixer yang datang adalah 50 Truck Mixer. Kemudian apabila satu Truck Mixer membutuhkan waktu selama kurang lebih 10 menit untuk penuangan beton segar, maka total waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi volume konstruksi sebesar 300 m3 adalah 500 menit atau 8,3 jam. Pekerjaan pengecoran ini dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti sampai volume konstruksi terpenuhi, karena itu para pekerja akan sangat kelelahan yang akan menggangu proses vibrasi dan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas beton.
Berikut adalah gambar dari keretakan halus yang terjadi :
Gambar 4.57 Keretakan Halus Pada Beton
Beberapa cara untuk mengatasi keretakan pada beton adalah : a) Memperbesar agregat b) Menurunkan nilai workability c) Memperkecil suhu beton segar
97
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Namun kasus keretakan yang terjadi pada Chute Wall dalam proyek ini tidak lah terlalu berbahaya. Keretakan yang terjadi hanya keretakan halus yang penanggulangannya hanya ditambal dengan adukan pasta. Akan tetapi pengawasan terhadap suhu beton sangat lah penting dalam proyek ini, karena permasalahan suhu beton marupakan permasalahan utama dalam proyek ini dilihat dari lokasi proyek yang di pegunungan dan cuaca yang sangat panas. Toleransi suhu yang dapat diterima adalah 30o C. 2. Beton Ngeplin Beton ngeplin adalah kondisi beton yang tidak sesuai dengan yang diinginkan pada saat beton dalam kondisi setting. Dalam proyek ini kasus yang terjadi adalah kondisi permukaan beton Left Chute Wall blok M layer 3 yang menonjol keluar atau tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini diakibatkan oleh pemasangan formwork yang kurang baik sehingga pada saat pengecoran formwork bergerak dan bentuk formwork tidak lagi sesuai yang diinginkan. Berikut adalah gambar dari kondisi beton yang diharapkan :
Gambar 4.58 Kondisi Beton Yang Diharapkan
98
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Berikut adalah gambar beton ngeplin yang terjadi pada Left Chute Wall blok M layer 3 :
Gambar 4.59 Beton Ngeplin Pada Left Chute Wall Blok M Layer 3
Berikut adalah langkah-langkah improvement beton ngeplin yang disertai dengan gambar :
Gambar 4.60 Improvement Beton Ngeplin Langkah 1
99
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.61 Improvement Beton Ngeplin Langkah 2
Gambar 4.62 Improvement Beton Ngeplin Langkah 3
100
Politeknik Negeri Jakarta
4.4
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Fasilitas Konstruksi 4.4.1
Batching Plan Batching plan merupakan fasilitas untuk menyimpan material beton dan juga tempat proses pembuatan beton. Berikut adalah komponen-komponen yang ada pada fasilitas batching plan :
Gambar 4.63 Reaktor Pencampur Komponen Beton
101
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.64 Penyimpanan Material Agregat
Pada Batching Plan milik kontraktor Pembangunan Perumahan (PP) ini penyimpanan material agregatnya kurang baik karena hanya ditumpuk dan dipilah-pilah begitu saja seperti pada gambar 4.x tanpa ada tenda untuk melindungi material agregat dari sinar matahari (sadding) dan tanpa ada ciller atau penyiraman menggunakan air es untuk membuat semua material menjadi jenuh air dan mendinginkan material. Air yang digunakan berasal dari sungai yang ada pada proyek tersebut. Salah satu cara untuk menjaga suhu ini penting karena pada akhirnya material yang panas akan mempengaruhi suhu beton. Batching Plant PP ini hanya menggunakan balok es untuk mengendalikan suhu beton, cara ini digunakan tergantung dari cuaca dan suhu yang diinginkan. Untuk 1 m3 beton menggukan 100 liter air es. Selain itu juga ada yang disebut Coolin Pipe System (CPS), yaitu meletakkan pipa di dalam beton kemudian pipa dialiri nitrogen sehingga beton menjadi dingin. Namun sampai pada penulis selesai kerja praktek di proyek ini, sistem CPS ini belum digunakan.
Berikut adalah gambar sistem pendingin untuk beton pada Batching Plan ini :
102
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.65 Sistem Pendingin Beton
Batching Plan ini juga menggunakan produk Sika, yaitu Sika AER sebagai bahan admixture dan Sikament LN sebagai bahan superplasticizer. Fungsi dari Sika AER adalah konsentrat penjebak udara siap pakai untuk meningkatkan daya tahan beton, sedangkan Sikament LN adalah bahan pengurang air dan superplasticizer yang sangat efektif untuk mempercepat pengerasan beton dengan keadaan beton yang masih mudah dikerjakan. Selain itu pada fasilitas Batching Plan ini juga dilakukan beberapa pengujian pada beton yang diproduksi. Pengujian yang dilakukan antara lain uji slump yang juga dilakukan di lokasi pengecoran, pemeriksaan suhu beton, pengujian air containt, dan pengujian compresive strength.
Berikut adalah gambar dari air containt dan pengujian compresive strength yang dilakukan di Batching Plan :
103
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.66 Alat Penguji Air Containt
Gambar 4.67 Pengujian Air Containt
104
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Nilai dari pengujian air containt yang diijinkan adalah 5 ± 1
Gambar 4.68 Pengambilan Sampel Untuk Pengujian Compresive Strength
Penagmbilan sample itu sendiri adalah 6 sample untuk 0-20³ beton ( 3 sample untuk 7 hari dan 3 sample untuk 28 hari ). Kemudian setiap 50³ beton hanya diambil 3 sample untuk 28 hari. Silinder yang digunakan berdiameter 15 cm dengan tinggi 30 cm.
4.4.2
Alat Berat 1. Excavator Exkavator dalam proyek pembangunan Bendungan Jatigede memiliki kapasitas sebesar 0,8 dan 1,3 m3. Exkavator berfungsi sebagai alat pembuat jalan, pengangkutan dan penggalian tanah. Exkavator ini harus dirawat dengan baik agar dapat menjalankan fungsinya. Salah satu proses perawatan exkavator adalah pemberian pelumas pada bagian-bagian tertentu. Gambar exkavator dan pemberian pelumas pada exkavator dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
105
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.69 Excavator Merk Caterpilar
Gambar 4.70 Pemberian Pelumas Pada Excavator
2. Truck Mixer Truck mixer merupakan alat pengangkut beton yang siap untuk dicor. Truk ini memiliki kapasitas 8 m3, namun biasanya Truck Mixer hanya diisi 5-6 m3 tergantung medan yang ditempuh. Karena apabila Truck Mixer diisi terlalu penuh beton dalam Truck Mixer dapat tumpah dan berceceran di sepanjang jalan menuju lokasi pengecora. Jumlah truck mixer yang beroperasi disesuaikan dengan kebutuhan beton yang akan dicor. Berikut merupakan gambar Truck Mixer yang digunakan :
106
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 4.71 Truck Mixer
3. Concrete Pomp Concrete Pomp digunakan apabila lokasi penuangan beton segar sulit dijangkau. Namun ada beberapa syarat dalam penggunaan Concrete Pomp, yaitu jarak yang harus dijangkau tidak lebih dari 30 m, karena belalai Concrete Pomp hanya sepanjang 30 m. Syarat lainnya adalah Concrete Pomp hanya dapat digunakan untuk beton segar dengan agregat 5-20 mm dan 20-40 mm, karena apabila agregatnya lebih besar dari 20-40 mm, agregat dapat tersendat di dalam belalai Concrete Pomp. Berikut adalah gamabar Concrete Pomp yang digunakan :
Gambar 4.72 Concrete Pomp
4. Crawler Drill Crowler Drill merupakan alat bor yang digunakan untuk membuat lubang yang cukup dalam. Alat ini digunakan pada area main 107
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
dam, spillway dan pembuatan lubang blasting. Diameter bor sebesar 5, 7,5, 8, 9 cm disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Diameter bor yang biasa digunakan pada proses blasting dan grouting ialah 7,5 cm. Gambar crowler drill dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 4.73 Crawler Drill
5. Dump Truck Dump
truck
merupakan
peralatan
pengangkutan
yang
digunakan pada suatu proyek pembangunan. Pada proyek Bendungan Jatigede ini terdapat dua tipe dump truck yang dibedakan berdasarkan kapasitas pengangkutannya. Berikut adalah gambar Dump Truck yang digunakan :
Gambar 4.74 Dump Truck Merk Volvo
108
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Gambar 4.75 Dump Truck Merk Terex
109
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
Politeknik Negeri Jakarta
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan dari kerja praktik di proyek Bendungan Jatigede, menurut pengamatan kami maka dapat disimpulkan beberapa aspek diantaranya mengenai menejemen proyek di Bendungan Jatigede, pelaksanaan di lapangan, serta penerapan K3LM pada proyek Bendungan Jatigede : 1. Proses Pelaksanaan Proyek a) Dalam proses pelaksanaan poyek, pekerjaan konstruksi yang ada di bagian Chute Way sudah dilaksanakan sesuai urutan pekerjaan yang telah ditentukan. Mulai dari pengukuran awal, penggalian, pembuatan slope protection, pekerjaan Chute Wall yang terdiri dari penggalian drainase, instalasi drainase, pembuatan formwork Chute Wall, chiping, pengecoran, hingga curing, dan pekerjaan Chute Slab yang terdiri dari penggalian drainase, instalasi drainase, pembuatan formwork, chiping, pengecoran hingga curing. b) Seluruh pekerjaan yang ada di bagian Chute Way sudah dilaksanakan sesuai metode yang ditentukan seperti dalam pekerjaan drainase, pembuatan formwork, chiping, pengecoran, hingga curing. c) Kendala yang terjadi seperti keretakan halus pada beton akibat coldjoin dan beton ngeplin pun sudah ditangani dengan baik sesuai dengan improvement mothode. d) Kinerja alat berat dan batching plan baik dari segi SDM atau pun alat-alatnya sudah cukup baik dengan melaksanakannya berbagai percobaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. e) Kualitas yang dihasil dari seluruh pekerjaan Chute Way juga sudah cukup sesuai dengan yang diinginkan.
110
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
2. Manajemen Proyek a) Progress pekerjaan saat penulis memulai kerja praktik mencapai 16 % dari total seluruh kegiatan pembangunan. Progress tersebut menjadi 30 % saat penulis mengakhiri kerja praktik. b) Bobot pekerjaan spillway adalah 30 % dari total seluruh kegiatan pembangunan. c) Saat memulai melakukan kerja praktik di lokasi spillway, progress pekerjaan di lokasi tersebut telah mencapai 16 % dari total penyelesaian pekerjaan spillway. d) Progress spillway dari kurva S mengalami keterlambatan dari target yang sudah direncanakan. e) Pengorganisasian proyek / industri sudah cukup baik. Selain itu kerjasama dengan kontraktor asing (China) juga sudah berjalan cukup lancar. Kendala hanya ada pada perbedaan bahasa. Untuk segi pemikiran sudah cukup sejalan. f) Pembagian tugas terhadap tiap kontraktor sudah jelas dan teratur.
3. Pelaksanaan Di Lapangan a) Dalam pekerjaan spillway mengalami banyak hambatan. Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak terduga, seperti faktor cuaca yang tidak mengalami musim kemarau atau hujan sepanjang tahun, kondisi geologi spillway juga mempengaruhi keterlambatan progres pekerjaan, seperti daya dukung batuan pondasi yang tidak memenuhi kriteria desain. b) Pekerjaan spillway sudah baik dan selalu dalam pengawasan yang ketat. c) Semua kegiatan sudah diatur dan direncanakan dengan baik dan sudah dikoordinasikan terlebih dahulu antara pihak PU, pelaksana, dan konsultan.
4. Penerapan K3 Kesadaran terhadap pentingnya K3 di lapangan sudah bagus dan sudah terlaksana dengan baik, baik dari pihak PU, kontraktor, maupun pekerja itu sendiri.
111
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
5. Struktur Organisasi dan Job Description a) Struktur organisasi dan job description sudah terlampir pada bab II dan bab III. Sampai dengan penulis menyelesaikan kerja praktiknya struktur organisasi dan job description di lokasi proyek sudah sesuai dengan yang terlampir pada bab II dan bab III. b) Kerjasama, tugas, dan tanggung jawab tiap personel sudah sesuai dan berjalan dengan cukup baik. c) Hirarki yang ada juga sudah cukup baik dan jelas, namun masih ada beberapa penumpukan jabatan pada beberapa personel.
5.2
Saran Adapun saran yang dapat kami berikan diantaranya yaitu : 1. Dalam Segi Proses Pelaksanaan Proyek Dalam proses pelaksanaan proyek hal sekiranya perlu ditingkatkan adalah kecepatan dalam bekerja agar tidak terjadi keterlambatan dalam jadwal.
2. Dalam Segi Manajemen Proyek a) Dalam segi menejemen pada proyek pembangunan Bendungan Jatigede sudah cukup bagus, tetapi sebaiknya dilakukan usaha – usaha yang maksimal dalam setiap pekerjaan untuk mengejar target yang telah ditentukan, seperti penambahan jam kerja, penambahan jumlah concrete pump untuk pekerjaan pengecoran, perbaikan access jalan supaya tidak licin dan mengganggu kelancraran lalu lintas. b) Penggunaan tenaga kerja gabungan (China dan Indonesia) lebih diperhatikan dikarenakan aspek bahasa yang berbeda. Agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi, dan juga agar tidak mudah mengganti-ganti key person kontraktor agar kesinambungan pekerjaan bisa berjalan dengan baik.
3. Dalam Segi Pelaksanaan Di Lapangan
112
Politeknik Negeri Jakarta
Herianto Siahaan (310812026Y) Indra Jatmiko (310812030X)
a) Segala sesuatu yang bersangkutan dengan masalah/pekerjaan dilapangan, sebaiknya di koordinasikan terlebih dahulu dengan pihak PU agar tidak terjadi kesalahan dalam pekerjaan. b) Dalam segi pelaksanaan di lapangan, keretakan pada beton sebenarnya dapat dihindari dengan dengan meminimalisasi perbedaan suhu dalam beton dengan suhu luar dengan curing yang baik, atau dengan memanaskan suhu luar di sekitar beton. c) Sebaiknya setiap inspektor lapangan harus mempunyai Construction Drawing pekerjaan, agar memudahkan dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
4. Dalam Segi Penerapan K3 a) Pembangunan Bendungan Jatigede memiliki area proyek yang luas dan bekerja selama 24 jam, sehingga diperlukan penerangan jalan di area-area tertentu serta rambu-rambu pemberitahuan/peringatan agar dapat mengurangi resiko kecelakaan. b) Pada pembangunan Proyek Bendungan Jatigede baik dari pihak SNVT maupun kontraktor Pembangunan Perumahan (PP) sudah cukup bagus dan disiplin dalam penerapan K3 di lapangan khusunya di bangunan Spillway.
5. Dalam Segi Struktur Organisasi dan Job Description Penataan kembali untuk hirarki pada struktur organisasi agar tidak terjadi penumpukan jabatan. Jika perlu dan memungkinkan, dapat dilakukan penambahan personel.
113
View more...
Comments