laporan pkl fix.docx

January 24, 2019 | Author: adamsiswoaji | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download laporan pkl fix.docx...

Description

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini berkembang dengan cepat. Sebagai salah satu pihak aktif dalam bidang pengembangan teknologi, mahasiswa diharapkan mengikuti dan menyesuaikan kemajuan teknologi. Bidang industri

adalah

salah

satu

bidang

yang

berperan

penting

dalam

 perkembangan teknologi masa kini. Agar dapat terjun dalam bidang industri maka mahasiswa dituntut mempunyai ketrampilan dan kemampuan dalam dunia kerja yang sesuai dengan ilmu yang ditekuni. Sumber daya manusia yang berkualitas sangatlah dibutuhkan dalam menghadapi era globalisasi dunia. Lembaga Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang mampu bersaing di era global. Politeknik merupakan salah satu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang terampil, proffesional dan siap bekerja sesuai bidang spesifikasinya. Untuk menunjang upaya tersebut, Politeknik Negeri Malang, jurusan teknik elektro, program studi teknik elektronika berupaya meningkatkan skill bagi mahasiswanya, sehingga dilakukan praktek kerja lapangan yang wajib diikuti oleh mahasiswa. Hal ini dimaksudkan karena permasalahan yang terjadi di dunia industri umumnya sangat berbeda dengan yang didapatkan dibangku perkuliahan. Praktek Kerja Lapangan merupakan bagian dari sistem pelatihan kerja yang

diselenggarakan

secara

terpadu

antara

pelatihan

di

lembaga

 pelatihan/industri dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan da n  pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses  produksi barang dan/atau jasa di industri, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Adanya kecenderungan mahasiswa yang kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja karena kurangnya  pengalaman praktis dalam waktu studi formal, sehingga menyebabkan menyebabkan

POLITEKNIK NEGERI MALANG

1

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON  praktek kerja lapangan menjadi salah satu sarana yang penting untuk mengatasi kondisi tersebut. Pada umumnya dunia industri akan sangat efektif dalam memilih lulusan yang benar-benar professional dan sesuai dengan spesifikasi  perusahaan yang bersangkutan. Dengan adanya kerja praktek diharapkan mahasiswa dapat lebih aplikatif terhadap ilmu yang telah diterima pada saat masa perkuliahan. Selain itu mahasiswa diharapkan mampu menemukan, menemukan, memahami, menjelaskan serta dapat menyelesaikan men yelesaikan masalah yang muncul di lapangan. Menimbang hal-hal tersebut, maka kami memilih PT.PJB UBJ O&M PAITON BARU, JAWA TIMUR (Unit 9) sebagai wadah serta tempat untuk melakukan kegiatan praktek kerja lapangan dimana kami ingin mempelajari instrument-instrument control pada proses produksi yang terdapat di PT.PJB UBJ O&M PAITON BARU, JAWA TIMUR (Unit 9). PT. PJB UBJ O&M PAITON merupakan salah satu perusahaan yang  bergerak dibidang pembangkitan tenaga listrik li strik terletak di kecamatan Paiton, kota Probolinggo, Jawa Timur. PT. PJB UB JOM PAITON merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satu anak Perusahaan Listrik  Negara (PLN) yang bertugas melayani penyediaan

kebutuhan listrik

masyarakat. 1.2

Tujuan

Kegiatan praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga professional, disiplin, kreatif, dan jujur untuk meningkatkan etos kerja. 1.

Bagi Mahasiswa a) Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan pada kegiatan yang nyata di dunia industri.  b) Memperdalam dan meningkatkan kualitas, keterampilan dan kreatifitas pribadi yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki. c) Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi situasi dan kondisi lingkungan kerja serta mempersiapkan langkahlangkah yang diperlukan untuk terjun ke dunia industri. POLITEKNIK NEGERI MALANG

2

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON  praktek kerja lapangan menjadi salah satu sarana yang penting untuk mengatasi kondisi tersebut. Pada umumnya dunia industri akan sangat efektif dalam memilih lulusan yang benar-benar professional dan sesuai dengan spesifikasi  perusahaan yang bersangkutan. Dengan adanya kerja praktek diharapkan mahasiswa dapat lebih aplikatif terhadap ilmu yang telah diterima pada saat masa perkuliahan. Selain itu mahasiswa diharapkan mampu menemukan, menemukan, memahami, menjelaskan serta dapat menyelesaikan men yelesaikan masalah yang muncul di lapangan. Menimbang hal-hal tersebut, maka kami memilih PT.PJB UBJ O&M PAITON BARU, JAWA TIMUR (Unit 9) sebagai wadah serta tempat untuk melakukan kegiatan praktek kerja lapangan dimana kami ingin mempelajari instrument-instrument control pada proses produksi yang terdapat di PT.PJB UBJ O&M PAITON BARU, JAWA TIMUR (Unit 9). PT. PJB UBJ O&M PAITON merupakan salah satu perusahaan yang  bergerak dibidang pembangkitan tenaga listrik li strik terletak di kecamatan Paiton, kota Probolinggo, Jawa Timur. PT. PJB UB JOM PAITON merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satu anak Perusahaan Listrik  Negara (PLN) yang bertugas melayani penyediaan

kebutuhan listrik

masyarakat. 1.2

Tujuan

Kegiatan praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga professional, disiplin, kreatif, dan jujur untuk meningkatkan etos kerja. 1.

Bagi Mahasiswa a) Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan pada kegiatan yang nyata di dunia industri.  b) Memperdalam dan meningkatkan kualitas, keterampilan dan kreatifitas pribadi yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki. c) Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi situasi dan kondisi lingkungan kerja serta mempersiapkan langkahlangkah yang diperlukan untuk terjun ke dunia industri. POLITEKNIK NEGERI MALANG

2

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON d) Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai generasi terdidik untuk nantinya dapat terjun dalam masyarakat terutama di lingkungan industri. 2.

Bagi Politeknik Negeri Malang Jurusan Teknik Elekro Program Studi Teknik Elektronika a) Mencetak calon tenaga kerja yang terampil dan jujur dalam menjalankan tugas. Sebagai masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang sudah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil di bidangnya.  b) Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan politeknik khususnya Politeknik Negeri Malang, Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Elektronika kepada badan usaha perusahaan yang membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang dihasilkan oleh Politeknik Negeri Malang.

3.

Bagi Perusahaan yang Bersangkutan a) Sebagai sarana untuk mengetahui kualitas pendidikan yang ada di institusi pendidikan khususnya Politeknik Negeri Malang.  b) Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara  perusahaan dengan Politeknik Negeri Malang dimasa yang akan datang, khususnya mengenai rekruitmen tenaga kerja.

1.3

Batasan Masalah

Batasan masalah yang dibahas pada laporan kerja praktik ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi proses DGA pada sistem pendingin minyak trafo

tahun 2017 bulan Juni trafo 20/ 6,3 kV di Paiton unit 9 2. Menjelaskan minyak mineral pada proses DGA untuk sistem pendingin

minyak trafo 20/6,3 kV di Paiton unit 9. 3. Penelitian ini hanya mencari berbagai indikasi kegagalan yang

disesuaikan dengan standar analisis tertentu, dan tindakan yang harus dilakukan

POLITEKNIK NEGERI MALANG

3

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 1.4

Tempat dan Waktu

Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan di PT.PJB UBJ O&M PAITON BARU, JAWA TIMUR (Unit 9) di Jalan Raya Surabaya –  Situbondo Km . 141 Paiton, Jawa Timur. Waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan mulai tanggal 23 Januari 2017-17 Februari 2017 dan disesuaikan jam kerja. Sedangkan lokasi pelaksanaan praktek kerja disesuaikan dengan setiap kegiatan pada bagian Department Electrical Instrument dan Control di PT.PJB UBJ O&M PAITON BARU, JAWA TIMUR (Unit 9) . 1.5

Metode Penelitian

Untuk

mengumpulkan

data

yang

diperlukan

sebagai

 penyusunan laporan, penulis menggunakan tiga metode yaitu

proses :

1. Metode Pengamatan Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap masalah atau obyek yang di teliti. 2. Metode Interview Penulis mengadakan wawancara dan tanya jawab secara langsung  pada pihak terkait dengan obyek data penelitian. 3. Metode Studi Literatur Penggunaan

buku-buku

literatur

sebagai

referensi

untuk

mendapatkan penjelasan teori berdasarkan penjelasan dilapangan dan pencarian data-data yang berhubungan dengan masalah pada objek pengamatan dan penelitian.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1.

SEJARAH PERUSAHAAN

POLITEKNIK NEGERI MALANG

4

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON PT. PJB UBJ O&M ( Pembangkitan Jawa Bali Unit Bisnis Jasa Operation and Maintenance  ) PLTU Paiton adalah salah satu proyek  pembangkit yang ditangani pemerintah dalam menanggulangi krisis energi di

Indonesia

yang

diberi

nama

Proyek

Percepatan

10.000

MW.

Pembangunan Proyek Percepatan ini terdiri atas 10 pembangkit dibangun di  pulau Jawa dan 25 pembangkit dibangun di luar pulau Jawa. Berdasarkan RUPS PJB tanggal 28 Januari 2008 dan  Letter of Intent PLN tanggal 25 Juli 2008, PJB ditetapkan sebagai pengelola O & M untuk 4 proyek Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) 10.000 MW : Rembang, Indramayu, Pacitan, Paiton baru unit 9. Paiton Baru unit 9 mempunyai kapasitas 660 MW, terletak diantara desa Sumber Glatik dan desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo,

Jawa Timur atau sekitar 35 km sebelah timur kota

Probolinggo dan berada sekitar 140 km timur laut dari kota Surabaya. Proyek ini dibangun di lahan seluas 48 hektar terletak di komplek area  pembangkit yang sudah beroperasi yaitu PLTU unit 1, 2 milik PT. PJB (Pembangkitan Jawa Bali), PLTU unit 3,4 dalam tahap pembangunan, PLTU unit 5, 6 milik PT. YTL (Yeoh Tiong Lay), dan PLTU 7, 8 milik PT. IPMOMI (International Power Misui Operation and Maintenance ). Kontrak proyek ini ditandatangani tanggal 12 Maret 2007 dengan nomor kontrak 047.PJ/041/DIR/2007 dan nilai kontrak sebesar USD. 428,127,137.46

dan

Rp.

777.293.309.115,90

dengan

kontrak

EPC

( Engineering Procurement Construction). Pelaksana proyek dikerjakan oleh Consortium Harbin Power Engineering Co. Ltd ( HPE ) dari China sebagai  Leader Consortium

dengan partner Lokal MSHE ( PT. Mitra Selaras

Hutama Energi ), sedangka006E sebagai institut desain dari China adalah CSEPDI ( Central Southern China Electric Power Design Institute ). Dari Jasa Konsultan QA/QC adalah BVI (  Black and Veatch  International Company ). Perencanaan Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) 500kV dan 150 kV akan diinterkoneksikan dengan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Paiton. Dengan adanya proyek ini, maka

POLITEKNIK NEGERI MALANG

5

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON masing-masing elemen dari PT. PLN ( Persero ) memiliki tugas sebagai  berikut: a. Sebagai pengendali proyek adalah Unit Pembangkit Indramayu.  b. Sebagai Supervisi Konstruksi adalah PT. PLN ( Persero ) Jasa Manajemen Konstruksi. c. Sebagai Supervisi Sertifikasi dan Laik Operasi adalah PT. PLN (Persero) (Jasa Sertifikasi). Dalam pelaksanaan pembangunan PLTU Paiton terdiri dari 9 unit, yaitu sebagai berikut: Table 2.1 Perencanaan PLTU Paiton

Perencanaan

Unit

Kapasitas

Kapasitas

Per Unit

Total ( MW )

Keterangan

( MW ) Tahap I

1&2

400

800

PLN

Tahap 2

3&4

400

800

PLN

Tahap 3

5&6

600

1200

Swasta II

Tahap 4

7&8

600

1200

Swasta I

Tahap 5

9

660

660

PLN

Dalam penggunaan bahan bakar batu bara, kebutuhan akan batu bara di pasok dari tambang paringin dan tutupan Kalimantan selatan, Tambang lati Kabupaten Berau Kalimantan Timur dan juga disuplay oleh PT. Multi Harapan Utama. Jumlah pemakaian untuk operasional unit 9 pembangkit Paiton di perkirakan untuk pengoprasian di butuhkan 600 ton perhari, hal ini di rencanakan sesuai dengan kebutuhan dan beban untuk unit pembangkit  paiton. Untuk keperluan sarana konstruksi, operasi untuk mengisi boiler dan untuk keperluan lainnya membutuhkan air tawar yang di ambil dari sumber air tawar di daerah Klontong yang terletak di daerah Besuki, air tawar yang di gunakan untuk operasi, terlebih dahulu melalui proses pengolahan sebelum digunakan sebagai air proses pada peralatan pembangkit. Selain di gunakan air tawae sebagai air proses, air laut yang di dapat yang di dapat di sekitar area pembangkit juga bisa digunakan pendingin.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

6

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Dalam hal sarana dan prasarana, dibangun 2 dermaga sebagai sarana  pendukung, yaitu: 1. Dermaga bongkar muat peralatan dengan kapasitas 8.000 DWT. 2. Dermaga pengiriman batu bara dengan kapasitas 80.000 DWT. Untuk menanggulangi adanya abu hasil pembakaran batu bara,  pengendalian abu tersebut disediakan lahan khusus sebagai tempat  penampung yang tempatnya tidak jauh dari PLTU Paiton. Abu tersebut dibasahi agar tidak berterbangan di tiup angin dan kemudian dipadatkan. Adapun kegunaan dari abu yang merupakan limbah pembakaran batu bara tersebut adalah: 1. Pembuatan agregat, keraik, sumber bahan kimia (SiO2,Al2O) 2. Sebagai bagai bahan campuran batako, konkret blok,con-blok 3. Sebagai bahan semen Penanggulangan dampak lingkungan di lakukan dengan memasang cerobong asap (chimmey) setinggi 200m dengan dilengkapi dengan alat hasil pembakaran yang berupa SO2, Nox dan Co arah dan kecepatan angin di padang peralatan air monitoring shelter.

2.2.

LOKASI PERUSAHAAN

a. Lokasi Proyek: Desa Bhinor,Kecamatan Paiton –  Kab.Probolinggo  b. Koordinator Geografis

: 070 42’ 33” S dan 113 0 34’ 33” E

c. Perbatasan

:

a) Sebelah utara

: Laut Jawa, Selat Madura.

 b) Sebelah timur

: Kompleks PLTU Paiton Unit 1-8.

c) Sebelah selatan : Jalan Raya Probolinggo –  Situbondo d) Sebelah barat

: Garis Pantai Lokasi Pembangunan PLTU

d. Luas Area

: 420.187 m 2 atau 42 ha

e. Kapasitas

: 1 x 660 MW

f. Spek Bahan Bakar

: Batu Bara Kalori Rendah

g. Kebutuhan Batu Bara

: 2.7 juta ton/tahun

h. Denah Lokasi PLTU PT. PJB UBJOM Unit 9

POLITEKNIK NEGERI MALANG

7

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 2.1. Denah lokasi PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton

2.3.

STUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

POLITEKNIK NEGERI MALANG

8

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 2.2. Stuktur Organisasi Perusahaan 2.4.

VISI dan MISI PERUSAHAAN POLITEKNIK NEGERI MALANG

9

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON a. Visi Perusahaan 

Menjadi Unit Jasa O&M Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara terbaik di Indonesia

 b. Misi Perusahaan 

Menjadi Unit Jasa O&M yang mandiri, handal & efisien.



Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola pembangkitan dan sinergi bisnis partner dengan metoda best practice dan ramah lingkungan.



Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi teknik dan manajerial yang unggul dan berwawasan  bisnis.

2.5.

Strategi O&M PJB 

Menerapkan O&M dengan kaidah Asset Management Best Practices



Tahap Mobilisasi (O&M) selesa paling lambat 3 bulan sebelum COD



Berpartner dengan O&M Svc. Int’l



Technical Support oleh Konsultan Ahli batubara.



2.6.

 Benchmarking ke perusahaan pengelola PLTU China “yang berhasil”

Bentuk dan Badan Hukum Perusahaan

PT. PJB UB J O&M Paiton adalah suatu perusahaan milik pemerintah yang didirikan dengan maksud untuk mengusahakan penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dalam jumlah dan mutu memadai dengan tujuan: a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil, makmur dan merata.  b. Mendorong peningkatan kegiatan ekonomi. c. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan  penyediaan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.

d. Menjadi perintis kegiatan usaha penyediaan tenaga listr ik yang

POLITEKNIK NEGERI MALANG

10

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON  belum dapat diusahakan oleh sektor swasta dan koperasi.

2.7.

Bidang Pekerjaan Perusahaan

PT. PJB UB JOM PAITON adalah anak perusahaan dari PT. PLN yang bergerak dibidang industri yang menghasilkan produk berupa tenaga listrik yang disalurkan ke wilayah-wilayah seluruh jawa dan bali.

2.8.

Bagian/Divisi Tempat Prakerin

Bagian atau Divisi yang ditempatkan untuk kami Prakerin adalah  bagian Pemeliharaan bagian

“Instrument and Control” .

Divisi  Instrument 

and control   bertugas merawat, memperbaiki, mengoperasikan, serta  pengecekan alat/perangkat yang bersifat elektrik dalam area-area tertentu (Boiler, Turbine, Coal Handling Area, dll). Dalam tugas yang diberikan oleh atasan, dilakukan oleh beberapa teknisi dan dari PT lain yang membantu dalam mengerjakan tugas tersebut. Yang dilakaukan sebelum melakukan tugas adalah perlengkapan safety yang paling utama. Jika tidak terpenuhi maka teknisi tidak boleh mengerjakan tugas tidak terkecuali mahasiswa PKL. Tugas kami adalah mengikuti perintah yang diberikan oleh teknisi, menanyakan apa yang perlu diketahui terutama ilmu-ilmu yang belum kami dapat di perkuliah, dan membantu bila teknisi mengizinkan untuk membantu.

2.9.

Uraian Tugas 1. General Manager

Manajer yang bertugas mengelola peningkatan kerja operasi dan kompetensi

SDM

unit

pembangkitan

Paiton

sehingga

mampu

memproduksi tenaga listrik dengan efisien, mutu dan keandalan yang tinggi dengan tetap memperhatikan aspek komersial, dengan harga jual kompetitif sesuai kontrak kinerja yang ditetapkan oleh direksi PT. PJ B.

2. Manajer Operasi

POLITEKNIK NEGERI MALANG

11

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi program bidang operasi dan pengendalian bahan bakar yang mencangkup penentuan dan  penilaian kualitas (efektif dan efisiensi) pelaksanaan pengendalian operasi unit pembangkit paiton. Serta mengumpulkan dan mendokumentasi pelaksanaan bidang operasi dan bahan bakar sebagai bahan evaluasi. 

Supervisor Senior Bahan Bakar & Niaga

Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan operasi  pada

unit

9

serta

menentukan

tindakan

teknis

pada

setiap

 permasalahan yang timbul pada pelaksanaan program kerja. 

Supervisor Senior Produksi

Membantu DM dalam menyusun rencana dan anggaran bidang  pengendalian operasi dan menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi

tersebut

kedalam

fungsi

produksi,

melaksanakan

dan

mengendalikan agar dicapai proses produksi tenaga listrik yang efektif dan efisien sesuai rencana operasi. 

Supervisor Senior Kimia dan Laboratorium

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang kimia serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi kimia teknik dan laboratorium, melaksanakan dan mengendalikan agar mencapai sasaran unit pembangkit paiton sesuai dengan standar / ketentuan yang  berlaku. 

Supervisior Senior Rendal Operasi

Membantu manager operasi melaksanakan operasi dan pengendalian unit dalam proses produksi.

3. Manajer Pemeliharaan

POLITEKNIK NEGERI MALANG

12

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bidang  pengendalian, pemeliharaan agar selalu siap beroperasi setiap saat sehingga mampu mendukung upaya pencapaian sasaran Unit Pembangkitan Paiton sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan redaksi. 

Supervisor Senior Rendal Pemeliharaan

Melakukan koordinasi atas pelaksanaan kegiatan perencanaan,  pengendalian, dan pemeliharaan secara prediktif, preventif, korektif, dan emergency di unit 9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara optimal dalam mencapai sasaran unit pembangkit, sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan direksi. 

Supervisor Senior Outage Management

Melakukan perencanaan dan koordinasi atas pelaksanaan shutdown unit 9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara optimal dalam mencapai sasaran unit pembangkit, sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan direksi. 

Supervisor Senior Harian Mesin 1 (Boiler , Turbin dan Alat-

alat Bantu)

Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada bidang mekanis unit 9 UP Paiton untuk mendukung  pengoperasian unit secara optimal. 

Supervisor Senior Harian Mesin 2 (Sistem bahan bakar dan

Abu)

Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada sistem bahan bakar dan abu unit 9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara optimal. 

Supervisor Senior Harian control dan instrument

Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada control dan instrument di unit 9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara optimal.



Supervisor Senior Harian Listrik

POLITEKNIK NEGERI MALANG

13

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada sistem kelistrikan unit 9 UP Paiton untuk mendukung  pengoperasian unit secara optimal. 

Supervisor Senior Lingkungan & K3

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang lingkungan serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi tataletak,  perawatan serta kelestarian lingkungan disekitar unit pembangkit  paiton sesuai dengan standar nasional dan internasional. Serta menyusun rencana dan anggaran bidang K3 dan menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi K3 yang menyangkut tentang keselamatan dan kesehatan kerja seluruh karyawan dan semua yang menyangkut aset operasional diunit pembangkit paiton sesuai dengan standar internasional yang berlaku. 

Supervisor Sarana

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang sarana dan prasarana dan menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi sarana dan prasarana serta melaksanakan dan mengendalikan kegiatan inventarisasi dan pemeliharaan sarana non intalasi secara terorganisir dengan efektif dan efisien.

4. Manajer Engginering & Quality Assurance

Menyelenggarakan pelaksanaan evaluasi, analisis dan perbaikan  penyelenggaraan, pembangkitan lisrik meliputi sistem dan prosedur serta  presaurce

untuk

memastikan

produksi

listrik

yang

effisien,

serta

melaksanakan program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), sistem manajemen lingkungan (SML), sistem manajemen mutu dan manajemen resiko.

5. Manajer Logistik

POLITEKNIK NEGERI MALANG

14

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bidang umum untuk mendukung upaya pencapaian sasaran yang telah direncanakan unit pembangkitan paiton. 

Supervisor Senior Inventori Control dan Cataloger

Membantu  pengendalian

dalam

menyusun

pemeliharaan

dan

rencana

dan

menjabarkan

anggaran

bidang

rencana

tersebut

kedalam fungsi inventori control dan cataloger, melaksanakan dan mengendalikan agar dicapai tingkat inventori yang optimal. 

Supervisor Senior Pengadaan

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang  pengadaan dan kontrak bisnis melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan kontrak bisnis secara terorganisir dengan efektif dan efisien. 

Supervisor Senior Administrasi Gudang

Membantu

dalam

menyusun

rencana

dan

anggaran

bidang

 pergudangan serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi administrasi pergudangan serta pelaksanaan dan mengendalikan kegiatan administrasi gudang dengan efektif dan efisien.

6. Manajer Keuangan & Administrasi

Bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan  bidang Administrasi, yang mencangkup sistem dan organisasi bidang Administrasi, serta pendidikan serta pelatihan, penyediaan fasilitas kerja,  pembinaan mutu terpadu, hubungan karyawan yang ada di unit pembangkit Paiton, untuk mendukung upaya pencapaian sasaran unit Pembangkit Paiton sesuai kontrak kinerja yang ditetapkan direksi. Menjabarkan rencana tahunan Unit Pembangkit Paiton, termasuk didalamnya adalah rencana setiap bidang Unit Pembangkit Paiton kedalam anggaran tahunan Unit Pembangkit Paiton serta merencanakan kegiatan Bidang Pengendalian Keuangan dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mendukung upaya  pencapaian sasaran unit pembangkitan Paiton secara efektif dan efisien sesuai dengan kontrak kerja yang ditetapkan direksi.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

15

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 

Supervisor Senior SDM

Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi program administrasi kepegawaian pada seluruh jenjang jabatan untuk menciptakan sistem administrasi SDM yang tertib dan rapi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan perusahaan. 

Supervisor Akutansi

Membantu DM dalam menyusun rencana dan anggaran bidang  pengendalian keuangan dan menjabarkan rencana tersebut kedalam rencana dan anggran fungsi akutansi, mencatat secara sistematis segala transaksi yang mempengaruhi harta, kewajiban perusahaan sehingga dapat diketahui posisi harta dan kewajiban serta besarnya laba rugi perusahaan. 

Supervisor Sekretariat dan Humas

Membantu DM dalam menyusun rencana dan anggaran bidang umum, menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi sekretariat dan humas, dan pelaksana pengendalian keigatan sekretariat dan hubungan masyarakat dengan efektif dan efisien.

BAB III

POLITEKNIK NEGERI MALANG

16

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON DASAR TEORI 3.1.

Landasan Teori

Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) menggunakan 3 peralatan vital utama yang mempunyai fungsi secara garis besar sebagai berikut: 1. Boiler yang berfungsi memproduksi uap, mempunyai energy potensial dengan persyaratan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sistem unit plant. 2. Turbin uap berfungsi mengubah energi potensial uap menjadi energi mekanik gerak putar poros yang dipergunakan untuk menggerakkan  poros generator. 3. Gernerator Listrik Arus Bolak Balik (Alternator) berfungsi mengubah energi mekanik gerak putar menjadi energi listrik.

Penjelasan dari ketiga peralatan vital utama di atas akan dibahas tersendiri. Beberapa proses penting tentang cara kerja ketiga peralatan utama pembangkitan energi listrik tersebut adalah sebagai berikut: A. Proses pada Boiler : Batu bara dan minyak (hanya untuk awal operasi/starting) berfungsi untuk memberikan pasokan bahan bakar secara kontinyu untuk proses pembakaran dalam ruang boiler dan memberikan energi panas yang digunakan untuk pembentukan uap (Steam Generat ing) di dalam boiler. Udara pembakaran dipasok dengan Force Draft Fan (FDF). B. Turbine uap : Berfungsi mengubah energi potensial uap menjadi energi mekanik (gerak putar poros). Perubahan energi potensial uap menjadi energi mekanik gerak putar poros terjadi pada komponen peralatan turbine diaphram nozzles (sudu tetap) dan bladzz (sudu gerak). Poros turbine HP, IP, dan LP dikopel menjadi satu sumbu dan juga dikopel dengan poros generator, karena satu mekanisme gerak putar ini disebut pula dengan turbine generator. C. Generator : berfungsi mengubah energi mekanik gerak putar poros rotor generator yang mempunyai medan magnet memotong garis gaya listrik yang membangkitkan tegangan listrik pada stator generator.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

17

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Tegangan listrk yang dibangkitkan besarnya 20 KV yang selanjutnya dinaikkan tegangannya ( Step Up ) menjadi 500 KV oleh generator transformator

yang

bersambung

yang

tersambung

dengan

sistem

synchronizing pada jaringan kelistrikan 500 KV gardu induk paiton. Demikian energi listrik tersalurkan dari unit pembangkitan paiton secara kontinyu.

3.2.

Deskripsi Umum PLTU Paiton unit 9

Produksi listrik di PLTU Paiton 9 menggunakan sistem pemanasan air menjadi uap untuk menggerakkan turbin dengan energi mekanik. Seanjutnya turbin akan memutar generator dan menghasilkan tenaga listrik. Sedangkan uap pembuangan dari turbin dijadikan air kembali dengan proses kondensasi. Hal ini dilakukan secara terus menerus sehingga membentuk suatu siklus, yakni siklus tertutup.

Gambar 3.1. Gambaran Umum Peralatan Utama PLTU Paiton 9

Air dari Laut Jawa (Selat Madura) dimurnikan dengan sitem  penyaringan ( Reverse  Reverse Osmosis) Osmosis) dan sistem penukaran ion ( Ionic  Ionic Exchanger ) melalui peralatan Water Treatment Plan (WTP). Plan (WTP). Air murni yang dihasilkan oleh WTP telah memenuhi syarat untuk disalurkan melalui sistem pengisian ke dalam boiler.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

18

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Untuk pembakaran awal dalam proses pemanasan air menjadi uap digunakan bahan bakar solar, sedangkan untuk proses selanjutnya menggunakan bahan bakar batu bara hingga beban maksimal. Sistem pengisian air ke boiler berasal dari proses kondensasi uap, dimana air hasil kondensasi uap ( steam condensate) condensate) yang tertampung di dalam dipompa oleh Condensate Extraction Pump  Pump   (CEP) kemudian sebagian dialirkan ke Condensate Polisher Plant   (Unit Penukaran Air dengan Penukaran Ion). Setelah itu dilewatkan ke pemanas tekanan rendah (LPH-5, LPH-6, LPH-7 dan LPH-8) seanjutnya ke  Dearator Storage Tank  (DST). Dari DST, air pengisian boiler dipompa dengan Boiler Feed Pump (BFP) alu dilewatkan ke pemanas tekanan tinggi (HPH-1, HPH-2, HPH-3) kemudian ke  ke  economizer ,air ,air masuk ke  steam drum. drum. Di dalam steam drum dihasilkan  saturated steam. steam. Saturated steam  steam  kemudian dilewatkan ke  superseater sehingga dihasilkan uap yang benar-benar kering ( superheating ( superheating  steam).  steam). Uap kering tersebut dialirkan ke turbin tekanan tinggi untuk memutar HP Turbine, sisa uap dari HP dari  HP turbine dipanaskan lagi di reheater . Dari reheater uap tersebut dialirkan ke turbin tekanan rendah ( LP ( LP Turbine) Turbine ) yang terdiri dari dua buah turbin ( LP ( LP Turbine A dan LP dan LP Turbine B). B ). Poros turbin-turbin tersebut dijadikan satu untuk memutar generator sehingga menghasilkan tenaga listrik. Generator PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton menghasilkan tenaga istrik sebesar 20KV, kemudian dinaikkan oeh Main Transformer menjadi 500 KV. Daya listrik yang dihasilkan oleh PLTU Paiton 9 sebesar 660 MW, energi listrik tersebut kemudian disalurkan ke P3B dan sebagian lagi digunakan untuk pemakaian sendiri, yaitu sekitar 5% dari daya yang dihasilkan. Mekanisme proses produksi tenaga listrik adalah mealui dua tahap. Tahap pertama, yakni untuk pembakaran awal digunakan bahan bakar solar dengan tingkat beban sampai dengan 50%. Selanjutnya tahap kedua, yang merupakan keanjutan dari tahap pertama adalah menggunakan bahan bakar  batu bara hingga mencapai beban 100%. 100%. Boiler merupakan tempat pembakaran, mendapatkan supply mendapatkan  supply air  air yang diambil dari Laut Jawa (Selat Madura).

POLITEKNIK NEGERI MALANG

19

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Pemurnian (bebas mineral) air dilakukan dengan sistem penyaringan ( Reverse  Reverse Osmosis) Osmosis) dan sistem penukar ion dalam satu unit pengolahan air, dalam hal ini di Water Treatment Plant (WTP). Air yang telah bebas mineral dialirkan menuju boiler, tetapi terebih dahulu melewati kondensor dan deaerator untuk pemanasan awal. Kemudian air yang telah melewati  pemanasan awal dialirkan menuju boiler. Air yang telah melewati proses  pembakaran pada boiler akan menjadi uap. Uap hasil pemanasan yang telah benar-benar kering ( superheated  steam)  steam) tersebut dengan tekanan dan temperatur tertentu diairkan menuju turbin. Disini uap akan memutar  High Pressure Press ure Turbine ( HP  HP Turbine), Turbine ), uap  bekas dari  HP Turbine dialirkan kembali ke boiler untuk dipanaskan kembali. Kemudian uap hasil pemanasan tadi dialirkan untuk memutar  Intermediate Pressure Turbine (IP Turbine). Selanjutnya uap hasil  pemanasan dialirkan untuk memutar turbin  Low Pressure Turbine (LP Turbine). Uap yang keluar dari turbin dikondensasikan di dalam kondensor dengan media pendingin air laut dan dialirkan kembali menuju boiler. Begitu seterusnya dan siklus tersebut berulang-ulang kembali. Selanjutnya semua poros turbin ( HP Turbine, IP Turbine, dan LP Turbine) Turbine) dijadikan satu kemudian dikopel dengan poros generator, sehingga generator berputar. Perputaran turbin yang menghasilkan tenaga mekanis secara otomatis juga memutar generator hingga menghasilan tenaga listrik.

3.2.1

Siklus Aliran Air dan Uap pada PLTU

POLITEKNIK NEGERI MALANG

20

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Pada dasarnya produksi listrik di PLTU Paiton menggunakan sistem  pemanasan air menjadi uap untuk menggerakkan turbin. Selanjutnya turbin akan memutar generator dan menghasilkan tenaga listrik. Sedangkan uap  pembuangan dari turbin dijadikan air kembali dengan proses kondensasi. Hal ini dilakukan secara terus menerus sehingga membentuk siklus tertutup.

Gambar 3.2.Siklus Air dan Uap Air pada PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton

Mekanisme proses produksi tenaga listrik adalah melalui dua tahap. Tahap pertama, yakni untuk pembakaran awal digunakan bahan bakar solar dengan tingkat beban sampai dengan 30%. Selanjutnya tahap kedua, yang merupakan kelanjutan dari tahap pertama adalah menggunakan bahan bakar  batubara hingga mencapai beban 100%. Boiler merupakan tempat pembakaran, mendapatkan  supply  air yang diambil dari Laut Jawa (Selat Madura). Pemurnian (bebas mineral) air dilakukan dengan sistem penyaringan ( Reverse Osmosis) dan sistem  penukar ion dalam satu unit pengolahan air, dalam hal ini di Water Treatment Plant (WTP). Air yang telah bebas mineral dialirkan menuju  boiler, tetapi terlebih dahulu melewati kondensor dan deaerator untuk  pemanasan awal.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

21

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Kemudian air yang telah melewati pemanasan awal dialirkan menuju boiler. Air yang telah melewati proses pembakaran pada boiler akan menjadi uap. 1) Demin Water Plant Setelah dari WTP, air yang di proses secara kimia kemudian dipompa menuju Demin Water Tank. Bagian ini berfungsi untuk menampung air hasil  pengolahan WTP yang memiliki kapasitas air 1800 KL. 2) Condensate Storage Tank Air dari Demin Water Tank dipompa oleh condensate transfer pump menuju ke condensate storage tank. Disini air akan ditampung tapi kapasitas  penampungan air lebih sedikit dari DWT yaitu 725 KL. 3) Condensor Pengertian condensor secara umum adalah tempat yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi air, selanjutnya air tersebut dialirkan menuju condensate extraction pump (CEP), CEP berfungsi memompa air dari condenser menuju ke Low Pressure Heater (LPH). 4) Low Pressure Heater (LPH) LPH digunakan sebagai pemanas air bertekanan rendah. Di PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton, LPH ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu LPH 5, LPH 6, LPH 7, dan LPH 8. Masing-masing LPH mempunyai suhu pemanas yang berbeda. 5) Deaerator Setelah dari LPH, air diteruskan menuju deaerator. Deaerator adalah suatu komponen dari tenaga uap yang berfungsi untuk menghilangkan oksigen dan gas-gas terlarut lainnya pada feed water sebelum masuk ke  boiler. Oksigen dan gas-gas yang terlarut dalam feed water perlu dihilangkan karena dapat mengakibatkan korosi pada pipa logam dan  peralatan logam lainnya dengan membentuk senyawa oksida (penyebab  berkarat). Biasanya kadar oksigen dikurangi sampai memiliki kadar yang lebih kecil. Setelah air melalui deaerator maka air akan dipompa oleh Boiler Feed Pump (BFP) enuju ke High Pressure Heater (HPH).

POLITEKNIK NEGERI MALANG

22

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 6) High Pressure Heater (HPH) Berfungsi sebagai pemanas air bertekanan tinggi. PT. PJB UBJ O&M LTU Paiton dibagi menjadi 2 bagian, yaitu HPH-1, HPH-2, dan HPH-3. Masing-masing HPH mempunyai suhu pemanas yang berbeda. 7) Economizer Berfungsi sebagai pemanas awal dari feed water sebelum masuk ke steam drum dengan jalan megambil sejumlah kalor dari gas buang yang meninggalkan ruang bakar. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari boiler. Dengan adanya economizer ini, gas buang yang keluar melalui cerobong mempunyai suhu yang tidak terlalu panas (memperkecil tingkat pencemaran), hal ini disebabkan karena adana pemaksimalan perbedaan suhu antara feed water dan gas buang sehinga terjadi perpindahan panas yang optimum. 8) Steam Drum Merupakan tempat penampungan uap hasil air proses penguapan di dalam boiler serta tempat bercampurnya air pengisi boiler. Steam drum ini  berfungsi untuk memisahkan uap dan air yang telah terbentuk karena adanya perbedaan jenis. Uap berada di bagian atas dan air berada di bagian  bawah. Selain itu, steam drum berfungsi untuk mengurangi kandungan  bahan-bahan padat hingga pada batas yang diijinkan, serta dapat mengurangi kadar moisture dari uap jenuh sebelum meninggalkan drum. Di dalam steam drum terdapat alat pemisah ua yang disebut Turboseparator. Prosesnya dibagi dalam 3 tahap. 2 tahap pertama terjadi turboseparator dan tahap akhir tejadi di bagian atas drum setelah meninggalkan drum. Di dalam turboseparator, campuran air akan dipisahkan. Air akan turun ke bawah steam drum akibat gaya sentrifugal, sedangkan uap akan naik ke bagian atas steam drum. Uap jenuh yan berasal dari steam drum akan dipisahkan lebih lanjut di superheater.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

23

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 9) Super Heater Merupakan alat yang berfungsi untuk meningkatkan dan mengurangi moisture dari uap jenuh dengan jalan memberikan panas lanjut, sehingga terbentuk uap kering yang dapat mengurangi terja dinya kondensasi dan mencegah terjadinya bahaya yang timbul akibat pukulan balik atau back stroke karena mengembun sewaktu-waktu. 10) Main Stop Valve (MSV) Berfungsi untuk membuka dan menutup uap utama (main s team) yan masuk ke HP Turbine dan juga proteksi saat turbine trip. 11)

HP Turbin High pressure turbine mengekspansi uap utama yang dihasilkan dri

superheater dengan tekanan 169 kg/cm 2 dan temperatur 540 oC. Kemudian uap yang keluar dari HP turbine dengan tekanan 41 kg/cm 2 dan temperatur 336 oC dipanaskan kembali pada bagian reheater di Boiler untuk menaikan entalpi uap. Selanjutnya uap diekspansi di dalam Intermediate Pressure (IP) turbine. 12)

Reheater Berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HP

turbine dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran dengan temperatur tinggi. Pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi secara keseluruhan. Perpindahan panas yang paling dominan pada reheater adalah 336 oC dengan tekanan 42,8 kg/cm 2. Sedangkan uap panas keluarannya adalah 541 oC dengan tekanan 39 kg/cm 2. Uap ini kemudian digunakan untuk menggerakan IP turbine selanjutnya digunakan untuk memutar LP turbine tanpa emanasan ulang. 13)

Reheat Stop Valve Digunakan untuk membuka dan menutup aliran uap reheat yang

masuk ke IP turbine. Pada saat start u, SRV sudah pada kondisi membuka  penuh, sehingga tidak berperan dalam pengaturan laju aliran uap reheat dan  juga berfungsi sebagai proteksi saat turbine trip.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

24

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 14)

IP turbine Intermediate pressure turbine mengekspansi uap reheat denga tekanan

30 kg/cm2  dengan temperatur 538 oC. Sedangkan keluarannya mempunyai tekanan 8 kg/cm 2 dengan temperatur 330 oC. 15)

LP turbin Low pressure turbine mengekspansikan uao yang bertekanan 8 kg/cm 2

dan tempertur 330

o

C, sedangkan uap yang keluar dari LP turbine

 bertekanan 56 mmHg (Vacum). Kondisi ini dihasilkan didalam kondensor dengan temperatur 40 oC.

3.2.2

Sistem Penanganan Batu Bara (Coal Handling)

Coal Handling System adalah peralatan atau perlengkapan unit PLTU Paiton

yang

berfungsi

memberikan

pelayanan

atau

servis

nutuk

 pengangkutan atau pengaturan batu bara dati  shift unloader   hingga ke sistem pembakaran di boiler. Coal Handling System  dirancang untuk  bekerja pada baseboard   dengan operasi 24 jam perhari dan 7 hari dalam seminggu secara terus-menerus tanpa terputus-putus kecuali unit trip/stop. Sistem ini mencapai  plant life  30 tahun bekerja dengan baik apabila pada kondisi 24º C- 30º C dengan kelembaban udara relatif 95%. Batu bara yang digunakan untuk bahan bakar PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton ini semuanya berasal dari pulau kalimantan, untuk sarana  pengirimannya digunakan tongkang atau kapal pengangkut batu bara. Oleh karena itu PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton memiliki dermaga kapal (Coal Jetty) lengkap dengan Ship Unloadernya yang berfungsi untuk membongkar  batu bara dari tongkang untuk dibawa ke silo dengan belt conveyor.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

25

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 3.3. Siklus Batu Bara pada PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton

1. Ship Unloader

Batu bara yang berasal dari kapal tongkang

dibongkar oleh ship

unloader yang dijalankan secara manual oleh operator. Terdapat 2 buah unloader dari kapal dengan kapasitas 2 x 1.750 ton/hari. Batu bara kemudian diangkut oleh conveyor ke silo langsung atau ke stock pile area. 2. Belt Conveyor

Belt Conveyor adalah alat yang berfungsi untuk mengangkut batu bara yang dibongkar oleh ship unloader menuju silo. Belt Conveyor ini digerakkan oleh motor   – motor listrik yang terdapat pada salah satu ujung  belt conveyor. Ujung belt conveyor satu dengan lainnya dipisahkan oleh transfer house. Ada 12 belt conveyor, yaitu belt conveyor 1 hingga belt conveyor 12, masing – masing belt conveyor terdiri atas dua jalur, yaitu jalur A dan jalur B. Bentuk dasar dari conveyor sebagai berikut:

Gambar 3.4. Bentuk Dasar Conveyor POLITEKNIK NEGERI MALANG

26

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 3. Splitter

Splitter disini berfungsi sebagai pemisah jalur pengangkutan batu  bara. Seperti telah diketahui bahwa Belt Conveyor memiliki 2 buah saluran: saluran A & B, dimana hanya salah satu saja yang beroperasi dan satunya dalam keadaan stand by. 4. Transfer House

Transfer House berfungsi untuk memindahkan batu bara dari satu belt conveyor ke belt conveyor lain. Selain itu Transfer House berfungsi untuk mengurangi debu yang ada pada batu bara. Ada dua komponen dalam transfer house yang berfungsi untuk mengurangi kandungan debu dalam  batu bara, yaitu: a. Dust Suppresion

Dust Suppresion adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi debu yang tercampur dalam batu bara dengan cara menyemprotkan air (water sprayer) ke permukaan batu bara. Dust Suppresion ini terdapat pada setiap transfer house dan air dispra ykan pada tiap ujung perpindahan belt conveyor. b. Dust Collection

Tidak semua debu yang ada pada batu bara hilang setelah di spray dengan dust suppresion. Debu yang beterbangan dalam transfer house ditangkap dengan Dust Collection untuk dialirkan menuju s ilo. Pertama kali batu bara diangkut dari belt konveyor 1A/1B menuju transfer house 1 diteruskan hingga transfer house 3 melalui belt conveyor 2A/2B, 3A/3B dan transfer house 2. Pada transfer house 3 ini sebagian  batubara diteruskan ke belt conveyor 4A/4B dibawa ke transfer house 4 dan sebagian lagi diteruskan ke belt conveyor 5B dibawa ke stock pile area RH-2. Penimbunan batubara pada stock pile ini menggunakan Telescopic Chute yang berfungsi untuk mencurahkan batubara dari conveyor ke stock pile area dengan alat semacam belalai (chute) yang dapat bergerak naik turun.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

27

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Dari stock pile area RH-2 ini batubara

dimasukkan ke hopper yang

terdapat di dasar timbunan batubara untuk diangkut menggunakan belt conveyor F2 menuju transfer house 2. Dari transfer house 4 sebagian batubara diteruskan ke belt conveyor 10A/10B untuk dibawa ke transfer house 5 sebagian lagi dibawa ke stock pile area RH-1 dengan menggunakan belt conveyor 5A. Dari stock pile area RH-1 ini batubara

dimasukkan ke hopper yang

terdapat di dasar timbunan batubara untuk diangkut menggunakan belt conveyor 6A menuju transfer house 4. Dari transfer house 5 batubara dibawa ke transfer tower dengan belt conveyor 11A/11B. dari transfer tower ini batubara dibawa dengan belt conveyor 12A/12B untuk kemudian dimasukkan ke dalam 5 silo pada masing-masing unit dengan menggunakan tripper. Di dalam silo ini batubara ditampung untuk dialirkan secara gravitasi ke dalam coal feeder yang berfungsi mengatur jumlah batubara yang dibutuhkan oleh boiler. Sebelum masuk ke dalam boiler batubara digiling terlebih dahulu di dalam mill yang di dalamnya terdapat  pulverizer, berfungsi untuk menghaluskan batubara hingga menjadi  bentuk serbuk/ debu untuk dimasukkan ke dalam boiler dan dibakar. 5. Stock Pile Area (Reclaim Hopper)

Tempat penampungan batu bara sementara. Area ini berada pada ruang terbuka dan terdapat bulldozer untuk memampatkan batu bara agar udara tidak dapat menempati ruang-ruang di batu bara. Hal ini dikarenakan  jika udara di dalam batu bara mendapat panas pada siang hari dapat membakar batu bara. 6. Vibrating Feeder

Alat yang terdapat pada bawah tanah di stock pile area, berfungsi untuk mengangkut batu bara pada area penampungan ke silo-silo. 7. Coal Feeder

Berfungsi untuk mengatur pemasukan batu bara dari storage bunker  menuju ke pulverizer . Di PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton coal feeder

POLITEKNIK NEGERI MALANG

28

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON terdiri dari 6 unit, dimana 4 unit beroperasi dan 2 unit dalam keadaan stand  by dengan tipe gravimetric feeder. 8. Coal Milling

Penggilingan batu bara ini didasarkan pada gaya sentrifugal, dimana rol-rol digantungkan pada engsel-engsel dengan kecepatan 100  –   450  putaran/menit. Dalam penggilingan memerlukan pengimbangan (balancing) yang baik dan memerlukan pemisah metal magnetis (magnetic metal separator) yang digunakan untuk memisahkan potongan besi atau logam lainnya dari batu bara yang akan dimasukkan dalam penggilingan agar tidak merusak rol-rol landasannya, sehingga mampu terhindar dari terjadinya  bunga api karena adanya pergeseran antara potongan-potongan logam tersebut dengan rol-rol dan landasannya. Sebab timbulnya bunga api di  penggilingan akan menimbulkan bahaya kebakaran yang lebih besar. Kapasitas penggilingan yang menggunakan rol-rol mencapai 48 ton/jam. Penggilingan tekanan rol-rol penggilas pada landasan tekanan pegas ialah  jenis penggilingan Raymond Loculco, yang diputar oleh motor listrik. Alat  pemisah batu bara terhadap potongan besi dan logam lainnya dengan menggunakan besi magnetic  dan metalik economizer  ( Magnetic Flron Ad  Metal Separator ). 9. Fuel Oil System

Fuel Oil System digunakan untuk ignitation dan start up, Diesel Generator, Diesel Fire Pump dan untuk Auxiliary Boiler. Boiler dapat  beroperasi dengan Fuel Oil System .  Fuel Oil Transfer Pumps merupakan alat pemompa minyak HSD agar minyak dapat dikirim dari tank penampung minyak ke mesin yang membutuhkan minyak HSD. Minyak HSD dalam PLTU digunakan oleh tiga mesin yaitu boiler utama, auxiliary boiler  ,dan pada bongkar muat batu  bara.  Fuel Oil Transfer Pumps  ini dapat dioperasikan secara manual maupun secara otomatis melalui ruang kontrol. Kontrol manual dilakukan  jika terjadi kesalahan pada sistem otomatis akan tetapi jika terjadi eror maka  pompa dioperasikan secara otomatis melalui ruang kontrol. Penggunaan minyak ini hanya dilakukan pada saat  start up  saja atau baru memulai POLITEKNIK NEGERI MALANG

29

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON  pembakaran. Gambar 3.5 menunjukan mesin pompa untuk memompa minyak HSD ke auxiliary boiler,  boiler utama, dan coal handling fuel station.

Gambar 3.5. F uel Oil Transfer Pumps

 Auxiliary boiler merupakan sebuah boiler mini yang digunakan pada saat memulai pengoperasian PLTU. Auxiliary boiler menghasilkan uap. Uap tersebut yang nantinya akan digunakan untuk pengoperasian dari boiler utama. Uap yang dihasilkan dari  Auxiliary boiler akan dikirim ke Auxiliary  steam header

yang berada di boiler utama.  Auxiliary boiler ini hanya

menggunakan bahan bakar minyak HSD saja tidak menggunakan bahan  bakar batu bara.  Auxiliary boiler   ini jika boiler utama sudah menghasilkan uap sendiri maka Auxiliary boiler   ini akan dimatikan atau tidak digunakan. Tetapi harus dilakukan pengecekan secara rutin pada  Auxiliary boiler ini agar jika digunakan lagi tidak mengalami kegagalan system. Gambar 3.6 merupakan gambar dari Auxiliary boiler  .

POLITEKNIK NEGERI MALANG

30

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 3.6. Auxiliary Boiler  10. Sistem Penanganan Abu Batubara (Ash Handling)

Sistem penanganan abu terbagi atas dua bagian, yaitu Bottom Ash yang tertinggal dibagian bawah ruang bakar, dan Fly Ash atau abu halus yang terbawa bersama gas sisa pembakaran. Abu sisa pembakaran dibuang ke ash disposal area. Ash Disposal

Area direncanakan mampu menampung selama life

time unit kurang lebih hingga 30 tahun. Lokasi Ash Disposal Area terletak di barat daya dan selatan area PLTU Paiton dengan total luas kurang lebih 222 Ha. Untuk menghindari perembesan yang dapat mencemari air tanah, maka area penimbunan debu diberi lapisan yang kedap air dan dikelilingi oleh selokan yang langsung mengalir ke laut.

Gambar 3.7. System Ash Heandling Secara Umum

POLITEKNIK NEGERI MALANG

31

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 11.

Electrostatic Precipitator

Abu hasil pembakaran yang terbawa oleh gas sisa pembakaran melalui GDP (Gas Duct to Precipitator)

dilewatkan pada elemen negatif (Wire

Frame) pada EP yang mendapat suplai arus searah dari transformator rectifier, berfungsi untuk mengubah arus listrik AC menjadi DC tegangan tinggi. Abu akan menempel pada elemen positif sedangkan abu yang tidak tertangkap pada elemen positif dihisap ID Fan dan dibuang melalui chimney (cerobong asap). Abu yang menempel pada elemen positif akan jatuh ke Hopper, disebabkan collecting Plate digetarkan oleh DC Electric Rapper. Pada hopper, abu batubara akan dipanaskan oleh hopper heater untuk mencegah penggumpalan. Level abu batubara di dalam hopper dimonitor oleh nuclear monitor. Pada hopper terdapat vibrator yang berfungsi mencegah abu batubara tidak menempel pada hopper. Abu dari hopper dihisap ke luar oleh vacuum  blowers melalui ash pipe ke fly ash silo. Untuk menjaga temperatur minimum EP, digunakan Blowers Heater yang mengambil udara luar untuk dipanaskan guna dimasukkan ke dalam  penthouse. a. Ash Handling Process

Sebagai hasil sisa pembakaran batu bara maka dihasilkan 2 jenis debu, yaitu: 

Bottom Ash

Gambar 3.8. Scrapper dan Bottom Ash

POLITEKNIK NEGERI MALANG

32

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Bottom Ash merupakan abu berat sisa pembakaran dari batu bara. Bottom Ash ini diambil dari bagian bawah furnace, pyrites, dan mill reject dari tangki yang terletak di setiap mill, dan abu economizer dari tangki yang terletak di bawah hopper economizer. Abu-abu tersebut dibawa oleh submerged scrapper conveyor dan ditampung dalam Bottom Ash Silo dan dibuang setiap 24 jam sekali ke disposal area. b. Fly Ash

Selain abu berat pada proses pembakaran batu bara juga dihasilkan abu halus (Fly Ash). Fly Ash ini diambil dari Primary Air Heater (Hopper 1), Secondary Air Heater (Hopper 2), Electrostatic Precipitator (Hopper 318), dan gas duct. Setelah melewati ketiga jenis hopper tersebut maka udara sisa pembakaran akan terbebas dari debu sisa pembakaran batubara dan udara bersih tersebut dapat dibuang ke atmosfir melalui chimney / stack. Sedangkan Fly Ash yang tertangkap akan ditampung di Fly Ash Silo yang berada didekat Stack sebelum akhirnya dibawa ke Ash Disposal Area. Silo ini berfungsi sebagai Surge Tank, dan dilengkapi dengan Vacum Boiler untuk menghisap (menarik debu dari EP Hopper) ke Fly Ash Silo. Fly Ash Silo ini mampu menampung 3 x 24 jam.

Gambar 3.9. Fly Ash Handling System

Pengangkutan abu dari Bottom Ash Silo untuk ditempatkan di Ash Disposal Area menggunakan Dump Truck sedangkan dari Fly Ash Silo menuju Ash Disposal Area menggunakan sistem transportasi pipa

POLITEKNIK NEGERI MALANG

33

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON (pneumatik) atau truck (manual). Ash Disposal Area adalah suatu lokasi yang digunakan untuk penimbunan ash (abu) yang dihasilkan dari proses  pembakaran batu bara dalam Boiler. Adapun lokasi penimbunan terletak di  barat daya dan selatan areal PLTU Paiton seluas 200 ha. Untuk menghindari perembesan yang mencemari air tanah, maka areal  penimbunan abu dibuat lapisan yang kerah air dan dikelilingi selokan dan  penghijauan. Lebih lanjut untuk menanggulangi dampak abu batu bara yang  jumlahnya cukup banyak itu dapat dilakukan pengolahan terhadap bahan tersebut antara lain menjadi bahan bangunan, misalnya sebagai bahan campuran beton, batako, genteng, dan eternit.

3.2.3 Siklus Udara Pembakaran

Siklus udara pembakaran adalah siklus udara yang digunakan untuk  proses pembakaran pada PLTU. Terdapat dua udara pembakaran yang digunkan yaitu udara primer pembakaran dan udara sekunder pembakaran. 

Primary Air Fan (PAF) menyediakan 30% udara dari total proses  pembakaan. Sebelum udara primer masuk dipanaskan terlebih dahulu melalui pemanas udara awal. Selain itu udara primer pembakaran juga  berfungsi sebagai udara transportasi yang mengangkut bahan bakar dari pulverizer meuju uang bakar dan mengeringkan batubara untuk mengurangi kandungan air pada batubara.



Forced Draft Fan ( FDF) menyediakan 70% udara dari udara total dari  proses pembakaran.. Sebelum udara sekunder dimasukkan ke ruang  bakar dipanaskan melalui pemanas udara awal. Fungsi udara ini selain sebagai pensuplai udara pembakaran juga sebagai pendingin bagian bagian pembakar (firing system) agar tidak rusak karena panas (radiasi) api.



Induced Draft Fan (IDF) berfungsi menghisap gas buang agar keluar dari ruang bakar menuju stack dan memberikan tekanan negatif pada ruang bakar agar saat pembakaran terjadi pada ruang bakar aman dan radiasi udara panas dalam furnance tidak keluar sehingga perpindahan

POLITEKNIK NEGERI MALANG

34

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON  panas lebih sempurna karena losisnya kecil. Tekanan pada furnance dijaga sekitar -1 mbar sampai -2 mbarterdapat 2 induct draft fan dimana beroperasi 50% kapasitasnya pada setiap induced Draft Fan dengan harapan bila terjadi trip pada salah satu IDF maka unit hanya mengalami penurunan beban setengah full loadnya.

3.2.4 Siklus Air Pendingin

Siklus air pendingin ii merupakan siklus air laut yang digunakan untuk  pendinginan pada PLTU selma produksi energi listrik. Pada siklus air  pendingin ini air laut digunakan untuk proses pendinginan uap pada kondensor, pendingin heat exchanger pada close coolig circulating water (CCCW), pendinginan heat exchanger pada vacuum pump cooler, dan  pendinginan heat exchanger pada turbin oil cooer. Ir keluaran dari proses  pendinginan tersebut kemudian dibuang menuju laut melalui outlet canal.

3.2.5 Siklus Gas Buang

Dari hasil proes pembakaran batubara akan menghasilkangas asap yang membawa material berupa abu terbang ( fly ash) dan padatan dari sisa  pembakaran batubara yan disebut abu berat (bottom ash). Bottom ash yang  berupa padatan dari sisa pembakaran batubara akan jatuh pada sisi bawah  boiler hopper yang kemudian dikeluarkan menggunakan  submersible  scraper chain conveyor (SSCC)

dan ditampung pada bottom ash silo.

Dengan bantuan duce draft fan aka membawa gas yang membawa abu sisa  pembakaran keluar boiler dan masuk menuju ESP ( Electro Static  Precipitator ). Pada ESP ( Electro Static Precipitator ) menggunakan prinsip elektrostatik tegangan tinggi untuk mengurangi kadar abu yang terbawa oleh gas buang agar tidak mencemari lingkungan. Debu akan menempel pada  plat-plat ESP ( Electro Static Precipitator ) yang secara periodik

ada

hammer   yang memukul rangkaian plat sehingga debu akan jatuh dan ditampung di fly ash silo . Setelah melalu ESP ( Electro Static Precipitator ) gas buang dibuang melalui stack .

POLITEKNIK NEGERI MALANG

35

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 3.2.6 Sistem Pengolahan Air/ Water Treatment Plant (WTP)

Water treatment system direncanakan untuk memnuhi kebutuhan air  bersih di PT.PJB UBJ O&M PLTU Paiton yang sumbernya berasal dari air Laut Jawa(Selat Madura). Air tersebut dipompa dan ditampung pada tangki  penyimpanan (Well Water Tank). Dari well water tank air dipompa ke atas oleh well water transfer pump ke Service Water Tank yang tingginya 70 meter. Alur air ini terpecah dari service water tank untuk berbagai keperluan. 1.

Pre Water Treatment System Pada Pre Water Treatment System ini air dari service water tank

dialirkan secara gravitasi ke clasifier. Di dalam clasifier air mengalami  proses pengadukan dan proses penginjeksian alum sulfate serta feric chloride. Dengan adanya kedua proses tersebut maka kotoran dalam air akan mengendap menjadi lumpur. Dari clasifier air dialirkan secara gravitasi ke sand filter, di dalam sand filter ini kotoran dalam air yang belum mengendap akan tersaring sehingga air menjadi bersih. Air bersih tersebut dialirkaan menuju clear well tank. 2.

Demineralizer Water System Pada Demineralizer Water System ini air dipompa oleh filtered water

transfer pump dari clear well tank menuju kation exchange. Pada kation exchange ini diinjeksikan acid berupa asam chlorida (HCl) yang berfungsi untuk mengikat ion-ion negatif yang terdapat yang terdapat dalam air. Kemudian air dialirkan menuju decarbunator, pada decarbunator ini air dijatuhkan dari atas dan dihembus/spray udara dari bawah oleh deca rbunator  booster pump yang berfungsi untuk menghilangkan kadar karbondioksida (CO2 ) dalam air. Dari decarbonator air dialirkan menuju anion exchanger dan diinjeksi dengan basa berupa natrium hidroksida (NaOH) sehingga ionion positif dalam air akan terikat. Kemudian air dialirkan menuju mix bed ion exchangers yang berfungsi mengikat ion positif maupun ion negatif yang masih terkandung dalam air. Dari mix bed ion exchanger air murni tersebut dialirkan menuju demineralised water tank dan diteruskan ke

POLITEKNIK NEGERI MALANG

36

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON condensate water tank. Air murni yang ada pada condensate water tank tersebut siap digunakan untuk dialirkan ke turbine condenser.

Gambar 3.10.Demineralizer Trains A dan B

Gambar 3.11. Demineralizer Water System

Gambar 3.12.Acid dan Caustic Tank

3.2.7

Komponen-Komponen Utama PLTU POLITEKNIK NEGERI MALANG

37

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Pada power plant PLTU paiton ini memiliki komponen-komponen utama, yaitu: 1. Mill 2. Boiler 3. Turbine 4. Generator 1. Mill

Mill berfungsi mengelilingi batubara dengan bantuan PA Fan batubara yang telah berbentuk serbuk dapat dengan mudah terdorong ke boiler yang selanjutnya akan mengalami proses  firing.  Fungsi dari PA Fan (Primary Air Fan) sendiri untuk mendorong batubara yang telah  berbentuk serbuk dalam mill menuju boiler dengan melalui 4 saluran. 2. Boiler

Boiler yang digunakan pada PLTU Paiton ini termasuk boiler negative, artinya tekanan pada ruang bakarnya lebih kecil dari tekanan udara di luar. Pada PLTU Paiton tekanan di dalamnya sekitar -12 mmH2O.

Gambar 3.13. Diagram Burner Supervisory

POLITEKNIK NEGERI MALANG

38

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 3.14. Pola Pusaran Api di dalam F urnace

Boiler yang digunakan pada PLTU Paiton terdiri dari beberapa bagian utama antara lain : 

Furnace : Tungku pembakaran batu bara



Steam Drum : Pemisahan fase uap dan fase cair



Economizer : Berfungsi memanaskan air



Reheater : Pemanasan ulang uap dari High Pressure Turbin



Superheater : Pemanasan lanjut uap dari Steam Drum sebelum memutar turbin



Wall Tube : Pemanasan air di Steam Drum yang masih memiliki fase cair



Boiler Water Circulating Pump : Pompa yang menyalurkan air ke Wall Tube

POLITEKNIK NEGERI MALANG

39

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 3.15. Skema Konstruksi Komponen-Komponen Sistem Pembakaran pada Boiler 3. Turbine

Turbin berguna untuk menyalurkan energi mekanik ke generator. Turbin dapat dibedakan berdasarkan media penggeraknya, yaitu dengan uap, gas, maupun air. Turbin uap pada dasarnya terdiri dari dua jenis, yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Dua jenis turbin uap ini memiliki perbedaan pada mekanisme  penggerakan turbin oleh aliran uap. Pada turbin impuls, turbin memanfatkan gaya impuls dari uap berkecepatan tinggi. Untuk turbin reaksi, turbin memanfaatkan perubahan tekanan dari aliran uap untuk menggerakkan turbin.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

40

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 3.16. Turbin impuls dan Turbin reaksi

PLTU Paiton menggunakan 4 buah turbine untuk menggerakkan generator. Keempat turbine tersebut adalah HP ( High Pressure ) Turbine, IP ( Intermediate Pressure ) Turbine, LP ( Low Pressure ) Turbine A dan LP ( Low Pressure ) Turbine B. Keempat-empatnya terpasang dalam satu poros dengan generator. Adapun spesifikasi dari keempat turbine tersebut adalah:

Gambar 3.17 Spesifikasi turbin pada PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton

Pada bagian bawah LP Turbine A dan LP Turbine B, terdapat ruang condenser yang berfungsi untuk mendinginkan sisa-sisa uap setelah memutar LP turbine tersebut. Didalam condenser terjadi kondensasi dengan  bantuan air dingin yang diambil dari laut dan dialirkan melalui pipa-pipa yang jumlahnya sangat banyak sehingga dengan kondisi seperti ini uap dan air dapat saling terpisah.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

41

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Ditinjau dari tekanan operasi, condenser dibedakan atas

:

1. Atmospheric condenser 2. Vacuum condenser Sesuai persyaratan operasi PLTU, maka condenser yang dipakai adalah Vacum condenser. Alas an yang utama adalah memperoleh “heat duties” yang sebesar -besarnya pada turbine uap. Sasaran operasi Vacum condenser adalah hanya beberapa derajat diatas suhu air pendingin. Apabila diasumsikan suhu air pendingin sekitar 20 °C maka kondensor boleh  beroperasi pada suhu sekitar 30 °C (85 °F). Tekanan jenuh air untuk suhu tersebut adalah 0,042 bar absolute (0,60 psia). Kondensor yang melayani PLTU dengan daya 300 MW akan dialiri oleh uap sekitar 200 kg/detik dengan kecepatan aliran sampai dengan 60 m/detik pada tekanan sekitar 0,05 bar absolute. Dari perhitungan perpindahan panas dapat ditaksir luas daerah pertukaran  panas yang diperlukan lebih dari 20.000 m². untuk keperluan luas ini dapat digunakan 1.500 buluh dengan diameter 25 mm dan panjang sekitar 20 m.

Gambar 3.18. Struktur turbin uap

POLITEKNIK NEGERI MALANG

42

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 3.19. Komponen Turbin Uap

Gambar 3.20. Sistem Turbin Uap

3.1. Sistem Kontrol Turbin

Sistem kontrol pada turbin terdiri dari beberapa macam yaitu DEH ( Digital Electro-Hydraulic ),

MEH ( Micro Electro-Hydraulic

), ETS (

Emergency Trip System ), TSI ( Turbine Supervisory Instrument ). DEH itu sendiri adalah proteksi yang digunakan untuk mengamankan turbin saat terjadi kondisi yang salah atau trip. DEH ( Digital Electro Hidraulic )

biasanya digunakan untuk

mengontrol kecepatan, beban, dan tekanan uap turbin. DEH menerima sinyal-sinyal tersebut lalu mengirim perintah ke system EH. DEH juga bisa digunakan untuk mengoperasikan, melindungi, mengontrol, dan memonitor uap turbin meskipun pada kondisi kerja yang berbeda.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

43

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 3.21. Sistem Kontrol Turbin 4. Generator

Generator dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian yang berputar (rotor) dan bagian yang tidak berputar (stator). Pada PLTU Paiton motor-motor  besar yang menjadi statornya adalah kumparan dan rotornya berfungsi sebagai magnet sementara yang juga menimbulkan medan magnet. Pada  bagian rotor medan magnetnya dibangkitkan oleh kumparan (exciter) atau  penguat medan magnet yang terdiri dialiri oleh arus DC pada bagian rotor ini adalah supaya medan magnet yang ditimbulkan memiliki ar ah yang sama dan tetap sehingga proses pemotongan medan listriknya dapat teratur sehingga gaya gerak listrik dapat ditimbulkan oleh generator. Adapun spesifikasi dari generator yang dipakai di PLTU Paiton ini adalah:

Gambar 3.22. Spesifikasi Generator PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton

POLITEKNIK NEGERI MALANG

44

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON BAB IV PEMBAHASAN 4.1

Transformator

Transformator merupakan peralatan yang dapat memindahkan daya listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dalam frekuensi yang sama. Tegangan yang diterima dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun prinsip dasar dari transformator adalah berdasarkan induksi  bersama (mutual induksi) antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh dua magnet. Dengan demikian, maka suatu transformator adalah suatu alat yang : 

Mentransfer daya listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian yang lain.



Bekerja tanpa suatu perubahan frekuensi.



Bekerja dengan sistem induksi elektromagnetik.



Bekerja pada tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Pada PLTU Paiton unit 9 ada beberapa jenis transformator, namun yang  berkaitan langsung dengan sistem pembangkitan listrik yaitu : a. Main Transformer/Generator Transformer (1 buah)  b. Unit Auxiliary Transformer (1 buah) c. Station / Standby Service Transformer (1 buah)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

45

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON  Main Transformer   yaitu transformator yang mengubah tegangan listrik keluaran generator dari 20 kV menjadi 500 kV, selain itu juga bertugas sebagai  penyalur daya generator ke rel dengan terlebih dahulu dikurangi oleh beban  pemakaian sendiri. Pada PLTU Paiton Unit 9 terdapat 1 buah Main Transformer.

Gambar 4.8 Main Transformer / Generator Transformer Adapun spesifikasi teknis dari transformator ini, yaitu : Manufacture

: Xian XD Transformer, China

Primary Voltage

: 500 kV

Secondary Voltage

: 18 kV

OnLoad Tap Voltage :  8×1.25% Primary Current

: 923.8 A

Secondary Current

: 23093 A

Connection

: YNd1

Frecuency

: 50 Hz

Phase

:3

Capacity

: 800 MVA

System Cooling

: OFAF (Oil Forced Air Forced)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

46

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Unit Auxiliary Transformer (UAT)  adalah transformator yang berfungsi untuk menyuplai daya bagi keperluan sendiri pada unit pembangkitan, antara lain untuk keperluan daya motor, penerangan, dan untuk keperluan lainnya. Pada PLTU Paiton Unit 9 terdapat satu buah UAT.

Gambar 4.9 Unit Auxiliary Transformer Adapun data teknisnya sebagai berikut : Manufacture

: Xian XD Transformer, China

Primary Voltage

: 20 kV

Secondary Voltage

: 6,3 kV

On Load Tap Voltage :  2×2.5% Primary Current

:

Secondary Current

:

Connection

: D-yn11yn11

Frecuency

: 50 Hz

Phase

:3

Capacity

: 63 MVA

System Cooling

: ONAN –  ONAF

POLITEKNIK NEGERI MALANG

47

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Standby Service Transformer (SST)  adalah transformator yang digunakan sebagai back up dari UAT apabila generator terjadi gangguan yang menyebabkan generator trip. Selain itu SST juga digunakan untuk menyuplai daya bagi start awal generator, yaitu penguatan awal generator. Daya SST ini diambil dari sistem interkoneksi, yaitu dari Gardu Induk Paiton. Seperti UAT, SST juga terdiri dari satu buah.

Gambar 4.10 Standby Service Transformer Adapun data teknisnya sebagai berikut : Manufacture

: Xian XD Transformer, China

Primary Voltage

: 150 kV

Secondary Voltage

: 6,3 kV

On Load Tap Voltage :  8×1.25% Primary Current

: 242.5 A

Secondary Current

: 3207.5 A

Connection

: YN and yn0-yn0+d

Frecuency

: 50 Hz

Phase

:3

Capacity

: 63 MVA

System Cooling

: ONAN –  ONAF

POLITEKNIK NEGERI MALANG

48

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Hubungan antara ketiga transformator tersebut dapat dijelaskan pada gambar 4a dan gambar 4b.

Gardu Induk

Gardu Induk 150 kV side

500 kV side

Main Transformer 

     Y

Excitation Transformer 

20 kV side

Generator 

     Y

     Y

~

Standby Service Transformer 

Unit Auxiliary Transformer 

     Y

     Y

Y

Y

6,3 kV side

6,3 kV side

Bus A 6,3 kV PDC Transformer 

M Y

Y

Bus B 6,3 kV PDC Transformer 

Bus 400 Volt

M Y

Y

Bus 400 Volt

Gambar 4.11 Hubungan Main Transformer, Unit Auxiliary Transformer dan Standby Service Transformer di PLTU Paiton Unit 9

4.2 Bagian Utama

1.  Inti besi. Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan  besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh  Eddy Current . Untuk trafo daya di PLTU Paiton Baru, secara umum diklasifikasikan sebagai 3-limb core untuk trafo SST dan UAT dan 5-limb core untuk trafo GT.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

49

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

a) 3-limb

b) 5-limb.

Gambar 4.12 Inti Besi

2.  Kumparan transformer. Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton,

pertinak dan lain-lain.

Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

Gambar 4.13 Kumparan fasa RST Sumber : PLN P3B  –  Pemeliharaan Trafo Tenaga

POLITEKNIK NEGERI MALANG

50

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 3.  Minyak transformer. Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. 4.  Bushing. Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah  bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.

Gambar 4.14 Bushing 5. Tangki konsevator. Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo  berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

Gambar 4.15 Tangki konsevator.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

51

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 4.3

Peralatan Bantu

1.  Pendingin. Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugirugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi kenaikan suhu transformator yang  berlebihan maka perlu dilengkapi dengan alat/ sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa: 1. Udara/gas 2. Minyak. 3. Air. 4. Dan lain sebagainya. Sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara: 1. Alamiah (natural) 2. Tekanan/paksaan (force). Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya  perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media (minyak-udara/gas), dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator ). Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara natural/alamiah

tersebut

dapat

dilengkapi

dengan

peralatan

untuk

mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa ( Forced ).

POLITEKNIK NEGERI MALANG

52

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Macam-macam sistem pendingin transformator berdasarkan media dan cara pengalirannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Untuk sistem pendingin yang digunakan oleh trafo daya di PLTU Paiton adalah sebagai berikut : a. Untuk Generator Transformer, sistem pendingin yang digunakan adalah OFAF (Oil Force Air Force).  b. Untuk Standby Service Transformer dan Unit Auxilliary Transformer, sistem pendinging yang digunakan adalah ONAN (Oil Natural Air  Natural) untuk kapasitas beban 70%

dan ONAF (Oil Natural Air

Force) untuk kapasitas beban 100%.

2.

Tap Changer. Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk

mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan / primer yang berubah-ubah. Tap changer yang hanya bisa  beroperasi

untuk

memindahkan

tap

transformator

dalam

keadaan

transformator tidak berbeban disebut “Off Load Tap Changer ” dan hanya dapat dioperasikan manual.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

53

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Tap

changer

yang

dapat

beroperasi

untuk

memindahkan

tap

transformator, dalam keadaan transformator berbeban disebut “On Load Tap Changer ” dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Generator transformator dan standby service transformer yang terpasang di PLTU Paiton menggunakan tap changer yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi tegangan tinggi. Sedangkan unit auxiliary transformator tidak menggunakan tap changer. Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat  proses perpindahan tap, maka OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi utama trafo (ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main tank). Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan cepat menurun. tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC. 3.  Alat pernapasan (dehydrating brether). Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator. Akibat pernapasan transformator tersebut maka permukaan minyak akan selalu bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernapasan, berupa tabung berisi kristal zat hygroskopis.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

54

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 4.16 Alat Pernapasan (silica)

4.  Indikator Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator pada transformator sebagai berikut:

4.4



Indikator suhu minyak.



Indikator permukaan minyak.



Indikator sistem pendingin.



Indikator kedudukan tap.



Dan sebagainya

Gangguan Transformator Pembangkit

Yang dimaksud transformator pembangkit dalam pembahasan ini adalah : 

Transformator generator (generator transformer / main transformer) atau transformator utama.



Transformator

bantu

utama

(unit

auxiliary

transformer)  atau

transformator pemakaian sendiri. 

Standby Service Transformer



Transformator lainnya yang digunakan untuk pemakaian motor-motor  bertegangan rendah (transformator PDC ).

POLITEKNIK NEGERI MALANG

55

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON Macam-macam gangguan transformator pembangkit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

4.4.1 Gangguan Luar (E xternal F ault) Yang dimaksud dengan gangguan luar adalah gangguan yang diakibatkan oleh, atau terjadi diluar daerah pengamanan transformator yang dapat merupakan sumber kerusakan pada transformator. Gangguan-gangguan tersebut antara lain : 1)

Beban Lebih (Over Load)

Pembebanan lebih yang melampaui kapasitasnya menyebabkan  pemanasan yang berlebihan akibat kenaikan suhu, yang mengakibatkan :

2)



Memperpendek umur transformator (life time).



Merusak isolasi dan material belitan.

Gangguan Awal

Gangguan ini sering diistilahkan Incipient Fault, yaitu gangguan yang tergolong ringan dan berawal dari gangguan kecil namun kemudian secara perlahan-lahan berkembang menjadi gangguan berat dan mengakibatkan kerusakan apabila tidak segera terdeteksi. Keadaan gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh rele-rele arus dan tegangannya tidak seimbang. Gangguan-gangguan tersebut antara lain :  Kendornya

baut-baut, mur, ring pada terminal konduktor.

 Gangguan

pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang

menimbulkan bunga api dibawah minyak.  Gangguan

di sistem pendingin, seperti kerusakan pada gangguan

sirkulasi minyak, kipas pendingin, dan bagian-bagian dari sistem  pendingin lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan suhu operasi yang tinggi, meskipun transformator masih beroperasi dibawah  beban penuh.  Adanya

kemungkinan pengentalan minyak atau kebuntuan pada

 bagian-bagian tertentu, sehingga sirkulasi minyak menjadi terganggu

POLITEKNIK NEGERI MALANG

56

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON yang dapat mengakibatkan pemanasan setempat (local hot spot) pada sebagian belitan. 3)

Hubung Singkat Disisi Luar (E xternal Short Circuit )

Terjadinya hubung singkat fasa ke tanah atau fasa ke fasa diluar daerah pengamanan transformator dapat merusak bagian-bagian transformator akibat arus hubung singkat yang besar.

4.4.2 Gangguan Dalam (I nternal F ault) Yang dimaksud gangguan dalam adalah gangguan yang bersumber dari dalam transformator itu sendiri. Gangguan ini tergolong gangguan  berat yang umumnya adalah gangguan listrik dan langsung menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian transformator. Gangguan ini biasanya dapat terdeteksi langsung oleh rele-rele arus, dan tegangannya tidak seimbang. Gangguan-gangguan tersebut antara lain : 1. Gangguan hubung singkat fasa ke tanah atau fasa ke fasa pada terminal belitan tegangan tinggi atau rendah. 2. Gangguan hubung singkat fasa ke tanah atau fasa ke fasa pada belitan tegangan tinggi atau rendah. 3. Hubung singkat diantara gulungan belitan tegangan rendah dan beli tan tegangan tinggi. 4. Hubung singkat pada belitan tertier atau hubung singkat diantara gulungan belitan tertier. 5. Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap  perubah berbeban (load tap changer) akibat pemasangan yang kurang sempurna (loss contac, getaran, dsb). 6. Kebocoran minyak dari bagian las-lasan, perapat packing, dsb. 7. Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi, keretakan, penuaan, binatang, dan lain sebagainya.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

57

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 4.5

Peralatan Proteksi

1.  Rele Bucholz. Rele bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh karena : 1. Hubung singkat antar lilitan /dalam phasa 2. Hubung singkat antar phasa 3. Hubung singkat antar phasa ke tanah 4. Busur api listrik antar laminasi 5. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik

Gambar 4.17 Rele Bucholz.

2.  Pressure Relief Valve. Suatu katup yang ditekan oleh sebuah pegas yang didisain sedemikian rupa sehingga apabila terjadi tekanan di dalam transformator melebihi tekanan pegas maka akan membuka dan membuang tekanan keluar  bersama-sama sebagian minyak .

POLITEKNIK NEGERI MALANG

58

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

Gambar 4.18 Pressure Relief Valve.

3.

Sudden Pressure Relay. Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni pengaman

terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung menjatuhkan PMT.

Gambar 4.19 Sudden Pressure Relay.

4.  Relay Suhu Rele yang berfungsi mendeteksi suhu minyak dan kumparan secara langsung yang akan menbunyikan alarm serta mengerjakan PMT. Rele suhu ini dipasang pada semua transformator.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

59

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 5.

 Relay Beban Lebih Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu yang

 berlebih yang menggunakan sirkit simulator untuk mendeteksi kumparan transformator yang pada tahap pertama membunyikan alarm dan pada tahap selanjutnya menjatuhkan PMT.

6.  Relay Arus Lebih Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar fasa di dalam maupun di luar daerah pengamanan transformator. Juga diharapkan rele ini mempunyai sifat komplementer dengan rele beban lebih. Rele ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan  bagi bagian instalasi lainnnya. 7.  Relay Gangguan Tanah Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung tanah, di dalam dan di luar daerah pengamanan. 8.  Relay Tangki Tanah Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubung singkat antara kumparan fasa dengan tangki transformator dan transformator yang titik netralnya ditanahkan. 9.  Relay Differensial  Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman transformator. 10. Relay Gangguan Tanah Terbatas (Restricted Earth Fault) Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah dalam daerah pengaman transformator khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh rele differensial. 11. Relay Fluksi Lebih Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator generator. R Relay ini mengukur besaran volt per hertz (V / Hz). Tegangan imbas volt dalam suatu kumparan adalah sebanding dengan kerapatan fluks dan frekwensi.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

60

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON 4.6

Uji DGA (Dissolved gas Analysis) Pada Trafo UAT 20/6,3 kV

Definisi DGA : “ analisis kondisi transformator yang dilakukan  berdasarkan jumlah gas terlarut pada minyak trafo” Pengujian DGA adalah salah satu langkah perawatan preventif (preventive maintenance) yang wajib dilakukan dengan interval pengujian paling tidak satu kali dalam satu tahun (annually). Dilakukan dengan mengambil sampel minyak dari unit transformator kemudian gas-gas terlarut tersebut diekstrak untuk diidentifikasikan komponen-komponen individualnya.Pengujian DGA akan memberikan informasi-informasi terkait akan kesehatan dan kualitas kerja transformator secara keseluruhan. -

Keuntungan Uji DGA : Deteksi dini akan adanya fenomena kegagalan

yang ada pada

transformator yang diujikan -

Kelemahan Uji DGA : Diperlukan tingkat kemurnian yang tinggi dari sampel minyak yang diujikan

4.6.1 Langkah Uji DGA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

61

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017

PT.PJB UBJ O&M PAITON

4.6.2

Metode Ekstraksi Gas yang dipakai untuk UNIT 9 PAITON

Gas Chromatograph Teknik memisahkan zat-zat tertentu dari sebuah senyawa gabungan  berdasarkan tingkat penguapannya (volatility).

4.6.3

Jenis Kegagalan Transformator

Dari berbagai kasus kegagalan (fault) yang terjadi pada transformator dan terdeteksi melalui uji DGA, maka kegagalan pada transformator dapat digolongkan menjadi beberapa kelas : PD = Discharge sebagian D1 = Discharge energi rendah D2 = Discharge energi tinggi T1 = Thermal faults pada temp
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF