LAPORAN PILOT PLANT DISTILASI.docx
October 21, 2018 | Author: nyanmaru | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN PILOT PLANT DISTILASI.docx...
Description
LAPORAN PILOT PLANT DISTILASI FRAKSIONAL
KELAS 3B / D3 Oleh :
AJENG DEWINTA U.A
1531410094
ANGELICA ELISABETH
1531410095
CICI MAULIDYA S.
1531410036
FEBI AMAIRANI R.
1531410058
TAUFAN PRASTIYA
1531410016
WILDAN FAHREZA
1431410137
POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2017
DISTILASI FRAKSIONAL
TUJUAN
(1) Mengerti dan memahami proses distilasi dalam kolom fraksinasi, (2) Mengoperasikan peralatan distilasi dengan benar dan aman, (3) Dapat menghitung plate, efisiensi tahap dan yield proses distilasi (4) Dapat menghitung kebutuhan steam beserta panas yang dipertukarkan untuk proses distilasi.
DATA PENGAMATAN
Konsentrasi Feed awal (N)
: 17 (24.4oC)
Rate Cooling Water
: 1.6 m3/a
Suhu Stream Awal
: 90oC
Konsentrasi Awal Destilat
: 85
Feed
: 17
Bottom
:4
Luas (A)
: 6.3 m3
Panas Laten
: 589.3 x 10-7 m
Rate Per Ratio 20/30 = 50L / Jam 30/30 = 60L / Jam 30/40 = 70L / Jam
A. Reflux Ratio 20/30
30/30
30/40
Feed
10%
10%
30%
Destilat
60%
68%
72%
Bottom
0%
0%
0%
Tabel 1. Reflux Ratio dan Kadar Alkohol
B. Heat Exchanger Ratio
T Cooling Water Input
T Reflux
Output
Input
Output
20/30
27.2
31.1
34.2
30.4
30/30
29
31
69
30
30/40
28
31.7
58.4
33
Tabel 2. Heat Exchanger
ANALISA DATA
a. Menghitung Jumlah Plate Posisi
fraksi 20/30 Etanol
fraksi 30/30
Air
Etanol
fraksi 30/40
Air
Etanol
Air
Feed
0.1
0.9
0.1
0.9
0.3
0.7
Destilat
0.6
0.4
0.675
0.325
0.72
0.28
Bottom
0
1
0
1
0
1
Tabel 3 Fraksi dari masing masing reflux ratio
Gambar 1 Penentuan Stage Ratio 20/30
Enriching
: yn+1 = R/(R+1) Xn + Xd/(R+1)
q
= (Hv – Hf)/(Hv-Hl) = [Panas Laten + Cp etanol ( Tb – Tf )] / Panas Laten
Feed masuk suhu kamar q line
= 1.000000696 (Intercept)
q
= 1436497.54
Enriching Intercept
= 0.36
Gambar 2 Penentuan Stage Ratio 30/30
Enriching
: yn+1 = R/(R+1) Xn + Xd/(R+1)
q
= (Hv – Hf)/(Hv-Hl) = [Panas Laten + Cp etanol ( Tb – Tf )] / Panas Laten
Feed masuk suhu kamar q line
= 1.000003 (Intercept)
q
= 302677.8
Enriching Intercept
= 0.3375
Gambar 3 Penentuan Stage Ratio 30/40
Enriching
: yn+1 = R/(R+1) Xn + Xd/(R+1)
q
= (Hv – Hf)/(Hv-Hl) = [Panas Laten + Cp etanol ( Tb – Tf )] / Panas Laten
Feed masuk suhu kamar q line
= 1.00000154 (Intercept)
q
= 648036.6537
Enriching Intercept
= 0.411429
b. Menghitung Kebutuhan Steam Posisi
Ratio
m
Feed
20/30
Destilat
Bottom
Q1
Q2
Q rata- rata
U
24.3517
179.997646
0.001435046
89.9995404
3.71076482
3.9
3.8
3.849784
30/30
24.123
576.922157
0.001421568
288.4617892
3.67589477
2
39
12.45617
30/40
23.8559
515.948806
0.001405828
257.9751058
3.63519467
3.7
25.4
11.26444
20/30
22.5322
166.548658
0.001327823
83.27499289
3.43350547
3.9
3.8
3.849784
30/30
22.1259
529.159804
0.001303879
264.5805539
3.37157402
2
39
12.45617
30/40
21.8389
472.325688
0.001286966
236.1634874
3.32784145
3.7
25.4
11.26444
20/30
24.6587
182.266862
0.001453137
91.13415765
3.75754615
3.9
3.8
3.849784
30/30
24.7342
591.539527
0.001457586
295.7704923
3.76903024
2
39
12.45617
30/40
24.6926
534.044722
0.001455135
267.0230886
3.76269216
3.7
25.4
11.26444
ΔT1
ΔT2
Tabel 4 Perhitungan Harga U pada Heat Exchanger
Rumus Perhitungan :
1000
=> m = ….
N
:
Q1
: m1 x Cp x ΔT LMTD
Q2
: m2 x Panas Laten
ΔT LMTD
: [(
U
:
> Cp etanol = 1,92 > Panas Laten = 0,00005893
max − ln(
)
)]
Q rata− rata
Contoh Perhitungan :
N
:
1000
(massa bisa di dapat dari densitas yang diukur dengan
piknometer)
ΔT LMTD
: [(
max − )
ln(
3.9 − 3.8
= [(
. ) .
ln(
)]
)]
= 3.849784
Q1
: m x Cp x ΔT LMTD
> Cp etanol = 1,92
= 24.3517 x 1,92 x 3.849784 = 179.997646
Q2
: m x Panas Laten
> Panas Laten = 0,00005893
ΔT LMTD
= 24.3517 x 0,00005893 = 0.001435046
U
:
Q rata− rata
=
89.9995404 3.849784 6.3
= 3.71076482
PEMBAHASAN
Cici Maulidya Susanti
Pada praktikum distilasi fraksional ini bertujuan untuk memahami proses destilasi kolom fraksinasi, dapat menghitung plate efisiensi tahap dan yield proses distilasi, dan dapat menghitung kebutuhan steam beserta panas yang diperlukan untuk proses distilasi. Pada skala pilot plant alat destilasi ini dihubungkan dengan heat exchanger yang berfungsi untuk penukar panas. Pertama yang dilakukan seblum praktikum berjalan adalah mengukur suhu feed awal, suhu feed awal dianggap sebagai suhu kamar (24.4oC) konsentrasi awal yang di dapat yaitu 17 N. Kemudian memastikan bukaan masing-masing valve dengan V1 awal (tutup) sedangkan V1 saat proses (open), V2 (tutup), V3 (buka), V4 (tutup), V5 (buka), V6 (tutup), V7 (tutup), V8 (tutup), V9 (buka), V10 (tutup), V11 (buka), V12 (tutup), V13 (tutup), V14 (tutup), V15 (tutup), V16 (tutup), dan V17 (tutup). Setelah itu menjalankan alat destilasi dan ditunggu sampai ada tetes pertama, setelah itu mengambil sampel bottom, feed dan distilat untuk diukur konsentrasinya menggunakan alkohol meter. Kemudian dilakukan proses distilasi dengan variasi 3 rasio yang berbeda – beda, yakni 20/30; 30/30; dan 30/40. Perubahan dari satu rasio ke rasio lain dilakukan setiap 10 menit sekali untuk diambil sampel pada feed, destilat, dan bottomnya. Dari praktikum untuk rasio 20/30 dihasilkan Gambar 1 ternyata hasil dari plotting yang didapat bisa menghasilkan jumlah plate sebanyak 4. Sedangkan untuk refluk ratio 30/30; 30/40 masing- masing didapatkan jumlah plate yang diperlukan yaitu pada 30/30 sebanyak 3 plate dan pada 30/40 sebanyak 3 plate, dihasilkan plotting pada gambar 2, dan 3 dan plate sebenarnya di pilot plant mempunyai plate sebanyak 12 plate. Perbedaan plate teoritis dari hasil perhitungan dengan plate aktual disebabkan oleh besarnya konversi yang dibutuhkan untuk menguapkan etanol dengan kemurnian tertentu, sehingga pada reflux ratio dengan variabel yang sudah ditentukan tidak mencapai plate yang ada. Dari gambar 3 dapat dilihat kadar etanol yang dihasilkan pada refluk rasio 30/40 lebih banyak daripada reflux variabel lain, maka dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi perbandingan reflux rasio maka kadar etanol yang dihasilkan semakin besar dan semakin besar kadar etanol yang dihasilkan jumlah plate yang dibutuhkan pun juga semakin banyak.
Kemudian dari hasil analisa heat exchanger seperti pada tabel 4 yang kami ambil dari kelompok lain karena kelompok kami lupa mengambil data tersebut. Dapat dilihat bahwa harga U terendah dari bottom 20/30 sebesar 3.75754615, sedangkan harga U tetinggi dari destilat terdapat pada refluk ratio 30/20 sebesar 3.43350547 sehingga kebutuhan cooling water yang dibutuhkan untuk menukar kalor lebih besar dibandingkan dengan refluk ratio yang lain. Pada refluk ratio 30/30 terdapat perubahan suhu yang signifikan seperti pada tabel 2. Dimana perbedaan suhu masuk adalah 69oC diubah menjadi 30oC. Dari perbandingan yang sama yaitu refluk ratio 30/30 dan 20/20 terdapat perbedaan yang signifikan.
Taufan Prastiya
Pada praktikum ini kami melakukan pengamatan pada proses destilasi fraksinasi dan heat exchanger. Dalam prosesnya destilasi adalah proses pemisahan antara zat satu dengan yang lain dengan memanfaatkan perbedaan titik didih yang terjadi 2 fase yaitu fase uap merupakan destilat dan untuk fase cair merupakan bottom product . Pada skala pilot plant alat destilasi ini dihubungkan dengan heat exchanger yang berfungsi untuk penukar panas. Bahan yang akan dipisahkan adalah campuran air dan etanol. Sebelum menyalakan alat, mengatur valve terlebih dahulu dengan V1 awal (tutup) sedangkan V1 saat proses (open), V2 (tutup), V3 (buka), V4 (tutup), V5 (buka), V6 (tutup), V7 (tutup), V8 (tutup), V9 (buka), V10 (tutup), V11 (buka), V12 (tutup), V13 (tutup), V14 (tutup), V15 (tutup), V16 (tutup), dan V17 (tutup).Memastikan valve yang dibuka maupun ditutup sesuai prosedur. Setelah itu menjalankan alat destilasi dengan menyalakan pompa dan steam dan ditunggu sampai ada tetes pertama pada destilat. Kemudian dilakukan proses destilasi ini variabel reflux ratio yang digunakan yaitu 20/30, 30/30, 30/40. Setiap 10 menit melakukan perubahan satu rasio ke rasio yang lain dan pada variable ratio masing-masing tersebut diambil sampel pada feed, bottom dan destilat. Dari praktikum untuk rasio 20/30 dihasilkan sebanyak 4 plate, pada 30/30 sebanyak 3 plate, dan pada 30/4 0 sebanyak 3 plate, untuk di pilot plant sendiri mempunyai plate sebanyak 12 plate. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi perbandingan reflux rasio maka kadar etanol yang dihasilkan semakin besar dan semakin besar kadar etanol yang dihasilkan maka jumlah plate yang dibutuhkan semakin banyak. Setelah itu dari hasil analisa heat exchanger dapat diketahui bahwa harga U pada bottom terlihat stabil tidak ada perbedaan yang signifikan, sedangkan harga U tetinggi pada destilat terdapat pada refluk ratio 20/30 sebesar 3.43350547 namun dengan refluk ratio yang lain perbedaanya hanya sedikit sehingga kebutuhan cooling water yang dibutuhkan untuk menukar kalor lebih besar dibandingkan dengan refluk ratio yang lain. Pada refluk ratio 30/30 terdapat perubahan suhu yang signifikan seperti pada tabel 2. Dimana perbedaan suhu masuk adalah 69oC diubah menjadi 30oC. Dari perbandingan yang sama yaitu refluk ratio 30/30 dan 30/40 terdapat perbedaan yang signifikan.
View more...
Comments