LAPORAN Phaeophyta

October 30, 2017 | Author: TriIndahRamadina | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

cryptogamae...

Description

PHAEOPHYTA LAPORAN PRAKTIKUM disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Botani Cryptogamae

oleh: Kelompok 6 Biologi A 2014 Emila Susheno

1401850

Karina Rachma

1401145

Nizhar Rismawan

1404283

Rima

1404937

Sulastri Eka Mardiah

1401949

Tri Indah Ramadina

1400049

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara yang didominasi oleh daerah perairannya sehingga berpotensi memiliki banyak keanekaragaman hayati di bagian laut. Salah satu jenis tumbuhan yang tersedia di daerah perairan adalah alga yang memiliki banyak manfaat untuk mendukung memenuhi kebutuhan masyarakat. Phaeophyceae merupakan salah satu alga yang berasal dari bahasa latin yaitu phaeo= perang dan phykos= alga. Alga ini umumnya memiliki pigmen coklat, hidup di laut, berukuran makroskopis, multiseluler, dan mengandung zat cadangan makanan berupa minyak laminarin dan asam alginat. Beberapa jenis alga ini menyerupai tumbuhan tingkat tinggi dan memiliki gelembung udara sebagai alat pengapungnya. Pembiakan generatifnya menyerupai tumbuhan tinggi yaitu pada ujung atau ketiak cabang terbentuk reseptakel yang di dalamnya terdapat konseptakel yang berisi sel gamet berupa sel telur atau spermatozoid (homothallus). Kandungan alginat sebagai cadangan makanan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Oleh sebab itu praktikum pengamatan alga ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman spesies beserta manfaat pada divisi Phaeophyta. B. Tujuan Tujuan diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: 1. mengetahui ciri-ciri umum Phaeophyta; 2. dapat mengidentifikasi alga Phaeophyta; 3. dapat mengklasifikasi alga Phaeophyta;

BAB II METODE A. Pelaksanaan Praktikum Hari/tanggal : Selasa, 6 Oktober 2015 Waktu : Pukul 08.40-11.20 WIB Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA A UPI

B. Alat dan Bahan Alat dan bahan untuk pengamatan divisi Phaeophyta adalah sebagai berikut. 1. Alat Tabel 2.1. Alat yang digunakan pada praktikum divisi Phaeophyta No. 1. 2. 3.

Alat Awetan bioplastik Alat tulis Kamera Handphone

Jumlah 11 buah 1 set 1 buah

2. Bahan Tabel 2.2. Bahan yang diguanakan pada praktikum divisi Phaeophyta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Bahan Spesimen Awetan Hormophyra triquesta Spesimen Awetan Sargassum longifolium Spesimen Awetan Sargassum enerve Spesimen Awetan Sargassum peron Spesimen Awetan Sargassum crassifolium Spesimen Awetan Palmaria sp. Spesimen Awetan Turbinaria decurent Spesimen Awetan Turbinaria ornata Spesimen Awetan Fucus sp. Spesimen Awetan Padina javanica Spesimen Awetan Padina autralis

C. Langkah Kerja Spesimen awetan bioplastik diamati oleh mata secara langsung tanpa mikroskop.

Klasifikasi ordo ditentukan berdasarkan bagianbagian yang dimiliki oleh spesimen.

Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

Hasil pengamatan dituangkan ke dalam Informasi dicatat tabel karakteristik dalam bukuDikotomi catatan dan Badan dan Konsep. didokumentasikan.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakter Phaeophyta Tabel 3.1. Hasil identifikasi divisi Phaeophyta berdasarkan morfologi dan anatominya N o

Nama Spesies

1

Laminaria sp.

2

Hormophyra triquesta

3

Sargassum longifolium

Bentuk Thallus

Bentuk Phylloid

Pipih

Lembaran

Segitiga

Kecil tereduksi

Gilig

Lembaran panjang

4

Sargassum enerve

Gilig ramping

Lembaran merunduk

5

Sargassum peron

Gilig tebal

Lembaran Menumpuk

Letak Alat Perkembangbiakan

Percabangan

-

Di thallus

Tidak dikotom (bebas)

Mirip daung pisang

-

-

Di ketiak cabang

Tidak dikotom (bebas)

Tampak ada duri



Di ketiak cabang

Di ketiak cabang

Tidak dikotom (bebas)

Phylloid lanset

Kantung Udara

-

Letak Kantung Udara



Di ketiak cabang

Di ketiak cabang

Tidak dikotom (bebas)



Di ketiak cabang

Di ketiak cabang

Tidak dikotom (bebas)

Ciri Khas

Memiliki thallus ramping dan phylloidnya merunduk Memiliki thallus yang tebal dan phylloid yang menumpuk

Kemiripan Berumpun membentuk “hutan laut” berukuran besar. Phylloid bergerigi dan berbentuk segitiga Seperti tumbuhan tinggi Seperti tumbuhan tinggi

Seperti tumbuhan tinggi

6

Sargassum crassifolium

7

Palmaria sp.



Di ketiak cabang

Di ketiak cabang

Tidak dikotom (bebas)

-

-

Di thallus

Dikotom

Gilig

Turbin atau corong



Di phylloid

Diketiak cabang

Gilig

Turbin atau corong



Di phylloid

Diketiak cabang



Di pertulang an daun

Gilig

Lembaran kasar

Pipih

Lembaran

8

Turbinaria decurent

9

Turbinaria ornate

10

Fucus sp.

11

Padina javanica

12

Padina australis

Pipih

Pipih

Pipih

Lembaran

Lembaran

Lembaran

-

-

-

-

Tidak dikotom (bebas) Tidak dikotom (bebas)

Memiliki phylloid yang keras, tebal, kasar, dan bergerigi Thallusnya menjari

Seperti menjari

Phylloid halus

Seperti pemutar keran air

Phylloid bergerigi

Seperti pemutar keran air

Di ujung percabangan

Dikotom

Thallusnya memiliki bagian sayap (ala)

Di thallus

Tidak dikotom (bebas)

Mirip kipas

Tidak dikotom (bebas)

Mirip cangkang kerang, dan alur thallus lebih jelas dibandingkan Padina javanica

Di thallus

Seperti tumbuhan tinggi

Seperti kaki bebek mata ikan dan bentolbentol hitam Mirip kipas, bentuk phylloid lebar dan besar

Mirip cangkang kerang

2. Klasifikasi Chrysophyta Tabel 3.2 Klasifikasi dan Perbandingan Spesimen No . 1.

Klasifikasi

Gambar Referensi

Gambar Praktikum

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Laminariales

Family

: Laminariaceae

Genera

: Laminaria

Species

: Laminaria sp.

_

Gambar 3.1. Laminaria sp. (Mede, 2010)

Gambar 3.2. Laminaria sp. (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar Sketsa

2

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Fucales

Family

: Cystoseiracea

Genera

: Hormophyra

Species

: Hormophyra triquesta

Gambar 3.3. Hormophyra triquesta (Frika, 2015)

Gambar 3.4. Hormophyra triquesta (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

3

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Fucales

Family

: Sargassaceae

Genera

: Sargassum

Species

: Sargassum longifolium

Gambar 3.5. Sargassum

Gambar 3.6. Sargassum

longifolium

longifolium

(Nicky, 2012)

(Dokumentasi kelompok 6, 2015)

4

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Fucales

Family

: Sargassaceae

Genera

: Sargassum

Species

: Sargassum enerve

Gambar 3.7. Sargassum enerve (Delta, 2013)

Gambar 3.8. Sargassum enerve (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

5

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Fucales

Family

: Sargassaceae

Genera

: Sargassum

Species

: Sargassum peron Gambar 3.9. Sargassum peron

Gambar 3.10. Sargassum peron

(Carey, 2007)

(Dokumentasi kelompok 6, 2015)

6

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Fucales

Family

: Sargassaceae

Genera

: Sargassum

Species

: Sargassum crassifolium

Gambar 3.11. Sargassum crassifolium (Jessica, 2013)

Gambar 3.12. Sargassum crassifolium (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

7.

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Florideophyceae

Order

: Palmariales

Family

: Palmariaceae

Genera

: Palmaria

Species

: Palmaria sp. Gambar 3.13. Palmaria sp. (Marine, 2011)

Gambar 3.14. Palmaria sp. (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

8.

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Fucales

Family

: Sargassaceae

Genera

: Turbinaria

Species

: Turbinaria decurent Gambar 3.15. Turbinaria decurent

Gambar 3.16. Turbinaria

(Henning, 2011)

decurent (Dokumentasi kelompok 6,2015)

9.

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Fucales

Family

: Sargassaceae

Genera

: Turbinaria

Species : Turbinaria ornata Gambar 3.17. Turbinaria ornata

Gambar 3.18. Turbinaria ornata

(Agardh, 2012)

(Dokumentasi kelompok 6, 2015)

10.

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Fucales

Family

: Fucaceae

Genera : Fucus Species

11.

: Fucus sp.

Gambar 3.19. Fucus sp.

Gambar 3.20. Fucus sp.

(Gabor, 2008)

(Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Dictyotales

Family

: Dictyotaceae

Genera

: Padina

Species

: Padina javanica

Gambar 3.21. Padina javanica (Datum, 2009)

Gambar 3.22. Padina javanica (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

12.

Kingdom : Plantae Division : Phaeophyta Class

: Phaeophyceae

Order

: Dictyotales

Family

: Dictyotaceae

Genera

: Padina

Species

: Padina australis

Gambar 3.24. Padina australis Gambar 3.23. Padina australis

(Dokumentasi kelompok 6, 2015)

(Taxa, 2014)

3. Bagan Dikotomi Konsep Phaeophyta 1a

2a

Memiliki gelembung udara (3, 4, 5, 6, 8, 9, 10)

PHAEOPHYTA 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12

2b

3a

1bb Tidak memiliki gelembung udara (1, 2, 7, 11, 12) Keterangan:

3b

Bentuk thallus segitiga Bentuk 1. Laminaria sp 11. Padina Thallus 2. pipih Hormophyra triquesta javanica 3. Sargassum longifolium 12. Padina Hormophyra triquesta (1, 7, 11, 12) 5a 5b 4. Sargassum enerve australis 5. Sargassum peron Seperti kipas Tidak seperti 6. Sargassum Crassifolium (11, 12) 7a Letak 7. 7b Palmaria spkipas Letak gelembung udara di Alur thallus jelas (1,7) 8. Turbinaria decurent gelembung ketiak cabang Alur thallus 8a 8b 9. Turbinaria ornate udara di Thallus Lembaran (3, 4,tidak 5, 6) 6b 6a tidak tidak jelas Padina australis 10. Fucus sp Lembaran Seperti Seperti daun phylloid tebalmerunduk Lembaran Thallus gilig Turbinaria Phylloid Phylloid Sargassum giligSargassum Sargassum Sargassum Turbinaria Padina javanica panjang Lembaran kasar menjari sp pisang sp (8, 9) Palmaria Laminaria (3,longifolium 4,11a 6) (3, 6)9b Gambar 9a 11b 10adecurent 10b merunduk tebal halus bergerigi enerve peron crassifolium ornata 3.25. Bagan Dikotomi Konsep Phaeophyta Letak alat perkembang biakan di ujung thallus Fucus sp

Letak alat perkembangbiakan di ketiak cabang (3, 4, 5, 6, 8, 9) 4a 4b

4. Kunci Determinasi Phaeophyta 1a

Memiliki gelembung udara...............................................................2

1b

Tidak memiliki gelembung udara…………….................................3

2a

Letak alat perkembangbiakan di ujung thallus....................Fucus sp.

2b

Letak alat perkembangbiakan di ketiak cabang................................4

3a Bentuk thallus pipih………..............................................................5 3b

Bentuk thallus segitiga....................................Hormophyra triquesta

4a

Letak gelembung udara di ketiak cabang.........................................6

4b

Letak gelembung udara di phylloid................................................10

5a

Seperti kipas......................................................................................7

5b

Tidak seperti kipas…........................................................................8

6a

Thallus tidak gilig tebal....................................................................9

6b

Thallus gilig tebal...................................................Sargassum peron

7a

Alur thallus tidak jelas..............................................Padina javanica

7b

Alur thallus jelas.......................................................Padina australis

8a Seperti menjari...............................................................Palmaria sp. 8b

Seperti daun pisang......................................................Laminaria sp.

9a Lembaran menunduk............................................Sargassum enerve 9b

Lembaran tidak merunduk............................................................ 11

10a Phylloid halus....................................................Turbinaria decurent 10b Phylloid bergerigi.................................................Turbinaria ornata 11a Lembaran panjang..........................................Sargassum longifolium 11b Lembaran kasar.............................................Sargassum crassifolium

B. Pembahasan 1. Laminaria sp. Berdasarkan hasil pengamatan, Laminaria memiliki bentuk thallus pipih, bentuk phylloid lembaran, tidak memiliki kantung udara, alat perkembang biakan terletak pada thallus, percabangan bebas, kemiripan seperti daun pisang, dan ciri khasnya berumpun membentuk hutan laut berukuran besar. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Kim (2011) bahwa Laminaria sp merupakan rumput laut coklat berthallus panjang dan keras terbagi menjadi beberapa bagian. Alga ini dapat membentuk hutan bawah air yang mendukung populasi hewan. Komponen penyusunnya terdiri dari unsur iodin, potassium, magnesium, kalsium, dan besi. Penelitian menunjukkan fukoidan pada Laminaria sp. efektif untuk menghentikan pertumbuhan tumor, antioksidan alami, dan dijadikan makanan di Jepang. 2. Hormophyra triquesta Berdasarkan hasil pengamatan, Hormophyra triquesta memiliki bentuk thallus segitiga, phylloidnya kecil tereduksi, tidak memiliki kantung udara, alat perkembang biakan terletak di ketiak cabang, percabangan bebas, kemiripan seperti berduri, dan ciri khasnya phylloid bergerigi dan thallus berbentuk segitiga. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari C. Agardh (2011) yang menyatakan bahwa Hormophyra triquesta memiliki bentuk thallus mirip tumbuhan tinggi, memiliki phylloid berbentuk lembaran, tidak memiliki gelembung udara, letak reseptakel pada aksilar, percabangan thallusnya tidak berpola, memiliki ciri khas sayatan melintang thallus segitiga, memiliki duri serta mirip dengan tumbuhan kaktus. Thalli tegak berbentuk penampang segitiga (triquetra) permukaan licin warna coklat-kuning atau coklat hijau, membentuk rumpun yang rimbun tinggi dapat mencapai 60 cm. Percabangan tumbuh pada segmen-segmen thalli secara berseling-seling. Dapat dijadikan makanan karena mengandung alginat fenol dan tannin. 3. Sargassum longifolium

Berdasarkan hasil pengamatan, Sargassum longifolium memiliki bentuk thallus gilig, phylloidnya berupa lembaran panjang, memiliki kantung udara dan alat perkembang biakan di ketiak cabang, percabangan bebas, kemiripan seperti tumbuhan tinggi, dan ciri khasnya phylloid lanset. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari C. Agardh (1998) yang menyatakan bahwa Sargassum longifolium memiliki bentuk thallus mirip tumbuhan tinggi, memiliki phylloid berbentuk lembaran, memiliki gelembung udara, letak reseptakel pada aksilar, percabangan thallusnya tidak berpola, memiliki ciri khas ukuran phylloidnya panjang (long), serta mirip dengan tumbuhan kormus. Dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman Allium cepa, Allium sativum, Capsicum L., dan Ipomoea batatas. 4. Sargassum enerve Berdasarkan hasil pengamatan, Sargassum enerve memiliki bentuk thallus gilig ramping, phylloidnya berupa lembaran merunduk, memiliki kantung udara dan alat perkembang biakan di ketiak cabang, percabangan bebas, kemiripan seperti tumbuhan tinggi, dan ciri khasnya memiliki thallus yang ramping dan phylloid merunduk. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Ryther (2012) yang menyatakan bahwa Sargassum enerve

memiliki bentuk thallus mirip tumbuhan tinggi,

memiliki phylloid berbentuk lembaran, memiliki gelembung udara, letak reseptakel pada aksilar, percabangan thallusnya tidak berpola, memiliki ciri khas jarak antar phyloid berdekatan, serta mirip dengan tumbuhan kormus. Ekstrak alginat dapat dimanfaatkan sebagai perekat warna kain di industri tekstil dan pupuk organik. 5. Sargassum peron Berdasarkan hasil pengamatan, Sargassum peron memiliki bentuk thallus gilig tebal, phylloidnya berupa lembaran menumpuk, memiliki kantung udara dan alat perkembang biakan di ketiak cabang, percabangan bebas, kemiripan seperti tumbuhan tinggi, dan ciri khasnya memiliki thallus yang tebal dan phylloid menumpuk. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Ryther (2012) yang menyatakan bahwa Sargassum peron memiliki bentuk thallus mirip tumbuhan tinggi,

memiliki phylloid berbentuk lembaran, memiliki gelembung udara, letak reseptakel pada aksilar, percabangan thallusnya tidak berpola, memiliki ciri khas jarak antar phyloid berjauhan, serta mirip dengan tumbuhan kormus (Ryther, 2012). Koloid alginat dapat dijadikan sebagai bahan pembuat sabun dan cat rambut, mengurangi jumlah bakteri patogen yang menyerang udang windu. 6. Sargassum crassifolium Berdasarkan hasil pengamatan, Sargassum crassifolium memiliki bentuk thallus gilig, phylloidnya berupa lembaran kasar, memiliki kantung udara dan alat perkembang biakan di ketiak cabang, percabangan bebas, kemiripan seperti tumbuhan tinggi, dan ciri khasnya memiliki phylloid berupa lembaran tebal, kasar, keras, dan bergerigi. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Hidayat (2011), bahwa Sargassum crassifolium berwarna coklat. Percabangan thallus pada S. crassifolium membentuk formasi dua-dua tidak beraturan yang berlawanan pada sisi sepanjang thallus utama yang disebut (pinnate alternate). S. crassifolium mempunyai thallus berbentuk pipih dengan percabangan rimbun dan berselang-seling menyerupai tanaman darat. Pada bagian pinggir daun yang bergerigi mempunyai gelembung yang disebut vesikel. Gelembung udara berfungsi mempertahankan daun agar tetap di permukaan air. Reproduksinya terdiri dari dua cara, yaitu reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). 7. Palmaria sp. Berdasarkan hasil pengamatan, Palmaria sp. memiliki bentuk thallus pipih, phylloidnya berupa lembaran, tidak memiliki kantung udara, alat perkembang biakan berada di thallusnya, percabangan dikotom, kemiripan seperti palm (telapak tangan), dan ciri khasnya memiliki bentuk seperti telapak tangan. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Holmes (2007), bahwa Palmaria memiliki daun (blade) berdaging halus sekitar kurang lebih tingginya 20 cm dan lebar sekitar 10 cm dengan sedikit kenyal seperti karet. Daun (blade) tidak memiliki pembuluh darah

atau pertulangan, bertepi halus dan bagian bawah phylloid berbentuk baji. Spesies ini melekat erat pada batuan dengan diskoid. 8. Turbinaria decurent Berdasarkan hasil pengamatan, Turbinaria decurent memiliki bentuk thallus gilig, phylloidnya berupa turbin atau corong, memiliki kantung udara pada phylloidnya, alat perkembang biakan di ketiak cabang, percabangan bebas, kemiripan seperti pemutar keran air, dan ciri khasnya memiliki phylloid halus. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Tsutsui (2012), bahwa Turbinaria decurent adalah rumput laut yang memiliki daun berbentuk segitiga yang tebal, sedikit cekung di pusat dan memiliki gerigi tajam kecil pada margin. Dan memiliki wadah bercabang. Tumbuhan ini ditemukan pada batu dan karang mati. 9. Turbinaria ornata Berdasarkan hasil pengamatan, Turbinaria ornata memiliki bentuk thallus gilig, phylloidnya berupa turbin atau corong, memiliki kantung udara pada phylloidnya, alat perkembang biakan di ketiak cabang, percabangan bebas, kemiripan seperti pemutar keran air, dan ciri khasnya memiliki phylloid berornamen atau bergerigi. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Kimball (1999) menyatakan bahwa kromatofora Turbinaria ornata mengandung klorofil a dan c, karoten, xantofil serta fikosantin yang menyebabkan ganggang ini berwarna coklat. Turbinaria ornata thallusnya berbentuk pita, kaku seperti kulit, bercabangcabang menggarpu dan melekat dengan alat pelekat yang yang berbentuk cakram seperti terompet. Ujung-ujung talus sedikit membesar dan mempunyai lekukan-lekukan yang disebut konseptakel. Tubuhnya seperti pohon semak yang seolah-olah memiliki akar, batang dan daun. Tetapi sesungguhnya bagian-bagian tersebut adalah holdfast, stipe dan blade yang bertekstur kaku. Fitria (2010), menuliskan dalam bukunya tentang manfaat dari Turbinaria ornata yaitu dapat membantu memulihkan fungsi motorik serta system saraf setelah terjadi stroke dan mencegahnya dengan cara meningkatkan metabolisme lemak dalam darah penderita stroke. 10. Fucus sp.

Berdasarkan hasil pengamatan, Fucus sp memiliki bentuk thallus pipih, phylloidnya berupa lembaran, memiliki kantung udara di pertulangan daun, alat perkembang biakan terletak di ujung percabangan, percabangan dikotom, kemiripan seperti kaki bebek, dan ciri khasnya memiliki bagian sayap (ala). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan menurut

Setiasih

(2013),

bahwa

Fucus

merupakan

contoh alga

cokelat yang merupakan gulma yang hidup pada batuan, banyak hidup dilaut beriklim dingin atau iklim sedang. Fucus dapat dilihat dalam jumlah besar, yaitu menempel pada batuan laut dangkal, atau pada waktu air surut. Fucus seperti Laminariales, juga biasa digunakan untuk berlindung tiram, berbagai jenis udang, dan kepiting. Perkembangbiakan aseksual oleh zoospore

atau

aplanospora

yang

tidak

berdinding,

sedangkan

perkembangbiakan seksual dilakukan secara isogamet, anisogamet. 11. Padina javanica Berdasarkan hasil pengamatan, Padina javanica memiliki bentuk thallus pipih, phylloidnya berupa lembaran, tidak memiliki kantung udara, alat perkembang biakan terletak pada thallusnya, percabangan bebas, kemiripan seperti kipas, dan ciri khasnya memiliki bentuk phylloid yang lebar dan besar. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Magical Find (2005), bahwa Padina javanica berbentuk seperti daun (blade) datar yang digulung sehingga menjadi lingkaran, permukaan atas berwarna keputihan, permukaan bawah berwarna kecoklatan. Cenderung lebih kecil daripada Padina australis. Dan hal tersebut didukung pula dengan adanya pernyataan dari Kharisma (2013) bahwa Padina javanica memiliki kesamaan dengan genus Padina australis yaitu memiliki bentuk thallus pipih dengan filloid berupa lembaran, tidak memiliki kantong udara, memiliki alat perkembang biakan yang terletak di thallusnya dan percabangannya tidak dikotom. Spesies ini memiliki ciri khas yaitu phylloidnya mirip dengan cangkang kerang, dan alur thallus lebih jelas dibandingkan Padina javanica. Spesies ini dapat kita temukan pada kedalaman 43cm, melekat pada karang ( sama dengan Padina australis).

12. Padina australis Berdasarkan hasil pengamatan, Padina australis memiliki bentuk thallus pipih, phylloidnya berupa lembaran, tidak memiliki kantung udara, alat perkembang biakan terletak pada thallusnya, percabangan bebas, kemiripan seperti cangkang kerang, dan ciri khasnya memiliki alur thallus yang lebih jelas dibandingkan Padina javanica. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Hariyanto (2013), bahwa Padina australis memiliki bentuk seperti kipas dengan lebar 2-8cm, dan terdapat segmensegmen lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial. Thallus tersusun dari epidermis dan sel parenkim. Ukuran lembaran thallus yaitu 5-10cm dan mudah robek. Warna utamanya adalah cokelat muda kekuning-kuningan, tapi terkadang warnanya memutih karena adanya perkapuraan di permukaan daun. Dan hal tersebut didukung pula dengan adanya pernyataan dari Kharisrama (2013) bahwa Padina australis ini memiliki ciri utama yaitu thallusnya berukuran besar (sekitar 15cm), membentuk kipas dengan lebar 2-8cm, dan terdapat segmen-segmen lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial. Thallus Padina australis tersusun dari epidermis dan sel parenkim. Padina australis ditemukan hidup di bebatuan pada rataan terumbu karang di pinggir pantai. C. Nilai-nilai 1. Nilai Religi Kantung udara yang dimiliki beberapa sepsies Phaeophyta menunjukkan kebesaran Allah SWT. Setiap makhluk hidup diberi ciri khas atau kelebihan guna menunjukkan eksistensi makhluk tersebut. Bila eksistensi makhluk hidup terjaga, maka makhluk hidup akan tetap lestari. 2. Nilai Pendidikan Pada Fucus, Sargassum dan Turbinariaterdapat kantung udara yang digunakan untuk menampung udara dan mengapung. Ciri khas ini membedakannya dengan alga yang lain. Kantung udara digunakan sebagai

alat apung agar mereka dapat mudah dilihat dan teridentifikasi. Pelajaran yang bisa diambil adalah manusia juga harus memiliki ciri khas agar diakui. 3. Nilai Sosial Politik Pada Phaeophyta terdapat pergiliran turunan. Isogeneratea adalah bentuk bergiliran keturunan gametofit dan sporofit sama, Heterogeneratea adalah bentuk bergiliran turunan gametofitnya lebih kecil dari sporofitnya, Cyclosporae adalah bentuk dvegetatif yang dominan adalah fase sporofit (2n) dan tidak memiliki bentuk vegetatif yang haploid (n). Generasi haploid hanya dalam bentuk sel-sel gamet yang dihasilkan di dalam konseptakelnya. Pelajaran yang bisa diambil adalah meskipun cara bergiliran keturunannya berbeda, tetap saja akan menghasilkan individu baru yang sifatnya sama dengan induk. Pelajaran yang diberikan kepada seseorang akan menjadikan seperti apa karakter orang tersebut. Pelajaran yang berbeda bisa saja menjadikan dua individu memiliki karakter yang sama karena ilmu yang diterima dari sumber yang berbeda-beda. 4. Nilai Intelektual Abu dari Fucaceae dan Laminariales merupakan sumber potasium dan iodin. Algin dari Laminariales digunakan secara meluas dalam lapangan industri, salah satu kegunaan algin ialah pada pembuatan es krim sehingga es krim tersebut halus. Algin juga digunakan dalam industri karet. Kombu hasil dari Laminariales terutama Laminaria dan Alaria digunakan sebagai makanan di Jepang dimasak bersama ikan, daging, dan sop. 5. Nilai Praktis Phaeopphyceae adalah golongan alga yang memiliki pigmen coklat, mengandung cadangan berupa minyak laminarin dan asam alginat. Kebanyakan anggotanya hidup di laut dan makroskopis. Tubuhnya menyerupai tumbuhan tinggi, dan beberapa jenis memiliki gelembung udara sebagai alat pengapungnya.

BAB IV KESIMPULAN Ciri umum Phaeophyta yaitu memiliki pigmen coklat, mengandung zat makanan berupa minyak laminarin dan asam alginat. Hidupnya dilaut, makroskopis, tubuhnya menyerupai tumbuhan tinggi, dan beberapa jenis memiliki gelembung udara sebagai alat apung. Berdasarkan pengamatan, Laminaria sp memiliki bentuk thallus pipih, phylloidnya lembaran, serta alat perkembang biakannya terletak pada thallus. Hormophyra triquesta memiliki bentuk thallus segitiga, phylloidnya kecil, dan alat perkembang biakannya di ketiak cabang. Sargassum longifolium, Sargassum nerve, Sargassum peron, dan Sargassum crassifolium bentuk thallusnya gilig, phylloidnya ada yang lembaran panjang, menumpuk, merunduk sampai lembaran

kasar, serta kantung udara dan alat perkembang biakannya di ketiak cabang. Palmaria sp memiliki bentuk thallus pipih, phylloidnya lembaran, dan alat perkembang biakannya terletak di thallus. Turbinaria decurent dan Turbinaria ornata bentuk thallusnya gilig, phylloid seperti turbin, kantung udara ada di phylloid, dan letak alat perkembang biakannya di ketiak cabang. Fucus sp thallusnya pipih dan memiliki sayap (ala), bentuk phylloid lembaran, kantung udara terletak di pertulangan daun, serta alat perkembang biakannya di ujung percabangan. Sedangkan pada Padina javanica dan Padina australis thallusnya pipih, bentuk phylloid lembaran, serta alat perkembang baiakannya terletak pada thallus. Tumbuhan-tumbuhan tersebut diklasifikasikan berdasarkan sifat pergiliran keturunannya, sehingga digolongkan kedalam tiga kelas yaitu isogenerate, heterogenerate, dan cyclospore. Pada kelas isogenerate contohnya Padina javanica dan Padina australis. Kelas heterogenerate adalah Laminaria sp. sedangkan anggota kelas cyclospore yaitu Fucus sp, Sargassum longifolium, Sargassum nerve, Sargassum Peron, Sargassum crassifolium, Turbinaria decuret, Turbinaria ornata, Palmaria sp, dan Hormophyra triquesta.

DAFTAR PUSTAKA Agardh.

(2012).

Turbinaria

ornata.

[Online].

Diakses

http://university.uog.edu/botany/474/hetero/turbinaria.html.

dari

:

[6

Oktober

Diakses

dari:

2015] Carey.

(2007).

Sargassum

sp.

[Online].

http://www.botany.unimelb.edu.au/ugcourses/606302/302photos/Sargassu m.html. [8 Oktober 2015] C.

Agardh.

(2011).

Hormophysa

triquetra.

[Online].

Diakses

dari:

http://www.daunafrika.com/index.php/rumput-laut-alga/alga-coklat/892hormophysa-triquetra-c-agardh. [09 Oktober 2015]

C.

Agardh.

(1998).

Sargassum

longifolium.

[Online].

Diakses

dari:

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=16158.

[09

Oktober 2015] Datum.

(2009).

Botany

natur

cuni.

[Online].

Diakses

dari

:

dari

:

http://botany.natur.cuni.cz/algo/praktika/05.html. [6 Oktober 2015] Delta.

(2013).

Sargassum

enerve.

[Online].

Diakses

http://www.agrowastevietnam.com/news/dried-lemongrassleaves/517.html. [6 Oktober 2015] Fitria, Eka. 2010. Panduan Praktikum Taksonomi Tumbuhan (Cryptogamae). Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN Syaikh Nurjati Frika.

(2015).

Agrobisnis

alga

coklat.

[Online].

Diakses

dari

:

http://daunafrika.com/index.php/157-agrobisnis/rumput-laut-alga/algacoklat/892-hormophysa-triquetra-c-agardh. [6 Oktober 2015] Gabor.

(2008).

Panomario

Fucus

sp.

[Online].

Diakses

dari

:

dari

:

http://www.panoramio.com/photo/8146782. [6 Oktober 2015] Henning.

(2011).

Turbinaria

decurrens.

[Online].

Diakses

http://meerwasserwiki.de/w/index.php?title=Turbinaria_decurrens.

[6

Oktober 2015] Hidayat.

(2011).

Sargassum

crassifolium.

[Online].

Diakses

dari:

http://media.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090003_2_2375.pdf [9 Oktober 2015] Hariyanto, T. (2013). Padina australis Alga Cokelat. [Online]. Diakses dari: http://www.kompasiana.com/kharisrama/padina-australis-alga-coklat_553 0211c6ea83423318b45a5 [9 Oktober 2015] Holmes,

J.

(2007).

Palmaria

sp.

[Online].

Diakses

dari:

http://www.beachwatchers.wsu.edu/ezidweb/seaweeds/Palmaria.htm

[9

Oktober 2015] Jessica.

(2013).

Sargassum

crassifolium.

[Online].

Diakses

dari

:

https://natureinfocus.wordpress.com/tag/queensland-seaweed/. [6 Oktober 2015]

Kharisrama. 2013. PADINA AUSTRALIS (ALGA COKLAT). Dapat diakses di : http://m.kompasiana.com/kharisrama/padina-australis-algacoklat_5530211c6ea83423318b4a5. Diakses : 08 Oktober, 2015, Pukul [9 Oktober 2015] Kim, Se-Kwon. 2011. Food and Nutrition Research Volume 64 Marine Medicinal Foods: Implications and Applications, Macro and Microalgae. Busan : Elsevier Kimball, J.W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga Marine.

(2011).

Marine

species

palmaria.

[Online].

Diakses

dari

http://www.marinespecies.org/photogallery.php?p=rss&album=2140.

: [6

Oktober 2015] Mede.

(2010).

Medea

lab.

[Online].

Diakses

dari

:

http://www.medealab.de/englisch/e_biovision_applications.html.

[6

Oktober 2015] Magical Find. (2005). Marine Plants of Hawai’i. [Online]. Diakses dari: http://www.coralreefnetwork.com/marlife/seaweeds/dictyo.htm [9 Oktober 2015] Nicky.

(2012).

Sargassum

longifolium.

[Online].

Diakses

dari

:

http://www.ispotnature.org/node/487588. [6 Oktober 2015] Ryther, dkk.(2012). Introduction to Phaeophyta. [Online]. Diakses dari: http://www.ucmp.berkeley.edu/chromista/phaeophyta.html. [09 Oktober 2015] Setiasih,

I.

(2013).

Divisi

Algae.

[Online].

Diakses

dari:

https://www.academia.edu/7200879/INTAN_BUDI_SETIASIH26020113120046 [8 Oktober 2015] Taxa.

(2014).

Bold

systems.

[Online].

Diakses

dari

:

http://www.boldsystems.org/index.php/Taxbrowser_Taxonpage? taxid=264615. [6 Oktober 2015] Tsutsui,

I.

(2012).

Turbinaria

decurrens.

[Online].

Diakses

dari:

https://www.jircas.affrc.go.jp/project/aquacult_Thailand/data/turbinaria_de currens.html [9 Oktober 2015]

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF