Laporan Perkecambahan
October 7, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Perkecambahan ...
Description
PERKECAMBAHAN Laporan Praktikum
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan 2 yang Dibina Oleh Dr. Murni Saptasari, M.Si. & Umi Fitriyati, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh : Kelompok 3 Offering C 2018 Lisa Meidya
/ 180341617515
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI SEPTEMBER 2019
B. Pembahasan
Pada
pengamatan
morfologi
dan
anatomi
perkecambahan
diketahui
bahwa
perkecambahan adalah proses pertumbuhan tumbuhan muda yang baru saja berkembang dari tahap embrio didalam biji. Berdasarkan tempat biji dalam proses perkecambahan dibedakan menjadi dua, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal. Menurut Sutopo (2002), tipe perkecambahan epigeal adalah munculnya radikula diikuti dengan pemanjangan hipokotil secara keseluruhan dan membawa kotiledon serta plumula ke atas permukaan tanah, sedangkan tipe hipogeal adalah munculnya radikula diikuti dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan tanah. Perkecambahan kacang hijau adalah salah satu tipe perkecambahan epigeal. Pada pengamatan morfologi, akar kacang hijau termasuk dalam sistem perakaran tunggang dan radikula pada biji kacang hijau sudah terlihat pada hari pertama. Radikula adalah calon akar yang akan terus bertambah panjang menjadi akar sesunggguhnya dan dapat diidentifikasi bagian bagiannya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soendjot (2008) bahwa pada tahap pertumbuhan radikula selanjutnya, selanjutn ya, akan tumbuh tumbu h menjadi akar primer dan dari akar tersebut akan muncul akar lateral/sekunder. Sedangkan kotiledon yang berfungsi sebagai sumber makanan untuk embrio dapat terlihat pada hari kedua. Ketika kecambah kacang hijau sudah memiliki helai daun atau dapat berfotosintesis maka kotiledon ini akan jatuh dan kehilangan fungsinya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tjitrosoepomo (1985) bahwa sumber makanan pada kotiledon sedikit demi sedikit diedarkan ke bagian-bagian lain agar bertumbuh dengan pesat, dan jika tumbuhan tersebut sudah dapat melakukan fotosintesis maka kotiledon menjadi layu dan akan jatuh. Pertumbuhan bagian hipokotil yang terus menerus bertambah panjang pada setiap harinya memperkuat bahwa perkecambahan kacang hijau termasuk jenis perkecambahan epigeal. epi geal. Kemudian pada pengamatan anatomi epikotil dan hipokotil kacang hijau memiliki kesamaan strukturnya. Menurut Sulisetijono (2013), struktur penyususun epikotil dan hipokotil kacang hijau terdiri dari epidermis yang berfungsi untuk melindungi jaringan dibawahnya, jaringan dibawahnya yaitu terdapat korteks dan endodermis. Juga terdapat berkas pengangkut
dibagian stele yang tersebar teratur dalam lingkaran. Sedangkan bagian anatomi akar kacang hijau sama dengan struktur akar pada tumbuhan dikotil lainnya. Seperti mempunyai rambut dan tudung akar yang berfungsi untuk menyerap air dan zat hara. Pada pengamatan morfologi jagung memiliki tipe perkecambahan hipogeal dimana munculnya radikula diikuti dengan pemanjangan koleoptil, selanjutnya koleoptil akan terus memanjang dan akan muncul epikotil dan terbentuk daun. Hipokotil tidak memanjang keatas permukaan sedangkan kotiledon berada didalam kulit biji. Radikula R adikula adalah organ yang pertama kali bisa diamati, hal ini sesuai dengan pernyataan Henderson (2006) bahwa sewaktu perkecambahan yang pertama kali keluar adalah radikula dan akan muncul akar-akar cabang, bersama-sama dengan akar primer membentuk sistem akar primer. Sistem akar primer ini hanya berfungsi untuk sementara dan akan digantikan oleh akar adventif yang muncul dari nodus batang, sistem akar adventif (serabut) inilah yang menjamin kehidupan selanjutnya. Sedangkan pada pengamatan anatomi epikotil jagung tedapat berkas pengangkut yang menyebar pada stele, terdapat korteks yang berukuran cukup luas yang tersusun atas parenkim dan beberapa sklerenkim, epidermis yang berfungsi untuk melindungi jaringan dibawahnya, serta memiliki dinding sel yang dipenuhi dengan lignin. Kemudian pada pengamatan anatomi akar jagung terdapat jaringan epidermis yang dapat ditemukan derivat berupa rambut akar, korteks yang akan membentuk serabut sklerenkim, endodermis yang tersusun secara padat dan mengandung suberin serta lignin. Jaringan pengangkut yang tersusun secara radial dan ukuran xilem yang lebih besar daripada floem (Agustina, 2010).
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hatta (2005) bahwa pada proses perkecambahan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam meliputi tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor luar meliputi air, temperatur, oksigen, cahaya, dan medium.
C. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perkecambahan memiliki dua tipe. Yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal, yang membedakan keduanya adalah letak biji dalam proses perkecambahan tersebut. Pada perkecambahan biji kacang hijau termasuk perkecambahan epigeal karena biji terangkat keatas permukaan tanah akibat pemanjangan hipokotil, sedangkan pada perkecambahan biji jagung termasuk perkecambahan hipogeal karena biji tetap berada dibawah permukaan tanah. Kemudian untuk anatomi diantara keduanya terdapat perbedaan dari beberapa struktur dan jaringan jaringanya. Pada proses perkecambahan setiap biji memerlukan lingkungan yang baik untuk melakukan pertumbuhan. Karena perkecambahan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal.
D. Lampiran
Foto Hasil Pengamatan
No 1
Hasil Pengamatan Morfologi Perkecambahan Kacang Hijau Hari ke 1-7
2
Morfologi Perkecambahan Jagung Hari ke 1-7
3
Morfologi Akar Kacang Hijau
4
Morfologi Akar Jagung
5
Morfologi Biji Kacang Hijau
6
Morfologi Biji Jagung
7
Irisan Melintang Epikotil Kacang Hijau
8
Irisan Melintang Hipokotil Kacang Hijau
9
Irisan Melintang Akar Kacang Hijau
10
Irisan Membujur Epikotil Kacang Hijau
11
Irisan Membujur Hipokotil Kacang Hijau
12
Irisan Melintang Epikotil Jagung
13
Irisan Melintang Akar Jagung
14
Irisan Membujur Epikotil Jagung
15
Irisan Membujur Akar Kacang Hijau
16
Irisan Membujur Akar Jagung
Laporan Sementara
DAFTAR RUJUKAN
Agustina, T. W. 2010. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung Tumbuhan. Bandung : Penerbit UIN Sunan Gunung Djati. Henderson, F.M. 2006. Morphology 2006. Morphology and Anatomy of Palm Pa lm Seedling. New York : The Botanical Review. Hortikultura.. Palembang : Fakultas Hatta. 2005. Penelitian Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pertanian Unsri. Sulisetijono,dkk. 2013. 2013. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan I . Malang : Universitas Negeri Malang. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Benih. Malang : Fakultas Pertanian UNBRAW. Soendjot. 2008. Upaya Peningkatan Mutu dan Produktifitas Pangan Menuju Pengelolaan Pangan Lestari. Lestari. Banjarbaru : BTR Banjarbaru. Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
View more...
Comments