Laporan Perhitungan Mekanikal Elektrikal Remodelling

January 13, 2019 | Author: Suko Winarti | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Perhitungan Mekanikal Elektrikal Remodelling...

Description

HITUNGAN TEKNIS PERENCANAAN ME A. PENDAHULUAN Gedun Gedung g Rekto Rektorat rat Unive Universi rsitas tas Nege Negeri ri Yogyak Yogyakart arta a Tahun Tahun 2011m 2011meru erupa pakan kan bangu bangunan nan konserva konservasi si gedung gedung rektorat rektorat lama yang didesain didesain menpertah menpertahanka ankan n bentuk bentuk dari bangunan bangunan yang sudah ada untuk menampilkan sejarah perkembangan Pendidikan di Indonesia yang dilengka dilengkapi pi dengan dengan sistem sistem tata udara udara (Air Conditi Conditionin oning) g) dan peneran penerangan gan buatan buatan (lampu) (lampu) untuk lighting barang barang yang dipasang pada ruang pamer. Untuk keperluan air bersih disuplay dari tanki air yang sudah ada pada gedung lama, sanitasi air kotor dan bekas disediakan septitank dan sumur resapan. Adapun dasar perhitungan Mekanikal dan Elektrikal sebagai berikut : 1. KEBU KEBUTUHAN TUHAN DAYA DAYA LISTRIK LISTRIK U nt n t u k m em e m en e n uh u h i k eb e b ut u t u ha h a n d ay a y a l is i s t ri r i k y an a n g a da d a p ad a d a P em e m el e l ih i h ar a r a an an G e d u n g R e k t o r a t U n i v e r s i t a s N e g e r i Y o g y a k a r t a T a h u n 2 0 1 1 yang berfungsi sebagai sebagai ruang pamer/galeri membutuhkan daya listrik 60w/m2 (PUIL th 2000, bangunan menggunakan fasilitas AC), maka dapat dihitung kebutuhan daya listrik: P daya gedung = Luas Gedung x 60 W/m2  = 535 m2 x 60 VA/m2  = 32100 VA = 32,1 kVA Sedangkan untuk kebutuhan kabel dan penampang dapat diketahui dari perhitungan dibawah ini : I  (Arus) = P(daya)N(tegangan) = 32100 VA/ 660  = 48,64 Ampere Kabel yang digunakan untuk kapasitas arus sebesar 48,64 Ampere dapat digunakan kabel feeder NYY 4 x 6 mm2 yang mampu dilalui arus listrik sebesar 51 Ampere

2. KEBU KEBUTUHA TUHAN N PENCAHAYAAN PENCAHAYAAN DALAM GEDUNG GEDUNG S es e s ua u a i f u ng n g si s i d ar a r i g ed e d un u n g P em e m e lili ha h a r aa a a n G e du du ng n g R ek e k t or o r at a t U ni n i ve v e r si s i t as as N e g e r i Y o g y a k a r t a T a h u n 2 0 1 1 s e b a g ai a i r u a n g p a m e r / g a l e r i p e n c a ha ha y a a n buatan yang diperlukan mengacu pada standar peraturan sebesar 250 lux (PUIL th 2000, Instalasi Penerangan).

3. INSTALASI SISTEM TATA UDARA GEDUNG (TUG) A ) L I NG K UP P EK ER J AA N Lingkup pekerjaan dari instalasi sistem tata udara adalah: 1. Sistem Air Conditioning. 2. Sistem Ventilasi, Udara Segar dan Exhaust.

B ) K RI T ER I A P E RA N CA N GA N Kriteria perancangan disusun berdasarkan standar dan peraturan yang beriaku untuk memenuhi kebutuhan udara nyaman di dalam gedung. Kriteria perancangan tersebut mencakup: a.Kondisi udara luar untuk perancangan (outdoor design conditions) Parameter

Temperatur

Kondisi udara luar 

34°CDB 10°

Beda temperatur harian rata - rata

Kelembaban Relatif  74% RH

b. Kondisi udara ruangan yang direncanakan (indoor design conditions) Ruanq

Temperatur

Kelembaban Relatif  

Ruang Kelas

: 23 ± 2°C

55-65% RH : 55-65%

Auditorium

: 23±2°CDB

55-65% RH

c. Batas Kerugian Tekanan dalam pipa refrigeran Parameter - Kerugian tekanan dalam pipa refrigeren

Maksimal 20 pa

d. Batas kerugian Tekanan dalam pipa refrigeren Ruang Toilet Umum

Pertukaran Udara Per Jam (ach) 20 x per jam

C) STANDAR DAN PERATURAN YANG BERLAKU

Standar dan peraturan yang dipakai sebagai acuan dalam perancangan sistem

adalah: 1 American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning Engineers (ASHRAE). Untuk pedoman dari ASHRAE, digunakan ASHRAE Pocket Guide for Air Conditioning, Heating, Ventilation, Refrigeration terbitan 2002 terutama chapter 1-7 dan 11-13, dan ASHRAE Handbook of Fundamentals, 2001. 2 Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National Association (SMACNA). Untuk pedoman dari SMACNA, digunakan HVAC System Duct Design Third Edition, terbitan 1990 terutama chapter 1,3 s/d 12 dan 14. National Fire Protection Association (NFPA) Approval Guide 2003, chapter 5, 7, 13 & 14 dan NFPA Standar 90 A & 90S. Standar Nasional Indonesia (SNI) : - Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung (SNI 03-6572-2001), - Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi pada Bangunan Gedung (SK SNI T-14-1993-03),

D)PERHITUNGAN TEKNIS Perhitungan yang dibuat meliputi perhitungan beban pendinginan ruangan (AC) untuk membantu pemilihan jenis dan kapasitas unit mesin pendingin (AC) yang akan digunakan, dan perhitungan beban ventilasi udara supply dan exhaust untuk menentukan pemilihan jenis dan kapasitas unit f an yang digunakan.

Sistem Pendinginan Udara Ruangan (AC) Sistem AC yang dipilih untuk digunakan pada Pemeliharaan Gedung Rektorat Univers itas Neger i Yogyakar ta Tahun 20 11 dan fasilitasnya adalah AC air cooled individual unit tipe split wall mounted untuk pemakaian di kantor dan AC di ruangan publik. Sistem ini dipilih karena: Sistem individual sangat efisien dari segi operasionainya. Indoor unit AC dan control dipasang pada masing-masing ruangan secara terpisah sehingga pemakaiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. •

Unit AC dapat dipasang secara gradual (dapat dipasang untuk ruang-ruang yang akan digunakan segera). •



Unit indoor pada setiap ruangan tidak membutuhkan ruang tersendiri.

Panjang pipa refrigeran antara unit indoor dan outdoor relatif jauh, sehingga penempatan unit outdoor lebih fleksibel, dapat ditempatkan di balkon atau di atap. •



Andal operasinya.



Biaya perawatan dan perbaikan rendah.



Suara yang ditimbulkan mesin rendah.



Dapat memberikan suatu kondisi temperatur yang diinginkan sesuai dengan

kisaran spesifikasiunit AC. E)

KONTROL Kontrol AC a. Unit AC yang terdapat di setiap ruangan, dihidupkan/dimatikan dan diatur  temperatur keluarannya secara manual oleh penghuni ruangan tersebut dengan menggunakan remote control yang terdapat pada setiap unit. b. Unit AC untuk ruang publik dihidupkan/dimatikan dan diatur pemakaiannya oleh operator dari pihak pengelola.

F)

M AT ER IA L D AN PE RA LA TA N a. Pekerjaan Pipa • Pipa refrigeran : Cooper ASTM B.280 • Pipa condensasi : Pipa PVC klas AW b. Isolasi • Pekerjaan pipa dan asesoris: Polyethelene foam, density 7 Ib/cuft, K value 0,26 Btuh/°F Sqft • Pekerjaan ducting : Glasswool, density 1,5 Ib/cuft, aluminium foil vapour  barrier, K value 0,26 Btuh/°FSqft c. • • • •

AC unit Tipe Kapasitas jenis Kompresor Kondensor fan

: : : :

Air cooled split wall mounted 9,000 Btu/h Rotary hermetic Tipe aluminium propeller 

3. INSTALASI SISTEM SANITASI, DRAINASE DAN PEMIPAAN

A. INSTALASI SISTEM PLAMBING LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan instalasi sistem plambing adalah : a. Sistem Air Bersih b. Sistem Air Bekas dan Air Kotor  c. Sistem Vent d. Sistem Air Hujan

B. KRITERIA PERANCANGAN a. Sistem Air Bersih Kriteria Perancangan untuk sistem air bersih adalah: • Sumber air bersih berasal dari PAM dengan kebutuhan dalam jangka waktu 12 jam. • Sebagai cadangan diambil dari deepwell dengan kapasitas maximum 12 m3/jam.



Standar kualitas air berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor  416/MENKES/PER/IX/1990. • Reservoir air untuk kapasitas 1 hari adalah 135 m3 termasuk cadangan pemadam kebakaran 85 m3 • Batas kecepatan air dalam pipa adalah 1 - 2 m/detik. • Batas tekanan pada sambungan alat piambing adalah 3.5 bar   ("Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Piambing", Sojyan Maimura, 1991, hal 50), dan sisa tekanan pada alat piambing sebesar 1 bar. Perkiraan pemakaian air bersih adalah : Gedung Rektorat Perkiraan Pemakaian Tamu 90 ltr/hari/orang Beban unit alat plambing dalam fixture unit (FU) : Gedung Kuliah Air Panas (FU) Air Dingin (FU) •



• • • • • • •

Kamar Mandi Katup Gelontor  Kamar Mandi Tangki Gelontor  WC dengan Katup Gelontor

2,25

8

2,25

8

Bak Cuci tangan

1,5

6 1,5

b. Sistem Air Bekas dan Air Kotor  Kriteria perancangan untuk sistem air bekas dan air kotor adaiah: Air kotor berasal dari kakus dan peturasan, air bekas berasal dari bak cuci tangan,  janitor, drain lantai dan kitchen sink. Jumlah air limbah yang dibuang diasumsikan sebesar 80% dari total kebutuhan air  perhari. Standar batas kecepatan air daiam pipa yaitu 0,6 s/d 1,2 m/det ("Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing", Sofyan Morimura, 1991, ha/174). Pipa pengumpul dari bahan PVC kias AW. Batas maksimum tekanan yang diperbolehkan adaiah 2 bar. Kerugian/kehilangan tekanan yang diizinkan sebesar 10 mm/m. Beban unit alat plambing daiam fixture unit berdasarkan buku SNI 03¬0000-2000, Tabel 7.31.1, Hal 103 adaiah : Gedung Kuliah Kakus dengan katup gelontor Kakus dengan tangki gelontor Peturasan dengan tangki gelontor Bak Cuci Tangan shower Bak Cuci Kelompok Sanitair Katup Gelontor Kelompok Sanitatir tangki gelontor

Fixture Unit 8 FU 1 FU 4 FU 1 FU 3 FU 2 FU 8 FU 6 FU

Kemiringan pipa air kotor dan air bekas Diameter Pipa Slope Pipa berdiameter >100 mm 1% Pipa berdiameter < 100 mm 2%

c. Sistem Vent Kriteria perancangan untuk sistem vent adalah : •



V e nt b e rf u ng s i u n tu k m e nj ag a s e ka t p er a ng k ap d a n e f ek s i f on atau tekanan, menjaga aliran pipa buangan dan mensirkulasikan udara dalam ruangan. Ukuran pipa tegak vent tidak boleh kurang dari 1 /2 ukuran pipa tegak air buangan minimal.



Diameter ujung pipa vent (vent cap) minimal harus sama dengan ukuran pipa tegak vent.



Pada beberapa alat plambing yang memungkinkan terjadi udara yang terjebak, perlu diberi vent.

d. Sistem Air Hujan Kriteria perancangan untuk sistem air hujan adaiah : •

Air hujan dari atap dikumpulkan kemudian dialirkan ke sumur  resa pan (soak well) melalui beberapa pipa tegak.

e. STANDAR DAN PERATURAN Standar dan peraturan yang dipakai sebagai acuan daiam per anc ang an sistem adalah: 1. 2.

SNI 03-6481-2000 , Sistem Plambing 2000. SNI 03-2453-1991, Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur  Resapan Ai r  Hujan untuk Lahan Pekarangan. SNI 03-2459-1991 , Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. 3.

Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing , Sofyan Mor imu ra, 1991.

f. URAIAN SINGKAT SISTEM 1) Sistem Air Bersih • Air dari deep well melalui filter dialirkan ke dalam Ground Water Tank (GWT) • Dari GWT air dipompa dengan menggunakan pompa transfer ke roof  tank. • Dari roof tank air didistribusikan ke semua unit alat plambing dan tempat-tempat yang membutuhkan. • Pada level atas, distribusi air dibantu dengan booster pump untuk menjaga tekanan tetap berada dalam kisaran tekanan air bersih ideal pada alat saniter/plambing. 2)

Sistem Air Bekas atau Air Kotor  

• Pembuangan air bekas dari alat plambing (saniter) yang disebut air  limbah disalurkan ke Septic Tank. • Kapasitas septic tank dihitung sesuai dengan jumlah air saniter yang dibuang perhari, dengan asumsi 80% dari total penggunaan air bersih. • Air limbah yang dibuang akan diresapkan ke dalam tanah dan dioverflow ke saluran kota 3) Sistem Air Hujan • Air Hujan yang tertampung di atap bangunan disalurkan melalui roof  drain ke beberapa pipa riser air hujan. • Air hujan yang mengalir dalam pipa riser air hujan disatukan dalam pipa riser utama air hujan kemudian disalurkan ke sumur-sumur resapan dan di-overflow ke saluran kota. 5. MATERIAL DAN PERALATAN a. Pemipaan Air Bersih Luar Gedung • •

Air Bersih Dalam Gedung:PPR PN 16 :PPR PN 16



Air Limbah & Air Hujan :Polyvinyl chloride (PVC) class 10 kg/cm2



Ven :Polyvinyl chloride (PVC) class 10 kg/cm2 b. Tangki Air Bersih Reservoar Bawah : Concrete •

Reservoar Atas c. Pompa Filter  •

: Stainnless Steel



Pompa Filter

: Centrifugal End Suction



Pompa Transfer

: Centrifugal End Suction



Pompa Booster Air Bersih

: Packaged Booster Pump

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF