Laporan Pengolahan Air Bersih Di Instalasi PDAM Tirtawening

November 20, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Pengolahan Air Bersih Di Instalasi PDAM Tirtawening...

Description

LAPO R AN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI INSTALASI PDAM PT. TIRTAWENING Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Matakuliah Teknologi Pengolahan Air Industri Pangan

Disusun oleh: Tsani Nur Achmad F

133020111

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2015

I.

Pendahuluan Air bersih menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan pada saat ini. Dimana air bersih mulai menjadi langka karena banyaknya pencemaran

air

sungai

di

beberapa

daerah

di

Indonesia.

Contohnya saja Sungai Citarum yang sudah dinobatkan menjadi salah satu sungai paling tercemar di Indonesia oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Dari contoh tersebut, menjadi penting untuk menjaga dan melestarikan air agar didapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan manusia. Untuk menjaga dan mengetahui pengolahan air kotor menjadi air bersih,

peneliti

mengambil

bahan

penelitian

mengenai

pengolahan air bersih di Instalasi PDAM Tirtawening yang berlokasi di Dago Pakar. PT. Tirtawening adalah perusahaan daerah yang mengelola air bersih di Kota Bandung. Perusahaan ini dikelola

langsung

oleh

pemerintah

Kota

Bandung

untuk

memenuhi kebutuhan air bersih 2,5 juta penduduk Kota Bandung. Sehingga untuk memenuhi hajat hidup warga Kota Bandung, air yang

didistribusikan

kebersihannya mengapa

oleh

sampai

peneliti

kran

ingin

PT.

Tirtawening

rumah

melihat

warga.

langsung

harus

terjaga

Disinilah

alasan

dan

mempelajari

bagaimana PT. Tirtawening mengolah air bersih. Pada laporan penelitian dan kunjungan yang dilakukan, kami mencoba mempelajari proses pengolahan air yang ada di PT. Tirtawening.

Pengolahan

air

ini

dimulai

dari

air

Sungai

Cikapundung kemudian dialirkan ke kolam melalui tahap pertama yaitu Bar Screen untuk memisahkan antara sampah yang ada di sungai dengan air yang akan disalurkan ke kolam koagulasi. Dalam kolam koagulasi ini air dicampur bahan kimia. Kolam ini memiliki arus cepat karena air dialirkan dengan tekanan yang besar sehingga memantul dinding kolam dan terjadi putaran deras

di

dalamnya.

Setelah

dari

kolam

koagulasi,

air

didistribusikan ke kolam flokulasi yang memiliki arus lambat yang

sengaja dibuat untuk menggumpalkan flok flok yang terdapat dalam air. Proses selanjutnya adalah sedimentasi yang dilakukan di kolam sepanjang 4x6m2. Setelah lumpur-lumpur yang masa jenisnya lebih berat dari air tersebut diendapkan, barulah air disaring di kolam filtrasi agar qualitas air semakin baik. Media yang digunakan sebagai penyaring adalah antrasit dan pasir silica. Untuk membunuh mikroba-mikroba yang ada di dalam air setelah proses filtrasi, air diberikan gas bertekanan tinggi berupa Gas Chlor. Setelah proses ini selesai, barulah air didistribusikan ke reservoir yang diletakkan di belakang Kampus STKS Bandung. II.

Studi Literatur Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum, mandi, cuci, masak, dan lainnya. Ketersediaan air

bersih

di

sebuah

kawasan

sangatlah

penting.

Namun,

mengingat bahwa tidak semua kawasan mendapatkan air bersih, maka

perlu

adanya

pemerataan

distribusi

air

bersih

bagi

masyarakat. Kriteria air bersih meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air bersih, biasanya BUMN di Indonesia yang berkaitan dengan hal ini adalah PDAM – Perusahaan Dagang Air Minum. Secara teknis, tulisan ini sebenarnya akan membahas mengenai jenis-jenis pengolahan air bersih. Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah

pengendapan,

filtari,

adsorpsi,

dan

lain-lain.

Pada

pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Pada

pengolahan

secara

biologis,

biasanya

memanfaatkan

mikroorganisme sebagai media pengolahnya. PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses penyediaan air bersih. Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat 3 bagian penting dalam sistem pengolahannya.

Skema pengolahan air bersih 1. Bangunan Intake Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment Plant. 2. Water Treatment Plant Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak

sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-bagian ini. a. Koagulasi Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Apa yang terjadi dalam bak ini..?? pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai

partikel

koloid

yang

terkandung

di

dalamnya.

Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun

secara

mekanis

(menggunakan

batang

pengaduk).

Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.

Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar b. Flokulasi Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit

flokulasi.

memperbesar

Unit

ini

ditujukan

flok.

Teknisnya

pengadukan lambat (slow mixing).

untuk

adalah

membentuk dengan

dan

dilakukan

Proses Flokulasi Partikel Koloid c. Sedimentasi Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

Proses Sedimentasi Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator

Unit Aselator pada Water Treatment Plant d. Filtrasi Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.

Unit Filtrasi Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

3. Reservoir Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat

penampungan

didistribusikan

melalui

sementara pipa-pipa

air

secara

bersih grafitasi.

sebelum Karena

kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.

Reservoir air bersih Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

Proses Pengolahan Air Bersih Sumber: http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-airbersih/

III. Kondisi Eksisting 3.1 Sekilas tentang PDAM Tirtawening

Sejarah Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM Kota Bandung sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berdasarkan peraturan Daerah (Perda) Kotamadya Bandung Nomor 7/PD/1974

jo Perda Nomor 22/1981 jo Perda Nomor 08/1987 yang telah diubah untuk terakhir kalinya dengan Perda nomor 15 Tahun 2009, dengan perkembangan organisasi sebagai berikut : Tahun 1916 - 1928 Bandung

: Stadsgemente Water Leiding

Tahun 1928 - 1943

: Technische Ambtenaar

Tahun 1943 - 1945

: Sui Doko

Tahun 1945 - 1954

: Perusahaan Air

Tahun 1953 - 1965

: Dinas Perusahaan Bagian B (DPB)

Tahun 1965 - 1974

: Dinas Teknik Penyehatan (DTP)

Tahun 1974 Kota Bandung

: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tahun 1987 dalam PDAM

: Pengelolaan Air Kotor masuk ke

Tahun 2009 – Sekarang menjadi Perusahaan

: PDAM Kota Bandung berganti nama

Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung Kapasitas Produksi

A

AIR PERMU KAAN

KAPA SITAS TERP ASAN G

DEB IT PRO DUK SI

IPA Badaksi nga

1800 l/detik

1.69 0 l/deti k

IPA Dago Pakar

600 l/detik

552 l/deti k

MP Dago Pakar

40 l/detik

39 l/deti k

I D L E

MP Cibeure um

40 l/detik

36 l/deti k

MP Cipanjal u

15 l/detik

17 l/deti k

MP Cirateu n

0 l/detik

l/deti k

JUMLA H

2.500 l/deti k

2.33 5 l/det ik

B

AIR TANAH/ SUMUR BOR

221 l/detik

98 l/deti k

C

MATA AIR

216 l/detik

107, 00 l/deti k

TOTA L

2.937 l/deti k

2.50 9 l/det ik

Sumber Air Baku PDAM Kota Bandung pada saat ini memanfaatkan 3 Sumber Air yaitu : 1. Air Permukaan  Sungai Cisangkuy, debit yang diambil + 1400 l/dtk diolah di Instalasi Pengolahan Badaksinga dari rencana ± 1800 l/dtk  Sungai Cikapundung, debit yang diambil + 840 l/dtk, 200 l/dtk diolah di Instalasi Pengolahan Badaksinga, 600 l/dtl diolah di Instalasi Pengolahan Dago Pakar dan 40 l/dtk diolah di Mini Plant Dago Pakar  Sungai Cibeureum, debit yang diambil 40 l/dtk diolah di Mini Treatment Cibeureum  Sungai Cipanjalu, debit yang diambil ± 20 l/dtk diolah di Mini Treatment Cipanjalu

2. Mata Air Sumber air ini diambil dari beberapa mata air di daerah Bandung Utara dengan total debit 190 l/dtk dan diolah di Resevoir XI Ledeng.               

Ada pun Mata Air-Mata Air tersebut adalah : Mata air Cigentur I Mata air Cigentur II Mata air Ciliang Mata Air Cilaki Mata air Ciwangun Mata air Cisalada I & II Mata air Cicariuk Mata air Cibadak Mata air Cirateun Mata air Cikendi Mata air Ciasahan Mata air Legok Baygon Mata air Citalaga Mata air Panyairan Mata air Ciwangi 3. Air Tanah Untuk pengolahan air baku yang berasal dari air tanah dalam digunakan

sistem aerasi, filtrasi dan desinfektan untuk

membunuh

bakteri digunakan gaschlorkaporit. Kualitas air baku ini pada umumnya memiliki kandungan Fe dan Mn diatas standar yang ditetapkan. Air tanah ini sebagian dimanfaatkan untuk membantu daerah yang tidak terjangkau oleh pelayanan dari Instalasi Induk PDAM. Jumlah sumur air tanah dalam PDAM pendistribusian

ada

32

buah

dengan

sistem

secara langsung ke konsumen dengan melalui

proses. Cakupan Layanan Saat ini PDAM

Tirtawening

melayani + 72,19 %

penduduk

Kota Kota

Bandung Bandung

baru yaitu

mampu sebanyak

1.789.836 jiwa. Sedangkan target nasional pelayanan air minum untuk kota besar sebesar 80 %, hal ini disebabkan semakin meningkatnya kebutuhan air minum dari tahun ke tahun.

TAHU N

JUMLAH CAKUPAN

PELAYANAN AIR MINUM ( % )

2008

63,97 %

2009

66,42 %

2010

67,26 %

2011

74,20 %

2012

72,19 %

Sistem Distribusi Air Sistem pelayanan pendistribusian kepada pelanggan di bagi ke dalam 4 Wilayah Pelayanan yaitu ; - Wilayah Bandung Utara - Wilayah Bandung Tengah Selatan - Wilayah Bandung Barat - Wilayah Bandung Timur Adapun pendistribusiannya melalui sistem : 1. Jaringan pipa adalah sistem pendistribusian air melalui jaringan pipa dengan cara gravitasi ke daerah pelayanan. 2. Pelayanan air tangki adalah armada tangki siap beroperasi melayani kebutuhan masyarakat secara langsung selama 24 Jam. 3. Kran Umum dan Terminal Air adalah merupakan sarana pelayanan air bersih untuk daerah pemukiman tertentu yang dinilai cukup padat dan sebagai penduduknya belum mampu menjadi pelanggan air minum melalui sambungan rumah dan menggunan tarif sosial Tarif Air Minum Tarif Air Minum ditentukan berdasarkan Peraturan Walikota No. 270 Tahun 2013 • Tarif Air Minum per m 3 ( per 1.000 liter ) berlaku sebagai berikut :

Pemakaia n (M 3 )

STRUKTUR TARIF SOSIAL

RUMAH TANGGA / NON NIAGA

NIAGA

INDUSTRI

1A

1B

2A1

2A2

2A3

2A4

2B

3A

3B

4A

4B

1-10

900

900

1.00 0

2.000

2.600

3.300

2.100

2.900

4.600

4.900

6.800

11-20

900

900

1.60 0

3.600

4.600

6.000

3.800

5.300

7.200

7.500

9.600

21-30

900

1.40 0

2.30 0

5.700

7.400

9.400

6.000

8.700

10.70 0

11.300

13.30 0

>30

1.30 0

2.90 0

5.50 0

8.800

10.70 0

12.60 0

8.500

12.60 0

14.40 0

14.300

16.30 0

Untuk pemakaian air minum berlaku ketentuan sebagai berikut : ·

Biaya Administrasi Air Minum untuk setiap pelanggan sebesar

Rp. 10.000,-/bulan ·

Biaya Pemeliharaan Meter untuk setiap pelanggan/bulan,

yaitu :

No .

Ukuran Meter (Inchi)

Biaya Pemeliharaan

1

0,5

2

1

Rp. 43.000,-

3

1,5

Rp. 72.000,-

4

2

Rp. 129.000,-

Rp.

7.000,-

5

3

Rp. 158.500,-

6

4

Rp. 187.000,-

Sumber: http://www.pambdg.co.id/ 3.2 Hasil Kunjungan

1.Air dari sungai Cikapundung disaring menggunakan Bar Screen untuk memisahkan air dengan sampah-sampah yang hanyut disungai.

2.Air disaluran dari sumber(Sungai Cikapundung) melalui pipa-pipa besar dengan menggunakan pompa. 3.Pada instalasi air kemudian dikelola dengan beberapa tahapan sebagai berikut: a.Air diolah pada empat sistem pengolahan yang sama a.1 Koagulasi Pada proses ini air dibuat beriak dengan menggunakan pompa untuk menciptakan tekanan yang besar kemudian ditambahkan sedikit cairan chlorine untuk mempermudah proses pemisahan air dengan flok.

a.2 Flokulasi Pada tahap ini air disalurkan melewati beberapa kolam dengan arus kecil yang diciptakan dengan menggunakan kincir didasar kolam yang berguna untuk membantu proses pemisahan air dengan flok.

a.3 Lumpur yang mengendap di dasar kolam flokulasi dan koagulasi, dibuang ke bawah, untuk selanjutnya dialirkan kembali ke sungai Cikapundung. Lumpur dibuang setiap hari.

a.4 Sedimentasi Setelah air melewati proses koaguasi dan kolam-kolam flokulasi selanjutnya air disalurkan pada kolam penyaringan. Pada kolam ini terdapat penampang-penampang besi yang berguna untuk menangkap flok-flok yang sudah terpisahkan dari air. Sehingga flok-flok yang sudah terpisahkan dari air akan menempel pada lempengan besi dan mengendap dibawah kolam maupun menempel pada lempengan besi. Adapun kedalam kolam ini adalah sekitar 8 meter, hal ini dilakukan guna menampung banyaknya flok yang ada yang kemudian menjadi lumpur.

b.Kolam Filtrasi Pada proses ini air ditampung pada kolam besar yang didasarnya terdapat media yang terdiri atas antrasit dan pasir silika yang berguna untuk menangkap kotoran. Pada saat proses filtrasi dilakukan, kolam akan diberi sedikit arus dengan menggunakan putaran kecil. Pasir silica dan antrasit dibersihkan setiap sekitar 20 jam.

c. Penambahan Chlorin Setelah melewati proses filtrasi selanjutnya air disalurkan melalui pipa dan ditambahkan gas chlor untuk membunuh pathogen-patogen yang ada dan kemudian barulah air ke tempat penampungan(reservoir), namun sebelum disalurkan ke reservoir air diambil terlebih dahulusa

sample-nya guna melihat kandungan-kandungan yang ada didalam air. Apakah sudah sesuai dengan standar baku mutu air atau belum.

d. Uji Sampel Setelah dialiri gas klor, air siap dialirkan ke reservoir, yaitu tempat penampungan sebelum didistribusikan ke pelanggan. Tetapi, sebelum masuk ke reservoir sampel air diambil terlebih dahulu, kemudian diuji, apakah layak disalurkan atau belum.

IV.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Pengolahan air bersih di PDAM Tirtawening Dago Pakar ini sudah cukup baik. Pengolahan air di tempat ini merupakan penghasil air paling bersih dan berkualitas dibandingkan di tempat lain di Kota Bandung. Hal ini karena tempatnya yang berada di tempat yang cukup

tinggi,

sehingga

air

Sungai

Cikapundung

sebagai

sumbernya juga relative bersih, tidak banyak kotorannya. Lalu kinerja PDAM di Kota Bandung secara keseluruhan juga cukup baik, karena jumlah warga yang dilayani mengalami kenaikan presentase dari data beberapa tahun terakhir. Saran  Alat-alat instalasi ada yang telah tua dan mengalami kerusakan, seharusnya mendapat perhatian dari pemerintah.  Jika pada musim hujan, pasokan air bersih ke warga menurun. Ini terjadi karena semakin banyak kotoran di sungai menyebabkan semakin keras alat instalasi bekerja, sehingga jumlah jumlah debit

air pun juga menurun. Jadi para warga tidak layak mengeluhkan hal ini kepada PDAM.  Untuk warga di sekitar sungai di Bandung harap jangan membuang

sampah

di

sungai

pengolahan air bersih.

untuk

membantu

kelancaran

proses

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF