laporan penentuan kadar MgOH2 dan AlOH2 dalam obat maag yang beredar dipasaram
April 28, 2019 | Author: chintya apriani | Category: N/A
Short Description
laporan penentuan kadar MgOH2 dan AlOH2 dalam obat maag yang beredar dipasaran...
Description
PENENTUAN KADAR CAMPURAN Mg(OH)2 DAN Al(OH)3 DALAM OBAT MAAG MELALUI TITRASI ASAM-BASA
A. Latar Belakang Masalah
Maag adalah gejala penyakit gejala penyakit yang menyerang lambung menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan atau peradangan pada pada lambung lambung yang menyebabkan sakit, mulas, sakit, mulas, dan perih pada perut. pada perut. Penyebabnya bisa karena penderita makan penderita makan secara tidak teratur, terdapat mikroorganisme yang merugikan, mengonsumsi obat-obatan mengonsumsi obat-obatan tertentu,atau sebab-sebab lainnya seperti mengonsumsi alkohol, pola tidur yang tidak teratur dan stress. Maag juga bisa terjadi apabila si penderita telat makan, kemudian sewaktu makan si penderita maag makan dengan porsi yang terlalu banyak. Bagi penderita maag yang sudah parah, penyakit maag tersebut sangat berbahaya sekali dan dapat menyebabkan kematian. Obat-obatan untuk sakit maag umumnya dimakan dua jam sebelum makan dan dua jam sesudah makan. Tujuan obat dikonsumsi dua jam sebelum makan yaitu untuk menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut penumpukkan asam lambung sudah sangat banyak dan di dalam lambung penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena asam akan terasa perih. Asam Asam lambung dinetralisir
dengan zat yang
bersifat basa. Karena itu, obat maag selalu mengandung magnesium hidroksida dan alumunium hidroksida. Dewasa ini banyak banyak beredar obat maag di pasaran yang memiliki perbedaan kadar Mg(OH)2 dan Al(OH) 3. Oleh karena itu, diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk membuktikan kadar basa pada obat maag serta mengetahui obat maag yang paling efektif menyembuhkan penyakit maag. Efektifitas obat maag dapat dilihat dari kadar magnesium hidroksida dan alumunium hidroksida yang terkandung di dalam setiap tabletnya. Melalui praktikum penyelidikan ini, akan diperoleh kadar dari Mg(OH) 2 dan Al(OH)3 dalam sampel obat maag dengan cara metode titrasi asam basa. Selanjutnya, hasil yang diperoleh dibandingkan dengan kadar yang tertera pada kemasan obat maag. Selain membuktikan kadar obat maag dan menentukan efektifitas obat maag, temuan pada praktikum penyelidikan ini diharapkan pula menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih produk obat maag. maag.
B. Rumusan Masalah
1. Berapakah kadar Mg(OH) 2 dan kadar Al(OH)3 dalam 1 tablet obat maag yang ada di pasaran? C. Tujuan dan Manfaat Penyelidikan
Tujuan penyelidikan ini untuk mengetahui kadar Mg(OH) 2 dan Al(OH)3 yang beredar di pasaran dengan titrasi metode asam basa. Dan manfaat dari penyelidikan ini adalah untuk mengetahui apakah kadar Mg(OH) 2 dan Al(OH)3 yang ada dalam obat sakit maag sesuai dengan kadar yang tertera didalam kemasan. D. Variabel Penyelidikan
Dalam penyelidikan ini yang menjadi variabel bebas adalah merk obat sakit maag yang beredar di pasaran, sedangkan variabel terikatnya adalah volume larutan NaOH 0,1 M dan variabel kontrolnya adalah massa obat maag, volume aquades, volume larutan HCl dan indikator fenolftalien. E. Landasan Teori
Penyakit maag sering disebut juga gastritis, adalah peradangan pada permukaan mukosa lambung. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit maag misalnya infeksi, minuman beralkohol, obat-obatan yang dikonsumsi, dan alergi. Penyakit ini terjadi apabila kadar dalam asam di lambung meningkat. Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang berada disekitar ulu hati, biasanya makanan dicerna di lambung setelah melewati kerongkongan. Makanan dihancurkan oleh cairan asam lambung yang mengandung enzim dan asam hidroklorik. Permukaan lambung mempunyai lapisan yang tahan tingkat keasaman yang tinggi dalam lambung. Apabila terjadi proses peradangan, lapisan ini menjadi rusak dan timbul gejalagejala maag. Gejala yang timbul apabila terkena penyakit maag adalah rasa sakit di ulu hati yang tidak hilang dengan obat. Biasanya keluhan bisa terkontrol setelah penderita minum obat untuk menurunkan asam di lambung. (Krishna, 2013:22-23) Untuk menurunkan asam lambung yang berlebihan dapat digunakan obat maag. Obat maag atau yang biasa disebut dengan istilah antasid mengandung senyawa basa atau garam yang bersifat basa. Senyawa basa dapat menetralkan kelebihan asam di lambung. Semakin banyak kadar senyawa basa di dalam obat maag, semakin banyak asam yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit maag dengan tuntas. Senyawa basa atau garam bersifat basas yang terkandung dalam obat maag, diantaranya
magnesium hidroksida, alumunium hidroksida, alumunium karbonat, kalsium karbonat dan natrium bikarbonat. ( Muchtaridi, 2007:198) Antasida umumnya merupakan senyawa yang bersifat basa sehingga dapat
menetralkan kelebihan asam yang terdapat di dalam cairan lambung. Beberapa senyawa yang digunakan antasida misalnya, kalsium karbonat (CaCO 3), natrium bikarbonat (NaHCO3),
magnesium
karbonat
(MgCO 3),
magnesium
hidroksida
(Mg(OH) 2),
aluminium hidroksida (Al(OH)3) atau kombinasinya. Reaksi yang terjadi adalah: NaHCO3(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H 2O(l) + CO2(g) CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl 2(aq) + H2O(l) + CO2(g) MgCO3(s) + 2HCl(aq) → MgCl 2(aq) + H2O(l) + CO2g) Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) → MgCl 2(aq) + 2H2O(l) Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) → AlCl 3(aq) + 3H2O(l) Gas CO2 yang dihasilkan dalam reaksi tersebut dapat menyebabkan tekanan gas di dalam lambung meningkat sehingga mengeluarkan sendawa. Digunakan titrasi asam basa untuk menentukan kadar basa dalam obat maag, karena disini terjadi reaksi antara asam dengan basa. (Harjani, dkk, 2013: 111) Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi zat dalam larutan. Titrasi ini dilakukan dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap hingga tepat mencapai titik stokiometri. Ada bebetrapa titrasi tergantung pada jenis reaksinya seperti titrasi asam basa, titrasi permanganometri, titrasi argentometri dan titrasi iodometri. (Sunarya, 2007:123)
Prinsip titrasi asam basa, titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer maupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen (artinya secara stoikiometri titran dan
titer
tepat
habis
bereaksi).
Keadaan
ini
disebut
titik
ekuivalen.
Dalam metode titrasi asam basa larutan uji, atau larutan standar ditambahkan secara eksternal, biasanya dari dalam buret bentuk larutan standar ini ditentukan sampai telah dicapai kesetaraan secara kimia dengan larutan sekunder yang telah diuji. Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar itu harus dihentikan, digunakan suatu zat yang berupa indikator. Analisa perhitungan molaritas larutan dilakukan pada saat sudah terjadi kesetaraan dan proses penetesan larutan penguji dihentikan. (Mara, 2010: 21)
F. Prosedur Penyelidikan
Alat dan bahan
Alat: o
1 set neraca analitik neraca analitik
o
1 set lumpang dan alu
o
3 buah labu erlenmeyer 100 mL
o
1 buah gelas kimia 200 mL
o
1 buah gelas kimia 100mL
o
1 buah Pipet tetes
o
1 buah batang pengaduk
o
1 buah spatula
o
1 set statif dan klem
o
1 buah pipet gondok 10mL
o
1 buah botol semprot
o
1 buah labu ukur 100mL
o
1 buah corong kaca
o
1 buah buret 50 mL
Bahan: o
1 tablet obat maag
o
Larutan HCl 12 M sebanyak 0,85 mL
o
0,401 gram NaOH
o
Indikator Phenolphtalein secukupnya
o
Aquades secukupnya
o
Kertas saring
Langkah Kerja Percobaan
Preparasi Sampel 1. Sebelum melakukan praktikum, catatlah merk dagang dan kadar Mg(OH) 2 dan Al(OH)3 yang terdapat dalam kemasan obat maag yang Anda kerjakan! 2. Ambil satu tablet dan timbang dengan neraca analitik. Catatlah massanya! 3. Tumbuk tablet dengan lumpang dan alu hingga halus. 4. Masukkan obat maag yang telah dihaluskan tersebut pada 100 ml air. 5. Saring larutan tersebut dengan menggunakan corong kaca.
Titrasi Asam Basa 1. Ambil 10 ml larutan sampel menggunakan pipet gondok dan tuangkan dalam labu Erlenmeyer. 2. Ambil pula 10 ml HCl dengan pipet gondok bersih dan tuangkan dalam Erlenmeyer yang telah berisi larutan sampel. 3. Tambahkan 3 tetes indicator PP pada titrat. 4. Masukkan 50 ml NaOH ke dalam buret. (Pastikan bahwa buret tidak bocor) 5. Titrasi titran dengan titrat dari buret. 6. Titrasi titran hingga titik akhir titrasi tercapai. 7. Catat volume NaOH yang digunakan. 8. Ulangi titrasi yang dilakukan sebanyak 3kali (triplo)
G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan/ Analisis Data
1. Menghitung massa NaOH (0,1 M) yang diperlukan M=
×
Massa=
() ××()
2. Membuat larutan 100 ml HCl 0,1 M dengan pengenceran V1×M1 = V2×M2 3. Menghitung mmol HCl yang bereaksi dengan obat maag mmol HCl= [HCl]×VHCl V rata-rata NaOH =
V + V2 2
mmol NaOH~ mmol HCl
mmol NaOH = [NaOH] × V NaOH NaOH + HCl → NaCl + H2O M 0,1M × x mL 0,1 M × 10 mL B -0,1 x mmol - 0,1 x mmol +0,1x mmol + 0,1 x mmol (1-0,1x) mmol S HCl yang bereaksi inilah yang akan menetralkan campuran basa lemah dengan suspensi obat maag. mol Mg(OH)2 =
4. Menghitung massa masing-masing suspensi obat maag yang bereaksi dengan HCl Oleh karena massa (kadar) Mg(OH)2 belum diketahui maka massa Mg(OH) 2= x Mg(OH)2 + 2 HCl → MgCl 2 +2 H2O Mol Mg(OH)2 = 2 mol HCl mol Mg(OH)2 = mol Mg(OH)2 =
58
mol
mol HCl= 2 mol
Oleh karena adanya Al(OH)3 dalam obat maag, maka kadar Al(OH) 3 harus diperhitungkan juga: Al(OH)3 + 3 HCl → Al(Cl) 3 +3 H2O mol Al(OH)3 = 3 mol HCl mol Al(OH)3 = mol Al(OH)3 = mol HCl=3
mol
78
mol
Mol HCl yang bereaksi = mol HCl dari Mg(OH)2 + mol HCl dari Al(OH)3
58
78
Mol HCl yang bereaksi= 2 mol +3
mol
Mol HCl yang bereaksi= (1-0,1x) mmol Mol HCl yang bereaksi = x=
55 754
= (1-0,1x) ×10 -3 mol
(−,)× ×754
gram dalam 10 ml pengenceran
55
Maka dalam larutan (1 tablet obat/ 1 kali minum) x=
(−,)× ×
gram × massa 1 tablet obat
5. Menghitung persen kadar setelah diencerkan Pengenceran dari 10 ml menjadi 100 ml (10 kali) x setelah diencerkan=
(−,)× ×754
gram × massa 1 tablet obat × 10
55
Data menunjukan mengandung 200 mg Al(OH) 3 dan 150 mg Mg(OH) 2 persen Al(OH)3 =
persen Mg(OH) 2 =
× %
, ,
× %
H. Pengolahan Data
1. Membuat larutan 0,1 M NaOH 100mL dengan menghitung massa NaOH yang akan ditimbang. M=
×
Massa=
() ××()
Massa NaOH yang ditimbang: 0,401 gram, maka konsentrasi NaOH dapat diperhitungkan dengan car berikut: M= M=
×
() ,4 4 /
×
M= 0,10025 M 2. Membuat larutan 0,1 M HCl 100 mL dengan pengenceran. V1×M1 = V2×M2 V1×12M = 100mL×0,1M V1= 0,83 mL Volume HCl yang diambil sebanyak 17 tetes atau sekitar 0,85 mL. Maka dengan rumus yang sama dapat ditentukan molaritas HCl sebesar 0,102 M. V1×M1 = V2×M2 0,85mL×12M = 100mL×M 2 M2= 0,102 M 3. Menghitung mmol HCl yang bereaksi dengan obat maag. Sampel Volume NaOH yang dipakai Plantacid Forte 6,80 mL 6,50 mL 6,70 mL Promag 6,60 mL 6,70 mL 6,80 mL Mylanta 9,00 mL 8,95 mL 9,20 mL
mmol HCl= [HCl]×VHCl V rata-rata NaOH =
V + V2 2
mmol NaOH~ mmol HCl mmol NaOH = [NaOH] × V NaOH Untuk Plantacid Forte
Volume rata-rata 6,66 mL
6,76 mL
8,975 mL (data tidak dipakai karena melebihi TAT)
NaOH + HCl → 0,667 mmol 1,02 mmol -0,667 mmol -0,667 mmol (0,353) mmol -
M B S
Untuk Promag NaOH + HCl → M 0,677 mmol 1,02 mmol B -0,677 mmol -0,677 mmol (0,343) mmol S Untuk Mylanta NaOH + HCl → M 0,899 mmol 1,02 mmol B -0,899 mmol -0,899 mmol (0,121) mmol S -
NaCl +
H2O
+0,667 mmol + 0,667 mmol
NaCl +
H2O
+0,677 mmol + 0,677 mmol
NaCl +
H2O
+0,899 mmol + 0,899 mmol
HCl yang bereaksi inilah yang akan menetralkan campuran basa lemah dengan suspensi obat maag. 4. Menghitung massa masing-masing suspensi obat maag yang bereaksi dengan HCl. Oleh karena massa (kadar) Mg(OH)2 belum diketahui maka massa Mg(OH) 2= x Mg(OH)2 + 2 HCl → MgCl 2 +2 H2O Mol Mg(OH)2 = 2 mol HCl mol Mg(OH)2 = mol Mg(OH)2 =
58
mol
mol HCl= 2 mol
Oleh karena adanya Al(OH)3 dalam obat maag, maka kadar Al(OH) 3 harus diperhitungkan juga: Al(OH)3 + 3 HCl → Al(Cl) 3 +3 H2O mol Al(OH)3 = 3 mol HCl mol Al(OH)3 = mol Al(OH)3 = mol HCl=3
mol
78
mol
Untuk Plantacid Forte 2
58/
+ 3
= 0,353×10 -3mol
78/ 33
0,353×10-3mol=
4.524
x=massa Mg(OH)2=massa Al(OH)3=4,839×10-3 gram Untuk 1 tablet= 1,8985 g massa Mg(OH)2=massa Al(OH)3=4,839×10-3 gram×1,8985g=9,186×10 -3g.
Untuk Promag 2
58/
+ 3
= 0,343×10 -3mol
78/ 33
0,343×10-3mol=
4.524
x=massa Mg(OH)2=massa Al(OH)3=4,7022×10-3 gram Untuk 1 tablet= 0,7448 g massa Mg(OH)2=massa Al(OH)3=4,7022×10-3 gram×0,7448=3,5021×10 -3g. Untuk Mylanta 2
58/
+ 3
= 0,121×10 -3mol
78/ 33
0,353×10-3mol=
4.524
x=massa Mg(OH)2=massa Al(OH)3=1,6588×10-3 gram Untuk 1 tablet= 0,6990 g massa Mg(OH)2=massa Al(OH)3=1,6588×10-3 gram×0,6990 g=1,1595×10 -3g. 5. Menghitung persen kadar setelah diencerkan Pengenceran dari 10 ml menjadi 100 ml (10 kali) x setelah diencerkan=
(−,)× ×754
gram × massa 1 tablet obat × 10
55
Data menunjukan mengandung 400 mg Al(OH) 3 dan 400 mg Mg(OH) 2 persen Al(OH)3 =
persen Mg(OH) 2 =
× %
,
,
× %
Untuk Plantacid Forte Pengenceran dari 10 ml menjadi 100 ml (10 kali) x setelah diencerkan= massa kadar × 10 x setelah diencerkan= 9,186×10-3g × 10 x setelah diencerkan= 0,09186 g Data menunjukan Plantacid Forte mengandung 400 mg Al(OH) 3 dan 400 mg Mg(OH) 2 persen Al(OH)3 =
persen Al(OH)3 =
, ,986 ,4
× %
× 100%
persen Al(OH)3=22,965% persen Mg(OH) 2 =
persen Mg(OH)2 =
, ,986 ,4
× %
× 100%
persen Mg(OH)2=22,965%
Untuk Promag Pengenceran dari 10 ml menjadi 100 ml (10 kali) x setelah diencerkan= massa kadar × 10
x setelah diencerkan= 3,5021 g×10-3g × 10 x setelah diencerkan= 0,035021 g Data menunjukan Plantacid Forte mengandung 200 mg Al(OH) 3 dan 150 mg Mg(OH) 2 persen Al(OH)3 =
persen Al(OH)3 =
, ,352 ,5
× %
× 100%
persen Al(OH)3=17,51% persen Mg(OH) 2 =
persen Mg(OH)2 =
, ,352 ,2
× %
× 100%
persen Mg(OH)2=23,34%
Untuk Mylanta Pengenceran dari 10 ml menjadi 100 ml (10 kali) x setelah diencerkan= massa kadar × 10 x setelah diencerkan= 1,1595×10-3g × 10 x setelah diencerkan= 0,011595 g Data menunjukan Plantacid Forte mengandung 200 mg Al(OH) 3 dan 200 mg Mg(OH) 2 persen Al(OH)3 =
persen Al(OH)3 =
, ,595 ,2
× %
× 100%
persen Al(OH)3=5,7975% persen Mg(OH) 2 =
persen Mg(OH)2 =
, ,595 ,2
× %
× 100%
persen Mg(OH)2=5,7975% I. Daftar Pustaka
Muchtaridi, A. (2007). Kimia 2. Yudhistira: Jakarta. Harjani, T., dkk. (2013). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XI. Masmedia: Sidoarjo. Krishna, A. ( 2013). Mengenali keluhan anda. Informasi Medika : Bandung. Mara, A. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Inderalaya: Universitas Sriwijaya. Sunarya, Y. (2007). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. PT. Setia Purna Inves: Bandung.
View more...
Comments