Laporan Pendahuluan STT
October 14, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Pendahuluan STT...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN STT (SOFT TISSUE TUMOR) GANGLION
A. KONSEP TEORI 1. DEFINISI
Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh, tetapi dalam artian khusus tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma. Secara klinis, tumor dibedakan atas golongan neoplasma dan nonneoplasma misalnya kista, akibat reaksi radang atau hipertrofi. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya sel secara tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya. Kanker, karsinoma, atau sarkoma tumbuh menyusup (infiltrative) ke jaringan sekitarnya sambil merusaknya (destruktif), dapat menyebar ke bagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan. Neoplasma jinak ji nak tumbuh dengan batas tegas dan tidak ti dak menyusup, tidak merusak, tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansif),
dan
umumnya
tidak
bermetastasis,
misalnya
lipoma.
Klasifikasi patologik tumor dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik pada jaringan dan sel tumor. Dari pemeriksaan mikroskopik ini tampak gambaran keganasan yang sangat bervariasi, mulai dari yang relatif jinak sampai ke yang paling ganas. Pada satu organ dapat timbul satu atau lebih neoplasma yang sifatnya berlainan. Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor bergantung pada besarnya penyimpangan dalam pertumbuhan, dan kemampuannya mengadakan infiltrasi danmenyebabkan metastasis.
Bila kulit diatas benjolan masih baik dan tidak ada luka berupa borok, kemungkinan benjolan tersebut berasal dari bawah kulit yaitu dari jaringan lunak yang ada dibawah kulit atau bisa juga dari tulang iga, namun kemungkinan paling besar adalah dari jaringan lunak bila pembesarannya relatif cepat dalam waktu yang singkat. Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon, jaringan ikat, lemak dan jaringan synovial (jaringan di sekitar persendian. Tumor jaringan lunak dapat terjadi diseluruh bagian tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tumor jaringan lunak ini ada yang jinak dan ada yang ganas. Tumor ganas atau kanker pada jaringan lunak dikenal sebagai sarcoma jaringan lunak atau Soft Tissue Sarcoma (STS) . Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya sekitar 1% dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15 % dari seluruh keganasan pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur. Pada anak-anak paling sering pada umur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada umur 45-50 tahun. Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak bawah yaitu sebesar 46% dimana 75%-nya ada di atas lutut terutama di daerah paha. Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas, lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%. 30% di tubuh bagian di bagian luar maupun dalam, seperti pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak di dalam perut maupun dekat ginjal atau yang disebut daerah retroperitoneum. Pada daerah kepala dan leher sekitar 9% dan 1% di tempat lainnya, antara lain di dada. Penyebaran atau metastasis kanker ini paling sering melalui pembuluh darah ke paru-paru (paling sering), ke liver, tulang. Jarang menyebar melalui kelenjar getah bening.Gejala dan tanda kanker jaringan
lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi dimana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi. Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari jaringan disekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh. Kanker jaringan lunak umumnya pertumbuhannya relatif cepat membesar, berkembang menjadi benjolan yang keras, bila digerakkan agak sukar bergerak dan dapat menyebar ke tempat jauh ke paru-paru, liver maupun tulang. Kalau ukuran kanker sudah begitu besar, dapat menyebabkan borok dan perdarahan pada kulit diatasnya. Metode diagnosis yang paling umum selain pemeriksaan klinis, adalah dengan pemeriksaan biopsi, bisa dapat dengan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) atau biopsi dari jaringan tumor langsung berupa biopsi insisi yaitu biopsi dengan mengambil jaringan tumor sebagian sebagai contoh bila ukuran tumornya besar. Bila ukuran tumor kecil, dapat dilakukan biopsi dengan pengangkatan seluruh tumor. Jaringan hasil biopsi diperiksa oleh dokter patologi anatomi, dan dapat diketahui apakah tumor jaringan lunak yang jinak atau ganas. Bila ganas, dapat juga dilihat dan ditentukan jenis subtipe histologis tumor tersebut, yang sangat berguna untuk menentukan menentukan tindakan selanjutnya. Bila diagnosis sudah ditegakkan, maka penanganannya tergantung pada jenis tumor jaringan lunak itu sendiri. Bila jinak, j inak, maka cukup hanya benjolannnya saja yang diangkat dan tidak ada tindakan tambahan lainnya. Bila tumor jaringan lunak hasilnya ganas atau kanker, maka pengobatannya bukan hanya tumornya saja yang diangkat, namun juga dengan jaringan sekitarnya sampai bebas tumor menurut kaidah yang telah ditentukan, tergantung dimana letak kanker ini. Tindakan pengobatannya adalah berupa operasi eksisi luas. Penggunaan radioterapi radioter api
dan kemoterapi hanyalah sebagai pelengkap, namun responsnya kurang begitu baik, kecuali untuk jenis kanker jaringan lunak yang berasal dari otot yang disebut embrional rhabdomyosarcoma. Untuk kanker yang ukurannya besar, setelah operasi, ditambah dengan radioterapi. Pada kanker jaringan lunak yang sudah lanjut, dengan ukuran yang besar, resiko kekambuhan setelah dilakukan tindakan operasi masih dapat terjadi. Oleh karena itu setelah operasi biasanya penderita harus sering kontrol untuk memonitor ada tidaknya kekambuhan pada daerah operasi ataupun kekambuhan ditempat jauh berupa metastasis di paru, liver atau tulang. Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan oleh neoplasma dan nonneoplasma. (Brunner and Suddart. 2001). Soft Tissue Tumor (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-selnya tidak tumbuh seperti kanker. (Price, Sylvia Anderson. 1995) Soft Tissue Tumor (STT) (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-selnya tidak tumbuh seperti kanker. (http://www.dinkes.kalbar.go.id/).. (http://www.dinkes.kalbar.go.id/) Jadi kesimpulannya, Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru. Kista ganglion merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Kista ini dapat terjadi pada berbagai usia termasuk anak-anak; kurang lebih 15% terjadi pada usia di bawah 21 tahun. Tujuh puluh persen terjadi pada dekade kedua dan keempat kehidupan. Perempuan tiga kali lebih banyak menderita dibandingkan laki-laki. Tidak ditemukan predileksi antara tangan kanan dan kiri, dan tampaknya pekerjaan tidak meningkatkan resiko timbulnya ganglion, namun referensi lain menyebutkan bahwa ganglion banyak ditemukan pada pesenam dimana terjadi tekanan yang besar pada pergelangan tangan.
2. ETIOLOGI
a. Kondisi genetik Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen memiliki peran penting dalam diagnosis. b. Radiasi Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasiinduksi yang mendorong transformasi neoplastic. c. Lingkungan carcinogens Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai carcinogens dan setelah itu dilaporkan meningkatnya insiden tumor jaringan lunak. d. Infeksi Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan meningkatkan kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak. e. Trauma Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors Tumors nampaknya kebetulan. Trauma mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
3. TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung
pada lokasi dimana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi. Dalam tahap awal, jaringan lunak tumors biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan lunak yang relatif elastis, tumors dapat tumbuh lebih besar, mendorong samping jaringan normal, sebelum
mereka merasa atau menyebabkan masalah. kadang gejala pertama biasanya gumpalan rasa sakit atau bengkak. dan dapat menimbulkan gejala lainnya, seperti sakit atau rasa nyeri, karena dekat dengan menekan saraf dan otot. Jika di daerah perut dapat menyebabkan rasa sakit abdominal umumnya menyebabkan sembelit
4. PATOFISIOLOGIS
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak Soft Tissue Tumor s (STT) adalah proliferasi masenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial (STT) ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kirakira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, l eher, dan 30% di badan. Tumors jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor jinak, seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukan. proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi dibagi atas 4 fase yaitu :
Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi.
Pertumbuhan dari sel-sel transformasi.
Invasi lokal.
Metastasis jauh.
5. PATHWAY
6. PENATALAKSANAAN
Secara umum, pengobatan untuk jaringan lunak tumors tergantung pada tahap dari tumor. Tahap tumor yang didasarkan pada ukuran dan tingkatan dari tumor. tumor. Pengobatan pilihan untuk jaringan jaringan lunak tumors tumors termasuk operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.
a. Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan lunak tumors. Jika memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan margin yang aman dari jaringan sehat di sekitarnya. Penting untuk mendapatkan margin bebas tumor untuk mengurangi kemungkinan kambuh lokal dan memberikan yang terbaik bagi pembasmian dari tumor. Tergantung pada ukuran dan lokasi dari tumor, mungkin, jarang sekali, diperlukan untuk menghapus semua atau bagian dari lengan atau kaki. b. Terapi radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah shrink Tumors operasi apapun untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal. Dalam beberapa kasus, dapat digunakan untuk merawat tumor yang tidak dapat dilakukan pembedahan. Dalam beberapa studi, terapi radiasi telah ditemukan ditemukan untuk memperbaiki tingkat lokal, tetapi belum ada yang berpengaruh pada keseluruhan hidup. c. Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau sesudah operasi untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau membunuh sel kanker yang tersisa. Penggunaan kemoterapi untuk
mencegah
penyebaran
jaringan
lunak
tumors
belum
membuktikan untuk lebih efektif. Jika kanker telah menyebar ke area lain dari tubuh, kemoterapi dapat digunakan untuk Shrink Tumors dan mengurangi rasa sakit dan menyebabkan kegelisahan mereka, tetapi tidak mungkin untuk membasmi penyakit.
Penanganan pada Soft Tissue Tumor (STT) adalah sebagai berikut : a. Terapi Medis Terapi medis termasuk eksisi endoskopik tumor di traktus gastrointestinal bagian atas misalnya: esophagus, perut (stomach), dan duodenum atau colon. b. Terapi Pembedahan (Surgical Therapy) Pembedahan (complete surgical excision) dengan kapsul sangatlah penting untuk mencegah kekambuhan setempat (local recurrence). Terapi tergantung lokasi
tumor. Pada lokasi yang tidak biasanya, pemindahan lipoma menyesuaikan tempatnya.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian
a.
b.
c.
Identitas Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Status Perkawinan
:
Agama
:
Alamat
:
No. Register Tanggal Pengkajian
: :
Alasan Masuk Rumah Sakit Alasan Dirawat
:
Keluhan Utama Saat Dikaji
:
Riwayat Kesehatan Riwayat penyakit sekarang : Riwayat sakitsebelumnya : Riwayat kesehatan keluarga :
d.
Pemeriksaan Fisik : Keadaan umum : TTV
:
Head To Toe
:
1. Kepala 2. Rambut 3. Mata 4. Hidung 5. Telinga 6. Mulut dan gigi
7. Leher 8. Thorax 9. Abdomen 10. Alat kelamin luar 11. Anus 12. Extremintas 13. Integumen e. Psikososial f. Spiritual g. Pemeriksaan penunjang Hasil Lab.: Radiologi : Lain-lain : 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pre Operatif 1) Kurang
pengetahuan
mengenai
kondisi,
prognosis,
dan
kebutuhan pengobatan. 2) Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit b. Intra Operatif 1) Resiko jatuh berhubungan keseimbangan tubuh
dengan
penurunan
fungsi
c. Post Operatif 1) Nyeri
akut
berhubungan
dengan
terputusnya
kontinuitas
jaringan. 2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi. 3) Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi. 4) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan refleks batuk dan refleks menelan menurun
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Pre Operatif 1. Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan. Diagnosa Keperawatan 1 Definisi: Ketiadaan atau defisisensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu Batasan Karakteristik Karakter istik : o Perilaku Hiperbola o Ketidakakuratan mengikuti perintah o Ketidakakuratan melakukan tes o Perilaku tidak tepat (hysteria, bermusuhan, agitasi, apatis,) o Pengungkapan masalah Factor yang berhubungan o Keterbatasan
No
kognitif
Salah interpretasi
o
informasi o Kurang pajanan o Kurang minat dalam belajar o Kurang dapat mengingat Tidak familier dengan informasi
Tujuan & Kriteria Hasil NOC Knowledge : Disease Process Knowledge : Health Hehavior Kriteria Hasil :
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan Pasien dan keluarga mampu melaksakan prosedur yang dijelaskan secara benar Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
Intervensi NIC Teaching : Disease Proses o Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik o Jelaskan patofisiologidari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. o Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat
Identifikasi
o
kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat o Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat o Hindari jaminan yang kosong o Sediakan bagi keluarga atau SO
informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat o Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan ata proses pengontrolan penyakit o Diskusikan pilihan terapi atau penanganan o
pasien Dukung untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan o Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas local, dengan cara yang tepat Intruksikan pasien mengenal tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
2. Diagnosa Keperawatan : Ketakutan/Ansietas NO
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Ansietas Factor yang
berhubungan
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL NOC : o Anxiety self
control
INTERVENSI NIC : Anxiety Reduction
Perubahan dalam
o
o o o o
o
o
o
o
(status ekonomi, lingkungan, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, status peran) Pemajanan toksin Terkait keluarga Herediter Infeksi/kontaminan interpersonal Penularan penyakit interpersonal Krisis maturase, krisis situasional Stress, ancaman kematian Penyalahgunaan zat
o
pada ( Acaman status ekonomi,
status peran, lingkungan, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, konsep diri ) o Konflik tidak disadari mengenai tujuan penting hidup o Konflik tidak disadari mengenai nilai yang esensial/penting o Kebutuhan yang tidak dipenuhi
Anxiety level o Coping o
Kriteria hasil : o Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas o Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukan tehnik untuk mengontrol cemas o Vital sign dalam batas normal o Postur tubuh, ekspresi wajah, Bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan
(penurunan kecemasan) o Gunakan pendekatan yang menenangkan o Nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku pasien o Jelaskan semua prosedur dana pa yang dirasakan selama prosedur o
Pahami persepektif
pasien terhadap situasi stress o Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut o Dorong keluarga untuk menemani anak o Lakukan neck/ back rub o Dengarkan dengan penuh perhatian o Identifikasi tingkat kecemasan o Bantu pasien untuk mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
b. Intra Operatif 1. Diagnosa Keperawatan : Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan fungsi keseimbangan keseimbangan tubuh. Diagnosa Keperawatan Keperawatan Definisi : Peningkatan kerentanan untuk jatuh yang dapat menyebabkan bahaya fisik
Tujuan dan Kriteria Hasil NOC o Trauma Risk For o Injury risk for
Faktor Resiko : Dewasa o Usia 65 tahun atau
Kriteria Hasil : o Keseimbangan : kemampuan
untuk mempertahanka n ekuilibrium ekuilibrium o Gerakan bawah bawah terkoordinasi : kemampuan o Penggunaan alat bantu otot untuk (mis, walker, tongkat) tongkat) o Penggunaan kursi roda roda bekerja sama secara volunter Anak untuk o Usia dua tahun atau melakukan kurang kurang gerakan yang o Tempat tidur yang bertujuan bertujuan terletak didekat lebih lebih
Riwayat jatuh jatuh o Tinggal sendiri sendiri o Prosthesis eksremitas o
Intervensi Keperawatan NIC Fall Prevention o Mengidentifikasi defisit kognitif atau fisik pasien yang dapat meningkatkan potensi jatuh dalam lingkungan tertentu
Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi risiko jatuh jatuh o Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi untuk jatuh (misalnya, lantai yang licin dan tangga terbuka) terbuka) o Sarankan perubahan
o
jendela jendela Kurangnya
o
o
o
o
o
o
Perilaku pencegahan jatuh : tindakan penahan/pengekang individu atau kereta dorong dorong pemberi asuhan Kurangnya/longgarny untuk a pagar pada tangga tangga meminimalkan Kurangnya faktor resiko penghalang tau tali yang dapat pada jendela jendela memicu jatuh Kurang pengawasan dilingkungan orang tua tua individu individu Jenis kelamin laki-laki yang berusia < 1 tahun tahun o Kejadian jatuh : tidak ada Bayi yang tidak diawasi saat berada
kejadian jatuh jatuh
o
o
o
o
dalam berjalan kepadagaya pasien pasien Mendorong pasien untuk menggunakan tongkat atau alat pembantu berjalan berjalan Kunci roda dari kursi roda, tempat tidur, atau brankar selama transfer pasien pasien Tempat artikel mudah dijangkau dari pasien pasien Ajarkan pasien bagaimana jatuh
dipermukaan yang tinggi (mis.,tempat tidur/meja) tidur/meja) Kognitif o Penurunan status mental mental Lingkungan o Lingkungan yang tidak terorganisasi o Ruang yang memiliki pencahayaan yang redup o Tidak ada meteri yang antislip dikamar mandi o Tidak ada materi yang antislip ditempat mandi pancuran
Pengetahuan :
o
o
o
o
o o
o
Pengekangan Karpet yang tidak
o
rata/terlipat o Ruang yang tidak dikenal o Kondisi cuaca (mis, lanta basah, es)
o
o
o
Medikasi alcohol Penggunaan alcohol Inhibitor enzyme pengubah angiotensin angiotensin ansietas Agen anti ansietas
Agens anti hipertensi hipertensi Deuretik Hipnotik Narkotik/opiate Narkotik/opiate Obat penenang penenang Antidepresan trisiklik
o
o
o
Fisiologis o Sakit akut akut o Anemia Anemia o Arthritis Arthritis o Penurunan kekuatan ekstremitas bawah bawah Diare o Diare o Kesulitan gaya berjalan berjalan
o
o
o
o
pemahaman pencegahan jatuh jatuh Pengetahuan : keselamatan anak fisik Pengetahuan : keamanan pribadi pribadi Pelanggaran perlindungan tingkat kebingungan Akut Akut Tingkat Agitas Agitas Komunitas pengendalian risiko : Kekerasan Kekerasan Komunitas tingkat kekerasan kekerasan Gerakan Terkoordinasi Terkoordinasi Kecenderungan risiko pelarian untuk kawin kawin Kejadian Terjun Terjun Mengasuh keselamatan fisik remaja remaja Mengasuh : bayi / balita keselamatan fisik Perilaku Keselamatan pribadi pribadi Keparahan cedera fisik Pengendalian risiko risiko Pengendalian risiko :
untuk meminimalkan cedera cedera o Memantau kemampuan untuk mentransfer dari tempat tidur ke kursi dan demikian pula sebaliknya sebaliknya o Gunakan teknik yang tepat untuk mentransfer pasien ke dan dari kursi roda, tempat tidur, toilet, dan Sebagainya Sebagainya o Menyediakan toilet ditinggikan untuk memudahkan, transfer
Menyediakan kursi
o
o
o
o
o
dari ketinggian yang tepat, dengan sandaran dan sandaran tangan untuk memudahkan transfer Menyediakan tempat tidur kasur dengan tepi yang erat untuk memudahkan transfer Gunakan rel sisi panjang yang sesuai dan tinggi untuk mencegat jatuh dari tempat tidur, sesuai kebutuhan kebutuhan Memberikan pasien tergantung dengan sarana bantuan pemanggilan (misalnya, bel atau cahaya panggilan) ketika pengasuh tidak hadir Membantu ke toilet seringkali, interval
Vertigo saat
o
mengekstensikan leher kaki o Masalah kaki o Kesulitan mendengar o Gangguan keseimbangan keseimbangan o Gangguan mobilitas fisik Inkontinensia o Inkontinensia o Neoplasma Neoplasma (mis., Ietih/mobilitas terbatas) terbatas) Neuropati o Neuropati o Hipotensi ortostatisk postoperative o Kondisi postoperative o Perubahan gula darah postprandial postprandial o Deficit proprioseptif o Ngantuk Ngantuk o
yang Berkemih mendesak
Penyakit vaskuler Kesulitan melihat melihat
o
o o
o
o
o
penggunaan alkohol, narkoba narkoba Pengendahan risiko: pencahayaan sinar matahari matahari Deteksi Risiko Risiko Lingkungan rumah Aman Aman Aman berkeliaran berkeliaran Zat penarikan keparahan keparahan Integritas jaringan : kulit & membran mukosa mukosa
Perilaku
kepatuhan visi visi
o
o
o
o
visibilitas visibilitas
Menyediakan lampu
o
o
dijadwalkan dijadwalkan Menandai ambang pintu dan tepi langkah, sesuai kebutuhan kebutuhan Hapus dataran rendah perabotan (misalnya, tumpuan dan tabel) yang menimbulkan bahaya tersandung tersandung Hindari kekacauan pada permukaan lantai lantai Memberikan pencahayaan yang memadai untuk meningkatkan
o
o
o
o
o
malam di samping tempat tidur Menyediakan pegangan tangan terlihat dan memegang tiang tiang Menyediakan lajur anti tergelincir, permukaan lantai nontrip/tidak tersandung tersandung Menyediakan permukaan nonslip/ anti tergelincir di bak mandi atau pancuran pancuran Menyediakan kokoh, tinja curam nonslip/ anti tergelincir untuk memfasilitasi jangkauan mudah mudah Pastikan pasien yang memakai sepatu yang pas, kencangkan aman, dan memiliki sol tidak mudah
tergelincir o Anjurkan pasien untuk memakai kacamata, sesuai, ketika keluar dari tempat tidur o Mendidik anggota keluarga tentang faktor risiko yang berkontribusi terhadap jatuh dan bagaimana mereka dapat menurunkan resiko tersebut tersebut o Sarankan adaptasi rumah untuk meningkatkan keselamatan keselamatan o
Instruksikan keluarga pada pentingnya
o
o
o
o
o
pegangan tangan untuk kamar mandi, tangga, dan trotoar Sarankan atas kaki yang aman aman Mengembangkan cara untuk pasien untuk berpartisipasi keselamatan dalam kegiatan rekreasi rekreasi Lembaga program latihan rutin fisik yang meliputi berjalan berjalan Tanda-tanda posting untuk mengingatkan staf bahwa pasien yang berisiko tinggi untuk jatuh jatuh Berkolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain untuk meminimalkan efek samping dari obat yang berkontribusi terhadap jatuh
(misalnya, hipotensi ortostatik dan kiprah goyah) goyah) Memberikan
pengawasan yang ketat dan / atau perangkat menahan (misalnya, bayi kursi dengan sabuk pengaman) ketika menempatkan bayi / anak-anak muda pada permukaan ditinggikan (misalnya, meja dan kursi tinggi) tinggi)
c.
Post Operatif 1. Diagnosa Keperawatan : Nyeri Nyeri Akut Diagnosa Keperawatan Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of Pain): awitan yang tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung 6 bulan bulan Batasan Karakteristik Karakter istik :
Tujuan dan Kriteria Hasil NOC o Pain Level, Level, control o Pain control o Comfort level level Kriteria Hasil : o Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) bantuan) o Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri nyeri o Mampu
mengenali nyeri
Intervensi Keperawatan NIC Pain Management o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi presipitasi o Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan ketidaknyamanan o Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien pasien o Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri nyeri o Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau lampau o
Evaluasi bersama
Perubahan selera
o
o
o
o
o o o
makan makan Perubahan tekanan darah darah Perubahan frekwensi jantung jantung Perubahan frekwensi pernapasan pernapasan Laporan isyarat isyarat Diaforesis Diaforesis Perilaku distraksi (mis,berjaIan mondar-mandir mencari orang lain dan atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang) berulang)
o
Mengekspresikan perilaku (mis,
o
o
o
o
o
o
gelisah, merengek, menangis) menangis) Masker wajah (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus meringis) meringis) Sikap melindungi area nyeri nyeri Fokus menyempit (mis, gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) lingkungan) Indikasi nyeri yang dapat diamati diamati Perubahan posisi untuk menghindari nyeri nyeri
Sikap tubuh
(skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) nyeri) Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri berkurang berkurang
o
o
o
o
pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa Iampau Iampau Bantu pasierl dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri nyeri Pilih dan lakukan
penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) personal) o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi intervensi o Ajarkan tentang teknik non farmakologi farmakologi o Berikan anaIgetik untuk mengurangi nyeri nyeri o Evaluasi keefektifan kontrol nyeri nyeri o Tingkatkan istirahat istirahat o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil berhasil o Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri nyeri Analgesic Administration o Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
melindungi melindungi o Dilatasi pupil pupil o Melaporkan nyeri secara verbal verbal o Gangguan tidur
o
o o
Faktor Yang Berhubungan : Agen cedera (mis, biologis, zat kimia, fisik, psikologis) psikologis)
o
o
pemberian obat obat Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi frekuensi Cek riwayat alergi alergi Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal optimal
Pilih rute pemberian
o
secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur o Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali kali o Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat hebat · Evaluasi
efektivitas analgesik, tanda dan gejala gejala 2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi. Diagnosa Keperawatan Kerusakan integritas kulit Definisi : Perubahan / gangguan epidermis dan / atau dermis
Tujuan dan Kriteria Hasil NOC · Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes · Hemodyalis Hemody alis akses
Batasan Karakteristik :
Kriteria Hasil :
Intervensi NIC Pressure Management · Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar · Hindari kerutan pada
tempat tidur
· ·
·
Kerusakan lapisan kulit (dermis) Gangguan permukaan permukaa n kulit (epidermis)
·
Invasi struktur tubuh
Faktor Yang Berhubungan : Eksternal : · Zat kimia, Radiasi · Usia yang ekstrim · Kelembapan · Hipertermia, Hipotermia · Faktor mekanik (mis..gaya gunting [shearing forces]) · Medikasi · Lembab · Imobilitasi fisik Internal: · Perubahan status cairan · Perubahan pigmentasi · Perubahan turgor · Faktor perkembangan perkemba ngan · Kondisi ketidakseimbangan nutrisi (mis.obesitas, emasiasi) · Penurunan imunologis · Penurunan sirkulasi · Kondisi gangguan metabolik · Gangguan sensasi · Tonjolan tulang
·
· ·
·
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
·
·
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap
dua jam sekali temperatur, · Monitor kulit akan hidrasi, adanya kemerahan pigmentasi) Tidak ada · Oleskan lotion atau luka/lesi pada minyak/baby oil pada kulit daerah yang tertekan Perfusi jaringan · Monitor aktivitas dan baik mobilisasi pasien Menunjukkan · Monitor status nutrisi pemahaman pemaham an dalam pasien pasien proses perbaikan · Memandikan dengan sabun dan air kulit dan hangat mencegah terjadinya cedera Insision site care · Membersihkan, berulang Mampu memantau dan melindungi kulit meningkatkan proses dan penyembuhan penyembuha n pada mempertahankan luka yang ditutup kelembaban kulit dengan jahitan, klip dan perawatan atau straples alami · Monitor proses kesembuhan area insisi · Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi · Bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril Gunakan preparat antiseptic, sesuai program · Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai program Dialysis Acces Mainten ·
3. Resiko infeksi berhubungan dengan dengan luka post operasi. Diagnosa Keperawatan Risiko Infeksi
Tujuan dan Kriteria Hasil NOC
Intervensi Keperawatan NIC
Definisi : Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik Faktor Resiko : Penyakit kronis. · Diabetes melitus · Obesitas Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemanjanan patogen. Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat. · Gangguan peritalsis · Kerusakan integritas kulit (pemasangan kateter intravena, prosedur invasif) · Perubahan sekresi pH · Penurunan kerja siliaris · Pecah ketuban dini · Pecah ketuban lama · Merokok · Stasis cairan tubuh · Trauma jaringan (mis, trauma destruksi jaringan) Ketidakadekuatan pertahanan sekunder
· · ·
Immune Status Knowledge : Infection control Risk control
Kriteria Hasil: · Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi · Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaanny penatalaks anaanny a · Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi · Jumlah leukosit dalam batas normal · Menunjukkan perilaku hidup sehat
Infection Control (Kontrol infeksi) · Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain · · ·
·
·
·
·
·
·
Pertahankan teknik isolasi Batasi pengunjung bila perlu Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan meninggalka n pasien Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan keperawatan Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum Gunakan kateter intermiten untuk
·
Penurunan hemoglobin · Imunosupresi (mis, imunitas didapat tidak adekuat, agen farmaseutikal termasuk imunosupresan, steroid, antibodi monoklonal, imunomudulator) · Supresi respon inflamasi Vaksinasi tidak adekuat Pemajanan terhadap patogen
lingkungan
· · ·
·
· ·
menurunkan kandung kencing infeksi Tingktkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik bila perlu Infection Protection (proteksi terhadap infeksi) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor hitung granulosit, WBC Monitor kerentangan terhadap infeksi
meningkat · Wabah Prosedur invasif Malnutrisi
· ·
·
· · ·
· · · · ·
·
· · ·
Batasi pengunjung Sering pengunjung terhadap penyakit menular Pertahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Pertahankan teknik isolasi k/p Berikan perawatan kulit pada area epidema Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase drainase Inspeksi kondisi luka / insisi bedah Dorong masukkan nutrisi yang cukup Dorong masukan cairan Dorong istirahat Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara menghindari infeksi Laporkan kecurigaan infeksi Laporkan kultur positif
4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan refleks batuk dan refleks menelan menurun Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan napas Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dan saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas. Batasan Karakteristik :
Tujuan dan Kriteria Hasil NOC · Respiratory status : Ventilation · Respiratory status : Airway patency Kriteria Hasil : · Mendemonstrasik an batuk efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak
Intervensi Keperawatan NIC Airway suction · Pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning · Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning. · Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning ·
Minta
klien
nafas
· · · · · ·
· · ·
· · · ·
Tidak ada batuk Suara napas tambahan Perubahan frekwensi napas
ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan
Perubahan irama napas Sianosis Kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara Penurunan bunyi napas Dipsneu Sputum dalam jumlah yang berlebihan Batuk yang tidak efektif Orthopneu Gelisah Mata terbuka lebar
mudah, tidak ada pursed lips) Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) Mampu mengidentifikasik an dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
Faktor Yang Berhubungan : Lingkungan · Perokok pasif · Mengisap asap · Merokok Obstruksi jalan nafas · Spasme jalan nafas · Mokus dalam jumlah berlebihan berlebihan · Eksudat dalam
jalan Matenalveoli asing dalan jalan napas · Adanya jalan napas buatan · Sekresi bertahan/sisa sekresi · Sekresi dalam bronki Fisiologis : · Jalan napas alergik · Asma · Penyakit paru obstruktif kronik ·
·
Hiperplasi dinding
·
·
·
dalam sebelum suction dilakukan. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi
suksion nasotrakeal nasotrakeal · Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan · Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dan nasotrakeal · Monitor status oksigen pasien · Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion · Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan menunjukkan bradikardi, peningkatan peningkatan saturasi O2, dll Airway Management · Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu · Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi · Identifikasi pasien perlunya pemasangan pemasangan · · ·
·
· · ·
alat jalanmayo nafasbila buatan Pasang perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab
udara
Kassa
basah
· ·
bronkial Infeksi Disfungsi neuromuskular
·
·
NaCI Lembab Lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Ed 8. 8. . . Jakarta : EGC. Doenges, Marilyan E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Edisi 4. Jakarta : EGC Reeves, J. Charlene. Et al. 2001. Keperawatan 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Ed. I. I. Jakarta : Salemba Medika
View more...
Comments