Laporan Pendahuluan Struma Nodusa Non Toksik

October 10, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Pendahuluan Struma Nodusa Non Toksik...

Description

 

LAPORAN PENDAHULUAN STRUMA NODUSA NON TOKSIK (SNNT)

A.  Pengertian  Strauma nodusa adalah pembesaran pada tiroid yang disebabkan akibat adanya nodul (Tonacchera, Pirichhera dan Vitty, 2009), biasanya di anggap membesar bila kelenjar tiroid lebih dari 2x ukuran normal stuma nodusa non toksik merupakan struma nodusa tanpa disertai tandatanda hipertiroidisme (Hermes dan Huysmans, 2009).  Struma nodusa yaitu pembesaran pada kelenjar tiroid yang ukurannya 2x lebih besar dari ukuran biasanya yang tanpa disertai tanda-tanda.  B.  Etiologi   Adanya gangguan fungsional dalam pemben pembentukan tukan hormon tyroid merupakan faktor penyeba penyebab b pembesaran kelenjar tyroid antara lain :  1.  Defisiensi yodium  2.  Kelainan metabolik kongenital yang mengahambat sintesa hormon tyroid   a)  Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia ( substansi dalam kol, lobak, dan kacang kedelai )   b)  Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan ( Triocarbamide, sulfonylurea dan litium).   3.  Hiperplasi dan involusi kelenjar tyroid 

 

  C.  Anatomi  Kelenjar thyroid terletak di depan trakhea dan di bawah laryng yang terdiri atas dua lobus yang terletak disebelah dan kiri trakhea dan diikat bersama oleh secarik jaringan disebut istmus yang melintasi pada cincin tulang trakhea dua dan tiga. Struktur thyroid terdiri atas sejumlah besar folikel dilapisi oleh cuboid epitelium membentuk ruang yang disebut koloid yaitu lumen substansi protein.  Regulasi sekresi hormon tyroid dipengaruhi oleh sistem kerja balik antara kelenjar hipofisis atau pituitari lobus anterior dan kelenjar thyroid. Lobus anterior hipofisis mensekresi TSH yang berfungsi meningkatkan iodine, meningkatkan sintesis dan sekresi hormon thyroid, meningkatkan ukuran kelenjar thyroid. Apabila terjadi penurunan hormon thyroid, hipofisis anterior merangsang peningkatan sekresi TSH dan mempengaruhi kelenjar thyroid untuk meningkatkan sekresi hormon thyroid. Thyroxine (T4) berfungsi untuk mempertahankan metabolisme tubuh.Tridothyronin (T3), berfungsi

untuk

mempercepat

metabolisme

tubuh.Fungsi

utama

kelenjar

thyroid

adalah

memproduksi hormon tiroxin yang berguna untuk mengontrol metabolisme sel. Dalam produksinya sangat erat hubungannya dengan proses sintesa tyroglobulin sebagai matrik hormon, yodium dari luar, thyroid stimuliting hormon dari hipofise.  D.  Manifestasi Klinis  1.  Gangguan menelan  2.  Peningkatan metabolisme karena klien hiperaktif dengan meningkatnya denyut nadi   3.  Peningkatan simpatis (jantung menjadi berdebar-debar , gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, diare, gemetar dan kelelahan).  Pada pemeriksaan status lokalis struma nodusa, dibedakan dalam hal :   a)  Jumlah nodul : satu (soliter) atau lebih dari satu (multipel)   b)  Konsistensi : lunak, kistik, keras atau sangat keras  c)  Nyeri pada penekanan : Ada atau tidak ada   d)  Perlekatan dengan sekitarnya : Ada atau tidak ada  e)  Pembesaran kelenjar getah bening disekitar tyroid : Ada atau tidak ada  E.  Komplikasi  Komplikasi tiroidektomi 

 

1.  Perdarahan.   2.  Masalah terbukanya vena besar dan menyebabkan embolisme udara.  3.  Trauma pada nervus laryngeus recurrens.  4.  Memaksa sekresi glandula ini dalam jumlah abnormal ke dalam sirkulasi dengan tekanan.   5.  Sepsis yang meluas ke mediastinum.  6.  Hipotiroidisme pasca bedah akibat terangkatnya kelenjar para tiroid.   7.  Trakeumalasia (melunaknya trakea). 

F.  Pemeriksaan Penunjang  1.  Pada palpasi teraba batas yang jelas , bernodul satu atau lebih, konsistensinya kenyal   2.  Human thyrologbulin ( untuk keganasan tyroid)  3.  Pada pemeriksaan lab , ditemukan serum T4 (Troksin) dan T3 ( tryodotironin) dlam batas normal, nilai normal T3 = 0,6-2,0, T4 = 4,6-11  4.  Pada pemeriksaan USG ( Ultrasonografi) dapat dibedakan padat atau tidaknya nodul  5.  Kepastian histologi dapat ditegakan melalui biopsy aspirasi jarum halus yang hanya dapat dilakukan oleh seorang tenaga ahli yang berpengalaman  6.  Pemerksaan sidik tyroid  a)  Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan sekitarnya hal ini menunjukan fungsi yang rendah  b)  Nodus panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada bsekitarnya keadaan ini memperlihatkan aktifitas yang lebih  c)  Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya ini berarti fungsi nodul sama dengan bagian tyroid yang lain  G. Penatalaksanaan  1.  Dengan pemberian kapsul minyak berodium terutama bagi penduduk di daera epidemik sedang dan berat  2.  Eduksi  Program

ini

bertujuan

merubah

perilaku

memasyarakatkan pemakaian garam beriodium 

masyarakat,

dalam

hal

pola

makan

dan

 

3.  Penyuntikan lipidol penduduk yang tinggal di daerah epidemik di berisuntikan 40% tiga tahun sekali dengan dosisi untuk orang dewasa dn anak diatas 6 tahun 1cc, sedangakan kurang dari 6 tahun diberi 0,2cc-0,8 0,2cc-0,8cc cc  4.  Tindakan operasi (Stromektomi)  5.  L- Tiroksin selama 4-5 bulan  Diberikan apabila terdapat nodul hangat, lalu dilakuakan pemeriksaan sidik tyroid ulang.   6.  Biopsy aspirasi jarum halus  Dilakukan pada kista tyroid hingga nodul kurang dari 10mm.  

H.  Pengkajian  1.  Identitas Klien  2.  Keluhan utama  a)  Pre op mengeluh terdapat pembesaran pada leher   b)  Post op thyroidectomy keluahan yang dirasakan yang dirasakan pada umumnya adalah nyeri akibat akibat luka operasi  3.  Riwayat penyakit sekarang  Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang semakin membesar sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan karena penekanan trakhea eusofagus sehingga perlu dilakukan operasi  4.  Riwayat penyakit dahulu  5.  Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit gondok, sebelumnya pernah menderita penyakit gondokn  6.  Riwayat kesehatan keluarga   Ada anggota anggota keluarga keluarga yang yang menderita menderita sama sama dengan dengan klien saat saat ini  I.  Pemeriksaan fisik  1.  Keadaan umum  Lemah, kesadaran composmentis dengan tanda- tanda vital berubah  2.  Kepala dan leher   Pre op terdapat pembesaran kelenjar tyroid 

 

Post op terdapat tyrodectomy pada luka operasi yang sudah tertutup dengan kasa steril  3.  Sistem pernafasan  Biasanya da sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari anastesi atau karena adanya darah dalam jalan nafas  4.  Sistem neurologi  Pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan ekspresi wajah yang legang dan gelisah karena menahan sakit  5.  Sistem gastrointestinal  Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam lambung akibat anastesi umum, dan pada akirnya akan ilang sejalan dengan efek anastesi yang hilang  6.   Aktifitas/ istirahat istirahat  Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelaan berat, atropi otot,   7.  Eliminasi  Urine dan jumlah banyak, perubahan dalam dalam feses diare  8.  Makanan /cairan  Kehilanagan berat badan yang mendadak, nafsu makn meningkat, makan baik, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid.  9.  Keamanan  Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebian, alergi terhadap iodium, suhu meningkat diatas 37,4c, diaporesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus, retaksi , iritasi pada konjungtiva dab berair, pruritis, lesi eritema yang menjadi sangat parah. 

J.  Analisa Data 

No  Data Yang Menyimpang 

Etiologi 

Masalah 

 



DS :  Klienmenyataknnyeripadadaerahleher,skala 4  Klienmerasanyerisewaktumenelan   TTV : Td: 140/ 90 mmHg   N: 85x/ menit, RR: 20x/ menit  S: 360C  Do: Ekpresiwajahmeringiskesakitan 



Ds: klien mengeluh tidak bisa tidur dan sering terbangun  Do: pasie tampak lemas 

Inkontinuitas jaringan  Nyeri    Peradangan jaringan di bawah kulit (subkutis)    Mengiritasi daerah sekitar     mengeluarkan zat-zat prostaglandin, bradikinin, serotini dan histamin    Merangsang reseptor nyeri dari sistem saraf pusat    Nyeri 

Gangguan Terdapat luka post op  istirahat tidur   Menimbulkan nyeri pada leher   Pasien sering terjaga 



Ds: Klienmenanyakanpenyakitnyakenapaharus di operasi 

Gangguan istirahat tidur   Hospitalisasi  Cemas 

Di lakukantindakanpembedahan   ↓ 

Informasitidakakurat   Klienmerasatakutapalgipenyakitnyatidakdap at di sembuhkan  Klientidakmengertitentangpenyakitnya   Do:  lientampakgelisah  

↓ 

Klienkurangpengetahuan   ↓ 

Klienbingung   ↓ 

Stressor bagiklien  ↓ 

Kopingtidakefektif    ↓ 

 

Cemas 

 



Beberapa obat dan keadaan Bersihan dapat mempengaruhi sintesis 

Ds: klien mengataka sesak napas 

 jalan napas Pelepasan metabolisme tiroid sekaligus menghambat tidak

Do: 

↓ 

sintesis tiroksin(T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkat 

efektif  

↓ 

Pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis   ↓ 

Menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid  ↓ 

Gangguan pertukaran gas  ↓ 

Bersihan jalan nafas tidak efektif   Terputusnya inkontinuitas  jaringan 

Resiko tinggi ↓  Perawatan luka yang salah  infeksi  ↓ 

5  Ds: -  Do: terdapat luka post op 

Mediasi invasi kuman dan mikroorganisme patogen  ↓ 

Resiko tinggi infeksi 

K.  Diagnosa Keperawatan  1.  Nyeri b.d terputusnya Inkontinuitas jaringan  2.  Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi trachea, pembengkakan  3.  Resiko tinggi infeksi b.d adanya luka post op   4.  Gangguan rasa cemas b.d kurangnya informasi tentang penyakitnya.  

L.  Intervensi Keperawatan 

N DiagnosaKepe o  rawatan 

Perencanaan  Tujuan 

Intervensi  

Rasionalisasi  

 

1  Gangguan rasa

Nyeridengankriter  Monitor skalanyeri  

Untukmengetahuiskalanyeridanunt

nyamannyeribe

ia 

rhubungandan

Jangkapendek 

ganInkontinuita sjaringan 

Setelahdilakukan 2x24 jam

Teknikrelaksasinafasdalammember  ikansuplai O2 kejaringan yang

tindakanperawata

lebihbanyaksehinggavaskuterisasil

nnyeriberkurangm  Ajar enjadiskala 1.  teknikrelaksasi  Jangkapanjang  

ebihlancardannyeriberkurang .  .Mobilisasisecarabertahapdapatme

Inkontinuitasjaring

nyeriberkurang. 

anterbentuk: nyerihilang  

.Anjurkanmobilis asisesuaidengan kemampuan 

ukmerencanakantindakanselanjutn ya 

ngurngibebankerjatulangsehingga

 

2  Cemasberhubu

Cemasterataside

Jelaskantentangp Menambahpengetahuankliensehing

ngandengankur  ngankriteria : 

enyakit yang di

gakliendapatmemahamitentangpe

angnya

Jangkapendekset

deritaklien.

informasi tentang

elahdilakukan 2x24 jam

Jelaskantentang penyebabdaripe

nyakitnyasehinggaresikopenyakitb erulangtidaktejadi.  

penyakitnya  

tindakanperawata

nyakitdancarape

n . 

ncegahannya 

Klienmengertidan tidaklagibertanyat entangpenyakitny a  Ekpresimukarilekt idakketaklutan   Jangkapanjang   Pengetahuanklie nbertambahsehin ggaklienmengerti akanpenyakit yang di derita. 

3  Resiko

tinggi

infeksi

b.d

adanya

luka

piost op 

Mencegahinfeksi nosocomial  Infeksitidakterjadi dengankriteria :  Jangkapendek  Setelah di lakukan 2x24 jam

Cucitangansebe lumdansesudaht indakan  Gantibalutanden

tindakanperawata n 

ganmenggunaka

Luka

nantisepik  

operasibersihtertu tupperbansteril  

Kolaborasidalam

nteknikaseptikda

Jangkapanjang  

pembentukanant ibiotikdengandok

Luka

ter  

operasikeringtida kadatandatandainfeksi  

Teknikaseptikmeminimalkanmasu knyamikroorganismedalamluka  

 

4  Bersihan

jalan

Setelah dilakukan Kaji pola napas Mengetahui klien 

napas b.d tidak

tindakan

epektif

keperawatan

obstruksi trachea 

b.d

frekuensi

dan

hambatan napas   Agar tidak tidak terjadi infeksi infeksi 

selama 3x24 jam Berikan O2 bersihan jalan tambahan nasal nafas

teratasi

dengan hasil: 

kriterian

Sesak

kanul 2-3L 

 Auskultasii suara Memandirikan klien dan keluarga   Auskultas napas napas 

berkurang   Sekret berkurang   Atur posisi semi powler  

Mencegah infeksi 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF